TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Obesitas
1.1.1 Definisi Obesitas
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,
sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita
memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang
normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita
dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria
dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang
yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat
badannya yang normal dianggap mengalami obesitas (Anonim b, 2009).
Menurut Gan 1995, obesitas adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh
terjadinya penumpukan lemak berlebihan di jaringan, yang umumnya disertai
kecenderungan peningkatan kolesterol dan trigliserida serta merupakan salah satu
faktor penyebab penyakit jantung koroner (Lanawati, dkk.,2006).
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
-
Obesitas ringan
Obesitas sedang
Obesitas berat
Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang. Tetapi faktor genetik
bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan obesitas, faktor
genetik berhubungan erat dengan gaya hidup (Anonim b ,2009).
b.
Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku atau pola gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya (Anonim b ,2009).
c.
Faktor psikis
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.
Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda
yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan
tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada
dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan
dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma
makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres
dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang
makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti
dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya
kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam
hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan
yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari (Anonim b ,2009).
d.
Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
Hipotiroidisme
Hipotiroid merupakan suatu keadaan klinik yang ditandai dengan
menurunnya sekresi dari salah satu atau kedua hormontiroid yang terjadi
akibat berbagai kelainan struktur dan fungsional. Keadaan ini merupakan
suatu gangguan kelenjar endokrin yang biasanya terjadi sejak janin
maupun pada masa kanak-kanak (Anonim a, 2009).
Salah satu akibat dari kurangnya hormon tiroid dalam tubuh dapat
mengakibatkan pertumbuhan yang lambat dengan perawakan pendek
(cebol) atau disebut kretinisme, dimana keadaan klinik ditandai dengan
gangguan perkembangan fisik dan mental, sukar berkonsentrasi, letargi,
anoreksia, kulit kasar, kering dan pucat, rambut kepala kasar dan rapuh,
konstipasi, suara serak atau parau, wajah lembam, sensitif
terhadap
e. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan (Anonim b ,2009).
f. Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas,
terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel
lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat
badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu
penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah
lemak di dalam setiap sel (Anonim b ,2009).
g.
Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama
dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang
makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori.
Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak
melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas
(Anonim b ,2009).
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme
tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau
keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya
adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi
atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Berbeda dalam penyebutan
di beberapa negara, dalam Bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan
untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan
nutrisi tertentu (Tjay dan Rahardja, 2008)
Diet yang sehat adalah diet yang dapat mencukupi kebutuhan akan semua
zat gizi yang diperlukan tubuh karena, memegang peranan penting dalam
mencegah berbagai penyakit. Dewasa ini sudah terbukti bahwa insidensi yang
semakin meningkat dari banyak penyakit berhubungan dengan diet yang tidak
sempurna.
lemak
Misalnya,
hewan
makanan
diperkirakan
yang
turut
mengandung
bertanggung
terlampau
jawab atas
banyak
terjadinya
b. Pemakaian Obat
Teorinya hanya mengacu kepada tiga hal, deuretika, laksansia, dan
menekan nafsu makan (Anonim, 2009). Penggunaan diuretika umumnya
dimulai dengan menurunnya berat badan dengan pesat, tetapi ini terutama
langsung
terhadap
dinding
usus
dan
dengan
demikian
karena
laksansia
menimbulkan
masalah-masalah
seperti,
Anoreksia berdaya
mengurangi nafsu makan dengan mekanisme kerja menekan nafsu makan dan
rasa lapar, menghambat penyerapan lemak serta meningkatkan pengeluaran
energi (Tjay dan Rahardja, 2008).
c. Olahraga
Kebutuhan energi pada saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumbersumber energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran
karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui
pemecahan protein. Dengan mekanisme ini, kemungkinan terjadinya obesitas
dapat dihindari (Irawan ,2009).
1.2 Lemak dan Enzim Lipase
1.2.1 Lemak
Koolman dan Rohm (1994) menyatakan, lipid adalah komponen besar
substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam zat pelarut organik seperti
metanol, aseton, klorofom, benzen. Sebaliknya lipid tidak larut dalam air, hal ini
disebabkan karena kurangnya atom-atom berpolarisasi (O, N, S, P). Lipid dapat
digolongkan mejadi dua, yaitu lipid yang dapat terhidrolisis artinya didalam air
mudah dipecah dan lipid yang tidak terhidrolisis. Lipid yang dapat terhidrolisis
antara lain : lemak (gliserol dan tiga asam lemak), lilin, ester sterol, fosfolipid
yang merupakan gabungan ester-ester yang kompleks (Hayati, 2009).
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus
alkohol dari asam gliserol. Lemak tidak mempunyai muatan listrik, sehingga
sering disebut sebagai lemak netral. Fungsi biologik, lemak sebagai bahan
makanan adalah pembawa energi yang terpenting, lemak dapat berfungsi sebagi
pengantar bagi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Lemak dalam tubuh
membentuk cadangan energi terbesar (Hayati, 2009).
Lipid atau lemak terdapat dalam makanan kita sehari-hari. Lemak tidak
pernah
larut
dalam
plasma
darah.
Kecuali
bila
berikatan
dengan
protein tertentu, lemak bisa menyatu dan mengambang dalam darah. Lemak
sangat dibutuhkan oleh tubuh, selain sebagai cadangan makanan dan pelarut
vitamin A, D, E, dan K (Hayati, 2009).
Lipid juga berfungsi untuk memelihara jaringan saraf dalam tubuh. Tetapi,
kadar lemak berlebihan akan memberikan efek yang serius berupa kerusakan
pembuluh koroner. Unsur lemak dalam plasma adalah kolesterol, trigliserida,
fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berikatan dengan
protein tertentu membentuk lipo protein. Sedangkan unsur lemak yang terakhir
berikatan dengan albumin (Hayati, 2009).
Lemak yang berasal dari makanan mengalami pemecahan menjadi asam
lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol selama proses pencernaan
dalam usus karena di-assembling dan diserap ke dalam darah dalam pembentukan
kilomikron. Di dalam organisme (in vivo) pemecahan lemak dikatalisis oleh
enzim lipase. Penghancuran lemak bahan makanan di dalam usus akan dibantu
oleh enzim lipase pankreas (Hayati, 2009).
Sumatera
Jawa
Deskripsi Tanaman
Habitus
: Pohon, tinggi 10 m
Batang : Keras,bulat permukaan kasar,banyak alur, berkayu,
Daun
runcing,pangkal
berlekuk,
pertulangan
cm, hijau .
: Tunggal,bulat, di ketiak daun, tangkai 1-1,5 cm,
Biji
Akar
hijau muda
: Kecil, keras, diameter 2mm, coklat muda
: Tunggang, putih kecoklatan
Khasiat Tanaman
Daun Guazuma ulmitolia berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh,
bijinya sebagai obat mencret. Sebagai obat pelangsing tubuh
dipakai 20 gram serbuk daun Guazuma ulmifolia, diseduh dengan
10
Klasifikasi Tanaman
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Bangsa
: Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga
: Zingiber
Jenis
: Zingiber purpureum Roxb. (Hutapea, dkk.,
Sumatera
1993)
Nama umum/dagang : Bengle
Nama daerah
: Mungle (Aceh) Bengle (Gayo) Bungle (Batak)
Jawa
Bali
Kalimantan
Sulawesi
(Madura)
: Banggele
: Banglas (Dayak)
: Kekundiren (Minahasa) Bale (Makasar) Panini
(Bugis)
Nusa Tenggara :Bangulai (Bima) Bangalai (Roti)
11
Maluku
: Unin makei (Ambon) Bangle (Ternate)
Deskripsi Tanaman
Habitus
: Herba, semusim, tegak, tinggi 1-1,5 cm
Bantang
: Semu, hijau
Daun
: Tunggal, lonjong, tipis, pangkal tumpul, ujung
runcing, lepi rata, berbulu, panjang 23-35 cm,
Bunga
hijau
Akar
: Serabut,putih kotor
Khasiat Tanaman
Rimpang Zingiber purpureum berkhasiat sebagai obat demam,
obat perut nyeri, obat sembelit, obat masuk angin, obat cacing
dan obat encok. Untuk obat demam dipakai 15 gram rimpang
segar Zingiber purpureum, dicuci, diparut, diperas, ditambah 1/2
gelas air panas dan 2 sendok makan maduk, diaduk, diminum
sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.
Kandungan Kimia
Rimpang Zingiber purpureurn mengandung saponin dan
flavonoida, tannin, disamping minyak atsiri.
Klasifikasi Tanaman
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas
: Dycotyledoneae
12
Bangsa
: Piperales
Suku
: Piperaceae
Marga
: Piper
Jenis
: Piper retrofractum Vahl.
Nama umum/dagang : Cabe Jawa
Nama daerah
Sumatera
: Lada panjang (Melayu) Cabe jawa
Jawa
Deskripsi Tanaman
(Melayu)
: Cabe jawa (Jawa) Cabi solah (Madura)
Habitus
Bantang
:
:
Daun
beruas, hijau
Tunggal, lonjong, pangkal tumpul,
ujung uncing, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan atas licin,
permukaan bawah berbintik-bintik,
panjang 8,5-20 cm, lebar 3-7 cm,
Bunga
hijau
Majemuk, bentuk bulir tangkai
tiga,
penndek,
kuning,
Buah
putik
Lonjong, masih muda hijau setelah
Biji
Akar
Khasiat Tanaman
:
:
tua merah
Bulat pipih, coklat keputihan
Tunggang, putih pucat
Kandungan Kimia
13
Klasifikasi Tanaman
Divisi
:
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas
:
Dycotyledoneae
Bangsa
:
Piperales
Suku
:
Piperaceae
Marga
:
Piper
Jenis
:
Piper betle L. (Hutapea, 2000)
Nama umum/dagang : Sirih
Nama daerah.
Sumatera
(Mandailing) Afo
(Nias)
Cabai
(Minangkabau)
Cambai
(Lampung)
Furukuwe (Enggano)
Jawa
Bali
Base
14
NusaTenggara :
Sulawesi
Maluku
Deskripsi
Habitus
Batang
Daun
:
:
:
Perdu, merambat
Berkayu, bulat, berbuku-buku, beralur, hijau.
Tunggal, bulat memanjang, pangkal bentuk
jantung, ujung meruncing, tepi rata, panjang 58cm, lebar 2-5 cm, bertangkai, permukaan
Bunga
Buah
Akar
:
:
Khasiat Tanaman
Daun Piper betle berkhasiat sebagai obat hidung berdarah, obat
bisul, obat batuk, obat sariawan dan obat sakit mata.
Kandungan Kimia
Daun Piper betle mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan
minyak atsiri ( Hutapea. 2000 )
15
Klasifikasi Tanaman
Divisi
:
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas
:
Dycotyledoneae
Bangsa
:
Myrtales
Suku
:
Punicaceae
Marga
:
Punica
Jenis
:
Punica granatum L.
Nama umum/dagang : Delima
Nama daerah
Sumatra
Jawa
Nusa Tenggara
Deskripsi Tanaman
Habitus
:
Batang
:
berduri,
kotor
Tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 1-8
cm,
Bunga
lebar
5-15
mm,
pertulangan
16
pucat,
mahkota
membulat,
:
:
kekuningan
Bulat, keras, kecil, merah
Tunggang, kuning kecoklatn
Khasiat Tanaman
Akar Punica granatum berkhasiat sebagai obat cacing, obat batuk
dan obar mencret. Untuk obat cacing dipakai 10 gram akar segar
Punica granatum, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit,
setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Kandungan Kimia
Akar, buah, bunga, kulit batang dan kulit buah Punica granatum
mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu akarnya juga
mengandung polifenol, sedangkan kulit batang, bunga dan buahnya
juga mengandung tannin ( Hutapea, 2000 ).
BAB II
FORMULASI OBAT TRADISIONAL
2.1 Resep Jamu Pelangsing
100 gram gula merah,
2 ruas bangle yang telah dicuci dan dikupas,
8 lembar daun jati belanda,
3 lembar daun sirih,
2 buah cabai jawa,
6 cm kulit delima putih, dan
5 gelas air.
2.1.1 Mekanisme Kerja
17
a.
18
terhambat sehingga mustahil diubah menjadi kolesterol dan kadarnya dalam darah
tidak berlebih (Hayati, 2009).
b.
Ruas Bangle
Menurut Darusman et al. (2001), degradasi lemak dapat didekati dengan
hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat aktivator
enzim dapat dikategorikan sebagai peluruh lemak. Sebagai obat pelangsing. Tanin
yang terkandung dalam bangle memiliki potensi mengendapkan mukosa protein
yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan
makanan (Hayati, 2009).
c.
berfungsi untuk mengurangi efek samping iritasi pada usus yang dapat
ditimbulkan oleh daun jati belanda. Daun sirih dan buah cabai jawa berfungsi
sebagai antiseptik dengan membentuk lapisan pelindung dari jaringan baru yang
berregenerasi sehingga efek samping yang mungkin ditimbulkan dapat dihindari
(Tim Penyusun, 2007).
d.
sebagai adstringent saluran cerna dan abrasi kulit sehingga dapat memberikan
efek menyegarkan (Tim Penyusun, 2007).
19
BAB III
MET ODE PERACIKAN JAMU
3.1
No
1.
2.
Alat
Pisau
Timbangan
Kompor
Gelas
Panci
Saringan
Bahan Aktif
Utama
Bangle
Daun Jati
Belanda
No
1.
2.
Bahan
Pendukung
Gula Merah
Kulit buah
No
1.
Bahan
Penghantar
Air
Bahan
No
1.
2.
Pengurang
Efek Samping
Daun Sirih
Buah cabai Jawa
Delima Putih
20
berhenti sementara.
: daun dikumpulkan secara manual langsung pada
bagian pucuk daun, dilakukan pada saat warna
pucuk daun belum berubah menjadi seperti warna
daun tua.
: Buah dipanen saat menjelang masak secara
manual
langsung,
hal
ini
bertujuan
agar
berpotensi
busuk
hal
ini
berisiko
kandungan
cenderung rendah.
: pengambilan kulit
senyawa
hanya
bioaktifnya
dilakukan
pada
21
2.
Kandungan senyawa aktif pada Daun Jati Belanda yang berfungsi sebagai
jamu pelangsing adalah senyawa tannin dengan mekanisme menghambat
absorbs lemak dan kolesterol serta kandungan senyawa polisakarida dengan
mekanisme kerja menekan nafsu makan dan melancarkan defekasi.
3.
Kandungan senyawa aktif pada ruas Bangle yang berfungsi sebagai jamu
pelangsing adalah senyawa tannin dengan mekanisme mengendapkan
mukosa protein yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat
mengurangi penyerapan makanan.
4.
Sediaan yang dibuat adalah jamu tradisional yang berkhasiat sebagai jamu
pelangsing, dimana cara pemakaiannya adalah diminum dua kali sehari.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2009. Kretinisme. (serial online), (cited 2009 Sep, 2).
Available from : http://chapurple.wordpress.com/tag/info-penyakit
Anonim b. 2009. Obesitas. (serial online), (cited 2009 Sep, 7).
Available from : http://medicastore.com/penyakit/42/Obesitas.html
Anonim c. 2009. Sindrom Cushing. (serial online), (cited 2009 Sep, 2). Available
from : http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Cushing
Anonim d. 2009. Sehat Dan Langsing Dengan Ramuan Obat. (serial online),
(cited 2009 Sep, 3). Available from : http://distributor.agromedia.net
Faradz, M.H. Sultana. 2009. Retardasi Mental Pendekatan Seluler Dan
Molekuler. Pidato Pengukuhan Guru Besar. UNDIP. (serial online), (cited
2009 Sep, 3) Available from : http://digilib.undip.ac.id/ebooks
Hayati Elok. K. 2009. Potensi dan Peluang Tanaman Obat Sebagai Obat
Pelangsing Alami. (serial online), (cited 2009 Sep, 3). Available from :
http://elokkamilah.wordpress.com/kimia-farmasi-dan-medisinal-2
Hutapea. 2000. InventarisasiTanaman Obat Indonesia (I). Jilid 1. Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia: Jakarta
Irawan Anwari. M. 2007. Nutrisi, Energi dan Performa Olahraga .
(serial online), (cited 2009 Sep, 3). Available from :
http://www.pssplab.com/journal/04.pdf
Shandy, E.D. 2008. Jamu dan Keamanannya. (serial online), (cited 2009 Sep, 3).
Available from :www.pom.go.id
Tjay H.T., Rahardja K. 2008. Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. PT. Gramedia:
Jakarta
Tim Penyusun. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Jurusan Farmasi
:FMIPA
23