Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VIDEO SUPERNANNY

Girl Hits Mom And Leaves Her Physically Shaking After Fight

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Aliffia Ananta, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Oleh Kelompok 9 :

1. Ricky Maskurin 1511700186


2. Wilhelmina N.N 1511700203
3. Lapiana 1511700222

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


2020
ANALISIS VIDEO :

Dalam video tersebut menceritakan tentang keluarga bapak John dan Ibu Denis
mereka memiliki 4 anak perempuan anak yang pertama bernama Mariah (15 tahun) terlahir
sebagai anak yang berkebutuhan khusus dan harus menjalani terapi rutin bersama mamanya,
yang kedua bernama Tayla (13 tahun) merasa bapaknya tidak pernah peduli, tidak perhatian,
dan tidak mencintainya karna bapaknya terlalu sibuk bekerja dan tidak pernah meluangkan
waktu untuk anak-anaknya sehingga tayla lebih merasa nyaman dengan teman-temannya dan
ingin tinggal diluar dengan orang lain daripada tinggal dengan orang tuanya sendiri karna dia
merasa tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuannya, anak ketiga bernama
Bella, dan anak ke empat bernama Samantha. Keluarga ini yang mengalami kekacauan dalam
mendidik dan menertibkan anak-anaknya. Hal ini karena kebiasaan buruk orang tua dalam
hal pengasuhan yang terlalu kaku dalam mendidik anak-anaknya. Si ibu yang setiap hari
harus mengurus pekerjaan rumah tangga mengalami stress sehingga berakibat mudah emosi
saat menghadapi anak-anaknya. Si ayah yang juga terlalusantai dan terkesan pasrah
menambah rumit kehidupan dirumah tangga mereka. Sampai akhirnya seorang konselor hadir
untuk membantu mereka mengatasi permasalahannya.
Perilaku yang diubah
- Kebiasaan membangkang sang anak
- Attitude sang anak yang kurangbaik
- Cara orang tua memperlakukan dan mendidik anak mereka
Teknik modifikasiperilaku
- Menggunakan Teknik punishment reward dan juga reinforcement serta menggunakan
Time out

- Oservasi

Pertama dilakukan dalam modifikasi perilaku tersebut adalah mengobservasi semua


kejadian/peristiwa yang terjadi di dalam keluarga tersebut dimana supernanny menemukan
bahwa tidak ada kehangatan dalam keluarga tersebut semuanya punya kesibukan masing-
masing. Setelah mengobservasi, supernanny menemukan penyebabnya yaitu disebabkan
karna bapaknya terlalu sibuk bekerja, semua pekerjaan rumah dan anak-anaknya menjadi
tanggung jawab ibunya. Putri mereka, Mariah, dia berkata saya hanya ingin ayah saya
memeluk saya lebih banyak karena dia menderita Cerebral Palsy. Dia ingin mendapat
perhatian yang lebih dari orangtuanya. Mariah lahir dengan Cerebral Palsy dan diperkirakan
tidak akan hidup lama setelah lahir; dia mendapat terapi okupasi harian dari ibunya, tetapi
ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan ayahnya. konselor datang dan mengamati
keluarga tersebut, mengamati orang tuanya dan juga mengamatianak-anaknya. Konselor
Nampak kaget dan syok denga napa yang dilihatnya. Konselor mengamati perilaku keluarga
tersebut selama dirumah dan kemudian mengamati perilaku keluarga tersebut selama berada
diluar rumah (pergi berbelanja ke toko pakaian).Konselor juga mengamati bagaimana cara
orang tua tersebut untuk mendidik dan menangani sang anak saat sang anak cranky.
Bella seorang anak yang sangat nakal, dya selalu memukul ibunya, bella kurang
mendapat kasih sayang dari orangtuanya sehingga perilaku itu seperti itu selalu melakukan
kekerasan fisk kepada ibunya sendiri. orang tua mengalami kesulitan menghadapi perilaku
anak bella yang bermasalah. Orangtuanya kehilangan akal menghadapi bella yang suka
berteriak-teriak bahkan sampai berguling-guling di lantai ketika ia meminta sesuatu,
mengganggu adeknya, menyerang teman, dan hiperaktif, tidak mau belajar sesuai dengan
instruksi. Orangtuanya juga pernah mengalami frustrasi karena tidak berhasil mengubah
perilaku anak yang kita hukum, bahkan hukuman tersebut sudah sampai batas melebihi dari
yang seharusnya Orangtuanya mengalami kebingungan karena berbagai hukuman yang di
berikan kepada anak tidak berhasil mengubah perilaku anak. Apa yang sesungguhnya terjadi?
Kita yang salah mengidentifikasi masalah perilaku anak? Atau, kita salah menerapkan
hukuman sebagai salah satu bentuk intervensi mengubah perilaku anak yang bermasalah?
Sebagian besar orang tua menganggap masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang
masalah atau usia sulit. Dengan datangnya masa kanak-kanak sering terjadi masalah perilaku
yang lebih menyulitkan dari masalah masa sebelumnya (Hurlock, 1980). Masalah perilaku
yang terjadi pada anak-anak didorong oleh keinginan anak-anak untuk bebas dalam proses
pengembangan kepribadian yang unik. Pada anak-anak sering dijumpai perilaku bandel, keras
kepala, negativistis, dan melawan.
Mencari akar permasalahan
Konselor rasa permasalahan utama berada pada orang tua. Dimana perilaku sang anak
bersumber dari cara mendidik orang tuatersebut. Jadi focus pertama konselor yakni mengajak
kedua orangtua untuk berdiskusi tentang perilaku mereka, tentang bagaimana cara mereka
berbicara kepada anak mereka, bagaimana perilaku mereka dirumah. Baru kemudian sang
anak yang paling besar diwawancarai, karena konselor merasa sang anak yang paling besar
sudah dapat diajak berdiskusi tentang perasaan yang dirasakannya terhadap perilaku
mendidik orang tuanya.
Menentukan rule
1. Observasi
2. Wawancara
3. Diskusi/konselingkeluarga
4. Kesepakatan Bersama
5. Apabila mereka melanggarakan diberi punishment
Menerapkan punishment reward dan Time Out
Punishment akan diberikan ketika sang anak tidak mengikuti aturan yang
telahdisepakati, begitu juga apabila mereka melakukan kesalahan. Punishment yang diberikan
berupa berdiri disebuah sudut ruangan selama beberapamenit (3-5 menit) untuk merenungkan
kesalahan mereka. Setelah durasi tersebut selesai orang tua akan menanyakan/mengevaluasi
apa yang anak tersebut sudah lakukan, kenapa mereka melakukan itu, dan diakhiri dengan
sang anak meminta maaf. Dengan begitu diharapkan perilaku membangkang dan tidak sopan
dapat dikurangi.
Tehnik modifikasi yang digunakan oleh supernany dalam video tersebut adalah yang
pertama untuk bella menggunakan time out yaitu anak dikunci di dalam kamar selama 2 jam
karena anaknya tidak pernah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya, terus di kunci agar
anaknya taat sama ibunya. Teknik modifikasi yang dilakukan untuk bella adalah
menggunakan Time out untuk bella nakal sampe 2 jam jadi anak dikunci didalam suatu
ruangan agar perilakunya dapat berubah. Anak-anak berperilaku yang tidak diinginkan
mendorong orang tua membantu mereka dengan cara memberikan hukuman. Salah satu
bentuk intervensi modifikasi perilaku yang dilakukan dalam video di atas adalah time-out.
Time-out adalah salah satu teknik mengubah perilaku bermasalah anak berbasis pada
hukuman dengan cara menempatkan anak dalam lingkungan yang terbatas tetapi tetap dalam
pantauan untuk menurunkan perilaku menyimpang. Time-out digunakan untuk menurunkan
frekuensi perilaku bermasalah (Wolf, McLaughlin & Williams, 2006). Time-out adalah jenis
hukuman negatif untuk menghilangkan penguatan positif yang diterima anak setiap kali
melakukan perilaku maladaptif. Hal itu dilakukan dengan harapan anak tidak lagi melakukan
perilaku salah tersebut karena ia mendapatkan hal positif tetapi sebaliknya hukuman (Erford,
2010). Teknik ini banyak digunakan oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Beberapa
kasus, time-out efektif membantu anak berkebutuhan khusus, anak tantrum, perilaku sosial
yang salah, suka berteriak-teriak (yelling), anak agresif (Wolf, McLaughlin & Williams,
2006).
Tipe Time-Out Harris (1985), menyebutkan tiga tipe time-out: exclusionary, non-
exclusionari, dan isalation time-out. Dengan istilah yang berbeda tetapi konsep sama Erford
(2010) menyebutkan tiga tipe time-out. Yaitu non-seclusionary time-out. Time-out tipe ini
menempatkan anak di lingkungan yang berbeda dengan lingkungan anak di mana dia
menunjukkan perilaku bermasalahnya tetapi masih di dalam satu ruangan yang sama. Seperti
yang ada didalam video diatas bella di masukan kedalam suatu ruangan yakni didalam kamar
lalu dikunci selama 2 jam karena perilaku yang agresif. Tipe time-out ini dibagi menjadi tiga
bentuk: contigent observation, removal of stimulus conditions, dan ignoring (Wolf, Mclaugh
& Williams, 2006; Costenbader & Reading-Brown, 1995; Harris, 1985)

Prosedur Penerapan Time-Out yang terjadi didalam video di atas adalah :


Sebelum menerapkan time-out satu hal yang paling mendasar yang harus dipahami
adalah prosedur hukuman biasanya digunakan hanya setelah tindakan normatif-positif tidak
lagi efektif mengubah perilaku anak. Pada saat itulah teknik time-out dan juga teknik lain
yang berbasis hukuman dipertimbangkan untuk diberikan kepada anak. Ketika tindakan
normatif-positif sudah mampu mengubah perilaku anak yanag bermasalah maka time-out
tidak perlu diberikan. Pemberian intervensi hukuman biasanya bukan pilihan pertama untuk
mengurangi masalah perilaku. Langkah-langkah penerapan time-out dalam seting rumah
dijelaskan sebagai berikut. Langkah pertama orang tua harus paham dengan detail perilaku
bermasalah yang harus diubah. Seperti yang terjadi didalam video diatas anak yang
berteriak-teriak dan berguling-guling di lantai ketika meminta sesuatu kepada orangtuannya.
Langkah kedua, memaksimalkan kondisi untuk memunculkan perilaku alternatif, sehingga
dapat diberi penguatan ketika anak melakukan perilaku positif menggantikan perilaku yang
tidak diharapkan. Artinya, orang tua harus mampu menciptikan situasi yang memungkinkan
anak berperilaku positif, bukan sebaliknya menciptakan situasi memancing anak untuk
memunculkan perilaku bermasalah. Langkah selanjutnya, memilih time-out yang efektif.
Hukuman dalam bentuk timeout dipastikan diberikan sesegera mungkin setelah anak
melakukan perilaku yang tidak 4 diharapkan. Hukuman dalam bentuk time-out harus
konsisten diberikan kepada anak setiap kali anak tersebut melakukan perilaku bermasalah.
Agar menjadi efektif, pemberian timeout tidak diberikan bersamaan dengan pemberian
penguatan. Langkah keempat, komunikasikan prosedur time-out kepada anak sebelumnya.
Anak harus mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap tentang program ini agar anak
mampu terlibat penuh. Anak juga harus diinformasikan frase-frase yang digunakan dalam
time-out. Langkah kelima, penerapan hukuman dilakukan dengan aturan yang jelas. Anak
harus mengetahui aturan main dari time-out. Sangat baik jika penerapan time-out disertai
dengan pencatantan.
Anak dalam proses tumbuh-kembangnya pasti mengalami kesulitan- kesulitan dan
tantangan-tantangan. Tidak jarang dalam proses tumbuhkembang tersebut anak bermasalah
dalam perilakunya atau perilaku yang salah suai, baik di lingkungan rumah, di sekolah,
maupun di lingkungan masyarakat. Dari kacamata orang dewasa perilau tersebut adalah
perilaku bermasalah, tetapi dari kacamata anak perilaku tersebut adalah perilaku proses
menjadi (become) sesuai dengan tugas perkembangannya. Menghadapi anak yang
bermasalah dalam perilaku tersebut tidak jarang guru atau orangtua menggunakan hukuman
sebagai dasar pendekatan. Dalam terapi modifikasi perilaku penggunaan hukuman sebagai
dasar untuk memperbaiki perilaku bermasalah diakui dan dibenarkan. Tetapi, tidak jarang ada
guru dan orangtua menerapkan prinsip penggunaan hukuman tidak tepat dan benar. Makalah
ini bertujuan untuk menguraikan konsep time-out sebagai salah satu strategi modifikasi
perilaku di sekolah maupun di rumah oleh guru maupun oleh orangtua secara benar dan
efektif.
Sedangkan untuk anaknya taylor berpenampilan begitu karena kurang kasih sayang
dari ayahnya, makanya taylor berpenanmpilan sesuka hatinya. Ayah perlu tahu bahwa putri
remaja itu kreatif tentang rambutnya. Biarkan masalah rambut pergi! Tidak ada gunanya
mengotak-atik penampilannya! Ayah seharusnya berbicara dengannya tentang hal-hal lain,
bukan penampilannya. Ayah harus melihat perilaku anak-anak lain, bukan rambut, yang
seharusnya dilakukan oleh ayah adalah memperhatikan tumbuh kembang anak. Hal yang
dilakukan oleh tim supernanny adalah Di ajak ngobrol dari hati ke hati sehingga anaknya
menurut dan mau baikan dengan ayahnya. Dan di akhir cerita anaknya taylor mau berdamai
dengan ayahnya dan ayahnya mau menerima mereka.
Mengenalkan aktifitas pendukung
Do fun actifity with family, sharing time. Aktivitas-aktivitas ini diharapkan dapat
membangun kedekatan antar keluarga. Dan juga diharapkan dapat membuat satu dengan yang
lain semakin memahami. Dengan demikian komunikasi antar mereka akan berjalan dengan
baik. Hal ini tampak dari permainan yang diberikan kepada sang ayah dan anak sulung.

Evaluasi
Setelah berjalan beberapa waktu konselor datang kembali dan mengamati keluarga tersebut.
Apakah hal mereka sepakati sudah dilakukan dengan naik ataut idak. Konselor juga
mengamati cara orang tua menerapkan hal-hal tersebut kepada anak-anaknya. Apakah cara
tersebut sudah benar dan sesuai. Kemudian konselor menunjukkan bebrapa video yang
menunjukkan bukti bahwa hal-hal tersebut sudah dilakukan dan juga dengan begitu mereka
bisa tau atau sebagai indicator, sudah berhasil atau belum cara yang mereka gunakan.
Orang tua disini harus berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
1.    mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
2.    menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
3.    mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan
4.    memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak sehingga
anak akan nyaman tinggal di rumah, dan mereka akan merasakan kasih sayang yang penuh
dari ayah dan ibunya.
Ending dari video dia atas adalah akhirnya ayahnya mau mengakui kesalahannya dan
anaknya juga mengakui kesalahan mereka, mereka berbicara dari hati kehati dan saling
memaafkan antara satu sama lain, untuk membentuk suatu keluarga yang harmonis dan utuh
itu tidak gampang, semuanya kembali lagi kedalam pribadi masing- masing orangtua maupun
anak. Jika ingin hidup bahagia dan sejahtera harusnya tau apa yang harus dilakukan maupun
tidak.

Screening hasil dari modifikasi perilaku


Setelah beberapa waktu konselor kembali dan menanyakan tentangprogres keluarga mereka.
Bagaimana keadaan sekarang. Bagaimana perilaku anak-anakmereka. Dan tidak lupa juga
menanyakan perasaan sang anak. Apa yang anak-anak rasakan sekarang. Bagaimana perilaku
orang tua mereka.

Anda mungkin juga menyukai