NUR AZISAH
859404543
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ARITMATIKA
MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING ARITMATIKA
PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK
QURROTA A’YUN
Nur Azisah
TK Qurrota A’yun
nurazisahb@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan perolehan hasil belajar pada
anak didik kelompok B TK Qurrota A’yun yang masih terbilang cukup rendah. Untuk merespons hal
itu maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar anak didik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Penelitian ini dilakukan di TK Qurrota A’yun Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
yang di dalamnya terdapat dua siklus, tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Populasi penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Qurrota A’yun yang berjumlah 9
anak.
Hasil dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain bowling
aritmatika dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam aritmatika. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya pemahaman anak mengenai konsep bilangan. Apabila bilangan tersebut diacak
dan dijumlahkan pada kegiatan berhitung. Hal ini membuktikan bahwa media bermain bowling
aritmatika berpengaruh signifikan pada kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Qurrota
A’yun.
Abstract
This research is motivated by observational data which shows the acquisition of learning outcomes in
group B students of Qurrota A'yun Kindergarten which is still quite low. To respond to this case, the
researcher conducted Classroom Action Research which aims to improve students' learning outcomes.
The purpose of this research is to improve children's cognitive abilities. This research was conducted
at Kindergarten Qurrota A'yun, Pangkabinanga Village, Pallangga District, Gowa Regency. The
method used in this study is the Classroom Action Research method in which there are two cycles,
each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection stages. The population of this
study were group B children at Kindergarten Qurrota A'yun, totaling 9 children.
The results in this classroom action research show that the use of the arithmetic bowling method can
improve children's cognitive abilities in arithmetic. This is indicated by the increased understanding of
children about the concept of numbers. If the numbers are scrambled and added up in counting
activities. This proves that the media playing arithmetic bowling has a significant effect on cognitive
abilities in group B children at Kindergarten Qurrota A'yun.
Oleh karena itu anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik pada masa
mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang apabila diberi
stimulasi, bimbingan, bantuan dan pendidikan yang tepat dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak, (Legi, Riwu, & Giban, 2022). Pada anak usia
dini (0-8 tahun) mempunyai kecerdasan dan kemampuan belajar yang luar biasa.
Khususnya pada tahapan masa kanak-kanak awal.
Pada anak usia 4-6 tahun memiliki kecerdasan kognitif yang semakin baik.
Begitu anak mampu mengenal angka dengan baik maka secara otomatis diikuti
proses belajar anak dengan cara berhitung, (Johnson, Tipps, Kennedy, 2016). Anak
akan mencoba/meniru apa saja yang ia lihat. Mereka akan mencoba dan terus
mencoba. Oleh karena itu kognitif anak akan berkembang sangat pesat dan keinginan
anak untuk belajar menjadi semakin tinggi. Anak seringkali belajar melalui bertanya
dan berinteraksi atau berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia ini,
anak lebih peka terhadap perkembangan kognitifnya. Anak usia sensitif ini akan
menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Ini adalah masa peka
yang mana masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan
metal/psikis dan fisik anak akan merespon stimulus lingkungan dan
mengasimilasi/menginternalisasikan kepada pribadi anak tersebut. Oleh karenanya
diperlukan kondisi dan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan kebutuhan anak agar
perkembangan dan pertumbuhan akan tercapai secara optimal.
Taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal. Pendidikan taman kanak-kanak (TK) mempunyai tujuan dalam
membantu anak didik/ peserta didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik
psikis/mental, emosi, dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial,
emosional, bahasa, fisik motorik kemandirian, kognitif, dan seni untuk
mempersiapkan memasuki pendidikan dasar, (Tarsono, Mansyur, & Ruswandi,
2020). Pengembangan kemampuan aspek kognitif pada anak di Taman Kanak-Kanak
juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir agar anak dapat
mengolah informasi dari belajarnya, dapat menemukan bermacam- macam alternatif
dalam memecahan masalah, membantu anak dalam mengembangkan kemampuan
kognitif dalam logika matematikanya. Sehingga kemampuan logika ini disebut juga
sebagai kemampuan berpikir anak. Piaget mengatakan bahwa kemampuan anak
dalam beradaptasi dengan lingkungannya sudah dilakukannya sejak kecil yang
sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak usia PAUD sehingga anak
mengenal lingkungan sekitarnya.
METODE
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari
para ahli penelitian tindakan kelas
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskritif
kuantitatif dan kulitatif yang mana metode ini adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Data merupakan hasil pencatatan
penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka. Pengumpulan data adalah salah
satu tahapan sangat penting dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang
benar akan menghasilkan data yang mempunyai nilai kredibilitas tinggi, dan
sebaliknya. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini adalah menggunakan pengamatan/observasi, intrumen,
bukti-bukti dokumentasi, dan gambar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 (Dua) teknik pengumpulan
data yaitu :
a. Observasi
Lembar observasi (pengamatan) merupakan pedoman dalam melakukan
penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang sedang diamati. Bentuk
lembar observasi (pengamatan) dimaksud adalah berbentuk daftar cek dengan
memberi tanda “●,√ dan O” pada pengisian kategori penilaian. Dalam kategori
penilaian ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang
diamati.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang dipakai oleh peneliti
dalam memperoleh data sehingga pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data
dapat lebih mudah diolah. Seperangkat instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri hal-hal sebagai berikut:
a) Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas yang digunakan sebagai
landasan dalam penyusunan RPPH
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
RPPH adalah membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun setiap
hari. Dalam RPPH, memuat kompetensi dasar, indikator pencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat
peraga, penilaian.
c) Lembar Observasi Anak
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan siswa mengenai kemampuan kognitif mengenal angka
melalui permainan bowling aritmatika.
Data dalam penelitian ini membutuhkan teknik analisis data yang tepat agar
dapat melihat peningkatan kemampuan kognitif melalui metode bermain bowling
aritmatika. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif, sehingga data yang terkumpul dalam lembar observasi checklist dihitung
secara deskriptif kuantitatif dengan rumus yang telah ditentukan untuk melihat
persentase keberhasilan tindakan. Data kuantitatif tersebut kemudian dideskripsikan
secara kualitatif agar lebih mudah untuk dipahami. Data-data tersebut selanjutnya
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan tentang peningkatan kemampuan
kognitif yang terjadi setelah dilaksanakan stimulasi berupa permainan bowling
aritmatika. Berikut merupakan rumus analisis data yang digunakan dalam analisis
statistik deskriptif kuantitatif.
𝑅
NP= 𝑆𝑀
x100 %
Keterangan:
Untuk itu kegiatan ini harus lebih ditingkatkan. Karena menurut Robert H.
Stricland, bermain bowling merupakan permainan yang melibatkan menggulirkan
bola dengan satu tangan ke arah pin hingga mencapai total sepuluh (Rahayu, 2018).
Dengan bermain bowling anak dapat merasakan ada suatu yang berbeda dari
kegiatan sebelumnya. Karena dengan permainan bowling aritmatika membuat
anak lebih bersemangat. Anak yang awalnya bosan dan jenuh dengan sistem
pembelajran yang biasanya (bersifat konvesional), maka dengan permainan bowling
anak menjadi lebih bersemangat dan senang belajar berhitung sehingga dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Qurrota A’yun. Setelah dengan
menggunakan media bermain bowling aritmatika dapat terlihat perkembangan
kognitif anak menjadi meningkat.
Pada siklus pertama hari ke-1, proses pengembang dan pelaksanaan yang
saya lakukan cukup baik namun belum keseluruhan anak mampu mengikuti aturan
untuk memainkan permainan ini. Anak belum terbiasa dalam melaksanakan
kegiatan ini sesuai aturan dan penjelasan guru, mereka langsung mau
memainkannya saja. Sehingga beberapa anak yang tidak mengerti dan mendengar
penjelasan guru menjadi bingung untuk melakukan kegiatan ini. Secara
keseluruhan kelemahan dalam pengembangan yang saya lakukan yaitu anak belum
bisa mengindentikasi bilangan apabila di acak dan dijumlahkan. Sedangkan secara
keseluruhan kelebihan dalam pengembangan kegiatan yang saya lakukan yaitu
media yang saya gunakan sangat menyenangkan bagi anak dan anak mau mencoba
melakukan kegiatan ini tanpa paksaan, tidak ada rasa bosan tetapi rasa antusias.
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka ada perbaikan yang saya
akan lakukan yaitu memberikan kegiatan bermain bowling aritmatika dengan
bermain warna dan dibantu dengan gambar bilangan untuk membantu daya ingat
anak sehingga anak dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik.
Siklus II
c. Guru membuat kegiatan pembukaan dan penutup yang lebih kreatif sehingga
menunjang kegiatan inti lebih maksimal
Dari hasil pembahasan pada siklus I dan siklus II, maka dapat terlihat terjadi
peningkatan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk anak-anak yaitu
dengan media bermain bowling aritmatika untuk meningkatkan kemampuan
kognitif dalam berhitung.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran penulis sebagai berikut :
Elihami, & Ekawati. (2020). Persepsi Revolusi Mental Orang Tua Terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Edukasi Nonformal. Vol. 1 – No.
2 year (2020), page 16- ISSN: 2715-2634 (Online)
Harahap, A. (2021). Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Jurnal
Usia Dini. Vol. 7 – No. 2 year (2021), page 34 – ISSN 2502-7239
(Online) Johnson, A. T., Steve, & Kennedy, L. M. (2016). Guiding
Children’s Learning of Mathematics. America: Cengage Learning
Legi, H. R., Malaechi., & Giban, Y. (2022). Moral, Karakter, dan Disiplin Dalam
Pendidikan Agama Kristen. Tasikmalaya: Edu Publisher
Lestari, L.D. (2020). Pentingnya Mendidik Problem Solving Pada Anak Melalui
Bermain. Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 9 – No. 2 yaer (2020), page 9
– ISSN: 2579-4531 (Online).
Seldin, T. (2017). How To Raise An Amazing Child the Montessori Way, 2nd Edition.
London: DK Publishing
Suryana, D. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media