Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

PERAWATAN LUKA PADA NY. E POST OPERASI SECTIO CAESAREA


DI POLI OBS-GYN RSUD DR MOEWARDI

Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperwatan profesi ners


Dosen Pembimbing : Ns. Wahyu Rima Agustin, M. Kep

Disusun Oleh :
Nadya Maulia
SN211083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
PERAWATAN LUKA PADA NY. E POST OPERASI SECTIO CAESARIA
DI POLI OBS-GYN RSUD DR MOEWARDI

Hari : Rabu
Tanggal : 04 Januari 2022
Jam : 10.45 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan terdapat luka pasca operasi sectio caesarea
B. Diagnosa Medis
Postpartum sectio caesaria
C. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (post operasi sectio
caesaria) (D.0142)
D. Data Yang Mendukung Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif :
1. Pasen mengatakan terdapat luka post operasi sectio caesaria, pasien
mengatakan operasi dilakukan pada tanggal 31 desember 2021.
Data Objektif :
1. Tampak luka insisi post operasi sectio caesaria pada abdomen sepanjang
kurang lebih 10 cm
2. Luka terbalut verban, saat dibuka luka tampak masih basah
3. TTV :
TD : 118/76mmHg
HR : 89x/menit
RR : 20x/menit
S : 360C
E. Dasar Pemikiran
Kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan
normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus dilakukan tindakan Sectio
Caesarea, bahkan sekarang Sectio Caesarea menjadi salah satu pilihan
persalinan. Masalah keperawatan yang muncul akibat dari persalinan sectio
caesarae yaitu terjadinya insisi abdomen yang dapat mengganggu aktifitas
sehingga perlu adanya perawatan luka agar luka bisa menjadi lebih baik dan
diharapkan bisa tertutup dengan baik. Prinsip perawatan setelah tindakan
pembedahan pada luka akut sangat menentukan keberhasilan perawatan. Pada
luka akut, luka akan sembuh secara sempurna sesuai dengan waktu dan
proses kesembuhan luka (Sugeng et al.,2010).
Perlunya perawatan luka di kenal dua teknik dasar yang sering di
terapkan, yaitu teknik steril dan teknik bersih. Teknik steril penggunaan
instrument dan bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu baik itu di CSSD
rumah sakit atau pabrik yang memproduksinya. Sedangkan teknik bersih
penggunaan instrument bersih tanpa harus di sterilkan terlebih dahulu (Semer,
2013).

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Prosedur Perawatan Luka Sectio Caesaria
Tahap pra interaksi
1. Membaca catatan keperawatan
2. Mempersiapkan alat
3. Melakukan cuci tangan
Tahap orientasi
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
5. Menanyakan kesiapan pasien
Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien hingga luka terlihat jelas
2. Memasang perlak dan pengalas
3. Membuka peralatan
4. Mendekatkan bengkok
5. Memakai sarung tangan bersih
6. Membasahi plester dengan alkohol kemudian membuka plester
7. Menbuka balutan
8. Mengkaji karakteristik luka
9. Memakai sarung tangan steril
10. Menekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus
11. Membersihkan luka dengan kassa NaCl steril dengan memperhatikan
prinsip steril
12. Mengeringkan luka dengan kassa kering steril
13. Memberikan obat topikal sesuai kondisi luka dan advis dokter
14. Menutup luka dengan kassa kering steril
15. Melepas sarung tangan
16. Mencuci tangan
Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Merapikan alat dan berpamitan
4. Dokumentasi
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan
2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan paien
4. Menjaga keamanan perawat

G. Analisa Tindakan
Menurut (Arisanty, 2013) Luka pasca pembedahan adalah luka akut
yang paling banyak ditemui dan beresiko infeksi minimal karena tindakan
pembedahan dilakukan secara steril di kamar operasi. Setelah pembedahan
ada beberapa tindakan untuk mengembalikan fungsi dan integritas fisik
tubuh. Pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit diharapkan mempunyai
konsep untuk membina para petugas kesehatan khususnya perawat, adanya
penyelenggara sistem serta terus memantau terhadap tindakan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien terutama pada
tindakantindakan yang rentan menimbulkan terjadinya infeksi luka operasi
(Latifah, et al., 2020). Prinsip perawatan setelah tindakan pembedahan pada
luka akut sangat menentukan keberhasilan perawatan. Pada luka akut, luka
akan sembuh secara sempurna sesuai dengan waktu dan proses kesembuhan
luka. Luka yang mengalami kesembuhan secara primer akan memiliki scar
(bekas luka), minimal dan repitelisasi terjadi dalam 24-48 jam pertama hingga
pada waktu tersebut tidak dilakukan pengantian balutan (Arisanty, 2013).
Standar operasional prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan
dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling
efektif. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau di revisi, metode
penulisan prosedur serta dilengkapi oleh badan flowchart di bagian akhir
(Karami et al., 2018). Berdasarkan dari 16 artikel/jurnal menunjukan hasil
bahwa Kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar operasional prosedur
luka operasi Sectio Caesarea akan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor pendidikan dan pengalaman kerja. Kepatuhan seorang perawat dalam
melaksanakan prosedur perawatan luka tidak hanya diukur dari pengetahuan
perawat tentang perawatan luka, akan tetapi didasarkan pada penilaian dan
pengawasan tindakan prosedur. Semua perawat dituntut memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tindakan perawatan luka
sesuai dengan prosedur. Apabila tindakan perawatan luka tidak dilakukan
sesuai dengan prosedur maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi salah
satunya adalah infeksi nosocomial. Perawat melakukan tindakan perawatan
luka harus sesuai dengan SOP perawatan luka memakai alat steril agar tidak
terjadi infeksi dan dapat meningkatkan proses kesembuhan luka.
Tindakan perawatan luka post operasi akan berkualitas apabilla dalam
pelaksanaannya selalu mengacu Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
telah ditetapkan seperti mencuci tangan dan alat yang digunakan harus
disterilkan sebelum digunakan kepada pasien di karenakan keberhasilan
pengendalian infeksi pada tindakan perawatan luka post operasi (Pieter,
2011). Angka kejadian infeksi dari luka post Sectio Caesarea adalah sebesar
3- 15%. Salah satu faktor yang mendukung proses penyembuhan luka post
SC adalah status gizi dan asupan protein. Putih telur kaya akan protein yang
dapat menumbuhkan jaringan baru pada jaringan yang rusak, Ikan Gabus
(Channa Striata) adalah salah satu ikan yang memiliki kandungan protein
yang tinggi, (Winarni & Silvia, 2020). Nutrisi atau asupan makanan
sangat mempengaruhi kesembuhan luka. Nutrisi yang buruk akan
menghambat proses kesembuhan luka bahkan akan menjadi penyebab infeksi
pada luka. Nutrisi yang di butuhkan dan penting adalah asam amino (protein),
lemak, energi sel (karbohidrat), vitamin (C, B kompleks, D, K, E), Zink, Besi,
Magnesium, dan air. Asupan nutrisi yang baik dapat menentukan waktu
kesembuhan luka post operasi.

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat mengakibatkan
terhambatnya proses penyembuhan luka Proses penyembuhan luka juga
mempunyai tahapan spesifik yang dapat terjadi tumpang tindih. Fase
penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase, seperti fase inflamasi, fase
proliferasi atau epitelisasi, dan terakhir fase maturase atau remodeling.
Setelah ketiga tahap fase itu dilalui makan proses penyembuhan akan terjadi
dan jaringan luka akan sembuh seperti sebelumnya. Resiko infeksi yang dapat
terjadi jika perawatan luka yang dilakukan tidak sesuai Standar Operasional
Prosedural (SOP) dan perawatan luka tidak secara aseptik, hal ini diperkuat
oleh data dari catatan medis yang menunjukan ada sekitar 15% kematian ibu
nifas akibat infeksi (Daisyzi, 2018).
I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan
Perawatan Luka:
1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna ukuran, dan bau
2. Bersihkan dengan normalsaline atau pembersih yang tidak beracun
dengan tepat
3. Berikan rawatan insisi pada luka
4. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka
dengan tepat
5. Ajarkan pasien atau anggota keluarga prosedur perawatan luka
Kontrol infeksi:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien
2. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai teknik mencuci tangan dengan
tepat
3. Berikan antibiotik yang sesuai
(Monitor tanda – tanda vital):
1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan

J. Hasil yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan


S:
- pasien mengatakan merasa lebih bersih dan nyaman
- pasien mengatakan berharap luka post sc dapat segera sembuh dan bisa
melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya
O:
- Tampak luka bersih dengan insisi sepanjang 10 cm yang telah tertutup
verban
- Tampak pasien merasa lebih nyaman
- Hail pengukuran TTV :
TD : 120/80mmHg
HR : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 360C
A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Perawatan Luka:
1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna ukuran, dan bau
2. Bersihkan dengan normalsaline atau pembersih yang tidak beracun
dengan tepat
3. Berikan rawatan insisi pada luka
4. Pertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka
dengan tepat
5. Ajarkan pasien atau anggota keluarga prosedur perawatan luka
K. Evaluasi Diri
Dalam melakukan perawatan luka pada Ny.K masih dalam pengawasan.
Pada tindakan perawatan luka post op yang dilakukan, ada kesenjangan antara
teori dan praktik pada penggunaan perlak pengalas untuk meminimalisi
menempelnya kotoran pada linen saat dilakukannya tindakan. Pada tindakan
tersebut tidak menggunakan perlak pengalas, akan tetapi pada pelaksanaan
tindakannya linen pasien tetap bersih dan tetap menjaga prinsip steril saat
melakukan pembersihan luka.
L. Daftar Pustaka
Arisanty, D. (2013). In Vitro Cytotoxic Study And Detection Of Apoptosis
On Breast Cancer Cell Lines Mda-Mb 231 After Exposed To
Azadirachta Indica A. Juss (Neem) Extract. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2(2), 80–84.

Castirih. (2021). Hubungan Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Standar


Prosedur Operasional Perawatan Luka Operasi Sectio Caesarea .
Jurnal Health Sains. Vol. 2. No.1

Pieter, H. Z. (2010). Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Sugeng, L., Mor-Avi, V., Weinert, L., Niel, J., Ebner, C., Steringer-
Mascherbauer, R., Bartolles, R., Baumann, R., Schummers, G., &
Lang, R. M. (2010). Multimodality Comparison Of Quantitative
Volumetric Analysis Of The Right Ventricle. Jacc: Cardiovascular
Imaging, 3(1), 10–18.

Anda mungkin juga menyukai