Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ARITMATIKA

MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING ARITMATIKA


PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK
QURROTA A’YUN

Nur Azisah
TK Qurrota A’yun
nurazisahb@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan perolehan hasil belajar pada
anak didik kelompok B TK Qurrota A’yun yang masih terbilang cukup rendah. Untuk merespons hal
itu maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar anak didik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Penelitian ini dilakukan di TK Qurrota A’yun Kelurahan Pangkabinanga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
yang di dalamnya terdapat dua siklus, tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik Observasi dan Dokumentasi.
Populasi penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Qurrota A’yun yang berjumlah 15 anak.
Hasil dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penggunaan metode bermain bowling
aritmatika dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam aritmatika. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya pemahaman anak mengenai konsep bilangan. Apabila bilangan tersebut diacak
dan dijumlahkan pada kegiatan berhitung. Hal ini membuktikan bahwa media bermain bowling
aritmatika berpengaruh signifikan pada kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Qurrota
A’yun.

Kata kunci: aritmatika, bermain bowling, kognitif

Abstract

This research is motivated by observational data which shows the acquisition of learning outcomes in
group B students of Qurrota A'yun Kindergarten which is still quite low. To respond to this case, the
researcher conducted Classroom Action Research which aims to improve students' learning outcomes.
The purpose of this research is to improve children's cognitive abilities. This research was conducted
at Kindergarten Qurrota A'yun, Pangkabinanga Village, Pallangga District, Gowa Regency. The
method used in this study is the Classroom Action Research method in which there are two cycles,
each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection stages. The population of this
study were group B children at Kindergarten Qurrota A'yun, totaling 15 children.
The results in this classroom action research show that the use of the arithmetic bowling method can
improve children's cognitive abilities in arithmetic. This is indicated by the increased understanding of
children about the concept of numbers. If the numbers are scrambled and added up in counting
activities. This proves that the media playing arithmetic bowling has a significant effect on cognitive
abilities in group B children at Kindergarten Qurrota A'yun.

Keywords: arithmetic, cognitive, playing bowling


PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) penting diselenggarakan bagi anak- anak
pada usia golden age/usia emas, (Harahap, 2021). Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa
PAUD / Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
diperuntukan kepada anak sejak usia lahir sampai pada usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan atau stimulasi pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan
untuk memasuki pendidikan lebih lanjut, (Retnaningsih, & Rosa, 2022).

Oleh karena itu anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik pada masa
mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang apabila diberi stimulasi,
bimbingan, bantuan dan pendidikan yang tepat dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, (Legi et al, 2022). Pada anak usia dini (0-8 tahun) mempunyai
kecerdasan dan kemampuan belajar yang luar biasa. Khususnya pada tahapan masa
kanak-kanak awal.

Pada anak usia 4-6 tahun memiliki kecerdasan kognitif yang semakin baik.
Begitu anak mampu mengenal angka dengan baik maka secara otomatis diikuti
proses belajar anak dengan cara berhitung, (Johnson, Tipps, Kennedy, 2016). Anak
akan mencoba/meniru apa saja yang ia lihat. Mereka akan mencoba dan terus
mencoba. Oleh karena itu kognitif anak akan berkembang sangat pesat dan keinginan
anak untuk belajar menjadi semakin tinggi. Anak seringkali belajar melalui bertanya
dan berinteraksi atau berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada usia ini,
anak lebih peka terhadap perkembangan kognitifnya. Anak usia sensitif ini akan
menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Ini adalah masa peka
yang mana masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan
metal/psikis dan fisik anak akan merespon stimulus lingkungan dan
mengasimilasi/menginternalisasikan kepada pribadi anak tersebut. Oleh karenanya
diperlukan kondisi dan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan kebutuhan anak agar
perkembangan dan pertumbuhan akan tercapai secara optimal.

Taman kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal. Pendidikan taman kanak-kanak (TK) mempunyai tujuan dalam
membantu anak didik/ peserta didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik
psikis/mental, emosi, dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial,
emosional, bahasa, fisik motorik kemandirian, kognitif, dan seni untuk
mempersiapkan memasuki pendidikan dasar, (Tarsono et al, 2020). Pengembangan
kemampuan aspek kognitif pada anak di Taman Kanak-Kanak juga bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir agar anak dapat mengolah informasi dari
belajarnya, dapat menemukan bermacam- macam alternatif dalam memecahan
masalah, membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif dalam logika
matematikanya. Sehingga kemampuan logika ini disebut juga sebagai kemampuan
berpikir anak. Piaget mengatakan bahwa kemampuan anak dalam beradaptasi dengan
lingkungannya sudah dilakukannya sejak kecil yang sejalan dengan perkembangan
dan pertumbuhan anak usia PAUD sehingga anak mengenal lingkungan sekitarnya.

Permainan merupakan alat yang dipakai sebagai media untuk mengembangkan


tingkat kreatifitas di dalam diri anak. Dengan adanya media permainan, anak akan
menjadi lebih bersemangat dan lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Seperti
yang kita ketahui bahwa bermain merupakan dunia anak pada usia emas. Maka
metode belajar sambil bermain, maka anak akan lebih senang dan bersemangat dalam
berkegiatan.

Aktivitas berhitung di Taman Kanak-kanak merupakan salah satu aspek


perkembangan kognitif. Pembelajaran aritmatika pada anak yang bertujuan untuk
memahami, mengenal konsep bilangan melalui eksplorasi dengan benda-benda
konkret sebagai bahan pondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan
kemampuan aritmatika selanjutnya.

Pengembangan kognitif atau logika-matematika di Taman Kanak-kanak


merupakan suatu cara pemberian rangsangan pendidikan yang dilakukan melalui
permainan berhitung/aritmatika, yang bertujuan untuk menstimulasi kemampuan
berpikir anak melalui aktivitas yang dirancang sesuai dengan tahapan perkembangan,
sehingga anak memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada jenjang selanjutnya,
(Seldin, 2017). Untuk itu, harus ada cara dan solusi bagaimana meningkatkan
kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain bowling aritmatika pada anak
kelompok B di TK Qurrota A’yun kabupaten Gowa Tahun Ajaran 2023/2024.

METODE

Metode penelitian yang tujuan utamanya bukan menemukan atau


menggeneralisasikan akan tetapi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Oleh
karena itu kualitas pembelajaran ini bertujuan agar perkembangan anak sebagai
peserta didik menjadi optimal. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif aritmatika anak di TK Qurrota A’yun melalui metode bermain
bowling aritmatika.
Model pelaksanaan PTK yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
PTK kolaboratif, yaitu seorang peneliti melakukan kolaborasi dengan seorang
kolaborator. Pada pelaksanaan penelitian guru kelompok B TK Qurrota A’yun
berperan sebagai kolaborator dan peneliti berperan sebagai pengamat. Guru
bersama peneliti melaksanakan proses perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan
serta evaluasi terhadap proses pembelajaran agar penelitian berjalan dengan lancar.
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin (Trianto, 2012). Konsep pokok
PTK menurut Kurt Lewin memiliki empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting).

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS I PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN SIKLUS II PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

Bagan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewi


Keempat komponen itu saling terhubung sehingga dipandang sebagai satu
siklus. Sehingga peneliti menggunakan model PTK ini dengan harapan guru PAUD
dapat memperbaiki kinerjanya guru sebagai pendidik PAUD yang profesional dan
menciptakan pembelajaran yang bermutu, inovasi dan variatif.
Kelanjutan siklus kegiatan PTK model Kurt Lewin adalah sebagai berikut:

 Tahapan perencanaan atau planning meliputi dalam pembuatan perangkat


pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana untuk menjunjang penelitian
serta menetapkan indikator kinerja.

 Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang


tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPPM dan RPPH dengan
materi pengembangan kemampuan kognitif.

 Tahapan pengamatan atau observing terdiri dari pembuatan instrumen


penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi anak didik setelah
mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah- langkah
perbaikan kegiatan.

 Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari
para ahli penelitian tindakan kelas
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
kuantitatif dan kulitatif yang mana metode ini adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Data merupakan hasil pencatatan
penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka. Pengumpulan data adalah salah
satu tahapan sangat penting dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang
benar akan menghasilkan data yang mempunyai nilai kredibilitas tinggi, dan
sebaliknya. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini adalah menggunakan pengamatan/observasi, intrumen,
bukti-bukti dokumentasi, dan gambar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 (Dua) teknik pengumpulan
data yaitu :

a. Observasi
Lembar observasi (pengamatan) merupakan pedoman dalam melakukan
penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang sedang diamati. Bentuk
lembar observasi (pengamatan) dimaksud adalah berbentuk daftar cek dengan
memberi tanda “●,√ dan O” pada pengisian kategori penilaian. Dalam kategori
penilaian ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang
diamati.
Teknik observasi ini merupakan proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi dalam penelitian ini.
Metode observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan
dengan kondisi belajar-mengajar, interaksi kelompok dan tingkah laku,
sehingga peneliti dapat melihat bagaimana anak melakukan permainan bowling
aritmatika. Lembar kisi-kisi antara lain yaitu : anak dapat berani maju untuk
melakukan kegiatan tanpa menangis, anak dapat melakukan lemparan dengan
menggunakan bola kecil, anak dapat merobohkan pin bowling tepat pada
sasaran, anak menyebutkan angka sesuai dengan yang ditempel pada pin
bowling.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data-data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, surat kabar, transkip, majalah, prasasti dan agenda.

Penulis menggunakan metode ini untuk pengambilan data dalam


mendokumentasikan lembar kerja anak dan foto anak didik diambil pada
waktu anak sedang melakukan kegiatan bermain bowling aritmatika.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang dipakai oleh peneliti
dalam memperoleh data sehingga pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga data
dapat lebih mudah diolah. Seperangkat instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri hal-hal sebagai berikut:

a) Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas yang digunakan sebagai
landasan dalam penyusunan RPPH
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
RPPH adalah membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang
digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun setiap
hari. Dalam RPPH, memuat kompetensi dasar, indikator pencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat
peraga, penilaian.
c) Lembar Observasi Anak
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan siswa mengenai kemampuan kognitif mengenal angka
melalui permainan bowling aritmatika.
Data dalam penelitian ini membutuhkan teknik analisis data yang tepat agar
dapat melihat peningkatan kemampuan kognitif melalui metode bermain bowling
aritmatika. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif, sehingga data yang terkumpul dalam lembar observasi checklist dihitung
secara deskriptif kuantitatif dengan rumus yang telah ditentukan untuk melihat
persentase keberhasilan tindakan. Data kuantitatif tersebut kemudian dideskripsikan
secara kualitatif agar lebih mudah untuk dipahami. Data-data tersebut selanjutnya
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan tentang peningkatan kemampuan
kognitif yang terjadi setelah dilaksanakan stimulasi berupa permainan bowling
aritmatika. Berikut merupakan rumus analisis data yang digunakan dalam analisis
statistik deskriptif kuantitatif.

𝑅
NP= 𝑆𝑀 x100 %

Keterangan:

 NP = nilai persen yang dicari/diharapkan


 R = skor mentah yang diperoleh
 SM = skor maksimum ideal dari nilai yang ada
 100 = konstanta

Rumus di atas menjelaskan bahwa analisis data yang dilakukan


menggunakan data yang diperoleh dari scoring pada hasil observasi, yaitu dengan
menjumlah seluruh skor pada setiap indikator sehingga menghasilkan skor mentah
(R) dan kemudian SM diperoleh dari menghitung jumlah seluruh skor maksimum
setiap indikator, lalu dimasukkan pada rumus tersebut sehingga tampak prosentase
hasil tindakan pada setiap indikator dan selanjutnya dihubungkan dengan
prosentase sebelum tindakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Siklus I
Selama kegiatan pembelajaran melalui kegiatan meningkatkan kemampuan
kognitif melalui bermain bowling aritmatika, penulis bersama supervisor 1 & 2
mengamati jalannya setiap kegiatan yang berlangsung untuk mengamati tindakan
kelas sesuai tersebut sesuai dengan apa yang direncanakan dan ditulis pada RKH.
Hasil observasi yang dilakukan oleh supervisor 1 & 2 terhadap penilitian tindakan
kelas ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sudah
berjalan sesuai dengan perencenaan yang telah dibuat. Pada siklus I, keberhasilan
dalam kegiatan meningkatkan kemampuan kognitif melalui bermain bowling
aritmatika belum terlihat optimal dan maksimal. Karena masih ada beberapa anak
belum bisa menjumlahkan dengan benar dan apabila bilangan itu diacak,
beberapa anak masih bingung untuk menyebutkan nama bilangan. Setelah
melakukan kegiatan di siklus 1 ini, kemampuan anak dalam mengenal bilangan dan
menjumlahkannya belum mengalami peningkatan berarti. Hal ini terbukti dari
beberapa anak yang belum bisa mengindetifikasi bilangan apabila di acak dan
menjumlahkannya sehingga masih perlu bimbingan dalam meningkatkan
kemampuan kognitif anak.

Bermain Bowling aritmatika merupakan gabungan dari kata permainan


Bowling dan aritmatika. Kata bermain berasal dari kata “main”. Bermain berarti
berlatih, merekayasa, mengeksplorasi, mengulang latihan apapun yang dapat
dilakukan agar mentransformasi hal-hal imajinatif yang sama dengan dunia orang
dewasa menurut Hildebrand (1986:54). Sedangkan, kegiatan bermain menurut
Bettelheim merupakan kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali
bilangan yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak mempunyai hasil akhir yang
dimaksud dengan realitas luar” (Elizabeth B Hurlock, 1978:320 ).

Untuk itu kegiatan ini harus lebih ditingkatkan. Karena menurut Robert H.
Stricland, bermain bowling merupakan permainan yang melibatkan menggulirkan
bola dengan satu tangan ke arah pin hingga mencapai total sepuluh (Rahayu, 2018).
Dengan bermain bowling anak dapat merasakan ada suatu yang berbeda dari
kegiatan sebelumnya. Karena dengan permainan bowling aritmatika membuat
anak lebih bersemangat. Anak yang awalnya bosan dan jenuh dengan sistem
pembelajran yang biasanya (bersifat konvesional), maka dengan permainan
bowling anak menjadi lebih bersemangat dan senang belajar berhitung sehingga
dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Qurrota A’yun. Setelah
dengan menggunakan media bermain bowling aritmatika dapat terlihat
perkembangan kognitif anak menjadi meningkat.

Bermain bowling dapat dibuat menjadi permainan yang dapat digunakan


untuk mengidentifikasi angka dan cukup sederhana dan menyenangkan untuk
dimainkan oleh anak kecil. Anak-anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan bermain bowling, sehingga mereka tidak hanya bermain untuk bersenang-
senang; mereka juga berperan aktif dan berpartispasi dengan guru sehingga kognitif
anak terus berkembang.

Pada siklus pertama hari ke-1, proses pengembang dan pelaksanaan yang
saya lakukan cukup baik namun belum keseluruhan anak mampu mengikuti aturan
untuk memainkan permainan ini. Dari 15 anak, ada 6 anak belum terbiasa dalam
melaksanakan kegiatan ini sesuai aturan dan penjelasan guru, mereka langsung mau
memainkannya saja. Sehingga beberapa anak yang tidak mengerti dan mendengar
penjelasan guru menjadi bingung untuk melakukan kegiatan ini. Secara keseluruhan
kelemahan dalam pengembangan yang saya lakukan yaitu anak belum bisa
mengindentikasi bilangan apabila di acak dan dijumlahkan. Sedangkan secara
keseluruhan kelebihan dalam pengembangan kegiatan yang saya lakukan yaitu
media yang saya gunakan sangat menyenangkan bagi anak dan anak mau mencoba
melakukan kegiatan ini tanpa paksaan, tidak ada rasa bosan tetapi rasa antusias.
Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka ada perbaikan yang saya
akan lakukan yaitu memberikan kegiatan bermain bowling aritmatika dengan
bermain warna dan dibantu dengan gambar bilangan untuk membantu daya ingat
anak sehingga anak dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik.

Siklus II

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I, maka penulis melakukan


perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan melakukan beberapa perubahan
dalam pembelajaran, dengan langka-langkah sebaga berikut:

a. Guru menambahkan gambar bilangan di papan flannel/green board untuk


meningkatkan daya ingat anak, sebelum anak berhitung menggunakan pin
bowling

b. Guru menambahkan kegiatan mengelompokkan pin bowling berdasarkan


warna kemudian menjumlahkannya

c. Guru membuat kegiatan pembukaan dan penutup yang lebih kreatif sehingga
menunjang kegiatan inti lebih maksimal

d. Guru memotivasi anak agar berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik

e. Guru menjelaskan dan memberikan contoh terlebih dahulu sebelum anak


melakukan kegiatan. Dan juga memberi penguatan sesuai dengan pembelajaran
yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi pada siklus I maka dilakukan
perbaikan pembelajaran tindakan kelas pada siklus II yang menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat dari populasi 15 anak, di mana pada
siklus I ada 6 anak yang masih kebingungan dalam mengikuti kegiatan bermain
bowling Aritmatika, namun setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, seluruh
anak sudah dapat mengikuti arahan permainan dengan baik. Hal ini juga
dikarenakankegiatan bermain bowling ini adalah kegiatan yang sangat
menyenangkan dan tidak membuat anak bosan. Anak-anak melakukan kegiatan ini
dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan tanpa paksaan. Secara keseluruhan dalam
melaksanakan pengembangan kegiatan ini pada siklus II tidak terdapat kelemahan
karena saya mengembangkan kegiatan ini sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat dan disusun, tang di tuangkan ke dalam RKH. Secara keseluruhan
kelebihan saya dalam melaksanakan pengembangan kegiatan ini yaitu metode,
materi serta media yang digunakan sangat menarik, kreatif dan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak dalam berhitung.

Dari hasil pembahasan pada siklus I dan siklus II, maka dapat terlihat terjadi
peningkatan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk anak-anak yaitu
dengan media bermain bowling aritmatika untuk meningkatkan kemampuan
kognitif dalam berhitung.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat media bermain bowling


aritmatika secara umum adalah memperjelas dan mempermudah pemahaman anak
tentang berhitung.

Belajar menggunakan brmain bowling dapat meningkatkan kemampuan


kognitif anak, meskipun anak baru pertama kali bermain bowling. Namun, anak
menerima permainan dengan senang hati dan tidak dipaksa oleh penulis atau guru
untuk belajar, sehingga mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak sesuai
dengan aspek kognitif anak, seperti: kemampuan mereka menyebutkan angka,
melempar bola, dan menghitung jumlah pin yang dijatuhkan. Ketertarikan anak
untuk belajar menggunakan metode bowling menghasilkan peningkatan
kemampuan kognitif ini. Metode ini berdampak signifikan pada cara berpikir anak.
Anak lebih sadar, memahami, dan berpikir lebih baik baik dari sebelumnya
(Ardiana, Dewa Putu Yudhi, et al 2021). Penelitian.ini relevan dengan peneliti
Nofita Sari yang awalnya melakukan penelitian ini sebagai bagian dari skripsinya
pada tahun 2020 (Nofita, 2020). Yang mana dalam penelitiannya dikatakan berhasil
dan tercapai dengan menggunakan metode Arithmetic Bowling. Oleh karena itu,
penulis sebelumnya mengalami hal yang sama dengan yang saya alami dalam
penelitian saya. Anak usia Kelompok B TK Qurrota A’yun, telah mengalami
peningkatan kognitif dalam aritmatika dan dapat dianggap sangat sukses dengan
menggunakan metode bowling aritmatika ini.

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan


melalui siklus I sampai dengan siklus II di TK Qurrota A’yun, maka dapat
disimpulkan bahwa media bermain bowling aritmatika dapat meningkatkan
keampuan kognitif anak . Hal ini terlihat dari proses selama siklus I dan siklus
II sebagai berikut :
1. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media bermain bowling
aritmatika sangat menarik minat dan antusias anak didik dalam melakukan
kegiatan belajar sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan
kemampuan kognitif anak dalam berhitung/aritmatika.
2. Bola dan pin bowling yang berwarna, sangat gampang dan menyenangkan
untuk dimainkan membuat daya tarik minat anak didik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan
kemampuan kognitif anak dalam aritmatika/berhitung.
3. Melalui kegiatan bermain bowling aritmatika, dapat meningkatkan dan
melatih anak dalam aritmatika serta meningkatkan daya ingat dan
kreatifitas anak dalam berhitung dan penjumlahan sederhana.
4. Dari awal kegiatan ini anak sangat antusias dan senang bermain bowling
ini. Akan tetapi beberapa anak masih bingung memainkan permainan ini
karena merupakan permainan yang baru dilakukan oleh anak-anak.
Dengan adanya siklus I dan II yang diadakan 5 hari, maka mulai terlihat
ada perubahan dalam memhami permainan ini dan menuju perkembangan
kogntif anak semakin meningkat. Hal ini membuat proses pembelajaran
semakin optimal dan maksimal.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran penulis sebagai berikut :

1. Bagi guru, diharapkan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran harus


lebih kreatif inovatif. Salah satunya dengan menggunakan media bermain
bowling pada kegiatan aritmatika sebagai alternatif media pembelajaran
sehingga kemampuan kognitif anak lebh meningkat.
2. Bagi anak, diharapkan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan media bermain bowling agar lebih aktif, semangat serta dapat
memahami konsep bilangan dan penjumlahan. Anak memilki rasa ingin tahu
yang tinggi sehingga memberikan hasil yang maksimal.
3. Bagi sekolah, diharapkan bisa menfasilitasi media bermain bowling
aritmatika ini sehingga digunakan sebagai bahan pertimbangan di sekolah
untuk diimplementasikan pada pengembangan dalam kegiatan aritmatika di
kelas untuk meningkatkan kognitif dan prestasi anak .
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, Dewa Putu Yudhi, et al (2021), Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan,


Medan: Yayasan Kita Menulis.

Elihami, & Ekawati. (2020). Persepsi Revolusi Mental Orang Tua Terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Edukasi Nonformal. Vol. 1 – No.
2 year (2020), page 16- ISSN: 2715-2634 (Online)

Harahap, A. (2021). Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Jurnal
Usia Dini. Vol. 7 – No. 2 year (2021), page 34 – ISSN 2502-7239
(Online) Johnson, A. T., Steve, & Kennedy, L. M. (2016). Guiding
Children’s Learning of Mathematics. America: Cengage Learning

Johnson, A. T., Steve, & Kennedy, L. M. (2016). Guiding Children’s Learning of


Mathematics. America: Cengage Learning

Legi, H. R., Malaechi., & Giban, Y. (2022). Moral, Karakter, dan Disiplin Dalam
Pendidikan Agama Kristen. Tasikmalaya: Edu Publisher

Lestari, L.D. (2020). Pentingnya Mendidik Problem Solving Pada Anak Melalui
Bermain. Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 9 – No. 2 yaer (2020), page 9
– ISSN: 2579-4531 (Online).

Nofita sari, 2020, penerapan metode bermain bowling aritmatika untuk


meningkatkan perkembangan berhitung pendidikan anak usia dini KB
Al-hijrah, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu, P., & Lesmana Alim, M. (2020). Meningkatkan Perkembangan Kognitif


Anak Melalui Bermain Bowling Aritmatika Pada Anak Usia 4-5
Tahun I Kelompok A Tk An-Nur Ujung Padang Kampar Utara. Jote:
Journal On Teacher Education, 2(1), 256-261.

Retnaningsih, L. E., & Rosa, N. N. (2022). Trik Jitu Menanamkan Pendidikan


Karakter Pada Anak Usia Dini. Lamongan : Nawa Litera Publishing

Seldin, T. (2017). How To Raise An Amazing Child the Montessori Way, 2 nd Edition.
London: DK Publishing

Subarkah, M. A. (2019). Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak.


Jurnal Pemikiran & Pencerahan. Vol. 15 – No. 1 year (2019), page
15 – ISSN: 2580-5940 (Online)

Suryana, D. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media

Tarsono., Mansyur, A.S., & Ruswandi, U. (2021). Pengembangan Kurikulum


Pendidikan Moral Agama pada Pendidikan Taman Kanak-Kanak.
Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 7 – No. 1. Page 14 – ISSN 2502-2903
(Online)

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action


Research];Teori &Praktik, cet.ke-3, (Jakarta: Prestasi Pustakarya,
2012), . 29-30.

Anda mungkin juga menyukai