Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SAYYIDINA JIHA

ABSEN : 41
PRODI : D4 GIZI ALIH JENJANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap


orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat badan (BB) jauh
melebihi berat yang diinginkan.

Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight,
padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu
keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh
di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat
badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.

Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-
negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit
jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body
Mass Index di atas 30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas,
apakah menjadi penyebab utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-
mata hanya sebagai suatu pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai
resiko tinggi terhadap penyakit yang bersangkutan. Pandangan mengenai obesitas sebagai
sesuatu yang tidak berbahaya, walau bagaimanapun, sudah tidak dapat diterima lagi,
mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama 10 tahun terakhir memperlihatkan hal
sebaliknya.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendefinisikan obesitas secara umum, baik penyebab dan cara pencegahannya.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui jenis-jenis Obesitas, mengetahui berbagai macam zat yang relevan


terhadap Obesitas. mengetahui cara pencegahan dan penyembuhan Obesitas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obesitas

Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan adalah dampak dari konsumsi
energy yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam
tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat
disamping faktor kelebihan konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam
kegemukan (muchatadi, 2001).

Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi,


penyebabnya ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab Eksogenetis
misalnya kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi kalori tanpa
diimbangi oleh aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus energinya disimpan sebagai lemak
tubuh (khomsan, 2004).

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,
sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.

B. Patofisiologi

Metode menentukan apakah ada obesitas :

1. Perbandingan berat dengan tabel berat badan yang diinginkan menurut tinggi

2. Indeks masa tubuh (BMI) > 27,8 untuk laki-laki / 27,3 untuk wanita.

3. Formula BMI adalah berat (kg) : tinggi (m) 

C. Etiologi

1. Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas
dibandingkan dari
2. Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak
boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis).
Membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.
3. Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian,
berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex: Iklan
makanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4. Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini
sering menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex: kelainan
endokrin / seperti Hipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas.

Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi
kalori yang berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).
Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yang keluar.
Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan olah
raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas,
jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan oleh
genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat meningkatkan jumlah
penggunaan kalori keseluruhan. 
Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu
oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh
orang lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan)  dan makan
berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.

D. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat
tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuh
menggunakan alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentu
menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur dengan
menggunakan meteran. Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung
Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (m2)

E. Jenis-Jenis Obesitas
Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:
1.      Ringan 120% - 140% BBI
2.      Sedang 141% - 200% BBI
3.      Berat/Abnormal >200% BBI

F. Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas


Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya kegemukan baik sebagai
penyebab tunggal maupun penyakit lainnya. Ketidakseimbangan antara masukan kaliori dan
pemakaian dapat disebabkan banyak faktor, antara lain:
1. Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat
badan normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta
memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik
secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu
yang dipergunakan untuk beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih
banyak (admin, 2008).
2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara
berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan
meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat
mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara lain:
a.       Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama karbohidrat adalah Sumber
energi pemberi rasa manis dari makanan, penghemat protein, mengatur metabolisme
lemak, membantu pengeluaran feces (altemaster, 2003).
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat,
kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy cadangan, komponen
struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b.      Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air. Protein
terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak tergantikan oleh zat lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Kebutuhan protein
remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada jenis kelamin dan umur.
Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi selama masa anak dan remaja
(Suandi, 2003).
c.       Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi,
lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu pengeluaran
sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara suhu tubuh dan pelindung organ-
organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25%
total energi per hari (Sayogo, 2006).

Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:


1.    Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk
memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat
badan seseorang.
2.    Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus
obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan
berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak
dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
3.    Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas,
dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa
tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
4.     Faktor kesehatan.
5.    Faktor obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.
6.     Faktor perkembangan .
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama
yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel
lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.
7.     Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-
orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
seimbang, akan mengalami obesitas.

Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas


N Hal/Tipe Masalah Simtom
O
1 Kardiovaskuler Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose, sindrom
pickwickian
2 Endokrin dan reproduktif Non-DM (tergantung insulin), Amenore, Infertilitas,
Pre-Eklampsia
3 Gastrointestinal Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver
4 Psikiatri dan Sosial Diskriminasi
5 Muskuloskeletal & Dermis Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)
6 Keganasan Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah dada,
Uterus, Ovarium

F. Penanganan Obesitas
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang
paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam
mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan
perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan
resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan
dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
1. Resiko rendah : BMI < 27
2. Resiko menengah : BMI 27-30
3. Resiko tinggi : BMI 30-35
4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita
berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

1.      Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500
kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan
olah raga.
2.      Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-
1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah
raga.
3.      Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat
anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
1.   Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,
mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
2.   Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan
secara perlahan dan stabil.
3.   Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
4.   Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan
berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari
pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan
makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa
lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus
menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan
yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy yang berlebihan, dimana
energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam tubuh sebagai lemak, sehingga
akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat disamping faktor kelebihan
konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukan

B. Saran
1. Untuk  mencegah penyakit ini, maka perlu diseimbangkan antara kelebihan dan
keluaran kalori yang digunakan oleh tubuh.
2. Untuk para pembaca agar selalu menjaga keseimbangan tubuh sesuai dengan
lingkungan dan aktifitasnya sehari-hari
3. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syaiful. 2005. Obesitas dalam Masyarakat.Jakarta: Yudhistira.


Ibrahim, Anwar. 2008. Obesitas. Surabaya: Pariwara.
Suardi. 2010. Pengertian Obesitas. Diunduh di http://www.pediatrik.com, tanggal 19 Desember
2010
Jodi, M. 2009. Etiologi Obesitas. Diunduh di http://www.infokedokteran.net tanggal 21
Desember 2010
Tim Webster. 2010. Obesitas. Diunduh di http://www.obesitas.web.id tanggal 20 Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai