Disampaikan Pada Kegiatan di Puskemas Tapan Kec. Basa Ampek Balai Tapan
Oleh :
Kelompok 2
1. Pelia Peltresia 2230282140
2. Rina Efita 2230282139
3. Ghita Sri Utami 2230282127
4. Lizarni 2230282131
5. Liza Sasmita 2230232103
6. Valira Darma Nela 2230282146
7. Yanti Syafrika 2230282148
( ) ( )
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat mengetahui dan
memahami bagaimana mencegah stunting.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang:
1. Defenisi Stunting
2. Penyebab stunting
3. Dampak stuntig
4. Cara mencegah stunting
5. Zat Gizi Mikro yang Berperan untuk Menghindari Stunting (Pendek)
RENCANA KEGIATAN
Metode : Ceramah
A. RENCANA KEGIATAN
1. Jenis kegiatan : Penyuluhan
2. Hari/tanggal : Juamat, 09 Desember 2022
3. Waktu pelaksanaan : 40 menit
4. Tempat pelaksanaan : Puskesmas Tapan/ Posyandu
5. Kelompok usia dan tugas perkembangan : Orang Tua anak dan
Semua yang dating ke puskesmas
/Posyandu
6. Media yang digunakan : Lesflet dan materi penyuluhan
7. Kegiatan bermain terapuetik
Langkah –
Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
langkah
Pembukaan ( 10 menit ) 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud keterangan penyaji
dan tujuan 3. Menyampaikan
penyuluhan pengetahuan tentang
Menggali materi yang
pengetahuan peserta disampaikan
tentang materi yang
akan disampaikan
Penyajian ( 20 menit) Menjelaskan tentang : 1. Memperhatikan
1. Defenisi Stunting 2. Mendengarkan
2. Penyebab stunting keterangan
3. Dampak stuntig penyaji
4. Cara mencegah
stunting
5. Zat Gizi Mikro yang
Berperan untuk
Menghindari Stunting
(Pendek)
Evaluasi (20 menit) 1. Memberikan 1. Aktif bertanya
kesempatan untuk 2. Mendengarkan
bertanya 3. Menjawab
2. Menjawab pertanyaan yang
pertanyaan diberikan
3. Post test
Penutup (10 menit ) 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan
materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh 2. Memberikan pesan
penyuluh dan kesan
2. Meminta / 3. Menjawab salam
memberi pesan
dan kesan
3. Salam Penutup
c. Fasilitator
Nama : Pelia Peltresia, , Darma Nela, Yanti
Tugas : Mengatur jalannya kegiatan terapi dan melihatkan bagaimana masing-
masing anak-anak dalam bermain
d. Observer
Nama : Lizarni, Ghita Sri Utami
Tugas : memantau keadaan dalam kegitan terapi
9. Setting tempat
Keterangan : Fasilitaor :
Leader : Observer :
Co Leader : Pasien :
D.EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak banjar
bumi kertha, dalung permai
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar
melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat gizi
yang berperan menghindari stunting (75%).
BAB II
KONSEP TEORI
STUNTING PADA ANAK
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi Stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah
keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median
panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting
adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN,
2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan
sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca
persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak
memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal
untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan
penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau
kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang
kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang
dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
B. Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang
siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan
peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine
growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen
and Gillespie, 2001).
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja
seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor
utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
Riwayat penyakit.
Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu
konsep model faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan atau
disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin,
kekurangan asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi terutama
kalori dan protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu penyebabnya
tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan kekurangan gizi akut dan
kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis juga
menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi
penyakit, ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas
pelayanan merupakan merupakan faktor yang secara bersama-sama maupun
secara sendiri-sendiri berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil, kekurangan
gizi mikro, asupan energy yang rendah dan tidak optimalnya pemberian Air
Susu Ibu.
C. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan,
peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan
yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan
tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga akan
menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang tumbuh
proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta
fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh
yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu
panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro. Menurut
WHO dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka
pendek dan jangka panjang.
1. Dampak Jangka Pendek.
a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; dan
c. Peningkatan biaya kesehatan.
2. Dampak Jangka Panjang.
a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya);
b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
c. Menurunnya kesehatan reproduksi
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
5. Remaja
Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola
gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan
Pendidikan kesehatan reproduksi.
6. Dewasa Muda
Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.
Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan
pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia.
Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan,
serealia dan sayur-sayuran.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta.