Anda di halaman 1dari 5

PRE PLANNING SENAM OTAK

KEPERAWATAN GERONTIK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pembimbing : Meisje Marlyn Kuhu., SKM.MPH

Disusun Oleh :

Safrudin Zulfa (P1337420221054)


Difa Dwi Ayanti (P1337420221062)
Annisa Rahmah Dewi (P1337420221074)
Widia Asri Pradani (P1337420221080)
Eka Nia Sherlyati (P1337420221081)
Hardiyanti Rukmanah (P1337420221085)
Retno Asih (P1337420221091)
Fanny Rahmaniah Julianti (P1337420221092)
Azizah Ayu Nurachman (P1337420221093)
Vivi Lutifah (P1337420221100)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2024
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 4-7 Maret 2020 yang dilakukan melalui
door to door, windshield survey dan wawancara di wilayah RW 01 yang terdiri dari
RT 1, 2 , 3, 4, 5 dan 6 kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya
dengan metode consequtive sampling didapatkan data lansia (pra lansia : 41 orang
(47,6 %), lansia : 27 orang (31,3 %), manula : 18 orang (20,1)) dari 74 kk dengan
228 anggota keluarga di RW I.
Menua (aging) adalah suatu proses menghilang secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
memperbaiki kerusakan yang di derita (Martono, 2004). Lansia atau lanjut usia
adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang berkembang dari anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Banyak penyakit yang dialami lansia
dipengaruhi oleh proses penuaan, usia, status pekerjaan, makanan dan aktivitas
fisik diantaranya penyakit hipertensi, diabetes mellitus, kardiovaskuler dan
penyakit rematik. Selain permasalahan fisik yang mulai bermunculan, kemampuan
kognitif lansia juga mengalami penurunan fungsi kognitif. Salah satu bentuk dari
perubahan fungsi kognitif yang dialami oleh lansia adalah pikun (Yusuf, Ah et al,
2010).
Perubahan fungsi kognitif dapat ditandai dengan gangguan memori atau daya
ingat yang dialami oleh lansia. Sistem neurologis terutama otak merupakan faktor
utama dalam penuaan yang adaptif, dapat dibuktikan dengan adanya aktivitas
penyusutan neuron. Neuron-neuron dalam otak bersifat tidak dapat beregenerasi.
Lansia cenderung mampu melakukan aktivitas yang sebelumnya rutin dilakukan
akibat adanya aktivitas sel, sedangkan otak dapat berisiko mengalami penyusutan
volume (Yusuf, Ah et al, 2010).
Senam otak dapat menjadi program untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia
seperti yang dilakukan oleh Ah. Yusuf et al (2010). Penelitian tersebut
menunjukkan hasil bahwa senam otak mampu memengaruhi peningkatan fungsi
kognitif lansia pada kelompok perlakuan sesuai dengan hasil MMSE.
2. Tujuan
a. Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan kegiatan senam otak diharapkan dapat mencegah penurunan
kognitif dan meningkatkan daya ingat lansia
b. Tujuan jangka pendek
1. Meningkatkan fungsi kognitif dan mencegah kerusakan neuron
2. Menguatkan memori
3. Mempertahankan gerak sendi
4. Melatih pernafasan

3. Strategi Pelaksanaan
a. Melakukan koordinasi dengan ketua RW
b. Melakukan koordinasi dengan petugas RT setempat
c. Menghubungi kader dan para lansia
d. Menyiapkan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan

4. Sasaran
Lansia
5. Media
Speaker, Hp

7. Prosedur Pelaksanaan
No. Kegiatan Perawat Kegiatan Lansia
1 Persiapan Tidak ada kegiatan
Mahasiswa menyiapkan video referensi terkait senam otak dan khusus bagi lansia
mempelajarinya.
Praorientasi
Mahasiswa mengumpulkan lansia di lapangan tengah untuk
bersiap mengikuti kegiatan senam rematik
Orientasi: Lansia mendapatkan
Perkenalan, lalu jelaskan tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan, penjelasan mengenai
serta meminta persetujuan klien untuk mengikuti senam otak. senam otak dan
Posisikan tubuh secara nyaman dan rileks mendapatkan hak untuk
melanjutkan atau
menolak kegiatan
2 Fase Kerja Mengikuti kegiatan
Prosedur Tindakan senam otak sesuai
1. Pemanasan (warming up), gerakan umum yang perintah dari instruktur
melibatkan otot dan sendi, dilakukan secara lambat dan
hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama dengan

peregangan lamanya kira-kira 5 menit.


2. Latihan/ gerakan inti senam otak dilakukan sampai 2-3
kali dan 10-15 menit, gerakannya meliputi:
Gerakan menyeberang garis tengah
a. Gerakan silang : Gerakan ini menyilang antara
gerakan tangan kananbersamaan dengan kaki kiri
dan tangan kiri bersamaandengan kaki kanan.
Bergerak depan, ke samping, ke belakang, atau jalan
di tempat. Untuk ”menyeberangi garis tengah”
sebaiknya tangan menyentuh lutut yang
berlawanan.
b. 8 tidur : Angka 8 digambar dalam posisi tidur
dengan titik tengah yang jelas, gerakan tangan mulai
dari titik tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri
bawah naik ke titik titik tengah lagi dan terus ke
kanan atas, berputar ke kanan bawah, kembali ke
titik tengah, demikian seterusnya
c. Gajah : Gerakan membuat belalai dengan menekuk
lutut sedikit, letakan telinga di atas bahu dan
rentangkan tangan lurus ke depan. Membayangkan
tangan menjadi belalai gajah yang menyatu dengan
kepala.
d. Olengkan pinggul : Olengan pinggul
mengendorkan punggung bawah dan tulang
kelangkang, juga merangsang saraf di pinggul yang
melemah karena terlalu lama duduk.

Gerakan meregangkan otot


a. Burung hantu : Pijat satu bahu untuk membuat
relaks otot leher yang tegang sambil
menggerakkan kepala perlahan
b. Mengaktifkan lengan : Aktifkan satu tangan (lihat
gambar) dan kepala tetap rileks. Pada saat
melakukan gerakan, hembuskan napas dalam
hitungan delapan atau lebih

Gerakan meningkatkan energi


a. Sakelar otak : Sakelar otak (jaringan lunak di
bawah tulang selangka dan di kiri dan kanan tulang
dada) dipijat dengan satu tangan, sementara tangan
yang lain memegang pusar.
b. Tombol bumi : Ujung jari satu tangan menyentuh
bawah bibir, ujung lainnya di pinggir atas tulang
kemaluan ( 15 cm di bawah pusar).
c. Tombol imbang : Sentuh tombol Imbang yang
terdapat di belakang telinga, pada sebuah lekukan
di batas rambut antara tengkorak dan tengkuk (4-5
cm kekiri dan kekanan dari garis tengah tulang
belakang). Sementara tangan yang satunya
menyentuh pusar selama 30 detik, lalu ganti
dengan tangan yang satunya lagi. Dagu relaks dan
kepala dalam posisi normal menghadap ke depan
d. Tombol angkasa : Letakkan satu tangan di atas
bibir di garis tengah depan, yang lain di garis
tengah belakang pada tulang ekor atau lebih ke atas
agar aman dan sopan
e. Pasang telinga : Gerakan ini menolong anda
memusatkan perhatian pada pendengaran. Dengan
ibu jari dan telunjuk, pijat secara lembut daun
telinga sambil menariknya keluar, mulai dari
ujung atas, menurun sepanjang lengkungan dan
berakhir di cuping
f. Menguap berenergi : Gerakan memijat otot-otot di
sekitar persendian rahang sambil membuka mulut
seperti hendak menguap. Dapat menolong
menyeimbangkan tulang tengkorak dan
menghilangkan ketegangan di kepala dan rahang

Penguatan sikap
a. Kait relaks : Sambil duduk, silangkan pergelangan
kaki kiri ke atas kaki kanan. Silangkan pergelangan
tangan kirinya ke atas tangan kanan, lalu
menjalinkan jari-jari, menarik kedua tangan, dan
meletakkannya di dada. Sambil menutup mata,
bernapas dalam dan relaks selama 1 menit

3 Terminasi Memberikan penjelasan


Evaluasi Tindakan: tentang dampak kegiatan
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan yaitu apa yang yang telah
dirasakan setelah melakukan senam otak dilakukan
2. Berterima kasih pada lansia dan mempersiapkan lansia untuk
kegiatan lainnya
3. Membereskan alat
4. Mendokumentasikan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai