Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERSONAL HYGIENEN PADA IBU NIFAS

DOSEN PEMBIMBING INDRAWATI ARISTYARINI., S.SiT., M.Kes

Disusun oleh:
Laelatun Fitriyah 2021190012

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D3 KEBIDANAN
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas SAP yang berjudul “Personal
Hygiene pada Ibu Nifas” dengan baik tanpa adanya suatu halangan apapun.
Adapun tujuan penulisan dari SAP ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Indrawati Aristyarini,.S.SiT.,M.Kes pada bidang studi “Promosi Kesehatan”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Personal Hygiene pada Ibu
Nifas” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan SAP ini banyak kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segala kerendahan hati,
penulis persembahkan SAP ini semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Wonosobo, 13 Juli 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................1


DAFTAR ISI .................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................3
BAB II SATUAN ACARA PENYULUHAN............................................................6
BAB III LAMPIRAN MATERI.................................................................................8
a. Pengertian Masa Nifas.................................................................................8
b. Pengertian dan Tujuan Personal Hygiene.................................................8
c. Kebutuhan Personal Hygiene pada Ibu Nifas...........................................8
d. Akibat Kurangnya Menjaga Personal Hygiene pada Masa Nifas...........9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Puerperium berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari, merupakan waktu yang di perlukan untuk pulihnya
alat kandungan pada keadaan yang normal (Cunningham, 2005). Masa nifas terdapat
3 tahapan yaitu puerperium dini suatu masa kepulihan ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan, puerperium intermedia suatu masa kepulihan dari organ-
organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu, remote puerperium waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu
selama hamil atau persalinan mengalami komplikasi (Anggraeni, 2010).
Perubahan fisiologi pada ibu nifas diantaranya : 1) Involusio yaitu dalam masa
nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur – angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil; 2) Bekas implantasi plasenta yaitu Placental
bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm.
Sesudah dua minggu menjadi 3,5 cm pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya
pulih; 3) Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 4-7
hari; 4) Rasa nyeri atau mules-mules disebabkan kontraksi rahim, biasanya
berlangsung 2-4 hari pasca persalinan; 5) Lochea yaitu cairan yang berasal dari luka
kavum uteri, luka plasenta yang dikeluarkan melalui vagina pada masa nifas; 6)
Dinding vagina pada minggu ketiga vagina mengecil dan timbul rugae kembali; 7)
Dinding abdomen Triae flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang; 8) Saluran
kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu (Anggraeni, 2010).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan 25%, pre- eklamsia/eklamsia
24%, infeksi 11%, komplikasi masa puerperium 8%, emboli obstetri 3%, persalinan
macet 3% dan abortus 5% (SDKI, 2012).
Menurut Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, bahwa jumlah seluruh
ibu nifas normal di indonesia sekitar 4.830.609 orang. Terdapat 2,7 juta kasus luka
robekan perineum pada ibu bersalin, dan 26% diantaranya mengalami penyembuhan

3
luka yang lambat lebih dari 7 hari setelah persalinan, dan angka ini diperkirakan
mencapai 6,3 juta pada tahun 2050 (Hilmy, 2010). Setiap tahunnya terdapat 20.000
ibu bersalin yang mengalami luka robekan perineum, di Inggris sebanyak 15%
diantaranya mengalami penyembuhan luka yang lambat dan 6% diantaranya
mengalami infeksi karena kurangnya kebersihan vulva pada saat proses
penyembuhan (Heimburger, 2009).
Asuhan pada masa nifas sangat penting dilakukan oleh tenaga Kesehatan guna
mendeteksi adanya perdarahan masa nifas. Asuhan kebidanan masa nifas atau
perawatan masa nifas adalah untuk menghindari atau mendeteksi adanya
kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Oleh karena itu penolong
persalinan berwaspada sekurang – kurangnya 1 jam post partum untuk mengatasi 3
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah
setelah melahirkan, terlebih bila partus berlangsung lama. Masa nifas merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayi dan diperkirakan 60% kematian ibu termasuk
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24
jam setelah persalinan, salah satu komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas
adalah ruptur perineum yang terjadi pada hampir semua persalinan primigravida dan
tidak jarang pada persalinan berikutnya yang dapat menyebabkan perdarahan dan
infeksi sehingga mengakibatkan tingginya morbiditas dan mortalitas ibu (Vivian,
2011).
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi
sebagai faktor penting lain penyebab kematian ibu sering terjadi karena kebersihan
(hygiene) yang buruk pada setelah persalinan yang tidak diobati. Oleh karena itu
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Begitu juga dengan
halnya pada daerah perineum ibu, biasanya setelah melahirkan perineum menjadi
agak bengkak, memar dan mungkin ada luka jahitan atau episiotomi, yaitu sayatan
untuk memperluas pengeluaran bayi. Bagi ibu yang mengalami episiotomi, perlu
diajarkan cara merawat luka episiotomi tersebut agar tidak terkena infeksi. Begitu
juga perlu diperhatikan agar sehabis buang air kecil atau buang air besar ibu harus
mencuci daerah kewanitaannya dengan bersih.
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah
faktor salah satunya yaitu citra tubuh yang merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi
terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya

4
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu peduli terhadap kebersihannya (Tarwoto, 2010).

5
BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Personal Hygiene pada Ibu Nifas


Sub Bahasan : 1. Pengertian masa nifas
2. Pengertian dan tujuan personal hygiene
3. Kebutuhan personal hygiene pada ibu nifas
4. Akibat kurangnya menjaga personal hygiene pada masa nifas
Penyuluh : Laelatun Fitriyah
Tempat : Puskesmas Mojotengah (Ruang KIA)
Sasaran : Ibu nifas
Waktu : 35 menit
Hari / tanggal : Jum’at, 14 Juli 2023

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan tentang personal hygiene diharapkan ibu (ibu nifas)
dapat mengetahui dan mengerti tehnik yang baik dan benar dalam melakukan personal
hygiene selama masa nifas yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian masa nifas
2. Pengertian dan tujuan personal hygiene
3. Kebutuhan personal hygiene pada masa nifas
4. Akibat kurangnya menjaga personal hygiene pada masa nifas

C. MATERI
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran / penyuluhan

D. METODE
Ceramah
Tanya jawab

E. MEDIA
Powerpoint
Lembar balik
F. STRATEGI PELAKSANAAN
Bertisi urutan-urutan / langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan

No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi

6
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap salam Menjawab dan
2. Memperkenalka mendengarkan
n diri
2 Isi 10 menit Menjelaskan tentang: Mendengarkan dan
memperhatikan
1. Pengertian masa
nifas
2. Pengertian dan
tujuan personal
hygiene
3. Kebutuhan personal
hygiene pada masa
nifas
4. Akibat kurangnya
menjaga personal
hygiene pada masa
nifas

3 Diskusi 15 menit Tanya jawab Peserta bertanya

4 Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan Mendengarkan dan


hasil menjawab salam
2. Memberi saran-
saran
3. Memberi salam

G. EVALUASI
1. Proses
a. Peserta mengikuti penyuluhan dan bertanya
b. Peserta mengobservasi/mengikuti dengan seksama
2. Akhir
a. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir sebanyak 100%
3. Tanya jawab, peserta diharapkan mampu menyebutkan:
a. Apa yang dimaksud dengan personal hygiene?
b. Apa saja kebutuhan personal hygiene pada masa nifas?
c. Bagaimana cara menjaga kebersihan vulva dan sekitarnya?
d. Sebutkan akibat dari kurangnya menjada personal hygiene pada masa nifas?
Hasil
Peserta benar-benar memahami dan mengerti tentang apa yang dijelaskan dengan mampu
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan

H. SUMBER
Saleha, sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Almul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2004. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC

7
BAB III

LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN MASA NIFAS


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya alat
kandungan seperti sebelum hamil, lamanya masa nifas ini kira-kira 6-8 minggu
(Abidin,2011)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta sealput
yang diperlukan untuk memulihkan Kembali organ kandungan seperti sebelum hami dengan
waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari. (Saleha,2009)
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu
(40 hari setelah itu), (Saipudin, 2009)
Jadi kesimpulannya masa nifas adalah masa setelah lahirnya plasenta dan kembalinya
alat kandungan seperti sebelum hamil berlangsung sekitar 6 minggu atau 40 hari

2. PENGERTIAN DAN TUJUAN PERAWATAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)


Personal hygiene adalah suatu Tindakan untuk memelihara kebersihan diri dan
Kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2006)
Personal hygiene adalah hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan mempengaruhi Kesehatan dan psikis (Atutiningsih, 2006)
Jadi kesimpulannya personal hygiene adalah proses merawat diri sendiri untuk
memelihara Kesehatan agar terlindung terhadap infeksi dan penyakit

Tujuan personal hygiene:

a. Meningkatkan derajat Kesehatan


b. Memelihara kebersihan diri
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Mencegah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri

3. KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA MASA NIFAS


Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan rasa nyaman
pada ibu.
Beberapa kebutuhan personal hygiene ibu nifas
a. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat pada masa nifas menjadi banyal. Produksi keringat yang tinggi ini berguna
untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya kenakan pakaian yang
longggar diaerah dada sehingga payudara tidak tertekan, dan sebaiknya kenakan jenis bra
tanpa kawat dengan bahan lebih lembut dan tipis supaya lebih nyaman. Demikian juga

8
dengan pakaian dalam pilih bahan yang lembut dan jangan terlalu ketat agar tidak terjadi
iritais (lecet) pada daerah sekitarnya.
b. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormone sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita
yang lain. Meskipun demikian kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Lakukan
perawatan rambut dengan menggunakan conditioner yang cukup saat keramas lalu
gunakan sisir yang lembut. Serta hindari penggunaan pengering rambut (Hair drier).
c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
Kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembekakan pada wajah,
kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah
melahirkan ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya,
usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering. Jaga asupan nutrisi dengan
mengonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan dan konsumsi air putih minimal 8 gelas per
hari agar kulit tetap terhidrasi.
d. Kebersihan vulva dan sekitarnya
Cara membersihkan vulva dan sekitarnya yang benar adalah:
a) Bersihkan daerah kemaluan dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil maupun besar.
b) Ganti pembalut atau kain pembalut minimal 2 kali sehari. Kain dapat digunakan
ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari lalu
disetrika.
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
d) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin saat buang air kecil.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa
nyaman dan mempercepat penyembuhan. Dengan cara mencuci daerah kelamin
setiap kali habis BAB/BAK yang dimulai dari depan baru kemudian kedaerah
anus, sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin cuci tangan terlebih
dahulu, serta rutin mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.

4. AKIBAT KURANGNYA MENJAGA PERSONAL HYGIENE PADA MASA NIFAS


a. Ibu mudah sakit
b. Ibu terlihat kotor/tidak bersih
c. Ibu kurang percaya diri
d. Ibu akan mengalami infeksi

9
DAFTAR PUSTAKA

Saleha, sitti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba Medika


Hidayat, A. Aziz Almul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2004. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC

10

Anda mungkin juga menyukai