Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu kegiatan praktek lapangan yang
dilaksanakan diluar kampus Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya (kegiatan intrakurikuler) yang harus ditempuh oleh mahasiswa
setelah menjalani proses perkuliahan baik teoritis maupun praktis dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Diadakannya kegiatan ini karena sistem pembelajaran yang ada di Jurusan Teknik
Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya belum mampu menunjang pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa karena alat dan media yang terbatas. Selama mengikuti
perkuliahan mahasiswa telah diajarkan materi mengenai hal – hal yang berhubungan
dengan alat medis baik untuk peralatan radiologi, diagnostik, laboratorium, life support,
alat terapi maupun bedah anestesi. Namun karena alat dan media yang terbatas maka
mahasiswa perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang lebih guna menunjang
pengalamannya sehingga diharapkan setelah lulus mahasiswa dapat terjun langsung ke
dunia kerja di bidang elektromedik.
Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku
pada Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya, yang diharapkan
mampu mencetak tenaga ahli dalam bidang elektromedik. Dimana tenaga ahli tersebut
dapat melakukan pengoperasian, perawatan, dan perbaikan peralatan-peralatan
elektronika di bidang medis.
Oleh karena itu, untuk merealisasikannya maka mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya Prodi D3 Teknik Elektromedik mengikuti kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Gresik pada
tanggal 12 April – 17 April 2021.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


1.2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal secara langsung kondisi kerja yang akan dihadapi,
tanpa meninggalkan profesionalisme sebagai tenaga teknik elektromedik.
2. Setelah menjalani praktek kerja lapangan di RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik, diharapkan mahasiswa mampu melakukan perencanaan, pengerjaan,
analisa, evaluasi, dan pemeliharaan peralatan kedokteran yang ada.
1
3. Diharapkan mahasiswa memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam
penerapan dan mengintegerasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti
pengajaran dalam perkuliahan.
4. Memahami lebih dalam permasalahan yang ada di Rumah Sakit yaitu masalah
teknik perencanaan, pemasangan, serta pemeliharaan alat medis, elektromedik
dan sarana kesehatan lainnya.

1.2.2 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengoperasian alat secara langsung, melakukan
pemeliharaan alat.
2. Mahasiswa dapat secara langsung mengetahui permasalahan di dunia kerja.
3. Menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa teknik elektromedik
4. Menambah pengalaman kerja bagi mahasiswa teknik elektromedik.

1.3 METODE PELAKSANAAN


Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib yang harus di ambil oleh
setiap mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik
Elektromedik pada semester VI (enam) yang dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu
yaitu pada tanggal 12 April – 17 April 2021.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Agar lebih mudah memahami isi laporan pelaksanaan praktek kerja lapangan ini,
penulis menyusun sistematika laporan sebagai berikut:

 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode pelaksanaan, dan
sistematika penulisan.

 BAB II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA GRESIK


Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya rumah sakit, letak geografis, visi dan misi
rumah sakit, fasilitas dan kapasitas rumah sakit, struktur organisasi IPSRS, serta
mekanisme kegiatan IPSRS.

 BAB III PEMBAHASAN


Bab ini berisi tentang pembahasan peralatan life support, peralatan terapi, peralatan
diagnostik, peralatan laboratorium, peralatan bedah dan anestesi, dan pemeliharaan
alat yang dipelajari mahasiswa pada waktu pelaksanaan PKL di rumah sakit dan
2
berisi tentang :
1) Nama pesawat
Berisi nama pesawat dan spesifikasi pesawat.
2) Prinsip kerja pesawat
Berisi fungsi pesawat dan prinsip kerja pesawat.
3) Blok diagram pesawat
Berisi blok diagram pesawat secara keseluruhan.
4) Cara kerja blok diagram
5) SOP Penggunaan Alat
6) SOP Pemeliharaan Alat secara umum
7) Troubleshoot secara umum

 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari pembahasan dan
evaluasi hasil PKL.
2. Saran
Dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada
instansi yang terkait dengan pelaksanaan PKL

3
BAB II
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA

2.1 SEJARAH SINGKAT


RSUD Gresik merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Tingkat II Gresik,
Jawa Timur. Lokasi Rumah Sakit ini awal mulanya terletak di daerah Petro yang
termasuk wilayah kabupaten Surabaya. Setelah ada tata kota, pada tahun 1972 Rumah
Sakit ini dipindahkan di daerah Bunder, Kebomas-Gresik. RSUD Gresik diresmikan oleh
Moch Noer, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus
1975 yang dibangun oleh PT. Petrokimia Gresik.
Semasa di Petro, Rumah Sakit ini masih tipe D. Karena adanya peningkatan baik
pelayanan, jumlah tempat tidur maupun peralatan yang ada maka berangsur- angsur
berubah menjadi tipe C, yaitu sekitar tahun 1983. Pada tahun 2005 RSUD Gresik berubah
menjadi Rumah Sakit dengan tipe B karena adanya penambahan jumlah tempat tidur,
penambahan Klinik, penambahan tenaga medis serta peningkatan sarana maupun
prasarana.
RSUD Gresik diharapkan selalu dapat meningkatkan mutu pelayanannya. Dengan
dikeluarkannya KEPRES No. 38 Tahun 1991, maka SK. MENDAGRI No. 235 Tahun
1992, SK..MENPAN No. 40 Tahun 1992 sudah saatnya Rumah Sakit merubah
penampilan dan pola manajemen ke arah terwujudnya RSU Swadana yang mana Rumah
Sakit dikelola dengan prinsip sosial dan ekonomi yang berarti mempertahankan fungsi
sosial dan disatu pihak menggunakan kaidah ekonomi, sehingga prinsip subsidi silang
dapat diterapkan.
RSUD Gresik adalah Rumah Sakit milik pemerintah Daerah Tingkat II Gresik yang
ditetapkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 10 Tahun 1999. Juga
merupakan Rumah Sakit rujukan di daerah kabupaten Gresik dan sekitarnya. Pada
tanggal 28 juli 2008 nama dari Rumah Sakit diubah menjadi RSUD IBNU SINA
GRESIK oleh Bapak Robach Maksum selaku Bupati Gresik.
Selain itu pada tanggal 16 Juli 2008 Rumah Sakit mengadakan ISO(International
Standart Organization) dengan tujuan untuk lebih memantapkan kualitas pelayanan
Rumah Sakit serta kinerja karyawan serta staf Rumah Sakit itu sendiri. Kabupaten Gresik
terdiri dari 18 kecamatan yang merupakan wilayah kerja RSUD IBNU SINA Gresik,
yaitu:
1. Kecamatan Gresik

4
2. Kecamatan Kebomas
3. Kecamatan Manyar
4. Kecamatan Cerme
5. Kecamatan Sidayu
6. Kecamatan Bungah
7. Kecamatan Dukun
8. Kecamatan Ujung Pangkah
9. Kecamatan Panceng
10. Kecamatan Benjeng
11. Kecamatan Balong Panggang
12. Kecamatan Kedamean
13. Kecamatan Wringin Anom
14. Kecamatan Menganti
15. Kecamatan Driyorejo
16. Kecamatan Duduk Sampeyan
17. Kecamatan Sangkapura
18. Kecamatan Tambak

RSUD IBNU SINA Gresik di dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh
lapisan masyarakatnya berpedoman pada empat Landasan Kesehatan Nasional, yaitu :
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
2. Preventif Disease (Pencegahan Penyakit)
3. Kuratif Disease (Pengobatan Penyakit)
4. Rehabilitasi Medis

Dari pelaksanaan landasan di atas, maka timbul beberapa misi kegiatan yang
ada di RSUD IBNU SINA Gresik, antara lain :
1. Instalasi Rawat Darurat
a. IGD
b. Instalasi Bedah Sentral

2. Instalasi Rawat Jalan


a. Klinik Gigi
b. Klinik Anak
c. Klinik Mata
5
d. Klinik THT
e. Klinik Kulit dan Kelamin
f.Klinik Penyakit Dalam
g. Klinik Bedah
h. Klinik Kandungan
i.Klinik Jantung
j.Klinik Paru
k. Klinik Rehabilitasi Medik
l.Klinik Gizi
m. Klinik Hemodialisa
n. Klinik Endoscopy
o. Klinik Patologi Anatomi
p. Klinik Hamil
q. Klinik Syaraf
r.Klinik Jiwa
s. Klinik Anastesie Reaniminasi
t.Klinik Terpadu/VIP (Paviliun)
u. Klinik Tumbuh Kembang
v. Klinik Tubercolusis

3. Instalasi Rawat Inap yang berjumlah 276 tempat tidur, terbagi atas :

TEMPAT
RUANGAN KELAS
TIDUR
I 3
II 6
Anggrek III 16
Observasi 2
Isolasi 2
I 2
II 8
Bougenville III 13
VK 6
Isolasi 2
Neonatus Khusus 20

6
ICU Khusus 9
VIP 5
Flamboyan
VVIP 12
I 5
II 8
Gardena
III 8
Cempaka III 29
Isolasi 2
I 8
II 12
Dahlia
III 23
Observasi 2
Isolasi 4
I 4
Heliconia II 10
III 12
Observasi 3
Wijaya I 6
Kusuma II 12
I 1
Edelweis II 6
III 4
Safron VVIP I 6
Oriental VVIP II 3
Jumlah 276 TT

4. Instalasi Penunjang Medis


a. Laboratorium
b. Instalasi Radiologi
c. Ruang IPS
d. Ruang IPL
e. Ruang Laundry
f. Instalasi Gizi
g. Ruang Farmasi

7
h. Instalasi Kedokteran Forensik

2.2 VISI, MISI, VALUE, dan MOTTO


2.2.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat yang Berkualitas Dalam
Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian.
2.2.2 Misi
a. Memberikan pelayanan yang professional.
b. Mengembangkan fungsi pendidikan dan penelitian yang terintegrasi.
c. Mewujudkan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang didukung
teknologi informasi dan komunikasi.
2.2.3 Value
1. Etika;
2. Professional;
3. Integritas;
4. Perbaikan terus menerus;
2.2.4 Motto
“Kepuasaan Anda Prioritas Kami”

2.3 STRUKTUR ORGANISASI


Berdasarkan Surat KEPMENKES RI No. 983/Menkes/SK/RI/1992 tanggal 12
November 1992, ditetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Gresik adalah
merupakan unit organisasi di lingkungan Depkes yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Dirjen YanMed Depkes RI dan merupakan Rumah Sakit tipe B. Adapun
struktur organisasi RSUD Gresik menurut keputusan kepala badan pengelola RSUD
Gresik No. 800 / 1364 / 403.83 / 2004 tanggal 3 Agustus 2005 terlampir.

2.4 INSTALASI PRASARANSA DAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)


2.4.1 Tujuan
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien.
b. Memberikan pelayanan yang membantu keamanan dan kenyamanan
pasien, pegawai dan pengunjung Rumah Sakit.
c. Memelihara dan memperbaiki bangunan, meliputi :
a. Pemeliharaan gedung
b. Penyediaan air bersih
c. Instalasi listrik
8
d. Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik, elektromedik dan
radiologi.
e. Mengawasi dan meyakinkan bahwa gas medis berjalan secara efisien.
f. Memelihara dan memperbaiki peralatan sterilisasi.
g. Menyediakan informasi teknis dan saran – saran.

2.4.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi IPS RSUD Gresik (terlampir).
Masing–masing kelompok dan sub instalasi dikoordinir oleh kepala IPSRS
dan dalam struktur organisasinya berada di bawah dan bertanggung jawab pada
kepala IPSRS.
Dalam melaksanakan tugasnya, masing–masing koordinator
merencanakan dan melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan bidangnya
dan bertanggung jawab sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Kepala IPS.
Adapun struktur Organisasi IPS dan pelaksanaannya sebagai berikut :

A. Prosedur Pemeliharaan Alat


Tujuan dari pelaksanaan pemeliharaan alat adalah memlihara suatu
alat yang memerlukan pengecekan tiap periode tertentu, untuk dilakukan
pengkalibrasian dan perawatan. Adapun prosedur pemeliharaan alat,
sebagai berikut :
1. Mencatat dan menginventaris semua alat yang terdapat pada setiap
ruangan yang ada di Rumah Sakit. Kemudian memberi kartu catatan
pemeliharaan alat dan diusahakan agar setiap alat mempunyai catatan
pemeliharan masing–masing.
2. Setiap melaksanakan pemeliharaan, kartu pemeliharaan yang terdapat
pada alat tersebut diisi oleh petugas yang melakasankan.
3. Pemeliharaan dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal
pemeliharaan.

B. Prosedur Perbaikan Kerusakan Alat


Tujuan dari pelaksanaan perbaikan kerusakan adalah memperbaiki
suatu bagian alat yang mengalami kerusakan, termasuk penyetelan dan
mengganti bagian yang rusak untuk memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Adapun prosedur perbaikan kerusakan alat, sebagi berikut:
a. Pihak ruangan segera melaporkan terjadinya kerusakan kepada
9
IPSRS.
b. Setelah IPSRS menerima laporan adnya keluhan dari ruangan maka
segera dibuatkan SPK (Surat Perintah Kerja).
c. Surat Perintah Kerja ini ditujukan kepada staf IPSRS dan selanjutnya
staf IPSRS menuju ke ruangan.
d. Berdasrkan data keluhan yang ada dalam SPK maka staf IPSRS
melakukan survey ke ruangan, klinik atau instalasi untuk
pemeriksaan.
e. Dari hasil pemeriksaan maka dapat sinyatakan bahwa laporan
kerusakn bisa segera dikerjakn dengan menggunakan suku cadang
atau tanpa meggunakan suku cadang.
f. Apabila kerusakan menggunakan suku cadang dan suku cadang tidak
tersedia, staf IPSRS melakukan pengajuan suku cadang ke Kepala
Pemeliharaan Medis atau Non Medis. Selanjutnya, Kepala
Pemeliharaan Medis atau Non Medis melakukan pemgajuan ke
Kepala IPSRS. Kemudian, Kepala IPSRS melakukan pengajuan ke
PPTK selaku bagian pendanaan.
g. Dalam melakanakan perbaikan terdapat 3 alternatif, yatu:
 Jika dapat ditangani oleh staf IPSRS maka perbsikan
dilaksanakan oleh staf IPSRS.
 Jika staf IPSRS tidak memnungkinkan untuk melakukan
perbaikan, maka perbaikan dapat dilakukan rujukan ke pihak
ketiga (perusahaan) untuk melakukan perbaikan.
h. Setelah selesai perbiakan, diadakan percobaan alat yang dillakukan
oleh pihak pelaksana bersama puhak penanggung jawab peraltan
ruangan.
i. Bila pengajuan dinyatakan baik dan berfungsi kembali maka proses
pekerjaan secar teknik dinyatakan selesai.
j. SPK yang telah selesai proses pekerjaanya harus ditandatangani
kembali oleh kepala ruangan yang bersangkutan yang menyatakan
alat sudah berfungsi kembali dan sudah berada pada pemilik
peralatan.

10
2.4.3 Sistematika Tugas IPSRS
a. Kepala IPSRS

1 Nama Jabatan Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana


Adalah pejabat yang ditunjuk untuk memimpin
pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan seluruh
2 Pengertian Jabatan sarana, prasarana dan
peralatan di Rumah Sakit
1. DIV Teknik Elektromedik / S1 Sarjana
Teknik
3 Persyaratan Jabatan 2. DIII Teknik Elektromedik
3. Pangkat Minimal III / a
Bertanggung Jawab Kasubag Umum dan Perbekalan RSUD Ibnu
4
Kepada Sina Kabupaten Gresik
Bertanggung Jawab
5 Seluruh staf Instalasi Pemeliharaan Sarana
Atas
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
bertugas menyediakan semua fasilitas dan
6 Tugas Pokok kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana
dan peralatan Rumah Sakit
7 Uraian Tugas a. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan
sarana Rumah Sakit
b. Melakukan pemantauan / pengawasan kegiatan-
kegiatan pemeliharaan sarana Rumah Sakit
c. Menyediakan kebutuhan sarana, prasarana dan
peralatan kerja yang diperlukan dalam kegiatan
pemeliharaan sarana Rumah Sakit
d. Memimpin dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana
Rumah Sakit
e. Merencanakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana prasarana Rumah Sakit
11
f. Merencanakan dan mengolah data hasil
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana
dan prasarana Rumah Sakit
g. Mengevaluasi hasil kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana, prasarana dan peralatan
Rumah Sakit.
h. Melaporkan hasil pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan secara berkala
kepada atasan.
i. Membina staf agar dapat melaksanakan tugas
secara optimal
j. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh atasan.

2.4.3.1 Pemeliharaan Sarana Medis


1 Nama Jabatan Kepala Pemeliharaan Sarana Medis
Adalah petugas yang ditunjuk untuk
melakukan koordinasi pemeliharaan,
2 Pengertian Jabatan perbaikan, uji kesesuaian dan kalibrasi sarana
medis yang meliputi
Elektromedis dan Jaringan Gas Medis.
1. DIV Teknik Elektromedis
3 Persyaratan Jabatan 2. DIII Teknik Elektromedis
3. Pangkat Minimal II / c
4 Bertanggung Jawab Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
Kepada
5 Bertanggung Jawab Atas Tugas yang berikan
Melaksanakan pemantauan
6 Tugas Pokok pemeliharaan, perbaikan, uji kesesuaian
dan kalibrasi sarana medis.
a. Melakukan pemantauan pelaksanan
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana medis.
b. Melakukan pemantauan kegiatan uji
kesesuaian dan kalibrasi sarana medis.
c. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana
12
7 Uraian Tugas dan prasarana medis.
d. Mengusulkan kebutuhan peralatan dan
sparepart yang berhubungan dengan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana medis.
e. Melaksanakan tugas – tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Instalasi Pemeliharaan
Sarana.
f. Membuat laporan hasil kegiatan dan
melaporkannya ke atasan langsung secara
berkala.
2.4.3.2 Koordinator Uji Kesesuaian dan Kalibrasi Sarana Medis
1 Nama Jabatan Koordinator Uji Kesesuaian dan
Kalibrasi Sarana Medis
Adalah petugas yang ditunjuk untuk
2 Pengertian Jabatan mengkoordinasi kegiatan uji
kesesuaian dan kalibrasi sarana medis.
1. DIV Teknik Elektromedis
3 Persyaratan Jabatan 2. DIII Teknik Elektromedis
3. Pangkat Minimal II / c atau THL atau
BLUD
1.Kepala Instalasi Pemeliharaan
4 Bertanggung Jawab Sarana
Kepada 2. Kepala Pemeliharaan Sarana Medis
5 Bertanggung Jawab Tugas yang diberikan
Atas
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan
6 Tugas Pokok uji kesesuaian dan kalibrasi sarana medis.

a. Melakukan inventarisasi sarana medis


yang akan dilakukan uji kesesuaian dan
kalibrasi.
b. Melakukan pengajuan untuk sarana medis
yang akan dilaksanakan uji kesesuaian
dan kalibrasi.
c. Melakukan pendapingan saat kalibrasi.
7 Uraian Tugas d. Melaksanakan tugas – tugas lain yang
13
diberikan oleh Kepala Instalasi
Pemeliharaan Sarana dan Koordinator
Pemeliharaan Sarana Medis.
e. Membuat laporan hasil kegiatan sehari –
hari dan mengisi Form SPK ( Surat
Penugasan Kerja ).

14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 USG (Ultrasonografi)

Tampak Belakang Tampak Depan

15
Bagian Printer Bagian panel operasi

Gambar Ultrasonografi di Ruang Bersalin


3.1.1 Spesifikasi Alat

Nama Alat Ultrasonography


Merk Hitachi
Tipe Arietta 60
Serial Number 20535568

Data teknis
100VAC sampai 120VAC,
Tegangan Catu Daya
200VAC sampai 240VAC
Frekuensi Listrik 50/60 Hz
Konsumsi Daya 900 VA
Dimensi 495 x 700 x 1300 mm (wxdxh)
Bobot ca. 90 kg

16
3.1.2 Bagian Bagian Alat

1. Power
2. Acoustic power
3. New Patient
4. End exam
5. Probe/Preset
6. Menu
7. Review
8. User 1
9. User 2
10. Trackball
11. Knob
12. Multi Rotaryencoder
13. User 3
14. User 4
15. Pan Zoomdepth
16. Focus/Velocity Paddle switch

17
Measurement

Undo

Caliper

Cine Search

Trackball Function

HI Zoom

Pointer

Body Mark

Enter

Single

Dual

Update

Auto-Optimizer

REC

Print

Store

Freeze

18
Bagian-bagian pada USG perlu diketahui sebelum mengoperasikan , hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesalahan selama penggunaan alat USG. Komponen alat USG yaitu:
a. Monitor
Monitor dalam alat USG berguna untuk menampilkan gambar hasil scanning.
Dengan monitor, operator dapat memberikan penilaian mengenai pemeriksaan. Ada
beberapa jenis monitor, antara lain CRT (tabung), LCD dan LED. Dalam
perawatannya, monitor akan lebih baik jika kita sering membersihkannya. Dapat
menggunakan tissue maupun kain halus. Jika terdapat kerak, membersihkannya
dengan kain lembab. Jangan menggunakan alcohol, karena dapat merusak lapisan
pada monitor. Bila monitor mati kemungkinan dari power supply tidak terhubung ke
listrik, atau kabel power dan kabel data belum tersambung dan bahkan monitor bisa
saja rusak. Perbaikan teknisi diperlukan sesuai dengan kerusakan tersebut.
b. Tranduser
Tranduser adalah komponen yang penting dalam USG. Jika terjadi kerusakan
pada alat ini, maka secara keseluruhan alat USG akan terganggu fungsinya atau
bahkan tidak dapat dipakai sama sekali. Untuk perawatannya, lakukan pembersihan
jelli setelah pemakaian alat. Jangan sampai membiarkannya mengering pada
transduser. Jika sampai terjadi kering, maka dapat membersihkannya dengan alcohol
teknis 70% atau 90%. Penggunaan alcohol dikhawatirkan akan merusak lapisan karet
dari tranduser. Dalam pemakaian harus berhati-hati, jangan smapai terjatuh, terbentur
maupun terlindas kabelnya. Kerusakan pada probe sangat sulit untuk diperbaiki.
Seandainya diperbaiki, kebanyakan pemilik akan membeli lagi.
Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang
akan diperiksa seperti dinding dada untuk pemeriksaan paru atau dinding perut untuk
pemeriksaan kehamilan. Di dalam tranducer terdapat kristal yang digunakan untuk
menangkap gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang diterima dalam
bentuk
akuistik (gelombang pantul) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk
mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh
komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.Bentuk-bentuk
transducer dan arah gelombang ultrasonik dapat dilihat pada gambar.

19
c. Papan Tombol
Merupakan bagian dimana tombol fungsi alat berada. Papan tombola tau yang
biasa disebut dengan concole bisa berupa tombol analog, touchscreen, ataupun
kombinasi dari keduanya. Hindarkan cairan dari consol karena dapat menyebabkan
kerusakan.
d. Mesin
Mesin USG hamper mirip seperti computer pada umumnya. Didalamnya
terdapat berbagai komponen dan software. OS yang digunakan biasanya adalah
windows dan linux. Mesin USG dapat bertahan lama jika perawatannya baik.
e. Printer
Digunakan untuk mencetak hasil gambar pemeriksaan. Sebagian besar vendor
alat USG menyediakan printer khusus USG seperti Sony maupun Mitsubishi. Namun,
beberapa tipe alat dapat diinstal computer umum seperti canon, shelpy, HP atau
Epson.

20
3.1.3 Teori Dasar Alat
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non
traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah, pemeriksaannya
relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara
ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi yang dimamfaatkan dalam teknik
ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.


Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian
akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur
transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila
transducer digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang
dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam
jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacammacam echo, jaringan tersebut
dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak
ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic,
misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion.
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :
1. CF mode : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal
pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy
eko yang diterima transducer.
2. B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik
dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua
dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.
3. M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung.
Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan
21
organ yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan
katubnya.
4. PW mode : Di layar akan tampak tampilan hasil pengambilan gambar
dengan transducer, disertai dengan kedalaman pengambilan
3.1.4 Blok Diagram

PULSER

DISPLAY/
TRANDUSER STORAGE
MONITOR

RECEIVER

3.1.5 Cara kerja Blok Diagram


Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara.
Pulsalistrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian
akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan tersebut akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa
listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
monitor. Gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier
seterusnya ditampilkan sebagaigambar di layar monitor.

3.1.6 Instalasi Dan Penempatan Alat


1. Sistem harus secara eksklusif dipasang di kamar yang digunakan secara medis.
Peralatan sesuai dengan peraturan untuk keamanan listrik (EN60.601-1 / 1990 resp.
OVE-MG/EN60.601-1/1991 dan IEC 601) dan keselamatan kelas I, Tipe BF.
Peraturan keselamatan local mungkin memerlukan koneksi tambahan antara baut
kesetimbangan potensial dan sistem pentanahan bangunan.
2. Jangan operasikan sistem di sekitar sumber panas, listrik yang kuat dari medan
magnet (dekat dengan transformator) atau di dekat instrument yang menghasilkan
sinyal frekuensi tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi hasil gambar USG.

22
3. Dalam hal peralatan telah dibawa dari lingkungan yang dingin (ruang
penyimpanan, pengiriman udara) ke ruang yang hangat, penyalaan pertama harus
dilakukan setelah beberapa jam untuk memungkinkan keseimbangan suhu dan
melewati kelembaban kondensasi.

3.1.7 Standart Operasional Prosedur Pemeliharaan (SOP Pemeliharaan)

PEMELIHARAAN
ULTRA SONOGRAPY
(USG)
Nomor Dokumen Jumlah Halaman
Nomor Revisi : 03
No. SPO-437.76.85-23 Hal : 1/2
Ditetapkan,
DIREKTUR
STANDAR RSUD IBNU SINA KABUPATEN
Tanggal Terbit
PROSEDUR GRESIK
13 Desember 2016
OPERASIONAL
dr. Endang Ruspitowati, Sp. THT-KL
NIP. 19601229 198901 2 001
Ultra sonograph adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi
PENGERTIAN
bagian dalam tubuh dengan memanfaatkan frekuensi ultrasound.
TUJUAN Supaya alat dapat bekerja secara tepat guna.
Keputusan Direktur nomor 445/277/437.76/KP/2015 tentang
KEBIJAKAN
Kebijakan Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
PROSEDUR A. Pemeliharaan oleh unsur atau pengguna alat:
a. Bersihkan alat sebelum digunakan.
b. Bersihkan Tranduser dari jelli sehabis digunakan,
c. Kembalikan alat pada posisi semula.
B. Pemeliharaan oleh teknisi IPS :
1. Petugas IPS menandatangani poli/ruangan/ instalasi sesuai
dengan jadwal dan membawa :
a. Surat penugasan kerja.
b. Dokumen teknis penyerta (servis manual dan wirring
diagram)
c. Peralatan kerja ( tool set elektronik, toolset mekanik,
multimeter, leakage current meter dan osiloscop )
d. Bahan pemeliharaan dan material pembantu.

23
1) Contact Cleaner
2) Kertas Printer
3) Pasta Jelli
4) Kain Lap & Kapas
2. Petugas IPS melakukan pemeliharaan :
a. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat dengan periode 3-

PEMELIHARAAN
ULTRA SONOGRAPY
(USG)
Nomor Dokumen Jumlah Halaman
Nomor Revisi : 03
No. SPO-437.76.85-23 Hal : 2/2
4 bulan sekali.
b. Cek tombol-tombol, joystick / trackball, dengan periode 3-
bulan sekali.
c. Cek probe, monitor, bersihkan bila perlu dengan periode 3-4
bulan sekali.
d. Cek sensitifitas dan brightness dalam bentuk ampilan dengan
menggunakan probe, adjusment bila perlu dengan periode 3-4
bulan sekali.
e. Lakukan pengukuran arus bocor dan pengukuran grounding 3-
4 sekali.
f. Lakukan uji kinerja alat dengan periode 3 bulan sekali.
3. Petugas IPS melakukan pengemasan dan penyimpanan peralatan
kerja.
4. Petugas IPS mencatat hasil pekerjaan pada kartu pemeliharaan
dan surat penugasan kerja (SPK) yang kemudian dilaporkan ke
petugas ruangan/klinik/instalasi.
5. Petugas IPS melaporkan hasil kerja kepada kepala IPS RSUD
Ibnu Sina Kab.Gresik.
UNIT TERKAIT Klinik/Ruangan/Instalasi

3.1.8 Standart Operasional Prosedur Pengoperasian (SOP Pengoperasian)


PENGOPERASIAN
ULTRA SONOGRAPY
(USG)
24
Nomor Dokumen Jumlah Halaman
No. SPO-437.76.85-90 Hal : 1/2
Nomor Revisi : 02

Ditetapkan,
DIREKTUR
STANDAR RSUD IBNU SINA KABUPATEN
Tanggal Terbit
PROSEDUR GRESIK
10 Agustus 2015
OPERASIONAL
dr. Endang Ruspitowati, Sp. THT-KL
NIP. 19601229 198901 2 001
Ultra sonograph adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi
PENGERTIAN
bagian dalam tubuh dengan memanfaatkan frekuensi ultrasound.
TUJUAN Supaya alat dapat bekerja secara tepat guna.
Keputusan Direktur nomor 445/277/437.76/KP/2015 tentang
KEBIJAKAN
Kebijakan Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
5. Petugas melakukan persiapan-persiapan:
d. Tempatkan alat pada ruangan pelayanan.
e. Lepaskan penutup debu.
f. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian.
6. Petugas melakukan pemanasan peralatan:
a. Hubungkan alat dengan catu daya.
b. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC.
c. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke
PROSEDUR posisi ON.
d. Lakukan pemanasan secukupnya.
e. Atur selector kontras, colour pada alat.
f. Cek fungsi printer, ganti kertas rekam bila perlu.
7. Petugas melakukan pengoperasian peralatan:
g. Masukkan data pasien.
h. Oleskan jelly pada pasien secukupnya.
i. Letakkan probe pada tempat yang akan diperiksa.
j. Lakukan pemeriksaan.
k. Catat hasil pemeriksaan.
l. Bersihkan probe dari jelly / pasta.
m. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke
25
posisi OFF.
n. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
8. Petugas melkukan pengemasan / penyimpanan peralatan yang telah
digunakan.
UNIT
Poli/Ruangan/Instalasi
TERKAIT

3.1.9 Troubleshooting
No Permasalahan Kemungkinan Kerusakan Pebaikan yang Dilakukan
1. Pesawat dapat
 Kondisi tranduser kurang  Ganti probe USG dengan
menyala, aksesoris
baik, bisa jadi terdapat yang baru
terpasang. Namun
bagian Kristal piezo
tampilan pada display
tranduser rusak.
tidak muncul
2. Terdapat garis-garis
 Salah satu Kristal piezo  Mengganti probe USG
hitam pada tampilan
yang menghasilkan
display USG
frekuensi kemungkinan
terjadi kerusakan.
 Grounding yang kurang  Memeriksa grounding pada
bagus. alat.
 Ujung probe tidak  Mengoleskan gel pada
terdapat gel. permukaan probe.

3. Pesawat tidak
 Steker tidak  Cek steker atau sambung ke
merespon Ketika alat
menyambung ke Stop Stop kontak yang masih
dihidupkan.
kontak atau Stop kontak berfungsi.
rusak
 Steker rusak atau putus.  Ganti steker.
 Fuse rusak.  Ganti fuse.
 Komponen dalam  Gunakan pesawat cadangan
rangkaian tidak dan hubungi bagian Instalasi
berfungsi. alat Kesehatan.
 Cek semua sambungan antar
rangkaian apakah sudah
 Sambungan kabel antar
terhubung dengan benar.
rangkaian longgar atau
putus.

26
BAB IV
PENUTUP

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya schingga dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di RSUD IBNU SINA Kabupaten Gresik mulai dari tanggal 12 April – 17 April 2021
sekaligus telah menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berisi tentang
kegiatan sehari-hari selama berada di RSUD IBNU SINA Kabupaten Gresik, Dengan
adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD IBNU SINA Kabupaten
Gresik, penulis telah banyak belajar aplikasi materi-materi perkuliahan, baik teori
maupun praktek secara nyata. Penulis berharap hal-hal yang terdapat di dalam laporan ini
dapat bermanfaat sehingga dapat diambil sebagai pelajaran maupun evaluasi demi
meningkatnya ilmu pengetahuan di bidang peralatan kesehatan.
4.1 Kesimpulan
1. Dengan adanya kegiatan PKL mahasiswa dapat mempraktekkan materi yang telah
diajarkan selama masa perkuliahan di kampus secara nyata sehingga menambah
pengetahuan.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja sangat penting demi
menjaga keselamatan dan kesehatan.
3. Memahami dan mengerti prinsip kerja alat secara mendasar akan membantu dalam
menyelesaikan troubleshooting alat.
4. Pengetahuan yang didukung dengan soft skill sangat mendukung keberhasilan kita.

27
5. Kerja sama yang baik dan solid akan mendukung keberhasilan suatu pekerjaan.

4.2 Saran
1. Dengan adanya persiapan pra-PKL bagi mahasiswa akan membuat mahasiswa
bersemangat dan siap untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan.

2. Pemahaman masalah teknis oleh mahasiswa akan memudahkan dalam penyelesaian


masalah.

3. Pemberian materi alat kesehatan yang baru, modern, dan berkembang akan
menambah pengetahuan mahasiswa.

28
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai