Anda di halaman 1dari 15

UAS SAINS AUD

NAMA : THASA ALMELIA PUTRI

NIM : 18022212

KELAS : F

JADWAL : SELASA, 15.00-18.00

DOSEN : Nurhafizah, MPd, PhD

SOAL:

1. Analisislah tentang keterkaitan dan pentingnya pemanfaatan bahan alam dalam


pembelajaran sains untuk pengembangan kemampuan sains anak, berilah contoh-
contoh konkret !

2. Bagaimanakah urgensi pendekatan multikultural dalam perkembangan aktivitas sains


pada AUD, berikan contoh?

3. Amatilah bagaimana pelaksanaan pembelajaran sains untuk anak usia dini


berdasarkan usia (2-3 tahun / TPA), 3-4 tahun/ Kelompok Bermain, 4-6 tahun/TK, 6-8
tahun/SD kelas awal) dan analisalah sesuai pendapat saudara ?

4. Analisislah kurikulum terkait pengembangan sains anak di Taman Kanak-kanak dan


pilih satu indikator lalu desainlah/kembangkanlah RPPH-nya secara lengkap !
JAWAB

1. Analisislah tentang keterkaitan dan pentingnya pemanfaatan bahan alam dalam


pembelajaran sains untuk pengembangan kemampuan sains anak, berilah contoh-
contoh konkret !

Pemanfaatan bahan alam tentunya sangat berkaitan dengan pembelajaran sains AUD,
karena lingkungan alam dapat berperan sebagai media atau sumber belajar bagi anak,
pendidik dapat memanfaatkan lingkungan sekitar untuk memberikan pembelajaran sains
kepada anak, banyak bahan-bahan dari alam yang dapat digunakan guru untuk belajar sains
anak, selain langsung belajar dilingkungan, bahan-bahan dari alam tersebut juga dapat
dibawa oleh guru kedalam kelas. Dengan menggunakan bahan alam, anak dapat melihat,
merasakan secara langsung bahan-bahan tersebut. Pemanfaatan lingkungan alam disekitar
anak dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mencari bahan-bahan di
lingkungan alam sekitar sekolah, membedakan, mengelompokkan, menunjukkan, mengukur
bahan-bahan tersebut, menggunakan bahan-bahan. Bentuk pengajaran sains melalui
lingkungan di sekitar anak, terutama dalam pemanfaatan bahan alam ini adalah bentuk
pembelajaran yang akan menumbuhkan keaktifan anak dalam mengamati, menyelidik, serta
mempelajari lingkungan. Pengunaan bahan alam dalam pembelajaran sains aud juga akan
menarik perhatian spontan anak, sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan
pengetahuan yang bersumber pada lingkungannya sendiri.

Kenapa penting pemanfaatan bahan alam dalam pembelajaran sains anak? Karena
melalui penerapan sentra bahan alam, kita dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Dengan penggunaan Bahan Alam dapat meningkatkan kemampuan mengamati, meng-
klasifikasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan serta anak dapat melakukan aktifitas
sains secara langsung, dimana anak terlibat aktif dalam pembelajaran sains bukan hanya
transfer pengetahuan oleh guru kepada anak tetapi lebih bersifat konstruk pengetahuan
melalui berbagai aktivitas proses sains. Anak juga memperoleh pengalaman belajar yang
lebih luas dan lengkap. Proses pembelajaran sains dengan bahan alam proses pembelajaran
akan menjadi aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan strategi ini, anak akan
merasa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sains. Penggunaan bahan
alam sangat penting dalam proses belajar sains anak karena dapat memberikan kesempatan
pada anak untuk mempelajari lingkungannya dan belajar memecahkan masalah. Karena anak
belajar mengamati setiap obyek secara seksama yang akan membuat anak dapat menemukan
hal-hal baru yang selama ini ingin atau belum mereka ketahui. Tidak hanya itu, penggunaan
bahan Alam dapat membantu dan membiasakan anak melakukan proses sains sendiri dalam
mencari pengetahuan, mengembangkan dan menemukan ide dengan cara
mengkomunikasikan hasil temuan sehingga secara tidak langsung membangun kepribadian
anak menjadi lebih cermat, mandiri dan kritis. Karena itu guru atau pendidik harus dapat
memillih metode atau pendekatan pembelajaran sains yang tepat. Pendekatan atau metode
yang dimaksud adalah pembelajaran yang memungkinkan anak untuk banyak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran sains seperti bersentuhan dengan obyek atau bahan-bahan
dari alam yang akan dipelajari. Dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi
lingkungan serta mengenal bahan-bahan alam yang berada dilingkungan sekitarnya.

Contoh konkrit pembelajaran sains dengan bahan alam, yaitu :

BERMAIN WARNA DARI BAHAN ALAM PADA PEMBELAJARAN SAINS AUD

Bahan : Daun Mangga dan daun Pandan ( warna hijau ), Kunyit (warna orange ), Bunga
Rosela ( merah ), Kapur Sirih (putih), Air

 Bunga rosela : Rebusan bungan rosela menghasilkan warna merah muda hingga
warna merah pekat.
 Daun mangga dan daun pandan akan menghasilkan warna hijau

Bahan – bahan yang di tumbuk : Daun mangga, Daun pandan, Kunyit, Masukan
bahan ke dalam lumpang atau cobet, kemudian tumbuk hingga halus. Tambahkan air,
gunakan penyaring untuk memisahkan hasil zat warna dengan ampasnya.

 Kunyit akan menghasilkan warna orange.

PERCOBAAN MENCAMPUR WARNA ALAMI DENGAN KAPUR SIRIH (APU)

Pembuatan batik warna alam terbagi menjadi 3 jenis yaitu dengan cara di rebus ,
fermentasi (pembusukan), dan direct (langsung). Agar bahan-bahan yang di gunakan bisa
menempel kuat di kain, proses pewarnaan harus di bantu dengan fiksasi. Pada percobaan ini
bahan yang akan kita gunakan untuk fiksasi yaitu kapur sirih ( apu).
 Bunga rosela yang telah di rebus menghasilkan warna merah.

Warna merah dari kayu secang setelah di campur dengan kapur sirih menghasilkan
warna merah muda atau pink.

 Daun pandan yang telah di tumbuk menghasilkan warna hijau.

Warna hijau tua dari daun suji dan setelah di campur dengan kapur sirih menghasilkan
warna hijau muda.

 Kunyit yang telah di tumbuk atau di rebus menghasilkan warna orange.

Warna orange dari bahan kunyit dan setelah di campur dengan kapur sirih
menghasilkan warna coklat.

2. Bagaimanakah urgensi pendekatan multikultural dalam perkembangan aktivitas


sains pada AUD, berikan contoh?

Pendekatan multikultural juga memiliki peranan yang penting dalam pengembangan


aktivitas sains pad AUD, seperti yang kita tau bahwa pendidikan multikultural
menggabungkan semua yang ada pada anak tanpa memperhatikan gender, kelas sosial, dan
etnik, ras, atau budaya mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah.
Multikulturalisme menciptakan sekolah di mana berbagai perbedaan yang berkaitan dengan
budaya, ras, etnis, diakui anak yang dipandang sebagai sumber yang berharga untuk
memperkaya proses belajar mengajar, terutama dalam memperkaya proses pembelajaran
sains pada anak usia dini, pendidik dapat melakukan kegiatan sains yang berhubungan
dengan budaya setempat dimana anak tinggal. Dengan pendekatan multikultural,
pembelajaran sains pada AUD dapat membangun sikap ilmiah yang dapat menimbulkan
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai yang ada di alam dan di masyarakat serta budaya yang
ada di tempat anak tinggal, pembelajaran sains juga dapat membantu anak menggali keadaan
lingkungan, pengaruhnya dan sumbangannya terhadap masyarakat dimana mereka berada,
dengan pendekatan multikultural, aktivitas sains yang dilakukan anak usia dini dapat
membantu anak dalam menyatukan cara pandang, berekspresi dan berprilaku terhadap
seseorang atau sekelompok orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda.
Contoh pendekatan multikultural dalam pengenalan sains kepada anak yaitu indonesia
memiliki beranekam ragam budaya, banyak daerah-daerah yang memiliki ciri khas
budayanya masing-masing, seperti setiap daerah memiliki makanan khas nya, dengan hal ini
guru atau pendidik dapat mengenalkan kepada anak tentang makanan khas suatu daerah,
misalnya daerah minang memiliki rendang, sumatera selatan ada empek-empeknya, aceh ada
mie acehnya, guru bisa mengajak anak untuk mencicipi makanan tersebut, sehingga anak
dapat mengetahui rasa dari setiap makanan yang telah dicicipinya, hal ini berhubungan
dengan sains yaitu pengenalan rasa, tekstur makanan-makanan tersebut atau bahan-bahan
alami yang digunakan dalam pembuatan makanan tersebut.

3. Amatilah bagaimana pelaksanaan pembelajaran sains untuk anak usia dini


berdasarkan usia (2-3 tahun / TPA), 3-4 tahun/ Kelompok Bermain, 4-6 tahun/TK, 6-8
tahun/SD kelas awal) dan analisalah sesuai pendapat saudara ?

a. 2-3 tahun / TPA

Kemampuan dasar sains di Taman Kanak-kanak pada usia 2-3 tahun dapat dilakukan
dengan jalan mengamati, merasakan, mengemukakan alasan, dan mengklasifikasikan benda-
benda yang diamati. Dalam melakukan pengamatan anak belajar menggunakan fungsi panca
inderanya seoptimal mungkin, seperti melihat, mencium, merasa dan meraba. Pada usia ini
pelaksanaan pembelajaran sains pada anak dapat dilakukan dengan cara-cara yang
sederahana, karena disesuaikan dengan tingkat usia anak. Pendidik bisa mengajak anak
bermain ke luar lingkungan, sehingga anak bisa mengamati tanaman, guru bisa mengenalkan
bunga-bunga, mengamati hewan-hewan yang berada disekitarnya, anak juga dapat merasakan
angin, anak bisa mengenal air, guru juga dapat mengenalkan konsep pada anak bahwa air bisa
digunakan untuk mandi, untuk minum, menyiram tanaman, guru juga dapat mengenalkan
ketika anak melihat cuaca yang mendung, berarti itu pertanda akan turun hujan.

b. 3-4 tahun/ Kelompok Bermain

Pada usia 3-4 tahun, kemampuan sains yang dimiliki anak yaitu mulai menjelajah dan
melakukan penelitian terhadap apa yang dilihat di sekitar lingkungannya. Sebaiknya
dilakukanlah aktivitas yang lebih melibatkan aktivitas fisik dan penjelajahan melalui panca
indera. Bagaimanapun mereka sudah mulai mampu untuk menerina informasi yang
mempunyai hubungan langsung dengan pengalaman yang dia dapat dari percakapan atau dari
buku-buku. Materi sains yang sesuai untuk anak usia 3-4 tahun yaitu Pembelajaran topik-
topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first-hand
experience) kepada anak, bukan mempelajari konsep sains yang abstrak. Selain itu
pembelajaran sains hendaknya mengembangkan kemampuana observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengunakan bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Seperti
contohnya mengenal gerak , anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat
bergrak, memutar, menggelinding, melenting, atau melorot. Dalam pelaksanaan sains untuk
anak usia 3-4 guru juga dapat Mengenalkan timbangan (neraca), karena neraca sangat baik
untuk melatih anak menghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara
langsung, jika beban di satu lengan timbangan di tambah, maka beban akan turun. Demikian
pula jika beban di geser menjauhi sumbu.

c. 4-6 tahun/TK

Kegiatan sains untuk anak usia 4-6 tahun hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangannya, anak usia 4-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab-akibat yang tidak
terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Sains memiliki
banyak kegiatan yang melatih anak menghubungkan sebab-akibat secara langsung salah
satunya dengan cara neraca dari kayu untuk kegiatan menimbang benda. Pada usia 4-6 tahun
emungkinkan anak melakukan eksplorasi, kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak
untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada di sekitarnya, misalnya
bermain dengan air, magnet, balon, layang-layang, suara, dan bayang-bayang yang akan
menyenagkan bagi anak. Anak menggunakan panca inderanya untuk bereksplorasi atau
melakukan penyelidikan. Kegian sains tidak cukup dengan memberi tahu anak tentang
definisi atau nama-nama objek dengan cerita maupun gambar. Tetapi sains untuk anak
membutuhkan objek yang nyata agar anak dapat berinteraksi secara langsung guna melatih
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkkan objek tersebut. Sebagaicontoh untuk
melihat secara langsung bentuk dari kereta api. Pada usia 4-6 tahun memungkinkan anak
menjawab persoalan “apa” daripada “mengapa”. Pertanyaan “mengapa” merupaka peranyaan
yang sulit dijawab oleh anak karena masih terdapat keterbatasan untuk menghubungkan
sebab-akibat. Sebagai contoh saat anak bermain air di pipa, lalu anak ditanya, “Apa yang
akan terjadi jika ujung pipa ini dinaikkan?”. Anak dapat menjawab “Air akan mengalir
melalui ujung yang lain yag lebih rendah.” Anak tidak perlu ditanya “Mengapa jika ujung ini
dinaikkan air mengalir ke ujung yang lebih rendah?” Hal itu tidak akan bisa dijawab oleh
anak.
c. 6-8 tahun/SD kelas awal

Penerapan strategi pembelajran sains pada anak dilakukan untuk menumbuhkan rasa
ingin tau yang tinggi, kritis dan kratif. Pembelajaran sains pada anak lebih menekankan
kepada anak bahwa sains adalah hal yang menyenangkan dan sangat bermanfaat bagi
kehidupan mereka. Dengan melakukan suatu eksperimen bersama anak, anak mengenal
konsep sains tidak hanya sebatas teori tetapi sekaligus mengajak anak berfikir dengan
mengutarakan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa sehingga anak dapat menjawabnya
sendiri melalui kegiatan eksperimen yang mereka lakukan. Dasar penerapan strategi
pembelajaran sains pada anak adalah karateristik belajar anak dan karateristik anak usia
prasekolah dan sekolah dasar awal.. Karakteristik anak usia prasekolah dan sekolah dasar
awal. menurut jean piaget, anak adalah seorang pengkontruksi yaitu seorang penjelajah yang
aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab, selalu menjawab tantangan ssuai dengan
interprestasi tentang ciri ciri yang esensial sesuai yang ditampilkan oleh lingkungan.
Pembelajaran sains diberikan sejak masih anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal
bertujuan untuk menanamkan sikap keilmuan. Pembelajaran sains yang menekankan pada
pemberian pengalaman langsung. Strategi pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan
sekolah dasar awal. Dilakukan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, kritis dan
kratif. Sains bagi anak-anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang di
temukan dan dianggap menarik serta memberi pengetahuan untuk merangsang dan
menyelidikinya. Pembelajaran sains pada anak usia prasekolah dan sekolah dasar awal harus
dikemas semenarik mungkin untuk meningkatkan keinginan belajar anak. Untuk itu
pembelajaran sains pada anak tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi juga dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar.

4. Analisislah kurikulum terkait pengembangan sains anak di Taman Kanak-kanak dan


pilih satu indikator lalu desainlah/kembangkanlah RPPH-nya secara lengkap !

KOMPETENSI INTI

KI. 3 : Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik dan pengasuh, lingkungan sekitar,
teknologi, senin, dan budaya dirumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara :
mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba) ; menanya ;
mengumpulkan informasi ; mengolah informasi / mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan
melalui kegiatan bermain.

KI. 4 : Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan difikirkan melalui bahasa,
musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak
berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR

KD 3.4 Mengetahui cara hidup sehat.

KD 4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat.

Analisi INDIKATOR :

1. Mengenalkan pada anak tentang pengetahuan dan keterampilan tentang cara merawat
kebersihan diri (misal: mencuci tangan, merawat gigi, mulut, telinga, hidung, olahraga,
mandi 2x sehari; memakai baju bersih), memilih makanan dan minuman yang sehat,
makanan yang diperlukan tubuh agar tetap sehat.
2. Anak mengenal cara menggunakan toilet dengan benar tanpa bantuan,
3. Anak mengenalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang merusak kesehatan (makan permen,
nonton tv jangka waktu lama, makan kekenyangan, tidur larut malam, dll)

Metode yang dilakukan guru adalah : Metode Praktek Langsung

a. Mengajak anak mempraktikkan pengetahuan dalam kegiatan nyata sehingga anak


mampu melakukan baik sendiri maupun dengan bantuan, seperti membuang sampah
pada tempatnya, memilih, dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih,
sehat, dan bergizi.
b. Mencuci tangan sebelum dan setelah makan.

KD 3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya ( Nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya).

KD 4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang dikenalnya
( nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-cirinya) melalui
berbagai hasil karya.
Analisis INDIKATOR :

1. Anak mengenal pengetahuan dan keterampilan terkait dengan benda-benda untuk


membangun pengetahuan anak tentang warna.
2. Anak mengenal sifat-sifat benda seperti benda padat, cair, gas.
3. Anak mengenal ukuran berat-ringan.
a. BENTUK KEGIATAN : WARNA PRIMER DAN WARNA SEKUNDER

Metode yang dilakukan guru yaitu : METODE EKSPERIMEN


Secara teoretis, warna terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Warna primer
meliputi warna merah, kuing, dan biru. Warna sekunder dibentuk dengan mencampur dua
atau lebih warna primer. Misalnya warna kuning dan biru dicampur dapat menghasilkan
warna hijau. Anak-anak senang bermain dengan warna-warna tersebut.

Alat dan Bahan : Beberapa gelas, Air Bening, Pewarna Mkanan Merah, Kuning, Hijau, Dan
Biru. Isi tiga gelas bening dengan air bening, teteskan pewarna merah ke dalam gelas.
Pertama, warna kuning ke dalam gelas kedua dan warna biru ke dalam gelas ketiga minta
anak untuk mengamati apa yang terjadi pada air dalam gelas tersebut. Bagi cairan berwarna
merah, kuning, biru tersebut menjadi tiga kedalam gelas kosong yang berbeda-beda.
Campurkan cairan merah dengan kuning. Campurkan cairan merah dengan biru. Minta anak
untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada air dalam gelas yang sudah dicampurkan
warnanya tersebut.

b. BENTUK KEGIATAN : MENGENALKAN PERUBAHAN FISIKA BENDA PADA


AUD

Metode : Eksperimen

Di dalam perubahan fisika, akan terjadi perubahan wujud benda diantaranya sebagai berikut:

a. Perubahan benda cair ke gas dan sebaliknya.


1) Penguapan : perubahan benda ciar ke gas, contohnya air panas akan mengeluarkan
asap, asap itu disebut uap air sedangkan uap air itu adalah benda gas.
2) Pengembunan : perubahan benda gas ke cair contohnya bila air panas ditutup rapat
beberapa saat maka pada tutup tersebut terdapat titik-titik air yang berasal dari
uqap air yang berubah wujud menjadi cair.

b. Perubahan benda padat ke cair dan sebaliknya.


1) Peleburan : Perubahan benda padat ke cair, contohnya jika es dipanaskan akan
berubah menjadi cair.
2) Pengkristalan : Perbahan benda cair ke pada, contohnya jika air didinginkan akan
berubah menjadi padat kembali yang disebut es.
c. Perubahan benda gas ke padat dan sebaliknya.
1) Pengkristalan : Perubahan benda gas ke padat, contohnya jika udara terlalu dingin
maka udara tersebut akan mengkristal yaitu berubah menjadi salju.
2) Penyublunan : Perubahan benda padat ke gas, contohnya kapur barus jika
digantungkan didalam lemari, bila diperhatikan kapur barus lama-kelamaan akan
mengecil kemudian menghilang karena kapur barus berubah menjadi gas dan
bercampur dengan udara, dapa dirasakan dengan harum kapur barus pada lemari.

c. BETUK KEGIATAN : TENGGELAM DAN TERAPUNG

Metode : PRAKTEK LANGSUNG

Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik
dan koran agar air tidak membasahi tempat. Suruh anak memakai rompi plastik agar tidak
basah. Tujuan kegiatan ini ialah agar memberi pengalaman kepada anak bahwa ada benda
yang tenggelam dan ada yang terapung di air. Anak sering mengira benda yang berukuran
kecil terapung dan yang besar tenggelam. Anak akan melihat bahwa tenggelam atau terapung
tidak ditentukan oleh ukuran benda. Ajak anak mengubah bentuk benda agar benda yang
tenggelam dapat terapung.

Bahan-bahan : Batu-batuan, daun, baskom yang berisi air.

d. BENTUK KEGIATAN : LARUT DAN TIDAK LARUT

METODE PRAKTEK LANGSUNG


Sebagian benda larut dalam air dan sebagian lainnya tidak. Gula, garam, dan warna
pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan, maka tidak
akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semuanya. Benda lain tidak larut
dalam air, seperti tepung, pasir, dan minyak goreng. Jika benda tersebut dicampur dalam air
maka tidak membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak
homogen dan jika diendapkan akan terlihat adanya endapan

KD. 3.8 Mengenali lingkungan alam ( hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan dan
lain-lainnya).

KD 4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak
tubuh, dll tentang lingkungan alam ( hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)

1. Menjelaskan lingkungan sekitarnya secara sederhana.


2. Membuat dan mengikuti aturan.
3. Menceritakan peristiwa-peristiwa alam dengan melakukan percobaan sederhana
4. Mengungkapkan hasil karya yang dibuatnya secara lengkap/ utuh yang berhubungan
denganbenda-benda yang ada di lingkungan alam
5. Menceritakan perkembangbiakan makhluk hidup.
6. Anak dapat mengenal hewan yang hidup di dara, air dan udara

Pengetahuan dan keterampilan mengenai lingkungan alam Indonesia yang dapat


menjadi sumber belajar yang sangat kaya dan menguntungkan untuk dikenalkan pada anak.
Berbagai pengetahuan tentang hewan, misalnya: jenis (nama, ciri-ciri, bentuk), berdasarkan
lingkungan hidup (darat, udara, air), makanan (herbivora, omnivora, karnivora), kelompok
hidup (hewan ternak/ peliharaan/ buas), tanaman dikenalkan denga jenis (tanaman darat/air,
perdu/ batang, buah/ hias/ kayu, semusim/ tahunan),bermacam bentuk dan warna daun dan
bermacam akar), berkembang biak (biji/ stek/ cangkok/ beranak/ membelah diri/ daun), cara
merawat tanaman, dst, gejala alam (angin, hujan, cuaca, siang-malam, mendung, siklus air,
dst), tanah, batu, dsb.

INDIKATOR :

1. Anak bereksplorasi di alam sekitarnya sehingga anak dapat membangun


pengetahuannya sendiri.

2. Anak mengenal berbagai jenis tanaman


3. Anak dapat mengenal jenis binatang : Anak dapat mengenal hewan yang hidup di
dara, air dan udara.

KEGIATAN PENGENALAN BUMI DAN JAGAT RAYA

a. Pengenalan permukaan bumi

Materi pengenalan permukaan bumi pada anak usia dini terdiri dari pengetahuan
tentang keluasan, kedalaman, pengetahuan tentang tahapan perubahan permukaan bumi,
pengetahuan tentang kepadatan & kerapatan perubahan permukaan bumi, pengetahuan
tentang gempa bumi, pengenalan alat ukur, pengetahuan tentang gunung berapi, pengenalan
berbagai jenis bebatuan, pengetahuan terkait dengan parade kehidupan, misalnya cerita
tentang bebatuan, fosil binatang purba, dinosaurus.

b. Materi terkait atmosfir bumi dan cuaca

Pengenalan atmosfir dan cuaca pada anak usia dini dapat dimulai dari pengenalan
tentang air, pengenalan kepadatan & kondensi air, pengenalan awan, terjadinya hujan,
termasuk hujan buatan, pengenalan alat- alat untuk mengamati cuaca/musim, pengenalan
kekerasan musim, misalnya mengenal halilintar, angin puyuh, angin tornado.

c. Materi yang terkait dengan dunia luar bumi

Pengenalan yang terkait dengan dunia luar bumi pada anak usia dini dapat dikenalkan
dengan materi:

1) Pengenalan matahari: waktu terbit, tenggelam, akibat, peran matahari.


2) Pengenalan system tata surya (bumi, bulan, bintang, matahari).

d. Kegiatan Bermain dengan udara.

Udara tidak kelihatan, sehingga sulit bagi anak untuk mengenalnya. Melalui berbagai
kegiatan sederhana, guru dapat mengenalkan udara untuk membantu anak menyadari bahwa
udara itu ada, meskipun tidak kelihatan. Berbagai kegiatan seperti balon roket, roket dari soda
kue, dan laying-layang merupakan kegiatan menarik bagi anak yang terkait dengan udara.

Pilih satu indikator lalu desainlah/kembangkanlah RPPHnya secara lengkap

Indikator yang dipilih : Anak dapat mengenal jenis binatang : Binatang yang hidup di air.

RPPH :

Semester / Minggu / Hari ke : 1 / 12 / 2


Hari, tanggal : .......,........
Kelompok usia : 5 – 6 Tahun
Tema/subtema/sub subtema : Binatang / Binatan Hidup di Air / Ikan
Kompetensi Dasar (KD) : 1.1–2.4–2.5–2.12–3.3–4.3–3.6–4.6–3.7– 4.7–3.15– 4.15.
Materi Kegiatan: - Macam-macam binatang hidup di air
- Gerakan / jalannya binatang
- Cerita pengalaman anak
- Memberi makan ikan
- Konsep bilangan
- Berenang seperti ikan
- Permainan menjaring ikan
- Tertarik pada aktifitas seni
Materi Pembiasaan : - Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
- Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan
penjemputan
- Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP
pembukaan
- Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan
sesudah makan.
Alat dan bahan : Kertas, APE
A. KEGIATAN PEMBUKA
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang jenis ikan
3. Berdiskusi tentang ciri–ciri ikan
4. Permainan menjaring ikan
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain

B. KEGIATAN INTI
1. Memberi makan ikan
2. Mengurutkan gambar ikan dari ukuran kecil–besar
3. Melipat kertas menjadi bentuk ikan
4. Menceritakan isi gambar yang telah disediakan
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. KEGIATAN PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Dapat menyayangi binatang sebagai makluk ciptaan Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
a. Dapat menyebutkan macam-macam ikan
b. Dapat memberi makan ikan
c. Dapat menceritakan isi gambar yang telah disediakan
d. Dapat melipat berbagai bentuk ikan
e. Dapat sportif dalam permainan

Anda mungkin juga menyukai