Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH NEUROSAINS

“ Sistem Saraf , Fungsi Otak , Jenis Ingatan dan Pertumbuhan Otak “

Dosen Pembimbing : Dr.Yaswinda , M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. NABILA NUR ANISA


2. SITI KAMSIAH
3. THASA ALMELIA PUTRI
4. VICI FEBRIADIL LEFNI
5. VIEYONA MAHARANI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR
 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Saraf ,
Fungsi Otak , Jenis Ingatan dan Pertumbuhan Otak secara umum, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dr.Yaswinda , M.Pd selaku Dosen mata
kuliah Neurosains yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Sistem Saraf , Fungsi Otak , Jenis Ingatan dan Pertumbuhan
Otak . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.

  Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, baik
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, 20 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah…………………………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...2
C. Tujuan ……………….…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem saraf………………………………………………………………………………3
B. Jenis-Jenis Ingatan……………………………………………………………………….4
C. Neuroanatomi otak dan fungsinya……………………………………………………….6
D. Pertumbuhan Otak……………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………10
B. Saran……………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang
rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar
misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi serupa pada semua orang. Namun,
ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara orang yang merupakan kompnis
berapakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi atau seorang pakar matematika dan
orang yang kesulitan membagi bilangan sebagian perbedaan pada system saraf individu
disebabkan oleh faktor genetik. Namun disisinya dipengaruhi oleh factor lingkungan dan
pengalaman ketika system saraf imatur berkembang sesuai cetak biru genetiknya,
terbentuk neuron dan sinabs dalam jumlah berlebihan. Jalur-jalur saraf ini dipertahankan,
dibentiuk lebih pasti dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan keseluruh bagian tubuh, serta
memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera.pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang
kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sasraf
pusat dan alat indera.
System koordinasi merupakan suatu system yang mengatur kerja semua system
organ agar dapat bekerja secara serasi, siostem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya unrtuk menanggapi
rangasangan. Setiap rangasangan yang kita terima melalui indera akan diolah diotak,
kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut keorgan yang bersangkutan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Apa saja jenis ingatan?
3. Apa saja fungsi otak?
4. Bagaimana pertumbuhan otak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ingatan
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi otak dan bagaimana pertumbuhan otak
4. Untuk mengetahui Bagaimana pertumbuhan otak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf

1. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf adalah system yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan
atau aktivitas tubuh kita seperi berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan
dan lainnya.sistem saraf merupakan system yang mengalami spesialisasi untuk
menenrima ransangan atau sensasi dan mengirimkan pesan. System saraf terdapat
pada otak, saraf tulang belakang dan saraf.

2. Struktur system saraf

a. Neuron
1). Dendrit, yang menerima impuls neural dari neuron lain. Dendrit berbentuk
seperti pohon (aborized), lengkap dengan cabang dan ranting.
2). Tubuh sel, bertanggung jawab menjaga kondisi dasar neuron, tubuh sel
menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organik dengan menyaring limbah
tersebut.
3). Akson (axon), adalah sebuah jalur panjang yang menghubungkan tubuh sel
dengan sel-sel lainnya melalui semacam persimpangan yang disebut dengan
sinapsis. Akson-akson dalam otak mungkin berukuran mikroskopis, namun
dapat pula mencapai panjang 1 m atau lebih. Akson-akson besar dikelilingi
oleh substansi berlemak yang disebut dengan selubung myelin yang berperan
sebagai insulator yang mempercepat transmisi impuls neural.
4). Terminal prasinaptik, terletak dekat permukaan dendrit pada neuron lain yang
bersifat reseptif. Meskipun tidak berhubungan langsung, terminal prasinaptik
dan dendrit bersama membentuk sinapsis.

3
3. Jenis sel saraf
a. Sel saraf sensorik
Sel saraf yang berfungsi menerima ransang yang datang kepada tubuh atau
panca indra diubah menjadi impuls dan meneruskan ke otak.
b. Sel saraf motorik
Untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot.
c. Sel saraf penghubung
Sel saraf yang banyak terdapat didalam otak dan sumsum tulang belakang.

B. JENIS-JENIS INGATAN
1. Sistem ingatan sensorik (Sensory Memory).
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera.Setiap pancaindera memiliki satu macam
memori sensoris.Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat
setelah stimulus diambil.Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-
motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio
(pendengaran), dan sebaganya.  Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan
menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir.
2. Sistem Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory).
Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term
memory atau working  memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara,
artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut
masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan
yang baru saja kita pikirkan.Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan
kepada ingatan jangka pendek.
Memori jangka pendek memiliki kapa‐ sitas yang kecil sekali, namun sangat besar
peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses
stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4
Kemampuan penyimpanan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasitas
pemro‐ sesan yang terbatas.Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan
transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan
mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan
respon atas suatu stimulus.
Lloyd Peterson dan Margaret Peterson mendemonstrasikan bahwa kemampuan
kita untuk menyimpan informasi yang baru masuk dalam bank memori sementara
adalah amat terbatas dan rentan terhadap kelupaan apabila kita tidak sempat
melakukan pengu‐ langan kembali (rehearsal) atas informasi tersebut.Eksperimen
Peterson & Peterson ini sangat penting karena sebelum hal ini terungkap, pembedaan
antara memori jangka pendek dan memori jangka panjang lebih didasarkan pada
struktur neurologis.Konsep penyimpanan jangka pendek ini pada saat itu belum
menempati posisi sentral dalam Psikologi karena belum terdukung oleh data perilaku
yang mencukupi. 
3. Ingatan Jangka Panjang (Long Term memory).
Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut
untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang.Sistem
memori jangka panjang memungkinkan kita untuk seolah‐olah hidup dalam dua
dunia, yaitu dunia masa lalu dan saat sekarang ini, dan oleh karenanya
memungkinkan kita untuk memahami mengalirnya tanpa henti dari pengalaman
langsung.Hal‐hal yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah
kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah‐olah tak pernah
berakhir.  
Pada memori jangka pendek, pada sistem memori jangka panjang informasi
disandikan juga secara akustik, visual atau semantik Secara umum memori jangka
panjang dapat dibayangkan sebagai tempat penyimpanan (gudang) semua infor‐ masi
yang saat ini belum perlu digunakan namun potensial untuk dapat diperoleh kembali
bila diperlukan.

5
Informasi‐informasi dalam sistem memori jangka panjang tersimpan secara
terorganisir dalam berbagai cara. Informasi baru yang masuk ke memori jangka
panjang tidak memerlukan pembuatan suatu jaringan baru, namun disimpan dalam
organisasi yang telah ada.Kapasitas dan durasi memori jangka panjang secara umum
tidak terbatas, namun terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan kelupaan atau
ketidak berhasilan untuk memunculkan informasi yang telah tersimpan di memori
jangka panjang.

C. Neuroanatomi otak dan fungsinya


1. Lobus Parietalis (Parietal Lobe)

Terletak di antara lobus oksipitalis dan sulkus sentral.

Fungsi: memantau seluruh informasi yang berkaitan dengan mata, kepala, dan
posisi tubuh dan meneruskannya ke bagian otak lain yang mengatur pergerakan.
Berperan penting tidak hanya untuk pengolahan informasi spasial, tetapi juga
informasi numerik. Kerusakan pada bagian lobus parietalis dan kaitannya dengan
bagian otak lainnya pada anak autis: ketidakmampuan mengkoordinasikan antara apa
yang dilihat dengan kemampuan motorik, kecenderungan impulsif.

2. Lobus Temporalis (Temporal Lobe)

Bagian lateral dari kedua belahan otak: kanan dan kiri. Pemahaman pada
bahasa lisan (lobus temporal sebelah kiri)

Fungsi: berperan dalam beberapa aspek penglihatan yang lebih kompleks,


termasuk di dalamnya adalah persepsi gerakan dan pengenalan wajah. Berperan
dalam perilaku yang berkaitan dengan emosi dan motivasi. Kerusakan pada bagian
ini mengakibatkan terjadinya perubahan emosi atau hilangnya kemampuan
memahami apa yang sebenarnya terjadi atau terjadi perubahan kognitif. Penelitian
pada lobus temporal-sistem limbik pada populasi autis mengalami penurunan volume,
aktivitas hipofungsi, dan kelainan ukuran syaraf dan kepadatannya (Schultz, et al.,
2000).
3. Frontal Lobe (Prefrontal cortex)

Bertanggung jawab atas perencanaan rangkaian perilaku dan untuk beberapa


aspek ekspresi memori dan emosional. Menyimpan memori jangka pendek, yaitu
kemampuan untuk mengingat stimulus dan kejadian yang baru terjadi Berperan
penting ketika kita harus mengikuti dua peraturan atau lebih pada saat yang sama.
Mengatur perilaku yang sesuai dengan konteks.

4. Lobus oksipitalis (Occipital Lobe)

Berfungsi untuk pengolahan dan menyampaikan isyarat visual.Lobus ini


sebagai salah satu bagian penyusun dari korteks serebral yang lebih besar.

5. Cerebellum (otak kecil)

Berfungsi penting dalam kehidupan yaitu proses sensoris, daya ingat, berpikir,
belajar berbahasa, proses atensi. Penyandang autis sangat sulit untuk membagi
perhatian dan memusatkan perhatian, namun sekali perhatian itu terpusat, individu
autis akan sulit untuk mengalihkan perhatian. Individu GSA juga tidak mampu
membagikan perhatian dengan orang lain yang disebut “joint social attention”.
Kelainan pada cerebellum dan di berbagai daerah korteks. Kelainan pada cerebellum
juga terlibat dalam patogenesis skizofrenis dan autis . Sistem limbik Mencakup:
amigdala, hipokampus, dan entorhinal korteks, Berperan utama dalam perilaku
sosioemosional manusia

6. Amigdala

Merupakan kumpulan soma neuron di bawah korteks ujung depan medial


lobus temporalis, di depan dan sebagian di atas ujung kornu inferior ventrikel lateral.
Peningkatan emosi, menghubungkan nilai emosional terhadap rangsangan,
pembelajaran emosi.Keterlibatan peran amigdala dengan lesi pada amigdala dan
struktur lobus temporal lainnya menghasilkan penurunan perilaku sosial.
Neuroaktivasi yang tidak normal pada amigdala hadir di dalam kelompok autis ketika
proses pengenalan wajah ,Ketidak berfungsian sistem limbik terutama bagian
amigdala dan hipokampus (sangat berdekatan hubungannya dengan bagian otak
lainnya seperti orbital frontal), maka ini memengaruhi terhadap kerusakan sosial dan
afektif pada anak autis (Dawson, 1996).

7. Hipokampus

Sebuah struktur besar yang terletak di antara talamus dan korteks


serebrum.Penyimpanan beberapa memori tertentu, bukan seluruhnya. Individu yang
mengalami kerusakan hipokampus akan kesulitan untuk menyimpan memori yang
baru, tetapi memori yang disimpan sebelum kerusakan terjadi tidak hilang .Schuman,
masih sedikit penelitian yang menguji secara langsung mekanisme otak terlibat dalam
kemampuan memori pada anak autis, terdapat laporan struktur kelainan pada
hipokampus.

8. Basal ganglia

Saling bertukar informasi dengan bagian korteks cerebrum (otak besar) yang
berbeda.Berfungsi dalam bahasa, khususnya perencanaan motorik dan pemrograman
atensi.Berhubungan pada lobus frontalis, berpartisipasi dalam inhibisi, dan mengatur
perilaku. Kerusakan pada caudate nucleus basal ganglia dapat merusak kognitif atau
fleksibilitas mental .

9. Corpus callosum

Berfungsi sebagai penghubung kedua belahan otak berbagi informasi,


meskipun awalnya hanya satu belahan yang menerima informasi, memungkinkan
pertukaran informasi antara hemisphere kiri dan kanan, Penelitian yang dilakukan
oleh Wolff, et al, (2015) menjelaskan bahwa terdapat peningkatan dan ketebalan
corpus callosum pada bayi yang mengalami autis berusia 6 bulan Frazier & Hardan,
2009; Lainhart et al, menjelaskan pada anak autis menunjukkan corpus callosum lebih
kecil dan berkurang dalam ukuran luasnya (lengthwise).

10. Grey Matter


Berfungsi menganalisa informasi.
11. White Matter
Berfungsi menghubungkan pusat-pusat informasi.

12. Insula
Self awareness, dan regulasi emosi.
13. Dorsolateral Prefrontal Cortex & Cingulate
Berfungsi dalam kognisi sosial (berpikir akan perasaan, pemikiran, dan perhatian
terhadap orang lain, pertimbangan sosial. menjelaskan pada permukan area
perkembangan tidak normal dalam cingulate cortex kanan lebih besar pada individu
gangguan spektrum autis anakanak dan remaja dibandingkan autis dewasa
14. Superior temporal sulcus
Berfungsi dalam pengekspresian wajah, gerakan tubuh sosial, kontak mata,
pengenalan wajah.
15. Fusiform gyrus
Individu normal umumnya mampu mengenali wajah dan mengklasifikasikannya
(apakah termasuk orang asing atau teman) Berfungsi dalam membedakan wajah,
atribusi sosial.

D. Pertumbuhan Otak
Ketika bayi lahir, berat otaknya kurang lebih 350 gram; pada umur tiga bulan 500
gram; satu tahun kurang lebih 700 gram; dua tahun 900 gram dan lima tahun 1100 gram.
Berat otak dewasa kurang lebih 1300 gram.Tampak pertumbuhan otak yang sangat cepat
pada dua tahun pertama.Dalam masa dua tahun ini, dilaporkan neuron-neuron masih ada
yang dapat membelah diri, tetapi setelah umur dua tahun, sel otak tidak dapat melakukan
mitosis lagi.
Pertumbuhan otak setelah umur dua tahun, terjadi karena pertumbuhan
percabangan neuronnya yang menjadi semakin rimbun, membuat hubungan-hubungan
dengan neuron-neuron lain dan pembentukan simpai mielin yang meliputi akson. Sel-sel
saraf otak yang mendapat rangsang, hidup terus dan membentuk cabang-cabang baru, sel-
sel saraf otak yang tidak mendapat rang-sangan, akan mati atau menggersang. Hal ini
berarti, cabang-cabangnya akan putus hubungan dengan cabang-cabang saraf lain dan
melisut. Pada bayi, perlu mendapat rangsangan pendengaran bunyi dan bahasa untuk
merangsang perkembangan pusat-pusat bahasa dalam otaknya (Markam, 2009).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem saraf adalah system yang
mengatur dan mengendalikan semua kegiatan atau aktivitas tubuh kita seperi berjalan,
menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya.sistem saraf merupakan system
yang mengalami spesialisasi untuk menenrima ransangan atau sensasi dan mengirimkan
pesan. System saraf terdapat pada otak, saraf tulang belakang dan saraf.
Sistem saraf dan otak adalah organ tubuh yang sangat penting. Sistem saraf dan
otaklah yang mengatur semua aktivitas tubuh kita. sistem saraf merupakan salah satu
sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan ransangan dari reseptor ke otak untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh.
B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf dan otak, selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet dll) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Solso, L. Robert dkk.2007.Psikologi Kognitif.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama.

Septianing, R dkk.2013.Panduan Belajar Biologi.Jakarta:Yudhistira.

Bhinnety, M.2015.Struktur dan Proses Memori.Buletin Psikologi.16(2).

Daulay, N.2017.Struktur Otak dan Keberfungsian Pada Anak.Buletin Psikologi.25(11-25).

Markam, S. (2009). Dasar-dasar neuropsikologi klinis. Jakarta: Sagung Seto.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

D. Latar belakang masalah…………………………………………………………………..1


E. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..2
F. Tujuan ……………….…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN

E. Sistem saraf………………………………………………………………………………3
F. Jenis-Jenis Ingatan……………………………………………………………………….4
G. Neuroanatomi otak dan fungsinya……………………………………………………….6
H. Pertumbuhan Otak……………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

C. Kesimpulan………………………………………………………………………………10
D. Saran……………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai