Anda di halaman 1dari 10

Referat

PENDAMPING :
dr. Elis Sopiani

Puskesmas Karawang Slabintana


Kabupaten Sukabumi
2018

OBESITAS
dr. Aulia urrachman. S
DAFTAR ISI

Halaman

1. Daftar isi ……………………………………………………… 1


2. Tinjauan Pustaka …………………………………………….. 2
1. Pengertian Obesitas ……………………………………... 2
2. Patofisiologi ……………………………………………… 2
3. Etiologi …………………………………………………… 2
4. Gejala Obesitas ………………………………………….. 3
5. Jenis-jenis Obesitas ……………………………………... 4
6. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas …………………. 4
7. Penanganan Obesitas …………………………………… 7
3. Daftar Pustaka ……………………………………………….. 9

1
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Obesitas
Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan adalah dampak dari konsumsi
energy yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam
tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke waktu badan akan bertambah berat
disamping faktor kelebihan konsumsi energi, faktor keturunan juga mempunyai andil dalam
kegemukan.
Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi,
penyebabnya ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab Eksogenetis
misalnya kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan tinggi kalori tanpa
diimbangi oleh aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus energinya disimpan sebagai
lemak tubuh.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,
sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.
Dari segi obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan supkutan (bawah kulit) sekitar organ tubuh yang kadang terjadi peluasan
kedalam jaringan organnya, dari segi ilmu gizi obesitas, penimbun trigliseida yang
berlebihan di jaringan-jaringan tubuh.

2. Patofisiologi
Metode menentukan apakah ada obesitas :
Perbandingan berat dengan tabel berat badan yang diinginkan menurut tinggi
Indeks masa tubuh (BMI) > 27,8 untuk laki-laki / 27,3 untuk wanita. Formula BMI adalah
berat (kg) : tinggi (m)
Pengukuran lemak supkutan, lipat kulit triseps 18,6 mm untuk laki-laki, 25,1 mm untuk
wanita telah dipergunakan sebagai indikator obesitas.

3. Etiologi
 Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas
dibandingkan dari orangtua berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh
orangtua kandung.

2
 Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak boleh
makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis). Membantu
pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.
 Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian,
berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex: Iklan
makanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
 Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini sering
menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex: kelainan endokrin /
seperti Hipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas.

Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi
kalori yang berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).
Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yang
keluar. Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh
dan olah raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti
bernafas, jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini
ditentukan oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat
meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan.
Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu
oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh
orang lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan) dan makan
berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.

4. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang

3
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuh
menggunakan alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentu
menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur dengan
menggunakan meteran. Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung
Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan
(m2). Perhitungan ini tidak berlaku bagi atlet, ibu hamil dan anak-anak.

5. Jenis-Jenis Obesitas
Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat
badan ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:
1. Ringan 120% - 140% BBI
2. Sedang 141% - 200% BBI
3. Berat/Abnormal >200% BBI

6. Faktor Yang Mempengaruhi Obesitas


Faktor makanan ini merupakan yang terpenting untuk terjadinya kegemukan baik
sebagai penyebab tunggal maupun penyakit lainnya. Ketidakseimbangan antara masukan
kaliori dan pemakaian dapat disebabkan banyak faktor, antara lain:
1) Aktifitas Fisik
Pada umumnya seseorang yang gemuk kurang aktif daripada seseorang dengan berat
badan normal. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta
memanfaatkan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik
secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30 menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang
dipergunakan untuk beraktifitas fisik, maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak
(admin, 2008).
2) Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara
berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan
berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang dapat mempengaruhi
kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara lain:

4
a) Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relative murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi utama
karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari makanan, penghemat
protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran feces (altemaster,
2003). Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari
karbohidrat, kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy
cadangan, komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b) Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air.
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak
tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh. Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada
jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan energi
selama masa anak dan remaja (Suandi, 2003).
c) Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber
energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu membantu
pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara suhu tubuh dan
pelindung organ-organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi
lemak kurang dari 25% total energi per hari (Sayogo, 2006).

Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi beberapa faktor, yaitu:


o Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang.

5
o Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini
termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali
seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat
mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
o Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang
menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
o Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya :
 Hipotiroidisme
 Sindroma Cushing
 Sindroma Prader-Willi
 Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak
makan.
o Faktor obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
o Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)
menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita
obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel
lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya
normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat
badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap
sel.

6
o Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang
makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang
yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas
fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

Adapun faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam obesitas adalah gaya hidup dan
konsumsi pangan, gaya hidup sendetari (unsur gerak fisik sangat minim), beban mental
(stress) dan lingkungan.
Seseorang dapat dikatakan obesitas jika berat badan pada laki-laki melebihi
15% dan wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh harus bekerja lebih berat,
karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung,
dan karena itu akan merasa lebih gerah.

Resiko Kesehatan yang berhubungan dengan Obesitas


NO Hal/Tipe Masalah Simtom
1 Kardiovaskuler Hipertensi: Jantung Koroner, vena varicose,
sindrom pickwickian
2 Endokrin dan reproduktif Non-DM (tergantung insulin), Amenore,
Infertilitas, Pre-Eklampsia
3 Gastrointestinal Kolesistitis dan Kolelitiasis, Fatty Liver
4 Psikiatri dan Sosial Diskriminasi
5 Muskuloskeletal & Dermis Osteoarthritis, iritasi, infeksi (lipatan kulit, striae)
6 Keganasan Kanker Kolon, Rectum, Prostat, empedu, Buah
dada, Uterus, Ovarium

7. Penanganan Obesitas
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen
yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam
mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan
perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

7
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan
resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan
dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
1. Resiko rendah : BMI < 27
2. Resiko menengah : BMI 27-30
3. Resiko tinggi : BMI 30-35
4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita
berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

1. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari
untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga.
2. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200
kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga.
3. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-
obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,
mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara
perlahan dan stabil.
3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
4. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat
badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian
berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan
aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu
menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan
perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan
rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Patrick Davey. 2003. Medicine at a Glance. Jakarta:

Erlangga.

Anwar, Syaiful. 2005. Obesitas dalam Masyarakat. Jakarta: Yudhistira.

Misnadiarly. 2007. Obesitas sebagai factor risiko beberapa penyakit. Jakarta: Pustaka Obor.

Ibrahim, Anwar. 2008. Obesitas. Surabaya: Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai