,i-;t;4tis't;-;'t,
SURAT KEPUTUS$I DIREKTT]R I]TAMA
RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA
Nomor :,{S3 T tSK.3.2tXt20t5
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN LINEN LOTJNDRY
RSPKUMYOGYAKARTA
Direkur Utama RS PKU Muhammadiyah Yoryakarta
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Yoryakarta
Pada tanggal Oktober 2015
M
Direktur Utama,
1. Sukarsono, AMI).
2. Sigit Rahmanto, AMI).
3. Nuryadi
4. Abdul Wachid
5. Agus Triyanto
6. Supriwiyadi
7. Andi Kurniawan
8. Faisal Ferdian
KATA PENGANITAR
Mengingat bahwa linen digunakan di setiap ruangan di rumah sakit, maka diperlukan
pengelolaan linen secara komprehensif.
Dalam buku ini disajikan tentang manajemen linen di rumah sakit, sarana,
prasarana dan peralatan pencucian, kejadian infeksi serta kesehatan dan keselamatan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
rnaupun materiil kepada tim penyusun, sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan
lancar.
Kami menyadmi masih banyak yang perlu untuk disempumakan. Oleh sebab
itu berbagai kritik dan saran tmtuk sempumanya buku ini sangat kami harapkan.
Akhirnya karni harapkan buku ini dapat dijadikan salah satu buku panduan dalam
meningkatkan pelayanan linen rumah sakit.
Was s alamu' alailatm Wr- Wb -
Tim Penyusun
1l
SAMBUTAI\I DIREKTIIR
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Secma khusus penanganan linen kotor sangat penting guna mengurangi resiko
kejadian infeksi. Proses penanganan tersebut mencakup pengumpulaq pensortiran,
pencucian, penyimpanan hingga distribusi ke ruangan-ruangan di rumah sakit.
Mengingat hingga saat ini belum ada buku pedoman untuk manajemen linerU
maka kami menyambut baik disusunnya buku pedoman ini. Pada kesempatan ini
kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang telah berhasil
menyelesaikan buku ini.
Direktur Uhma
RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
111
SAMBUTAN DIREKTUR BIDANG PENUNJANG MEDIK
RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA
Melalui buku ini, kami berharap seluruh petugas kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan pengelolaan / manajemen linen di rumah sakit dapat menggunakan
buku pedoman ini sebagai buku pedoman kerja. Kami percaya buku ini akan
bermanfaat bagi rumah sakit.
Akhirnya kepada semwr pihak, kami menucapkan terima kasih atas
partisipasi aktifnya sehingga buku ini dapat selesi dan diterbitkan.
Wmsulsmu'alaikunh Wb.
Direktur Bidang Penunjang Medik
RS PKU lvtuhammadiyah Yogyakata
iv
DAFTAR ISI
Tim Penyusun I
Kata Pengantar ii
Sambutan Direktur Utama iii
Sambutan Direktur Penunjang Medik iv
Daftar Isi V
BAB I PENDAHULUAN I
I-A. Latar Belakang I
I.B. Permasalahan I
[.C. Dasar Pelayanan Linen di Rumah Sakit 2
I.D. Tuiuan J
I.E. Falsafah J
I.D. Pengertian
DAFTAR RUJI]KAN
vl
I.B. Permasalahan
Bahwa dalam pengelolaan linen di nrmah sakit sering dijurnpai kendala-kendala
seperti :
1. Kualitas linen yang tidak baik, dalam arti linen sudah kedaluarsa dan kerapatan
benang sudah tidak memenuhi persyaratan.
2. Kualitas hasil pencucian sulit menghilangkan noda berat seperti dmt\ bahan
kimia" dan lain-lain.
3- Unit-unit penggura linen tidak melalarkan pembasahan terhadap noda sehingga
noda yang kering akan sulit dibersihkan pada saat pencucian.
kimia berbahaya
I 1. Kurangnya kemampuan dalam pemilihan jenis linen
2. Sebagai pedoman kerja trntuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh
I.E. Falsafah
1. Pelayanan linen pada hakikatrya adalah tindakan penunjang medik yang
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab untuk membantu
unit-unit lain di rumah sakit yang membutuhkan linen yang siap pakai.
2. Kejadian infeksi dapat terjadi pada siapa saja disetiap tempat di rumah sakit baik
secara langsung maupun tidak langsung
5. Kejadian infeksi adalah fufeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumatr sakit tidak ada tanda I gejalaatau tidak dalam masa inkubasi
8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana daralr, s€mua jenis cairan
tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir pasien dianggap sebagai
sumber potensial untuk penularan infeksi HIV maupun infeksi lainnya. Prinsip ini
berlaku bagi semua pasien, tanpa membedakan resiko, diagnosis ataupun status.
9. Linen kotor terinfeksi adalah Iinen yang terkontaminasi dengan dmah, cairan
tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi Salmonella
dan Shigella (sekresi dan ekskresi), HBV dan HIV (iika terdapat noda darah) dan
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan segel
yang dapat terlmut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar berwama
kuning bertuliskan terinfeksi.
10. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cakan. tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskiprm
mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal dari sumberruang
isolasi yang terinfeksi.
11. Bahan berbahaya adalah zat,bahankimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun firmpuran yang dapat membatrayakan kesehatan dan lingkungan hidup
13' timbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha
dan I atatkegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena
sifat dan I
atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
11. Vitrage
12. kanpenyekat I schrem
13. Kelambu
14. Taplak
19. Kain penutup (tabung gas, troli, dan atat kesehatan lainnya)
20. Macam-macam doek
21. Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi
22. Steck laken bayi
23. Kelambu bayi
a llarduk untukpetugas
b. Handukpasienuntukmandi
c. Handuk pasien untuk lap,tangan
d. Ilandukpasienuntuk muka
31. Linen oprasi (hiu" celana, jas, macam-macam lnkgrl topi, masker, doek, sanmg
kaki, sarrmgmejamayo, alas mejalnsrument, mitel4 barak schort)
1. Katun
2. Wool
3. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35% wool
4. Silk
5. Blacu
6. Flanel
7. Tefia
8, CYC SU/o - 5Ao/o
9. Polyster lWo
10. Twill / drill
Pernilihan bahan line,n hendaknya disezuaikan dengan fungsi dan cara pemwdan
serta penampilan yang dihmpkan
Kemungkinan
menimbulkan
infeksi
Secara umum
infeksi yang o Desinfeksi tingkat tinggi
disebabkan karcna
o Sterilisasi
linen relatif rendah
Karena tidak
kontak langsung
dengan jaringan
tubuh yang steril
atau dengan
pembuluh darah
R.Inap
R. Jalan
Instalasi
Administrasi
Linen dmi
RS Lain
l. Perencanaan
11. Pelipatan
14. Distribusi
4***r*"\
hsespengadae
Pensadaan
Penerimam
Pe,mberian identitas
Pcmnfamn linenoleh
Unit{mitt€Ntait
_]Hit t Ru
r___{-
I Perbaikan
Pso*m/Dolapoxan
untuk pemasangan peralatan pencucian yang baru. Sebelum pemasangan, dengan lengkap
SPA (Sarana Prasarana, Alat) diperlukan untuk memudahkan koordinasi dan jejaring
selama pengoperasiannya. Tata letak dan hubungan ankr ruangan memerlukan
perencanaan teknik yang rrtatasg, unfuk memudahkan penginstalasian tennasuk instalasi
listrik, uap, air parus dan penunjang lainnya, misalnya mendekatkan power house dengan
steam boiler dan penunjang lainnya Sarana fisik instalasi pencucian terdiri beberapa
ruang antara lain :
a- Meja penerima yaitu untuk linen yang terinfeksi dan tidak terinfeksi- Linen
yang diterima harus srrdah terpisah, kantung warna kuning untuk yang
terfufeksi dan kanhmg warnahitam untuk yang tidak tcriafeksi (kotor)
b. Timbangan duduk
c. Ruang yang cukup untuk troli pembawa linen kotor urhft dilakukart
desinfeksi sesuai Standard Sanitasi Rumah Sakit
Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang fan atau exhaust fan dn
penemngan minimal kategori pencahayaan C : 100 - 200 Lux sesui Pedoman
Pencahayaan Rumah Sakit.
72
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2O74
kategori pencahayaan D:200 - 500 Lux sesuai Pedoman Pencahayaan Rumah Sakit,
lantai dalam ruang ini tidak boleh dari bahan yang licin.
prosedur.
Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang exhaust fan dan penerangan
:
minimal kategori pencahayaan C 100 - 200 Lux sesuai Pedoman Pencahayaan
Rumah Sakit.
III.B. Prasarana
1. Prasarana Listrik
Sebagian besar peralatan pencucian menggunakan daya listrik. Kabel yang
diperlukan untuk instalasi listrik sebagai penyalur daya digunakan kabel dengan jenis
NYY untuk instalasi dalam gedung, dan jenis NfFGBY untuk instalasi luar gedung pada
kabel Feeder antara panel induk utaara sarnpai Gedung Instalasi Pencucian. Pada
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 GUfL 20Aq untuk pendistribusian daya listrik
yang besar, kabel Feeder harus disambung langsung dengan Panel Utama (Main Panel)
Rumah Sakit, atau Panel Utama Distribusi (Kios) jika rumah sakit berlangganan
Tegangan Menengah (TM) 20 KY dan sudah system Ring TM 2 Kv.
Adapun tenaga listik yang digunakan di Instalasi Pencucian terbagi dua bagian (line)
antara lain :
a. InstalasiPenerangan
b. Instalasi Tenaga
NYY terutama pada kotak kontak langsung ke peralatan tersebut, dan menggunakan tuas
kontak Qrsnd. switch), alau kotak kontak dengan system plug dengan kemampuan 25
amper agar tidak terjadi loncatan bunga api pada saat pembebanan sesaat. Grounding
harus dilakukan, terutama untuk peralatan yang menggunakan daya besar, digunakan
instalasi kabel dengan diameter minimal sama dengan kabel daya yang tersalurkan.
Untuk instatasi kotak kontak biasa disarankan untuk memperhatikan penempatan, yaitu
harus menjauhi daerah yang lembab dan basah. Jenis kotak kontak hendaknya tertutup
agar terhindar dari udara lembab, sentuhan langsung dm paralel yang melebihi kapasitas
penggunaan.
2. Prasarana air
Prasarana air untuk instalasi pencucian memerlukan sedikitnya 4A% daikebutuhan air di
rumah sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari. Kebutuhan air untuk
proses pencucian dengan kualitas air bersih sesuai standar air. Reservoir dan pompa perlu
Standar air
Ail yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air bersih berdasarkan
PerMenKes No. 416 khun 1990 dan standar khusus bahan kimia dengan penekanan tidak
adanya:
a. Hordness * Garam ( Calcium, Carbonate dan Chloride)
Sta4dard Baku Mutu:
-90 ppm
0
75
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2A74
Garam akan mengubah wama linen putih menjadi keabu-abuan dan linen wama akan
cepat pudar. Mesin cuci akan berkerak {scale forming), sehingga dapat menyumbat
saluran-saluran air dan mesin.
b. Iron - Fe (besi)
o Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia dan
proses pencucian
rusak akibat kedua kotoran tersebut harus dilakukan proses penetralan pH.
3. Prasarana Uap
Prasarana uap pada instalasi pencucian digunakan uap paras dengan tekanan uap
minimum 5 kg/cm2. Kualitas uap yang baik adalah dengan &aksi kekeringan minimum
70% G,adaskala0 - 100%) dan temperatur ideal 70oC.
76
Pedoman Manojemen Linen RS PKU Muhummodiyah Yogyakarto 2074
Produk Bahan Kimia
Froses kimiawi aka* berfungsi dengan baik apabila 3 faktor di atas bereaksi
dengan baik. Menggunakan bahan kimia berlebihan tidak akan membuat hasil menjadi
lebih baik, begitu juga apabila kekurangan.
Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :
1. Detergen : sabutrpencuei
Mempunyai perall menghilangkan kotoran yang bersifat astrm secara global
2. Heviklir
Mengangkat kotoran / nodq mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai
desinfektan, baik pada linen yang berwarna (Ozone) dan yang putih (Chlorine)
3. Softener
demikian para opertor alat harus memelihara peralatannya. Berbagai kelainan pada saat
pengoperasiaffrya misalnya kelaiaan but y, padta alat dapat s€gera dikenali oleh para
sekecil mungkin. Jika terbentuk noda putih di dalarn mesin cuci, cucilah bagian
dalam drum dengan air bersih.
2. Pemeriksaan bagian-bagan yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu
pada bearing, engsel pintu alat atau noda yang berputar. Berilah minyak pelumas
alau,fatlgemuk- Penggantian gemuk secara total disarankan dua tahun sekali- Jenis
77
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyoh Yogyakafta 2414
dan produk minyak pelumas mesin yang digunakan dapat diketahui dari buku
Opcrating Manual setiap mesin. Buku ini selalu menyertai peralatan pada saat
penerimaan barang.
J. Pemeriksaan V-beh dilahrkan setiap satu bulan yakni s€cara visual dengan
melihat keretakan lempeng V-belt, dan dengan perabaan unhrk menilai kehalusan
V-belt dan ketegangannya (kelenturan), toleransi pengukuran 0,2 - 0,5 mm. Jika
melebihi atau sudah tidak memenuhi syarat Y-belt tersebut segera diganti.
4. Pemeriksaan pipa air pana.s dilakukan setiap akan dimulai menjalankan alat
pencucian. Setiap saluran diperiksa dahulu terutama pada prpa yang terbungkus
Styrafoam (isolasi) dengan cara dilihat apakah masih terbungkus dengan baik dan
tidak ada semburan air atau uap. Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa
dengan peralatan pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor.Jika terjadi
kebocoran, harus segera dilaporkan pada teknisi rumah sakit untuk diperbaiki.
78
Pedomon Monojemen Lrnen RS PKU Muhsmmodiyoh Yogyakarto 2074
BAB TV
KF-TADIAN INFEKSI SERTA
KESEHATAI\I DAI\ KESELAMATAN KERJA (K3)
general (sistemik). Infeksi lokal ditandai dengan adanya inflamasi yaitu sakit'
panas,kemerahan, pembangftakan dan gangguan fungsi' Infeksi sistemik mengenai
2. Batasan
Suatuinfeksidinyatakansebagaikejadianinfeksiapabila:
dan tidak sedang dalam
a. waktu mulai dirawat tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
masa inkubasi infeksi tersebuL
b.Infeksitimbulsekurarrg-kururgnya3xZ4jamsejakiamulaidirawat.
lebih lama dari masa inkubasi
c. Infeksi tojudi pada pasien dengan masa pefawatan
dibuktikan berasal dari rumah sakit'
d. Infeksi terjadi setelahpasien pulang dan dapat
2074
Pedoman Monojemen Linen RS PKIJ MuhommodiyahYogyokorto
3. Sumber Infeksi
Yang merupakan sumber infeksi adalatr :
d. Linglungan
o Tidark ada sinar (matatrari, penerangan) yang masuk
5. Pencegahan
Untuk mencegah / mengurangt terjadinya kejadian infeksi, perlu diperhatikan :
a. Petugas
o penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (First In
2'
Pedomon Monaiemen Llnen RS PKIJ MuhammodiyahYogyokarta 2074
IV.B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
IV.B.l. Latar Belakang
upaya kesehatan kerja menurut uu No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan
batrwa kesehatan kerja harus
khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerjq menyatakan
resiko
diselenggarakan di semua tempat ke{a, ltrususnya tempat kerja yang mempunyai
mudatr terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
lebih dari
bahaya kesehatan,
sepuluh.
jenis maupun
Pekeria yang berada di sarana kesehatan sangat bervariasi baik
pekerja di rumah sakit
jumlahnya. Sesuai dengan fungsi sarana kesehatan tersebu! setnua
dengan bahaya potensial yang bila
dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan
dampak negatif terhadap
tidak ditanggulangl dengan baik dan benar dapat menimbulkan
akan menunrnkan prodoktivitas
keselamatan dan kesehatannya, yang pada akhirnya
kerja.
Pada hakekatrrya kesehatan kerja merupakan
penyerasian antara kapasitas keria'
kerja tidak diantisipasi
beban kerja dan lingkungan kerjq bila bahaya di lingkungan
pekeriaannya' Khusus untuk petugas
dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi
dari lingkungan
rumah sakit di instalasi pencucian menerima ancaman kerja potensial
o masyarakat pekerja di
Memelihara dan meningtcatkan derajat kesehatan kerja
mental maupun kesejatrteraan
semua lapangan kerja setinggi-tinggtnya baik fisilq
social
ZZ
Pedomon MonaJemen Linen RS PKU MuhammadiyahYogyakorta 2074
o Mencegatr timbulnya gang$xm kesehatan p"d" masyarakat pekerja yang
24
pedoman Monoiemen Linen RS PKU MuhommadiyohYogyokarta 2074
*) Virus Hepatitis B
o Selain manifestasi sebagai hepatitis B akut dengan segala komplikasinya,
penularan bagi
pengrdap (carrier) kronik, yang dapat merupakan sumber
lingkungan.
o Penularan dapat melalui darah dan cairan tubuh lainnya
o Pencegahan:
sakit terhadap
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumatr
penyakit hepatitis B penularannya'
- Memberikanvaksinasipadapetugas
- Menggunakn APD sesuai SOP
terhadap
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilitasi
bahan dan peralatan yang dipergunakan terutama
bila terkena bahan
infeksi-
tugas pekerja sesuai
- Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan
soP.
'r') Virusl[,] (Human Immunodeficiency Yirus)
o Penyakit yang ditimbulkannya disebut AIDS (Acquired ImmunodeJiciency
Syndrome).VirusHIVme,lryerarrgtargetseldalamjangkawaktulama.Jarak
AIDS bergantung pada
waktu masuknya virus ke tubuh sampai timbulnya
daya tahan tubuh seseorumg dan gayahidupnya
susu ibu'
o HIV dapat hidup di dalam darah, cairan vagin4 cairan sPenn4 air
sekreta dan eksreta tubuh'
ekskreta tubuh yang
o Penularannya melalui darah, jaringan, sekret4
mengandungvirusdankontaklangsungdengankulityangterluka.
o Pencegahan:
-Linenyangterkontaminasiberatditempatkandikantongplasikkertas
kedap air dan
yang berisi desinfektan, berlapis ganda, tatran fusukan,
25
pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ MuhammodiyohYogyokorto 2074
E$*$iag khusus serta diberi label Batran Menular
I AIDS selanjufitya
dibakar-
o Pengukuran
- Ventilasi Yangbaik
- Dengan alat local exhauster
Yogyakarto 2074
Pedoman Manoiemen Linen RS PKll Mwhammcdriyah
*) Bahaya bahan kimia
J*'sebagian be5a, dari bahaya di insalasi pencucisan diakibatkan oleh zat kimia
seperti deterjen, desinfektan, zat pemutih, dll. Tingkat
resiko yang diakibatkan
zat kimia yang
tergantung dari besar, luas dan lama pemanjaan. walaupun
pemanjaan terhadap
sangat toksik sudah dilarang dan dibatasi pemakaiannya"
ditunda
27
pedomon Mdnaiemen Linen RS PKU MuhommodiyahYogyokarto 2074
Tindakan pencegahan :
- Heviklir
Guna : cairan Penghilang noda
sumber air).
Bahaya kesehatan :
:
Pertotrongan selanjutnya de,ngan mencai pertolongan
rnedis tmpa
ditunda.
Tindakan Pencegahan :
28
Pedomon Monaiemen Linen RS PKU Mutnmmadtyoh Yogyalarta 2O74
Penyimpanan dan pe,rrgandotan : simpan di terrrpat sejuk dan kering
pernafasan
/ Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat peralatan
sendirimung[rindiperlukanuntukpenggunaanyanglala
r' Memakai APD
dm perrgandilfian : sirnpan di terrrpat sejuk dan kering
Penyfunpanan
hindari suhu ekstrim'
3. BatrayaFisika
*) Bising
Dalam kesehatan kerja, bising didikan s€bagBi suara yang dapd menurunkan
ambang pendengararD mzlupun
pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan
29
pedoman Manoiemen Linen N PKll MuhommadiyahYogydkarta 2074
factor
secara kualitatif (penyempitan spectnm pendengaran)' berkaitan dengan
intensitas, ffiuensi, durasi danr pola waktu- Di nrmah sakiL bising merupakan
p& intensitas relatif rendatr (S5 dB atau lebih), dalam waktu yang lama
membuat efek kumulatif yang bertingkat dan m€nyebabkan
gangguan
o Pengukuran
Benrpasumbertelinga(earplug)ymgdapatrnenurunkanpajanan
(ear mffi yang dapat
sebesar 6 - 30 dB arau penuhrp telinga
rnenurunkall20 - 40 dB'
ln
2O74
pedoman Manoiemen Linen RS PKll MuhammodiyahYogyakarta
{ kerja
Rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingfungan
yang bising dengan yangtidak bising'
{ pengendalian secara adminismative dengan menggunakan jadwal kerja
sesuaiNAB-
*) Cahaya
o Pencatrayaan di instalasi pencucian pedu karena ia berhubungur langSung
dengan:
- Keselamatan Petugas
- PeningkaranPencemaran
- Iritasi(konjungtivitis)
- Ketajaman penglihatan terganggu
kati
*) Listrik
oleh karena
r Kecelakaan t€rsengd listrik dapat t€rjadi pada petugas loundry
yang
dukungan pengetahuan lisEik yang belum memadai- Pada umumnya
terjadi di rumah sakit adalalr kejutan listrik microschok dimana listrik
mengalir ke badan petugas melalui system peralatan yang tidak baik'
o Efekkesehafian
37
2074
Pedomon Monaiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyokarta
. Pengendalian
- Enginering
{ Pengukuran jaringan / instalasi listrik
r' NAB bocorrus 50milirnper, ffiHz(sakit)
r' Pemasangan pengaman/alat pengaman sesuai
ketentuan
- Adminisrasi
{ Penempatan petugas sesuai ketrampilan
{ Waktu kerjaPetugas digilir
- Mernakai sePatu / sandal isolasi
*) Panas
o Panas difasakan bila suhu udara di atas suhu nyanan(26 - 28oC) dengan
bulan 1 kali
pengamatan suhu dan kelembaban
- dipasmg tenno trypnometer untuk
ruang lainnYa
o Efekkesehatan
- Heat syncory (pingsan karena panas)
.Heatdisorderftumpulangejalayangbertrubrmgandengankenaikansuhu
tubuhdanmengakibatkankekurarrgancairarrfubuh)seperti:
{Heatstresslheatexhoustion'terasapanasdantidaknyamm,karena
dehidrasi,tekanandaratlturunmenyebabkangejalapusingdanmual'
{Heatcrampsadalahspasrneototyangdisebabkarcairmrdorgan
eleltrolityangrendatr,masukkedalamotot,akibatbanyakcairart
tubuhkelurmelaluikeringa!sedangkanpenggantinyahanyaair
minum biasa tanPa elekrolit'
- Terhadap lingkungan
r' Isolasi peralatan yang menimbulkan panas
{ Menyempunrakan system ventilasi dengan :
o ventilasi yang ditempatkan di atas sumber panas yang
bertujuan menarik udaa panas kelua ruangan (dapat
digunakan kipas angin di langit-langit ruangan)
o PemasanganalatPendingin
- Terhadap Pekerja
{ Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan memenuhi syarat
dekat ternpat kerja dar kalau perlu disedial<at extra salt.
r' Hindarkan petugas yang harus bekerja di lingkungan panas apabila
be,lbadargqnuksekalidanberpenyakitkardiovasktrlm.
{ pengaturan waktu kerja dan istirahat beraitan dengan suhu ruangan.
o Efekkesehatan
jari
- Terhadap system peredaran darall : dapat benrpa kesemutan tangan
!r3
2O74
Pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ Muhammodiyoh Yogyakarta
| - Terhadap system tulang, sendi dan oto! berupa gangguan osteoarticular
'
i
": @angguan pada sendi jari tangan)
o Pengendalian:
anti
- Terhadap sumber, diusahakan menurunkan getaran dengan bantalan
vibrasi I irclator dan pemeliharaan nnesin yang baik'
jadwal kerja
- Pengendalian administrative dilakukan dengan pengaturan
sesuai TLY (Ireshold Limit Value)
-Terhadappekerja,tidakadapelindungl<ltuzus,hanyadianju*an
menggunakan satung tangan tnrtuk menghangatkan tangan
dan
4. Ergonorni
o dalam kaitannya dengan
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
pekerjaan rnereka. secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi adalah
yang salahtau tidak
penyesuaian tugas pekerjaan dengan pekerja. Posisi tubuh
o Pengukuran : dinilai dari banyaknya keluhan yang ada hubungannya pada saat
melakukan Pekerjaan.
2O74
Pedoman Manoiemen Linen RS PKll MuhammodiyahYogyakano
Mengangkat barang berat
Tubuh kita mampu me,ngangkat behn seberat badan sediri, kira-kira 50 kg bagi laki-
laki dewasa dan 40 kg bagi wanita dewasa l.ebih dari itu, besar kemungkinan terjadi
batraya. Bila berat beban yamg akan diamgkat itu lebih dari setengah dari berat badan
si pengangkat (ebih dan 25 kg untuk laki-laki atau lebih dari 20 kg unnrk wanita)
makabeban harus dibagi dua.
Cara mengangkat beban yang berafirya kurang dari 25 kg :
- Mengangkatbeban di dePan
r' Mendekatke beban / barang
{ Renggangkan kedua kaki, barmg b€rada di antara kedua kaki sedikit di
sebelah dePan
{ Ltrnrskan tulang punggung (boleh melengktrng) dsr badan sedikit
dicondongkan ke dePan
{ Badar diturunlon dengan sedikit mernbengko}*an lutut dan panggul sampai
tanganmencaPai barang
{ Lengan das harus sedekd dau serapat mungkin ke badan dan tangan
memegangbarang
r' Angkat hrang ke atas perlahan-latran, jangar disentakkan atau dircnggutkan'
Sewaktu mengangftat ke atas tulang punggpng harus tetap lurus, tegangftan
dan kencangkut otot Perut.
35
Pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ Muhommodiyoh Yogyokorto 2O74
Bila beban dapat dibagi dua, beban tersebut boleh diangkat oleh satu orang. Bagi
dua beban dan gunakan pemikul, s€paruh beban di depan dan separuh di
belakang.
- Beban tidak dapat dibagi
Bila beban yang hendak diangkat lebih dari sepamh berat badan dan tidak dapat
dibagi, maka hendaklah dingkat berdua atau beranai-ramai. Cara terbaik adalatr
dengan membuat penggantung (cantelan) pada barang dan mengangkatnya
dengan tongkat pemikul. Satu orang di depan dan satu oftIrlg di belalrang, baik
penggantung maupun tongkat pemikul harus kuat.
Posisi duduk
- Tinggi alas duduksebaiknyadaptdisetel antara38 dan 48 cm
- Kursi hanrs stabil dan tidak goyang atau bergerak
- Kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas
Posisi berdiri
5. Batraya Psikososial
Diantam berbagai ancaman bahaya yang timbul akibat pekerjaan di nrmah sakiL
factor psikososial juga memerlukan perhatian antara lain :
o Stress, yaitu ancaman fisik dan psikologis dari factor lingkungan terhadap
- Tuntutan pekerjaan
Beban kerja yang berlebih maupun yang krrang, tekanan waktu, tanggung
jawab yang berlebih maupun yang kurang-
:rc
Pedoman Monoiemen Linen RS PKll MuhommodiyohYogyakarta 2074
o Pengendalian:
- Menjagakebugaran jasmani dari pekerja
- Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan rasa menyenangkan dalam b"k"rjq
misalnya adanya makan siang bersama, adanya kegiaAn pinik bersama.
Beban kerja yang berlebih maupun yang kurang, tekanan waktu, tanggung
jawab yang berlebih maupun yang kurang.
Keselamatan kerja adalah keselamatm yang berkaitm dengan alat kerj4 bahan dan
proses pengolahannya" tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Kecelakaan adalatr kejadian yang tak terduga oleh karena di belakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
adalah zat asam, batran yang mudatr terbakar dan panas. Bahan-bahan yang
mudah terbakarmisalnya bahan yang ada padamesin cuci
Penanggulangan:
o Legislatif
o Mengacu pada UU No. I tatrun 1970 tentang keselamatan kerja
37
Pedomon Monojemen Linen RS PKll MuhammodiyohYogyokarto 2074
tidak terhalang oleh barang-banang cukup lebar, mudah terlihat dan diberi
tanda-tanda arah yang jelas.
o Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran meliputi 2 jenis :
- Terpasangtepat di tempat
- Dapat bergerak atau dibawa
2) Terpeleset / terjatuh
o Terpeleset / terjatuh pada lantai yang sama adalah bentuk kecelakaan kerja
yang dapat terjadi pada instalasi pencucian
o Penang€ulangan:
- Jangan menrakai sepdu dengan hak tinggi, sol yang nrsak atau memakai
dapat menrbantqpetugas rmtuk memahami masalah kesdratan koja dan dapat melakukan
upaya antisipasi terhadap akibat yang ditimbulkannya sehingga tercapai budaya sehat
dalam bekerja.
#
Pedomon Manajemen Linen RS PKll MuhommadiyohYogyokotto 2074
BAB V
PROSEDUR PELAYANAN LINEN
kualitas maupun kuantitas, maka diperlukan system pengadaan satu pintu yang sudah
terprogram dengan baik. Untuk itu diperlukan kesepakatan-kesepakatan baku dan
merupakan satu kebijakan yang turun dari pihak Top Level Management yangkemudian
diaplikasikan menjadi suatu standard yang harus dijalankan dan dilaksanakan dengan
prosedur tetap (protap) dan petunjuk teknis (uknis) yang selalu dievaluasi.
tiap bagian di rumah sakit mempunyai spesifikasi pekerjaan, jumlah kebutuhan yang
besar, frekuensi cuci yang tinggr, keterbatasan persediaan, penggunaan yang majemuk
dan imoge yang ingin dicapai. Untuk itu diperlukan standard linen, antara lain :
l. Standardproduk
Berhubung saftIna kesehatan bersifat universal, maka sebaiknya setiap rumah
sakit mempunyai standard produk yang sama, agm bias diproduksi massal dan
mencapai skala ekonomi. Produk dengan kualitas tinggi akan memberikan
kenyamanan pada waktu pemakaiannya dan mempunyai waktu penggunaan yang
anyaman plat atau twill / drill, dengan proses akhir yang lebih spesifik, seperti :
water repellent, soil relese, PU coated, dan sebagainya yang sifat dan
penggunaan-penggunaan tertentu. Dengan adanya berbagai pilihan tersebut
memungkinkan bagi kita untuk mendapatkan hasil terbaik untuk setiap produk.
Warna pada kain / baju juga memberikan nuansa tersendiri, sehingga secara
psikologis mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. oleh karena itu,
pemilihan warna sangat penting. Alternatif dari kain warna yang polos adalah
kain dengan corak motif, trend ini memberikan nuansa yang lebih santai dan
modern.
4. Standard ukuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan, tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional yang timbul. Makin luas dan
berat, makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya.
- Laken 150x275 cm
- Steeklaken 100x 150cm
- Sarung guling 70 x 150 cm
- Sarungbantal 75 x 150 cm
5. Standard jumlah linen
- Linen Kamar
Jumlah stok linen dengan menyesuaikan layanan di perawatan, maka dapat
dimungkinkan standard stok yang berbeda berdasarkan klas.
Untuk jumlah linen yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan perbandingan
stok sebagai berikut :
o Klas vip - 1 6
o Klas I,II, III -I 4
o Klas Anak-anak - I 6
o Kamar Bayi : I 8
o IBS -l 4
- Linen IBS / OK
Persediaan linen IBS disesuaikan dengan system stok setiap operasi yang
meliputi : 2 duk besar, 4 duk sedang, 3 jas operasi menjadi satu set.
Untuk di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang mempunyai 3 ruang OK
dengan rata-rata l0 kali operasi / hari yang ditangani oleh 5 operator dengan
lamacuci I haridanstok I:4makadibutulrkanlinensebanyak I setx l0x I
x 4:40 set
6. StandardPenggunaan
Linen yang baik bisa tahan cuci sampai 200 kali dengan prosedur normal. RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta menentukan standard kalaikan sebuah linen
sebanyak 200 kali cuci, dengan ketentuan linen sebagai berikut :
Logo Unit
RS
Tgl. Beredar
1. Mesin cuci dengan kapasitas besar (di atas 50 kg) yang disarankan memiliki 2
(dua) kompartemen (pintu) yang membedakan antara memasukkan linen kotor
infeksius / non dengan hasil pencucian linen bersih. Antara 2 kompartemen
dibatasi oleh partisi yang kedap air. Maksud dari pemisahan tersebut adalah
menghindari kontaminasi dari linen kotor dengan linen bersih baik dari lanta, alat
mapupun udara.
V.B. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan kemungkinan transmisi
organisme berpindah :
- Di ruangan ruangan
- Perjalanan transportasi linen kotor
- Pencucian di laundry
Linen kotor infeksius : linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan
Shigella (sekresi dan eksresi), t{BV dan HIV (ika terdapat noda darah) dan
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan
segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar
berwarna kuning bertuliskan terinfeksi
Linen kotor tidak terinfeksi : linen yang tidak terkontaminasi darah, cairan
tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin sungguhpun
Seperti disebutkan di atas yang dimaksud dengan linen yang infeksius dan non
r Kantung dalam
- Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga l00oc dan tahan
bocor
- Bentuk segt empat dengan bagtan yang terbuka merupakan
panjang kantung
- Warna kuning
tU
Pedomon Mnajemen Linen RS PKU MuhammadiyohYogyokortd 2074
Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga l00t dan tahan
bocor
Bentuk lonjong
Warna hitam be*uliskan linen kotor tidak terinfeksi
verbeden dilakukan oleh perawat dimana seelum dilakukan penggantian linen bersih
harus melepaskan linen kotor dengan demikian perawat tersebut akan kontak dengan
linen kotor baik itu dengan linen kotor infeksius maupun tidak terinfeksi.
Prosedur untuk lingn kotor infeksius :
3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, sprayer, ember dengan tulisan linen infeksius,
kantung dalam linen infeksius, lem warna merah untuktutup dan sebagai segel
4. Lipat bagian yang terinfeksi di bagian dalam lalu masukftan linen kotor infeksius
ke dalam ember tertutuP
5. Noda darah atau feses dibuang ke dalam baskom, basahkan dengan air dalam
sprayer dan masukkan ke dalam kantung transparan dengan pemisahan antara
linen warna dan linen putih (kantung khusus linen kotor infeksius). Sampah
tercampur seperti jamm suntik tempatkan di wadah penampungan jarum suntik
6. Lakukan penutupan kntung dengan bahan lemkuat yang berwarna merah (masih
dapat lepas pada suhu pemanasan - desinfeksi) yang juga berfungsi sebagai segel.
7. Berbeda kantung linen kotor infeksius yang sudah tertutup /segel dimasukkan
kembali ke dalam kantung luar berwarna (sesuai dengan standard)
8. Siapkan troli linen kotor dengan ruang spole hock-
g. Kumpulkan ke troli linen kotor siap dibawa ke laundry dalam keadaan tertutup.
t*,
Pedoman Mnaiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyakarta 2474
Prosedur untuk linen kotor tidak terinfeksr :
4. Beberapa kantung linen kotor yang sudah tertutup siap dimasukkan dan
dikumpulkan ke troli linen kotor untuk dibawa ke laundry.
b. Transportasi
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan organisme, jika
linen kotor tidak tertutup dan bahan troli tidak mudah dibersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :
- Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih, jika tidak, maka
wadah penampung yang terPisah
- Wadah mudah dilepas dan setiap saat habis difungsikan selalu dicuci (siapkan
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
t5
Pedoman Mnoiemen Linen RS PKu Muhommadiyah Yogyokarta 2074
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendisuibusian
10. Penggantian linen rusak
pada saat proses penerimaan - penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana
APD'
kemungkinan organisme masih hidup, maka petugas diwajibkan menggunakan
Alat pelindung diri yang digunakan petugas laundry :
- Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat
- Apron
- Sarungtangan
- Sepatuboot digunakanpada areayangbasah
- Masker digunakan pada proses pemilahan dan sortir
tangan, sebagai upaya
Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci
pertahanan diri.
penyebaran organisme.
47
Pedoman Mnoiemen Linen RS PKU MuhsmmadiyohYogyokorto 2074
2. Upayakan tidak melakukan pensortiran. Pensortiran untuk linen infeksius
adalah
sangat tidak dianjurkan, penggunaan kantung sejak dari ruangan
salah satu upaya menghindari sortir'
Ads. Pencucian
(bersih), awet (tidak
Pencuaian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda
(bebas dari mikroorganisme
cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat
patogen). Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan
pemanasan -
yang mungkin tumbuh
desinfeksi untuk membunuh seluruh mikroorganisme
tujuan pencucian,
dalam semalam di mesin-mesin cuci. untuk dapat mencapai
harus mengikuti persyaratan teknis pencucian :
1. Waktu
dan
waktu merupakan bagran yang tidak terpisahkan dengan temperatur
sehat' Jika waktu
bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih,
bahan kimia
tidaktercapai sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka kerja
jenis pests seperti
tidak berhasil dan yang terpenting mikroorganisme dan
kutu dan tungau daPat mati'
2. Suhu
oProsespracucidengantanpa/bahankimiadengansuhunormal
Proses cuci dengan bahan kimia penghilang noda
dan detergen untuk
o
linenwarnaputih45_50oC,untuklinenwarna60-80"C.
o Proses bilas I dan II dengan suhu normal
48
2074
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKIJ MuhammddiyohYogyakarta
J. tsahan kimia
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari : detergen, heviklir, softener.
4. Mechanical action
Mechanical action adalah putaran mesin pada saat proses pencucian'
Faktor-faktor yang mempengaruhi mechanical action adalah :
mesin 50kg, maka loading / beban yang dimasukkan tidak boleh lebih
dai37,5kg.
o Level air tidak tepat
Level air adalah jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer bahan
kimia yang terdiri dari level : TINGGI : 50o/o dari kapasitas drum;
SEDANG : 32o/o dari kapasitas drum; dan RENDAH : 16,60/o dari
kapasitas drum
49
Pedoman Mndiemen Linen RS PKU Muhommadiyoh Yogydkortd 2074
o B*ran kimia
tersebut di
' Buhan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor
atasberfungsidenganbaik.Menggunakanbahankimiaberlebihan
juga apabila
tidak akan membuat hasil menjadi lebih baik, begitu
terjadi kekurangan.
desinfeksi untuk pencucian adalah 65oC selama l0 menit
Persyaratan emanasan -
atau 70oC dengan bahan kimia Chlorine 1%
(10.000 ppm av Cl2)'
9 Brmg
l0 TElllGElsAII
5-t
Ad.4. Pemerasan
pencucian
pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap
Pengeringan
pengeringan dilakukan dengan mesing pengering t drying yang mempunyai
15 menit untuk linen tipis dan25
suhu sampai dengan 70 - 80oc selama 10 -
50
Pedomon Mnoiemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyokorto 2074
- 30 menit untuk linen tebal . Pada proses ini, jika mikroorganisme yang
belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati'
Ad.6. Penyetrikaan
penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat disetel sampai
Ad.7. Pelipatan
pada
Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan
saat penggantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien di atas
tempat tidur. Linen yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada
pelipatan :
a. Laken
b. Steek laken
c. Sarung bantal / sarung guling
d. Selimut.
proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang
Prosedur PeliPatan :
a. Laken
- pertemukan antara ujung linen menjadiYzbagtan. Perhatikan label ada
di bagian kanan
- Lipat kembali pegang pertengahan lipatan, temukan dengan kedua
b. Steek laken
- Lipat kembali menjadi dua arah lebr harus sampai l/8 bagian, lipat
satu kali lagi Posisi label di atas'
c. Sarungbantal
- Dilakukan satu orang
- Posisi jahitan di dalam
.Lipatmenjadi%ba$mmemanjangaratrlabeldiluar_lipatlagi
menjadi %bagian'
d. Sarung guling
- Posisi jahitan di dalam
-Lipatmenjadi%memanjang,labelluarlipatlagimenjani%.
e- Selimut
- Dilakukan satu orang
.Posisijatritandiluar(terbalik)posisilabeldikanan
- Lipat menjadi %bagutarah lebar selimut
' LiPatlagi menjadi Yabagran
- Lipat aratr panjang selimut menjadi Yzbagran
- LiPat lagi menjadi%bagran
- LiPat lagi menjadi 1/8 bagian'
Ad.8. PenYimPanan
Penyimpananmempunyaitujuanselainmelindungilinendarikontaminasi
ulangbaikdaribalrayasepertimikroorganismedanpest,jugauntuk
posisi linen yang terdapat di
mengontol posisi linen tetap stabil. Sebaiknya
ruangpenyimpnananl,5pardanl,5pardinrangan.ruangan.Adabaiknya
lemaripenyimpanandipisahkanmenunrtmasing.masingruangandandiberi
obatantingangatyaitukapurbarus.Sebelumdisimpansebaiknyalinen
dibungkus dengan plastik transparan, sebelum didistribusikan.
52
pedoman Mnaiemen Linen RS PKIJ MuhammadiyahYogyokarta 2074
Ad.g. Pendistribusian
pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan
yaitu linen yang tersimpan
linen yang keluar. Disini diterapkan system FIFO
sebelumnyayaiful,5paryangmerrgendapdiperryimpananharusdikeluarkan,
yang berikutnya, sehingga
sedangkan yang selesai dicuci disiapkan untuk
tidakadapekerjaaryangmenunggusetiapselesaimencuci.Adabaiknya
linen yang
ruangan mengambil pada saat yang bersarnaan
bagran inventaris
dicuciditukatdengarlinerrbersihyangdiapdidistribusikan.Sedanglanlinen
unhrk digUnakan kenrbali' Setiap
sisa yang berada di ruangan harus disiapkan
yang tertera disetiap linen'
linen yang diketuarkan dicatat sesuai identitas
yang disimpan, dengan
nomor berapa yang keluar dan nomor berapa
mana saja
pencatatan tersebut diketahui berapa kali linen dicuci dan linen
yang mengendaP tidak digunakan'
53
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKIJ Muhommodtyoh Yogyokarto 2074
Kerapuhan beberapa bagtan akibat bahan kimia
korosif seperti HzOz
peroksida maupun
ataupun bahan kimia lainnya yang korosif seperti
Chlorine diatas 5%.
Robek karena tersangkut.
Brght'
Noda karat dapat dihilangkan dengan larutan Ferro
Penggantiansegeradilakukanolehpihaklaundrydenganmengirimkan
Penggantian segera
formulir permintaan kerusakan kepada pihak logistik.
nomor identitas yang rusak
dilakukan pemberian identitas, linen dengan
tanggal peredaran berbeda
diganti sama sesuai dengan yang rusak, hanya
dengan linen sebelumnYa.
d. Dokumen
Dokumen yang dibtrtuhkan pada penatalaksanaan
linen mulai dari ruangan
g
2O74
Pedomdn Mnaiemen Linen RS PKU MuhommodiyohYogyakarta
peralatan dan linglcungan
Metode untuk membersihkan linen dan dekontaminasi
anaskar tidak
hmcur ol& sr&u tinggi ydg i*t gt'Ir"t* steam dengan suhu
@(a)atau
S*.a Agru cairar detergea atau
pembensih trem dan Pembilas - DetergenYmgberisichloriue
- Chtorine yaqg tidak mergikis yang
bertcmft&hbuklbt&
@derrhP ffircgunakan
& &imia desir*ttan (d) dau (a) dan
55
pedoman Mnaiemen Linen RS PKll Muhommodiyah Yogyakorto 2074
Cara Menghitung Dosis Kebutuhan
DesinfektanChlorineUntukLinenlnfeksiusG{rV&HBv)
- Kapasitas mesin 50 Kg
- %bahan aktif chlorine Wo (Produk X)
- o/oformulasi yangdiinginkan'l% (10.000 ppm) untukHIV dan HBV
Pertanyaan:
il;p; gram bubuk chlorie yang dipakai setip kg cucian ?.
perhitungan I : menghitune ;ir i*idipakai pada proses bleach yaitu LOW
fnCfff :Sff/o dari kaP' drum
MEDIUM ;32o/o dari kaP' drum
LOW :16,60/o dari kaP'drum
VOLUMEDRUM:r-?.t
n:3,14;d:1m;t:0,-65m
Vol. drum :3,14. (0,5)'.0,65
0,51 m3
=
:t 0,51 x l.000liter
5l0liter
=
Air yang digunakan : LOW
yang
II : menghitung grarn chlorine
Perhitungan ligu$m
GR. CHLORINE :1-t"2" foiiul,oi I o/oghn. ektiOx Pengenceran)) x 10'000 mg/L
=a {(1% tlff/o)x 84,6
L)} x 10.000 mg/L
mg
= 84.600
(84.600 / 1000) g
=+
:+ 84,6 g
+ Dibutuhkan 84,6 gdalam 50 kg cucian
:+ Untuk setiaP kg cucian : 84,6 g / 50 kg
+ 1,69 glkg
JAWAB:Dibutuhkanl,6ggChlorineuntuksetiapkgcucian
56
Yogyakorto 2074
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKll Muhammodiyoh
BAB VI
MOMTORING DAII EVALUASI
VI.A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan dan
cakupan progftun pelayanan seawall mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya
memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.
Tujuan monitoring adalah :
Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit monitoring hendaknya dilakukan secaru!
teratur i kontinue.
Aspek-aspek yang dimonitor mencakup :
3. Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu wama yang kusam, pudar, tidak
57
Pedomon Mondiemen Linen RS PKIJ MuhommodiyohYogyokarta 2074
pakai), itupun tergantung kualitas batran. Ada bahan yang sampai 120 kali
pencucian masih tetap baik dan layak pakai.
Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilalokan melalui uji kuman secara insidentil
bila dijumpai banyak terjadi infeksi di stu unit rawat inap atau lebih. Contoh diambil
untuk dilakukan swab dri kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil kultur,
YI.B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tatrap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengelolaan linen di rumah sakit.
Tujuan dri evaluasi tersebut antara lain :
daya manusia.
Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuesioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau
minimal setiap satu tahun sekali. Sebagai responden diambil dua atau tig jenis petugas
dilihat dari fungsinya, misalnya kepala bangsal / ruang, perawat pelaksana dan petugas
pelaksana non perawatan / pekarya.
pelayanan, demikian pula linen yang berputar di ruangan yang diam akan
mengakibatkan linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum
58
Pedoman Monoiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyokorto 2074
digunakan. Hal-hal seperti ini dapat mengganggu pada saat penggantian linen
berikutnya maupun jika linen tersebut hendak diturunkan kelasnya. Untuk itu
perlu adanya monitoring ke ruangan-ruangan dengan frekuensi minimal 3 (tiga)
bulan sekali atau setiap kali ada pencatatan di buku adminisfasi yang tidak
b. Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari linen adalatr bersih (fisik linen), awet (tidak rapuh)
dan sehat (bebas dmi mikroorganisme patogen).
Frekuensi:
- Untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan memanfaatkan panca indera
secara fisik mulai dari bau (harum dan bebas dri bau yang tidak sedap), rasa
(lembut di kulit) dan skala noda. Dilakukan pada tahap sortir di dalam
pelputaran pencucian. Jika terdapat kekurangan dari tiga aspek tersebut, maka
perlu pencucian ulang sesuai dengan permasalahan masing-masing.
- Awet (tidak rapuh) dapat dilakukan dengan mengendalikan penggunaan
formulasi bahan kimia yang serendah mungkin tanpa mengabaikan hasil.
Substitusi penggunaan bahan kimia yang mempunyai sifat melapukkan seperti
phenol. Frekuensi dapat dilalnrkan setiap perputaran waktu standard linen
ditetapkan misalnya 120 kali pencucian, atau umur linen adalah 2 bulan.
2. Bahan Kimia
a. Fisik dan karakteristik batran kimia
Fisik dan karakteristik batran kimia dapat berupa wamq butiran serta bau yang
1*ras dari bahan kimia. Penjelasan spesifikasi bahan kimia pada awal pembelian
menjadi penting serta melihat pembanding bahan kimia dri produk batran kimia
lainnya akan sangat membantu dalam memonitor kualitas bahan kimia yang
59
Pedoman Monoiemen Linen RS PKll Muhammodiyoh Yagyokarto 2074
dikirim pihak rekanan. Untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring setiap
bahan kimia akan digunakan
Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standard air bersih Depkes
dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang akan digunakan.
Sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.
6A
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhommadiyoh Yogyakarto 2074
Pencemaran utama : pelarut organic, hidrokarbonterhalogenasi; lemak dan gemuk
Dengan demikian limbah laundry dan dry cleaning harus dikelola sesuai dengan
Standard Baku Mutu sesuai dengan tingkat pencemar yang dimaksud; namun Permen
LH No. 58 tahun 1995 tidak / belum mengakomodir untuk limbatr cair laundry dan
dry cleaningrumah sakit.
Polutan yang mencemari : phospat, senyawa aktif biru metilen dan sulfida.
Hasil evaluasi diberikan kepada penanggung jawab dan pengelola pelaynan linen
di rumah sakit dan umpan balik yang diberikan dapat menjadi bahan laporan dan
pertimbangan dalam pembuatan perencanaan sesuai tujuan evaluasi.
57
Pedoman Monojemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyokarto 2074
Daftar Rujukan
11. Pedoman manajemen linen di Rumah Sakiq Depkes RI Dirjen Yanmed, 2004.