Anda di halaman 1dari 9

Meningkatkan Kemampuan Berhitung...

(Noor Arinda Fauziah Rizqi) 262

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN (1-10) MELALUI MEDIA PAPAN


FLANEL PADA KELOMPOK A DI TK PKK 106 MERTEN SANDEN BANTUL

IMPROVING THE ABILITY OF COUNTING (1-10) THROUGH FLANNEL BOARD MEDIA IN TK PKK
106 SANDEN BANTUL

Oleh: Noor Arinda Fauziah Rizqi, pgpaud fip uny


arinda07rizqi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan (1-10) melalui media papan
flanel pada Kelompok A di TK PKK 106 Merten Sanden Bantul. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas
kolaboratif yang dilakukan dalam dua Siklus. Metode pengumpulan data adalah observasi. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan persentase disetiap indikator yang dinilai. Berdasarkan kriteria Belum
Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik
(BSB) maka persentase pencapaian anak dalam satu kelas untuk indikator membilang dengan menunjuk benda (1-
10) pada pra siklus yaitu 50% (MB), Siklus I 70,82% (BSH) dan Siklus II 90,3% (BSB). Indikator membuat urutan
bilangan (1-10) pada pra siklus 44,44% (MB), Siklus I 64,58% (BSH) dan Siklus II 83,63% (BSB). Indikator
menunjukkan lambang bilangan (1-10) pada pra siklus 45,83% (MB), Siklus I 68,05% (BSH) dan Siklus II 88,19%
(BSB). Indikator memasangkan benda dengan lambang bilangan (1-10) pada pra siklus 38,88% (MB), Siklus I
62,49% (BSH) dan Siklus II 84,34% (BSB). Dapat disimpulkan bahwa media papan flanel meningkatkan
kemampuan berhitung anak.

Kata kunci: berhitungpermulaan, papan flanel, TK Kelompok A


Abstract
This research aims to improve the ability of basic counting (1-10) which is not optimal yet in TK
PKK 106 Merten. The type of this research is collaborative classroom action research conducted in two cycles.
The method of data collection is observation. The results showed there is an increase in the percentage of each
indicator that assessed. The sum of children reaching the indicator counts by pointing objects (1-10) in the pre
cycle of 50% (starting to grow), Cycle I 70,82% (developing as expected) and Cycle II 90,3% (growing very well).
The children achieving the indicator makes the sequence of numbers (1-10) in the pre cycle of 44,44% (starting to
grow), Cycle I 64.58% (developing as expected) and Cycle II 83,63% (growing very well). The children achieving
the indicator shows the number symbols (1-10) in the 45,83% pre cycle, Cycle I 68,05% (develoving as expected)
and Cycle II 88.19% (very well developed). The children who achieve the indicator pairing the object with the
number symbols (1-10) in the 38,88% pre cycle (start developing), Cycle I 62,49% (developing as expected) and
Cycle II 84,34% (growing very well). It can be concluded that the flannel board media improves the ability to basis
count on children.

Keywords: arithmetic start, flannel board, group A of the children

PENDAHULUAN dini yaitu berbentuk Taman Kanak-kanak. Tujuan


Masa usia dini merupakan masa usia emas (the dari penyelenggaraan Taman Kanak-kanak yaitu
golden age) yang sangat potensial untuk melatih dan membantu peserta didik mengembangkan potensi
mengembangkan berbagai potensi multi kecerdasan psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai–nilai
yang dimiliki anak (Rasyid, dkk. 2009: 64). agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik atau
Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003 Bab 1 pendidikan dasar. Semua aspek perkembangan
Pasal 1 Ayat 14 telah ditegaskan bahwa Pendidikan tersebut perlu dioptimalkan sejak dini, begitu pula
Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang pada perkembangan kognitif. Menurut Witherington
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam (Susanto,2011: 53) perkembangan kognitif
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan merupakan perkembangan pikiran yang dapat
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan digunakan untuk mengatasi masalah.
perkembangan jasmani serta rohani agar anak Peraturan Menteri Pendidikan dan
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang
lebih lanjut. Salah satu layanan pendidikan anak usia Standar Isi Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
263 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6 2017

menyebutkan bahwa indikator perkembangan Menurut Kusumah dan Dedi Dwitagama (2011: 21)
kognitif anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengenal model Kemmis dan MC Taggart (1990: 14)
konsep bilangan 1-10 dan lambang bilangan 1-10. memiliki empat komponen yaitu perencanaan,
Berdasarkan hasil observasi, dari 18 anak dalam satu tindakan, pengamatan, dan refleksi.
kelas hanya 3 anak yang mampu mengenal konsep
bilangan (1-10) dengan baik, 5 anak dalam kategori Berikut ini merupakan gambar dari model
cukup dan 10 anak dalam kategori kurang. Untuk Kemmis dan Taggart:
kemampuan mengenal lambang bilangan hanya 3 KeteranganSiklus I
anak yang mampu menunjukkan lambang bilangan 1. Perencanaan I
(1-10) dengan baik, sedangkan 6 anak dalam 2. Tindakan I
kategori cukup dan 9 anak dalam kategori kurang. 3. Observasi I
Faktor penyebab kemampuan berhitung anak 4. Refleksi I
menjadi kurang optimal yaitu media yang digunakan Siklus II
lebih sering menggunakan lembar kerja anak 1. Revisi Perencanaan II
(LKA). Media dalam bentuk objek nyata masih 2. Tindakan II
jarang dipergunakan.Untuk memecahkan 3. Observasi II
permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi 4. Refleksi II
yaitu dengan media papan flanel.
Papan flanel merupakan salah satu media Gambar1. Model PTK Kemmisdan Taggart
yang berjenis visual dua dimensi.Menurut Piaget ( Kusumah, W., dan Dedi Dwitagama,2010:21)
(Hartati, 2005: 68) anak usia TK berada pada tahap
pra operasional sehingga dalam pengenalan suatu Waktu dan Tempat Penelitian
pembelajaran diperlukan benda-benda konkret. Waktu penelitian ini pada Bulan Februari
Pemilihan papan flanel sebagai media belaja rkarena sampai dengan Bulan April tahun 2017. Tempat
melalui media ini guru bisa mengenalkan konsep penelitian di Kelompok A TK PKK 106 Merten yang
bilangan dan lambang bilangan dengan bantuan beralamatkan di Dusun Merten, Desa Gadingharjo,
gambar yang ditempelkan pada papan flanel. Anak Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.
juga bisa belajar berhitung permulaan dengan
memasangkan angka atau gamba rsecara langsung Subjek&Objek Penelitian
pada papan flanel. Subjek dari penelitian ini adalah semua anak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Kelompok A TK PKK 106 Merten yang berjumlah 18
kemampuan berhitung permulaan pada kelompok A anak dengan usia 4-5 tahun yang terdiri dari 7 anak
di TK PKK 106 Merten. Dengan adanya penelitian laki-laki dan 11 anak perempuan. Sedangkan, objek
ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian ini adalah kemampuan berhitung permulaan
yaitu bagi siswa mampu meningkatkan kemampuan (1-10) melalui media papan flanel.
berhitung permulaan melalui media papan flanel
pada Kelompok A di TK PKK106 Merten, Prosedur Penelitian
memberikan kesempatan pada anak untuk belajar Setiap siklus dalam penelitian dilakukan
berhitung menggunakan metode yang dalam empat tahap. Adapun tahapan penelitian yang
menyenangkan, memotivasi anak untuk menyukai akan dilakukan adalah sebagai berikut:
matematika sejak dini. Bagi guru, dapat menjadi 1. Perencanaan
gambaran dalam pembuatan media yang lebih Perencanaan merupakan suatu persiapan
inovatif agar anak tidak bosan dan tertarik dalam segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum melakukan
mengikuti pembelajaran berhitung sehingga dapat sebuah penelitian, dalam penelitian tindakan kelas
meningkatkan kualitas pembelajaran. ini, berarti segala sesuatu yang dibutuhkan selama
kegiatan belajar mengajar. Adapun perencanaan
METODE PENELITIAN yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Jenis Penelitian a) PenelitimenyusunRencanaPelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan Pembelajaran Harian (RPPH). RPPH berfungsi
kelas. Menurut Arikunto (2009: 3) penelitian sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran
tindakan kelas merupakan suatu perencanaan di kelas. Untuk tema dan sub tema yang
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan digunakan dalam RPPH akan menyesuaikan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah dengan TK PKK 106 Merten.
kelas secara bersama. Penelitian ini menggunakan b) Mempersiapkan sarana dan media yang akan
jenis Penelitian Tindakan Kelas yang dikemas dalam digunakan dalam pembelajaran.
bentuk penelitian kelas kolaboratif. Dalam penelitian c) Mempersiapkan lembar penilaian untuk
ini peneliti sebagai pengamat proses penelitian mengetahui tingkat perkembangan kemampuan
sedangkan guru sebagai pengajar saat penelitian berhitung permulaan (1-10).
berlangsung. Desain penelitian tindakan kelas ini d) Mempersiapkan dokumentasi berupa foto ketika
menggunakan PTK model Kemmis dan MC Taggart.
Meningkatkan Kemampuan Berhitung...(Noor Arinda Fauziah Rizqi) 264
anak melaksanakan pembelajaran berhitung dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung,
permulaan melalui media papan flanel. dengan menggunakan instrumen lembar observasi.
2. Tindakan Dalam penelitian ini menggunakan instrumen
Selama proses pembelajaran berlangsung, pengumpulan data berupa daftar cek (check list).
guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Adapun kisi-kisi observasi terhadap kemampuan anak
RPPH yang telah dibuat sebelumnya. Langkah- mengenal pola adalah sebagai berikut:
langkah dalam kegiatan berhitung permulaan (1-10) Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berhitung
melalui media papan flanel adalah sebagai berikut: Permulaan pada Kelompok A
a. Kegiatan Awal Variabel Sub Variabel Indikator
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa sebelum Kemampuan Mengenal Membilang dengan
pembelajaran, kegiatan menyanyi serta Berhitung konsep menunjuk benda
dilanjutkan dengan apersepsi tentang tema Permulaan bilangan
pembelajaran yang akan dilakukan pada hari 1-10
tersebut. Membuat urutan
b. Kegiatan Inti bilangan 1-10
Saat kegiatan inti, guru menyampaikan kegiatan dengan benda
apa saja yang perlu dilakukan anak. Kegiatan
yang dilakukan saat kegiatan inti yaitu : Mengenal Menunjukkan
a) Guru meletakkan papan flanel di depan kelas. lambang lambang bilangan
Guru memasang gambar-gambar maupun angka bilangan 1-10
pada papan flanel. 1-10
b) Guru mendemonstrasikan kegiatan sesuai
indikator yang akan dinilai pada hari tersebut Memasangkan
misal kegiatan membilang, membuat urutan lambang bilangan
bilangan, mengenal lambang bilangan dan dengan benda-
memasangkan lambang bilangan. benda 1-10
c) Kemudian anak diminta maju untuk memainkan
media papan flanel sesuai instruksi guru secara Teknik Analisis Data
bergantian hingga semua anak mendapatkan Menurut Sanjaya (2010: 16) menganalisis
giliran. data adalah suatu proses mengolah dan
d) Anak yang belum mendapat giliran, diminta menginterprestasi data dengan tujuan untuk
untuk mengerjakan tugas lain yang berkaitan mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan
dengan tema pada hari tersebut. tujuan penelitian. Data yang terkumpul tidak akan
c. Kegiatan Akhir bermakna tanpa dianalisis yakni diolah dan
Kegiatan akhir, diisi dengan bernyanyi diinterprestasikan. Dalam penelitian ini, dilihat dari
atau bercerita. Setelah itu dilanjutkan dengan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
tanya jawab serta evaluasi kegiatan yang sudah peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak
dilakukan selama hari tersebut. melalui media papan flanel, maka penelitian
3. Observasi menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif.
Peneliti mengamati keterlibatan dan Menurut Sanjaya (2009: 106) analisis data
kemampuan anak saat proses pembelajaran berhitung kuantitatif yaitu untuk menentukan peningkatan hasil
permulaan. Proses observasi dilakukan selama proses belajar siswa dari pengaruh tindakan yang dilakukan
pembelajaran dengan panduan daftar observasi yang guru. Dari hasil instrumen penelitian yang dilakukan
telah disiapkan. Peneliti membuat catatan saat pada kedua Siklus, selanjutnya dihitung kemudian
pengamatan dan menilai hasil pembelajaran. dipersentase. Perhitungan data kuantitatif dihitung
4. Refleksi berdasarkan persentase yang diperoleh anak dalam
Data yang diperoleh melalui lembar observasi satu kelas selama dilakukan penelitian berdasarkan
dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan lembar observasi yang telah digunakan.
refleksi berupa diskusi antara peneliti dengan guru. Adapun rumus yang digunakan dalam
Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil penelitian ini (Yoni, 2010: 175-176), adalah sebagai
tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara berikut :
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi,
serta masalah yang muncul. Setelah itu mencari jalan
keluar terhadap masalah yang mungkin timbul agar
dapat dibuat rencana perbaikan untuk siklus
selanjutnya.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi acuan kualifikasi kemampuan anak. Adapun acuan
265 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6 2017

kualifikasi kemampuan anak sebagai berikut (Yoni, kemampuan anak masih dalam kriteria cukup atau
2010: 175): mulai berkembang yaitu 26-50%. Dengan demikian
Tabel 2. Kualifikasi Kemampuan Anak perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan
Persentase Kriteria kemampuan berhitung pada anak Kelompok A.
76% - 100% SangatBaik
51% - 75% Baik Pelaksanaan Tindakan Siklus I
26% - 50% Cukup Penelitian tindakan kelas Siklus I dilakukan
0% - 25 % Kurang dalam empat kali pertemuan dengan tema air udara
api. Pada setiap pertemuan ada dua indikator yang
Dari kriteria keberhasilan di atas, peneliti diobservasi.
mengadopsi kriteria keberhasilan tersebut dengan Saat melakukan tindakan pertama-tama guru
menyesuaikan pada kriteria yang ada di TK yaitu mengenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu media
sebagai berikut: yang akan digunakan. Kemudian, guru menjelaskan
1. Kriteria sangat baik setara dengan BSB cara dan aturan main. Setelah menjelaskan sesuai
(Berkembang Sangat Baik) indikator yang akan diobservasi pada hari tersebut,
2. Kriteria baik setara dengan BSH (Berkembang guru bertanya kembali terkait materi yang sudah
Sesuai Harapan) dijelaskan sebelumnya seperti membilang dengan
3. Kriteria cukup setara dengan MB (Mulai menunjuk benda (1-10), membuat urutan bilangan (1-
Berkembang) 10) dengan benda, lambang bilangan (1-10) dan
4. Kriteria kurang setara dengan BB (Belum memasangkan benda dengan lambang bilangan (1-10).
Berkembang) Kemudian anak maju bergantian.
Berdasarkan rumus yang disajikan, maka akan Berikut hasil kemampuan berhitung
dapat diketahui tentang seberapa besar peningkatan permulaan pada Siklus I:
kemampuan berhitung permulaan pada anak melalui Tabel 5. Kemampuan Berhitung Permulaan 1-10
media papan flanel. Siklus I
No Indikator Hasil 1 Hasil 2 Rata-Rata
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Membilang dengan 65,27% 76,38% 70,82%
menunjuk benda
Hasil Penelitian 1-10
Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Tindakan 2 Membuat urutan 58,33% 70,83% 64,58%
Sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, bilangan 1-10

peneliti mengobservasi kemampuan berhitung 3 Menunjuk lambang 61,11% 75% 68,05%


permulaan anak terlebih dahulu untuk mengetahui bilangan 1-10
kondisi awal siswa. Hasil yang diperoleh dari 4 Memasangkan 54,16% 70,83% 62,49%
pengamatan ini akan dibandingkan dengan nilai benda dengan
setelah tindakan. Dengan adanya perbandingan antara lambang bilangan
1-10
nilai sebelum adanya tindakan dengan setelah
tindakan maka akan diketahui peningkatan yang
Dengan menggunakan papan flanel sebagai
terjadi dalam proses pembelajaran berhitung
media, maka dalam kemampuan berhitung permulaan
permulaan 1-10. Dari hasil pengamatan tersebut
mengalami peningkatan. Dari tabel di atas maka dapat
diperoleh data kemampuan anak sebagai berikut:
dilihat peningkatannya melalui grafik berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pra siklus Kemampuan
Berhitung Permulaan (1-10)
No Indikator Persentase

1 Membilang dengan menunjuk 50%


benda 1-10

2 Membuat urutan bilangan 44,44%

1-10 dengan benda

3 Menunjuk lambang bilangan 1- 45,83%


10

4 Memasangkan benda dengan 38,88%


lambang bilangan 1-10

Dari rekapitulasi hasil Pra Siklus di atas dapat Grafik 1. Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I
lihat bahwa kemampuan berhitung permulaan dari
keempat indikator yang dinilai menunjukkan
Meningkatkan Kemampuan Berhitung...(Noor Arinda Fauziah Rizqi) 266
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat dijelaskan sebelumnya seperti membilang dengan
kenaikan pada setiap indikator kemampuan berhitung menunjuk benda (1-10), membuat urutan bilangan (1-
permulaan (1-10). Dari hasil tersebut menunjukkan 10) dengan benda, lambang bilangan (1-10) dan
bahwa masing-masing indikator memang sudah memasangkan lambang bilangan dengan benda (1-10).
mengalami peningkatan.Setiap indikator meningkat Kemudian anak maju secara bergantian sesuai
pada kriteria baik atau setara dengan Berkembang instruksi guru.Guru juga memberi inovasi baru dari
Sesuai Harapan (BSH) yaitu 51%-75%. Namun segi proses pembelajaran, cara menjelaskan,
masing-masing indikator tersebut belum mencapai memperjelas bentuk gambar serta pemberian motivasi
persentase keberhasilan yaitu ≥ 80% yang berada pada dan reward berupa stiker bergambar kepada anak
kriteria sangat baik atau setara dengan Berkembang yang sudah maju.
Sangat Baik (BSB). Berikut merupakan tabel hasil kemampuan
Oleh karena itu perlu adanya Siklus II untuk anak mengenal pola pada Siklus II:
memperbaiki pembelajaran yang dilakukan. Guru dan Tabel 7. Kemampuan Berhitung Permulaan 1-10
peneliti melakukan refleksi diakhir pertemuan Siklus Siklus II
I. Guru dan peneliti melaksanakan analisis terhadap No Indikator Hasil Hasil Rata-
hasil pengamatan yang dilakukan. 1 2 Rata
BerikutmerupakanhambatanpadaSiklus I:
1 Membilang 65,27% 76,38% 70,82%
1) Pada saat salah satu anak maju bermain dengan
menggunakan media papan flanel, ada beberapa menunjuk benda
anak yang ingin maju bermain juga padahal belum 1-10
giliranya maju. Hal ini menjadikan anak kurang 2 Membuat urutan 58,33% 70,83% 64,58%
fokus saat bermain menggunakan papan flanel, bilangan 1-10
karena ada beberapa teman yang mengganggu.
2) Ada beberapa anak ketika mengerjakan masih
3 Menunjuk 61,11% 75% 68,05%
dibantu guru.
lambang
3) Persepsi anak terhadap bentuk gambar yang bilangan 1-10
ditempel pada papan flanel saat siklus I masih
berbeda-beda. 4 Memasangkan 54,16% 70,83% 62,49%
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I masih benda dengan
terdapat banyak kekurangannya, sehingga perlu lambang
dilakukan perbaikan yang diharapkan pada tindakan bilangan 1-10
Siklus II dapat berhasil. Langkah-langkah perbaikan
yang akan dilakukan sebagai berikut:
Berikut merupakan hasil perbandingan
1) Sebelum kegiatan bermain menggunakan media antara Siklus I dan Siklus II:
papan flanel, guru perlu membuat perjanjian pada Tabel 8.Rekapitulasi Kemampuan Berhitung
anak terkait aturan main yang berlaku dan Permulaan 1-10 Melalui Papan Flanel
menambah jumlah media papan flanel lagi agar pada Siklus I dan Siklus II
lebih efektif.
Indikator Siklus Siklus
2) Guru lebih memberikan penguatan berupa I II
motivasi agar anak mau bekerja mandiri. Selain Membilang dengan 70,82% 90,3%
itu, untuk meningkatkan motivasi anak guru juga menunjuk benda (1-10)
memberikan hadiah stiker bagi anak yang telah
selesa imaju ke depan. Membuat urutan 64,58% 83,63%
3) Bentuk gambar lebih diperjelas lagi agar persepsi bilangan
anak terhadap gambar tersebut sama. (1-10) dengan benda

Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus 2 Menunjuk lambang 66,66% 88,19%


Penelitian tindakan kelas Siklus II dilakukan bilangan (1-10)
dalam 4 kali pertemuan.Pada setiap pertemuan
akanada dua indikator yang diobservasi. Adapun Memasangkan benda 62,49% 84,34%
langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu guru dengan lambang
mengenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu media bilangan
yang akan digunakan. Kemudian, guru menjelaskan (1-10)
cara dan aturan main. Setelah menjelaskan sesuai
indikator yang akan diobservasi pada hari tersebut,
guru bertanya kembali terkait materi yang sudah
267 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6 2017

Tabel tersebut menunjukkan adanya Untuk dapat melihat dengan jelas


peningkatan setelah dilakukan perbaikan pada Siklus peningkatan kemampuan berhitun gpermulaan (1-
II. Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat 10) dari Pra Siklus hingga Siklus II dapat disajikan
peningkatannya melalui grafik yaitu: dalam sebuah grafik berikut ini:

100.00%
90.30%
88.19%
90.00% 83.63% 84.39%

80.00%
70.82%
68.05%
70.00% 64.58% 62.49%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00% Siklus I

20.00%
Siklus II
10.00%

0.00%
Grafik 3.Perbandingan dari Pra Siklus, Siklus I dan
Membilang Membuat urutan Menunjuk Memasangkan Siklus II
dengan bilangan 1-10 lambang benda dengan
menunjukbenda dengan benda bilangan 1-10 lambang
1-10 bilangan 1-10
Berdasarkan grafik di atas, pada Siklus II
kemampuan berhitung permulaan (1-10) mengalami
peningkatan dan semua indikator telah berada pada
kriteria sangat tinggi atau berkembang sangat baik
Grafik 2.Perbandingan dari Pra Siklus dan yaitu 75%-100% dan mencapai kriteria keberhasilan
Siklus I yaitu ≥ 80%, sehingga penelitian dirasa cukup dan
diberhentikan sampai Siklus II.
Saat kegiatan berhitung permulaan melalui
media papan flannelpada Siklus II, anak-anak lebih Pembahasan
tertarik dan mau mengikuti kegiatan dengan semangat Penelitian berhitung permulaan (1-10) pada
sehingga terdapat peningkatan dalam berhitung. anak kelompok A usia 4-5 tahun di TK PKK 106
Berikut merupakan rekapitulasi hasil dari Pra Merten Sanden Bantul dapat ditingkatkan melalui
Siklus, Siklus I, dan Siklus II: media papan flanel. Hal ini disebabkan karena melalui
Tabel 9.Rekapitulasi Kemampuan Berhitung media ini anak dapat belajar berhitung dengan
Permulaan 1-10 Melalui Media Papan bantuan gambar (benda) yang ditempel pada papan
Flanel Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II tersebut. Anak dapat melihat, meraba dan menghitung
No Indikator Pra Siklus I Siklus II secara langsung benda atau gambar yang ditempelkan
Siklus pada media tersebut. Media ini sangat efektif untuk
1 Membilang 50% 70,82% 90,3% membantu proses pembelajaran anak TK yang masih
dengan berada pada tahap pra-operasional.
menunjuk benda Menurut Jean Piaget (Suciningsih, 2012: 195)
(1-10) tahap perkembangan kognitif untuk masa kanak-
2 Membuat urutan 44,44 64,58% 83,63% kanak awal (usia 2-7 tahun) berada pada tahap pra-
bilangan (1-10) % operasional. Oleh sebab itu, pembelajaran yang
dengan benda diberikan pada anak perlu didesain dengan benda-
3 Menunjuk 445,83 66,66% 88,19% benda ataupun metode yang kontekstual, konkret,
lambang % langsung serta dapat merangsang kemampuan anak
bilangan untuk membangun kemampuan mereka sendiri. Selain
(1-10) itu, media papan flanel juga dapat didesain secara
4 Memasangkan 38,88 62,49% 84,39% warna-warni sehingga menarik perhatian anak.
lambang % Gambar pada papan flanel dapat dilepas dan dipasang
bilangan dengan kembali sehingga dapat digunakan untuk bermain
benda-benda sambil belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
( 1-10) Sujiono (2011: 87) bahwa pembelajaran anak usia dini
menganut pendekatan bermain sambil belajar atau
belajar sambil bermain.
Selain memberikan keuntungan bagi siswa,
media papan flanel juga memiliki keuntungan bagi
guru. Media ini dapat dibuat sendiri oleh guru
sehingga bentuk gambar yang dibuat dapat
Meningkatkan Kemampuan Berhitung...(Noor Arinda Fauziah Rizqi) 268
disesuaikan dengan tema pembelajaran pada hari dahulu sehingga anak menjadi lebih disiplin dan tidak
tersebut dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan mengganggu teman lain yang sedang maju. Hal ini
siswa. Media ini juga dapat digunakan berkali-kali sependapat dengan Hurlock (Wantah, 2003: 150-151)
sehingga guru dapat menghemat waktu dan tenaga. bahwa pemberian peraturan bertujuan untuk
Hal ini sejalan dengan pendapat Hujair (2013:71) membekali anak dengan pedoman perilaku yang
bahwa keuntungan dari penggunaan papan flanel yaitu disetujui dalam situasi tertentu. Selain itu, guru juga
menarik perhatian pembelajar, gambar mudah membuat variasi baru dalam pembelajaran, guru saat
ditempelkan, efisisensi waktu dan tenaga serta menjelaskan cara bermain disertai dengan contoh dan
memudahkan pengajar menjelaskan materi pelajaran. mengajak anak untuk maju menjawab pertanyaan guru
Melalui media ini, guru juga akan lebih mudah dalam terkait dengan materi yang sudah dijelaskannya
menyampaikan materi karena ada benda nyata yang sehingga anak mudah memahi penjelasan guru dan
dapat diperlihatkan kepada anak. Hal ini sesuai anak pun menjadi terlibat aktif dalam pembelajaran.
dengan pendapat Suyanto (2005: 8) bahwa guru TK Hal ini sependapat dengan Wiyani (2013: 37-38)
hendaknya menggunakan berbagai benda nyata dalam bahwa guru perlu memiliki keterampilan mengadakan
proses pembelajaran pada anak. Berbagai benda nyata variasi baik dari dalam gaya mengajar, pengggunaan
tersebut dapat berupa benda-benda dari alam, alat media dan bahan ajar, pola interaksi dan kegiatan.
permainan dan lain sebagainya. Selain itu guru juga memberikan hadiah berupa pujian
Penggunaan media papan flanel juga telah dan reward stiker bergambar. Anak yang maju tanpa
dibuktikan pada penelitian Fitri Nurhayati yang bantuan guru akan mendapat hadiah stiker. Hal ini
berjudul Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka sependapat dengan Santoso (2005: 164) bahwa fungsi
Melalui Media Papan Flanel pada Anak Kelompok A hadiah adalah memiliki nilai pendidikan, memotivasi
di TK ABA Babakan. Hasil penelitian menunjukkan anak untuk mengulangi tingkah laku yang diterima
bahwa setelah menggunakan media papan flanel dan memperkuat tingkah laku yang diterima
kemampuan menunjuk lambang bilangan 1-10 pada lingkungan.
Siklus I menjadi 66,50% dan 84,08% pada Siklus II. Secara keseluruhan penelitian ini dikatakan
Pada kemampuan menghubungkan lambang bilangan berhasil karena setiap indikator pada tiap siklus
1-10 pada Sikus I diperoleh hasil 68,08% dan 83,05% mengalami peningkatan dan pada Siklus II sudah
pada Siklus II. Hal ini membuktikan bahwa mencapai indikator keberhasilan. Kemampuan anak
penggunaan media papan flanel sebagai media dalam berhitung telah mencapai standar tingkat
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan anak. pencapaian anak usia 4-5 tahun yaitu anak mampu
Beberapa kelebihan yang terdapat pada media mengenal konsep bilangan (1-10) dan mengenal
papan flanel tersebut membuktikan bahwa berhitung lambang bilangan (1-10). Masing-masing indikator
permulaan pada anak kelompok A dapat ditingkatkan telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian yaitu ≥
melalui media papan flanel. Selain didukung dari 80%. atau berada pada kriteria Berkembang Sangat
beberapa kelebihan yang terdapat pada media papan Baik (BSH). Hal ini mebuktikan bahwa kemampuan
flanel tersebut, penelitian ini dapat berhasil karena berhitung permulan (1-10) anak kelompok A di TK
disetiap siklus peneliti juga melakukan upaya PKK 106 Merten dapat meningkat melalui media
perbaikan dari segi media, strategi pembelejaran papan flanel.
maupun metode yang digunakan guru saat mengajar .
Perbaikan tersebut didasarkan pada hasil refleksi yang SIMPULAN DAN SARAN
dilakukan oleh peneliti dan guru. Simpulan
Hasil dari refleksi tersebut antara lain yaitu agar Berdasarkan hasil penelitian dalam kemampuan
lebih efesien maka media yang digunakan pada berhitung permulaan (1-10) di kelompok A TK PKK
pembelajaran Siklus II ditambah satu lagi. Hal ini 106 Merten Sanden Bantul dapat ditingkatkan melalui
sejalan dengan pendapat Oppenheim (Sugianto, 2005: media papan flanel. Dapat dilihat hasil dari penelitian
100) bahwa jumlah alat permainan seperti media ini yaitu:
pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan rentang 1. Persentase pencapaian anak dalam satu kelas untuk
perhatian anak. Media yang digunakan pada Siklus II indikator membilang dengan menunjuk benda 1-10
juga divariasi kembali, bentuk gambar yang ditempel saat pra siklus yaitu 50% (mulai berkembang)
pada media papan flanel lebih diperjelas kembali agar meningkat menjadi 70,82% (berkembang sesuai
persepsi anak terhadap bentuk gambar tersebut sama. harapan) pada Siklus I dan meningkat menjadi
Hal ini sependapat dengan Kamtini dan Husni (2005: 90,3% (berkembang sangat baik) pada Siklus II.
16-17) bahwa untuk mendapatkan hasil pendidikan 2. Persentase pencapaian anak dalam satu kelas untuk
yang baik, media memegang peranan yang sangat indikator membuat urutan bilangan (1-10) saat pra
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Alat peraga siklus yaitu 44,44% (mulai berkembang)
atau media harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, meningkat menjadi 64,58% (berkembang sesuai
ketelitian, dan kejelasan, agar terhindar dari kesalahan harapan) pada Siklus I dan pada Siklus II
konsep tentang sesuatu yang akan digambarkan. meningkat menjadi 83,63% (berkembang sangat
Selain itu, sebelum anak maju, guru dan anak baik).
membuat perjanjian terkait aturan main terlebih
269 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun ke-6 2017

3. Persentase pencapaian anak dalam satu kelas untuk Hujair, A. (2013). Media pembelajaran interaktif-
indikator menunjukkan lambang bilangan 1-10 saat Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
pra siklus yaitu 45,83% (mulai berkembang)
meningkat menjadi 68,05% (berkembang sesuai Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan
harapan) pada Siklus I dan meningkat menjadi pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
88,19% (berkembang sangat baik) pada Siklus II.
4. Persentase pencapaian anak dalam satu kelas untuk Kamtini dan Husni W.T. (2005). Bermain melalui
indikator memasangkan benda dengan lambang gerak dan lagu di taman kanak-
bilangan 1-10 saat pra siklus yaitu 38,88% (mulai kanak.LOKASI????
berkembang) meningkatkan menjadi 62,49%
(berkembang sesuai harapan) pada Siklus I dan Kusumah, W., dan Dedi Dwitagama. (2010).
meningkat menjadi 84,34% (berkembang sangat Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta:
baik) pada Siklus II. PT Indeks.
Proses pembelajaran yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan berhitung (1-10) melalui Nurhayati, F. (2012). Peningkatan kemampuan
media papan flanel yaitu guru mengenalkan dan mengenal angka melalui media papan flanel
menjelaskan terlebih dahulu media yang akan pada anak kelompok A di TK ABA
digunakan. Kemudian, guru menjelaskan cara dan Babakan.Skripsi: UNY Yogyakarta.
aturan main. Setelah menjelaskan sesuai indikator
yang akan diobservasi pada hari tersebut, guru Rasyid, H, dkk. (2009). Asesemen perkembangan
bertanya kembali terkait materi yang sudah dijelaskan anak usia dini. Yogyakarta: Multi Presindo.
sebelumnya seperti membilang dengan menunjuk
benda (1-10), membuat urutan bilangan (1-10) dengan Sanjaya, W. (2011). Penelitian tindakan kelas.Jakarta:
benda, lambang bilangan (1-10) dan memasangkan Kencana.
lambang bilangan dengan benda (1-10). Adanya
inovasi baru dari segi proses pembelajaran, cara Suciningsih, C.H. (2012). Perkembangan anak sejak
menjelaskan, memperjelas bentuk gambar serta pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir.
pemberian motivasi dan reward berupa stiker Jakarta: Prenada Media Group.
bergambar kepada anak, maka semua indikator
kemampuan berhitung permulaan (1-10) meningkat. Sujiono, Y.N. (2011). Konsep dasar pendidikan anak
usia dini. Jakarta: PT. Indeks.
Saran
1. Bagi Siswa Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia dini
Stimulasi yang diberikan guru saat di sekolah pengantar dalam berbagai aspek. Jakarta:
hendaknya dipelajari kembali ketika di rumah dengan Kencana Prenada Media Grup.
didampingi oleh orangtua.
2. Bagi guru Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar pendidikan anak
Guru hendaknya menjadikan media papan usia dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
flanel sebagai alternatif kegiatan pembelajaran
Wantah, M.J. (2005). Pengembangan disiplin dan
berhitung permulaan (1-10) karena terbukti dapat
moral pada anak usia dini. Jakarta: Direktorat
meningkatkan kemampuan berhitung anak.
Jenderal Pendidikan Tinggi.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya menyediakan lebih banyak
Wiyani, N.A. (2013). Manajemen kelas teori dan
media pembelajaran yang menarik pada setiap
aplikasi untuk menciptakan kelas yang
kegiatan pembelajaran dan mendukung upaya guru
kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
dalam penggunaan media-media pembelajaran yang
inovatif.
Yoni, A. (2010).Menyusunpenelitiantindakankelas.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Yogyakarta: Familia.
Bagi peneliti selanjutnya hendaknya kegiatan
dibuat secara berkelompok sehingga waktu
BIODATA PENULIS
pembelajaran bisa lebih efektif.
Noor ArindaFauziah Rizqi, dilahirkan di Bantul
12 Agustus 1994. Beralamat di SogatranGemahan RT
DAFTAR PUSTAKA 07 Ringinharjo Bantul . Tamat Kanak-kanak Masyitoh
Arikunto, S., dkk. (2012). Penelitian tindakan kelas. Kalongan tahun 2001. Sekolah Dasar diselasaikan di
SD 1 Iroyudan pada Tahun 2007. Sekolah Menengah
Jakarta: Bumui Aksara.
Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun 2010 di SMP
Hartati, S. (2005). Perkembangan belajar pada anak 1 Pandak. Lulus SMA Negeri 2 Bantul. Karya tulis
usia dini. Jakarta: Direktorat Jenderal yang dipublikasikan berjudul “Meningkatkan
Pendidikan Tinggi. Kemampuan Berhitung Permulaan (1-10) Melalui
Meningkatkan Kemampuan Berhitung...(Noor Arinda Fauziah Rizqi) 270
Media PapanFlanel pada Kelompok A di TK PKK
106 Merten Sanden Bantul.”

Anda mungkin juga menyukai