Anda di halaman 1dari 2

Hasil Penelitian

Pembelajaran berbasis otak merupakan sebuah cara berpikir tentang proses Pembelajaran.
Pendekatan ini adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara
alamiah untuk belajar. Ketika belahan otak kanan dan otak kiri digunakan, maka kekuatan dan
fungsi-fungsi otak manusia maksimal. Bahkan bekerjanya pun maksimal.

Hasil dari penelitian mencakup bagaimana hasil dari pembelajaran siswa menggunakan model
pembelajaran neuroscience dengan menggunakan pendekatan berbasis otak. Pada jurnal 1,
diperoleh peningkatan terhadap hasil belajar siswa saat guru menerapkan pembelajaran
neuroscience ini. Ditandai dengan meningkatnya hasil nilai siswa yang diamati guru berdasarkan
pretest. Guru juga mengamati adanya keaktifan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri dan terlibat aktif dalam diskusi pembelajaran. Lalu pada jurnal 2, hasil penelitian mencakup
dua aspek yaitu:

1. Spiritual
Dimana penggunaan teknologi dalam penerapan brain based learning mampu menyajikan
stimulus yang berupa permasalahan nyata dalam lingkungan sekitar siswa dan merupakan
tujuan utama pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah dalam meningkatkan keyakinan
terhadap kebesaran Allah SWT berkaitan erat dengan kajian neurosains dalam
meningkatkan rasa syukur atas segala karunia Allah SWT. Sehingga hasil dari penelitian ini
menunjukkan betapa penting nya bersyukur atas Anugrah yang Tuhan berikan berkaitan
dengan Kajian Neurosains bekerja didalam otak manusia.
2. Kognitif
Berdasarkan hasil penelitian, yakni:
1) Keterampilan mengingat terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil rata-rata hasil
belajar, dalam pretest atau mahasiswa belum melaui proses belajar dengan
pendekatan neurosain melalui keterampilan mengingat yaitu 54 sedangkan hasil
belajar data diperoleh dari posttes dengan pendekatan neurosains yaitu 87. Hal ini
berarti bahwa ada kenaikan rata-rata kelas dengan menggunakan pendekatan
neurosain melalui keterampilan mengingat. Pada saat pembelajaran mahasiswa
secara-bersama mengulang dan menyampaikan asosasi materi membuat suasana
belajar lebih aktif dan kerja otak dapat berjalan secara maksimal sehingga ketika
mendapatkan evaluasi, siswa dapat mengerjakan dengan baik.
2) Motivasi belajar terhadap hasil belajar. Tidak ada hubungan yang signifikan antara
motivasi belajar terhadap hasil belajar setelah diberi pendekatan neurosains melalui
keterampilan mengingat. Hal ini berarti antara siswa yang memiliki motivasi tinggi
dan rendah pada saat menerima pembelajaran dengan pendekatan neurosain
melalui keterampilan mengingat sama-sama memiliki hasil belajar yang baik. Siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah pada saat pembelajaran ikut aktif berinteraksi
dalam belajar. Ditunjukkan pada saat proses pengulangan dan asosiasi
secarabersama berdampak terhadap kemampuan mengingatnya. Akhirnya siswa
dapat menyelesaikan soal evaluasi dengan baik setelah proses pembelajaran selesai.

Sehingga dari hasil penelitian terhadap dua jurnal yang mencakup tentang proses
Pembelajaran neuroscience dalam metode Brain Based learning, dapat diperoleh informasi bahwa
kegiatan pembelajaran yang kaya akan pengalaman Dan berdasarkan cara kerja dan struktur otak
dapat Meningkatkan kecerdasan siswa sehingga menjadikan pembelajaran neuroscience menjadi
pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada era Teknologi 4.0. Pada zaman ini, pembelajaran
harus memberi penekanan terhadap bagaimana proses pembelajaran senantiasa melibatkan
teknologi.

Selain itu, jika dikaitkan dengan pembelajaran IPA maupun Biologi, Tujuan utama
pembelajaran adalah untuk meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Allah SWT berkaitan erat
dengan kajian neurosains. Kajian neurosains memberikan pengetahuan tambahan tentang fungsi
vital otak sebagai pendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran, yang meningkatkan rasa syukur
atas segala karunia Allah SWT. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan bukan hanya sekedar transfer
ilmu dari guru ke siswa, melainkan melibatkan berbagai stimulus untuk menghasilkan reaksi positif
dari siswa. Belajar juga diawali dari konsepsi visual yang melibatkan peran dari kelima indera kita
dan informasi yang diterima berbentuk kesan sensorik.

Penerapan Pembelajaran neuroscience sebagai salah satu bentuk perwujudan


perkembangan pembelajaran biologi abad 21, diharapkan mampu memberikan stimulus aktif bagi
para siswa, sehingga informasi yang didapatkan tidak hanya berupa pengetahuan jangka pendek,
melainkan pengetahuan jangka panjang yang melibatkan struktur kognitif siswa yang terintegrasi.
Setiap siswa telah dianugerahkan kecerdaasan yang luar biasa. Hal ini tentunya tidak dapat
dipisahkan dari peran otak sebagai penyusun informasi. Otak secara nyata dapat menumbuhkan sel-
sel baru yang secara terus-menerus melahirkan informasi. Otak mampu menyusun ulang informasi
dengan informasi yang telah ada sebelumnya sehingga akhirnya tercipta ide atau gagasan yang telah
diperbarui. Proses pembelajaran yang dikembangkan seharusnya mampu memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk mengoptimalkan kecerdasan otaknya.

Anda mungkin juga menyukai