Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MEWUJUDKAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN


DALAM BINGKAI NKRI

PENDIDIIKAN KEWARGANEGARAAN
MATA KULIAH UMUM

Disusun oleh:

Nur Diana (172310101037)

Fathimah S.E.S (172310101041)

Laraswati Ayuning L (172310101044)

Fauzatul Walidanik (172310101045)

Djuhar Maniek B (172310101046)

KWN 49

UNIVERSITAS JEMBER

2018
MAKALAH
MEWUJUDKAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN
DALAM BINGKAI NKRI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
MATA KULIAH UMUM

Dosen Pembimbing : Wajihudin, S.Pd., M.Hum

Disusun oleh:

Nur Diana (172310101037)

Fathimah S.E.S (172310101041)

Laraswati Ayuning L (172310101044)

Fauzatul Walidanik (172310101045)

Djuhar Maniek B (172310101046)

KWN 49

UNIVERSITAS JEMBER

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat,


taufiq serta hidayahnya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Mewujudkan Pertahanan dan
Keamanan dalam Bingkai NKRI” sebagai bentuk pemenuhan tugas mata
kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan dapat berjalan tanpa halangan
yang berarti.

Selanjutnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah mendukung proses penyusunan makalah ini baik
dukungan moril maupun materil yang tak terkira jumlahnya.

Kami sadar bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih


jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan
saran yang dapat membangun dan menjadikan makalah ini menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semuanya.

Jember, Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i

Kata Pengantar...................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pertahanan.................................................................................4


2.2 Definisi Keamanan..................................................................................5
2.3 Definisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)..........................5
2.4 Kondisi Pertahanan dan Keamanan NKRI..............................................6
2.5 Masalah Terkait Pertahanan dan Keamanan...........................................7
2.6 Penyelesaian Masalah Terkait Pertananan dan Keamanan......................8

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) berdasarkan latar belakang


terbentuknya Indonesia merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah
yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan serta budaya yang
memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Sedangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia menutut UUD 1945
Pasal 1 (1) berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”. Ketentuan ini dijelaskan dalam pasal 18 UUD 1945 ayat (1) yang
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kota dan kabupaten, yang tiap-
tiap kota, kabupaten dan provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang
diatur dengan undang-undang. Di dalam NKRI Indonesia terdapat pertahanan dan
keamanan yang sangat berperan penting dalam negara Indonesia. Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia
internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara
yang luas serta terdapat organisasi pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
yang berkuasa. Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai
10.000 pulau dari sejumlah 17.508 pulau (Kusumastanto, 2003).

Pertahanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara


dalam rangka mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara demi mencapai tujuan
nasional. Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara, disebutkan
bahwa pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pertahanan negara diarahkan
untuk menghadapi berbagai ancaman negara yang datang dari luar negeri. Sistem
pertahanan yang digunakan di Indonesia adalah sistem pertahanan yang bersifat
semesta. Artinya sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga negara,

1
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah yang diselenggarakan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.

Selain pertahanan, Indonesia juga membutuhkan keamanan negara.


Keamanan negara berkaitan dengan ketertiban masyarakat sehingga muncul
istilah keamanan dan ketertiban masyarakat. Keamanan diarahkan pada berbagai
macam ancaman yang berasal dari luar negeri.

Di Indonesia masih terdapat banyak masalah yang berkaitan dengan


pertahanan dan keamanan NKRI. Salah satunya yaitu Beberapa permasalahan
yang dihadapi didaerah perbatasan antara lain: Pertama, belum tuntasnya
kesepakatan perbatasan antar negara, kerusakan tandatanda fisik perbatasan dan
belum tersosialisasinya secara baik batas negara kepada aparat pemerintah dan
masyarakat. Kedua, kesenjangan kesejahteraan masyarakat, baik ekonomi maupun
sosial. Ketiga, luas dan jauhnya wilayah perbatasan dari pusat pemerintahan
Propinsi dan Kabupaten; keterbatasan aksesbilitas yang mengakibatkan sulitnya
dilakukan pembinaan, pengawasan dan pengamanan; Keempat, penyebaran
penduduk yang tidak merata dengan kualitas SDM yang rendah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi pertahanan NKRI di Indonesia?


2. Bagaimana kondisi Keamanan NKRI di Indonesia?
3. Apa saja masalah yang terkait dengan pertahanan dan keamanan NKRI di
Indonesia?
4. Bagaimana cara penyelesaian masalah terkait dengan pertahanan dan
keamanan NKRI di Indonesia?

2
1.3 Tujuan

1. Mengetahui kondisi pertahanan dan keamanan NKRI di Indonesia


2. Mengetahui masalah yang terkait dengan pertahanan dan keamanan NKRI
di Indonesia
3. Mengetahui cara penyelesaian masalah terkait dengan pertahanan dan
keamanan NKRI di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pertahanan

Pertahanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara


dalam rangka mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara demi mencapai tujuan
nasional. Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara, disebutkan
bahwa pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pertahanan negara diarahkan
untuk menghadapi berbagai ancaman negara yang datang dari luar negri.

Sistem pertahanan yang digunakan di Indonesia adalah sistem pertahanan


yang bersifat semesta. Artinya sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga
negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah yang diselenggarakan secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman.

Komponen yang terlibat dalam sistem pertahanan negara yang bersifat


semesta meliputi komponen utama, cadangan, dan pendukung

1. Komponen utama adalah TNI yang selalu siap mempertahankan negara.


2. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang siap diarahkan
untuk mempertahankan negara. Komponen cadangan meliputi rakyat
terlatih (Ratih) dan perlawanan rakyat (Wanra).
3. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang siap mendukung
komponen utama dan cadangan dalam mempertahankan negara.
Komponen pendukung meliputi seluruh rakyat Indonesia

4
2.2 Definisi Keamanan

Keamanan negara berkaitan dengan ketertiban masyarakat sehingga


muncul istilah keamanan dan ketertiban masyarakat. Keamanan diarahkan pada
berbagai macam ancaman yang berasal dari luar negri

Komponen yang termasuk keamanan ialah

1. Komponen utama dalam penyelenggaraan keamanan adalah Kepolisian


Negra RI
2. Komponen cadanganya adalah pertahanan sipil (Hansip)
3. Komponen pendukungnya adalah seluru sumber daya nasional yang siap
mendukung terwujudnya keamanan negara, khususnya seluruh rakyat
indonesia.

2.3 Definisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Suatu daerah atau wilayah yang ada dipermukaan bumi di mana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat beberapa
unsur seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari
negara lain.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang


telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah
darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah yang berkuasa

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk


mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjing tinggi oleh
warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang – Undang Dasar 1945 yang
menjadi cita – cita bangsa secara bersama – sama.

5
2.4 Kondisi Pertahanan dan Keamanan NKRI

Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara baru


menghasilkan postur pertahanan negara dengan kekuatan terbatas (di bawah
Standard Deterrence). Dalam hal pencapaian profesionalisme aparat
keamanan, banyak kendala yang dihadapi sehingga sampai saat ini lembaga
kepolisian belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan dan tuntutan
(expectation) masyarakat yang berpengaruh pula terhadap pencitraan. Pada
tahun 2010 sebanyak 35.220 atau 9,02% personil Polri melakukan
pelanggaran tata tertib, pelanggaran disiplin, pelanggaran pidana, dan
pelanggaran etika profesi. Dari jumlah tersebut, 292 personil di berhentikan
tidak hormat. Di samping itu, Kondisi wilayah yang sangat luas baik daratan
maupun perairan, jumlah penduduk yang banyak dan nilai kekayaan nasional
yang harus dijamin keamanannya dalam wadah NKRI menjadikan tantangan
tugas dan tanggung jawab bidang pertahanan dan keamanan menjadi sangat
berat.

Kondisi keamanan nasional relatif aman dan dinamis. Ancaman


keamanan nasional yang mengarah pada terganggunya pertahanan negara
tidak sampai membahayakan kewibawaan dan kedaulatan NKRI.
Pembangunan pertahanan dan keamanan telah menghasilkan kekuatan
pertahanan negara pada tingkat penangkalan yang mampu menindak dan
menanggulangi ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar
negeri; profesionalitas aparat keamanan meningkat sehingga pencitraan dan
pelayanan terhadap masyarakat semakin dirasakan, serta berbagai ancaman
dapat diredam berkat kesiapsiagaan dukungan informasi dan intelijen yang
semakin membaik. Berbagai keberhasilan dalam menangani aksi-aksi
terorisme, aksi-aksi perampokan, aksi-aksi premanisme, dan aksi-aksi
kriminal lainnya semakin memberikan rasa aman di masyarakat, terutama
dunia investasi. Hal ini dibuktikan realisasi investasi baik PMA maupun
PMDN cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian, akibat
keterbatasan keuangan negara banyak program dan kegiatan pembangunan

6
bidang pertahanan dan keamanan yang tidak tercapai secara optimal. Dapat
dicontohkan di sini, upaya pemenuhan kekuatan pertahanan negara pada
tingkat kekuatan pokok minimal (minimum essential force) belum
sepenuhnya dapat diwujudkan.

2.5 Masalah Terkait Pertahanan dan Keamanan

Melihat pada kondisi saat ini, sangat miris apabila kita mau membuka
satu persatu permasalahan terkait dengan pertahanan dan keamanan, mulai
dari hal yang tidak begitu besar hingga yang sangat fatal. Sebagai contohnya
ialah pencurian, penculikan, pemberontakan, kerusuhan, mengeboman,
pembunuhan, ilegal logging, ilegal fishing, pengakuan suatu wilayah atas
kepemilikan negara lain hingga tak lupa juga permasalahan mengenai daerah
perbatasan.

Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan timbulnya masalah


terkait pertahanan dan keamanan, namun semua itu kembali kepada
kesadaran individunya untuk saling menjaga demi terwujudnya suatu
keamanan di lingkungan sekitar.

Mengacu pada jurnal yang diangkat, permasalahan mengenai pertanan


dan keamanan di wilayah perbatasan merupakan persoalan yang tidak akan
ada habisnya, sebagai contohnya ialah permasalahan di Nunukan, Kalimantan
Timur. Nunukan terletak berdekatan dengan negara malaysia dan masalah
yang sering dijumpai pada daerah perbatasan pada umumnya ialah :

a. Belum tuntasnya kesepakatan perbatasan antar negara, kerusakan


tanda-tanda fisik perbatasan dan belum tersosialisasinya secara
baik batas negara kepada aparat pemerintah dan masyarakat.
b. Kesenjangan kesejahteraan masyarakat, baik ekonomi maupun
sosial.
c. Luas dan jauhnya wilayah perbatasan dari pusat pemerintahan
Propinsi dan Kabupaten; keterbatasan aksesbilitas yang

7
mengakibatkan sulitnya dilakukan pembinaan, pengawasan dan
pengamanan.
d. Penyebaran penduduk yang tidak merata dengan kualitas SDM
yang rendah.
e. Eksploitasi sumberdaya alam yang tidak terkendali khususnya
hutan secara legal maupun ilegal yang mengakibatkan rusaknya
lingkungan hidup. Lemahnya penegakan hukum serta kesenjangan
ekonomi antar wilayah di negara yang berbatasan mendorong
terjadinya kegiatan ilegal di daerah perbatasan darat seperti
perdagangan, lintas batas, penambangan dan penebangan hutan
ilegal.

Permasalahan itu diperparah dengan tidak adanya peraturan dari


pemerintah dan UUD 1945 maupun UU yang mengatur tentang
permasalahan diperbatasan. Penanganan masalah perbatasan masih
menggunakan pendekatan UU Otonomi Daerah tahun 1999, sehingga tidak
terpadu karena masing-masing daerah mempunyai persepsi yang berbeda
tentang penjabaran aturan tersebut.

2.6 Penyelesaian Masalah Pertahanan dan Keamanan

Berdasarkan kebijakan strategis yang mengarah kepada terciptanya


keamanan di wilayah perbatasan dalam rangka mewujudkan kedaulatan
NKRI, antara lain :
1. Meningkatkan pengawasan terhadap pencurian SDA seperti illegal
logging, illegal fishing, eksplorasi energi dan mineral secara illegal.
2. Meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait
dalam pengamanan daerah perbatasan seperti TNI, POLRI, Kantor
Imigrasi dan Kantor Bea Cukai, Departemen Kehakiman,
Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan,

8
Departemen Pertambangan dan Energi, Departemen Pertanian dan
Pemerintah Daerah.
3. Meningkatkan kualitas pengawasan di pos-pos lintas batas terhadap
lalu lintas barang dan orang. Peningkatan pengawasan meliputi
penambahan pos-pos pengawasan dan personel di pos lintas batas.
4. Meningkatkan dan membangun jaringan intelijen secara terpadu di
daerah perbatasan untuk mengantisipasi kemungkinan
penyelundupan barang, senjata api dan munisi, narkoba,
penyusupan teroris serta kemungkinan adanya oknum yang dapat
memicu konflik antar etnis.
5. Meningkatkan Binwil, Binter dan Binmas di daerah perbatasan.
6. Membangun jalan inspeksi di sepanjang perbatasan darat dan
menambah frekuensi patroli perbatasan di darat maupun laut.
7. Menambah dan meningkatkan kuantitas dan kualitas alat peralatan
pengamanan di daerah perbatasan, seperti radar, navigasi, alkom,
kendaraan patroli dan alutsista.
8. Mengalokasikan anggaran pengamanan daerah perbatasan secara
terpadu (lintas pendanaan dan lintas sektoral).
9. Membangun sarana jalan dan prasarana transportasi,
telekomunikasi sepanjang perbatasan untuk membuka
keterisolasian perkampungan di daerah perbatasan.
10. Melakukan survei dan pemetaan secara terpadu bagi pengamanan
terhadap SDA, jalur kejahatan trans nasional dan area rawan
konflik etnis di daerah perbatasan sebagai integrated data base
pengamanan perbatasan negara.
11. Menciptakan iklim yang kondusif masyarakat perbatasan dalam
pengamanan daerah perbatasan sekaligus sebagai daya tarik bagi
kegiatan investasi di daerah perbatasan.
12. Memperbaiki dan memperbaharui peraturan dan perundangan yang
terkait dengan pengamanan daerah perbatasan, baik yang
menyangkut pencurian, penyelundupan dan penyusupan serta

9
kejahatan trans nasional lainnya demi terwujudnya penegakan dan
kepastian hukum di daerah perbatasan.
13. Merealisasikan terbentuknya suatu badan/lembaga pengamanan
daerah perbatasan secara terpadu, dalam rangka meningkatkan
pengawasan dan pengendalian segala bentuk kejahatan dan konflik
yang mungkin terjadi di daerah perbatasan (Tri Poetranto, S.Sos,
2007, hal 6)
14. Merumuskan peraturan-peratuan mengenai kebijakan permasalahan
persengketaan di wilayah perbatasan.
Solusi selanjutnya yang dapat diambil ialah membangun jalan atau
untuk mempermudah akomodasi dari pusat ke perbatasan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan aparat negara di wilayah
perbatasan, hal ini dimaksudkan agar masyarakat perbatasan merasa
terfasilitasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga ketika
membutuhkan sesuatu tidak perlu pergi ke negara sebelah untuk memenuhi
kebutuhannya sebab di negaranya sendiri sudah ada.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertahanan dan keamanan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam suatu negara terlebih lagi negara tersebut tersusun atas
berbagai guguan pulau-pulau yang memiliki jarak yg jauh serta luas
wilayah yang cukup luas. Dibutuhkan suatu komitmen dari dalam
masyrakat dan aparatur negara untuk saling bersinergi menjada keutuhan
wilayah yang dimiliki, dibutuhkan pula peraturan yang mengikat guna
menjadi landasan hukum terbentuknya suatu pertanan dan kemanan yang
berdaulat.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa kita perlu memupuk jiwa untuk
lebih mencintai tanah air dan menjaga apa yang seharusnya menjadi milik
kita, menyatukan tangan dan pikiran guna mempertahankan wilayah NKRI
dan menciptakan suasana yang aman baik bagi diri kita, keluarga maupun
lingkungan dan orang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Murtono, Sri., Suryono, Hassan., Martiyono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta : Quadra.

Rahmat, Zulkifli. 2014. Peran Korem 091 / Aji Surya Natakusuma dalam

Keamanan Wilayah Perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Pulau

Sebatik Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Unmul : 2 (4)

: 3386-3397. Dapat diakses pada : http://ejournal.ip.fisip-

unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2014/12/eJournal%20(PDF)%20(12-05-14-12-26-

00).pdf diakses pada 8 Mei 2018

Sarinah., M, Dahri., Harmaini. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKN Diperguruan Tinggi). Yogyakarta : Deepublish.

Sulistyaningtyas, T., Susanto, dan D. R. Munaf. 2015. Sinergis Paradigma Lintas

Sektor Di Bidang Keamanan dan Keselamatan Laut. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Sinegar, C. N. 2008. Analisis Potensi Daerah Pulau-Pulau Terpencil dalam

Rangka Meningkatkan Ketahanan, Keamanan Nasional, dan Keutuhan

12
Wilayah NKRI di Nunukan-Kalimantan Timur. Bandung : ITB : Jurnal

Sosioteknologi Edisi 13 tahun 7. Dapat diakses pada :

http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/994 diakes pada 8

Mei 2018

13

Anda mungkin juga menyukai