Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUMAH”

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR YARSI


SUMBAR BUKITTINGGI
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
SAP PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUMAH
RSI YARSI BUKITTINGGI

Tanggal 8 November 2022

Oleh:

Alvin Alberta Ms S.Kep


Malvinda Putri Noferina S.Kep
Nisa Anggraini S.Kep
Nurhadiya Fauziah S.Kep
Ripa Aulia S.Kep
Risa Tanjung S.Kep

Mengetahui,

Pembimbing Institusi CI Azzahrawi

( ) ( )

CI Muntazzam Kompordik

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Perawatan Luka Post Operasi Di Rumah


Sasaran : Pasien, keluarga pasien, dan Pengunjung
Hari/Tanggal : Selasa, 8 November 2022
Tempat : Ruang Poli Bedah Azzahrawi RSI Yarsi Bukittinggi
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Penyuluh : Mahasiswa/Mahasiswi Prodi Ners Universitas Mohammad Natsi
Yarsi Sumbar

A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau
pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan
dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang ( Widhiastuti,
2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka
tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka
tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja (trauma)
juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak
ada robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka abrasio
(luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat alat
perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Berdasarkan pembagian luka operasi, tindakan bedah laparatomi merupakan jenis luka
operasi bersih terkontaminasi, yaitu jenis operasi yang membutuhkan proses penyembuhan
yang lebih lama (Hidayat, 2006). Proses penyembuhan luka adalah salah satu hal
terpenting dalam pelaksanaan pasien pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka
berdekatan dan saling berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit biasanya dalam
waktu 10 sampai 14 hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisahkan jaringan paruh tipis yang dengan cepat memudar dengan warna merah muda
menjadi putih (Morison, 2004).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal. Artinya, tubuh
yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya.
Peningkatkan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan
perkembangan awal proses penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa
perawatan yang dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka. Seperti
melindungi area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan untuk
membantu meningkatkan penyembuhan jaringan (Maryunani, 2013)
Lama penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah fase inflamasi
(berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3-24 hari),
fase maturasi dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan memerlukan waktu lebih
dari 1 tahun (Perry & Potter, 2006). Jika lama hari rawatan pasien post laparatomi
memanjang, maka akan timbul berbagai komplikasi yang paling serius adalah infeksi dan
dehiscence luka. Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan
paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa laporan
menunjukkan angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007). Lama penyembuhan luka
laparatomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti nutrisi, sirkulasi, oksigenasi, obesitas,
iskemia, benda asing, penyakit kronis, kebiasaan merokok, dan obat-obatan
(Sjamsuhidayat, 2005).
Menurut Portland Hospital, lama hari rawat pasca laparatomi berkisar antara 4-7 hari.
Lubin (2010) juga menjelaskan bahwa lama rawat pasca laparatomi diharapkan 5 sampai 7
hari. Selain itu, lama penyembuhan luka yang menyebabkan hari rawatan memanjang juga
sangat membebani pasien, keluarga, dan pasien lainnya (kontaminasi silang dan akibat
kontaminasi silang), staf rumah sakit (peningkatan perawatan dan kebutuhan
hospitalisasi), serta masyarakat secara keseluruhan (peningkatan hospitalisasi, biaya
asuransi dan dapat kehilangan pekerjaan) (Brunner & Suddarth, 2002).
Morizon (2004) juga menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari faktor yang
merugikan pada tempat luka ( kurangnya suplai darah dan pengaruh hipoksia, berlebihan,
benda asing, hematoma, dan trauma berulang), faktor-faktor patofisiologi umum (status
nutrisi, gangguan kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi,
gangguan metabolik dan endokrin), dan faktor usia.
Sementara itu faktor ekstrinsik terdiri dari penatalaksanaan luka (perawatan luka)
yang tidak tepat (pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan produk
balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan yang ceroboh (cuci
tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker, teknik ganti balutan, dan peralatan
steril), sikap negatif staf terhadap pengobatan dan penyembuhan), efek merugikan dari
terapi lain (kemoterapikanker, dosis steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi
radiasi), serta faktor lain yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu mobilisasi,
pekerjaan atau aktivitas dan keadaan sosial yang buruk.
Wong (1995) dalam Mahyunani (2013) menyebutkan beberapa faktor yang
menghambat penyembuhan luka, yaitu : defesiensi nutrisi, gangguan sirkulasi, stress,
radiasi. Menurut Suriadi (2007), faktor umum yang dapat mengganggu penyembuhan luka
adalah usia, perfusi oksigen, malnutrisi, meningkatnya bakteri mikroba, jaringan luka yang
tua karena tertekan, stres psikologis, efek samping dari terapi, dan kebiasaan merokok.
Terkait dengan faktor-faktor penyembuhan luka menurut Suriadi (2007) pada pasien
menderita luka untuk mempercepat penyembuhan luka adalah masukan nutrisi yang
adekuat. (Morison, 2004).
Studi Awal yang didapatkan kepada keluarga pasien di ruangan Azzahrawi, sebagian
besar keluarga masih belum memahami dan mengerti manfaat dari perawatan luka.
Setelah melalukan operasi, keluarga cendrung hanya melihat kualitas kesehatan fisik
pasien saja, sehingga kebanyakan sampai lupa kebersihan luka post operasi pasien.
Maka dari itu kami tertarik melakukan penyuluhan tentang “ perawatan luka post
operasi di rumah Di ruangan Azzahrawi RSI Yarsi Bukittinggi”

B. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang perawatan luka post operasi diharap keluarga,
pasien dan pengunjung dapat lebih mengerti dan memahami cara merawat luka post
operasi di rumah.
 Tujuan Khusus
1. Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit peserta diharapkan dapat :
a. Menjelaskan definisi luka operasi dan pengertian luka operasi
b. Mampu menjelaskan tujuan perawatan luka
c. Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
d. Mampu menjelaskan cara merawat luka post operasi
e. Mampu menjelaskan apa saja makanan yang baik untuk mempercepat proses
penyembuhan luka post operasi
2. Setelah di berikan penyuluhan tentang perawatan luka post operasi diharapkan
keluarga, pasien dan pengunjung dapat mengetahui cara merawat luka post operasi
setelah sampai di rumah

C. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di ruangan
azzahrawi RSI Yarsi Bukittinggi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. Media
1. Leaflet
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Nurhadiya Fauzia
2. Pemateri : Alvin Alberta Ms
3. Fasilitator : Ripa Aulia
Risa Tanjung
Nisa Anggraini
Malvinda Putri Noverina
G. Pembagian Tugas
1. Peran Moderator
 Membuka dan menutup acara
 Memperkenalkan diri
 Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
 Menjaga kelancaran acara
 Memimpin diskusi.

2. Peran Penyuluh
 Menyajikan materi penyuluhan

3. Peran fasilitator
 Bersamapenyuluh menjalin kerjasama dalam menyajikan materi penyuluhan.
 Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
 Menjadi contoh dalam kegiatan.
 Mendokumentasikan proses penyuluhan
H. Kegiatan Penyuluhan

Tahapan
Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta Metode Media
dan Waktu
Pembukaan 1. Membuka dengan 1. Menjawab salam Ceramah -
(5 Menit) salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri. 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan maksud 4. Menjawab
dan tujuan penyuluhan pertanyaan
4. Melakukan kontrak
waktu.
Penyajian 1. Menjelaskan definisi 1. Mendengarkan Ceramah, Leaflet,
(15 Menit) luka operasi memberikan Tanya infokus
2. Mampu menjelaskan tanggapan dan Jawab
tujuan perawatan luka pertanyaan
3. Mampu menjelaskan mengenai hal yang
faktor yang kurang di mengerti.
mempengaruhi 2. Memberikan
penyembuhan luka pemaparan dan
4. Mampu menjelaskan penjelasan dengan
cara merawat luka post baik.
operasi dirumah
dengan mempraktekan
5. Mampu menjelaskan
apa saja makanan yang
baik untuk
mempercepat proses
penyembuhan luka
post operasi
6. Memberikan
kesempatan bertanya
7. Menjawab pertanyaan
Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah, Leaflet
10 (Menit) pengetahuan pada pertanyaan Tanya
peserta setelah 2. Memberikan Jawab
dilakukan penyuluhan tanggapan baik
2. Menyimpulkan hasil
kegiatan penyuluhan
3. Menutup dengan
salam

I. Setting Tempat

Ket :
1. Moderator :
2. Pemateri :
3. Fasilitator :
4. sasaran penyuluhan :
5. Bed Pasien :
6. Tamu undangan :
7. Infokus :
J. Evaluasi
1. Proses
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet, infokus
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

2. Hasil
- Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang menjelaskan definisi luka operasi, mampu menjelaskan
faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, mampu menjelaskan cara
merawat luka post operasi di dirumah dan mampu menjelaskan apa saja
makanan yang baik untuk mempercepat proses penyembuhan luka post operasi
- Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan perilaku
kesehatan, misalnya menjaga kebersihan agar tidak terjadi infeksi pada luka
MATERI PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUMAH

I. Definisi Luka Operasi


Luka operasi merupakan luka bersih sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika
salah dalam merawat, maka akan bisa berakibat fatal. Oleh karena itu pastikan Anda
tidak salah dalam merawat luka operasi.

II. Tujuan Perawatan Luka


1) Untuk mencegah infeksi.
2) Untuk memberikan perasaan nyaman pasien.
3) Mempercepat proses penyembuhan pasien.

III. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


1) Nutrisi yang cukup.
2) Perawatan luka yang baik
3) Istirahat

IV. Prinsip-Prinsip Dalam Perawatan Luka


1) Gunakan tehnik aseptik.
2) Ganti balutan bila balutan basah.
3) Awasi adanya tanda-tanda infeksi seperti gatal, kemerahan, bengkak, panas, nyeri,
daan penurunan fungsi (Novita, 2011).

V. Cara Perawatan Luka Post Operasi Dirumah


1. Jagalah kebersihan pada luka bekas operasi
Pada dasarnya, luka bekas operasi harus kita jaga kebersihan area bekas luka,
kebersihan lingkungan, serta penggunaan benda atau peralatan yang steril agar luka
tersebut tidak terinfeksi karena perkembangbiakan bakteri.
2. Rutin membersihkan luka
 Cucilah dan bersihkan luka dengan cairan saline (seperti NaCl).

 Gantilah verban bila verban terkena basah.

 Oleskan salep antibiotik yang dianjurkan oleh dokter.

 Anda bisa membersihkan luka dengan kapas atau cotton bud yang steril dengan

menggunakan cairan antiseptik.


3. Gunakan pakaian yang longgar dan juga nyaman
Untuk menghindari iritasi sebaiknya Anda menggunakan pakaian yang longgar dan
nyaman dipakai, seperti piyama, baby doll atau daster. Selain itu untuk menghindari
iritasi ini juga disarankan dalam membungkus luka bekas operasi sebaiknya juga
jangan terlalu ketat.
4. Konsumsi obat-obatan dan vitamin sesuai saran dokter
Tetap konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter Anda untuk mempercepat
penyembuhan luka bekas operasi. Berkonsultasilah dengan dokter jika diperlukan
obat untuk menghilangkan rasa nyeri.
5. Minum air putih yang banyak
Dengan mengkonsumsi banyak cairan selama proses penyembuhan, maka akan
menggantikan volume cairan yang hilang saat melahirkan dan menyusui dan tentu ini
dapat mencegah sembelit.
6. Cukupi kebutuhan gizi dan nutrisi yang seimbang
Selain melakukan perawatan luka dari luar sebaiknya Anda juga memperhatikan
perawatan luka dari dalam dengan mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung
banyak gizi serta nutrisi yang seimbang yang dapat membantu mempercepat
kesembuhan luka bekas operasi tersebut. Makanan yang dianjurkan adalah makanan
yang tinggi akan kandungan protein, mineral, zinc, dan juga vitamin A & C. Apabila
Anda dalam masa nifas tidak cukup mengkonsumsi makanan berprotein seperti telur,
ikan, tahu, tempe, daging dan susu, maka penyembuhan luka bekas operasi akan
berlangsung lama dan berpotensi infeksi akibat kekurangan gizi.
7. Lakukan kegiatan olahraga yang ringan
Bukan berarti pasca melakukan operasi Anda diharuskan berdiam diri (istirahat total)
tanpa melakukan aktifitas sama sekali. Lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan
santai dipagi hari untuk mempercepat proses penyembuhan ini. Kenapa demikian?
Karena olahraga ringan dapat mencegah konstipasi serta penggumpalan darah
sehingga membuat sirkulasi darah pada tubuh meningkat. Olahraga juga bisa
membuat sistem imun menjadi meningkat dan membantu untuk mencegah terjadinya
pneumonia atau terjadinya gangguan pada kesehatan umum yang di akibatkan oleh
operasi.
8. Lakukan pemeriksaan secara berkala
Lakukan kontrol sesuai jadwal untuk memastikan perkembangan dari kesembuhan
luka bekas operasi Caesar tersebut, tetapi jangan tunda waktu kunjungan ke dokter
jika terdapat gejala-gejala sebagai berikut:
 Luka bekas operasi terlihat kemerahan, bengkak atau terdapat cairan yang keluar.
 Demam lebih dari 38 derajad Celsius.

 Nyeri hebat pada luka bekas operasi. (Novita, 2011).

VI. Makanan yang Baik untuk Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Post
Operasi
Kita pasti pernah mempunyai luka yang menimbulkan kerusakan permukaan kulit
sampai bagian dalam kulit terlihat. Sebagai contoh, dari yang ringan seperti luka di
lutut akibat jatuh dan tergores aspal, sampai luka yang parah seperti pasca operasi atau
akibat kecelakaan. Sering kita dengar saat kita mempunyai luka-luka tersebut kita
tidak diperbolehkan makan telur dan ikan. Jika kita makan makanan tersebut maka
luka tidak cepat kering atau lama sembuhnya. Apakah benar statement tersebut? Atau
hanya mitos? Untuk lebih jelasnya mari kita ulas di pembahasan di bawah ini. Ikan
dan telur mempunyai kandungan nutrisi yang kompleks. Berikut tabel kandungan dan
manfaat telur dan ikan.

Kandungan Manfaat
Ikan Protein Membantu pembentukan dan perbaikan sel
Nutrisi otak
Omega 3 dan Omega 6
Vitamin B kompleks Bermanfaat untuk keseimbangan tubuh

Taurin dan Selenium


Bermanfaat sebagai antioksidan dan nutrisi
otak.
Telur Protein Membantu pembentukan dan perbaikan sel

Zat besi Melancarkan sirkulasi darah karena berfungsi


untuk mengangkut oksigen mengedarkannya
dalam tubuh.

Kolin Nutrisi penting bagi otak dan sistem saraf


Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa telur dan ikan sama-sama mengandung
protein. Protein mempunyai fungsi utama yaitu membantu pembentukan dan
perbaikan sel-sel tubuh. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk
jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Seperti yang kita ketahui
kandungan protein dalam telur dan ikan cukup tinggi. Kandungan protein yang tinggi
ini tentunya sangat membantu dalam penyembuha luka karena membantu
pembentukan jaringan-jaringan baru.
Pada ikan tertentu seperti ikan gabus, sangat dianjurkan untuk dikonsumsi ketika
kita mengalami luka. Ikan gabus mengandung Albumin yang tinggi. Albumin
merupakan jenis Protein terbanyak dalam plasma mencapai kadar 60%. Manfaatnya
untuk membantu jaringan sel baru. Dalam ilmu kedokteran, albumin ini digunakan
untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah atau rusak. Albumin
juga berperan mengikat Obat-obatan serta logam berat yang tidak mudah larut dalam
darah. Hampir semua pasien berkadar Albumin rendah yang diberi Sari Ikan Gabus
ini, naik lebih cepat dari pada pemberian lewat infus.
Telur juga mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Protein yang
terkandung dalam putih telur rata-rata 6 gram dengan kualitas tinggi. Asam animo
yang terdapat dalam telur dapat membantu pemulihan otot. Kandungan putih telur
juga dapat mengurangi resiko terjadinya pembekuan darah. Kelebihan lainnya, protein
yang ditemukan dalam putih telur mudah diserap dalam tubuh.
Dari paparan di atas jelas bahwa “tidak boleh makan ikan dan telur saat punya
luka” hanyalah mitos belaka Saat kitamengalami luka seperti luka goresan, pasca
operasi, luka kecelakaan dan sebagainya, justru kita dianjurkan makan makanan yang
banyak mengandung protein. Protein ini akan membantu pembentukan sel-sel baru
sehingga luka cepat pulih. Megkonsumsi telur dan ikan adalah cara tepat untuk
mensuplai protein guna mempercepat penyembuhan. Jadi, kita tidak peru takut lagi
mengkonsumsi ikan dan telur saat mempunyai luka.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde, (2010), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, EGC. Jakarta
Novita, Regina VT. 2011. Keperawatan Maternitas. Bandung : Kapita Selekta
Sarwono, Prawiroharjo(2010) Ilmu Kebidanan Edisi 2 Revisi II. Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka
Winkjosastro, Hanifa, 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Anonim.2011.Laporan Pendahuluan Perawatan Luka.http://Veryromanisti.blogspot.c
om. 2011-laporan+pendahuluan+perawatan+luka(diaksespada 19 november
2018).Potter & Perry. 2005.

Anda mungkin juga menyukai