Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK

KELAS I SDN CENGKARENG TIMUR 11 PETANG

MINI RISET

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah: Integrasi Teori dan Praktek Pembelajaran MPDR5102
Dosen Pengampu: Dr. Iva Sarifah, M.Pd

Oleh
Erma Komalasari, S.Pd
NIM : 501202356

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK
KELAS I SDN CENGKARENG TIMUR 11 PETANG

Oleh
Erma Komalasari 501202356

Abstrak

Kognitif adalah suatu proses berpikir dan berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang
sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan yaitu
kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Permasalahan yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana
implementasi teori belajar kognitif peserta didik kelas I SDN Cengkareng Timur 11 Petang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teori belajar kognitif peserta didik
kelas I SDN Cengkareng Timur 11 Petang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian
adalah peserta didik kelas I sebanyak 30 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Metode observasi sebagai metode
pokok, metode wawancara untuk mengetahui teori belajar kognitif peserta didik dan metode
dokumentasi sebagai penunjang dalam penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan
reduksi data, display data dan verifikasi/penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya implementasi teori belajar kognitif peserta
didik kelas I SDN Cengkareng Timur 11 Petang. Dari data tersebut maka direkomendasikan
kepada guru untuk menggunakan teori belajar kognitif untuk meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci: Implementasi, Teori Belajar Kognitif, Kelas I

A. PENDAHULUAN
1. Rasional Permasalahan/topik yang diangkat
Dalam teori belajar kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan
yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif peserta didik,
perlu memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan
kognitif pada anak didiknya. Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif
anak karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai di lingkungan
keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami
tentang teori belajar kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah teori belajar kognitif anak.
Aspek kognitif anak SD merupakan salah satu aspek psikologis yang
sangat perlu dipahami dan dihayati oleh seorang pendidik. Pemahaman dan
penghayatan ini dipandang penting sebab hakikatnya pembelajaran yang
diselenggarakan pendidik harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

1
kognitif anak. Bahkan dalam pandangan Piaget (1969) pembelajaran yang tidak
sesuai dengan perkembangan kognitif anak memiliki konsekuensi negatif bagi
perkembangan aspek psikologis lainnya. Misalnya, pembelajaran yang materinya
jauh diatas jangkauan kemampuan kognitif anak dapat menimbulkan lemahnya
motivasi belajar dan sangat mungkin merusak struktur kognitif mereka.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya teori belajar kognitif bagi peserta
didik, diperlukan penjelasan perkembangan kognitif lebih detail agar para Guru
dan Orang tua memperoleh pengetahuan tentang teori belajar kognitif peserta
didik, terutama kelas I SD. agar para Guru dan Orang tua bisa melakukan hal-hal
yang dapat menunjang teori belajar kognitif pada anak.

2. Manfaat Penelitian
a. Mengetahui pengertian teori belajar kognitif peserta didik kelas I SD .
b. Mengetahui proses teori belajar kognitif peserta didik kelas I SD.
c. Mengetahui karakteristik teori belajar kognitif peserta didik dan tahap-
tahapnya.
d. Mengetahui masalah seputar karakteristik teori belajar kognitif peserta didik
kelas I SD dan solusinya.
e. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teori belajar kognitif.
3. Subjek Penelitian
a. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas I SDN Cengkareng Timur 11 Petang yang keseluruhan
kelas I berjumlah 30 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel penuh
yang artinya sebanyak populasi yang diteliti yaitu 30 orang dari populasi
penelitian yaitu teori belajar kognitif peserta didik kelas I. Menurut Suharmi
Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian suatu pendekatan praktek yaitu
apabila populasi lebih dari 100 orang, maka diambil sampel saja. Jika
populasi kurang dari 100 orang maka seluruhnya.

2
4. Penelitian (mini riset) yang akan dilakukan;
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 11 Petang yang
beralamat di Jl. Fajar Baru Selatan rt 12/5 Kelurahan Cengkareng Timur,
Kecamatan Cengkareng Kabupaten/Kota Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Oktober 2023 sampai bulan November, Tahun pelajaran 2023/2024.
Alasan penulis memilih lokasi ini, dikarenakan tempat bertugas penulis dan
diduga teori belajar kognitif peserta didik kelas I yang rendah.

5. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam
pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian,
masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana implementasi teori belajar kognitif peserta didik kelas I di SDN
Cengkareng Timur 11 Petang?
b. Apakah terdapat implementasi teori belajar kognitif peserta didik kelas I di
SDN Cengkareng Timur 11 Petang?

6. Tujuan dilakukannya mini riset/tujuan penelitian.


a. Tujuan Umum
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi teori
belajar kognitif peserta didik kelas I di SDN Cengkareng Timur 11 Petang.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar :
1) Implemntasi teori belajar kognitif peserta didik kelas I di SDN
Cengkareng Timur 11 Petang.
2) Tingkat perkembangan kognitif peserta didik kelas I di SDN Cengkareng
Timur 11 Petang.
3) Penerapan teori belajar kognitif peserta didik kelas I di SDN Cengkareng
Timur 11 Petang.
4) Pengaruh teori belajar kognitif peserta didik kelas I di SDN Cengkareng
Timur 11 Petang.

3
B. KAJIAN TEORI
1. Definisi teori belajar Kognitif
Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yang mempunyai
persamaan dengan “knowing” yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas
kognition/kognisi ialah perolahan penataan, penggunaan pengetahuan
(Muhibbin, 2005: 65). Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Baharudin menerangkan teori ini lebih
menaruh perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal. Teori belajar kognitif
adalah teori yang menggambarkan struktur internal mental yang mengatur
interaksi individu dengan lingkungan emosional, tindakan yang diinternalisasi,
dan strategi yang digunakan untuk memfasilitasi pengertian.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah
suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri
manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas
(Given, 2014: 188).
2. Pemuka dan Tokoh Teori Pembelajaran Kognitivisme
Tokoh dari teori tersebut antara lain Jean Peaget, Bruner, dan Ausebel,
Robert M. Gagne. Pembahasanya sebagai berikut:
a. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah : Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak. Anakanak akan belajar lebih baik apabila dapat
menghadapi lingkungan dengan baik (Ibda, 2015). Guru harus membantu
anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temanya (Pahliwandari, 2016: 159).
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetic, artinya proses yang didasarkan atas mekenisme biologis dari

4
perkembangan system syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin
komplek susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya
(Muhaimin, dkk. 2012: 199
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
USIA TAHAP KARAKTERISTIK
0 s/d 1,5-2 thn Sensorimotorik Prasimbolik dan preverbal; kecerdasan mencakup
perkembangan pola tindak, mampu membedakan dirinya
dengan lingkungan, mampu membedakan cirri fisiknya;
dan mulai tumbuhnya konsep tetap mengenai suatu
objek.
2-3 s/d 7-8 thn Praoperasional Pikiran logis parsial mulai tumbuh; konsep keteapan suatu
objek mengarahkan pada identitas kualitas, proses pikiran
bertolak dari isyarat perceptual dan anak belum sadar
akan pernyataan yang saling
bertentangan;perkembangan bahasa dimulai dan
bertambah dengan cepat; bicara spontan didominasi oleh
monolog.
7-8 s/d 12-14 Operasi Perilaku impulsif mulai diganti dengan refleksi dasar dan
thn Konkret anak mulai dapat membedakan perbedaan pandangan
orang lain; mulai bermain bersama termasuk kesepakatan
aturan dan kerja sama cara berpikir logis terkait dengan
objek.
Lebih dari 14 Operasi Formal Pikiran tentang rencana hidup dan peran orang dewasa
tahun mulai tumbuh; kemampuan berpikir logis dalam berbagai
situasi mulai tumbuh;individu mampu bernalar dari situasi
hipotesis sampai konkret.

b. Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah menunggu sampai anak
mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata
dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan kata lain, perkembangan
kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan
dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya
(Pahliwandari, 2016: 160). Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia
pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat
5
diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi, tetapi disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif mereka, artinya menuntut adanya
pengulangan-pengulangan.
c. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel. Proses belajar terjadi
jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan
pengetahuan baru (belajar menjadi bermakna/ meaning full learning). Proses
belajar terjadi melalui tahap-tahap (Budiningsih, 2015: 43): 1). Memperhatikan
stimulus yang diberikan; 2). Memahami makna stimulus menyimpan dan
menggunakan informasi yang sudah dipahami; 3). Meaning full learning adalah
suatu proses dikaitkannya.
d. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Robert M. Gagne Menurut gagne
belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak
manusia : 1). Reseptor; 2). Sensory register; 3). Short-term memory; 4). Long-term
memory; 5). Response generator.
3. Kelebihan Teori Belajar Kognitif
a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan
belajar secara lebih mudah.
b. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih
menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan
pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
c. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-
dasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya
deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan
menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.
d. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan
ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi
yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan
pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang
telah diberikan.
e. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu
hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu
dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-

6
hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi
lebih baik lagi.
f. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan
pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.
4. Kelemahan Teori Belajar Kognitif
a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkan
khususnya di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami
dan pemahamannya masih belum tuntas.
b. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan
peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga
kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik
itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
c. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik
dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara
peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing
peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
d. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka
dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan.
e. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa
adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatan atau materi.
f. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan
kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah
diterimanya
C. PEMBAHASAN
1. Lokasi dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 11 Petang yang
beralamat di Jl. Fajar Baru Selatan rt 12/5 Kelurahan Cengkareng Timur,
Kecamatan Cengkareng Kabupaten/Kota Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Oktober 2023 sampai bulan November, Tahun pelajaran
2023/2024. Alasan penulis memilih lokasi ini, dikarenakan tempat bertugas
penulis yang sekarang mengajar di kelas I.
2. Tahapan pelaksanaan penelitian
a. Langkah penelitian

7
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah :
1) Pertama langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data dengan
melakukan penyebaran angket.
2) Data yang di peroleh dari pemberian angket akan dianalisis
menggunakan analisa teknik analisis deksriptif kualitatif, yaitu mengolah
dan menggambarkan data dari informasi yang diperoleh di lapangan
sesuai dengan kenyataan yang didapatkan di lokasi penelitian.
3) Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut dan
kemudian dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
a) Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik.
b) Penyajian Data
Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun semua informasi
yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga
memberikan kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan
penyajian data dalam bentuk pemaparan. Dengan kata lain
penyajian data adalah penyederhanaan informasi yang kompleks
kedalam satu kesatuan bentuk sehingga mudah dipahami.
c) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk mengevaluasi berbagai
data yang diperoleh, baik yang diperolah melalui wawancara, angket
maupun observasi. Sehingga akan didapatkan data yang benar-
benar valid dan berkualitas serta hasil dari data tersebut dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui 2 cara pengambilan data :

8
1) Observasi, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan
observasi langsung, dimana peneliti sebagai pengamat melihat dan
mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.
2) Wawancara, peneliti melakukan wawancara terbuka, karena subjek
diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan-
ungkapan pandangannya secara bebas dan sesuai hatinya. Interview ini
dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari para guru, orang tua serta
pimpinannya langsung.
3) Angket (Kuesioner), peneliti melakukan penelitian dengan
menggunakan angket atau kuesioner dilakukan dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, yaitu
peserta didik kelas I, Guru dan Orang tua terkait dengan topik yang
diteliti adalah Teori Belajar Kognitif Peseta Didik Kelas I.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan peranan Kepala
sekolah, Guru, dan Orang tua dalam Teori Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas
I yaitu :
a. Kepala sekolah
Angket yang diisi oleh kepala sekolah terdiri atas 6 buah pernyataan
yang jawabannya terdiri atas iya dan tidak. Aspek yang diteliti adalah :
1) Program sekolah cerdas cermat dalam peningkatan kognitif siswa
2) Melakukan siswa ikut lomba antar sekolah
3) Membuat program karya wisata
4) Adanya program literasi sebelum masuk dalam kelas
b. Guru bidang studi/Guru kelas
Angket yang diisi oleh guru bidang studi atau kelas terdiri atas 12
buah pernyataan yang jawabannya terdiri atas iya dan tidak. Aspek yang
diteliti adalah :
1) Media pembelajaran yang digunakan bervariasi
2) Menggunakan multi media pembelajaran yang mengacu pada fakta
3) Memberi PR di setiap akhir pembelajaran untuk melatih pemahaman
siswa
4) Melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai

9
c. Orangtua
Angket yang diisi oleh orangtua terdiri atas 9 buah pernyataan yang
jawabannya terdiri atas iya dan tidak. Aspek yang diteliti adalah :
1) Peran orangtua dalam mengikutsertakan anak dalam mengikuti les
tambahan
2) Memfasilitasi pengembangan potensi anak
3) Bekerjasama dengan guru kelas memantau perkembangan kognitif anak
4) Membantu anak dalam menyelesaikan PR yang ditugaskan guru
Hasil penelitian dari perhitungan angket, digolongkan menjadi 3 kategori yaitu :
a. Kepala sekolah dalam upaya perkembangan kognitif peserta didik kelas I
sekolah dasar, sangat mendukung dan berupaya maksimal membuat program
cerdas cermat yang mengasah kognitif siswa.
b. Kepala sekolah mendukung perkembangan kognitif siswa dengan mengadakan
program karyawisata.
c. Kepala sekolah memberi dukungan kepada murid melalui penghargaan dan
dukungan lomba.
d. Kepala sekolah berperan aktif dalam mendanai kegiatan anak dalam mengikuti
pelatihan.
e. Guru bidang studi atau kelas dalam upaya perkembangan kognitif peserta didik
kelas I sekolah dasar, sangat berupaya dalam perkembangannya melalui multi
media pembelajaran yang bervariasi.
f. Guru memberi PR disetiap akhir pembelajaran untuk melatih pemahaman siswa
g. Guru menganjurkan agar siswa menambah wawasan dengan cara mengikuti les
tambahan.
h. Orang tua mengikutsertakan anak mengikuti les tambahan diluar sekolah.
i. Orang tua bekerjasama dengan guru kelas I memantau perkembangan kognitif
anak.
j. Orang tua membantu anak dalam menyelesaikan PR yang ditugaskan guru.
Tabel 1
INSTRUMEN MINI RISET PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA S
Nama Paraf
Kepsek : Watini, S.Pd

Guru : Erma Komalasari, S.Pd

Orang Tua : Bunda Chelsea dan Bunda Naura


10
Petunjuk pengisian:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi bapak/ ibu, mohon
kesediaan memberi respon melalui instrument ini.
Berikut ini adalah pernyataan yang menanyakan apakah bapak/ibu membantu
perkembangan Kognitif peserta didik kelas I, dengan cara memberi tanda ceklis (√)
pada kolom yang tersedia, (“Ya” atau “Tidak”).
Tabel 2 Perkembangan Kognitif
Upaya Kepala Sekolah Membantu Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah
Dasar

No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Menyetujui program cerdas cermat sebagai salah satu 
strategi pembelajaran yang direalisasikan para guru
2. Menyetujui siswa ikut lomba antar sekolah. 

3. Membuat program karyawisata 

4. Mendanai kegiatan jika anak mengikuti pelatihan 

5. Membuat program literasi sebelum masuk ke dalam kelas 

6. Membantu guru untuk mempeoleh sumber pengalaman 


belajar.

Upaya Guru Bidang Suti/Guru Kelas Membantu Perkembangan Kognitif Anak


Usia Sekolah Dasar

No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Memberikan contoh kasus untuk dianalisis 

11
2. Guru menerapkan strategi belajar yang bervariasi. 

3. Guru menggunakan multi media pembelajaran yang 


mengacu pada fakta.
4. Guru mendesain tugas latihan sesuai dengan usia 
perkembangan anak
5. Guru menstimulus siswa yang mengekplorasi pengetahuan 
baru yang diperoleh secara mandiri.
6. Guru menyediakan media pembelajaran yang memudahkan 
siswa dalam belajar.
7. Guru memberi PR disetiap akhir pembelajaran untuk melatih 
pemahaman siswa.
8. Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai. 

9. Guru menciptakan suasana yang menyenangkan selama 


pembelajaran berlangsung
10. Guru memberdayakan siswa untuk memanfaatkan berbagai 
sumber belajar.
11. Guru menganjurkan agar siswa menambah wawasan 
dengan cara mengikuti les tambahan.
12. Guru menyarankan agar siswa memanfaatkan waktu 
senggang untuk belajar

Upaya Orangtua Membantu Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar


No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1. Mengikutsertakan anak mengikuti les tambahan di luar 
sekolah.
2. Memfasilitasi pengembangan potensi anak 

3. Memberi asupan gizi yang baik. 

12
4. Mengatur jam istirahat anak dengan baik 

5. Mendukung gaya belajar anak 

6. Bekerajasama dengan guru kelas memantau 


perkembangan kognitif anak.
7. Menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga 

8. Memenuhi kebutuhan sesuai keperluan anak 

9. Membantu anak dalam menyelesaikan PR yang ditugaskan 


guru

Dari Lembar Observasi tersebut, yaitu mengenai kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran, dapat dilihat bahwasanya siswa sudah mendapatkan upaya-upaya yang
positif dalam perkembangan penyesuaian diri dalam perkembanga usianya. Upaya-
upaya tersebut tidak hanya mereka dapat di lingkungan sekolah saja tetapi mereka juga
mendapatnya di lingkungan rumah. Yang menyebabkan siswa tau akan perkembangan
penyesuaian diri selama berinteraksi di lingkungannya baik lingkungan sebaya maupun
lingkungan umum.
b) Kekuatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan salah satu metode kuesioner. Kuesioner atau sering
juga dikenal dengan istilah angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data
paling populer yang digunakan dalam penelitian pendidikan maupun sosial. Di dalam
kuesioner terdapat beberapa pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan erat
dengan permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan.
Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner merupakan instrumen yang paling sering
digunakan, karena kuesioner mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
alat pengumpul data yang lain. Kelebihannya, yaitu:
 Dapat mengungkapkan pendapat atau tanggapan seseorang baik secara
individual maupun kelompok terhadap permasalahan
 Dapat disebarkan untuk responden yang berjumlah besar dengan waktu yang
relatif singkat

13
 Tetap terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap satu
permasalahan yang diteliti
 Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab sesuai dengan
pendapat pribadi
 Karena diformat dalam bentuk surat, maka biaya lebih murah
 Penggunaan waktu yang relatif fleksibel sesuai dengan waktu yang telah
diberikan peneliti
 Dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu yang cepat
c) Kelemahan Penelitian
Kuesioner juga mempunyai beberapa kelemahan yang jika tidak diperhatikan oleh
peneliti yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mencari informasi yang diperlukan.
Kelemahannya, yaitu:
 Peneliti tidak dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi
melalui isian kuesioner
 Responden tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan
 Responden memberikan jawaban secara asal-asalan
Kembalinya kuesioner tergantung pada kesadaran responden dalam menjawab
dan mengantar lewat kantor pos.
D. SIMPULAN
Teori belajar kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang
cukup penting bagi pengajar maupun orang tua. Teori belajar kognitif pada anak
merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang termasuk dalam proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan
lingkungannya.
Meskipun banyak hal dan kendala dalam teori belajar kognitif anak,
setidaknya kita sebagai pengajar maupun sebagai orang tua harus memahami
tentang teori belajar kognitif dan tahap-tahap karakteristik teori belajar kognitif agar
kita mampu mengetahui perkembangan kemampuan kognitif masing-masing
peserta didik.

Referensi
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/perkembangan-kognitif-peserta-didik.html
http://dlanfadlan.blogspot.com/2013/07/perkembangan-kognitif-anak-sd.html
14
Budiningsih, Asri. 2015. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Burhanuddin, Afid . 2018. Kekurangan Dan Kelebihan Teori Kognitif dan
Konstruktivistik.
Given. K. Barbara. 2014. Brain-Based Teaching. Merancang kegiatan belajar mengajar
yang melibatkan Otak, Emosional, Sosial, Kognitif, Kinestetik, dan Reflektif.
Kaifa. Bandung
Ibda,Fatimah. 2015. Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. INTELEKTUALITA -
Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni
Jauhar. Mohammad. 2011. Implemetasi Paikem. Jakarta:Prestasi Pustaka.
John, Philips L.. 1969. The origins of intellect Piaget’s theory. United States of America:
Library of Congress.
Sugiyono (2013), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta,
Suharsimi Arikunto (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
PT. Rineka Cipta, , cet ke-12, hlm
Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Puspo. 2015. Pandangan Kognitifisme Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini. Vol. 3 | No. 2 | Juli-Desember.

BIODATA PENULIS

I. DATA PERORANGAN
NAMA : ERMA KOMALASARI, S.Pd.
TEMPAT / TANGGAL LAHIR : JAKARTA, 29 AGUSTUS 1985
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
STATUS PERKAWINAN : MENIKAH
AGAMA : ISLAM
KEWARGANEGARAAN : INDONESIA
PENDIDIKAN TERAKHIR : S1 PGSD
TAMATAN TAHUN : 2022
ALAMAT RUMAH : KP. PANGKALAN RT 009/010 NO. 154
SEMANAN KALIDERES JAKARTA BARAT
PROVINSI : DKI JAKARTA

15
JABATAN : GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TEMPAT TUGAS : SDN CENGKARENG TIMUR 11 PETANG

II. PENDIDIKAN FORMAL


1. SDN SEMANAN 12 PAGI TAHUN LULUS 1996
2. SMP ERA PEMBANGUNAN III JAKARTA TAHUN LULUS 2000
3. SMK DIAN JAKARTA TAHUN LULUS 2003
4. S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN LULUS 2009
5. S1-BI UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN LULUS 2022

III. PENGALAMAN BEKERJA


1. TK AR RAHMAH TAHUN 2003 – 2009
2. SDI AL – AZHAR 17 BINTARO TAHUN 2009 – 2010
3. SDIT DAARUN NAIIM TAHUN 2011 – 2018
4. SDN CENGKARENG TIMUR 11 PETANG TAHUN 2018 – SEKARANG

16

Anda mungkin juga menyukai