Anda di halaman 1dari 68

KINERJA PEGAWAI PADA PELAYANAN PUBLIK DI

KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN


JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA

SKRIPSI

Oleh :
IRA APRILIA
NIM. 15.11.016623

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
TAHUN 2019
KINERJA PEGAWAI PADA PELAYANAN PUBLIK DI
KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN
JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana pada Program Studi
Ilmu Administrasi Negara

Oleh :
IRA APRILIA
NIM. 15.11.016623

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
TAHUN 2019

i
SKRIPSI

KINERJA PEGAWAI PADA PELAYANAN PUBLIK DI


KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN
JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA

Oleh :

IRA APRILIA
NIM. 15.11.016623

Telah dipertahankan di depan Penguji


Pada Tanggal ...........................2019
Dinyatakan telah memenuhi syarat

Komisi Pembimbing

AQUARINI, M.I.Kom

Palangka Raya, ...............................2019


Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dekan,

Dr. H. MUHAMAD YUSUF, S.Sos, M.AP

ii
IDENTITAS TIM PENGUJI

KINERJA PEGAWAI PADA PELAYANAN PUBLIK DI


KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN
JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA

Oleh :

IRA APRILIA
NIM. 15.11.016623

Telah dipertahankan di depan Penguji


Pada Tanggal ................................
Dinyatakan telah memenuhi syarat

Ketua Tim Penguji :

..........................................

Anggota :

1. Dr. R. BIROUM BERNARDIANTO, M.Si

2. AQUARINI, M.I.Kom

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenar-


benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah Sripsi ini tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan sumber kutipan serta daftar pustakanya.
Apabila ternyata dalam naskah Skripsi ini dikemudian hari dapat
dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia Skripsi ini digugurkan
dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Palangka Raya, ..............................2019


Mahasiswa,

IRA APRILIA
NIM: 15.11.016623

Program Studi Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

iv
RIWAYAT HIDUP

Ira Aprilia dilahirkan di Palangka Raya, 29 April 1997, anak kedua dari

dua bersaudara, pasangan Syahidan dan Herlina. Pendidikan Dasar dan

Menengah telah ditempuh di Palangka Raya. Tamat SD 3 Pahandut Palangka

tahun 2009. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Muhammadiyah

Palangka Raya tamat tahun 2011 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di

Man Model Palangka Raya Lulus tahun 2015.

Pendidikan berikutnya di tempuh di Program Studi Ilmu Administrasi

Negara (FISIP) Universtas Muhammadiyah Palangkaraya 2015 sampai

sekarang. Aktif dalam organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), pernah

mengikuti Event MTQ Cabang lomba kaligrafi Kontemporer dan meraih juara 1 di

Kota Palangka Raya dan meraih juara 1 di kabupaten Gunung Mas. Dan pernah

mengikuti event Pekan Mahasiswa 2018 Universitas Muhammadiyah dalam

cabang lomba Kaligrafi lukis meraih juara 3 dan meraih juara 1 di cabang lomba

Photography.

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrohmaanirrohim,
Assalamualaikum
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Kinerja Pegawai Pada Pelayanan Publik di Kelurahan Bukit
Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih sedalam-
dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama peneliti studi. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat.
1. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Bapak Dr. H.M. Yusuf, S.Sos., M.A.P selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Bapak Irwani, S.Sos., M.A.P selaku Plt. Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Bapak Heri Pauzi, S.sos selaku Kepala Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.
5. Bapak Priyadi, selaku Sekretaris Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka
Raya yang telah meluangkan waktu untuk wawancara dalam penyelesaian
skripsi.
6. Kepada Pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya yang telah
meluangkan waktu untuk wawancara dalam penyelesaian skripsi.
7. Kepada kedua orang tua ku yang senantiasa mendukung dan mendoakan
keberhasilan studi ku.
8. Kepada Teman-Teman seangkatan Fisip 2015 Adna Reguler pagi B yang
telah banyak meluangkan waktu dalam membantu dan mendukung dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Kemudian teruntuk teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, khususnya Nor Mayasari, Fitriani Mustikandari, Fitria
Rifka Febrianti, Mainah, Mulyadi, Firmansyah Fazri Dan Siswanto Rahman
saya ucakan terimakasih sebesar besarnya.
10. Kepada para staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah memotivasi dan
mendorong untuk terus berkarya.
Penulis menyadari bahwa isi dari Skripsi ini masih ada kekurangannya
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki atau
menyempurnakan tulisan ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca lainnya.

Palangka Raya, .......................2019


Penulis

IRA APRILIA
NIM. 15.11.016623

vi
RINGKASAN

IRA APRILIA, 2019, Program Studi Administrasi Negara Universitas


Muhammadiyah Palangkaraya, Kinerja Pegawai Pada Pelayanan
Publik Di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota
Palangka Raya. Dibawah bimbingan Aquarini, M.I.KOM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai


Kinerja Pegawai Pada Pelayanan Publik Di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan
Jekan Raya Kota Palangka Raya.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
ini dilaksanakan di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, Kalimantan
Tengah. Penentuan sampel dalam penelitian yaitu menggunakan Purposive
sampling karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan
fenomena yang diteliti, karakter tersebut adalah Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya. Teknik Pengumpula Data dalam penelitian ini yaitu Observasi,
Wawancara, dan Dokumentasi.
Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa Kinerja Pegawai Di Kelurahan Bukit
Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan
Tengah, yaitu karena (1) Pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Dirasa kurang bisa
Mengaplikasikan Komputer (2) Kurangnya Sarana dan Prasarana , Dan (3)
Dalam memberikan pelayanan publik para staf dirasa kurang cekatan dalam
melayani kebutuhan masyarakat.
Saran yang dapat peneliti berikan kepada Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka raya adalah (1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan dan informasi bagi para mahasiswa khususnya dan
memberi manfaat terhadap suatu kajian yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut. (2) Kapala Kelurahan beserta para staf Kelurahan Bukit Tunggal Kota
Palangka Raya dalam hal ini dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat agar lebih maksimal. (3) Kepala kelurahan Bukit Tunggal
Kota Palangka Raya dapat lebih berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Jekan
Raya dalam meningkatkan Sumber daya manusia.

Kata Kunci : Kinerja, Pelayanan Publik

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga Skrispi dengan judul: “KINERJA PEGAWAI PADA PELAYANAN

PUBLIK DI KELURAHAN BUKIT TUNGGAL KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA

PALANGKA RAYA” dapat diselesaikan dengan baik.

Pengantar kepada isi Skripsi yang telah dihasilkan.

Akhirnya semoga penulisan Skipsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, untuk memahami wawasan khususnya bagi mahasiswa di Program Studi

S-1 Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Palangka Raya, ...............................2019

Ira Aprilia

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
IDENTITAS TIM PENGUJI SKRIPSI............................................................. iii
HALAMAN ORISINALITAS ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi
RINGKASAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6
A. Kinerja ...................................................................................... 6
B. Teori Pelayanan Publik ............................................................ 12
C. Kelurahan ................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 21
A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif ................................... 21
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 22
C. Sumber Data ............................................................................ 22
D. Instrumen Penelitian................................................................. 23
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 23
F. Teknik Analisa Data ................................................................. 26
G. Teknik Keabsahan Data ........................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 31
A. Gambaran Umum ..................................................................... 31
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
C. Pembahasan ............................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 49
A. Kesimpulan .............................................................................. 49
B. Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

4.1 Pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya ......................... 36

x
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

2.1 Batasan Wilayah ..................................................................................... 33

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan publik menjadi hal mendasar yang menjadi tanggung

jawab pemerintah. Pelaksanaan pelayanan publik di daerah otonom di

tingkat yang paling rendah adalah di kelurahan atau desa. Sudah menjadi

kewajiban bagi kelurahan untuk menyelenggarakan pelayanan kepada

masyarakat. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas dari kelurahan

tersebut perlu sumber daya manusia yang berkualitas agar pelayanan yang

di berikan dapat maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari kinerja pegawai kelurahan dari pelaksanaan

suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi

dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis

(strategic planning) suatu organisasi. Kinerja pegawai dan organisasi

memiliki keterkaitan yang sangat erat karena tercapainya tujuan organisasi

tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki organisasi yang

digerakkan atau dijalankan oleh pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku

dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Seperti kinerja aparatur pemerintahan merupakan suatu hal yang

sangat penting, karena pada dasarnya mereka adalah orang yang diberikan

amanat oleh warga untuk melayani, mensejahterakan dan memajukan warga

masyarakat. Kinerja aparatur adalah sejauh mana aparatur tersebut dapat

melaksanakan tugas dengan baik yang artinya pelaksanaan tugas tersebut

sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sehingga terpenuhinya tujuan

serta visi dan misi yang diemban sehingga diperoleh hasil yang memuaskan

untuk tercapainya kinerja pegawai dengan baik.

1
2

Pentingnya masalah kinerja pegawai ini, sehingga tidak salah bila inti

pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola kinerja

sumber daya manusianya. Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai

visi dan misi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang

dimilikinya. Oleh karena itu, setiap organisasi, besar maupun kecil hanya

mampu mengelola sumber daya manusianya dengan baik seperti halnya

unsur-unsur lain dalam organisasi. Pengelolaan organisasi harus beroperasi

melalui sumber daya manusia.

Sumber daya manusia dalam instansi pemerintahan menjadi faktor

utama dalam pemberian pelayanan. Keberadaan reformasi birokrasi yang

terus digerakkan oleh pemerintah dari tingkat yang paling bawah hingga

pemerintah pusat, salah satu unsur utamanya adalah peningkatan kualitas

sumber daya manusia.

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan

publik, mengharuskan organisasi publik untuk dapat bersaing dengan

organisasi swasta. Maka dari itu pegawai dituntut untuk meningkatkan

kemampuannya secara maksimal, salah satunya adalah dengan

meningkatkan profesionalisme serta kompetensi dalam dirinya dalam rangka

peningkatan kinerja.

Kualitas sumberdaya manusia tercermin dari kinerjanya organisasi

pemerintahan, kinerja pegawai sebagai sumber daya manusia diukur dalam

suatu sistem formal yang disebut penilaian kinerja. Untuk mencapai kualitas

sumber daya manusia tersebut tergantung pada manajemen kinerja yang

ada pada organisasi.

Pelaksanaan manajemen kinerja yang buruk mengakibatkan waktu

serta sumber daya yang ada terbuang percuma. Sasaran utama sistem

manajemen kinerja adalah mengoptimalkan kinerja pegawai dimana


3

manajemen tersebut harus mampu mengkaitkan tugas-tugas dan

karakteristik kemampuan karyawan dengan tujuan strategis organisasi.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana kinerja pegawai

pada sebuah organisasi maka penulis perlu melaksanakan penelitian

tentang pelaksanaan kinerja pegawai. Dimana objek penelitian dilaksanakan

pada Kantor Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota

Palangkaraya.

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah

kabupaten di bawah kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada camat. Kelurahan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan

kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Camat serta

melaksanakan tugas pemerintahan lainnya sesuai ketentuan perundangan

yang berlaku. Hubungan kerja kecamatan dengan kelurahan bersifat

hierarki. Pembentukan kelurahan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan

penyelenggaraan pemerintahan kelurahan secara berdayaguna, berhasil

guna dan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemajuan.

Kendala dan permasalahan kinerja pegawai dalam tugas pelayanan

publik yang diselenggarakan di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan

Raya berawal banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat mengenai

lambatnya pelayanan di kelurahan tersebut. Adapun pun masyarakat

mengeluh karena dari jumlah pegawai yang terbatas serta keterbatasan

kompetensi yaitu kurangnya ketersediaan pegawai yang mampu

mengoperasikan komputer dan kurangnya pemahaman Teknologi Informasi.

Kondisi yang peneliti lihat di lapangan adapun disertai dengan usia pegawai

yang sebagian besar mendekati batas usia pensiun, hal ini mengindikasikan

bahwa pegawai-pegawai yang ada di Kelurahan tersebut rata-rata sudah


4

relatif tua sehingga dapat dikatakan cenderung tidak menguasai teknologi

dan akibatnya tidak dapat mengoptimalkan kemampuannya untuk

meningkatkan keahlian mengetik menggunakan komputer.

Melihat dari keterbatasan jumlah pegawai serta keterbatasan

kompetensi pegawai yang ada, maka hal ini merupakan salah satu hal yang

sangat krusial bagi pimpinan pada Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan

Jekan Raya Kota Palangka Raya dalam meningkatkan kompetensi

pegawainya melalui manajemen kinerja, demi kelancaran penyelenggaraan

tugas dan pelayanan di Kelurahan.

Oleh karena itu pentingnya memperkuat kinerja di Kelurahan Bukit

Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, yaitu salah satunya

adalah dengan meningkatkan kompetensi pegawai yang ada.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumusakan masalah

yaitu “bagaimana kinerja pegawai pada pelayanan publik di Kelurahan Bukit

Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja pegawai

kelurahan bukit Tunggal Kecamatan Jekan raya Kota Palangka Raya.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai

sumbangan saran untuk mengembangkan teori- teori tentang Kinerja

pegawai pada pelayanan publik, oleh sebab itu, hasil penelitian ini
5

diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi

bagi para mahasiswa khususnya dan memberi manfaat terhadap suatu

kajian yang berkaitan dengan permasalah tersebut. Dapat menambah

wawasan mengenai kinerja pegawai pada pelayanan publik di Kelurahan

Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Serta

sebagai masukan kepada pihak Kelurahan Bukit Tunggal tehadap kinerja

pelayanan publik agar pegawai di kelurahan bisa melaksanakan

pelayanan publik dengan baik untuk masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi masukan dan

bahan evaluasi terhadap pihak Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka

Raya dalam kinerja pegawai pada pelayanan publik ditujukan kepada

Kepala Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, manfaat penelitian

ini sebagai pengembangan ilmu yang dapat diterapkan/diaplikasikan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan atau program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan

melalu perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja merupakan suatu

hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut oxford dictionary kinerja ( performance ) merupakan

suatu tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi

organisasi. Sebenarnya kinerja merupakan suatu konstruk, di mana

banyak para ahli yang masih memiliki sudut pandang yang berbeda

dalam mendefinisikan kinerja tersebut.

Robbins (2006:241) mengemukakan bahwa kinerja sebagai

fungsi interaksi antara kemampuan atau ability ( A ) motivasi atau

motivation dan kesempatan atau opportunity ( O ), kinerja merupakan

fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Kinerja = f (AxMxO)

Menurut the scriber – bantam English dictionary berasal dari kata

“ to perform “ dengan beberapa entris yaitu :

a. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry of a execute)

b. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to

discharge of fulfil as vow)

6
7

c. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or

complete an understaking).

d. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to

do what is expected of a person mchine).

Menurut Mangkunegara (Harbani Pasalong, 2008:176)

mengatakan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut whitmore secara sederhana mengemukakan, kinerja

adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang.

Pengertian menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut

kebutuhan paling minim untuk berhasil.oleh karena itu, Whitmore

mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representative,

maka tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan

seseorang.

Menurut Hasibuan (dalam Hadari Nawawi, 2006) kinerja adalah

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya, berdasarkan kecakapan, pengalaman,

kesungguhan dan waktu. Dan dikatakan bahwa hasil kerja atau prestasi

kerja merupakan gabungan dari tiga faktor terdiri dari minat dalam

bekerja, penerimaan delegasi tugas, dan peran dan tingkat motivasi

seorang pekerja.

Menurut Suyadi Prawirosentono (dalam Hadari Nawawi,2006)

kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi/perusahaan sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan


8

moral dan etika.

Kinerja pegawai merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja

seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus

dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung

jawab masing-masing dalam kurun waktu tertentu. Kinerja dapat

diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok pegawai/karyawan

telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolok ukur yang

ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target

yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau

kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolok ukur

keberhasilan.

Sebenarnya, pegawai/karyawan bisa saja mengetahui besar

kinerja mereka melalui sarana informal, seperti komentar atau penilaian

yang baik atau buruk dari atasan, mitra kerja, bahkan bawahan, tetapi

seharusnya penilaian kinerja juga harus diukur melalui penilaian formal

dan terstruktur (terukur). Namun, apabila penilaian kinerja tersebut

mengacu pada pengukuran formal yang berkelanjutan, maka penilaian

justru lebih lengkap dan detail karena sifat-sifat yang berkaitan dengan

pekerjaan, standar kerja, perilaku dan hasil kerja bahkan termasuk

tingkat absensi pegawai/karyawan dapat dinilai.

Pada awalnya, penggunaan penilaian kinerja telah dan mulai

dikembangkan sejak 40 tahun terakhir ini. Secara formal, praktik

penilaian kinerja telah ada sejak berabad- abad yang lalu.

Pada awal abad ketiga masehi, ahli filsafat dari china yang

bernama Sin Yu, ia mengkritik dan menilai yang disampaikan kepada

dinasti Wei, mengatakan bahwa penilaian kerajaan Nine grades jarang

menilai orang (anggota kerajaan) berdasarkan dari jasanya, tetapi selalu


9

meilai berdasarkan rasa suka dan tidak suka kepada raja saja. Oleh

karenanya, sampai sekarang penilaian kinerja bagi yang dinilai atau

karyawan selalu beropini pro dan kontra untuk yang mendapatkan

penilalian buruk atau tidak baik.

Pada awal tahun 1950-an, penilaian kinerja praktis secara

perlahan hanya dapat diterapkan dan diterima pada sejumlah organisasi.

Sebelumnya, penilaian kinerja hanya digunakan sebagai basis dan

acuan pembuatan keputusan bidang administrasi saja semata-mata

seperti promosi, kenaikan gaji, hukuman (punishment). Kemudian, makin

lama terus berkembang, mulai decade tahun 1960-an, penilaian kinerja

sudah mulai banyak diterima dan digunakan sebagai pengembangan

sumber daya manusia di banyak organisasi dan perusahaan modern.

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri,

melainkan selalu berhubungan dengan kepuasaan kerja

pegawai/karyawan dan tingkat besaran imbalan yang di berikan, serta

dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh

karenanya, menurut model partner-lawyer kinerja individu pada dasarnya

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu harapan mengenai

imbalan, dorongan, kemampuan, kebutuhan, persepsi terhadap tugas,

persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

pegawai/karyawan dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan yang sesuai

dengan standar, sasaran ukuran, dan tanggung jawab berdasarkan

standar kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang telah

ditentukan dalam pekerjaan yang bersangkutan.


10

2. Indikator Kinerja

Berhasil tidaknya kinerja yang telah dicapai oleh organisasi

tersebut dipengaruhi oleh tingkat kinerja karyawan secara individual

maupun secara kelompok. Dengan asumsi semakin baik pula. Menurut

setiawan toni (2014 : 147) untuk mengukur kinerja dapat menggunakan

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Ketepatan penyelesaian tugas, merupakan pengelolaan waktu dalam

bekerja dan juga ketepatan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan.

b. Kesesuaian jam kerja. Kesediaan karyawan dalam memenuhi

peraturan perusahaan yang berkaitan dengan ketepatan

waktu/pulang kerja dan jumlah kehadiran.

c. Tingkat kehadiran. Jumlah ketidak adiran karyawan dalam suatu

perusahaan selama periode tertentu.

d. Kerjasama antar karyawan. Kemampuan karyawan untuk bekerja

sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang

ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang

sebesar-besarnya.

e. Kepuasaan kerja. Karyawan merasa puas dengan jenis pekerjaan

yang menjadi tanggung jawabnya dalam perusahaan.

Anwar Prabu Mangkunegara (2009 : 75) mengemukakan bahwa

indikator kinerja, yaitu:

a. Kualitas.

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

b. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai


11

bekerja dalam suatu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari

kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

c. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

d. Tanggung jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

Dwiyanto (dalam pasolong, 2006 : 50-51) mengemukakan bahwa

indikator kinerja yaitu :

a. Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

mengukur efektivitas pelayanan. Dan umumnya dipahami sebagai

ratio antara input dan output.

b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang

diberikan sangat penting untuk dipertahankan.

c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki

kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun

agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-

program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhn dan aspirasi

masyarakat.

d. Akuntabilitas, maksudnya bahwa seberapa besar kebijakan dan

kegiatan birokrasi tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh

rakyat, dimana para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan

selalu memprioritaskan kepentingan rakyat.

Berdasarkan indikator di atas maka peneliti menggunakan teori

indikator dari Anwar Prabu Mangunegara yang berfokuskan pada

indikator pertama yaitu mengenai kualitas kerja seberapa baik seorang


12

karyawan mengerjakan apa yang harus dikerjakan. Peneliti

menggunakan indikator tersebut dikarenakan indikator tersebut dianggap

sangat berkaitan dengan fenomena yang di temukan oleh peneliti.

B. Teori Pelayanan Publik

Teori administrasi negara mengajarkan bahwa pemerintahan negara

pada hakikatnya menyelenggarakan dua jenis fungsi utama, yaitu :

1. Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat negara modern

sebagai suatu negara hukum (legal state).

2. Fungsi pelayanan dikaitkan dengan hakikat negara sebagai suatu negara

kesejahteraan (walfare state). Baik fungsi pengaturan maupun fungsi

pelayanan menyangkut semua segi kehidupan dan penghidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan pelaksanaanya

dipercayakan kepada aparatur pemerintah tertentu yang secara

fungsional bertanggunjawab atas bidang-bidang tertentu kedua fungsi

tersebut (Siagian , 2001 : 128-129 ).

Menurut kamus Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga makna,

yaitu :

1. perilahal atau cara melayanin.

2. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan

(uang).

3. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau

jasa.

Menurut American Marketing association, seperti dikutip oleh Donald

(1984:22) bahwa pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau

manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada

hakekatnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu,


13

proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Selain itu, menurut lovelock (1991:7), “service adalah produk yang

tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami”. Artinya

service adalah produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak

ada bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan

lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan.

Secara etimologis, pelayanan berasal dari kata layan yang berarti

membantu menyiapkan/mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang,

kemudian pelayanan dapat diartikan sebagai perihal atau cara melayani dan

sevice atau jasa; sehubungan dengan jual beli barang atau jas (

poerwadarminta, 1995:571).

Berdasarkan uraian tersebut, maka pelayanan dapat diartikan

sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu, menyiapkan dan

mengurus baik itu berupa barang atau ajsa dari satu pihak kepada pihak lain.

Istilah lain yang sejenis dengan pelayanan itu adalah pengabdian dan

pengayoman. Dari seorang administrator diharapkan akan tercermin sifat-

sifat memberikan pelayanan publik, pengabdian kepada kepentingan umum

dan memberikan pengayoman kepada masyarakat lemah dan kecil.

Administrator lebih menekankan pada mendahulukan kepentingan

masyarakat/umum dan memberikan service kepada masyarakat ketimbang

kepentingan sendiri (Thoha, 1991:176-177).

Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Berdasarkan keputusan tersebut di jelaskan bahwa pelayanan umum adalah

segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di

pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka
14

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut bab I pasal 1 UU No. 25/2009 tentang pelayanan publik ,

yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelengaraan pelayanan publik.

Mengikuti definisi di atas, pelayanan publik atau pelayanan umum

dapat didefenisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa public. Segala bentuk jasa pelayanan

pada prinsipnya menjadi tangung jawab dan dilaksanakan oleh instansi

pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan Usaha Milik Negara

atau Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan (Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2007:4-5).

Pelayanan umum atau pelayanan public menurut Sadu Wasistiono

(2001:51-52) adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta

atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyakat, dengan atau

tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan

masyarakat.

Menurut Departemen Dalam Negeri (pengembangan kelembagaan

pelayanan satu pintu, 2004) bahwa, “pelayanan publik adalah pelayanan

umum” dan definisi “pelayanan umum adalah suatu proses bantuan kepada

orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap

pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa.


15

Dari beberapa pengertian pelayanan dan pelayanan publik yang

terlah diuraikan di atas, dalam konteks pemerintah daerah, pelayanan publik

dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan

orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada

penerima pelayanan. Sedangkan penyelengaraan pelayanan publik menurut

Bab I pasal 1 ayat 2 UU No.25/2009 adalah setiap instansi penyelenggaraan

negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-

undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang

dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Dari pengertian dan

penjelasan tersebut, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu :

1. Organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu

pemerintah/pemerintah daerah

2. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau

organisasi yang berkepentingan

3. Kepuasaan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima

layanan(pelanggan)

Unsur pertama menunjukan bahwa pemerintah daerah memiliki

posisi kuat sebagai regulator (pembuat aturan) dan sebagai pemegang

monopoli layanan, dan menjadikan pemda bersikap statis dalam

memberikan layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau

diperlukan oleh orang atau masyarakat atau organisaisi yang

berkepentingan. Posisi ganda inilah yang menjadi salah satu faktor

penyebab buruknya pelayanan publik yang dilakukan pemerintah daerah,

karena akan sulit untuk memilih dan memilah antara kepentingan

menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi meningkatkan


16

pelayanan. Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang

berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan), pada

dasarnya tidak memiliki daya tawar atau tidak dalam posisi yang setara

untuk menerima layanan, sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan

pelayanan yang baik. Posisi inilah yangb mendorong terjadinya komunikasi

dua arah untuk melakukan KKN dan memperburuk citra pelayanan dengan

mewabahnya pungli, dan ironisnya dianggap saling menguntungkan. Unsur

ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur kepuasan

pelanggan menjadi perhatian penyelenggra pelayanan (pemerintah), untuk

menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berioerantasi untuk

memuasakan pelanggan, dan dilakukan melalui upaya memperbaiki dan

meningkatkan kinerja manajemen pemerintahan daerah.

Paradigma kebijakan publik di era otonomi daerah yang berioerantasi

pada kepuasan pelanggan, memberikan arah untuk dilakukannya perubahan

pola piker aparatur pemerintah daerah, di dalam menyikapi perubahan dana

tau pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintah daerah yang

semula didasarkan pada paradigma rule government yang mengedepankan

prosedur, berubah berubah dana tau bergeser menjadi paradigm good

governance yang mengedepankan keresamaan, transparasi, akuntabilitas,

keadilan, kesetaraan dan kepastian hukum.

Dengan demikian, pemerintah daerah dalam menjalankan monopoli

pelayanan publik, sebagai regulator (rule governance) harus mengubah pola

piker dan kinerja penyelenggaraan, disesuaikan dengan tujuan pemberian

otonomi daerah, yaitu memberikan dan meningkatkan pelayanan yang

memuaskan masyarakat. Untuk terwujudnya good governance , dalam

menjalankan pelayanan publik, Pemerintah Daerah juga harus memberikan

kesempatan luas kepada warga dan masyarakat, mendapatkan akses


17

pelayanan publik, berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, transparasi,

akuntabilitas, keadilan dan kepastian hukum. Dan pada prinsipmya setiap

pelayanan umum, senantiasa harus selalu ditingkatkan kualitasnya sesuai

dengan keinginan masyarakat.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik mapun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di

daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah , dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peratutan perundang-

undangan.

C. Kelurahan

1. Pengertian Kelurahan

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di

bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia,

Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah

Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang

berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang

Kelurahan, Kelurahan merupakan wilayah gabungan dari beberapa

Rukun Warga (RW). Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan

merupakan unsur pemerintahan yang berhubungan langsung dengan

masyarakat. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di

Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di

Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat


18

Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah

yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit

pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa,

kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam

perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi

kelurahan. Berikut ini ciri-ciri kelurahan yaitu:

a. Berada di kecamatan kota/ibukota kabupaten/kotamadya merupakan

satuan perangkat kerja daerah, Pendanaan jadi satu dalam APBD,

tidak ada otonomi, tidak ada demokrasi dalam pemilihan lurah.

b. Lurah dipilih oleh bupati/walikota melalui sekda, bersifat administratif,

bukan bagian dari otonomi desa.

2. Tugas dan Fungsi Kelurahan

Fungsi dari adanya kelurahan yaitu sebagai pelaksanaan

kegiatan pemerintahan kelurahan, pemberdayaan masyarakat,

pelayanan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, dan

pembinaan lembaga kemasyarakatan. Tugas dan fungsi kelurahan

adalah untuk :

a. Melaksanakan segala kegiatan yang bertujuan untuk pemberdayaan

masyarakat.

b. Memelihara prasarana dan fasilitas publik.

c. Memberi pembinaan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

d. Mengelola dan membina administrasi rukun warga dan rukun

tetangga.

e. Memberi pelayanan pemerintahan kepada masyarakat sesuai

dengan ruang lingkupnya.


19

f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan camat sesuai dengan

kapasitasnya.

g. Menjadi penyelenggara terciptanya ketentraman dan ketertiban

umum.

3. Perangkat Kelurahan

Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat kelurahan. Perangkat

kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan Seksi sebanyak-

banyaknya 4 (empat) Seksi serta jabatan fungsional.

4. Pemimpin Kelurahan

Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah berdasarkan Surat

Keputusan Bupati/Walikota atas usulan Camat dari Pegawai Negeri Sipil.

Maka lurah bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat.

5. Dewan Kelurahan

Perda No. 5 tahun 2000 dinyatakan bahwa Dewan Kelurahan

merupakan lembaga konsultatif perwakilan Rukun Warga (RW), sebagai

wahana partisipasi masyarakat di Kelurahan dalam penyelenggaraan

pemerintahan, sebagai perwujudan demokrasi di Kelurahan. Lebih lanjut

ditegaskan, Dewan Kelurahan merupakan mitra kerja Pemerintah

Kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa kelurahan merupakan unit pemerintah terkecil setingkat dengan

desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur

wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat

diubah statusnya menjadi kelurahan. Adapun visi misi kelurahan yang

peneliti ambil di Kelurahan Bukit Tunggal Palangka Raya adalah :


20

a. Visi dan Misi Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

1) Visi

Visi Kelurahan Bukit Tunggal berdasarkan pada situasi,

kondisi maupun potensi serta tantangan dan hambatan yaitu :

“Terwujudnya Kelurahan Bukit Tunggal dalam pelayanan

masyarakat yang optimal dan profesional, menuju

masyarakat mandiri dan sejahtera”

2) Misi

Untuk mencapai misi Kelurahan Bukit Tunggal, misi yang

dilaksanakan Kelurahan Bukit Tunggal adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kelurahan

yang Profesional dilandasi dengan Iman,Taqwa dan berbudi;

b) Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas pelayanan pada

masyarakat dalam pembuatan dokumen secara cepat tepat

dan akurat;

c) Meningkatkan kuantitas kerja aparatur Kelurahan untuk selalu

dapat memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat;

d) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

secara swadaya dan mandiri menuju masyarakat sejahtera;

Menciptakan sistuasi yang aman, tertib, nyaman dan

kondusif.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik

bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana

adanya (natural setting). Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif

dimaksudkan untuk memahami suatu keadaan tentang apa yang terjadi

dengan cara deskriftif yaitu dengan menggambarkan keadaan secara

sistematis.

Menurut Bodgan dan Taylor dalam meleong (2010:4) mendefinisikan

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut

secara holistic (utuh).

Sugiyono (2015:15) metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawaanya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, tekhnik

penggabungan dengan trianggulasi (gabungan) , analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan

pada generalisasi.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan secara

menyeluruh luas, lengkap dan mendalam, mengenai system keterbukaan

informasi di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya. Tujuan

21
22

menggunakan pendekatan deskriftif untuk menggali fakta tentang system

keterbukaan informasi pelayanan publik di Kelurahan Bukit Tunggal Kota

Palangka Raya. Digunakannya metode kualitatif ini maka data yang

didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna,

sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari

bulan Desember 2018 sampai dengan Februari 2019.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bukit Tunggal

Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya yang beralamatkan di

Jl.Badak Nomor 2 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

C. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud adalah semua informasi baik berupa

benda nyata, abstrak peristiwa. Menurut Moleong (2001:112), pencatatan

sumber data melalui wawancara atau pengamatan merupakan hasil

gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian

kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah dan

senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan. Berbagai

sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Jenis data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud

khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani. Data

diperoleh peneliti secara langsung dilapangan pada saat dilaksanakan

penelitian. Adapaun sumber data primernya adalah sebagai berikut :


23

a. Lurah Bukit Tunggal Kota Palangka raya

b. Pegawai kelurahan Kota Palangkaraya

c. Masyarakat

2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan

secara langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data sekunder

yang dipakai adalah sumber berupa notulen, dokumen-dokumen resmi

dari instansi pemerintah mamupun swasta yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2016-102)

instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam mamupun sosial yang diamati. Dari pengertian tersebut dapat dipahami

bahwa instrument merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh peneliti

dalam menggunakan metode pengumpulan data secara sistematis dan lebih

mudah. Instrument penelitian menempati posisi teramat penting dalam hal

bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data lapangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam

melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2005:62), “Teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian

kualitatif dikenal beberapa teknik atau metode pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah


24

sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut sutrisno Hadi dalam sugiyono (2016:145)

mengemukakan bahwa “observasi adalah suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis”.

Observasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Observasi juga dikatakan sebagai penenlitian yang

dilakukan secara sistematis dan sengaja dilakukan dengan

menggunakan indra penglihatan untuk melihat kejadian yang

berlangsung serta langsung menganalisis kejadian tersebut langsung

pada waktu kejadian itu berlangsung.

2. Dokumentasi

Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah dengan

menggunakan teknik dokumentasi. Menurut Hamidi dalam sgiyono

(2004:72) Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari

catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari

perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar

oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.

Menurut Sugiyono (2016:240) dokumen adalah merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan hairan, sejarah kehidupan, ceritera,

biografi, praturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni yang berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
25

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau

responden. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara

pengumpulan data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber

data.

Menurut Esterberg dalam sugiyono (2016:231) wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsultasikan makna dalam

suatu topik tertentu. Selanjutnya menurut sugiyono (2014:157)

mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu :

a. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Artinya peneliti telah

mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin diganli dari

rsponden sehinnga daftar pertanyaan sudah di buat secara

sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape

recorder, kamera foto, dan material laiinya yang dapat membantu

kelancaran wawancara.

b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik dan hanya memuat

poin-poin penting masalah yang ingin digali responden.

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak

terstruktur artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada

pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan


26

sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Peneliti melakukan

wawancara di Kelurahan Bukit Tunggal Palangka Raya yang

beralamatkan di Jl. Badak nomor 2 Kota Palangka Raya, metode

wawancara digunakan untuk memperkuat dan memperjelas mengenai

informasi bahwa kinerja pegawai di Kelurahan Bukit Tunggal memiliki

kekurangan dan berpengaruh terhadap pelayanan masyarakat. Peneliti

melakukan wawancara dengan Lurah, pegawai, dan masyarakat.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secar sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016:246)

mengemukakan analisis data adalah aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu

data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

Menurut Bodgan dalam sugiyono (2016:244) analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dengan demikian proses analisis data pada penelitian ini meliputi tiga

langkah, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
27

dan pengambilan kesimpulan/vertifikasi, untuk lebih jelasnya adalah sebagai

berikut :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowhart dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman yang dikutip sugiyono

mengatakan “the most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Menurut miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dalam

verifikasi. Menurut sugiyono mengatakan bahwa :

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan diubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.
28

G. Teknik Keabsahan Data

Menurut sugiyono (2014:117), uji keabsahan data dalam penelitian.

Sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas. Terdapat dua

macam validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas

internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil

yang ingin dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti

etos kerja pegawai. Peneliti menjadi tidak valid,apabila yang ditemukan

adalah motivasi kerja pegawai. Validitas eksternal berkenaan dengan

derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau

diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan tringulasi dan

menggunakan bahan referensi. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa

dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu:

a. Triangulasi

William Wiersma (1986) yang dikutip sugiyono, “Triangulation

is qualitative cross-validation. It assesses the suffieciency of the data

according to the convergence of multiple data source or multiple

data collection procedures”. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas

ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu

sebagai berikut : (1) triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui bebrapa sumber (2) triangulasi teknik untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada


29

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner. (3) triangulasi waktu, waktu juga

sering mempengaruhi kredibiltas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih

segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda.

b. Menggunakan bahan referensi

Menurut Sugiyono (2014:128) Yang dimaksud dengan bahan

referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh data hasil

wawancara perlu didukung dengan adaya rekaman wawancara atau

tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan yang perlu

didukung dengan foto-foto.

2. Keteralihan (Transferability)

Menurut Sugiyono (2014:130) nilai tranfer ini berkenaan dengan

pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau

digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer

bergantung pada pemakai, hingga manakan hasil penelitian tersebut

dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Oleh karena itu,

supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga

ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka

peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci,

jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.


30

3. Kebergantungan (Dependability)

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi

peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa

memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependabilitynya. Kalau

proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian

tersebut tidak reliabel atau dependable. Untuk itu pengujian

dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian.

4. Konfirmability/Kepastian (Confinability)

Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan

ujidependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan

fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka peneliti tersebut telah

memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai

proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan supaya orang lain dapat

memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk

menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat

laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan

dapat dipercaya. Terhadap masalah yang peneliti ambil terkait Kinerja

Pegawai Di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota

Palangka Raya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Kota Palangka Raya

Kota Palangka Raya adalah Kota yang sekaligus sebagai Ibukota

Provinsi Kalimantan Tengah. Kota Palangka Raya merupakan daerah

yang memiliki luas wilayah ± 2. 678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan

koordinat 2012’36’LU-113055’12”BT/2,20LS-133,920BT. Kota Palangka

Raya memiliki 5 (lima) kecamatan yaitu: Kecamatan Pahandut,

Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sebangau, Kecamatan Bukit Batu,

Kecamatan Rakumpit, dengan luas masing-masing yaitu :

Kecamatan Pahandut : dengan luas Wilayah ±117,25Km2

Kecamatan Jekan Raya : dengan luas Wilayah ±352,62Km2

Kecamatan Sebangau : dengan luas Wilayah ±583,50Km2

Kecamatan Bukit Batu : dengan luas Wilayah ±572,00Km2

Kecamatan Rakumpit : dengan luas Wilayah ±1.053,14Km2

Kota Palangka Raya memiliki batas yaitu antara lain :

Sebelah Utara : batas Kota Palangka Raya sampai Kabupaten

Gunung Mas

Sebelah Timur : batas Kota Palangka Raya sampai kabupaten

Pulang Pisau

Sebelah Selatan : batas Kota Palangka Raya sampai Kabupaten

Pulang Pisau

Sebelah Barat : batas Kota Palangka Raya sampai Kabupaten

Katingan

Sedangkan menurut Administrasi Kota Palangka Raya terdiri dari

31
32

5 (lima) kecamatan sebagai berikut :

a. Kecamatan Pahandut dengan ibu Kota Pahandut terdiri dari 6 (enam)

Kelurahan yaitu: Kelurahan Pahandut, Kelurahan Panarung,

Kelurahan Langkai, Kelurahan Tanjung Pinang, Kelurahan Tumbang

Rungan, dan Kelurahan Pahandut Seberang.

b. Kecamatan Jekan Raya dengan ibu Kota palangka yang terdiri dari 4

(empat) Kelurahan yaitu: Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka,

Kelurahan Bukit Tunggal dan Kelurahan Petuk Ketimpun.

c. Kecamatan Sebangau dengan ibu Kota kalampangan yang terdiri 6

(enam) Kelurahan: Kelurahan Kereng Bangkirai, Kelurahan

Sebangau, Keelurahan Kalampangan, Kelurahan Kameloh Baru,

Kelurahan Danau Tundai dan Kelurahan Bereng Bengkel.

d. Kecamatan Bukit Batu dengan ibu Kota Tangkiling yang terdiri dari

7(tujuh) Kelurahan yaitu: Kelurahan Marang, Kelurahan Tumbang

Tahai, Kelurahan Banturung, Kelurahan Tangkiling, Kelurahan Sei

Gohong, Kelurahan Kanarakan, dan Kelurahan Habarung Hurung.

e. Kecamatan Rakumpit dengan ibu Kota Mungku Baru yang terdiri dari

7 (tujuh) Kelurahan yaitu: Kelurahan Petuk Bukit, Kelurahan Pager,

Kelurahan Panjehang, Kelurahan Gunung Baru, Kelurahan Petuk

Barunai, Kelurahan Mungku Baru dan Kelurahan Bukit Sua.

2. Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

a. Monografi

Kelurahan Bukit Tunggal adalah Kelurahan pemekaran dari

Kelurahan Palangka, pada Tahun 1997 sebagai Kelurahan persiapan

Bukit Tunggal dan Definitif sebagai Kelurahan Bukit Tunggal pada 3

Maret 1999, yang sudah berwajah perkotaan dengan luas wilayah

23.712 hektar.
33

Secara administratif Kelurahan Bukit Tunggal dibatasi oleh :

Gambar 4.1
Batasan Wilayah

1) Bagian Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Palangka &

Kelurahan Kereng Bangkirai

2) Bagian Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Marang

Kecamatan Bukit Batu

3) Bagian Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Petuk

Katimpun dan Tumbang Rungan

4) Bagian Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Katingan

b. Keadaan Geografis

Berdasarkan Data Kependudukan dari Dinas Kependudukan

& Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun 2014, Kelurahan Bukit

Tunggal memiliki jumlah penduduk 60.045 jiwa yang terdiri dari

31.152 jiwa laki-laki dan 28.893 jiwa perempuan, dimana

pertumbuhan penduduk terus bertambah dari tahun-tahun

sebelumnya.
34

c. Potensi Wilayah, Sumber Daya Manusia dan Prasarana Sosial

Kelurahan Bukit Tunggal memiliki potensi wilayah yang

sangat dimungkinkan pengembangannya dalam bidang

perekonomian, terutama perdagangan mengingat jumlah warga yang

berdomisili diwilayah ini didominasi pedagang. Hal ini terlihat dengan

banyaknya pusat pertokoan swalayan, ruko dan pedagang –

pedagang perseorangan baik besar maupun kecil sebagai sentra

perdagangan di kawasan ini. Menjamurnya berbagai warung maupun

rumah makan sebagai sarana wisata kuliner lokal di Kelurahan Bukit

Tunggal.

1) Lembaga Kemasyarakatan

Adapun lembaga kemasyarakatan yang ada di tingkat

kelurahan (diluar RT dan RW) antara lain adalah LKK Kelurahan,

Karang Taruna, PNPM Mandiri Perkotaan, PKK Kelurahan,

Kelompok Wanita Tani Kenanga Kelurahan Bukit Tunggal dan

TSAK Bukit Tunggal.

Dengan adanya LKK kelurahan sebagai wadah partisipasi

masyarakat dalam merencanakan pelaksanaan pembangunan

dan media komunikasi dan informasi antara pemerintah

kelurahan dan masyarakat serta antar warga masyarakat,

banyak kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan LKK

Kelurahan Bukit Tunggal, diantaranya yaitu melaksanakan

musrenbang pada tingkat kelurahan dan mengawal hasil dari

musrenbang tersebut sampai ke musrenbang tingkat kota

palangka raya, melaksanakan bulan bakti gotong royong yang di

adakan setiap tahunnya dengan melaksanakan gotong royong

bersama warga masyarakat, mengikuti pertemuan rutin RT/RW


35

dan mendengarkan keluhan warga masyarakat yang disampaikan

oleh ketua RT/RW dan ikut memberikan solusi dari permasalahan

tersebut.

d. Visi dan Misi Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

1) Visi

Visi Kelurahan Bukit Tunggal berdasarkan pada situasi,

kondisi maupun potensi serta tantangan dan hambatan yaitu

““Terwujudnya Kelurahan Bukit Tunggal dalam pelayanan

masyarakat yang optimal dan profesional, menuju

masyarakat mandiri dan sejahtera”

2) Misi

Untuk mencapai misi Kelurahan Bukit Tunggal, misi yang

dilaksanakan Kelurahan Bukit Tunggal adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kelurahan

yang Profesional dilandasi dengan Iman,Taqwa dan berbudi;

b) Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas pelayanan pada

masyarakat dalam pembuatan dokumen secara cepat tepat

dan akurat;

c) Meningkatkan kuantitas kerja aparatur Kelurahan untuk selalu

dapat memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat;

d) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

secara swadaya dan mandiri menuju masyarakat sejahtera;

Menciptakan situasi yang aman tertib, nyaman, dan kondusif.

e. Tugas dan Struktural Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Adapun struktural jabatan pegawai Kelurahan Bukit Tunggal

Kota Palangka Raya (terlampir) yang terdata di Kantor Kelurahan

Bukit Tunggal Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut :


36

Tabel 4.1
Pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Riwayat
No Nama Pegawai Jabatan
Pendidikan
S.Sos lulus
1 Heri Pauzi, S.Sos Kepala Lurah
tahun 2002
Sekretaris SMA lulus tahun
2 Priyadi
Kelurahan 1989
Hadiana, S.Sos, M.Ap. Kasi Ekobang & S.Sos & M.Ap
3
Pemb. Masyarakat lulus tahun 2014
4 Lidya Rita, SE Fungsional Umum S.E
S.Sos tahun
5 Betsy, S.Sos Fungsional Umum
lulus 2009
Kasi Pemerintahan S.T lulus tahun
6 Arina Partrisia, ST
dan Trantib 2010
SMA lulus tahun
7 Yunias Ganti Kasi Kesos Yanmas
1987
Suphia Rochanae SMK lulus tahun
8 Fungsional Umum
1990
S.Sos lulus
9 Afrinawaty, S.Sos. Fungsional Umum
tahun 2009
Resti S.T lulus tahun
10 Fungsional Umum
Widyaayuningtias., ST 2008
SMK lulus tahun
11 Tomy Wahyudi Fungsional Umum
1999
12 Ari Susanty, A.Md Fungsional Umum D.III Akuntansi
SMP lulus tahun
13 Putir Sinta Fungsional Umum
1981
Banjang M. Gasing,
14 Fungsional Umum S.H lulus
SH.
Sumber : data Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

1) Lurah

Uraian tugas lurah

Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

dalam wilayah kelurahan. Uraian tugas sebaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

Lurah mempunyai tugas merencanakan dan menyusun

program/kegiatan, pembinaan administrasi, ketatusahaan dan

rumah tangga kelurahan, menyelenggarakan pengendalian dan


37

pengawasan terkait tugas pemerintahan kelurahan lingkup

pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelayanan masyarakat.

Lalu melaksanakan pembinaan pemerliharaan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum, menginventarisasi permasalahan-

permasalahan yang ada dan menyampaikan saran pertimbangan

kepada pimpinan sebagai upaya pemecahan masalah dan tidak

lanjut penyelesaiannya. Dan meneliti surat masuk dan surat

keluar, melaksanakan pembagian tugas dan memberi

bimbingan/petunjuk pelaksanaan kepada bawahan, lalu

memeriksa kesesuaian petunjuk kerja dengan hasil kerja

bawahan guna penyempurnaan hasil kerja, menyusun laporan

pelaksanaan kegiatan, menilai prestasi kerja bawahannya, dan

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai bidang tugas.

2) Sekretaris

Uraian Tugas sekretaris kelurahan

Sekretaris lurah mempunyai tugas pokok membantu lurah

dalam memberikan pelayanan administrasi yang meliputi

administrasi umum, kepegawaian, dan keuangan, memberi

petunjuk teknis serta mengevaluasi masing-masing seksi yang

ada di kelurahan tersebut.

Adapun tugas sekretaris, adalah menetapkan rencana

kerja kegiatan sekretariat kelurahan, mengembangkan

administrasi kepegawaian, meliputi proses usulan kenaikan

pangkat, menyusun DUK, gaji berkala, pensiun, daftar nominatif

dan formasi PNS, diklat PNS, surat izin, cuti, sakit serta

menyiapkan dan merekapitulasi daftar hadir PNS. Dan


38

melaksanakan usulan administrasi perlengkapan, melaksanakan

pembagian tugas dan memberi bimbingan/petunjuk pelaksanaan

kepada bawahan, memeriksa kesesuaian antara pertunjuk kerja

dengan hasil kerja bawahan guna penyempurnaan hasil kerja

selanjutnya, serta menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan

bawahan, menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil kerja

yang dicapai dan juga melaksanakan tugas kedinasan lain yang

diberikan pimpinan sesuai bidang tugas.

3) Kepala Seksi Pemerintahan, Keamanan dan Ketertiban

Uraian Tugas Seksi pemerintahan, kemanan dan Ketertiban

Kepala seksi pemerintahan, kemanan, ketertiban

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan umum

dan pemerintahan kelurahan. Uraian tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

Menyusun program kerja/kegiatan seksi pemerintahan,

kemananan dan ketertiban sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas, melaksanakan koordinasi dengan

dinas/instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan

tugas pembinaan dan ketentraman pelayanan dan ketertiban

masyarakat, malaksanakan koordinasi dengan RT/RW untuk

klarifikasi dan tidak lanjut proses penyelesaian surat keterangan

pindah, surat keterangan domisili, surat pernyataan tanah (SPT),

surat keterangan kematian dan surat keterangan ahli waris,

melaksanakan pendistribusian SPPT PBB di wilayah

pemerintahan kelurahan, melaksanakan pengawasan dalam

rangka penyaluran bantuan kepada masyarakat, menyusun

rekapitulasi dan memberikan laporan hasil PBB kepada


39

sekretaris daerah melalui dinas pengelolaan keuangan dan asset

daerah kota palangka raya, menginventarisasi permasalahan-

permasalahan yang ada dan menyampaikan saran pertimbangan

kepada pimpinan sebagai upaya pemecahan masalah dan tindak

lanjut penyelesaiannya, melaksanakan pembagian tugas, dan

memberikan bimbingan kepada bawahan, memeriksa

kesesuaian antara petunjuk kerja dengan hasil kerja bawahan

guna penyempurnaan hasil kerja selanjutnya, menyusun laporan

hasil pelaksanaan kegiatan, dan menilai prestasi kerja bawahan

berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan pengajuan

sasaran kinerja pegawai (SKP).

4) Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Uraian Tugs Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Dan

Pemberdayaan Masyarakat.

Kepala seksi Ekonomi Pembangunan Dan

Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok

melaksanakan pembinaan ekonomi pembangunan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat yang ada di wilayah kelurahan.

Uraian tugas dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

menyusun program kerja/kegiatan Seksi Pembangunan

dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas, melaksanakan pembinaan dan

pembangunan kemasyarakatan secara umum serta pembinaan

terhadap perekonomian usaha kecil menengah dan produksi

rumah tangga agar dapat meningkatkan perekonomian dan

kehidupan kesejahteraan masyarakat, melaksanakan pembinaan


40

terhadap pembangunan di bidang lingkungan hidup,

pemberdayaan perempuan serta kelembagaannya agar

pembangunan dapat dilaksanakan secara merata serta

meningkatkan swadaya dan gotong royong masyarakat,

menyiapkan bahan dan data untuk pelaksanaan kegiatan Lomba

Kelurahan, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, Lembaga

Kemasyarakatan Kelurahan dan Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) serta Profil Kelurahan, memproses surat

keterangan usaha dan surat Permohonan IMB yang diajukan

masyarakat di wilayah kerjanya, melaksanakan pembagian tugas

dan memberi bimbingan/petunjuk pelaksanaan kepada bawahan

baik secara lisan maupun tertulis agar tugas segera diproses

lebih lanjut dan tidak terjadi penyimpangan/kesalahan dalam

pelaksanaan tugas, memeriksa kesesuaian antara petunjuk kerja

dengan hasil kerja bawahan guna penyempurnaan hasil kerja

selanjutnya, menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan

bawahan sebagai bahan masukan bagi pimpinan, menilai

prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai

sebagai bahan pengajuan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), dan

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai bidang tugas.

5) Kepala Seksi Kesejahteraan

Uraian tugas Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pembinaan kesejahteraan soaial di

wilayah kelurahan. Uraian tugas sebagimana dimaksud pada

ayat (1) adalah sebagai berikut :


41

Menyusun program kerja/kegiatan Seksi Kesejahteraan

Sosial dan Pelayanan Masyarakat sebagai pedoman dalam

pelaksanaan tugas, melaksanakan pembinaan untuk

pelaksanaan kegiatan Karang Taruna, Pemuda dan Olah Raga,

dan Kepramukaan di Wilayah Kelurahan, melaksanakan

pembinaan dalam rangka kegiatan kehidupan beragama agar

tercipta hubungan inter, dan antar umat beragama yang kondusif

dalam masyarakat, melaksanakan kegiatan Pendidikan dan

Kebudayaan dalam rangka peningkatan Kesejahteraan Sosial

Masyarakat, melaksanakan kegiatan dalam rangka proses

pengumpulan dan penyusunan bahan/data di bidang pelayanan

umum dan administrasi kependudukan, memeriksa dan

menyiapkan bahan pemberian rekomendasi Surat Nikah,Talak,

Cerai dan Rujuk (NTCR) serta bepergian Haji, melaksanakan

kegiatan Kebersihan dan Keindahan di lingkungan kelurahan,

memproses pembuatan KTP, KK, Surat Keterangan Kelahiran,

Surat Keterangan Untuk Menikah, Surat Keterangan Belum

Menikah dan Surat Keterangan Tidak Mampu yang diajukan oleh

masyarakat di wilayah kerjanya, melaksanakan koordinasi dan

klarifikasi dengan pihak RT/RW dalam rangka memproses

permohonan pembuatan KTP dan KK warga untuk menghindari

dari pemberian KTP dan KK ganda, melaksanakan pendataan

masalah kesejahteraan sosial serta pengawasan dalam

penyaluran Raskin dan bantuan bagi korban bencana alam

serta koordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam

pelaksanaannya, menginventarisasi permasalahan-

permasalahan yang ada dan menyampaikan saran pertimbangan


42

kepada pimpinan sebagai upaya pemecahan masalah dan tindak

lanjut penyelesaiannya, melaksanakan pembagian tugas dan

memberi bimbingan/petunjuk pelaksanaan kepada bawahan baik

secara lisan maupun tertulis agar tugas segera diproses lebih

lanjut dan tidak terjadi penyimpangan/kesalahan dalam

pelaksanaan tugas, memeriksa kesesuaian antara petunjuk kerja

dengan hasil kerja bawahan guna penyempurnaan hasil kerja

selanjutnya, menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan

bawahan sebagai bahan masukan bagi pimpinan, menilai

prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai

sebagai bahan pengajuan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Dan

malaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan

sesuai dengan bidang tugas.

6) Tugas Fungsional

Di Kelurahan Bukit Tunggal ini masih ada lagi jabatan dari

teknis yaitu Jabatan Fungsional : PLKB dan Penyuluh Pertanian.

Dalam jabatan ini yang lebih banyak dilaksanakan yaitu tugas

lapangan membantu pelayanan kesehatan khususnya ibu

hamil,balita dan lansia. Penyuluh pertanian tugasnya juga

banyak dilapangan khususnya diwilayah pertanian.

B. Hasil Penelitian

Kinerja Pegawai pada Pelayanan Publik di Kelurahan Bukit Tunggal Kota

Palangka Raya

Kinerja adalah merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


43

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan dilapangan

mengenai kinerja pegawai pada pelayanan publik di kelurahan bukit tunggal

kota palangka raya, sebagai berikut :

Menurut Bapak “Heri Pauzi” selaku kepala Kelurahan Bukit Tunggal

Kota Palangka Raya mengatakan :

“Ya, pelayanan di kelurahan ini sudah cukup baik dan mengenai


jumlah pegawai yang ada di sini berjumlah 14 pegawai, dan
mengenai pendidikan pegawai di kelurahan bermacam-macam ada
yang S1, S2, SLTA. Dan ada beberapa pegawai yang tidak biasa
mengeplikasikan komputer karna kondisi di kelurahan ini orang-
orangnya rata-rata sudah tua pegawai lama, jadi awalnya hanya
menggunakan mesin ketik sekarang karna perkembangan jaman
semuanya sudah menggunakan tekhnologi seperti computer, untuk
menyesuaikan dulunya menggunakan mesin ketik dan computer kan
jauh perbedaanya dan untuk mengajarkan pada pegawai dalam
menggunakan computer sudah tidak bisa karna faktor usia pegawai
yang sudah cukup tua yang tidak terlalu bisa memahami IT. Dan
jumlah pegawai yang tidak bisa mengaplikasikan computer di
kelurahan bukit tunggal berjumlah 5 orang seterusnya ya begitu lah.
Dan mengenai sarana dan prasarana kurangnya computer, tetapi
computer di sini sudah bisa digunakan semuanya dan jumlah
computer di kelurahan ada cuman tiga buah. Dalam penempatan
pegawai di kelurahan bukit tunggal juga belum sesuai dengan jenjang
pendidikan, karna ada beberapa yang pendidikannya misalnya
sarjana ekonomi di tempatkan di kasi pemerintahan tidak banyak
sesuai dengan jenjang pendidikannya. dan pegawai di kelurahan
bukit tunggal harus saya wajibkan untuk bisa semua menghandle
kasi kasi yang ada di kelurahan, karna jika ada salah satu kasi saja
tidak hadir maka otomatis kegiatan terbengkalai, jadi bagaimana
supaya pelayanan tetao berjalan dengan baik maka pegawai harus
bisa semua untuk menghandle dan pelayanan tetap berjalan dengan
baik. Dan sebetulnya kami di sini membutuhkan pegawai umurnya
lebih muda dan yang lebih memahami IT, sebetulnya di dinas dinas
itu banyak tenaga kontrak yang muda-muda dan pekerjaan masih
tidak banyak jika itu bisa di oper saja ke kelurahan yang lebih
memerlukan. Dan jam kerja di kelurahan bukit tunggal dari pukul
7.30 – 15.30 WIB”. (wawancara tanggal 18 Februari 2019).

Berdasarkan Hasil wawancara dengan bapak “Priyadi” selaku

Sekretaris Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, mengatakan

sebagai berikut :

“Saya bekerja di sini dari tahun 2010 yaitu bertepatan tanggal 17


november 2011, kendala yang kami hadapi di sini adalah mengenai
kurangnya sarana dan prasarana untuk di kelurahan bukit tunggal
kota palangka raya seperti contohnya computer hanya ada tiga saja,
44

dan mengenai berfungsinya computer hanya berfungsi 1 komputer


saja, karna dua komputernya sudah beberapa kali di servive tetapi
tetap tidak bisa berfungsi seperti semula, dan terkadang kita juga
menggunakan laptop pribadi untuk bekerja dan di sini kurangnya alat-
alat untuk bekerja. Dan mengenai penilain kinerja tiap tahunnya pasti
ada laporannya, dan tugas saya di sini sebagai sektaris kelurahan
anggapan saya di sini sebagai rumah tangga saya yang mengatur
semuanya dan saya harus tahu tugas saya apa-apa saja, tidak
cuman itu saya juga harus mengetahui tugas-tugas kasi-kasi lainnya,
karna sebagai sekretaris itu harus menguasai semuanya yang ada di
sini intinya dalam melaksanakan kegiatan masyarakat di sini
semuanya aman-aman saja”. (wawancara tanggal 18 Februari 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu “Hadiana” selaku kasi

ekobang dan pemberdayaan masyarakat Kelurahan Bukit Tunggal Kota

Palangka Raya, mengatakan sebagai berikut :

“Di sini saya bagian kasi ekonomi pembangunan dan pemberdayaan


masyarakat, di sini saya bekerja dari tahun 2015 di sini saya
mempunyai tugas yaitu membuat keterangan usaha, serta
memproses pembuatan KTP dan surat keterangan tidak mampu, lalu
menyiapkan bahan jika dikelurahan sini akan mengadakan suatu
lomba dan juga jika ada kegiatan gotong royong. Soal kendala yang
ada di sini menurut saya tidak ada semua berjalan dengan lancar dan
aman-aman saja selama kita masih bisa menangani apa kebutuhan
masyarakat dan tidak tidak pernah ada keluhan masyakat di sini. Dan
untuk soal fasilitas alat-alat saja yang kurang lengkap, kita juga di sini
menggunakan barang-barang milik pribadi untuk bekerja walau
begitu pekerjaan kami dalam melaksanakan tugas melayani
masyarakat akan tetap berjalan dengan baik, untuk waktu jam
pelayanan berakhir disini sekitar pukul 15.30 WIB jadi pada saat jam
siang kita ada istirahat pukul 12.00-13.00 WIB pada saat pukul 13.00
kita lanjut tetap untuk melayani masyarakat, di sini kami tetap
menjalankan tugas dengan baik.” (tanggal 19 februari 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu “Yunias ganti” selaku Kasi

Kesejahteraan Sosial Di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya,

mengatakan sebagai berikut :

“saya Yunias Ganti, di sini saya di bagian kasi kesejahteraan sosial di


keurahan bukit tunggal di sini saya bekerja dari tahun 2015 , dan soal
tugas saya di sini banyak ya contohnya seperti memproses
pembuatan KTP, kartu keluarga, surat keterangan untuk menikah
atau belum menikah dn lain sebagainya. Soal kendala yang kami
hadapi ya sebenarnya tidak ada ya semuanya aman terlaksana
dengan baik walau di sini ada beberapa keterbatasan alat saja. Untuk
jam selesainya pelayanan di sini pukul 15.30 itu sudah selesai, dan
untuk soal menjalankan tugas semuanya berjalan aman kami bisa
melayani masyarakat dengan baik. Dan dalam menjalankan tugas
45

untuk alat kami punya komputer dan semuanya di sini bisa


menggunakannya walau ada beberapa pegawai kami membawa
sendiri laptop agar lebih mudah bekerja. intinya untuk melaksanakan
tugas kami lancar lancar saja. (wawancara 19 februari 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar mengenai

pelayanan Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, mengatakan

sebagai berikut :

“nama saya Abdurahman Sidik, mengenai pelayanan di sini ya


menurut saya cukup baik, cuman ya kalau berurusan di sini harus
banyak memakan waktu lama, kemaren saja sampai sekarang
mungkin sudah beberapa hari ke sini yang mengurus minta surat
memilih di TPS ,saya kmren susah sekali lama menunggu sampai
jam istirahat mereka, pegawainya pada mau keluar dan sempat
diminta meninggalkan nomor handphone jadi nanti di hubungi ketika
saya tunggu sampai jam pelayanan mereka buka lagi siang saya
tidak ada dihubungi oleh pihak pegawai kelurahan di sini, saya
tunggu ternyata pada saat jam pelayanan siang para pegawai sudah
tidak banyak ada mungkin mereka pada pulang yang saya tahu jam
pelayanan siang itu seharusnya mereka masih ada dan melakukan
pelayanan pada masyarakat pada kenyataanya mereka siang udah
tidak terlalu ada di sini. Besoknya lagi saya ke sini ternyata ada salah
satu pegawai bilang untuk yang mengurus surat memilih itu
petugasnya tidak ada sedang ada urusan mengukur tanah dan
segala macam lalu saya minta nomor handphone kepada tugas yang
bersangkutan untuk yang mengurus surat memilih di TPS itu , saya
telpon saya sms tidak ada respon sama sekali. Pokoknya di sini
menurut saya pelayanannya agak lambat, harapan saya kedepanya
untuk pelayanan di kelurahan ini bisa lebih baik dan lebih cepat
mengurus segala urusan yang diperlukan masyarakat, ya seperti
saya tadi. Dan saya berharap untuk kedepannya pegawai melakukan
pelayanan sesuai jam kerjanya jadi kami sebagai masyarakat mudah
menemui dan urusan kami juga cepat terselesaikan tidak bolak-balik
untuk meminta segala sesuatu.” (wawancara 20 februari 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar mengenai

pelayanan di kelurahan bukit tunggal kota palangka raya, mengatakan

sebagai berikut :

“Nama saya Rini, di sini saya mau mengurus surat izin usaha.
Mengenai pelayanan di sini sebetulnya pegawai nya baik-baik cuman
di saat soal urus-mengurus berkas agak lambat, saya sudah bolak-
balik ke sini untuk minta buatkan surat izin usaha tertunda sudah 1
hari, padahal saya mengurus nya itu kemaren jadi saya diminta untuk
datang lagi hari ini, ternyata pada saat saya dating lagu belum
dibuatkan jadi menunggu lagi, paling lama saya menunggu itu untuk
tanda tangan bapak lurahnya karena beliau tidak ada di kantor, karna
kita sebagai masyarakat ingin segala urusan itu cepat selesai karna
46

saya juga punya pekerjaan lain ya tidak harus bolak-balik mengurus


surat yang begini saja susah. Untuk harapan saya ya agar pegawai
serta lurahnya selalu ada di kantor dan untuk yang lainnya agar bisa
lebih cepat lagi dalam mengurus segala urusan yang dibutuhkan
masyarakat.” (wawancara 21 februari 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar mengenai

pelayanan di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, mengatakan

sebagai berikut :

“Nama saya Wulandari, di sini saya mau mengurus surat keterangan


tidak mampu, karna lagi membutuhkan buat ada urusan. Menurut
saya untuk pelayanan di sini, saya sendiri kurang puas karna untuk
meminta keterangan tidak mampu agak susah harus menunggu dan
juga lagi minta cap stempel buat itu, nunggu beberapa jam hal yang
paling saya kesalkan itu kenapa pada saat jam siang staf-stafnya
sudah tidak ada di tempat, tidak hanya saya mungkin yang mengeluh
seperti ini, masyarakat lain juga terkadang mencari lurahnya susah,
mau minta tanda tangan segala macam buat urusan mereka di suruh
meunggu atau tidak disuruh besoknya lagi jadi kan segala urusan
kami juga tertunda-tunda. Harapan saya untuk kedepannya staf-staf
di sini bisa cepat melayani kami saja.” (wawancara 22 februari 2019)

C. Pembahasan

Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan atau program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan

melalu perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja merupakan suatu

hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan

apa yang seharusnya dikerjakan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kinerja Pegawai Terhadap

Pelayanan Publik Di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota

Palangka Raya adapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada berbagai

pegawai dan masyarakat yang ada disekitar Kelurahan Bukit Tunggal Kota
47

Palangka Raya maka peneliti merasa ada beberapa hal yang diperlihatkan

terkait Kinerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik Di Kelurahan Bukit

Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, khususnya dalam hal

kualitas pelayanan banyak masyarakat yang mengeluh soal pelayanan yang

ada di kelurahan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pegawai

yang ada di kelurahan bukit tunggal kota palangka raya adalah sebanyak 14

orang yang memiliki riwayat pendidikan mulai dari Sekolah Menengah Atas –

Strata 1.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai adalah 14

orang yang memiliki riwayat pendidikan masing-masing tetapi kemampuan

para pegawai dengan bidang yang di duduki dirasa kurang cocok, karena

masih saja terdapat pegawai yang kurang mengusai IT. Sehingga pelayanan

kepada masyarakat kurang maksimal. Di dalam kemampuan IT sangat

diperlukan untuk pelayanan publik agar aktivitas kantor, kebutuhan

masrakat, dan informasi yang diberikan dapat maksimal dan berjalan sesuai

harapan dari visi dan misi kelurahan bukit tunggal kota palangka raya.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pegawai Kelurahan Bukit

Tunggal Kota Palangka Raya selalu aktif dalam memberikan pelayanan

karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari

kelurahan bukit tunggal tersebut. Dari jumlah pegawai sebanyak 14 orang

tersebut masih saja ada pelayanan yang kurang baik dan sarana prasarana

yang ada di kelurahan bukit tunggal kota palangka raya juga kurang

memadai dalam kegiatan pelayanan dan hanya berfungsi 1 komputer saja.

Maka dari itu yang menghambat pelayanan kepada masyarakat dan

pelayanan tersebut tidak selesai pada waktu yang diharapkan oleh

masyarakat.

Sehingga dari pernyataan peneliti di atas dapat dikatakan bahwa


48

pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya hanya beberapa saja

yang mengusai IT dan sarana prasarana yang ada dikantor kelurahan bukit

tunggal masih belum memadai dalam kegiatan pelayanan kepada

masyarakat.

Dalam hal kualitas pelayanan pegawai Kelurahan Bukit Tunggal

Kota Palangka Raya saat ini memang belum sesuai dengan yang diinginkan

oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan jumlah pegawai Kelurahan Bukit

Tunggal Kota Palangka Raya masih kurang, selain itu tidak ada kegiatan

pembinaan atau keterampilan terhadap IT kepada pegawai yang masih

kurang menguasai hal tersebut.

Kinerja para pegawai kelurahan bukit tunggal kota palangka raya

untuk melayani, menanggapi, dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Responsivitas memerlukan kesiapan sumber daya dari seluruh pegawai

terkait dalam pelaksanaan pelayanan. Maka peneliti merasa ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan terkait kinerja pegawai dan jumlah pegawai yang

ada di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan bahwa mengenai Kinerja Pegawai Terhadap Pelayanan Publik

Di Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

masih kurang baik karena :

1. Kemampuan para pegawai dengan bidang yang di duduki dirasa kurang

cocok, karena masih saja terdapat pegawai yang kurang menguasai IT.

Sehingga pelayanan kepada masyarakat kurang maksimal. Di dalam

kemampuan IT sangat diperlukan untuk pelayanan publik agar aktivitas

kantor, kebutuhan masyarakat, dan informasi yang diberikan dapat

maksimal dan berjalan sesuai harapan dari visi dan misi Kelurahan Bukit

Tunggal Kota Palangka Raya.

2. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pegawai Kelurahan Bukit

Tunggal Kota Palangka Raya selalu aktif dalam memberikan pelayanan

karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari

kelurahan bukit tunggal tersebut. Dari jumlah pegawai sebanyak 14

orang tersebut masih saja ada pelayanan yang kurang baik dan sarana

prasarana yang ada di Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

juga kurang memadai dalam kegiatan pelayanan dan hanya berfungsi 1

komputer saja. Maka dari itu yang menghambat pelayanan kepada

masyarakat dan pelayanan tersebut tidak selesai pada waktu yang

diharapkan oleh masyarakat.

3. Dalam hal kualitas pelayanan pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota

Palangka Raya saat ini memang belum sesuai dengan yang diinginkan

49
50

oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan jumlah pegawai Kelurahan Bukit

Tunggal Kota Palangka Raya masih kurang, selain itu tidak ada kegiatan

pembinaan atau keterampilan terhadap IT kepada pegawai yang masih

kurang menguasai hal tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka dapat peneliti sarankan

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dan informasi bagi para mahasiswa khususnya dan

memberi manfaat terhadap suatu kajian yang berkaitan dengan yang

berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dapat menambah wawasan

mengenai Kinerja pegawai pada pelayanan publik di Kelurahan Bukit

Tunggal Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya.

2. Kepala Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya dapat bekerja

sama dengan pegawai dengan baik, dan hendaknya memberikan

pelatihan komputer untuk pegawainya dan tidak memandang umur

pegawai untuk membuat pelatihan komputer, agar pelayanan di

kelurahan bukit tunggal kota palangka raya bisa berjalan dengan baik

dan maksimal untuk kedepannya. Dan bisa membagi tugas-tugas

pegawai sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan agar selalu bisa

mengawasi pegawainya agar bekerja sesuai dengan visi misi Kelurahan

Bukit Tunggal Kota Palangka Raya.

3. Kepada Pegawai Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya, agar

mampu bekerja sesuai dengan standar operasional pelayanan

memberikan pelayanan yang prima serta bisa berkomunikasi dengan

baik kepada masyarakat.


51

4. Kepada masyarakat agar lebih berani mengemukakan pendapat terkait

pelayanan publik yang ada di kelurahan bukit tunggal palangka raya,

agar para pihak kelurahan bukit tunggal bisa memberikan pelayanan

yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat.

5. Peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi

terkait kinerja pegawai pada pelayanan publik dan hendaknya melakukan

penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Hardiyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik. Konsep, Dimensi, Indikator, Dan


Implementasinya.

Hasibuan, Melayu S.P 2006. Organisasi Dan Motivasi, Dasar Peningkatan


Produktivitas. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Moeheriono. 2012 “Pengukuran Kinerja berbasis Kompetensi. Jakarta : Raja


Grafindo Persada.

Maleong Lexy J. 2010, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,


Bandung.

Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi Dan Manajemen Kinerja Di Lingkungan


Perusahaan Dan Industri. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Setiawan,Toni 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia : Kinerja, Motivasi,


Kepuasaan,Kerja Dan Produktivitas.” Jakarta Platinum.

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitafif,Kualitatif, R dan D. Bandung :


Alfabeta

Uno, Hamzah.B, Dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja Dan


Pengukurannya. Jakarta : PT.Bumi Aksara

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Jurnal

Agus Hadiawan, 2008. Kemampuan Aparat Dalam Melaksanakan Administrasi


Pemerintahan Di Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Dan Pembangunan. Vol.2

Abdul kadir, 2014, Marnis Dan Machanis. Pengaruh Ablity, Motivasi, dan
pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan Redaksi PT.Riau pos
Intermedia Pekan Baru. Jurnal Ekonomi, Vol 22.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2009 Tentang pelayanan


publik.

52
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Wawancara bersama Kepala Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya


Wawancara bersama Sekretaris Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Wawancara dengan Kasi-Kasi Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya


Wawancara dengan Kasi-Kasi Kelurahan Bukit Tunggal Kota Palangka Raya

Wawancara dengan beberapa masyarakat di Kelurahan Bukit Tunggal Kota


Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai