PROPOSAL PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Ade Irma Yunita
NIM 20200301201
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Keseahatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Judul Skripsi : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pegawai
Dalam Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Rsud Tugu Koja Jakarta Utara Tahun 2023”
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat dan diterima untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa
Unggul.
Menyatakan bahwa saya tidak melakukanplagiat pada penulisan skripsi saya yang
berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindak plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang akan diterapkan.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia Nya serta senantiasa memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Penyusunan
skripsi ini disusun atas dasar penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah “X”, Kota Administrasi Jakarta Utara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam melakukan pembuatan skripsi sehingga dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Ir. Arief Kusuma A P., MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul;
2. Dr. Aprolita Rina Yanti, Eff., M. Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul;
3. Ibu Fierdania Yusvita,S.Kep, Ns, M.K.K.K, selaku Pembimbing Magang dan
Skripsi;
4. Ibu Putri Handayani, S.KM, M.KKK selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Esa Unggul;
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRACT vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Kecelakaan Kerja 7
2.2. Keselamatan Kesehatan Kerja 16
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.......................................21
2.4. Pengetahuan 24
2.5. Sikap 28
2.6. Kerangka Konsep 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan lebih terbuka
pada masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan dapat
ditingkatkan dengan adanya status terakreditasi karena standar-standar yang ditetapkan
dalam akreditasi dibuat untuk memenuhi hak-hak pasien. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 (UU RI No.36, 2009) tentang Kesehatan,
Pasal 164 dan 165 dinyatakan bahwa “upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola perusahaan wajib mentaati
standar kesehatan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang sehat melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja apabila terjadi
kecelakaan kerja”. (Kemenkes, RI. 2018)
Sebagai institusi pelayanan kesehatan, rumah sakit merupakan tempat kerja yang
memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia (SDM)
rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit.
Selain berbagai penyakit infeksi, rumah sakit juga memiliki potensi bahaya lainnya
7
seperti bahaya yang berhubungan dengan instalasi listrik, radiasi, bahan berbahaya dan
beracun, gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Rumah sakit memiliki
potensi bahaya, yakni penularan dan infeksi penyakit. Para tenaga kesehatan yang
bekerja di garis depan harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya untuk
meminimalkan risiko terinfeksi penyakit, serta memastikan mereka dapat bekerja dengan
aman.
Oleh karena itu, rumah sakit harus melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi, menyeluruh, dan berkesinambungan
sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK) di rumah sakit dapat dihindari. Rumah sakit harus menjamin keselamatan dan
kesehatan baik terhadap sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit dari berbagai potensi bahaya di rumah
sakit. Permenkes No.66 Tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit menyebutkan bahwa
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung maupun
lingkungan rumah sakit harus mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena
kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.
Menurut jurnal Noviyanti dan Erma Surya Ningsih (2020), data International Labour
Organization (ILO) tahun 2018 menunjukkan bahwa setiap tahun sekitar 380.000 pekerja
atau 13,7% dari 2,78 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan ditempat kerja atau
penyakit akibat kerja. Dan lebih dari 374 juta orang yang mengalami cedera, luka
ataupun jatuh sakit setiap tahun akibat kecelakaan yang terjadi dengan pekerja.
Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan kerja (biro pelayanan) tahun 2022 di 26 Provinsi
di Indonesia tahun 2022, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
mencatat, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak 265.334 kasus sejak Januari-
November 2022. Jumlah tersebut naik 13,26% dibandingkan sepanjang tahun 2021 yang
sebesar 234.270 kasus.
Dari jumlah kecelakaan tersebut sebagian besar atau sekitar 59% terjadi di dalam
perusahaan ketika mereka bekerja. Sedangkan yang di luar perusahaan sebanyak 26 %
8
dan sisanya atau sekitar 15 %merupakan kecelakaan lalu lintas yang dialami pekerja.
Akibat kecelakaan kerja tersebut yang meninggal sebanyak 3.093 pekerja, mengalami
sakit 15.10 6 orang, luka-luka 174.266 orang dan meninggal mendadak sebanyak 446
orang. Sebanyak 34,43 % penyebab kecelakaan kerja dikarenakan posisi tidak
memanatau ergonomis dan sebanyak 32,12 % pekerja tidak memakai peralatan yang
safety.
Dalam hal ini Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat
profesi dan padat moral sehingga memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja.
Rumah Sakit sebagai industri pelayanan jasa termasuk dalam kategori sebagai tempat
kerja yang wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja, sehingga wajib menerapkan
upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Berdasarkan peraturan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 66 Tahun 2016 (PMK RI No.66,
2016) K3RS adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dan melindungi
Keselamatan dan kesehatan seluruh sumber daya manusia di Rumah Sakit maupun
lingkungan Rumah Sakit melalui suatu upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
munculnya penyakit akibat kerja di Rumah Sakit. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja perlu dibudayakan, Selain itu pengetahuan serta sikap terhadap budaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatau peran penting dalam organisasi dan
individu yang menekankan arti dan pentingnya keselamatan,
Penelitian yang dilakukan oleh Verawati (2017) tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Islam Surakarta,
terdapat 98% dari 52 responden yang merupakan karyawan non medis sudah memiliki
pengetahuan yang baik, keseluruhan dari responden sudah mampu menyikapi dengan
baik pencegahan keselamatan dan kesehatan kerja, dari hasil observasi langsung di
lapangan masih ditemukan tindakan yang belum baik sehingga didapat 46.2% responden
mengalami kecelakaan kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulita (2014) tentang hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium menyatakan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan kecelakaan kerja, dengan kata
9
lain dapat dinyatakan bahwa semakin meningkat pengetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja maka akan semakin meningkat perilaku dalam mencegah kecelakaan
kerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015) dan Farah (2017)
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kecelakaan
kerja, sedangkan terdapat hubungan antara sikap dan perilaku dengan kejadian
kecelakaan kerja.
RSUD Tugu Koja Jakarta Utara merupakan salah satu rumah sakit pemerintah daerah
Provinsi DKI Jakarta yang ada di berada di wilayah Jakarta Utara. Menurut data bagian
Sumber Daya Manusia (SDM) jumlah karyawan sebanyak 328 pegawai. Berdasarkan
obeservasi awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Tugu Koja dan laporan data
Januari – Septeber 2023 terdapat 3 orang clening service tertusuk jarum saat pengambilan
dan pembungan sampah, 2 orang perawat tertusuk jarum saat setelah memasang infus
dan 3 orang security menderita sakit tulang belakang akibat salah saat membatu
mengankat pasien dari alat transportasi ke brangkar IGD, dari beberapa kejadian tersebut
merupakan masalah kesehatan dan keselamatan kerja, yang dapat berdampak pada
menurunnya produktivitas tenaga yang bersangkutan.
seseorang dan tidak dapat dilihat (covert behavior). Setelah seseorang mengetahui
stimulus dan melakukan penilaian terhadap apa yang diketahui, maka proses selanjutnya
adalah melakukan (practice) tindakan (overt behavior). Dengan adanya pengukuran
knowledge, attitude dan practice ini nantinya dapat diidentifikasi apa yang telah diketahui
dan dilakukan pekerja serta bagaimana sikap pekerja dalam melakukan pekerjaan sehari-
hari apakah sudah mencerminkan perilaku aman atau belum. Pengetahuan merupakan
tahap awal yang dapat mempengaruhi kecelakaan kerja pada tenaga kesehatan
merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja.
pengetahuan adalah mengetahui keberadaan sesuatu atau pemahaman tentang situasi atau
subjek pada saat ini berdasarkan informasi atau pengalaman yang telah didapatkan.
Pengetahuan dinilai baik apabila mampu mengungkapkan informasi dari suatu objek
dengan benar. Minimnya pengetahuan dan kesadaran tentang K3 dapat menyebabkan
banyanya kecelakaan kerja, kecelakaan terjadi terjadi akibat pekerja tidak mematuhi
aturan, sadar namun tidak memahami aturan, keliru dalam menerapkan dan menjalankan
aturan, mengabaikan aturan dan kurang terlatih atau tidak memiliki latar belakang
pendidikan yang baik.
RSUD Tugu Koja karena pada bagian tersebut merupakan salah satu lokasi yang beresiko
tinggi terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan rumah sakit. Sehingga peneliti tertarik
guna melaksanakan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pegawai
Tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Tugu Koja”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perencanaan K3RS
Rumah Sakit harus membuat perencanaan K3RS yang efektif agar
tercapai keberhasilan penyelenggaraan K3RS dengan sasaran yang jelas dan
dapat diukur. Perencanaan K3RS dilakukan untuk menghasilkan
perencanaan strategi K3RS tersebut disusun dan ditetapkan oleh pimpinan
Rumah Sakit dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan K3RS yang telah
ditetapkan dan selanjutnya diterapkan dalam rangka mengendalikan potensi
bahaya dan resiko K3RS yang telah teridentifikasi dan berhubungan dengan
operasioanal Rumah Sakit. Dalam rangka perencanaan K3RS perlu
mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, kondisi yang serta hasil
teridentifikasi potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pelaksanaan Rencana K3RS
Progam K3RS dilaksanakan rencana yang telah ditetapkan dan
merupakan bagian pengendalian resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
Adapun pelaksanaan K3RS meliputi :
1. Manajemen Resiko K3RS;
2. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit;
3. Pelayanan Kesehatan Kerja;
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
6. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari Aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
7. Pengelolaan peralatan medis dari Aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
8. Kesigapan menghadapi kondisi darurat atau bencana.
18
2.2.1 P engertian
f. Menekan biaya
Artinya perusahaan berupaya mengurangi biaya dengan terdapatnya
program Keselamatan Kesehatan Kerja(K3). Hal ini dapat disebabkan
dengan adanya program Keselamatan Kesehatan Kerja(K3),maka
kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Oleh sebab itu,karyawan
diwajibkan memakai perlengkapan dan pengaman kerja.yang berimbas
kepada biaya kecelakaan kerja menjadi relatif kecil dan dapat
diminimalkan,sehingga mengurangi biaya pengobatan dan kesempatan
kerja karyawan yang hilang.
g. Menghindari kecelakaan kerja
Artinya kepatuhan karyawan kepada ketentuan kerja termasuk
memberikan rambu- rambu kerja yang sudah dipasang. Setelah itu
karyawan harus memakai peralatan kerja dengan sebaik-baiknya sesuai
ketentuan yang sudah diterapkan, sehingga kecelakaan kerja bisa
diminimalkan. Umumnya kecelakaan hendak terjadi karena karyawan
kurang mencermati penggunaan prosedur serta perlengkapan
kerja,seperti tidak mengenakan perlengkapan pengaman dalam bekerja.
Tujuan dan Manfaat Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) menurut Irzal (2016):
a) Untuk menghindari adanya kecelakaan kerja
a. Pengaturan Udara
Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang
kotor, berdebu,dan berbau tidak enak) serta suhu udara yang tidak
dikondisikan pengaturannya.
b. Pengaturan penerangan
Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang kurang tepat.
Ruang kerja yang kurang cahaya ataupun remang-remang.
2.3 Pengetahuan
24
2.3.3.1.3 Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari Nursalam (2003),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun . sedangkan menurut
Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matangdalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
2.3.3.1.4 Faktor Lingkungan
Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan
28
yang diketahui dan apa yang dirasakan oleh individu pada suatu
objek tersebut.
4. Media Massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media
massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut.
5. Institusi atau Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
2.5.6 Proses dari pembentukan sikap adalah menyerupai proses belajar. Proses
perubahan sikap menurut Notoatmodjo (2010) sangat tergantung dari
proses, yakni :
1. Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan perkembangan
individu atau dengan kata lain sikap merupakan hasil belajar
individu dengan interaksi sosial. Hal ini berarti bahwa sikap dapat
dibentuk dan diubah melalui pendidikan. Sikap positif dapat
berubah menjadi negatif jika tidak mendapatkan pembinaan dan
sebaliknya sikap negatif dapat berubah menjadi positif jika
mendapatkan pembinaan yang baik, disinilah letak peranan
pendidikan dalam membina sikap seseorang. Pembentukan sikap
tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses
tertentu, melalui kontak sosial yang terus menerus antara individu
32
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Defenisi
No Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasional
Tingkat Tingkat Kuisioner dengan 1. Baik Ordinal
pengetahua pengetahuan jumlah kuisioner 2. Kurang baik
n seseorang sebanyak 20
1 mengenai pertanyaan
penerapan K3
mengenai sebanyak 20
penerapan K3 pertanyaan
2. Sampel penelitian
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini
peneliti mempunyai beberapa kriteria penelitian sehingga sampel tersebut
37
A. Kriteria inklusi
1. Pegawai yang bersedia menjadi responden
2. Pegawai yang dalam kondisi sehat
3. Pegawai yang ada saat dilakukan penelitian
B. Kriteria ekslusi :
1. Pegawai yang tidak bersedia menjadi responden
2. Pegawai yang dalam tidak dalam kondisi sehat
3. Pegawai yang sedang cuti
Rumus yang akan digunakan peneliti (Nursalam, 2016) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Rumus
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
2
d = Tingkat kemaknaan (0.05)
Dari rumus diatas, maka didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan untuk
penelitian ini sebesar :
Diketahui N = 328 pegawai RSUD Tugu Koja
d = presisi kesalahan sebesar 0,01
n= N
1 + N (d)2
n= 328
1 + 328(0,1)2
n= 328
1 + 3,28
n= 328
4,28
n = 76,6 = 77 orang responden
38
r ❑ ❑ ❑
N (∑ ❑ XY)−( ∑ ❑ X ).(∑ ❑Y )
xy= ❑ ❑ ❑
√[ ][ ]
❑ ❑ ❑ ❑
N . ∑ ❑ X 2−( ∑ ❑ X )2 . N . ∑ ❑Y 2−( ∑ ❑ Y )2
❑ ❑ ❑ ❑
Keterangan :
N: Jumlah Responden
r xy: Koefisien skorelasi product Moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy: Skor pertanyaan total
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat
tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2004). Bila suatu alat pengukur di
pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relative konsisten, maka alat ukur tersebut reliable.
Dengan kata lain, realibilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam pengukur gejala yang sama. Instrumen reliabilitas berarti
intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Rumus uji realibilitas yang
digunakan yaitu rumus Alpha-Cronbach.
Rumus Alpha-Cronbach adalah :
r
{ }
❑
k
∑
❑
❑Si
11= x 1−
k−1 St
Keterangan :
r 11 = Nilai Reliabilitas
❑
∑
❑
❑ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item
St = Varian total
K = Jumlah item butir atau item
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat 2017) Kuesioner
yang telah di isi oleh responden di cek kembali apakah semua data dan
pertanyaan sudah di lengkap.
2. Coding sheet
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas kategori. Pemberian kode ini sangat penting untuk
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam
penelitian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variabel (Hidayat 2017). Pada tahap ini, peneliti melakukan coding atau
memberikan kode pada karakteristik responden serta jawaban yang telah di
isi, dimana karakteristik responden.
Kuesioner pembatasan cairan ini terdiri dari 16 butir pernyataan dimana
terdapat 8 pernyataan mendukung (favorable) Yaitu pernyataan pada nomor
(1,3,4,5,6,8,15 dan 16) dan 8 pernyataan tidak mendukung (unfavorable)
yaitu pada pernyataan nomor (2,7,9,10,11,12,13 dan 14). dimana penilaian
nya ketika pasien menjawab pernyataan mendukung dengan pilihan selalu
diberi skor “4”, sering diberi skor “3”, , jarang diberi skor “2” dan tidak
pernah diberi skor “0”. Untuk pernyataan tidak mendukung dengan pilihan
selalu diberi skor “1”, sering diberi skor “2”, kadang-kadang diberi skor “3”,
dan tidak pernah diberi skor “4”.
41
3. Data entry
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau atau data base komputer, kemudian membuat
distribusi (frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi (Hidayat 2017). Peneliti kemudian memasukkan kode yang telah
disesuaikan dan mengimput ke dalam master tabel menggunakan microsoft
exel.
4. Tabulasi
Membuat tabel- tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti (Hidayat, 2020). Pada tahap ini, peneliti kemudian
memasukkan data dari master tabel kedalam aplikasi pengolahan data statistik
untuk kemudian di olah untuk mencari nilai probability
5. Analisis Uji
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data
(Sugiyono, 2017).
Keterangan :
P = prosentase
42
DAFTAR PUSTAKA
Afrila, D., & Hidayat, A. F. (2020). Pengembangan Modul Mata Kuliah Statistika
Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari
Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(1), 26.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i1.857
Erniati, B., Mahyuddin, Nur, K. N., Tumpu, M., Rosyidah, M., Erdawaty, A. M. S.,
Yanti, Ihsan, M., Sudirman, Makbul, R., & Rachim, F. (2021). Manajemen K3
Konstruksi. In Yayasan Kita Menulis.
https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_K3_Konstruksi/lDUqEAAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=manajemen k3
konstruksi&pg=PR4&printsec=frontcover
Heni, Y. (2011). Improving Out Safety Culture. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (U. T (ed.)).
Salemba Medika.
Irzal, M. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kencana.
https://books.google.co.id/books/about/Dasar_Dasar_Kesehatan_dan_Keselamatan
_Ke.html?id=D-VNDwAAQBAJ&redir_esc=y
Kasmir. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktek). Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Kumayas, P. E., Kawatu, P. A. T., Warouw, F., Kesehatan, F., Universitas, M., &
Ratulangi, S. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penerapan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Perawat Di Rumah Sakit
Bhayangkara Tk Iii Manado. Kesmas, 8(7), 366–371.
Larasati, S. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Deepublish.
https://books.google.co.id/books/about/Manajemen_Sumber_Daya_Manusia.html?
id=XRRkDwAAQBAJ&redir_esc=y
Lating, Z. (2021). Perspektif Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Pekerja
Laboratorium. Jakarta: NEM.
https://books.google.co.id/books/about/PERSPEKTIF_KESEHATAN_DAN_KES
ELAMATAN_KER.html?id=AWs8EAAAQBAJ&redir_esc=y
43
KUESIONER PENELITIAN
Saya Mahasiswi:
Nama : Ade Irma
NIM : 20200301201
Fakultas : Kesehatan Masyarakat (Universitas Esa Unggul)
Jurusan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Jenjang : S1
Hormat Saya,
Peneliti
I. Karakterstik Responden
Nomor Responden :
Umur tahun
Jenis Kelamin [ ] Laki- laki
:
[ ] Perempuan
Lama Kerja Tahun
:
Pendidikan Terakhir : [ ] D3
[ ] S1
[ ] lainnya
2
II. PENGETAHAUAN K3
Petunjuk : Berilah tanda checklist (√ ) pada salah satu kolom yang Anda lakukan
selama bekerja!
Keterangan :
SS : Sering Sekali K : Kadang
S : Sering TP : Tidak
Pernah
No PERNYATAA SS S K T
. N P
1. Apakah anda pernah mendengar istilah K3 di tempat
Kerja
2. Apakah anda mendapatkan informasi tentang K3 dari
tempat kerja,media elektronik, brosur, spanduk,
3. Apakah tempat kerja saya bekerja menerapkan K3
setiap bekerja
4. Apakah anda merasakan manfaat dari penerapan K3
di
RS
Apakah anda mengetahui bahaya-bahaya potensial
yang beresiko pada perawat RS dapat berupa bahaya
5. dari faktor fisik, kimia, biologic, ergonomic dan
psikososial.
6. Apakah anda mengerti tanda –tanda bahaya/ rambu
K3
di tempat kerja
7. Apakah anda pernah mendengar istilah SOP/ Standar
Operasional Prosedur di tempat kerja saudara bekerja
Apakah anda pada saat sebelum bekerja, anda
8. membaca atau mengenali prosedur/ proses kerja yang
sudah ditetapkan oleh RS
Apakah anda pada saat sebelum bekerja, di berikan
arahan oleh Petugas K3 RS bagi setiap
9.
karyawan untuk bertindak dengan aman
3
III. Sikap
Petunjuk : Berilah tanda checklist (√ ) pada salah satu kolom yang Anda
lakukan selama bekerja!
N Pertanyaan S S K T
o. S P
1. Saya bekerja mengikuti SOP yang ditetapkan rumah sakit
2. Saya tidak melakukan pekerjaan sesuai
dengan
wewenang yang diberikan
3. Saya berkerja mengoperasikan peralatan medis / mesin
tidak sesuai dengan wewenang yang diberikan
4. Saya bekerja tidak sesuai dengan kecepatan yang telah
Ditentukan
5. Saya pernah bekerja tidak mengikuti prosedur kerja saat
mengoperasikan alat
6. Saya bias diperlukan atau dalam keadaan mendesak anda
melakukan pekerjaan yang bukan tugas