Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MOBILISASI DINI POST OP

Disusun Oleh :

1. Siska Damayanti, S.Kep


2. Rezita Dwi Oetari, S.Kep
3. Reza Kurnia, S.Kep
4. Munazir, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes PERINTIS PADANG
T.A 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Mobilisasi Dini


Subtopik : Mobilisasi Dini Post Op
Sasaran : Pasien dan Keluarga Post Op
Jam : 10.00- 10.30
Waktu : 30 menit
Hari/tanggal : Jum’at/10 Januari 2020
Tempat : Ruang Rawatan Bedah

A. Identifikasi Masalah
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga
kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa
saja dalam menangani suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien post
operasi harus memerlukan penanganan yang berkompetent. Masalah yang sering
terjadi pada post operasi adalah ketika pasien merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor
lain yang menyebabkan mereka tidak mau melakukan mobilisasi dini dan memilih
untuk istirahat di tempat tidur.
Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di tempat tidur
sepanjang hari, meskipun kondisi mereka mungkin membolehkan untuk melakukan
aktivitas atau pergerakan lain. Banyak pasien dirumah sakit yang harus menjalani
imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi atau karena penyakit yang diderita.
Salah satunyaadalah pasien yang menjalani paska operasi laparostomi. Padahal hampir
semua jenis pembedahan, setelah 24-48 jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan
untuk segera meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini. Ambulasi dini
dianjurkan segera pada 48 jam pasien paska operasi. Tujuan perawatannya adalah
mengurangi komplikasi, meminimalkan nyeri, mempercepat penyembuhan,
mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi,
mempertahankan konsep diri dan mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien
masih di ruang pulih sadar. Post operasi laparatomi yang tidak mendapatkan perawatan
maksimal setelah pasca bedah dapat memperlambat penyembuhan pasien itu sendiri.
Dengan melihat kondisi pasien post operasi laparatomi yang memerlukan perawatan
maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk mengurangi tegangan
melalui latihan pernapasan dan mobilisasi dini untuk mempercepat proses kesembuhan
dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan yang
diberikan. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan kelompok di ruang rawatan
bedah terdapat 7 orang pasien pasca operasi, dalam penyuluhan ini audiens yang kami
ambil adalah semua pasien post op di ruang rawatan bedah dan keluarga pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan
keluarga dapat memahami dan melakukan mobilisasi dini.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dan
keluarga post op dapat menjelaskan tentang :
1) Pengertian Mobilisasi
2) Tujuan Mobilisasi
3) Faktor yang mempengaruhi mobilisasi
4) Manfaat Mobilisasi Post Operasi
5) Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
6) Kontraindikasi mobilisasi
7) Latihan mobilisasi pada pasien pasca pembedahan

C. Media
1. Infocus
2. Laptop
3. Leaflet

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Simulasi/demonstrasi
4. Tanya jawab
E. Pengorganisasian
Moderator : Siska Damayanti, S.Kep

Leader : Reza Kurnia, S.Kep

Notulen : Rezita Dwi Oetari, S.Kep

Observer : Munazir, S.Kep

Fasilitator : Munazir, S.Kep

Uraian Tugas

Moderator :
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan pelaksana kegiatan.
c. Membuat kontrak waktu.
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan.

Leader :
a. Mempresentasikan materi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan audiens.

Fasilitator :
a. Memfasilitasi audiens untuk bertanya.
b. Memotivasi audiens untuk menjawab pertanyaan.
c. Memberikan leaflet.

Observer :
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir.
b. Membuat laporan hasil penyuluhan yang dilaksanakan.

Notulen :
a. Mencata semua proses pelaksanaan kegiatan
b. Menyampaikan laporan hasil penyuluhan diakhir kegiatan
E. Seting Tempat

Ket :

L M
- L : Leader
P - N : Notulen

- M : Moderator
N
- P : Pembimbing

A A A A A - F : Fasilitator
O
- O : Observer
A A F A A
- A : Audiens

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan: Menjawab salam


mendengarkan,
- Memberi salam memperhatikan, dan
- Menjelaskan tujuan penyuluhan menjawab pertanyaan.
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
- Melakukan apersepsi dan
reinforcemen mengenai
mobilisasi
- Membagikan leaflet

2. 10 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


memperhatikan
- Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur .
Materi :

- Pengertian Mobilisasi
- Tujuan Mobilisasi
- Faktor yang mempengaruhi
mobilisasi
- Manfaat Mobilisasi Post
Operasi
- Kerugian bila tidak melakukan
mobilisasi
- Tahap-Tahap Mobilisasi Pada
Pasien
- Latihan mobilisasi pada pasien
pasca pembedahan

3. 10 menit Evaluasi Menyimak,


memperhatikan,
- Menyimpulkan inti bertanya, dan
penyuluhan mengemukakan
- Menyampaikan secara singkat pendapat
materi penyuluhan
- Memberi kesempatan pada
responden untuk bertanya
- Memberi kesempatan pada
responden untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan

4. 5 menit Penutup Menjawab salam

- Menyimpulkan materi yang


telah disampaikan
- Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu yang
telah diberikan kepada peserta
- Mengucapkan salam

G. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 5 soal
1) Pengertian Mobilisasi
2) Tujuan Mobilisasi
3) Manfaat Mobilisasi Post Operasi
4) Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
5) Tahap-Tahap Mobilisasi Pada Pasien

1. Evaluasi struktur :
a. Diharapkan semua undangan menghadiri acara.
b. Diharapkan semua Alat dan media lengkap sesuai dengan rencana.
c. Diharapkan peran dan fungsi struktural sesuai dengan yang direncanakan.
d. Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan lancar

2. Evaluasi proses :
a. Diharapkan proses Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
b. Diharapkan proses kegiatan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.
c. Diharapkan peran dan fungsi struktural berjalan sesuai proses.
d. Diharapkan audiens memperhatikan penjelasan dari leader dengan cermat
e. Diharapkan audiens antusias untuk bertanya mengenai perawatan tali pusat.

3. Evaluasi hasil :
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai mobilisasi dini post op diharapkan pasien
dan keluarga memahami tentang pengertian Mobilisasi, tujuan mobilisasi, faktor
yang mempengaruhi mobilisasi, manfaat mobilisasi, latihan mobilisasi pada pasien
pasca pembedahan. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang diberikan 90%
audiens bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,


teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
kemandirian (Barbara Kozier, 1995).

Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan


fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal
ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang
seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).

Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat
tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)

Menurut Carpenito (2000), Mobilisasi Post Operasi merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi Post
Operasi adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi Post Operasi yang
merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya
untuk mencegah komplikasi (Roper,1996).

2. Tujuan Mobilisasi Post Operasi

Tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004), antara lain :

1. Mempertahankan fungsi tubuh


2. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan luka
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Memperlancar eliminasi urin
6. Mengembalikan aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau
dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau berkomunikasi

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Barbara Kozier (1995), antara


lain :

a. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang akan diikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tentang mobilitas
seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat.

b. Proses Penyakit dan injury


Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya,
misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulutan untuk mobilisasi secara bebas.
Demikian pula orang yang baru menjalani operasi, karena adanya rasa sakit/nyeri yang
menjadi alasan mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien
harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya;
pasien setelah operasi dilarang bergerak karena kepercayaan kalau banyak bergerak
nanti luka atau jahitan tidak jadi.
d. Tingkat energi
Seseorang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi atau tenaga. Orang yang
sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang dalam keadaan
sehat.
e. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan dengan
seorang remaja.

4. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.

5. Manfaat Mobilisasi Post Operasi

Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak,
otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi kuat
kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ
tubuh bekerja seperti semula.
3) Mempercepat pemulihan missal kontraksi uterus post secarea, dengan demikian
pasien akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
4) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi
darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat
dihindarkan.

6. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi

1) Penyembuhan luka menjadi lama


2) Menambah rasa sakit
3) Badan menjadi pegal dan kaku
4) Kulit menjadi lecet dan luka
5) Memperlama perawatan dirumah sakit

7. Kontra Indikasi Mobilisasi

Pada pasien tertentu baiknya mobilisasi tidak terlalu lama bahkan baiknya tidak
dilakukan mobilisasi, seperti pasien dengan ;

 Miokard akut,
 Disritmia jantung,
 syok sepsis,
 kelemahan umum dengan tingkat energi yang kurang.

8. Latihan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Pembedahan

Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif
dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan
ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ).

Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut Rustam


Muchtar (1992), meliputi :

1) Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan latihan
pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri sudah dapat
dimulai.
2) Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan dan
batuk efektif guna melonggarkan pernafasan.
3) Pada hari ke 3 - 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan di
sekitar kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri.
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi Post Operasi dilakukan secara bertahap berikut ini
akan dijelaskan tahap mobilisasi Post Operasi pada pasien post operasi seksio sesarea :

1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien paska operasi seksio sesarea harus tirah
baring dulu. Mobilisasi Post Operasi yang bisa dilakukan adalah menggerakkan
lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah
trombosis dan trombo emboli
3) Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC


Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown
Co Biston.
Carpenito, Linda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Kperawatan. Edisi 8.
Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC
Dini, Kasdu. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa Swara
Kozier, Barbara, (1995). Fundamental of Nursing, Calofornia : Copyright by. Addist
Asley Publishing Company
Mochtar, Rustam. (1992). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Roper, N., Logan, W.W., Tierney, A.J. (1996)The Elements of Nursing: A model for
nursing based on a modelfor living. (4th edn). London: Churchill Livingstone.
Susan J. Garrison, 2004. Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik. Jakarata : Hypocrates.
Syahlinda, 2008

Anda mungkin juga menyukai