Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MELATIH

KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI


KELOMPOK B DI TKK ST. PAULUS WAEPANA KECAMATAN SOA
KABUPATEN NGADA

ARTIKEL

OLEH
MARIA MELITA UKO
NIM. 201703058

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
CITRA BAKTI NGADA
2021
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MELATIH
KEMAMPUAN KOORDINASI MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI
KELOMPOK B DI TKK ST. PAULUS WAEPANA KECAMATAN SOA
KABUPATEN NGADA
1)
Maria Melita Uko 2) Gde Putu Arya Oka 3) Konstantinus Dua Dhiu
2)
Mahasiswa STKIP Citra Bakti 2) Dosen STKIP Citra Bakti

Program studi PG-PAUD Citra Bakti


mariamelitauko96@gmail.com 2)okaeciken@gmail.com
1)

duakonstantinus082@gmail.com
3)

ABSTRAK

Uko,Melita Uko (2021), pengembangan media video pembelajaran untuk


melatih kemampuan koordinasi motorik halus anak usia dini kelompok B di TKK
ST. Paulus Waepana Kecamatan Soa Kabupaten Ngada Skripsi, Program Studi
PG-PAUD, STKIP Citra Bakti Ngada.

Skripsi ini sudah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I: Gde Putu Arya
Oka., M.Pd dan pembimbing II: Konstantinus Dua Dhiu, SH., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan rancangan atau desain


pengembangan mediavideo pembelajaran untuk melatih kemampuan koordinasi
motorik halus anak usia dini kelompok B di TKK ST. Paulus Waepana
Kecamatan Soa Kabupaten NgadaKabupaten Ngada. 2) Mengetahui tingkat
kelayakan media video pembelajaran untuk melatih kemampuan koordinasi
motorik halus anak usia dini kelompok B di TKK ST. Paulus Waepana
Kecamatan Soa Kabupaten Ngada. Penelitian ini dilakukan di TKK ST. Paulus
Waepana kecamatan Soa Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur. Dalam
penelitian ada beberapa subyek yaitu satu ahli materi pembelajaran, satu ahli
media pembelajaran, satu ahli desain pembelajaran dan enam orang anak usia
dini kelompok B di TKK ST. Paulus Waepana. Jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation).Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan
pendekatan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif persentase. Hasil
penelitian menunjukan bahwa: 1. Dihasilkannya media video pembelajaran untuk
melatih kemampuan koordinasi motorik halus anak usia dini kelompok B di TKK
ST. Paulus Waepana dengan kelayakan berdasarkan hasil uji materi
pembelajaran dengan persentase 88% dengan kriteria “Sangat Valid”, penilaian
dari ahli media pembelajaran memperoleh 80% dengan kriteria “Valid”, penilaian
dari ahli desain pembelajaran memperoleh 81% dengan kriteria “Valid”, penilaian
pada uji coba perorangan memperoleh persentase 73% dengan kriteria “Valid”,
dan penilaian pada uji coba kelompok kecil memperoleh persentase 70% dengan
kriteria “Valid”. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran
tabung angkavideo pembelajaran layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran untuk mengembangakan aspek motorik halus anak di TKK
ST.Pauluas Waepana.
Kata-kata kunci: media video pembelajaran, kemampuan koordinasi motorik
halus anak

Dalam permendikbud Nomor 137 makan yang benar, (5) menggunting


tahun 2014 tentang Standar Tingkat sesuai dengan pola, (6) menempel
Pencapaian Perkembangan Anak gambar dengan tepat, (7)
Usia Dini selanjutnya disebut dalam mengekspresikan diri melalui
STPPA menyatakan bahwa, kriteria gerakan menggambar secara rinci.
tentang kemampuan yang dicapai Kompetensi inti yang harus dicapai
anak pada seluruh aspek anak pada usia 5- 6 Tahun yakni
perkembangan dan pertumbuhan menggunakan anggota tubuh untuk
yang mencakup aspek nilai agama pengembangan motorik kasar dan
dan moral, fisik motorik, kognitif, halus, kompetensi dasar yang
bahasa, sosial emosional, serta seni. mencakupi yakni (1) KD 3.3
Dalam STPPA pada aspek fisik mengenal anggota tubuh, fungsi,
motorik poin kedua tentang motorik dan gerakannya untuk
halus diusia 5- 6 Tahun pada pengembangan motorik kasar dan
Tingkat Pencapaian Perkembangan halus, (2) KD 4.3 menggunakan
Anak sudah dapat berkembang anggota tubuh untuk pengembangan
sesuai dengan usianya yang motorik kasar dan halus. Materi yang
mencakupi (1) menggambar sesuai dikembangkan yaitu koordinasikan
gagasannya, (2) meniru bentuk, motorik halus anak. Dengan
(3) melakukan eksplorasi dengan menggunakan media video pada
berbagai media dan kegiatan (4) saat pembelajaran akan sangat
menggunakan alat tulis dan alat membantu keefektifan proses
pembelajaran untuk penyampaian kelompok B TKK ST. Paulus
pesan dan isi dari media video Waepana, Kecamatan Soa, motorik
tersebut, melalui media video anak halusnya masih belum berkembang
dapat megamati dan menirukan dengan optimal yaitu pada saat
langkah-langkah dalam kegiatan kegiatan melipat, menggunting,
melipat, menggunting, menempel menempel menggunakan bahan
sehingga anak dapat dasar origami dengan tema binatang
menerapkannya dengan baik, peran dan sub tema binatang yang
guru sangat penting dalam terbang, masih banyak yang belum
mengamati dan membimbing satu melipat sesuai dengan pola, belum
persatu peserta didik untuk dapat menggunting dengan benar
melakukan kegiatan melipat, sesuai dengan pola, belum dapat
menggunting, menempel. menempel gambar sesuai dan tepat.
Berdasarkan hasil observasi Dari 15 orang anak dikelas,
yang dilakukan di TKK ST. Paulus hanya sepuluh anak yang mampu
Waepana, Kecamatan Soa pada melipat sesuai dengan pola, mampu
saat pembelajaran menunjukan menggunting gambar dengan benar
bahwa, motorik halus anak dan tepat, mampu menempel sesuai
kelompok B masih belum dengan gambar dan tepat, terbukti
berkembang dengan baik. Hal ini dari kesepuluh anak tersebut ada
dapat terlihat ketika mengerjakan yang bisa menggunting sesuai
tugas yang berhubungan dengan dengan pola, melipat origami
keterampilan khususnya dalam dengan benar, menempel dengan
melatih koordinasi motorik halus benar dan tepat. Sementara anak
anak. Dari 15 orang yang ada dalam yang lain belum mampu dalam hal
satu kelas, terdapat 5 orang anak melipat, menempel, menggunting
yang belum benar dalam pada saat guru bertanya pada anak
menggunting sesuai dengan pola, apa yang telah dibuatnya, anak
anak lebih banyak menggunting belum bisa mengkomunikasikan
tepat pada gambar saat diminta hasil karyanya, dari 15 anak dikelas
untuk menggunting gambar binatang ada 5 anak yang ikut-ikutan jawaban
anak belum mampu menggunting teman dan juga ada yang meminta
dengan benar dan tepat. Adapun bantuan temanya untuk melipat,
masalah yang terjadi pada anak menggunting, menempel. Hal.Ini
menunjukan bahwa koordinasi kemampuan berbahasa anak, anak
motorik halus anak di TKK ST. terlatih untuk menjelaskan atau
Paulus Waepana belum bercerita tentang hasil karyanya
berkembang secara optimal. kepada guru, selain itu media video
Agar koordinasi motorik halus pembelajaran lebih memudahkan
anak dapat berkembang secara siswa untuk belajar tentang sesuatu,
optimal maka perlu melakukan melalui kegiatan yang
terobosan dalam pengembangan menyenangkan, sehingga dalam
media pembelajaran yang menarik proses pembelajaran berlangsung
untuk mengembangkan koordinasi dengan menyenangkan dan dapat
motorik halus anak yaitu melaui meningkatkan koordinasi motorik
media video pembelajaran untuk halus anak. Penggunaan media
melatih kemampuan koordinasi video dapat merangsang
motorik halus anak.Media video pengetahuan siswa, melatih berpikir
pembelajaran untuk melatih logis, analistik, lebih kreatif, efektif,
kemampuan koordinasi motorik mempertajam daya imajinasi siswa
halus anak adalah kemampuan anak dan bersifat menyenangkan.
untuk melatih koordinasi motorik Berdasarkan permasalahan yang
halus anak yang diwujudkan melalui telah diuraikan pada latar diatas
kegiatan 3M (Melipat, Menggunting, maka penulis termotivasi untuk
Menempel) yang berbahan dasar melakukan penelitian dengan judul
dari origami sehingga menghasilkan “Pengembangan Media Video
hasil yang unik dan menarik. Pembelajaran Untuk Melatih
Peneliti memilih media video Kemampuan Koodinasi Motorik
pembelajaran untuk meningkatkan Halus Anak Usia Dini Kelopmpok B
koordinasi motorik halus anak di TKK St. Paulus Waepana”. Dan
karena pada media video rumusan masalah dalam penelitian
pembelajaran anak dapat melatih yaitu,1) Bagaimana desain media
motorik halusnya memalui kegiatan video pembelajaran untuk melatih
3M. Anak - anak dapat melipat, kemampuan koordinasi motorik
menggunting, menempel sesuai halus anak usia dinikelompok B di
dengan suruan dari guru. Media TKK St. Paulus Waepana? 2)
video pembelajaran untuk melatih Bagaimana kelayakan media video
koordinasi dapat membantu melatih koordinasi motorik halus
anak usia dini kelompok B St. 1. Menurut Miraso (2004)
Paulus Waepana? Dengan rumusan Menurut Miraso (2004)
masalah tersebut maka tujuan berpendapat bahwa “media
penelitian adalah sebagai berikut. 1) pembelajaran adalah segala sesuatu
Mengetahui desain media video yang digunakan untuk menyalurkan
pembelajaran untuk melatih pesan serta dapat merangsang
kemampuan koordinasi motorik pikiran, perasaan, perhatian, dan
halus anak usiadini kelompok B di kemauan si belajar sehingga dapat
TKK St. Paulus Waepana? 2) mendorong terjadinya proses
Mengetahui kelayakan media video belajar”.
melatih koordinasi motorik haluis 1. Menurut Arsyad (2003)
anak usia dini kelompok B di TKK St. Media adalah semua bentuk
Paulus Waepana? perantara yang digunakan oleh
KAJIAN LITERATUR manusia untuk menyampaikan atau
Landasan Teori menyebar ide, gagasan, atau
Media adalah semua benda pendapat, sehingga ide, gagasan
dan alat yang bergerak maupun atau pendapat yang dikemukakan itu
tidak bergerak yang digunakan untuk sampai kepada penerima yang
menunjang kelancaran dituju.
penyelenggaraan kegiatan belajar 2. Menurut Arief Sadirman (2014)
mengajar, bermain, dan bekerja Menyampaikan bahwa media
disekolah agar dapat berlangsung adalah sesuatu yang digunakan
dengan teratur, efektif, dan efisien untuk menyalurkan pesan dari
sehingga tujuan pendidikan dapat pengirim ke penerima sehingga
tercapai (depdiknas,2003). Namun, dapat merangsang pikiran, perasaan
menurut AECT (association for perhatian dan minat siswa
education communication sedemikian rupa sehingga proses
technologi) seperti yang dikutip oleh belajar terjadi.
Sardiman (2006) memberi batasan Berdasarkan uraian para ahli di
media sebagai segala bentuk dan atas, peneliti dapat menyimpulkan
satuan yang digunakan orang untuk media pembelajaran merupakan
mengeluarkan pesan atau informasi. media alat, bahan, benda sebagai
Pengertian media menurut para ahli media pengantara untuk
adalah sebagai berikut: memberikan pesan atau informasi
yang bermanfaat untuk peserta visual drekam pada disk plastic
didikserta memudahkan peserta bukan pada pita magnetic (Arsyad
didik untuk memperoleh informasi. 2004:36)
Menurut Cheppy Riyana Azhar Arsyad (2011:49)
(2007) media video pembelajaran menyatakan bahwa video
adalah media yang menyajikan merupakan gamba-gambar dalam
audio visual yang berisi pesan- frame, dimana frame demi frame
pesan pembelajaran baik yang berisi diproyesikan melalui lensa proyektor
konsep, prinsip, rosedur, teori secara mekanis sehingga ada layar
aplikasi pengetahuan untuk terlihat gambar hidup. Dari
membantu pemahaman terhadap pengertian di atas dapat
suatu materi pembelajaranvideo disimpulkan, bahwa video
merupakan bahan pembelajaran merupakan salah satu jenis media
tampat dengar (audio visual) yang audio-visual yang dapat
dapat digunakan untuk menggambarkan suatu objek yang
menyampaikan pesan-pesan/materi bergerak bersama-sama dengan
pelajaran. Dikatakan tampak dengar dan suara yang sesuai. Kemampuan
karena unsur dengar (audio) dan video melukiskan gambar hidup dan
unsur visual/video (tampak) dapat suara memberikan daya tarik
ddisajikan serentak. Video yaitu tersendiri. Video dapat menyajikan
bahan pelajaran yang dikemas informasi, memaparkan proses,
melalui pita video dan dapat melalui menjelaskan konsep-konsep yang
video/VCD layer yang dihubungkan rumit, mengajarkan keterampilan,
ke monitor televise (Sungkono menyingkat atau memperpanjang
2003:65). waktu, dan mempengaruhi sikap.
Media video pembelajaran Berdasarkan pengertian
dapat digolongkan kedalam jenis menurut para ahli diatas, dapat
media audio visual aids (AVA) atau disimpulkanbahwa video merupakan
media yang dapat dilihat dan salah satu jenis media audio-visual
didengar. Biasanya media ini dan dapat menggambarkan suatu
disimpan dalam bentuk piringan atau objek yang bergerak berasama-
pita. Media VCD adalah media sama dengan suara alamiah atau
dengan sistem penyimpanan dan suara yang sesuai. Video
perekam video dimana signal audio menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep yang 9) Memberikan daya pemahaman
rumit, mengajarkan keterampilan, keterampilan yang lebih terkstural.
menyikat atau memperajang waktu, Dengan adanya keberadaan
dan memepengaruhi sikap. media video pembelajaran siswa
Menurut Wina sanjaya (2008: dapat menyaksikan suatu peristiwa
216) untuk mencapai tujuan yang tidak dapat disaksikan secara
pembelajaran yang optimal langsung, berbahaya maupun
sangatlah perlu menggunakan peristiwa lampau yang tidak bisa
media sebagai alat bantu dalam dibawah langsung kedalam kelas.
proses pembelajaran. Adapun Guru dapat memutar kembali video
manfaat penggunaan media video tersebut sesuai dengan kebutuhan
pada proses pembelajaran adalah dan keperluan mereka.
sebagai berikut: 1) Sangat Pembelajaran dengan media video
membantu tenaga pengajar dalam dapat menumbuhkan minat serta
mencapai efektifitas pembelajaran motivasi siswa untuk belajar.
khususnya pada pelajaran yang
mayoritas praktek. 2) Atik Mulyati, (2014)

Memaksimalkan pencapaian tujuan mengatakan motorik halus ialah

pembelajaran dalam waktu yang kegiatan dengan melibatkan otot-

singkat. 3) Dapat merangsang minat otot kecil, aktivitas yang dapat

belajar peserta didik untuk lebih diajarkan secara bertahap

mandiri. 4) Peserta didik dapat sewhingga dapat di mengerti anak.

bediskusi atau minta penjelasan Kegiatan motorik yang sering

kepada teman sekelasnya. 5) dilakukan dapat membantu anak

Peserta didik dapat belajar untuk meningkatkan koordinasi jari secara

lebih berkonsentrasi. 6) Daya nalar bertahap.

peserta didik lebih terfokus dan lebih Mulyani, Novi.(2018: 30)

kompeten. 7) Peserta didik menjadi menyatakan perkembangan motorik

aktif dan termotivasi untuk halus yang memgendalikan tangan

mempraktekan lahan-lahan. 8) kaki. Kemampuan anak dalam

Memenuhi tuntutan kemajuan mengontrol, mengkoordinasikan dan

zaman pendidikan, khususnya ketangkasan dalam menggunakan

dalam penggunaan bidang media tangan dan jemari, adalah menjadi

teknologi. fokus dari perkembangan motorik


halus anak. Meskipun ketepatan dan kecermatan dalam
perkembangan ini berlangsung bergerak.
bersamaan dengan perkembangan Febriani Utami (2012)
motorik kasar, namun otot-otot dekat menyatakan bahwa Anak usia 5-6
batang tubuh matang sebelum otot- tahun memiliki karateristik antara
otot kaki dan tangan yang lain : 1) Berkaitan dengan
mengendalikan pergelangan dan perkembangan fisik, anak sangat
tangan. Oleh karena itu, penting bagi aktif melakukan berbagai kegiatan.
anak untuk berlatih menggunakan Hal ini bermanfaat untuk
otot-otot besar saat terlibat dalam mengembangkan otot-otot kecil
kegiatan motorik halus. maupun besar. 2) Perkembangan
Gerakan motorik halus bahasa juga semakin membaik.
mempunyai peranan yang sangat Anak sudah mampu memahami
penting, motorik halusadalah pembicaraan orang lain dan mampu
gerakan yang hanya melibatkan menguingkapkan pikirannya dalam
bagian-bagian tubuh tertentu yang batas-batas tertentu. 3)
dilakukan oleh otot-otot kecil Perkembangan kognitif (daya pikir)
saja.Oleh karena itu gerekan sangat pesat, ditunjukan dengan
didalammotorik halus tidak rasa ingin tahu anak yang luar biasa
membutuhkan koordinasi yang terhadap lingkungan sekitar. Hal itu
cermat serta teliti. terlihat dari seringnya anak
(Depdiknas,2007:1) menanyakan segala sesuatu yang
Berdasarkan pendapat para ahli dilihat. 4) Bentuk permainan anak
diatas dapat disimpulkan bahwa masih bersifat individu, bukan
motorik halus merupakan suatu permanen sosial walaupun aktifitas
kemampuan yang dimiliki oleh anak bermain dilakukan anak secara
dalam mengontrol, bersama.
mengkoordinasikan setiap gerakan Pendapat lain tentang
dengan menggunakan tangan dan karateristik anak usia dini
jemari sehingga otot-otot kecil atau dikemukakan oleh Hartati (2005:8-9)
halus gerakan ini menuntut sebagai berikut :
koordinasi mata dan tangan serta 1) Memiliki rasa igin tahu yang
pengendalian gerak yang baik besar. 2) Merupakan pribadi yang
sehingga memungkinkan melakukan unik. 3) Suka berfantasi dan
berimajinasi. 4) Masa paling merangkai benda dengan benang
potensial untuk belajar (meronce), memotong, menjiplak
bentuk. Kemampuan motorik halus
5) Menunjukan sikap egosentris lainnya melatih kemampuan anak
6) Memiliki rentang daya melihat kearah kiri dan kanan, atas
konsentrasi pendek. dan bawah yang penting untuk
Berdasarkan beberapa pendapat persiapan membaca awal.
diatas daat disimpulkan anak Sumatri (2005 :14) menyatakan
berusia 5-6 tahun memiliki sifat bahwa fungsi perkembangan motorik
egosentris dan naïf, anak juga halus anak adalah untuk mendukung
memiliki relasi sosial dengan benda- perkembangan aspek lain yaitu
benda dan manusia yang sifatnya bahasa, kognitif dan sosial
sederhana dan primitive, anak juga emosional karena satu aspek
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi perkembangan lain saling
terhadap setiap kegiatan yang dia mempengaruhi dan tidak dapat
lakukan. dipisahkan.
Menurut Saputra dan Rudyanto Berdasarkan pendapat para ahli
(2005:115) menjelaskan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan motorik halus anak saat anak mengembangkan
yaitu: 1) Mampu memfungsikan otot- kemampuan motorik halusnya
otot kecil seperti gerakan jari tangan, diharapkan anak dapat
2) Mampu mengkoordinasikan menyesuaikan lingkungan sosial
kecepatan tangan dengan mata, dengan baik serta menyediakan
3)Mampu mengendalikan emosi. kesempatan untuk mepelajari
Sumatri (2005:115) keterampilan sosialnya karena
mengatakan bahwa aktivitas motorik setiap perkembangan tidak dapat
halus anak Taman Kanak-Kanak terpisah satu sama lain,
bertujuan untuk melatih kemampuan meningkatkan keterampilan motorik
koordinasi mata anak. Koordinasi halus khususnya koordinasi mata
antara mata dan tangan dapat dan tangan secara optimal, semakin
dikembangkan melalui kegiatan anak melakukan kegiatan sendiri
bermain, membentuk memanipulasii maka semakin besar rasa
dari tanah liat atau lilin, adonan, kepercayaan dirinya.
mewarnai, menempel, menggunting,
Menurut Hirai, M., (2008: 8) fungsional,alat peraga dan kreasi
dalam bukunya Origami, lainnya.
mengemukakan bahwa : Melipat/ Hirai, M., (2008:10),
origami adalah sebuah seni melipat berpendapat bahwa seni melipat ini
kertas. Artinya dengan bahan dasar merupakan seni yang sangat cocok
kertaslah kreativitas seni ini dapat bagi anak karena origami melatih
dilakukan dan dikembangkan. Bila keterampilan tangan anak.Juga
kemudian ada yang menggunakan kertapian dalam berkreasi. Selain itu
bahan plastic, almunium foil, kain anak akan mampu akan terbiasa
dan bahan-bahan lain selain kertas, untuk menciptakan hal baru atau
hal tersebut merupakan inovasi. Melipat pada hakekatnya
perkembangan selanjutnya yang merupakan keterampilan tangan
akan banyak dilakukan oleh para untuk menciptakan bentuk bentuk
seniman. Akan tetapi prinsip tertentu tanpa menggunakan bahan
kertaslah yang menjadi media dasar perekat leme serta ketelitian ini
origami. membutuhkan keterampilan
Karmachela (2008:1) koordinasi tangan, ketelitian dan
berpendapat bahwa kata origami kerapian, didalam kegiatan melipat
berasal dari bahasa jepang, yakni jika disajikan dengan minat anak
dari kata oru yang berarti melipat yang akan memberikan keasikan
dan kami berarti kertas.Ketika kedua dan kegembiraan serta kepuasan
kata digabungkan ada sedikit bagi anak.
perubahan namun tidak mengubah Sumatri (2005:151). Melipat
artinya, yakni dari kata kami menjadi kertas adalah sesuatu yang sangat
gami sehingga bukan orikami tetapi menyenangkan bagi anak karena
origami maksudnya adalah melipat dapat dibuat apa saja, mulai dari
kertas. Sedangkan menurut Dr kegiatan melipat yang sederhana
Sumanto, (2006:97) melipat atau seperti bentuk segitiga, segi empat,
origami adalah suatu teknik berkarya kemudian bentuk yang agak sulit.
seni atau kerajinan tangan yang Gerak yang latih dari kegiatan
umumnya dibuat dari kertas dengan melipat ini adalah bagaimana anak
tujuan untuk menghasilkan aneka melipat dan menekan lipatan-lipatan
bentuk mainan, hiasan, benda itu karena kegiatan ini adalah
bagaimana anak melipat dan
menekan lipatan-lipatan itu karena bahan kertas dengan memakai
kegiatan ini akan memperkuat otot- bantuan alat pemotong.
otot telapak dan jari tangan anak Berdasarkan cara pembuatannya
Aisyah, (2008:39). Melipat kertas dapat dibedakan yaitu menggunting
adalah sebagai aktivitas seni yang secara tidak langsung. Cara
mudah dibuat dan langsung yaitu menggunting melalui
menyenangkan.Diantara perannya tahapan melipat terlebih dahulu
adalah sebagai aktivitas untuk pada lembaran kertas baru
mengisi waktu yang luang dan dilakukan pengguntingan.
media pengajaran dan komunikasi Amelia dalam Nia Nurida
dengan anak karena biasa (2012:10) menyatakan bahwa
dilakukan-dilakukan secara kegiatan menggunting tidak hanya
bersama-sama. Selain itu melipat menyenangkan, kegiatan
kertas juga sangat fungsional untuk menggunting melatih motorik halus
anak dan aktivitas ini memiliki fungsi anak dimulai dari garis lurus, garis
melatih motorik halus dalam masa zig-zag, garis lengkung, bentuk
perkembangannya Hirai, M. geometri hinggan pola-pola
(2010:63). lainnya.Kegiatan menggunting ini
Berdasarkan pendapat diatas bertujuan untuk melatih koordinasi
dapat disimpulkan bahwa melipat tangan dan mata yang merupakan
kertasmerupakan aktivitas yang persiapan menulis.
membutuhkan keterampilan gerakan Sedangkan, menurut Tri
dan koordinasi sehingga dangan Handayani (2003:5) kegiatan
diberikannya kegiatan melipat kertas menggunting dengan pola geometri
dapat memerkuat otot-otot telapak daat dimanfaatkan untuk
tangan dan jari-jari tangan sekaligus mengembangkan kemampuan
melatih konsentrasi anak.Melipat motorik halus anak. Senada dengan
dapat mengembangkan minat dan itu , menurut suratno (2005:127)
kreativitas anak. menyatakan kegiatan menggunting
Menurut Sumanto (2005 : membutuhkan keterampiulan
108) menggunting adalah menggerakan otot-otot tangan dan
merupakan teknik dasar untuk jari-jari untuk berkoordinaasi dalam
membuat aneka bentuk kerajinan, menggunting sehingga bisa
bentuk hiasan, dan gambar dari memotong kertas, kain, atau yang
lain sesuai yang diinginkan. Untuk sebagainya, yang ditempelkan pada
melatih otot tangan fdan jari anak bidang datar dan merupakan
agar dapat menggunting dengan kesatuan karya seni. Lebih lanjut,
baik dengan menyediakan kertas, Pamadi H (2008: 75)
kain erca, Koran berkas, majalah mengemukakan bahwa menempel
bekas dan sebagainya. gambar merupakan dikatakan baik
Menurut pendapat beberapa jika tepat ada tempat yang telah
ahli diatas dapat disimpulakan disediakan berupa kolom kosong
bahwa menggunting merupakan yang terdapat garis pinggirnya untuk
kegiatan yang meltaih koordinasi membatasi objek gambar yang telah
motorik halus anak.Menggunting digunting. Meletakan kertas yang
meruakan teknik dasar untuk sudah diolesi lem akan sangat sulit
membuat kerajinan, bentuk hiasan bagi anak, sebab kertas yang sudah
dari bahan kertas.Menggunting terolesi lem begitu menempel
dapat mengembangkan anak untuk nkertas lain akan mudah lengket
berimajinasi, kreatif serta dapat dengan kertas lain tersebut, padahal
mengembangkan minatnya. apabila posisi kertas lain tersebut
Dalam Kamus Besar belum pas maka sangat sulit untuk
Bahasa Indonesia (2002:124), dilepas.
menyatakan menempel diartikan Menurut Sumanto
sebagai melaktkan sesuatu dengan (2015;1020 menempel merupakan
lem atau perekat. Senada dengan suatu teknik penyesalan dalam
itu Martha Cristianti (2009:93) membuat aneka kerajinan tangan
menyatakan bahwa kegiatan dari bahan kertas dengan memakai
menemel adalah salah satu kegiatan lem sercara langsung dengan
yang menarik minat anak-anak menggunakan jari-jari tangan pada
karena berkaitan dengan meletakan kertas.
dan merekatkan sesuatu sesuka Menurut pendapat beberapa
mereka. Menempel merupakan ahli diatas dapat disimpulakan
proses setelah menggunting. bahwa menempel merupaka suatu
Sedangkan Ismail, A,(2005: gerakan yang melatih koordinasi
232) menempel adalah aktivitas motorik halus anak pada otot-otot
menyusun benda-benda dan kecil anak, jari-jati tangan, mata
potongan-potongan kertas dan anak dan konsentrasi anak.Kegiatan
menempel pada kertas juga dapat Keterampilan Motorik Halus Melalui
menghasilkan kerajinan tangan yang Kegiatan Melipat Kertas Pada
kreatif, kegiatan menempel Kelompok B4 di TK Masjid Syuhada
dilakukan pada gambar atau pola Yogyakarta”. Hasil penelitian
yang telah disediakan. menunjukkan bahwa keterampilan
Kajian Pustaka (Hasil Penelitian motorik halus pada kelompok B4
Yang Relevan) sebelum tindakan yang dilakukan
Adapun kajian-kajian hasil penelitian melalui observasi memperoleh
yang relevan dengan pembelajaran dataanak yang terampil sebanyak
yang diterapkan pada penulis 5,9%, pada siklus 1 sebanyak
sebagai berikut: 23,5%, pada siklus 2 sebanayak
Hasil penelitian yang ditulis oleh 76,4%. Perolehan prosentase pada
Siti Masriah (2015) yang berjudul siklus 2 membuktikan bahwa
pengembangan motorik halus penelitian ini telah mencapai
melalui kegiatan melipat kertas pada indikator keberhasilan yaitu > 75%
kelompok B TK Dharma Wanita keterampilan motorik halus anak
Tawangrejo. Tujuan penelitian ini kelompok B4 mengalami
adalah untuk meningkatkan motorik peningkatan. Berdasarkan hasil
halus anak melalui kegiatan melipat. penelitian ini dapat disimpulkan
Jenis penelitian ini adalah penelitian bahwa melalui kegiatan melipat
tindakan kelas (PTK) dengan kertas dapat meningkatkan
prosedur kerja 2 siklus terdiri dari 4 keterampilan motorik halus
tahap yaitu: perencanaan, padakelompok B4 di TK Masjid
pelaksanaan tindakan, observasi Syuhada Yogyakarta. Dari penelitian
dan refleksi. Metode pengumpulan diatas dapat diambil kesimpulan
data dan observasi, cacatan bahwa penelitian yang dilakukan
lapangan dan dokumentasi. oleh Kiki Ria Mayasari adalah sama
Kegiatan melipat dapat dengan penelitian yang akan
meningkatkan motorik halus anak dilakukan oleh peneliti yaitu
kelompok B TK Dharma Wanita meningkatkan motorik halus anak
Tawangrejo. usia diniakan tetapi kegiatan yang
Penelitian yang dilakukan oleh digunakan tidak sama karena dalam
Kiki Ria Mayasari (2014) yang penelitian Kiki Ria Mayasari
berjudul “Meningkatkan menggunakan kegiatan melipat
kertas, sedangkan yang akan tersebut sama dengan penelitian
dilakukan penelitian oleh peneliti yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah menggunakan kegiatan yaitu sama-sama meningkatkan
fingerpainting. motorik halus anak usia dini.
penelitian ini adalah Sedangkan kegiatan yang dilakukan
yangdilakukan oleh Eni Kusmiyati dalam penelitian tersebut tidak sama
Elfita Kadarmayanti (2014) yang dengan penelitian yang akan
berjudul“Upaya Meningkatkan dilaksanakan oleh peneliti, karena
Kemampuan Motorik Halus penelitian yang dilakukan oleh Eni
Keterampilan Menggunting Dengan Kusmiyati Elfita Kadarmayanti
Metode Demonstrasi Pada menggunakan kegiatan
Kelompok A Di BA Aisyiyah Salam I menggunting dengan metode
Salam Tahun Pelajaran 2013/2014”. demonstrasi. Sedangkan untuk
Hasil penelitian menunjukkan kegiatan yang akan dilakukan oleh
peningkatan keterampilan motorik peneliti adalah melalui kegiatan
halus anak dapat dilihat darihasil finger painting.
observasi pada tindakan awal dari Penelitian yang dilakukan oleh
13 peserta didik yang sudah mampu Siti Zakiah, dkk, tahun pelajaran
mengerjakan motorik halus 2013/2014 dengan judul “
berjumlah 38% peserta didik, pada pengembangan media kertas
silkus I keterampilan motorik halus origami untuk meningkatkan
peserta didik menjadi 53,8%, dan kemampuan motorik halus AUD
pada siklus II mengalami kelompok B di TKK mentari pagi
peningkatan menjadi 84,0%. Dengan semarang. Simpulan penelitian ini
demikian dapat disimpulkan bahwa adalah rancangan pembelajaran
dengan kegiatan menggunting yang berbasis media kertas origami
melalui metode demonstrasi dapat pada model pembelajaran kotestual
meningkatkan kemampuan motorik yang dapat meningkatkan
halus anak pada kelompok A di kemampuan motorik halus kelompok
BAAisyiyah Salam I Salam tahun B di TKK mentari pagi semarang.
pelajaran 2013/2014. Dari uraian Perolehan belajar menggunakan
penelitian yang dilakukan oleh Eni media kertas origami pada model
Kusmiyati Elfita Kadarmayanti dapat pembelajaran kontekstual; dapat
diambil kesimpulan bahwa penelitian meningkatkan kemampuan motorik
halus AUD di TKK mentari pagi ada 5 anak yang ikut-ikutan jawaban
semarang. teman dan juga ada yang meminta
Kerangka Berpikir bantuan temanya untuk melipat,
Masalah yang terjadi pada anak menggunting, menempel. Hal.Ini
kelompok B TKK ST. Paulus menunjukan bahwa koordinasi
Waepana, Kecamatan Soa, motorik motorik halus anak di TKK ST.
halusnya masih belum berkembang Paulus Waepana belum
dengan optimal yaitu pada saat berkembang secara optimal.
kegiatan melipat, menggunting, Dari masalah yang ditemukan,
menempel menggunakan bahan peneliti membuat sebuah media
dasar origami dengan tema binatang berupa, Pengembangan Media
dan sub tema binatang yang Video Pembelajaran Untuk Melatih
terbang, masih banyak yang belum Kemampuan Koordinasi Motorik
melipat sesuai dengan pola, belum Halus Anak Usia Dini Kelompok B di
dapat menggunting dengan benar TKK St. Paulus Waepana. Video
sesuai dengan pola, belum dapat yang akan dibuat paling pertama
menempel gambar sesuai dan tepat. harus mampu membuat anak itu
Dari 15 orang anak dikelas, hanya tertarik dan senang dengan video
sepuluh anak yang mampu melipat yang ditayangkan. Dalam tayangan
sesuai dengan pola, mampu video tersebut, peneliti sendiri akan
menggunting gambar dengan benar menjadi model utama didalam video
dan tepat, mampu menempel sesuai itu. Hal paling pertama dilakukan
dengan gambar dan tepat, terbukti adalah peneliti memperagakan cara
dari kesepuluh anak tersebut ada melipat, menggunting, menempel
yang bisa menggunting sesuai kertas origami dengan benar, cara
dengan pola, melipat origami melipat, menggunting, menempel,
dengan benar, menempel dengan sampai pada tahap terakhir.
benar dan tepat. Sementara anak Metode Penelitian
yang lain belum mampu dalam hal Jenis dan model penelitian ini
melipat, menempel, menggunting menggunakan penelitian
pada saat guru bertanya pada anak pengembangan atau (Development
apa yang telah dibuatnya, anak research). Penelitian pengembangan
belum bisa mengkomunikasikan lebih diarahkan pada upaya untuk
hasil karyanya, dari 15 anak dikelas menghasilkan produk tertentu
kemudian diuji keefektifanya penelitian pengembangan
sehingga siap digunakan secara menggunakan dua teknik analisis
nyata dilapangan. Produk yang data yaitu, teknik analisis deskriptif
dihasilkan pada penelitian ini adalah kualitatif dan analisis stastitik
media video pembelajaran deskriptif kuantitatif. 1) Analisis
Uji coba produk adalah Deskriptif Kualitatif. Teknik ini
tahap untuk memvalidasi produk digunakan untuk merevisi produk
yang dikembangkan. Dalam tahap media pembelajaran yang sedang
ini yang dilaksanakan adalah dikembangkan. Dasar revisi ini
membuat skema rancangan/ desain adalahdari masukan, saran dari
uji coba. Menentukan subjek uji beberapa ahli isi, ahli media, ahli
coba, menentukan jenis data, desain pembelajaran, mahasiswa
menentukan metode jenis data dan saat uji coba dan dosen engampuh
instrumen, pengumpulan data dan mata kuliah. 2) Analisis Statitik
menentukan metode jenis data dan Deskriptif Kuantitatif. Teknik ini
instrumen, pengumpulan data dan digunakan untuk mengelolah data
menentukan metode serta teknik yang berasal dari angket dalam
analisis data. bentuk deskriptif presentase.
Uji coba produk terhadap Aturan Pemberian Skor Validasi
subjek coba akan di review oleh, 1) Ahli Materi dan Ahli Media
ahli isi, ahli desain & ahli media, 2) 1) Rumus yang digunakan adalah:
uji coba perorangan akan diambil Rumus untuk mengelolah
sampel 2 orang anak atau siswa, 3) data per item
uji kelompok kecil, uji ini berjumlah 6 P= X x100%
orang anak kelompok B usia 5-6 Xi
tahun di TKK ST Paulus Waepana. Keterangan:
Data-data yang dikumpulkan P = Prosentase.
dalam penelitian ini menggunakan X = Jawaban
metode observasi, wawancara, responden dalam satu item.
dokumentasi. Xi = Jumlah nilai ideal
dalam satu item.
Data yang diperoleh dari ahli
100% = Konstansta.
materi, ahli media, uji coba
2) Rumus untuk mengolah data
kelompok lapangan. Dalam
per kelompok dan keseluruhan
P =Σ Xx 100% coba pengguna produk. Semuanya
Σ Xi dipaparkan secara sistematis sesuai
Keterangan: dengan hasil uji coba dan masukan
P = Prosentase. dari ahli materi, ahli media, ahli
Σ X = Jumlah keseluruhan desain, uji coba perorangan dan uji
jawaban responden dalam satu item. coba kelompok kecil.
Xi = Jumlah keseluruhan nilai
ideal dalam satu item. Draf I pengembangan terdiri
100% = Konstansta. dari validasi instrumen penilaian
3) Tabel tingkat validitas untuk ahli desain pembelajaran,
Untuk menentukan kesimpulan penyajian data draf I hasil
yang telah ttelah tercapai maka pengembangan, analisis dan revisi
ditetapkan kreteria sesuai tabel draf I pengembangan. Instrumen
tingkat validitas, sebagai berikut. penelitian media video pembelajaran
untuk melatih kemampuan
Prosentase Keterangan koordinasi motorik halus anak usia
86% - 100% A. Sangat
Valid dini diserahkan kepada ahli isi
71% - 85% B. Valid materi, penilaian ahli materi dengan
56% - 70% C. Cukup melibatkan salah satu guru pamong
Valid
di TKK ST. Paulus Waepana ahli
<55% D. Kurang
Valid materi ibu Rosadalima Edo
Mbete,S.Pd.AUD dengan kualifikasi
Table 4.2 Tabel Tingkat Validitas
pendidikan terakhir S1 PG-PAUD
Sumber: Buku Pedoman Penulisan
dangan pengalaman mengajar lima
Skripsi Edisi III (Revisi 2019).
tahun. Instrumen uji ahli media dan
Hasil penelitian
instrumen penilaian untuk ahli
Hasil penelitian dapat
desain pembelajaran dinilai oleh ahli
dijabarkan sebagai berikut, 1)
yang professional dibidangnya
deskripsi data penelitian, 2) analisis
bapak Ferdinandus Bate Dopo,
data dan 3) pembahasan produk
S.Fil.,M.Pd dengan kualifikasi
pengembangan. Semuanya sudah
pendidikan terakhir lulusan S2
dijelaskan secara berututan,
Magister pendidikan sekaligus dosen
berdasarkan temuan coba dan
di STKIP Citra Bakti Ngada. Data
umpan balik dari para ahli serta uji
disajikan secara sistematis mulai
dari instrumen ahli sampai pada 66
= ×100%
proses pengembangan produk. 75
Analisis Data Deskriptif Dan = 88%

Kuantitatif Ahli Isi/Materi Tabel 4.4 Tingkat Validitas

Instrumen ahli materi yang Persentase Keterangan


dibuat untuk memvalidasi materi 86%-100% Sangat valid
pembeajaran yang digunakan 71%-85% Valid
dinyatakan layak dalam penelitian 56%-70% Cukup valid
ini. Indikator-indikator penilaian yang ˂55% Kurang valid
tercantum didalamnya sesuai untuk Sumber: Buku Pedoman
menilai materi pembelajaran yang Penulisan Skripsi Edisi III (Revisi,
akan dilaksanakan. 2019: 77)
Sesuai dengan hasil Berdasarkan hasil diatas
penilaian ahli isi sebagaimana tersaji maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pada tabel 4.1 maka dapat validasi oleh ahli materi terdapat 15
diperhitungkan persentase tingkat aspek yang dinilai dengan jumlah
kecapaian media sebagai berikut. skor 66 memperoleh hasil yaitu
∑x jumlah skor sebanyak 28 dengan
p=
∑ xi presentase 88% dan termasuk pada
×100% kriteria “sangat Valid”, artinya
Keterangan: sangat baik karena media video
P = Persentase pembelajaran layak di uji cobakan.
∑x = Total jawaban responden Ditetapkan bobot pada setiap kriteria
(ahli materi) dalam satu item adalah 5, maka presentase dihitung
∑xi = Total jumlah nilai ideal =66: (5×15)×100% =88% berada
dalam satu item pada kriteria sangat valid. Sehingga
100% = Konstanta media video pembelajaran tidak
∑x =66 perlu direvisi.
∑xi =5 nilai ideal × 15 butir Analisis Data Deskriptif Kualitatif
intstrumen dan Kuantitatif Ahli Media
= 75 Instrumen ahli media
∑x pembelajaran ini layak untuk
P = ×100%
∑ xi
digunakan dalam penelitian ini.Butir-
butir penilaian dianggap cocok untuk Berdasarkan rumus diatas,
menilai produk pengembangan. maka diperoleh hasil dari jumlah
Berdasarkan hasil media skor 60 yaitu 80 % dengan kategori
yang telah diterapkan pada tabel 4.2 “valid”artinya baik karena media ini
maka dapat dihitungkan persentase layak untuk digunakan dalam
tingkat pencapaian media video pembelajaran. Dari setiap butir
pembelajaran untuk melatih penilaian terdapat 5 skor, jadi
kemampuan koordinasi motorik perhitungan = 60: (15×5) ×100% =
halus anak usia dini. 80% sehingga pada kriteria “valid”.
∑x Analisis Data Deskripsi Kualitatif
p= ×100%
∑ xi dan Kuantitatif Buku Panduan
Keterangan: Buku panduan ini terlebih
P = Persentase dahulu divalidasi oleh pembimbing
∑x = Total jawaban responden agar dapat digunakan pada saat
dalam satu item penelitian.Sesuai penilaian
∑xi = Total jumlah nilai ideal instrumen buku panduan layak untuk
dalam satu item digunakan dalam penelitian serta
100% = Konstanta komponen-komponennya cocok
∑x =60 untuk menilai buku panduan.
∑xi =75 Sesuai penilaian buku
∑x panduan yang dipaparkan pada
P = ×100%
∑ xi
tabel 4.4 diatas, maka hasil enelitian
60
= = ×100% dapat dihitung dengan rumus
75
sebagai berikut.
= 80%
∑x
Tabel 4.5 Tingkat Validitas p= ×100%
∑ xi
Persentase Keterangan
Keterangan:
86%-100% Sangat valid
P = Persentase
71%-85% Valid ∑x = Total jawaban responden
56%-70% Cukup valid dalam satu item
˂55% Kurang valid ∑xi = Total jumlah nilai ideal
Sumber: Buku Pedoman enulisan dalam satu item
Skripsi Edisi III (Revisi, 2019: 77) 100% = Konstanta
∑x =32
∑xi =5 nilai ideal × 7 butir penilaian harus sesuai indikator,
intstrumen serta terapkan 4 elemen dalam
=35 RPPH yaitu kompetensi, materi
∑x pembelajaran, proses kegiatan, dan
P = ×100%
∑ xi rencana penilaian. Dari masukan
32 tersebut peneliti melakukan revisi
= ×100%
35
terhadap rencana pembelajaran
= 91,4%
tersebut. Kemudian peneliti
Tabel 4.6 Tingkat Validitas
menyerahkan kembali kepada ahli
Persentase Keterangan
desain pembelajaran untuk dinilai.
86%-100% Sangat valid
Berdasarkan penilaian uji coba
71%-85% Valid ahli desain pembelajaran terhadap
56%-70% Cukup valid RPPH yang dibuat maka dapat
˂55% Kurang valid dihitng menggunakan rumus.
Sumber: Buku Pedoman ∑x
Ρ= ×100%
Penulisan Skripsi Edisi III (Revisi, ∑ xi
2019: 77) Keterangan:
Berdasarkan hasil diatas P = Persentase
dapat disimpulkan bahwa hasil ∑x = total jawaban resonden
validasi oleh ahli materi pada 7 (ahli desain) dalam satu item
aspek yang dinilai dengan jumlah ∑xi = total jumlah nilai ideal
skor 32 memperoleh hasil yaitu dalam satu item
jumlah skor 35 dengan persentase 100% = konstanta
91,4% termasuk pada kriteria ∑x =61
“sangat valid”dengan kesimpulan ∑xi =75
layak untuk digunakan tanpa revisi. ∑x
P = ×100%
Rencana pelaksanaan ∑ xi
pembelajaran harian yang dibuat 61
= ×100%
75
kemudian diuji coba oleh ahli desain
= 81%
pembelajaran. Dari hasil uji coba
adapun kritik dan saran dari ahli
desain pembelajaran yaitu
cantumkan tujuan pembelajaran
Tabel 4.9 Tingkat Validitas
sesuai indikator, perencanaan
Persentase Keterangan pembelajaran yang akan
86%-100% Sangat valid dikembangkan oleh peneliti dan
71%-85% Valid untuk meningkatkan kualitas media
56%-70% Cukup valid video pembelajaran tersebut. Pada
˂55% Kurang valid tahap ini coba perorangan
Sumber: Buku Pedoman menggunakan instrumen.

penulisan Skripsi Edisi III (Revisi, Dari hasil uji coba


2019: 77) perorangan dengan 2 orang anak di

Berdasarkan hasil perhitungan TKK ST Paulus Waepana semua


diatas maka dapat disimpulkan anak terlihat “sangat Baik” yang

bahwa hasil penyajian dengan menunjukan bahwa media sudah


jawaban “ya” memperoleh skor 61 jelas dan dapat digunakan untuk

dan jawaban “tidak” meperoleh skor anak usia dini. Uji coba ini bertujuan
0. Maka hasil perhitungan diatas untuk mengetahui ketertarikan anak

adalah 81% termasuk dalam kriteria dan respon anak terhadap produk
“valid”sehingga media video yang dikembangkan sehingga dapat

pembelajaran tidak perlu direvisi. diketahui dan di indentifikasi


Draf I dan draf II sebagai kesalahan yang nyata dalam produk

produk pengembangan yang telah tersebut.


direvisi berdasarkan saran dan Berdasarkan hasil penilaian

masukan dari ahli isi, ahli media dan anak dalam uji coba perorangan
ahli desain pembelajaran telah dilalui sebagai mana tersaji pada tabel

peneliti. Maka selanjutnya pada draf 4.11, maka dapat dihitung


III pengembangan ini membahas persentase tingkat pencapaian

tentang hasil uji coba produk media video pembelajaran sebagai


perorangan dan kelompok kecil. berikut.

Peneliti melakukan uji coba produk


perorangan dengan melibatkan 2 ∑x
Ρ= ×100%
∑ xi
orang anak kelas B yang berusia 5-6
Keterangan:
tahun di TKK ST. Paulus Waepana.
P = Persentase
Uji coba perorangan dilakukan untuk
∑x = total jawaban responden
mendapatkan informasi yang akan
dalam seluruh item
digunakan untuk merevisi kelayakan
penggunaan media video
∑xi = total jumlah nilai ideal Analisis Data Deskriptif Kualitatif
dalam sati item dan Kuantitatif Uji Kelompok
100% = konstanta Kecil
∑x = 11 Berdasarkan hasil penilaian
∑xi =15 dari 2 nilai ideal ×15 butir anak dalam uji coba kelompok kecil
indikator sebagaimana tersaji ada tabel 4.12
P =11÷15×100% maka dapat dihitungkanpesrsentase
P =73% tingkat pencapaian media video
Tabel 4.12 Tingkat Validitas pembelajaran sebagai berikut.
Persentase Keterangan ∑x
Ρ= ×100%
86% - 100% Sangat Valid ∑ xi

71% - 85% Valid Keterangan:

56% - 70% Cukup Valid P = Persentase


∑x = total jawaban responden
<55% Kurang Valid
dalam seluruh item
Sumber: Buku Pedoman
∑xi = total jumlah nilai ideal
Penulisan Skripsi Edisi III(Revisi,
dalam sati item
2019:77)
100% = konstanta
Berdasarkan hasil perhitungan
∑x =7
diatas maka dapat disimpulkan
∑xi =8 dari 2 nilai ideal × 8 butir
bahwa hasil penyajian dari 15 aspek
indikator
terdapat 11 jawaban “Ya” terdapat 4
P =7÷8×100%
jawaban “tidak” . jika anak menjawab
P =70%
yam aka memberi nilai 1 dan jika
Tabel 4.14 Tingkat Validitas
menjawab tidak maka mendapat
Persentase Keterangan
nilai 0. Dari hasil yang diperoleh uji
coba perorangan memliki skor 73% 86% - 100% Sangat Valid

dengan kriteria “Valid” Dari uji coba 71% - 85% Valid

tersebut untuk mendapatkan 56% - 70% Cukup Valid

informasi kelayakan penggunaan <55% Kurang Valid

media video pembelajaran yang Sumber: Buku Pedoman

dikembangkan dapat dipergunakan Penulisan Skripsi Edisi III(Revisi,

dengan baik. 2019:77)


Berdasarkan hasil ditentukan oleh guru, rpph ini
perhitungan diatas maka dapat berfungsi sebagai panduan untuk
disimpulkan bahwa hasil penyajian guru mengajar sehingga pada saat
dengan jawaban’Ya” memperoleh proses pengrekaman tidak terjadi
skor 7 dan memperoleh 1 skor pada kesalahan, (2) proses rekaman,
jawaban “Tidak”, jumlah total skor peneliti akan menggunakan kamera
bobot 8. Maka hasil kalkulasi diatas digital untuk proses rekaman,
adalah 70%, sehingga media video disamping itu peneliti akan
pembelajaran valid. menggunakan tripod dan lighting
PEMBAHASAN untuk mendukung proses rekaman
Media Video Pembelajaran untuk agar lebih bagus dan stabil. Dalam
melatih koordinasi motorik halus proses ini peneliti harus bisa
anak usia dini kelompok B berkreasi dan berpikir kreatif agar
Media video pembelajaran video pembelajaran bisa tetap seru,
untuk melatih koordinasi motorik menyenangkan dan tidak membuat
halus anak usia dini yang jenuh siswa. (3) proses editing,
dikembangkan ketika peneliti melakukan rekaman
Pembuatan video video peneliti akan melakukan
pembelajaran ini yaitu peneliti sendiri pengeditan video yang bersifat
akan menjadi model dalam video, kreatif sehingga membuat peserta
sebelum melakukan perengkaman didik tidak mudah jenuh. (4) proses
peneliti akan menyiapakan bahan- unggah/Upload, setelah videonya
bahan yang diperlukan dalam proses sudah jadi, langkah terakhir yang
pembuatan video tersebut, bahan- dilakukan yaitu ialah video yeng
bahan yang diperlukan yaitu kertas telah jadi tersebut dimasukan ke CD
origami, pensil, sitorofom, lem, dengan cara burning CD.
kamera, setelah bahan-bahan
disiapkan berikut langkah-langkah
dalam proses pembuatan video (1)
langkah pertama yang dilakukan
oleh peneliti yaitu harus membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH), rpph yang disiapkan
disesuaikan dengan tema yang telah
memperoleh hasil presentase 73%
(Valid), 5) uji coba kelompok kecil
berada pada kategori 70% (Cukup
Valid).
Melalui uji coba yang telah
dilakukan oleh ahli dan anak sebagai
pengguna produk maka media video
pembelajaran yang dikembangkan
ini dinyatakan layak untuk digunakan
dalam pengengembangan aspek
KESIMPULAN DAN SARAN motorik halus anak usia dini.
Kesimpulan Saran
Dari hasil penelitian dan Berdasarkan hasil penelitian
pembahasan maka dapat yang dilakukan di TKK ST. Paulus
disimpulkan bahwa hasil uji coba Waepana dapat disampaikan
diperoleh dengan cara penilaian beberapa saran sebagai berikut.
melalui lembar kuisioner, media 1. Bagi guru
video pembelajaran untuk melatih 1) Guru perlu menciptakan media
kemampuan setelahan koordinasi pembelajaran yang menarik
motorik halus anak usia dini sangat dan menyenangkan agar anak
bermanfaat bagi perkembangan tertarik dan tidak mudah jenuh
peserta didik dalam dalam kegiatan pembelajaran.
mengembangkan aspek motorik 2) Guru perlu memberikan
halus anak. Setelah menghasilkan kegiatan mengenal lambang
produk, peneliti peneliti melakukan bilangan yang lebih menarik
validasi kebeberapa ahli. Hasil yang 2. Bagi sekolah
diperoleh adalah 1) uji coba ahli Sekolah perlu menyediakan
materi memperoleh presentase 88% media pembelajaran yang
(Sangat Valid), 2) uji coba ahli media menarik dan menyenangkan
pembelajaran memperoleh sehingga anak dapat mengenal
presentasi 80% (Valid), 3) uji coba lambang bilangan.
ahli desain pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
memperoleh hasil presentase 81%
(Valid), 4) uji coba perseorangan
Anderson, Ronal H. 1987. Pemilihan Pengembangan Anak Usia Dini.

dan Pengembangan Media untuk Jakarta: universitas Terbuka.

Pembelajaran.Jakarta: Universitas Cheppy Riyana (2007). Pedoman

Terbuka bekerja sama dengan CV. Pengembangan Media Video. Jakarta

Rajawali. P3AI UPI.

Arif S. Sadiman, dkk. (2014). Media Eni Kusmiyati Elfita Kadarmayanti

Pendidikan : Pengertian, (2014). Upaya Meningkatkan

Pengembangan dan Kemampuan Motorik Halus

Pemanfaataannya. Depok: PT. KeterampilanMenggunting

Raja Grafindo Persada. Dengan Metode Demonstrasi

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pada Kelompok A Di BAAisyiyah

Pembelajaran.Jakarta: Raja Salam I Salam Tahun Pelajaran

Grafindo Persada. 2013/20.

Aysah, Siti dkk. 2008.

Perkembangan Dan Konsep Dasar

Anda mungkin juga menyukai