Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A

MELALUI KEGIATAN MENCOCOK GAMBAR DI


TK IT IBNU MAS’UD ISLAMIC SCHOOL
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Lia Damayanti1), Yunita Dwi Jayanti2)

1)
liadamayanti25juni@gmail.com,2)yunitadwij@syekhnurjati.ac.id

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas


Terbuka

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
mencocok gambar pada anak kelompok A TK IT IBNU MAS’UD ISLAMIC SCHOOL. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa TK IT
IBNUMAS’UD ISLAMIC SCHOOL berjumlah 12 anak. Pengumpulan data menggunakan
observasi, dokomentasi hasil karya anak dan catatan lapangan. Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan melalui 2 siklus. Data dianalisis dengan teknik komparatif/perbandingan yaitu
membandingkan hasil yang dicapai anak dengan indikator kerja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak meningkat setelah adanya tindakan
melalui kegiatan mencocok gambar yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar
secara mandiri dan tanpa adanya tekanan. Peningkatan tersebut terlihat dari data siklus I ke
siklus II kemampuan motorik halus anak meningkat, skor rata-rata siklus II yang diperoleh
adalah 100% pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan(BSH). Bisa dikatakan bahwa
penelitian ini berhasil.

Kata Kunci : meningkatkan, mencocok gambar, motorik halus.


PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi anak-anak
sebelum memasuki pendidikan pada janjang Sekolah Dasar.Pendidikan anak usia dini sangat
penting bagi anak,sebagai bekal persiapan pada jenjang Pendidikan berikutnya. Maimunnah
Hasan (2009:15) mengungkapkan bahwa pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu Upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PAUD terutama Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan Pendidikan yang


penting sebagai wadah untuk membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi
anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap
perkembangan agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki Pendidikan selanjutnya
(Trianto,2010:24).

Menurut Bambang (2009:1.13-1.14) kemampuan motorik anak terbagi menjadi dua


bagian, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Yang pertama gerakan motorik
kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang besar.
Kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga. Yang kedua
gerakan motorik halus adalah gerakan hanya melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan yang tepat. Kemampuan motorik halus seperti dapat menyikat
gigi, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan
pakaian, serta makan sendiri menggunakan sendok dan garpu.

Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot


kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata
dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat- alat untuk bekerja dan
objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain
(Sumantri, 2005: 143). Perkembangan motoric halus dipengaruhinoleh berbagai faktor yang
mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik,
bimbingan motivasi dan dilakukan secara individu (Depdiknas, 2007: 9).

Kemampuan motorik halus perlu dikembangkan di TK untuk melatih kekuatan tangan


dan melatih koordinasi tangan dan mata. Apabila perkembangan motorik halus anak jelek,
anak akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tangan-tangannya. Hal inilah yang
menyebabkan ada anak yang kalau memegang sesuatu mudah untuk jatuh karena tangannya
kaku dan tidak luwes.
Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran anak kelompok A di TK IT IBNU
MAS’UD ISLAMIC SCHOOL, kemampuan motorik halusnya masih rendah. Saat diberi
kegiatan yang berkaitan dengan morik halus anak sering meminta bantuan guru untuk
menyelesaikannya. Selama ini guru lebih sering mengembangkan motorik halus anak dalam
hal mewarnai, menggambar, melipat dan menulis. Kegiatan motorik halus lain seperti
mencocok gambar jarang diberikan pada anak. Itupun kalau guru memberikan kegiatan
mencocok gambar metode dan strategi guru belum bervariasi dalam proses pembelajaran serta
media yang digunakan kurang menarik sehingga anak mudah merasa bosan. Oleh karena itu
peneliti mengadakan kesepakatan kepada guru kelas untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan mencocok gambar. Dari latar belakang di atas, peneliti mengambil
judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A Melalui
Kegiatan Mencocok Gambar Di Tk It Ibnu Mas’ud Islamic School Tahun Pelajaran 2023/
2024”

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) artinya, penelitian yang dilakukan di dalam kelas.
Menurut Arikunto (2014:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas ini juga merupakan suatu penelitian yang
diintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran, dengan melaksanakan penelitian
tindakan kelas guru menjadi lebih kreatif.

Dalam penelitin ini yang diteliti adalah meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan mencocok gambar pada anak kelompok A. Tempat yang digunakan sebagai
penelitian adalah TK IT IBNU MAS’UD ISLAMIC SCHOOL Kabupaten Lombok Barat
NTB. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun, anak sebagai pihak penerima
tindakan berjumlah 12 orang, peneliti sebagai pemberi tindakan.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat komponen
yaitu perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (action & observe),serta refleksi (reflect).
Prosedur penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc
Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan


penelitian, kondisi awal kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di TK IT IBNU
MAS’UD ISLAMIC SCHOOL masih rendah, hal ini terlihat dari beberapa hal yang umum
diantaranya anak mengalami kesulitan dalam menggunakan tangan maupun jari-jemari tangan
dan koordinasi mata tangan dalam melakukan gerakan yang agak rumit seperti memasukkan
tali dalam lubang sepatu, menggunting, mengancingkan baju.
Hasil pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan pada
keterampilan motorik halus anak. Peningkatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Siklus I Siklus II
Kriteria
Jumlah anak (%) Jumlah anak (%)
BSH 9 75,00 12 100
MB 3 25,00 0 0
BB 0 0 0 0

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan peningkatan pada keterampilan motorik halus


anak melalui kegiatan mencocok gambar kelompok A TK IT IBNU MAS’UD ISLAMIC
SCHOOL. Siklus I dan siklus II hasil peningkatan terlihat yaitu menunjukkan bahwa
kemampuan motorik halus anak sudah tidak ada anak yang belum berkembang (BB). Untuk
kriteria mulai berkembang (MB) yang awalnya pada siklus I terdiri dari 3 anak, pada siklus II
sudah tidak ada lagi dengan kriteria tersebut. Kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) dari
siklus I terdiri dari 9 anak dan pada siklus II lebih meningkat menjadi 12 anak.

Hasil pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata pencapaian dari keterampilan motorik
halus melalui kegiatan mencocok gambar dengan media yang bervariasi sudah mengalami
banyak peningkatan. Aktifitas kegiatan mencocok gambar mampu mengajarkan anak
mengenai keterampilan motorik halus sehingga termasuk dalam kriteria baik. Peningkatan
yang di capai pada siklus II telah mencapai keberhasilan yakni 100%.
Berdasar dari data diatas menunjukkan bahwa anak memiliki keterampilan motorik halus
berkembang dengan kegiatan mencocok gambar sesuai dengan tujuan bermain yang di
kemukakan oleh Tadkiroatun Muafiroh (2005: 15-19) yaitu bermain membantu anak
membangun konsep dan pengetahuan, membantu anak dalam mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak, mendorong anak untuk berpikir kreatif, meningkatkan kompetensi sosial
anak, membantu mengenali diri anak sendiri, dan membantu mengatur gerak motorik.

Anak mampu menyelesaikan kegiatan dengan baik karena anak mau memperhatikan
kemudian menirukan sesuai arahan guru. Hal tersebut sesuai dengan tahapan mempelajari
keterampilan yang di kemukakan oleh Hurlock (1978: 158) yaitu anak belajar coba ralat (trial
and error), meniru dan pelatihan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan
mencocok gambar dapat meningkatkan keterampilan motorik halus kelompok A TK IT IBNU
MAS’UD ISLAMIC SCHOOL. Peningkatan tersebut dapat dicapai dalam setiap kegiatan yang
telah dilakukan pada siklus I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada kriteria berkembang
sesuai harapan (BSH) kondisi awal tindakan sebesar 25%, pada siklus 1 meningkat menjadi
75% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Kemampuan motorik halus anak dapat
meningkat setelah adanya penelitian yang dilakukan, yaitu melalui kegiatan mencocok gambar.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang perlu di sampaikan untuk para
pendidik bahwa kegiatan mencocok gambar dapat meningkatkan motorik halus anak dan bisa
menjadi alternatif dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Maimunnah Hasan (2009:15)


(Trianto,2010:24).
Bambang (2009:1.13-1.14)
Sumantri (2005: 143).
Depdiknas (2007: 9).
Arikunto (2014:3)
Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137).
Tadkiroatun Muafiroh (2005: 15-19)
Hurlock (1978: 158)

Anda mungkin juga menyukai