Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang etnik keluarga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi konsep dan keyakinan sehat sakit anggota keluarga. Faktor
kebudayaan mengatur persepsi, penilaian gejala, definisi sehat sakit,
prognosis, terapi serta promosi kesehatan individu. Faktor kebudayaan
menentukan pentingnya berbagai domain pengaruh, domain ini membentuk
penjelasan sehat dan sakit masyarakat, bahwa apa yang mereka pikir harus
mereka lakukan mengenai kesehatan (Kleinmann, 1998 dalam Friedman, dkk
2010).
Konsep budaya barat meyakini bahwa sehat sakit merupakan fenomena
yang alamiah yang ini berlawanan dengan fenomena budaya timur, yang
dimana budaya timur lebih percaya bahwa konsep sehat sakit itu dipengaruhi
oleh penyebab sosial atau supranatural (Courtney, 1995 dalam Friedman, dkk
2010). Salah satu yang dipercayai oleh masyarakat budaya timur adalah
tentang praktik perdukunan.
Dukun merupakan istilah yang dapat mengembalikan alam pikiran
manusia pada masa lampau ketika manusia hidup di alam kepercayaan
animisme [ CITATION Bir06 \l 1057 ]. Dukun juga dikenal sebagai seorang
paranormal. Paranormal adalah orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib
dan memberi tahu kepada manusia tentang kejadian yang terjadi di alam
semesta [ CITATION Sya08 \l 1057 ].

Latar belakang kepercayaan dan budaya masyarakat membantu


meningkatkan kepercayaan masyarakat pada seorang dukun. Dukun diyakini
dan dipercayai memiliki kemampuan dan keahlian dalam menolong dan
menyembuhkan orang. Masyarakat mendatangi dan mempercayai dukun
sebagai orang yang memiliki “kesaktian” maka masyarakat telah meyakini
bahwa seorang dukun dan segala ilmu yang dimilikinya telah memiliki
kompetensi di bidangnya [ CITATION Nur12 \l 1057 ].

1
2

Ada kepercayaan dan keyakinan masyarakat yang kuat bahwa seorang


dukun memiliki kemampuan yang lebih dalam mengarahkan atau memberi
petunjuk, memprediksi, memberikan pertolongan, dan bahkan
menyembuhkan orang yang datang meminta bantuan atau pertolongan,
mayoritas masyarakat yang datang ke dukun memiliki latar belakang budaya
yang beda, dan dukun memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai macam latar belakang klien[ CITATION Nur12 \l 1057 ].
Fenomena kepercayaaan sehingga masyarakat mendatangi dukun
merupakan tradisi peninggalan sejarah animisme yang masih melekat pada
kehidupan masyarakat sampai sekarang[ CITATION Muc02 \l 1057 ]. Alasan
masyarakat dalam memilih pengobatan dukun adalah karena budaya,
ekonomi, pendidikan dan akses yang jauh untuk pergi ke pelayanan
kesehatan.
Budaya dalam masyarakat sudah menjadi kebiasaan dalam mencari
pengobatan kepada dukun, masyarakat mengaku bahwa untuk mendatangi
dukun adalah sebuah adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang
mereka, dan mereka percaya bahwa penyakit merek berasal dari alam ghaib
atau dari sesuatu yang sudah mereka langgar. Ekonomi yang rendah juga
mempengaruhi masyarakat karena terbatasnya biaya untuk sekedar
memeriksakan penyakitnya dan membeli obat. Pendidikan menjadi masalah
ketidaktahuan masyarakat dalam mencari pengobatan karena kurangnya
informasi atau pengetahuan yang mereka dapat tentang penyakitnya
[ CITATION Fri10 \l 1057 ]. Jadi yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih
pengobatan tradisional (dukun) adalah budaya, ekonomi, pendidikan dan
akses yang jauh.
Sifat masyarakat desa yang homogen yang juga terlihat pada sistem
kepercayaannya. Sistem kepercayaan masyarakat tersebut sebagian besar
dengan menganut sistem kepercayaan yang bersifat hukum alam, yaitu
mempercayai hal-hal yang berhubungan dengan mistis dan ghaib, sehingga
masyarakat desa masih mempercayai adanya kekuatan mistik yang berasal
dari alam. Salah satu perantara yang menghubungkan masyarakat desa
3

dengan kekuatan mistik adalah seseorang yang disebut sebagai ”dukun”.


Pengertian “dukun” secara umum adalah orang yang memiliki kemampuan
supranatural [ CITATION Hak13 \l 1057 ].
Pengaruh budaya yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah
satu alasan utama masyarakat di pedesaan memilih alternatif lain mengapa
orang lebih cenderung pergi kepada ”dukun” dari pada ke dokter dalam
masalah kesehatan. Mitos merupakan budaya yang meskipun telah ada pada
masyarakat masa lampau tetapi tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya oleh
budaya masyarakat sekarang ini[ CITATION Hak13 \l 1057 ]. Kebanyakan
masyarakat yang melakukan pengobatan adalah dari kalangan ekonomi
menengah kebawah karena selain murah juga mudah sehingga pengobatan
alternatif seperti ini jadi pilihan yang normal karena keterbatasan biaya dan
akses untuk pergi ke dokter. alasan biaya sebagai alasan yang paling
mendasar dalam pemilihan pengobatan melalui dukun [ CITATION Hak13 \l
1057 ].
Perilaku masyarakat yang masih mempercayai dukun juga tidak terlepas
dari tingkat pendidikan yang ada dikalangan masyarakat dan rendahnya
tingkat pengetahuan mendorong masyarakat untuk percaya terhadap hal-hal
yang tidak rasional yang berkembang di masyarakat, sehingga fenomena
seperti ini sangat mudah diterima tanpa adanya pertimbangan yang
matang[ CITATION Hak13 \l 1057 ] . Pendidikan berperan dalam perilaku
masyarakat untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan masyarakat
memahami arti kesehatan dirinya dan lingkungannya. Pemaknaan kesehatan
bagi masyarakat tentu tidak lepas dari pendidikan yang mereka terima, baik
yang diterima lewat sekolah, lewat institusi kesehatan (dinas kesehatan,
puskesmas) maupun lewat lembaga keagamaan [ CITATION Hak13 \l 1057 ].
Akses terhadap fasilitas kesehatan dalam situasi dan kondisi geografis
yang ada merupakan tantangan yang cukup besar didalam pemberian
pelayanan kesehatan secara merata. Tanpa akses yang mudah dijangkau
sangat menyulitkan masyarakat terutama untuk masyarakat yang
berpenghasilan rendah [CITATION Nai16 \l 1057 ].
4

Peneliti menganalisis faktor ekonomi, budaya, pendidikan, akses dan


pengetahuan apakah kelima faktor tersebut mempengaruhi masyarakat atau
untuk berobat ke dukun dan peneliti tidak bermaksud untuk mengubah
pikiran atau kebiasaan masyarakat dalam memilih berobat ke dukun, karena
berdasarkan wawancara peneliti dengan dukun. Dukun mengatakan bahwa
seperti penyakit kista, perut membesar dll nya masyarakat percaya bahwa
dukun bisa mengobati penyakitnya dan masyarakat juga sudah mendapatkan
bukti dari orang yang sudah pernah berobat ke dukun tersebut.
Sehingga untuk para tenaga kesehatan tidak perlu mengubah kebiasaan
masyarakat yang berobat ke dukun jika ada pengaruh dari 5 faktor tersebut
karena tidak ada salahnya jika berobat ke dukun dan hanya memberikan
edukasi saja kepada masyarakat bahwa pentingnya untuk sering
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan.
Di pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di Desa Paloan Kabupaten
Landak, berdasarkan hasil observasi peneliti serta didukung wawancara
dengan beberapa masyarakat masih didapatkan bahwa hampir rata-rata
masyarakat yang tinggal disekitar daerah itu masih percaya dengan
pengobatan dukun dan mereka beranggapan bahwa dukun itu mampu
mengobati segala penyakit nya, dan penyakit mereka sebagian besar dianggap
karena ada gangguan dari mahluk gaib atau dari alam itu sendiri. Disamping
itu masyarakat disitu masih memegang teguh kebudayaan mereka yang sudah
dari lama mereka percaya sesuai dengan adat istiadat. Di pedesaan itu
kebanyakan tingkat pendidikan nya adalah SD, berpendapatan rendah ± Rp.
500.000/bulan, dan jarak untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan juga
cukup jauh untuk dijangkau dengan berjalan kaki.

Alasan peneliti mengambil judul ini karena berdasarkan fenomena


sekarang masih banyaknya masyarakat yang memilih pengobatan ke dukun,
padahal disetiap wilayah atau desa sudah tersebar tempat pelayanan
kesehatan. Disini peneliti ingin mengetahui apakah faktor budaya, ekonomi,
pendidikan, akses dan pengetahuan mempengaruhi pemikiran masyarakat
atau tidak dalam memilih pengobatan ke dukun tanpa membuat masyarakat
5

merubah pemikiran masyarakat dalam pemilihan pengobatan mereka dalam


berobat ke dukun.
Menurut peneliti tidak ada salahnya dalam memilih berobat ke dukun,
karena tidak ada salanya jika tujuan nya untuk sembuh karena berdasarkan
penelitian Hakim,dkk (2013), menjelaskan bahwa ada yang berobat kedukun
karena sudah lama berobat medis merasa tidak sembuh. Hal ini dipengaruhi
oleh budaya masyarakat setempat. Jadi disini peneliti hanya mencari apakah
diantara 5 faktor ini mempengaruhi atau tidak dalam mencari pengobatan ke
dukun dan tidak ada dampak negatif jika berobat ke dukun, karena sama-
sama menyembuhkan pasien dari penyakitnya.
Ditempat peneliti ingin melakukan penelitian, walaupun masyarakat
hanya mengeluh pusing atau nyeri, masyarakat setempat langsung berobat ke
dukun karena mereka mengganggap bahwa mereka berobat ke dukun sembuh
juga dan tidak memakan waktu yang lama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keluarga dalam memilih pengobatan ke dukun?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga dalam mencari pengobatan ke dukun.
2. Tujuan Khusus

a) Untuk menganalisis pengaruh antara faktor ekonomi dengan


pemilihan pengobatan ke dukun
6

b) Untuk menganalisis pengaruh antara faktor pendidikan dengan


pemilihan pengobatan ke dukun
c) Untuk menganalisis pengaruh antara faktor akses dengan pemilihan
pengobatan ke dukun
d) Untuk menganalisis pengaruh antara faktor pengetahuan dengan
pemilihan pengobatan ke dukun
e) Untuk mengeksplore faktor budaya dalam mencari pengobatan ke
dukun

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat
Artikel ilmiah ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat untuk
dapat lebih bisa memilih pengobatan dan mengetahui pentingnya
kunjungan ke pelayanan kesehatan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan


Dapat meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang
pentingnya kunjungan kerumah sakit bukan hanya saat sakit tetapi juga
saat sehat untuk meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.

3. Bagi Pendidikan
Artikel ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian ini.
7

BAB II

RESUME JURNAL UTAMA

A. Identitas Jurnal

Nama Judul Peneliti dan Tujuan Metodologi Sampel Hasil


Jurnal Artikel Tahun
Publikasi
Jurnal Ilmu Peran Asep Dadan Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil dari penelitian ini
Sosial Dukun Wildan dan penelitian dilakukan dalam didapatkan bahwab
(Vol 1 no Kampung Irwandi ini adalah dengan penelitian dukun kampong bagi
1) Dalam 2018 untuk menggunakan ini para masyarakat kabupaten
Kehidupan mengetahui metode dukun Belitung
Masyarakat peran kualitatif kampong dipercayai/berperan
Melayu dukun dengan sebanyak sebagai Pembina adat.
Belitung kampong pendekatan 56 orang Eksistensi dukun
dalam sosiologi, kampong ini oleh
kehidupan antropologi kesadaran mereka
masyarakat dan kebijakan sendiri mulai
melayu publik. Data ditingkatkan.
belitung yang
dikumpulkan
dalam
penelitian ini
meliputi data
primer dan
sekunder.

Jurnal Eksistensi Irfan Ardani Penelitian Metode yang Sampel Dari hasil penelitian
Kajian Dukun 2013 ini digunakan dalam didapatkan bahwa dari 5
Sastra Dan Dalam Era bertujuan adalah studi penelitian provinsi dengan tingkat
Budaya Dokter untuik pustaka dari ini dengan pemanfaatan tenaga
(Vol 1 no Spesialis mengetahui hasil menggunak dukun persalinan
2) keberadaan penelitian an 5 tertinggi diindonesia.
fisik dan yang pernah provinsi Tingkat kepercayaan
keberadaan dilakukan diindonesia masyarakat terhadap
fungsi dari sebelumnya dengan tipe dukun dalam menolong
pengobatan dan daerah persalinan masih tinggi
tradisional menganalisisn perkotaan terutama didaerah
(dukun) ya dengan dan pedesaan.
dimasa teori perdesaan
8

modern eksistensi.
sekarang
Jurnal Relasi Juhana Tujuan Penelitian ini Sampel Masyarakat pedesaan
Studi Agama, Nasrudin penelitian menggunakan dalam yang berada di
Agama- Magi, 2019 ini adalah metode penelitian kecamatan kadungora
agama Sains dengan penelitian ini masih memanfaatkan
(Vol 2 no Dengan mengaitkan kualitatif berjumlah system pengobatan
1) System relasi dengan dua 20 orang tradisional. Tetapi
Pengobatan agama, sumber data untuk data walaupun demikian
Tradisional magi, sains yaitu data primer, dan kehadiran pengobatan
Modern dengan primer dan 4 orang modern didasarkan pada
Pada system focus group untuk sains sudah
Masyarakat pengobatan discussion focus dimanfaatkan pula oleh
Pedesaan tradisional- group masyarakat pedesaan
modern discussion. seperti dengan
pada Pemilihan keberadaan puskesmas
masyarakat informan di desa-desa dan praktek
pedesaan dilakukan pengobatan tradisional
secara dalam prakteknya
purposive menggunakan unsur
dan metode magi dan agama, hal
snowballin tersebut dikarenakan
g keterbatasan ekonomi
dan pendidikan.
Idea Faktor Ismail Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil penelitian dapat
Nursing Yang 2015 penelitian bersifat dalam diketahui bahwa ada
Journal Mempenga ini untuk deskriptif penelitian pengaruh antara sumber
(Vol VI no ruhi mengetahui analitik ini seluruh informasi (p-
1) Keputusan faktor yang dengan kepala value=0,021), sumber
Masyarakat mempengar pendekatan keluarga di budaya (p-value=0,037),
Memilih uhi crossectional. gampong dan pendapatan (p-
Obat keputusan Analisa data lam ujong value=0,046) terhadap
Tradisional masyarakat dilakukan yang keputusan mayarakat
Di memilih dengan berjumlah dalam memilih obat
Gampong obat menggunakan 250 orang tradisional.
Lam Ujong tradisional uji chi square. dengan
di sampel 72
gampong orang.
lam ujong Metode
pengambila
n sampel
dilakukan
secara
simple
random
sampling.
9

Jurnal Komunikas Ali Nurdin Tujuan Penelitian ini Sampel Hasil dari penelitian ini
Komunikas i Magis 2012 penelitian menggunakan dalam kemampuan dan
i Dukun ini adalah pendekatan penelitian keterampilan dukun
(Vol 1 no (Studi untuk fenomenologi ini adalah menunjukan adanya
5) Fenomenol memahami dengan para dukun konsep komunikasi yang
ogi dan metode dan klien di baru, yaitu komunikasi
Tentang mengekspl kualitatif. wilayah suwuk, komunikasi
Kompetens orasi lamongan, petungan, komunikasi
i konpetensi dengan penerawangan, dan
Komunikas komunikasi pemilihan komunikasi prewangan.
i Dukun) dukun informan
dalam dilakukan
melayani sesuai
kliennya. pengalama
nnya.
Tehnik
pengumpul
an data
menggunak
an
interview,
observasi
dan review
dokumen .

Jurnal Gambaran Dian Mirza Penelitian Penelitian ini Sampel Hasil penelitian
Kesehatan Perilaku Togobu ini menggunakan dalam diperoleh bahwa dalam
Masyarakat Masyarakat 2018 bertujuan penelitian penelitian lingkup faktor
(Vol 4 no Adat untuk kualitatif ini predisposisi yaitu
1) Karampuan memperole dengan berjumlah pengetahuan informan
g Dalam h informasi pendekatan 11 orang tentang pengobatan
Mencari tentang fenomenologi. yang terdiri sanro masih dalam
Pengobatan gambaran dari 7 tingkat tahu dan
Dukun perilaku orang sedikitnya hanya sampai
(Ma’sanro) masyarakat informan memahami dumana
adat biasa, 1 informan hanya mampu
karampuan orang menjelaskan secara
g mengenai informan mendalam tentang
pengobatan tambahan pengobatan tersebut.
dukun dan 3 orang
(ma’sanro) informan
kunci
Jurnal Health Syaikhul Penelitian Penelitian ini Sampel Hasil penelitian ini
Psikologi Belief Fanani dan ini menggunakan dalam menunjukan bahwa
Klinis dan Model Triana bertujuan pendekatan penelitian persepsi pasien
Kesehatan Pada Kesuma untuk kualitatif ini pengobatan alternatif
10

Mental Pasien Dewi mengetahui dengan melibatkan supranatural dengan


(Vol 3 no Pengobatan 2014 bagaimana metode studi 2 orang. bantuan dukun berawal
1) Alternatif kepercayaa kasus. Teknik Subjek dari bentuk kepercayaan
Supranatur n kesehatan analisa data pertama mereka terhadap
al Dengan pada pasien yang merupakan penyakit aneh yang
Bantuan pengobatan digunakan petugas mereka alami.
Dukun alternative dalam cleaning
supranatura penelitian ini servis di
l dengan adalah dengan salah satu
bantuan analisa perguruan
dukun tematik. tinggi di
dilihat dari kota
teori health malang
belief berumur 30
model tahun dan
subjek
kedua
merupakan
seorang
supir
berumur 28
tahun.
Health The Use Of Nurhayati Penelitian Metode Penelitian Sebanyak 294.959
Science Traditional dan Lucie ini penelitian ini ini subjek pada penelitian
Journal of Health Widowati bertujuan menggunakan menggunak ini. Proporsi subjek
Indonesia Care 2017 untuk pendekatan an data yang memanfaatkan
(Vol 8 no Among mengidenti cross rumah pelayanan kesehatan
1) Indonesian fikasi sectional tangga dari tradisional adalah 30,4%
DOI: Family faktor data (89.752/294.959).
10.22435/h dominan Riskesdas Faktor risiko dominan
sji.v8i1.56 yang tahun 2013. yang berhubungan
00. berhubunga Jumlah dengan pemanfaatan
n dengan data yang pelayanan kesehatan
pemanfaata dianalisis tradisional adalah
n sebesar wilayah tempat tinggal,
pelayanan 294.959 tingkat pendidikan,
kesehatan subjek. status pekerjaan, status
tradisional Analisis ekonomi, dan
pada rumah data ketersediaan pelayanan
tangga di menggunak kesehatan.
Indonesia an analisis Dibandingkan dengan
kompleks rumah tangga yang
sampel tinggal di pedesaan,
dengan rumahtangga yang
regresi berada di perkotaan
logistik berpeluang 1,09 kali
11

untuk memanfaatkan
memperole pelayanan kesehatan
h faktor tradsional [rasio odds
dominan suaian (ORa)= 1,09;
yang 95% CI= 1,04 to 1,14].
berhubunga Rumah tangga yang
n dengan tingkat pendidikannya
pemanfaata rendah berpeluang 1,10
n kali memanfaatkan
pelayanan pelayanan kesehatan
kesehatan tradisional (ORa=1,10;
tradisional 95% CI=1,03 to 1,18).
pada rumah Rumah tangga dengan
tangga di pekerjaan swasta
Indonesia berpeluang 1,33 kali
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
tradsional (ORa=1,33;
95% CI=1,25 to 1,41).
Rumah tangga yang
memiliki tingkat
ekonomi tinggi
berpeluang 1,31 kali
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
tradisional (ORa=1,31;
95% CI=1,23 to 1,41).
Rumah tangga yang
mengetahui ketersediaan
pelayanan kesehatan
berpeluang 1,44 kali
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
tradisional (ORa=1,44;
95% CI=1,29 to 1,60).

B. Metodologi
1. Selecting a review topic
Penulis memilih topik untuk menulis literatur dengan mencari
topik yang sesuai dengan penelitian, kemudian mencari beberapa artikel
penelitian sebelumnya yang sesuai dengan topik yang ditentukan atau
yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dalam memilih topik
12

dipastikan harus sesuai dengan yang akan dibahas agar mempermudah


dalam penulisan pada saat menyusun laporan artikel ilmiah.
Penulis memilih topik “faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga
dalam pemilihan pengobatan ke dukun” untuk laporan artikel ilmiah yang
akan ditelaah. Menurut penulis topik itu sangat penting untuk dibahas
dikarenakan seperti yang sudah dijelaskan dilatar belakang bahwa
menurut Nurdin, (2012) ada kepercayaan dan keyakinan masyarakat yang
kuat bahwa seorang dukun memiliki kemampuan yang lebih dalam
mengarahkan atau memberi petunjuk, memprediksi, memberikan
pertolongan, dan bahkan menyembuhkan orang yang datang meminta
bantuan atau pertolongan, mayoritas masyarakat yang datang ke dukun
memiliki latar belakang budaya yang beda, dan dukun memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam latar
belakang klien.
Fenomena kepercayaaan sehingga masyarakat mendatangi dukun
merupakan tradisi peninggalan sejarah animisme yang masih melekat
pada kehidupan masyarakat sampai sekarang[ CITATION Muc02 \l 1057 ].
Pengaruh budaya yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah satu
alasan utama masyarakat di pedesaan memilih alternatif lain mengapa
orang lebih cenderung pergi kepada ”dukun” dari pada ke dokter dalam
masalah kesehatan. Mitos merupakan budaya yang meskipun telah ada
pada masyarakat masa lampau tetapi tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya
oleh budaya masyarakat sekarang ini[ CITATION Hak13 \l 1057 ].
Menurut penelitian Fanani & Dewi, (2014) mengatakan bahwa
istilah dukun sendiri tentunya sudah tidak asing lagi di masyarakat kita
sejak lama sampai era modern seperti ini. Pemanfaatan metode
pengobatan alternatif dukun ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang
terpencil atau pedesaan tapi juga digunakan oleh masyarakat modern.
Representasi masyarakat pedesaan memang masih memiliki tradisi atau
kebudayaan yang sangat kuat.
13

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis menganggap


masalah tersebut penting untuk dibahas karena belum diketahui nya
alasan yang lebih jelas kenapa masyarakat memilih dukun untuk
pengobatan karena seperti yang diketahui dikalangan masyarakat sudah
ada banyak dibangun fasilitas kesehatan.
2. Searching a literature
Langkah pertama dalam pencarian literatur adalah dengan
formulasi masalah misalnya dengan cara memilih topik yang akan di
bahas, kedua mengumpulkan data dari dengan mencari literatur
menggunakan database yang mudah diakses, ketiga mengumpulkan data
yang sesuai poin-poin seperti abstrak, nama jurnal, judul, tahun publikasi,
peneliti, metodologi, sampel dan hasil, dan terakhir evaluasi yang sudah
didapat apakah bisa diambil sebagai literatur atau sudah sesuai topik atau
tidak.
Penulis mencari literatur dengan menggunakan database online
google cendekia atau google scholar dengan menggunakan kata kunci
“pengobatan ke dukun” dan “dukun”. Jumlah jurnal yang didapat sekitar
8 jurnal diantaranya 7 jurnal Indonesia dan 1 jurnal internasional. Pada
saat pencarian dengan menggunakan kata kunci tersebut muncul sekitar
3.310 hasil (0,05 dtk) dan yang sesuai sekitar 8 jurnal dengan topik yang
akan dibahas oleh penulis. Judul jurnal yang didapat adalah Peran dukun
kampung dalam kehidupan masyarakat melayu belitung, Eksistensi dukun
dalam era dokter spesialis, Relasi agama magi sains dengan system
pengobatan tradisional modern pada masyarakat pedesaan, Faktor yang
mempengaruhi keputusan masyarakat memilih obat tradisional di
gampong lam ujong, Komunikasi magis dukun (studi fenomenologi
tentang kompetensi komunikasi dukun), Gambaran perilaku masyarakat
adat karampuang dalam mencari pengobatan dukun (ma’sanro), Health
belief model pada pasien pengobatan alternatif supranatural dengan
bantuan dukun, dan The use of traditional health care among indonesian
family.
14

Kriteria saat mencari literatur adalah jurnal yang sesuai dengan


judul atau topik, penulis memilah beberapa jurnal apakah isinya juga
sama atau tidak dengan topik yang akan dibahas karena jika tidak sesuai
dalam pencarian literatur akan mempengaruhi hasil laporan artikel ilmiah.
Alasan penulis menggunakan database online google scholar
adalah sangat mudah digunakan dan diakses tanpa harus berlangganan
atau berbayar. Alasan penulis tidak menggunakan database internasional
seperti PubMed, CINAHL, ProQuest, Research Gate, SagePub, karena
database tersebut diperuntukkan yang sudah melakukan registrasi
berlangganan walaupun dapat mengakses jurnal dari databse tersebut
secara gratis biasanya hanya dapat membaca bagian abstrak saja dari
jurnal tersebut dan tidak menampilkan secara keseluruhan bagian-bagian
yang ada dalam jurnal. Alasan tersebut yang membuat penulis memilih
menggunakan database google scholar dibandingkan dengan
menggunakan database lainnya.

3. Analyizing the literature


Penulis menganalisis literatur dengan cara membaca bagian abstrak
terlebih dahulu dan memilih literatur yang menjadi kriteria yang akan
ditelaah serta membaca poin-poin yang sudah sesuai atau tidak dengan
yang ditentukan. Jika sudah sesuai baru penulis bisa mengerti atau paham
dalam proses menelaah isi jurnal tersebut dan penulis baru dapat menulis
literatur sesuai dengan topik yang akan dibahas.
Kriteria untuk menilai penggunaan dan kehadiran kajian literatur
menurut Tuckman (1999), mencakup sebagai berikut:
a. Ketepatan (Adequacy)
Ketepatan Sumber literatur menjadi pijakan pembahasan yang
dipilih harus memiliki kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut
dipilih sesuai dengan derajat kesesuaian antara masalah dengan
sumber pendukungnya, atau variabel peneliti yang sedang dikaji
sesuai dengan referensi yang menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam
15

suatu penelitian mempertanyakan tentang pengobatan ke dukun, maka


sumber literatur pendukungnya harus terkait dengan pengobatan ke
dukun.
b. Kejelasan (Clarity)
Kejelasan sangat terkait dengan isi literatur apakah penelaah
dapat memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal
ini penelaah harus memahami masalah ataupun variabel dalam
penelitian. Kejelasan sebagai sifat variabel yang berhubungan sifat
substansi yang perlu dikupas secara mendalam.
c. Empiris (Empiricalness)
Empiris atau alamiah berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat
terkait dengan temuan aktual (temuan lapangan) yang didapatkan
bukan pendapat semata. Dukungan empiris yang berasal dari lapangan
secara reliabel dapat meningkatkan keakuratan kajian. Kajian yang
akurat lebih dapat dipercaya daripada sekadar pendapat awam.
d. Kemutakhiran (Recency)
Persyaratan kemutakhiran sangat penting diperhatikan baik dalam
penelitian maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemutakhiran ini
terkait dengan pengutipan dari sumber-sumber yang terbaru, up-to-
date. Sumber-sumber terbaru biasanya berdasarkan pada hasil-hasil
penelitian terkini pula. Itulah sebabnya syarat kemutakhiran ini sangat
diperlukan.
e. Relevansi (Relevance)
Relevansi itu terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan
dengan variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang sedang menjadi
perhatian penelitian. Misalnya, variabel dan hipotesis yang diuji dalam
penelitian berkenaan dengan strategi pembelajaran kooperatif dan
hasil belajar, maka kutipan atau kajian literatur harus sesuai dengan
relevan dengan kedua variabel tersebut.
f. Organisasi (Organization)
16

Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan


dengan keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara
baik yang mencakup pandahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan
atau penyususnan tata tulis dilakukan secara sistematis sehingga
terjadi hubungan logis. Oraganisasi tulisan yang baik membuat para
pembacanya untuk mengikuti jalan pikiran secara runtun.
g. Meyakinkan (Convicingness)
Meyakinkan Perihal, meyakinkan ini berkenaan dengan apakah
kajian literatur itu membantu peneliti atau penulis memahami benar
masalahnya sehingga mampu meyakinkan orang lain. Sumber-sumber
kajian literatur memiliki keyakinan tinggi apabila memang dikerjakan
oleh pakarnya.
4. Writing a review
Penulisan ulasan dalam literatur yang harus diperhatikan adalah
fokus penelitian, gaya dan sistematika penulisan, penulis, nama dan judul
jurnal, abstrak, tujuan penelitian, metodologi, sampel dan hasil dari
penelitian. Pemilihan topik yang sesuai dengan apa yang akan dibahas
dan penulis harus mengetahui poin-poin yang dijelaskan agar penulis
lebih mudah dalam melakukan penulisan ulasan literatur tersebut.
Bab I yang berisi latar belakang diambil dari berbagai pembahasan di
jurnal yang berkaitan dengan pengobatan dukun, rumusan masalah di
kaitkan dengan latar belakang yang ada, tujuan serta manfaat dalam
penyusunan artikel ilmiah.
Bab II penulis dibagian poin A identitas jurnal, mengumpulkan 8 jurnal
terdiri dari 7 jurnal bahasa indonesia dan 1 jurnal bahasa inggris, dan di
tulis sesuai poin-poin menggunakan tabel seperti nama jurnal, judul
jurnal, peneliti dan tahun publikasi, tujuan, metodologi, sampel dan hasil.
Isi dibagian poin B metodologi yaitu alasan atau pembahasan tentang
selecting a review topic, searching a literature, analyizing the literature,
dan writing a review.
Bab III berisi pembahasan dari isi semua jurnal
17

Bab IV berisi implikasi dan aplikasi, apakah hasil temuan jurnal yang
ditelaah dapat diimplikasikan atau diaplikasikan pada tatanan pelayanan
keperawatan.
Bab V berisi kesimpulan dari isi semua pembahasan dan saran untuk
pembaca
18

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Jurnal
Hasil dari penemuan beberapa artikel yang dipublikasikan oleh beberapa
jurnal ditemukan ada 8 artikel yang berhubungan erat dengan topik yang
penulis telaah yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam
pemilihan pengobatan ke dukun. Selanjutnya penulis menganalisis artikel
yang didapat dengan topik yang ditelaah dengan cara membandingkan setiap
jurnal yang ditemukan baik secara metodologi maupun hasil yang didapat.
1. Peran Dukun Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung
Menurut hasil penelitian Wildan & Irwandi (2018) yang melakukan
penelitian tentang peran dukun kampung dalam kehidupan masyarakat
melayu Belitung didapatkan bahwa peran dukun tidak hanya dibutuhkan
untuk menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk menyeimbangkan
kehidupan lainnya misalnya berperan sebagai penjaga wilayah sesuai
dengan adat lokal yang berlaku.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Huda (2015), yang
mengatakan bahwa pemikiran dan ilmu pengetahuan selalu berkembang
sesuai dengan perkembangan zamannya, namun peran dukun masih tetap
mempunyai eksistensi dalam kehidupan masyarakat jawa, hal tersebut
dibuktikan dengan adanya kepercayaan sebagian masyarakat yang kuat
terhadap keberadaan dukun atau paranormal sebagai seorang yang
memiliki pengetahuan linuwih atau berlebih, sebagai mahluk Tuhan yang
dianggap mampu membantu menyelesaikan problema kehidupan.
Menurut penulis peran dukun pada budaya dayak contohnya, suku
dayak percaya bahwa dukun mampu mengobati penyakit mereka dari
penyakit yang karena hal gaib atau penyakit medis lainnya. Masyarakat
dayak masih menjunjung tinggi adat istiadat yang terlihat pada
terpeliharanya hukum dan lembaga peradilan adat, dan dukun bagi
19

mereka bukan hanya untuk mengobati penyakit tetapi juga untuk


menghargai atau meminta pertolongan dalam adat istiadat untuk
mendapat kemudahan dan kelimpahan hasil panen tanaman. Dukun juga
mereka anggap perantara Tuhan karena mereka yakin mereka hidup
dalam adat istiadat yang harus tetap dilestarikan dan dipertahankan
[CITATION Sup \l 1033 ].
2. Eksistensi Dukun Dalam Era Dokter Spesialis
Hasil penelitian Ardani (2013), menjelaskan bahwa keberadaan
dukun pengobat dan praktik pengobatan tradisional ternyata masih eksis
di tengah pengobatan modern. Eksistensi metode pengobatan tradisional
dan eksistensi dukun sangat ditentukan oleh masyarakat sebagai
penggunanya, ia ada ketika masyarakat masih mempercayai dan
menggunakannya. Dukun yang dominan bersifat irasional masih eksis
ditengah masyarakat modern dengan pola piker rasional.
Penelitian ini berkaitan dengan hasil penelitian Bakti, dkk (2018),
mengatakan bahwa fakta dilapangan menunjukan bahwa eksistensi dukun
di tanah gayo dikaitan dengan segala aktivitas masyarakat dengan
menggunakan dukun menjadi seseorang yang bisa membantu masyarakat
dalam mengatasi masalah atau suatu kunci untuk mengubah kehidupan
mereka contohnya dalam bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial
budaya, bidang keamanan, bidang olahraga, dan bidang kesehatan.
Hal ini berkaitan dengan penelitian Pramono & Sadewo (2012)
mengatakan zaman dahulu eksistensi dukun sangat kuat karena dulu
semua banyak keterbatasan, masyarakat sangat mempercayai dukun
karena dukun berada disekitar masyarakat tinggal dan tidak
membutuhkan waktu dan biaya yang sangat banyak. Dahulu juga banyak
tersebar dukun di seluruh desa bahkan perkotaan. Hingga kini zaman
sekarang eksistensi dukun masih menyebar dikalangan masyarakat, hanya
saja tidak sebanyak dulu karena sekarang sudah banyak tersebar fasilitas
kesehatan.
20

3. Relasi Agama Magi Sains Dengan System Pengobatan Tradisional


Modern Pada Masyarakat Pedesaan,
Hasil peneliian Nasrudin (2019), mengatakan bahwa terdapat relasi
agama dengan sistem pengobatan tradisional, dalam bentuk integrasi
fungsi agama kedalam system pengobatan tradisional. Akulturasi agama
dan budaya tampak dalam system pengobatan tradisional, hal terpenting
yang menjadi ciri khas pengobatan tradisional dimana dalam tataran
praktis system pengobatan tradisional pada masyarakat pedesaan tidak
terlepas dari unsur magis dan agama.
Menurut [ CITATION Nas19 \l 1033 ] pentingnya mengintegrasikan
magis, agama dan sains agar terbentuk pengobatan yang satu sama lain
saling melengkapi. Pengobatan modern seolah merupakan paling canggih
yang ada pada zaman sekarang, padahal pada hakikatnya tidak seperti itu
karena pengobatan modern terkadang tidak mampu mengobati bebrapa
penyakit yang diakibatkan oleh unsur magic atau mistis.
Menurut penulis relasi agama, magis dan sains dapat dikaitkan
dalam pengobatan tradisional karena tidak semuanya mantra yang
disebutkan dukun mengandung tentang alam gaib. Agama bukan hanya
berfungsi sebagai penyelamat melainkan berfungsi sebagai penyembuh
terhadap penyakit, pada masyarakat era primitif melakukan pengobatan
didasarkan pada pemahaman yang dipahami dari lingkungan seperti
penggunaan magic atau ramuan-ramuan alam sekitar, kemudian agama
memberikan penjelasan tentang gejala alam sehingga masyarakat
mempunyai unsur agama dalam pengobatan [ CITATION Nas19 \l 1033 ].
Keterkaitan dukun dan agama sebenarnya bertentangan karena
mengadung hal gaib dan mistis, tetapi ada juga mantra yang mengandung
doa-doa khusus yang berhubungan dengan agama. Masyarakat yang
percaya dukun tidak sepenuhnya melupakan agama mereka, hanya saja
karena mereka menghargai kepercayaan tradisi dan budaya mereka
[ CITATION Tum16 \l 1033 ].
21

4. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat


Tradisional Di Gampong Lam Ujong
Hasil penelitian Ismail (2015), mengatakan penggunaan obat
tradisional semakin berkembang baik sebagai obat maupun untuk tujuan
lain, terlebih dengan adanya anjuran untuk kembali kea lam.
Permasalahan akan timbul apabila pemilihan obat tradisional tersebut
adalah sebagai bentuk pelarian dari pelayanan medis. Gaya hidup kembali
kealam (back to nature) menjadi tren saat ini sehingga masyarakat
kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan
dengan tumbuhan obat (herbal).
Menurut penulis ketika obat-obatan dalam medis tidak lagi berefek
pada penyembuhan maka masyarakat lebih memilih obat-obat tradisional
yang terbuat dari alam. Masyarakat kembali memanfaatkan berbagai
bahan alam yang mereka yakini dapat menyembuhkan penyakit yang
sedang mereka alami, hal ini tidak ada salahnya karena obat-obatan
tradisional berasal dari alam dan tidak mengandung bahan kimia
berbahaya. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia
telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad [ CITATION
Sar06 \l 1033 ].
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengobatan tradisional adalah
budaya, ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan akses yang jauh. Pertama
faktor budaya masyarakat sulit untuk melupakan budaya yang sudah
mereka jalani sejak lama, karena semakin mendukung sosial budaya
dalam masyarakat tentang pemilihan pengobatan tradisional maka
semakin besar pula kemungkinan masyarakat untuk memilih pengobatan
tradisional karena kebiasaan dalam budaya yang diturunkan sangat
mudah diterima oleh masyarakat [ CITATION Ism151 \l 1033 ].
Kedua faktor ekonomi, bahwa pendapatan yang rendah berpengaruh
dalam pemilihan pengobatan tradisional, mereka lebih memilih
menggunakan obat tradisional karena harga obat tradisional lebih
terjangkau dibandingkan obat modern [ CITATION Ism151 \l 1033 ].
22

Ketiga faktor pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan


semakin baik dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan keyakinannya
harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan diadaptasikan
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pendidikan
yang rendah berpengaruh dalam pemilihan pengobatan, karena kurangnya
pengetahuan suatu penyakit (Ardhana, 1986 dalam Sudiharto, 2007).
Keempat faktor pengetahuan, masalah pengambilan keputusan
dalam melakukan pengobatan merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap kesehatan karena pengetahuan yang rendah Desni, dkk (2011).
Terakhir faktor akses, kondisi sulitnya masyarakat mencapai akses
pelayanan kesehatan (puskesmas) karena jarak yang relatif jauh dan
beratnya biaya transportasi menjadi pertimbangan masyarakat dalam
upaya pencarian pengobatan. Untuk mendapatkan pelayanan pengobatan
di puskesmas, jaraknya relatif jauh dari tempat tinggal sehingga
memerlukan biaya yang cukup besar untuk biaya transfortasi (Media,
2011).
5. Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi
Komunikasi Dukun)
Berdasarkan hasil penelitian Nurdin (2012), mengatakan bahwa
kompetensi yang dimiliki dukun adalah kompetensi komunikasi untuk
meyakinkan setiap orang yang dating kepadanya untuk meyakini dan
mempercayai apa-apa yang disampaikan dan melakukan apa yang
diperintahkannya. Penelitian ini penting dalam perspektif kajian
komunikasi.
Kajian dalam penelitian ini terkait erat dengan kemampuan dan
keahlian dukun dalam meyakinkan klien. Kemampuan dukun dalam
memberikan sugesti pada setiap klien yang datang, kemudian klien
mempercayai dan melakukan sepenuhnya apa yang disampaikan oleh
dukun merupakan kajian yang unik dan menarik dalam disiplin ilmu
komunikasi[ CITATION Nur12 \l 1033 ].
23

Menurut penulis komunikasi yang dukun sampaikan adalah agar


dapat meyakinkan seseorang untuk yakin atau percaya pada apa yang
dukun sampaikan, karena kemampuan orang untuk mencapai tujuan
dalam kehidupan sosial tergantung pada kompetensi komunikasi yang
dimiliki.
Biasanya dukun melakukan membaca matra atau dengan
menggunakan alat-alat untuk menghubungkan dirinya dengan alam gaib,
mencari tau kenapa orang yang berobat itu bisa mendapat penyakit
tersebut, dan dukun selalu meyakinkan seseorang yang berobat
kepadanya agar percaya bahwa penyakit yang dirasakan nya dapat
sembuh. Tetapi dalam pengobatan dukun banyak dukun mengatakan
bahwa penyakit yang seseorang alami itu sumbernya dari hal gaib yang
mengganggu atau suatu kesalahan seseorang tersebut karena merusak
alam atau semacamnya [ CITATION Tog18 \l 1033 ].
6. Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari
Pengobatan Dukun (Ma’sanro)
Hasil penelitian Togobu, (2018) mengatakan bahwa dalam lingkup
predisposisi yaitu pengetahuan informan tentang pengobatan sanro masih
dalam tingkat tahu dan sedikitnya hanya sampai memahami dimana
informan hanya mampu menyebutkan apa saja yang pernah mereka
dengar, lihat, dan rasakan tanpa mampu menjelaskan secara mendalam
tentang pengobatan tersebut. Sikap informan tentang pengobatan
ma’sanro menunjukan sikap menerima dengan adanya pengobatan dukun
karena sikap positif yang dilakukan dukun kepada masyarakatnya, sikap
menerima dengan rasa senang dan puas akan pelayanan dukun yang
terbilang murah meriah, terjangkau dan lebih cepat memberikan
pertolongan.
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian dari Desni dkk (2011),
menyatakan bahwa sebagian besar informan yang berpendidikan rendah
sehingga masyarakat lebih cenderung menggunakan pengobatan
tradisional. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi
24

terbentuknya suatu tindakan atau perilaku yang menguntungkan bagi


seseorang, khususnya dalam pencarian pengobatan.
Menurut penulis perilaku yang terjadi pada masyarakat dalam
memilih pengobatan dukun adalah salah satunya untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya lokal atau tradisi, tetapi pada tingkat pengetahuan untuk
mengetahui pengobatan dukun sendiri masih minim dikarenakan hanya
mengikuti tradisi dan berdasarkan kepercayaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengobatan tradisional adalah
faktor budaya masyarakat sulit untuk melupakan budaya yang sudah
mereka jalani sejak lama, karena semakin mendukung sosial budaya
dalam masyarakat tentang pemilihan pengobatan tradisional maka
semakin besar pula kemungkinan masyarakat untuk memilih pengobatan
tradisional karena kebiasaan dalam budaya yang diturunkan sangat
mudah diterima oleh masyarakat. Kedua faktor ekonomi, bahwa
pendapatan yang rendah berpengaruh dalam pemilihan pengobatan
tradisional, mereka lebih memilih menggunakan obat tradisional karena
harga obat tradisional lebih terjangkau dibandingkan obat modern (Ismail,
2015). Ketiga faktor pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang
akan semakin baik dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan
keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan
diadaptasikan terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Pendidikan yang rendah berpengaruh dalam pemilihan pengobatan,
karena kurangnya pengetahuan suatu penyakit (Ardhana, 1986 dalam
Sudiharto, 2007). Keempat faktor pengetahuan, menurut penelitian Desni,
dkk (2011) masalah pengambilan keputusan dalam melakukan
pengobatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
karena pengetahuan yang rendah. Terakhir faktor akses, kondisi sulitnya
masyarakat mencapai akses pelayanan kesehatan (puskesmas) karena
jarak yang relatif jauh dan beratnya biaya transportasi menjadi
pertimbangan masyarakat dalam upaya pencarian pengobatan. Untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan di puskesmas, jaraknya relatif jauh
25

dari tempat tinggal sehingga memerlukan biaya yang cukup besar untuk
biaya transfortasi (Media, 2011).
7. Health Belief Model Pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural
Dengan Bantuan Dukun
Berdasarkan penelitian Fanani & Dewi, (2014) mengatakan bahwa
pasien pengobatan dukun percaya bahwa sakit yang pasien alami bisa
sembuh dengan melakukan pengobatan ke dukun. Pasien percaya bahwa
penyakit yang pasien rasakan adalah penyakit aneh sehingga
membutuhkan seorang dukun untuk menyembuhkannya. Pasien
menganggap seorang dokter tidak memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan sehingga percuma saja berobat ke dokter.
Penelitian Jauhari dkk (2008), menunjukan bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pengobatan
alternatif. Beberapa faktor itu antara lain faktor pengalaman, ekonomi dan
kebudayaan.
Istilah dukun sendiri tentunya sudah tidak asing lagi di masyarakat
sejak lama sampai era modern seperti ini. Pemanfaatan metode
pengobatan alternatif dukun ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang
terpencil atau pedesaan tapi juga digunakan oleh masyarakat modern.
Representasi masyarakat pedesaan memang masih memiliki tradisi atau
kebudayaan yang sangat kuat. Wajar jika mereka masih menggunakan
metode pengobatan alternative, berbeda dengan masyarakat modern yang
pada dasarnya merupakan representasi orang-orang terpelajar yang
berpikiran rasional. Mereka tentunya akan lebih mengerti bahwa metode
pengobatan alternatif dukun secara ilmiah kurang masuk akal dan
bertentangan dengan kerangka kedokteran modern yang sudah mereka
ketahui [ CITATION Put13 \l 1033 ].
Menurut penulis kepercayaan masyarakat terhadap dukun
dipengaruhi karena mereka sebagian sudah merasakan kesembuhan dari
pengobatan dukun, persepsi mereka terhadap dukun menjadikan alasan
untuk terus berobat ke dukun. Suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal
26

yang menjadi isyarat bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
perilaku. Yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat adalah suatu
tradisi yang mereka percaya bisa menyembuhkan penyakit mereka dan
pengalaman yang mereka rasakan seperti sudah merasa enakan atau sudah
merasa ada perubahan saat berobat ke dukun [ CITATION Tog18 \l 1033 ].
8. The Use Of Traditional Health Care Among Indonesian Family
Menurut penelitian Nurhayati & Widowati (2017), mengatakan
bahwa obat tradisional dan obat komplementer banyak digunakan di
seluruh dunia dan dihargai karena sejumlah alasan. Bagi jutaan orang,
obat-obatan herbal, perawatan tradisional, dan praktisi tradisional adalah
sumber utama perawatan kesehatan, dan kadang-kadang satu-satunya
sumber perawatan. Ini adalah perawatan yang dekat dengan rumah,
mudah diakses, dan terjangkau. Ini juga dapat diterima secara budaya dan
dipercaya oleh banyak orang. Keterjangkauan sebagian besar obat-obatan
tradisional menjadikannya semakin menarik pada saat biaya perawatan
kesehatan melonjak dan penghematan hampir universal. Obat tradisional
juga menonjol sebagai cara untuk mengatasi penyakit kronis kronis yang
tidak menular.
Menurut penulis perbedaan obat tradisional dan pengobatan
komplementer adalah obat tradisional dapat dibuat sendiri menggunakan
ramuan atau bahan alami dari alam sekitar contohnya jamu atau ramuan
lainnya yang terbuat dari bahan alami. Sedangkan pengobatan
komplementer adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara terapi
menggunakan alat terapi jarum atau aromaterapi dan bisa juga dengan
pijatan dibeberapa titik tertentu.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman [ CITATION Sat \l 1033 ] , sedangkan pengobatan
komplementer adalah pengembangan terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan
27

individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual [ CITATION Wid08 \l


1033 ].

B. Keterbatasan Jurnal
1. Peran Dukun Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung
Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak membahas
kenapa masyarakat lebih memilih berobat ke dukun, karena jika dibahas
pembaca akan tau apa saja alasan masyarakat yang paling berpengaruh
dan walaupun dalam judul jurnal adalah tentang peran dukun tetapi
sebaiknya untuk membahas alasan masyarakat juga kenapa memilih
berobat ke dukun.
2. Eksistensi Dukun Dalam Era Dokter Spesialis
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini tidak
menjelaskan atau membandingkan eksistensi dukun zaman dahulu karena
jika dibahas hal tersebut pembaca akan mengetahui perbandingan nya,
tidak hanya tau pada zaman sekarang saja.
3. Relasi Agama Magi Sains Dengan System Pengobatan Tradisional
Modern Pada Masyarakat Pedesaan
Menurut penulis keterbatasa jurnal ini adalah jurnal ini tidak
membahas tentang dukun secara, penelitian ini hanya membahas
keterkaitan agama dengan magi. Padahal penting untuk dibahas karena
untuk mengetahui keberadaan atau peran dukun itu bagaimana.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat
Tradisional Di Gampong Lam Ujong
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini
membahas tentang obat tradisional berupa tanaman herbal bukan
membahas tentang pengobatan tradisional (dukun), seharusnya penting
juga dibahas tentang pengobatan tradisional (dukun) karena saling
berketerkaitan.
5. Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi
Komunikasi Dukun)
28

Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak dijelaskan


secara jelas komunikasi bagaimana dan seperti apa yang dimaksud
padahal penting dibahas agar pembaca mengetahui komunikasi seperti
apa yang di lakukan dukun tersebut.
6. Gambaran Perilaku Masyarakat Adat Karampuang Dalam Mencari
Pengobatan Dukun (Ma’sanro)
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis yaitu jurnal ini hanya
membahas tentang gambaran perilaku masyarakat tidak membahas secara
lengkap dan jelas bagaimana masyarakat memandang dukun itu dan
bagaimana mereka memposisikan dukun dalam pemilihan pengobatan.
7. Health Belief Model Pada Pasien Pengobatan Alternatif Supranatural
Dengan Bantuan Dukun
Menurut penulis keterbatasan jurnal ini adalah tidak menjelaskan
tindakan seperti apa dan apa yang mempengaruhi tindakan masyarakat
memilih pengobatan dukun, karena untuk mempertegas tentang bahasan
jurnal tersebut agar lebih bisa dipahami.
8. The Use Of Traditional Health Care Among Indonesian Family
Keterbatasan jurnal ini menurut penulis adalah jurnal ini tidak
membahas tentang pengobatan tradisional (dukun) hanya membahas
tentang obat tradisional seperti jamu dan ramuan herbal lainnya. Padahal
penting dibahas untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara obat
tradisional dengan pengobatan dukun.

BAB IV

IMPLIKASI DAN APLIKASI

A. Implikasi
Implikasi dari hasil telaah artikel penelitian ini adalah ditemukan bahwa dari
8 jurnal yang didapatkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keluarga dalam memilih pengobatan ke dukun. Berdasarkan hasil telaah
29

artikel penelitian ini, berikut beberapa implikasi dan dampak langsung yang
dapat dikemukakan:
1. Implikasi Teoritis
a. Pengobatan pada dukun dipercaya masyarakat dapat menyembuhkan
penyakit, dalam kajian psikologi kesehatan persepsi individu dalam
melakukan atau memilih perilaku sehat dikaji dalam teori Health
Belief Model yaitu model kepercayaan kesehatan individu dalam
menentukan sikap melakukan atau tidak melakukan perilaku
kesehatan. Teori HBM dalam perkembangan nya terdapat enam
konstuk yaitu, Perceived susceptibility adalah konstruk tentang resiko
atau kerentanan (susceptibility) personal, dimana pada konstruk ini
individu dianggap mempunyai sebuah persepsi terhadap dirinya
sendiri terkait apakah memiliki resiko yang tinggi atau tidak terhadap
sebuah penyakit. Perceived Severity membicarakan keyakinan
individu tentang keseriusan atau keparahan suatu penyakit, hal ini
biasanya terkait dengan informasi yang individu ketahui tentang
penyakit yang dia alami. Selanjutnya konstruk perceived benefits
yaitu terkait dengan pandangan seseorang terhadap nilai atau
kegunaan dari perilaku sehat baru yang akan mereka lakukan,
individu akan dihadapkan pada situasi apakah dia harus mengadopsi
perilaku tersebut atau tidak. Yang keempat perceived barriers atau
hambatan yang dirasakan untuk berubah.
b. Faktor budaya menjadi suatu alasan untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada seorang dukun, karena tradisi dan budaya yang
masih kental dan tidak bisa ditinggalkan. Salah satu kendala utama
penerimaan program kesehatan adalah kendala budaya pada
masyarakat yang hanya mengenal pengobatan tradisional, masyarakat
dengan kesatuan suku-suku dengan identitas kebudayaan masing-
masing memiliki dan mengembangkan sistem pengobatan nya sendiri
sebagai bagian dari kebudayaan mereka secara turun temurun.
Contohnya suku dayak di pedalaman Kalimantan masih percaya pada
30

pengobatan dukun karena turunan atau kebiasaan dari budaya mereka


dan menjunjung tinggi adat istiadat yang telah mereka percayai
sebagai acuan untuk keselamatan kehidupan mereka.
c. Faktor ekonomi yang rendah berpengaruh dalam pemilihan
pengobatan karena rendahnya pendapatan untuk memilih pengobatan
atau mendapatkan obat di fasilitas kesehatan. Tinggi rendahnya status
ekonomi keluarga mempengaruhi perilaku pengobatan, tingkat
kesejahteraan keluarga biasanya diukur dengan indikator melalui
status ekonomi dalam keluarga karena status ekonomi akan
menentukan pemenuhan kebutuhan keluarga. Status ekonomi
merupakan faktor kemampuan seseorang yaitu berupa penghasilan
sebagai pendukung atau penunjang untuk menggunakan pelayanan
kesehatan karena penggunaan pelayanan kesehatan tergantung kepada
kemampuan konsumen untuk membayar.
d. Faktor pendidikan dan pengetahuan mempunyai keterikatan dalam
memilih pengobatan, rendahnya pendidikan yang ditempuh dan
kurang nya pengetahuan terhadap suatu penyakit. Pendidikan yang
rendah bahkan tidak pernah menempuh pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam memahami tentang
pengobatan. Pengetahuan berpengaruh terhadap penggunaan
pengobatan tradisional, karena adanya pengetahuan yang masih
rendah tentang pengobatan modern menjadikan salah satu alasan
mengapa menjadikan dukun sebagai penanganan masalah kesehatan.
e. Faktor akses menjadi pengaruh untuk menjangkau fasilitas kesehatan
karena tidak ada kendaraan dan mahalnya biaya transportasi dan
mereka memilih pengobatan terdekat yaitu dukun. Jarak merupakan
salah satu faktor yang penting bagi masyarakat guna memanfaatkan
pelayanan kesehatan, idealnya jangkauan masyarakat (jarak tempuh
dan waktu tempuh) terhadap sarana pelayanan kesehatan haruslah
semudah mungkin sehingga memudahkan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
31

2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan atau pemahaman bagi
keluarga yang masih berobat ke dukun. Karena sekarang diketahui sudah
banyak tersebar fasilitas kesehatan tanpa harus meninggalkan tradisi dan
budaya masyarakat tentang berobat ke dukun.

B. Aplikasi
Hasil telaah penelitian ini dapat diterapkan di pelayanna kesehatan dan
masyarakat.
1. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat menggunakan hasil telaah artikel ini sebagai
acuan agar lebih mudah dalam mengedukasi masyarakat, meningkatkan
pelayanan, mememudahkan promosi kesehatan kepada masyarakat agar
bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Masyarakat
Masyarakat dapat menjadikan hasil telaah artikel ini untuk memperluas
pemahaman tentang pengobatan dukun dan pengobatan medis, agar lebih
memahami tentang pemilihan pengobatan sesuai dengan keluhan yang
dialami.
32

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dukun merupakan istilah yang dapat mengembalikan alam pikiran
manusia pada masa lampau ketika manusia hidup di alam kepercayaan
animisme (Birx, 2006). Dukun juga dikenal sebagai seorang paranormal.
Paranormal adalah orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib dan memberi
tahu kepada manusia tentang kejadian yang terjadi di alam semesta
(Syamsudin, 2008).
Berdasarkan hasil telaah jurnal yang dilakukan oleh penulis didapatkan
lima faktor yang mempengaruhi keluarga dalam mencari pengobatan ke
dukun yaitu faktor ekonomi, budaya, pendidikan, pengetahuan dan akses.
Faktor yang lebih dominan mempengaruhi adalah faktor budaya karena
pengaruh budaya yang sudah ada pada masyarakat merupakan salah satu
alasan utama masyarakat di pedesaan memilih alternatif lain mengapa orang
lebih cenderung pergi kepada ”dukun” dari pada ke dokter dalam masalah
kesehatan. Mitos merupakan budaya yang meskipun telah ada pada
masyarakat masa lampau tetapi tidak dapat ditinggalkan sepenuhnya oleh
budaya masyarakat sekarang ini.

B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Penulis berharap agar artikel ilmiah ini dapat dijadikan acuan untuk
mengedukasi masyarakat, meningkatkan pelayanan, mememudahkan
promosi kesehatan kepada masyarakat agar bisa memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
2. Bagi Masyarakat
Penulis berharap agar masyarakat jika sakit diharapkan mengunjungi
fasilitas kesehatan atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan
yang tepat.
33

C. Rekomendasi
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Di harapkan agar tenaga kesehatan menggiatkan program kesehatan di
luar gedung dengan melakukan kunjungan rumah ke keluarga yang
beresiko tinggi.
2. Bagi Masyarakat
Di harapkan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan.
34

Anda mungkin juga menyukai