MALAM HARI
PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melaksanakan seminar proposal
prodi Ilmu Hadits
Oleh :
FAKHRY RAHMAN
NIM: 4218023
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seseorang, tidak peduli kapan dan dimana tempatnya. Jika Izrail sudah
lagi menawar-nawar. Suka atau tidak suka ia pasti akan mati. Jika sudah
begitu, apapun yang dimilikinya baik itu berupa harta benda, pangkat dan
jabatan, anak-anak, dan lain sebagainya tidak akan sanggup menolongnya dari
kematian.1
makhluk sebaik-baik ciptaan Allah Swt dan ditempatkan pada derajat yang
tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal
dunia. Oleh sebab itu, jika salah seorang muslim meninggal dunia, ia akan
mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup dan
sikap tersebut juga merupakan hak antar sesama muslim. Sebagaimana yang
1
Ahmad Zacky El-Shafa, Jangan Takut Mati Bial Husnul Khatimah (Yogyakarta:
Mutiara Media, 2010). hlm 5
1
terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim yang
berbunyi :
hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka, hukumnya fardhu
kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk mengurusi jenazah
tersebut. Fardhu kifayah, artinya setiap orang yang ada sekeliling jenazah
2
Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi, Shahih Muslim
Jilid 4 (Beirut: Daar Ihya at-Turats al-Arabi, n.d.). hlm 1705
3
Ichsan Hamidi et al., “Penyuluhan Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah Bagi Generasi
Muda Di Desa Kerrinjing, Kabupaten Ogan Ilir,” Journal of Sriwijaya Community Services Vol. 1,
no. 2 (2020): 125–33.
2
diselenggarakan oleh beberapa orang, maka gugurlah kewajiban orang-orang
Islam bukan hanya mengatur dalam hal-hal ibadah saja. Tetapi juga
penanganan jenazah. Dan semua itu sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan
Hadits. Dan sebagaimana diketahui bahwa Petunjuk Rasulullah saw dalam tata
cara masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik
bermanfaat baginya baik ketika berada didalam kubur maupun saat tiba hari
itu merupakan petunjuk dan bimbingan yang paling sempurna bagi jenazah
Adapun salah satu tata cara Rasulullah saw dalam mengurus jenazah
yakni pada saat akan menguburkan jenazah. Dalam sebuah riwayat dikatakan
seseorang yang telah meninggal dunia itu pada malam hari. Dalam sebuah
hadis yang terdapat dalam kitab Sunan Ibnu Majah yang berbunyi :
4
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Terj. Masrulin dan Khairul Amru Harahap, (Jakarta:
Cakrawala Publishing, 2008), hlm. 349
5
Nashiruddin al-Albani M, tuntunan lengkap mengurus jenazah ( jakarta: Gema Insani
1999 ) cet 1 hlm 11
3
ُّ يد الْ َم ِّك ِّي َع ْن َأيِب
الز َبرْيِ َع ْن ِ ِإ ِ ُّ اَأْلو ِد ِ ِ
َ يم بْ ِن يَِزَ يع َع ْن ْبَراه ٌ ي َح َّدثَنَا َوك ْ َح َّدثَنَا َع ْمُرو بْ ُن َعْبد اللَّه
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم اَل تَ ْدفِنُوا َم ْوتَا ُك ْم بِاللَّْي ِل ِإاَّل َأ ْن ِ ُ جابِ ِر ب ِن عب ِد اللَّ ِه قَ َال قَ َال رس
َ ول اللَّه َُ َْ ْ َ
6
ضطَُّروا
ْ ُت
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Abdullah Al Audi berkata: telah
menceritakan kepada kami Waki' dari Ibrahim bin Yazid Al Makki dari Abu Az
Zubair dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:"Janganlah kalian menguburkan orang-orang yang telah
meninggal dari kalian pada malam hari, kecuali terpaksa."
Syarah hadits : kata ( ا ُك ْمIIَ ْدفِنُوا َموْ تI َ )اَل تmenunjukkan bahwa itu tidak
mereka tidak memakaikan kafan dengan baik orang yang mati diantara mereka
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi saw melarang kita untuk
menguburkan jenazah itu pada malam hari dan agar menunda pemakaman
Namun jika dilihat dari realita yang terjadi sekarang kebanyakan dari
pada malam hari ini. Kebanyakan dari umat Islam tetap melanjutkan
penguburan jenazah itu yakni pada malam harinya sedangkan ketika itu tidak
ada suatu keterpaksaan atas si mayat. Kemudian adapun golongan yang tidak
mengamalkan hadis tentang larangan itu mereka berpegang dengan dalil lain
yakni juga terdapat hadits nabi saw yang menyuruh untuk menyegerakan
6
Abu Abdullah muhammad bin yazid, Sunan Ibnu Majah jilid 1(Beirut: Darul Kutub
Ilmiyah) hlm 464
7
Abu hasan as-sanadi, Hasyiyatu as-sanadi ala syarh Ibnu Majah, (Beirut:Darul Fikr)
hlm 464
4
pemakaman seseorang yang telah meninggal dunia tersebut. Adapun dalilnya
yang berbunyi :
ِ َّيد بْ ِن الْمسيِ ِي عن سع ُّ َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِه َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن قَ َال َح ِفظْنَاهُ ِم ْن
ب َع ْن َأيِب َُ َ ْ َ ِّ الز ْه ِر
ًصاحِلَة
َ ك ُ ََأس ِرعُوا بِاجْلِنَ َاز ِة فَِإ ْن ت ِ
ْ صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم قَ َال
ِ
َ ِّ ُهَر ْيَرةَ َرض َي اللَّهُ َعْنهُ َع ْن النَّيِب
ِ
ضعُونَهُ َع ْن ِرقَابِ ُك ْم
َ َك فَ َشٌّر ت َ ك ِس َوى َذل ُ َِّمو َن َها َوِإ ْن يُ فَ َخْيٌر ُت َقد
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada
kami Sufyan berkata: kami menghafalnya dari Az Zuhriy dari Sa'id bin Al
Musayyab dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Bercepat-cepatlah membawa jenazah, karena bila
jenazah itu dari orang shalih berarti kalian telah mempercepat kebaikan
untuknya dan jika tidak, berarti kalian telah menyingkirkan kejelekan dari
pundak kalian.8
bahwa indikasi perintah disini adalah mustahab (disukai) dan ini sesuai
perintah diatas berindikasi wajib. Kemudian dalam mazhab imam Syafi’i dan
adalah berjalan lebih cepat dari orang yang berjalan biasa. Jadi kesimpulannya
tidak berlebihan, karena takutnya berkibat negatif terhadap bagi mayit atau
8
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al Bukhari Al Ju’fi, Shahih Bukhari Jilid 2 (Kairo:
Dar Al Hadis, 2001). hlm 86
5
Adapun menurut Al-Qurthubi “ maksud hadis tersebut adalah anjuran
contoh dalam sebuah kasus apabila seseorang itu ia meninggal dunia pada
siang hari perkiraan jam 15.00 sore, apakah orang yang ditinggal yakni dari
hadits Nabi saw yang melarang menguburkan jenazah pada malam hari
kecuali terpaksa.
9
Ibnu Hajar Al Asqalani, Terjemah Fathul Baari jilid 7,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2000)
hlm 231-232
6
Melihat masalah pokok dalam permasalahan di atas, maka penulis
berikut:
jenazah pada malam hari ini adalah untuk menjawab batasan masalah yang
berikut:
1. Secara Teoritis
7
Ushuluddin Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech
2. Secara Praktis
D. Tinjauan Pustaka
8
Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar yang
yang akan penulis lakukan. Penulis sendiri ini lebih fokus untuk
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
sebagai fakta historis sekaligus fakta sosial. Sebagai fakta historis harus
10
Nursapia Harahap, “Penelitian Perpustakaan”, Jurnal Iqra’, Vol. 08, No. 01. Mei
2014, hlm 68
9
divalidasi dulu melalui kajian Jarh wa Ta’dil, 11
apakah informasi dari
2. Sumber Data
pada penelitian ini seperti Kitab Sunan Ibnu Majah, kutub Sittah
11
Abdul Mustaqim, ‘’Ilmu Ma’anil Hadis”, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2016),
hlm 64
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta
2017) hlm. 224
10
Ulumul Hadis, Takhrij Hadis, Syarah Hadis, Kitab Sunan Ibnu
hadis tentang larangan menguburkan jenazah pada malam hari pada kitab
hadis pada kitab sumber aslinya dengan meneliti sanad hadis tersebut serta
berupa fakta sosial tentang realitas sekarang, penulis mengambil data dari
Sunan Ibnu Majah sebagai rujukan hadis dan kitab Al-Mu'jam Al-
13
Syaikh Manna Al-Qaththan, ‘’Pengantar Studi Ilmu Hadis”, (Jakarta Timur: Pustaka
Al-Kautsar, 2005), hlm 189
11
melakukan takhrij hadis, serta menggunakan jurnal, artikel atau tulisan-
4. Analisis Data
berikut:
Hadits An-Nabawi.
14
Muhammad Asriady, “Metode Pemahaman Hadis”, Ekspose, Vol 16, No 1, Januari-
Juni 2017, hlm 315
12
4. Kritik matan hadis dengan melihat apakah terdapat perbedaan
antara teks hadis sebagai fakta historis dan sekaligus fakta sosial. Sebagai
fakta historis harus divalidasi melalui jarh wa ta’dil, dan melihat kepada
sosial masyarakat, serta tak terlepas dari asbab wurud al-hadis itu
sendiri.15
F. Penjelasan Judul
sangat penting supaya proses untuk memahami gambaran yang jelas untuk
pada Malam hari. Ada beberapa istilah yang perlu dibatasi sebagai
pegangan sebelum meneliti lebih jauh lagi dalam penelitian ini. Istilah-
15
Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadis, (Yogyakarta: Idea Perss, 2016), hlm 67
16
Supiana, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 4
13
Hadis :Secara bahasa hadits adalah jaddid (baru), al-
sesuatu.
matahari terbit
jenazah pada malam hari adalah mengkaji hadis Nabi SAW yang tidak
malam hari.
G. Sistematika Penulisan
17
Abustami Ilyas, Studi Hadits Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi, (Depok : Raja
Grafindo Persada, 2019), hlm 3.
14
Supaya pembahasan skripsi ini bisa tersusun secara sistematis,
maka perlu untuk membagi pokok pembahasan menjadi empat bab, yang
tiap bab terdapat sub-sub bab. Yang mana sistematikanya, sebagai berikut:
ma’ani hadits
Bab III hasil penelitian yang terdiri dari validitas hadis terhadap
Out Line
15
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Tinjauan Pustaka
E. Metode Penelitian
F. Penjelasan judul
G. Sistematika penulisan
BAB II. Landasan Teori
A. Pengertian Takhrij
B. Ma’anil Hadits
BAB III. Hasil Penelitian
A. Validitas Hadis Tentang larangan menguburkan jenazah pada malam hari
B. Pemahaman Hadis Tentang larangan menguburkan jenazah pada malam
hari
BAB IV. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
16