Anda di halaman 1dari 70

-----/

PEDotAlr mEtEll LlllEll


DI RUTAII SAf,IT

UNIT LINEN DAN LAUNDRY


RS PKU MUHAMMAI}IYAH
Jl. KIIA. Dahlan 20 Telpon 512653 - 512654 Fax. 5616129
YOGYAKARTA
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Jl. KH, Ahmad Dahlan No. 20 yogyakarta S5122
Telp' (0274)5,l2653 Fax. (0274)566129,1c0 :(0274137026i,E.mait : pkujogja@yahoo.co.id
UNIT ll : Jl. Wates Km. 5.5 Gamplng, Slsman, yogyakarta SSig+-'
Telp, (0274) 6499704, Fax r (0274) 649gt2t roo i (olil) 6499i1s
E.marr iprujosja@yahoo.co.id

,i-;t;4tis't;-;'t,
SURAT KEPUTUS$I DIREKTT]R I]TAMA
RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA
Nomor :,{S3 T tSK.3.2tXt20t5
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN LINEN LOTJNDRY
RSPKUMYOGYAKARTA
Direkur Utama RS PKU Muhammadiyah Yoryakarta

Menimbang d- Bahwa RS PKU Muhammadiyah Yoryakarta perlu untuk seralu


meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan mutu
secara berkesinambungan.
e- Bahwa Akreditasi Rumah sakit merupakan salah satu instrumen
peningkatan mutu berkelanjutan dan kewajiban bagi Rumah sakit sesuai
ketentuan pemerintah.
f. Bahwa dalam pelaksanaan dan persiapan Akreditasi diperlukan berbagai
panduan
Mengingat Surat Keputusan PP Muhammadiyah nomor : 233tKEPIl.0tDl2Ol3 tanggal 9
/
shafar 1435 12 Desember 2013 tentang Penetapan Direktur utama dan
wakil Direktur Bidang Rumah sakit PKU Muhammadiyah yogyakarta Masa
Jabatan 2013 -2017

Memperhatikan 4. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


5. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. PerMenKes RI No 59.B/lvlenKes[PerllT/1998 tentang Pengaturan Cara-
cara Akreditasi Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan PEDOMAN MANAJEMEN LINEN LOTJNDRY RS PKU


MYOGYAKAR'TA
Pertama Memberlakukan Buku Pedoman Manajemen Linen Loundry RS pKU
Muhammadiyah Yoryakarta sebagaimana terlampir bersama Keputusan ini
Kedua Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan, maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestiya.

Ditetapkan di Yoryakarta
Pada tanggal Oktober 2015

M
Direktur Utama,

dr. H. Joko Murdiyanto. Sp. An.. MPH


NBM: 867.919

Cepat - lMutu - !\Jtaman - Rjngan - Isfami


Tim Penyusun

1. Sukarsono, AMI).
2. Sigit Rahmanto, AMI).
3. Nuryadi
4. Abdul Wachid
5. Agus Triyanto
6. Supriwiyadi
7. Andi Kurniawan
8. Faisal Ferdian
KATA PENGANITAR

Assalamu' alailum wr. wb.


Salah satu upaya meningkatkan pelayanan di rumah sakit adalah melalui
pemberian pelayanan penunjang medik yang professional, bermutu dan aman.

Mengingat bahwa linen digunakan di setiap ruangan di rumah sakit, maka diperlukan
pengelolaan linen secara komprehensif.

Dalam buku ini disajikan tentang manajemen linen di rumah sakit, sarana,
prasarana dan peralatan pencucian, kejadian infeksi serta kesehatan dan keselamatan

kerju, prosedur pelaynan linen yang diawali dengan perencanaan sampai

penatalaksanaan linen serta monitoring dan evaluasi. Tim penyusun mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
rnaupun materiil kepada tim penyusun, sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan
lancar.

Kami menyadmi masih banyak yang perlu untuk disempumakan. Oleh sebab
itu berbagai kritik dan saran tmtuk sempumanya buku ini sangat kami harapkan.
Akhirnya karni harapkan buku ini dapat dijadikan salah satu buku panduan dalam
meningkatkan pelayanan linen rumah sakit.
Was s alamu' alailatm Wr- Wb -

Tim Penyusun

1l
SAMBUTAI\I DIREKTIIR
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Assalamu' alaikum Wr. Wb.,

Semua ruangan di rumah sakit memerlukan dan menggunakan linen.


Manajemen linen yang baik di rumah sakit merupakan salah satu aspek penunjang
medilq yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Manajemen dimaksud dimulai dari perencanaar! peffmgarum linen bersitr,

penanganan linen kotor I pencucian hingga

Secma khusus penanganan linen kotor sangat penting guna mengurangi resiko
kejadian infeksi. Proses penanganan tersebut mencakup pengumpulaq pensortiran,
pencucian, penyimpanan hingga distribusi ke ruangan-ruangan di rumah sakit.
Mengingat hingga saat ini belum ada buku pedoman untuk manajemen linerU
maka kami menyambut baik disusunnya buku pedoman ini. Pada kesempatan ini
kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun yang telah berhasil
menyelesaikan buku ini.

Wassalama'alaikun Wr. Wb.

Direktur Uhma
RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

dr. H. Joko Murdivanto. Sp.An.


NBM. 867.919

111
SAMBUTAN DIREKTUR BIDANG PENUNJANG MEDIK
RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA

Assalaffia' alai*um Wn Vb.,


Kejadian infeksi adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di rumah sakit.
Infeksi ini telah dikenal sejak lama. Permasalahan yang terjadi akibat kejadian
infeksi sangatlah kompleks dan dapat menyebabkan kerugian bagi pasien maupun
bagi rumah sakit bahkan dapat mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan
mortalitas. Mengingat bahwa penularan penyakit dapatmelalui udar4 percikan dan
kontak, sehingga indicator kejadian kejadian infeksi menjadi penting untuk
diperhatikan selanjutnya.
Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi adalah dengan melakgkan
manajemen linen yang baik. Selain itu pengetahuan dan perilaku petugas kesehatan
juga mempunyai perart yang sangat penting. Petugas kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain (pasien dan pengunjung) serta
bertanggung jawab sebagai pekaksana kebijakan yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit.

Melalui buku ini, kami berharap seluruh petugas kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan pengelolaan / manajemen linen di rumah sakit dapat menggunakan
buku pedoman ini sebagai buku pedoman kerja. Kami percaya buku ini akan
bermanfaat bagi rumah sakit.
Akhirnya kepada semwr pihak, kami menucapkan terima kasih atas
partisipasi aktifnya sehingga buku ini dapat selesi dan diterbitkan.

Wmsulsmu'alaikunh Wb.
Direktur Bidang Penunjang Medik
RS PKU lvtuhammadiyah Yogyakata

dr.I{. Adnan AMullah. So.THT. KL.


NBM. 874.49A

iv
DAFTAR ISI

Tim Penyusun I
Kata Pengantar ii
Sambutan Direktur Utama iii
Sambutan Direktur Penunjang Medik iv
Daftar Isi V

BAB I PENDAHULUAN I
I-A. Latar Belakang I
I.B. Permasalahan I
[.C. Dasar Pelayanan Linen di Rumah Sakit 2
I.D. Tuiuan J
I.E. Falsafah J
I.D. Pengertian

BAB II. MANAJEMEN LINEN DI RUMAH SAKIT 6


II.A. Jenis Linen 6
II.B. Bahan Linen 7
II.C. peran dan Flngsi 8
II.D. Prinsip Pengelolaan Linen di Rumah Sakit .. 8
II-8. Pengelolaan Linen 9
II.E. 1 - Struktur Organisasi 9
Il.E.z. Hubungan dengan Unit Lain 9
II.E.3. Sumber Daya Manusia (SDM) l0
II.E.4. Tata Laksana Pengelolaan l0
BAB III. SARANA FISIK, PRASARANA DAN PERALATAN t2
III.A. Sarana Fisik 12
III.B. Prasarana t4
m.C. Peralatan dan Bahan Pencuci t6
IILD. Pemeliharaan Ringan Peralatan 17

BAB IV. KEJADIAN INFEKSI SERTA KESEHATAN DAN KESE-


LAMATAN KERIA (K3) t9
IV.A. Pencegahan Kejadian infe ksi l9
tV.B- Kesehatan dan Keselamatan Kerja 22
IV.B.l. Latar Belakang 22
IV.B.2. Prinsip Dasar Usaha Kesehatan Kerja 22
IV.B.3. Potensi Bahaya pada Instalasi Pencucian 24
BAB V. PROSEDI.IR PELAYANAN LINEhI 39
V.A. PerencanaanLinen 39
V.A. 1. Semtralisasi Linen 39
V.A.2. Standarisasi Linen 39
V.4.3. Mesin Cuci 42
V.A.4. Tenagalaundry 43
V.B. Penatalalsaman Linen 43

BAB \rI. MOMTORING DAN EYALUASI 57


VI.A. Monitoring 57
VI.B. Evaluasi 58

DAFTAR RUJI]KAN

vl

a:t:: j**.,._!.,- . . .:jdkdl;:i.


BAB I
PEIYDAIIULUAN

I.A. Latar Belakang


Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
adalah melalui
pelayanan penunjang medrlq khususnya dalam pengelolaan linen
di rumah sakit. Linen di
rumah sakit dibutuhkan di setiap ru:mgail. Kebuhrhan akan linen di setiap ruangan
ini
sangat bervariasi, baik jenis, jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup
panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan
dengan bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajernerl
teknisi, perawa! tukarg cuci, penjahi! tukang setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan
dan keselamatan kerja Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap
pakai, diperlukan perhatian khusus, seprti kemungkinan terjadiaya
1encemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan-bahan kimia

I.B. Permasalahan
Bahwa dalam pengelolaan linen di nrmah sakit sering dijurnpai kendala-kendala
seperti :

1. Kualitas linen yang tidak baik, dalam arti linen sudah kedaluarsa dan kerapatan
benang sudah tidak memenuhi persyaratan.

2. Kualitas hasil pencucian sulit menghilangkan noda berat seperti dmt\ bahan
kimia" dan lain-lain.
3- Unit-unit penggura linen tidak melalarkan pembasahan terhadap noda sehingga
noda yang kering akan sulit dibersihkan pada saat pencucian.

4. Ruangan tidak memisahkan linen kotor tsrinfeksi dan kotortidak terinfeksi.


5. Kurang pengelolaan untuk jenis linen tertentu seperti kasur, bantal,
linen berenda dan lain-lain.
6. Kurangnya koordinasi antara numgan dengan bagran pencucian
7. Kurangnya koordinasi yang baik dengan bagran *ain khususnya dalam perbaikan
saftrna dan peralatan

Pedoman Monojemen Linen RS PKIJ Muhammodiyoh yogyokarta 2Ol4


8. Aspek hukum apabila pengelola linen dilakukan oleh pihak ketiga.
9. Kurangnya pemahaman tentang kewaspadaan universal
10. Kurangnya pemalraman dalam pemilihan, penggunaan dan efek samping balun

kimia berbahaya
I 1. Kurangnya kemampuan dalam pemilihan jenis linen

I.C. Dasar Pelayanan Linen di Rumah Sakit


1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. UU No. I tahun l9T}tentang Keselamatan Kerja
4. PP No. 85/1999 tentang perubalran PP No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Berbahaya dan Racun
5. PP No. 20 tahun 1990 tentang Pencemaran Air
6. Permen LH No. 5 tahun 2Al2EntangKegiatan Wajib AMDAL
7. Permenkes RI No. 4T2ilvIenkes/Peraturan/V/1996 tentang Penggunaan Bahan

Berbahaya bagi Kesehatan


8. Permenkes No. 4l6llvIenkesfPer{W1992 tentang Penyediaan Air Bersih dan Air
Minum
9. Kepmenkes No. 1204/IvIenkes/S.KDU20M tantang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
10. Perrrenkes No. 1045/Menkes/PerD(U2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit.
11. Per GubNo. 7 tahun 2010 tentang Baku Mutu Limbah Cair
12. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia tahun 1992 tentang Pengelolaan
Linen.
13. Buku Pedoman Kejadian infeksi tahun 200I

14. Standard Pelayanan Rumah Sakittahun 1999

Pedoman Manaiemen Linen RS PKU MuhammadiyahYogyakarta 2074


I.D. Tujuan
Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
Khusus
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit

2. Sebagai pedoman kerja trntuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh

dan siap pakai

3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi


silang
4. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor dan lingkungan dari
terpapar dari bahaya potensial.
5. Untukmenjamin ftslslssdiaan linen di setiap unit di rumah sakit

I.E. Falsafah
1. Pelayanan linen pada hakikatrya adalah tindakan penunjang medik yang
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab untuk membantu
unit-unit lain di rumah sakit yang membutuhkan linen yang siap pakai.
2. Kejadian infeksi dapat terjadi pada siapa saja disetiap tempat di rumah sakit baik
secara langsung maupun tidak langsung

3. Pelayanan linen dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kesehatan dengan pedoman dan


prosedur kerja yang ada.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja;

khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah


terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh
5. Pemilihan bahan kimia yang ramah lingkungan akan mengurangi pencemaran
udara, air, tanah dan lingkungan

Pedomsn Monojemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyokorto 2074


I.f,'. Pengertian
l. Antiseptik adalah desinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan

membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.


2. Dekontaminasi adalah suafu proses untuk mengurangi jumlah pencemafirn
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga amar untuk
penanganan lebih lanjut

3. Desinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui system


4. Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena invasi agen patogen
atau infeksius yang tumbutL berkembang biak dan menyebabkan sakit.

5. Kejadian infeksi adalah fufeksi yang didapat di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumatr sakit tidak ada tanda I gejalaatau tidak dalam masa inkubasi

6. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora

7. Linen adalatr babanlalatyang terbuat dari kain, tenun

8. Kewaspadaan universal adalah suatu prinsip dimana daralr, s€mua jenis cairan
tubuh, sekreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir pasien dianggap sebagai
sumber potensial untuk penularan infeksi HIV maupun infeksi lainnya. Prinsip ini
berlaku bagi semua pasien, tanpa membedakan resiko, diagnosis ataupun status.
9. Linen kotor terinfeksi adalah Iinen yang terkontaminasi dengan dmah, cairan
tubuh dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi Salmonella
dan Shigella (sekresi dan ekskresi), HBV dan HIV (iika terdapat noda darah) dan
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan segel
yang dapat terlmut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar berwama
kuning bertuliskan terinfeksi.
10. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cakan. tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin, meskiprm
mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien berasal dari sumberruang
isolasi yang terinfeksi.
11. Bahan berbahaya adalah zat,bahankimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun firmpuran yang dapat membatrayakan kesehatan dan lingkungan hidup

Pedoman Monojemen Linen RS PKU Muhsmmodiyoh Yogyokarto 2074


secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai
sifat racun, karsinoganilg
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi.
12' MSDSs (Material Safety Data Sheets) atau LDP (Lembar
Data pegaman) adalah
lsmbar petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisika,
kimia dari bahan
berbahaya, jenis bahan yang dapat ditimbulkan, cara penanganan
dan tindakan
khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan
bahan
berbahaya.

13' timbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha
dan I atatkegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena
sifat dan I
atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan; kelangsungaa hidup manusia serta


makhluk hidup lairnya.
14- Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerjq beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, untuk
memperoleh produltivits kerja yang optimal.
15. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerj4 bahan
dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melalarkan pekerjaan.
16. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan, dapat
menyebabkan kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan
sampai paling berat.

lT.Bahaya (lwzard) adalah suatu keadaan yang berpotensial menimbulkan dampak


merugikan atau menimbulkan kerusakan.

Pedoman Manojemen Linen RS PKU Muhommadiyah yogyakorta 2074


BAB IT
MANAJEMEN LINEN DI RUMAH SAKIT

II.A. Jenis Linen


Ada bermacam-nucam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen
dimaksud antara lain :
1. Sprei/ laken
2. Alas Sprei I steeklaken
3. Perlak I zeil
4, Sarung bantal
5. Sarung guling
6. Selimut
7. Bovenlaken
8. Alas kasur
9. Bedcover
10. Tirai / gorden

11. Vitrage
12. kanpenyekat I schrem

13. Kelambu

14. Taplak

15. Barak schort (tenaga kesehatan dan pengunjung)

16. Celemek, topi,Iap


17. Baju pasien

18. Baju operasi

19. Kain penutup (tabung gas, troli, dan atat kesehatan lainnya)
20. Macam-macam doek
21. Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi
22. Steck laken bayi
23. Kelambu bayi

Pedoman Manaiemen Linen RS PKU Muhammadiyah yogydkarta ZOl4


24.Lakenbayt
25. Selimut bayi
26. Masker
27. Cntrtta
28. Topi kain
29. Wash lap
30. Handuk

a llarduk untukpetugas
b. Handukpasienuntukmandi
c. Handuk pasien untuk lap,tangan
d. Ilandukpasienuntuk muka
31. Linen oprasi (hiu" celana, jas, macam-macam lnkgrl topi, masker, doek, sanmg
kaki, sarrmgmejamayo, alas mejalnsrument, mitel4 barak schort)

II. B. Bahen Linen


Bahan linenyang biamnyaterbuatdari :

1. Katun
2. Wool
3. Kombinasi seperti 65% aconilic dan 35% wool
4. Silk
5. Blacu
6. Flanel
7. Tefia
8, CYC SU/o - 5Ao/o
9. Polyster lWo
10. Twill / drill
Pernilihan bahan line,n hendaknya disezuaikan dengan fungsi dan cara pemwdan
serta penampilan yang dihmpkan

Pedoman Manakmen Unen RS PKIJ Muhammodiyoh yqpkarta 2Ot4 7


II.C. Peran dan F'ungsi
Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dari
p€rencanairn, salah satu sub sistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur

aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan,


proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak,
pelipatan, merapikan, mengepak atau mengemas, menyimpan, dan mendistribusikan ke
urdt-unit yang membutuhkannya, sedangkan linen rusak diganti.
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan bailq maka diperlukan
alur yang terencana dengan baik. Peran sentral lainnya adalah pereilcarraan, pengadrum,
pengelolaaq pemusnahan, kontrol dan pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain,
sehingga linen dapat tersedia di unit-unit yang membutuhkan.

II.D. Prinsip Pengelolaan Linen di Rumah saklt

Kemungkinan
menimbulkan
infeksi

Secara umum
infeksi yang o Desinfeksi tingkat tinggi
disebabkan karcna
o Sterilisasi
linen relatif rendah

Karena tidak
kontak langsung
dengan jaringan
tubuh yang steril
atau dengan
pembuluh darah

Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2074 I


II.E. Pengelolaan Linen
II.E.l. Struktur Organisasi
Pengelolaan linen di rumah sakit merupakan tanggung jawab dari penunjang
medik. Struktur pengelolaan linen diserahkan pada bagian Iinen dan loundry dan
sterilisasi bagian CSSD, bahkan pencucian linen dapat dikontrakkan pada pihak ketiga
(di luar rumah sakit atau yang kita kenal dengan metode out sourching. Hal ni
berdasarkan pemikiran bahwa :

a. Beban kerja berbeda di setiap rumah sakit


b. Adanya keterbatasan lahan di rumah sakit
c. Adanya keterbatasan tenaga kesehatan
d. Manajemen perlu berkonsentrasi pada core bisnis yaitu jasa layanan kesehatan
yang artinya adalah perawatan dan pengobatan

Kewenangarq pengaturan dan strukur organisasi unit pengelolaan linen diserahkan


sepenuhnya kepada Direktur.rumah sakit, disesuaikan dengan kondisi di rumah sakit
masing-masing

II.E.2. Hubungan dengan Unit Lain


Hubungan Kerja dengan Unit Lain
Kewaspadaan universal
di ruangan

R.Inap
R. Jalan
Instalasi
Administrasi
Linen dmi
RS Lain

Pedomon Monolemen Lfnen RS PKU Muhammodiyoh yogyokotto 2Ol4


II.E.3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia terdiri dmi :
a. Tenagakesehatan lingkungan
b. Tenaga administrasi umum

c. Tenaga teknik menengah

d. Tenaga dasar dengan pelatihan.

tI.E.4. Tata Laksana Pengelolaan


Tata laksana pengelolaan pencucian linen terdiri dari :

l. Perencanaan

2. Penerimaan linen kotor


3. Penimbangan
4. Pensortiran / pemilahan
5. Prosespencucian
6. Pemerasan
?. Pengeringan
8. Sortir noda
9. Penyetrikaan
10. Sortirlinenrusak

11. Pelipatan

12. Merapikan, pengepakan / pengemasan


13. Penyimpanan

14. Distribusi

15. Perawatan kualitas linen

16. Pencatatan dan pelaporan

Pedaman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2O74


70
Shcme Mrnrjemen Linen di RS

4***r*"\

hsespengadae

Pensadaan

Penerimam

Pe,mberian identitas

Distribusi ke rmit-unit terkait


Ymgmemh:tuhkan

Pcmnfamn linenoleh
Unit{mitt€Ntait

_]Hit t Ru

r___{-
I Perbaikan

Pso*m/Dolapoxan

Pedomon Manojemen Unen flSPKU MuhammodiyohYqyokafta 2074


1'
BAB III
SARANA TISIK PRASARANA DATY PERALATAI\I

III.A. Sarana f isik


Sarana fisik rmtuk ifstalasi pencucian mempunyai persyaratan tersendiri, terutama

untuk pemasangan peralatan pencucian yang baru. Sebelum pemasangan, dengan lengkap
SPA (Sarana Prasarana, Alat) diperlukan untuk memudahkan koordinasi dan jejaring
selama pengoperasiannya. Tata letak dan hubungan ankr ruangan memerlukan
perencanaan teknik yang rrtatasg, unfuk memudahkan penginstalasian tennasuk instalasi

listrik, uap, air parus dan penunjang lainnya, misalnya mendekatkan power house dengan
steam boiler dan penunjang lainnya Sarana fisik instalasi pencucian terdiri beberapa
ruang antara lain :

1. Rueng penerimean linen


Ruang ini memuat:

a- Meja penerima yaitu untuk linen yang terinfeksi dan tidak terinfeksi- Linen
yang diterima harus srrdah terpisah, kantung warna kuning untuk yang
terfufeksi dan kanhmg warnahitam untuk yang tidak tcriafeksi (kotor)
b. Timbangan duduk
c. Ruang yang cukup untuk troli pembawa linen kotor urhft dilakukart
desinfeksi sesuai Standard Sanitasi Rumah Sakit

Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang fan atau exhaust fan dn
penemngan minimal kategori pencahayaan C : 100 - 200 Lux sesui Pedoman
Pencahayaan Rumah Sakit.

2. Ruang Pemisahan Linen


Ruang ini untuk mensortir jenis linen yang tidak terinfeksi. Sirkulasi udara perlu
diperhxikan dengan memasang fan atau exhaust fon dan penerangan minimal

72
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2O74
kategori pencahayaan D:200 - 500 Lux sesuai Pedoman Pencahayaan Rumah Sakit,
lantai dalam ruang ini tidak boleh dari bahan yang licin.

3. Rung pencucian dan pengeringan linen


Ruang ini memuat:
o Mesin cuci
o Mesin pengering
r Mesin peras
Lantai rlalam ruang ini tidak dibuat dari bahan yang licin dan diperhatikan
kemiringannya.
Rumah sakit sudah menggunakan mesin pencuci otomatis maka daya
listrik yang diperlukan antara 4,8 - 5 Kva. Petunjuk penggunaan mesin pencuci
harus selalu berada dekat mesia cuci tersebut agar petugas operator bekerja sesuai

prosedur.

Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang exhaust fan dan penerangan
:
minimal kategori pencahayaan C 100 - 200 Lux sesuai Pedoman Pencahayaan
Rumah Sakit.

4. Ruang penyetrikaan linen

Ruang ini memuat


r Penyetrikaan linen menggunakan Flatwork lroners yafigmembutuhkan tenaga
listik sekitar 3,8 Kva- 4 Kva alat ataujenis yang menggunakan gas dengan
tekanan kerja t ap sekitar 5 kglcm2 dan tenaga listrik sekitar I Kva per unit
alaL
r Alat setrika biasa yang menggunakan listrik sekitar 200 va per alat.

5. Ruang penyimpanan linen

Ruang ini memuat :

r Lemari dan rak rmtuk menyimpan alat

Pedoman Manaiemen Linen RS PKll Muhommadiyah yogyakarta 2014 73


o Meja administrasi
Ruang ini bebas dri debu dan pintu selalu tertutup
Sirkulasi udara dipertahankan tetap baik dengan memasang fon atau exhaust fan
dan pener4qgan mjnimal kategori perrcahayaan D : 200 - 500 Lux sesuai
Pedoman Pencahayaan Rumah Sakit, suhu 22 - 27oC dan kelembaban 45 15%
RH.

6. Ruang distribusi linen


Rung ini memuat:
. Meja panjang untuk penyerahan linen bersih kepada penggura
Sirkulasi udara perlu diperhatikan dengan memasang fan danpenerangan minimal
kategori pencahayaan C : 100 - 200 Lux sesuai Pedoman Pencahayaan Rumah
Sakit.

III.B. Prasarana
1. Prasarana Listrik
Sebagian besar peralatan pencucian menggunakan daya listrik. Kabel yang
diperlukan untuk instalasi listrik sebagai penyalur daya digunakan kabel dengan jenis
NYY untuk instalasi dalam gedung, dan jenis NfFGBY untuk instalasi luar gedung pada
kabel Feeder antara panel induk utaara sarnpai Gedung Instalasi Pencucian. Pada
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 GUfL 20Aq untuk pendistribusian daya listrik
yang besar, kabel Feeder harus disambung langsung dengan Panel Utama (Main Panel)
Rumah Sakit, atau Panel Utama Distribusi (Kios) jika rumah sakit berlangganan
Tegangan Menengah (TM) 20 KY dan sudah system Ring TM 2 Kv.
Adapun tenaga listik yang digunakan di Instalasi Pencucian terbagi dua bagian (line)
antara lain :

a. InstalasiPenerangan
b. Instalasi Tenaga

Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2A14


74
Daya di instalasi pencucian cukup besar terutama untuk mesin cuci, mesin
pemeras, mesin pengering, dan alat setrika. Disarankan menggunakan kabel dengan jenis

NYY terutama pada kotak kontak langsung ke peralatan tersebut, dan menggunakan tuas

kontak Qrsnd. switch), alau kotak kontak dengan system plug dengan kemampuan 25
amper agar tidak terjadi loncatan bunga api pada saat pembebanan sesaat. Grounding
harus dilakukan, terutama untuk peralatan yang menggunakan daya besar, digunakan
instalasi kabel dengan diameter minimal sama dengan kabel daya yang tersalurkan.
Untuk instatasi kotak kontak biasa disarankan untuk memperhatikan penempatan, yaitu
harus menjauhi daerah yang lembab dan basah. Jenis kotak kontak hendaknya tertutup

agar terhindar dari udara lembab, sentuhan langsung dm paralel yang melebihi kapasitas
penggunaan.

2. Prasarana air
Prasarana air untuk instalasi pencucian memerlukan sedikitnya 4A% daikebutuhan air di
rumah sakit atau diperkirakan 200 liter per tempat tidur per hari. Kebutuhan air untuk
proses pencucian dengan kualitas air bersih sesuai standar air. Reservoir dan pompa perlu

disiapkan untuk menjaga tekanan ar 2kglcm2

Standar air
Ail yang digunakan untuk mencuci mempunyai standar air bersih berdasarkan

PerMenKes No. 416 khun 1990 dan standar khusus bahan kimia dengan penekanan tidak
adanya:
a. Hordness * Garam ( Calcium, Carbonate dan Chloride)
Sta4dard Baku Mutu:
-90 ppm
0

o Tingginya konsentrasi garam dalam air menghambat kerja bahan kimia


pencuci sehingga proses pencucian tidak berjalan sebagaimana seharusnya.
o Eek pada linen dan mesin

75
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2A74
Garam akan mengubah wama linen putih menjadi keabu-abuan dan linen wama akan
cepat pudar. Mesin cuci akan berkerak {scale forming), sehingga dapat menyumbat
saluran-saluran air dan mesin.

b. Iron - Fe (besi)

Standard Baku Mutu : 0 -0,1 ppm

o Kandungan zat besi pada air mempengaruhi konsentrasi bahan kimia dan

proses pencucian

o Efek pada linerr dan mesin


Linen putih akan menjadi kekuning-kuningan $tellawing) datn linen warna akan cepat
pudar. Mesin cuci akan berkmat.
Kedua potutan tersebut (hnrdness dan besi) mempunyai sifat alkali, sehingga linen yang

rusak akibat kedua kotoran tersebut harus dilakukan proses penetralan pH.

3. Prasarana Uap
Prasarana uap pada instalasi pencucian digunakan uap paras dengan tekanan uap

minimum 5 kg/cm2. Kualitas uap yang baik adalah dengan &aksi kekeringan minimum
70% G,adaskala0 - 100%) dan temperatur ideal 70oC.

[I.C. Peralatan dan Bahan Pencuci


Peralatan pada instalasi pncucian menggwrakan bahan peneuci kirniawi dengan
komposisi dan kadar tertentu, agar tidak merusak batran yang dicuci/linerU mesin pencuci,
kulit petugas yang melaksanakan dan limb* buanganya tidak merusak lingkungan.
Peralatan pada instalasi pencucian antara lain :

l. Mesin cuci / Washing Machine

2. Mesin peras / Washing Extractor


3. Mesinpengering I DryingTumbler
4. Mesin pnyetrika / Flatwork lroner

76
Pedoman Manojemen Linen RS PKU Muhummodiyah Yogyakarto 2074
Produk Bahan Kimia
Froses kimiawi aka* berfungsi dengan baik apabila 3 faktor di atas bereaksi
dengan baik. Menggunakan bahan kimia berlebihan tidak akan membuat hasil menjadi
lebih baik, begitu juga apabila kekurangan.
Bahan kimia yang dipakai secara umum terdiri dari :

1. Detergen : sabutrpencuei
Mempunyai perall menghilangkan kotoran yang bersifat astrm secara global
2. Heviklir
Mengangkat kotoran / nodq mencemerlangkan linen, dan bertindak sebagai

desinfektan, baik pada linen yang berwarna (Ozone) dan yang putih (Chlorine)
3. Softener

Melembutkan linen. Digumkan pada proses akhir pncucian.

III.D. Pemeliharaan Ringan Peralatan


Alat cuci pada Inst*lasi Pencucian dijalankan oleh para operator alat, dengan

demikian para opertor alat harus memelihara peralatannya. Berbagai kelainan pada saat
pengoperasiaffrya misalnya kelaiaan but y, padta alat dapat s€gera dikenali oleh para

operator. Pemeliharaan ringan peralatwrpencucian terdiri dari :

1. Pembersihan peralatan sebalum dan sesudatr pemakaian, dilakukan setiap hari


dengan menggunakan lap basah dicampur dengan bahan kimia lv{PC {Multi
Purpase Cleaner'S dan dikeringkan dengan lap kering. Untuk bagian tombol /
kontrol digunakan lap kering dan jangan terlalu ditekan, dikarenakan pada bagian
ini biasanya tertulis prosedur dengan seilxlc:rm stiker yang mudah terhapus.
Setelah pemakaian, kosongkan air unfuk mengurangi kandungan air dalam mesin

sekecil mungkin. Jika terbentuk noda putih di dalarn mesin cuci, cucilah bagian
dalam drum dengan air bersih.

2. Pemeriksaan bagian-bagan yang bergerak, dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu
pada bearing, engsel pintu alat atau noda yang berputar. Berilah minyak pelumas

alau,fatlgemuk- Penggantian gemuk secara total disarankan dua tahun sekali- Jenis

77
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhammadiyoh Yogyakafta 2414
dan produk minyak pelumas mesin yang digunakan dapat diketahui dari buku
Opcrating Manual setiap mesin. Buku ini selalu menyertai peralatan pada saat

penerimaan barang.

J. Pemeriksaan V-beh dilahrkan setiap satu bulan yakni s€cara visual dengan
melihat keretakan lempeng V-belt, dan dengan perabaan unhrk menilai kehalusan
V-belt dan ketegangannya (kelenturan), toleransi pengukuran 0,2 - 0,5 mm. Jika

melebihi atau sudah tidak memenuhi syarat Y-belt tersebut segera diganti.
4. Pemeriksaan pipa air pana.s dilakukan setiap akan dimulai menjalankan alat
pencucian. Setiap saluran diperiksa dahulu terutama pada prpa yang terbungkus
Styrafoam (isolasi) dengan cara dilihat apakah masih terbungkus dengan baik dan
tidak ada semburan air atau uap. Pada prinsipnya pada sambungan antara pipa
dengan peralatan pencucian harus dalam keadaan utuh dan tidak bocor.Jika terjadi

kebocoran, harus segera dilaporkan pada teknisi rumah sakit untuk diperbaiki.

78
Pedomon Monojemen Lrnen RS PKU Muhsmmodiyoh Yogyakarto 2074
BAB TV
KF-TADIAN INFEKSI SERTA
KESEHATAI\I DAI\ KESELAMATAN KERJA (K3)

IV.A. Pencegahan Keiadian infeksi


1. PengeFtian
seseorzmg yang rcntan terkena invasi agen yang
Infeksi adalah proses dimana
menyebabkan sakit' Yang
patogen afau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan
jamur dan parasit' Infeksi dapat bersifat
dimaksud agen adalatr bakteri, virus, ricketsia,
adanya inflamasi yaitu sakit'
lokal atau general (sistemik). Infeksi lokal ditandai dengan
Infeksi dapat bersifat lokal atau
panas, kemerahan, pembengt<akan dan ganggUan fungsi'

general (sistemik). Infeksi lokal ditandai dengan adanya inflamasi yaitu sakit'
panas,kemerahan, pembangftakan dan gangguan fungsi' Infeksi sistemik mengenai

menggigil, takikardia' hipotensi dan


seluruh tubuh yang ditandai dengan adanya demam,
tanda-tanda sPesifik lainnYa.
seseorang dirawat dinrmatt
Kejadian infeksi adalarr infeksi yang diperoleh ketika
dan di setiap tempat di rumah sakit'
sakit. Kejadian infeksi dapat terjadi pada setiap saat
mencegah dan mengurangi kejadian kejadian
infeksi serta menekan angka infeksi
untuk
kejadian infeksi'
ke tingkat serendatr-rendalrnya, perlu adanya upaya pengeirdalian
sakit atau
pengendalian kejadian infeksi bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah
jawab bersama dan melibatkan semua unsur/profesi
dokter/perawat saja tetapi tmggung
yang ada di rumatr sakit.

2. Batasan
Suatuinfeksidinyatakansebagaikejadianinfeksiapabila:
dan tidak sedang dalam
a. waktu mulai dirawat tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
masa inkubasi infeksi tersebuL

b.Infeksitimbulsekurarrg-kururgnya3xZ4jamsejakiamulaidirawat.
lebih lama dari masa inkubasi
c. Infeksi tojudi pada pasien dengan masa pefawatan
dibuktikan berasal dari rumah sakit'
d. Infeksi terjadi setelahpasien pulang dan dapat

2074
Pedoman Monojemen Linen RS PKIJ MuhommodiyahYogyokorto
3. Sumber Infeksi
Yang merupakan sumber infeksi adalatr :

a. Petugas rumah sakit (Perilaku)

o Kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit


o Kurang atau tidak mempertratikan kebersihan
o Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik'
o Menderita suatu penyakit
o Tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan'
b. Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran/kesehatan, linen dan lainnya)
o Kotor atau kurang b€rsih / tidak steril
o Rusak atau tidak laYak Pakai
o Penyimpanan Yang kurang baik
o Dipakaiberulang-ulang
r Lewat batas waktu Pemakaian
lainnya)
c. Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran/kesehatan, linen dan
r Kondisi yang sangat lernatr (gizi buruk)
o Kebersihan kurang
o Menderita penyakit kronik / menahun
o Menderita penyakit menular / infeksi'

d. Linglungan
o Tidark ada sinar (matatrari, penerangan) yang masuk

o Ventilasi / sirkulasi udara kurang baik


o RuanB lembab
. Banyak serangga dan tikus

4. Falirtor-faktor yang sering menimbulkan teriadinya infeksi


infeksi
a. Banyaknya pasien yang dirawat di nrmatr sakit yang dapat menjadi sumber
bagi lingkungan dan Pasien lain'
b.Adanyakontaklangsungantarapasiensafudenganpasienlainnya.

Pedomon Monoiemen Linen RS PKIJ Muhammodiyoh Yogyokorto 2O74


c. Adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas rumah sakit yang terinfeksi
d. Penggunaan alat-alat yang terkontaminasi
e. Kurangnya perhatian tindakan aseptic dan antiseptik
f. Kondisi pasien yang lemah

5. Pencegahan
Untuk mencegah / mengurangt terjadinya kejadian infeksi, perlu diperhatikan :

a. Petugas

o Bekerja sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelayanan


linen.
o Mernperhatikan aseptik dan antiseptik
r Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
r Bila sakit segera berobat
b. Alat-alat
o perhatikan kebersihan (alat-alat laundry,troli untuk transportasi linen)

o penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (First In

First Out / FIFO)


o Linen yang rusak segera diganti (aftir)
c. Ruangan / lingkungan
o Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan
o Penerangancukup
o Ventilasi / sirkulasi udara baik
o Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan

o Pembersihan secara berkala


o Lantai kering dan bersih

2'
Pedomon Monaiemen Llnen RS PKIJ MuhammodiyahYogyokarta 2074
IV.B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
IV.B.l. Latar Belakang
upaya kesehatan kerja menurut uu No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan
batrwa kesehatan kerja harus
khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerjq menyatakan
resiko
diselenggarakan di semua tempat ke{a, ltrususnya tempat kerja yang mempunyai
mudatr terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
lebih dari
bahaya kesehatan,
sepuluh.
jenis maupun
Pekeria yang berada di sarana kesehatan sangat bervariasi baik
pekerja di rumah sakit
jumlahnya. Sesuai dengan fungsi sarana kesehatan tersebu! setnua
dengan bahaya potensial yang bila
dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan
dampak negatif terhadap
tidak ditanggulangl dengan baik dan benar dapat menimbulkan
akan menunrnkan prodoktivitas
keselamatan dan kesehatannya, yang pada akhirnya
kerja.
Pada hakekatrrya kesehatan kerja merupakan
penyerasian antara kapasitas keria'
kerja tidak diantisipasi
beban kerja dan lingkungan kerjq bila bahaya di lingkungan
pekeriaannya' Khusus untuk petugas
dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi
dari lingkungan
rumah sakit di instalasi pencucian menerima ancaman kerja potensial

bila keselamatan kerja tidak diperhatikan dengan tepat'

IV.B.2. Prinsip l)asar Usaha Kesehatan Kerja


hinsip dasar usaha kesehatan keria terdiri atas :

l. Ruang lingkup usaha kesehatan kerja

Kesehatan ke{a meliputi berbagai upaya panyerasian antara pekerja dengan


pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara / metode

kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

o masyarakat pekerja di
Memelihara dan meningtcatkan derajat kesehatan kerja
mental maupun kesejatrteraan
semua lapangan kerja setinggi-tinggtnya baik fisilq
social

ZZ
Pedomon MonaJemen Linen RS PKU MuhammadiyahYogyakorta 2074
o Mencegatr timbulnya gang$xm kesehatan p"d" masyarakat pekerja yang

diakibatkan oleh keadaan / kondisi lingkungan kerjanya'


r didalam pekerjaannya dari
Memberikan pekeriaan dan perlindungan bagr pekerja
yang membatrayakan
kemungkinan batraya yang disebabkan oleh factor-faktor
kesehatan.
pekerjaan yang sesuai
r Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
dengan kemampuan fisik dan psikis pekeriaannya'
Kapasitas kerja dan beban kerja
tiga komponen utama
Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan keria merupakan
antara ketiga
dalam kesehatan k"rjq dimana hubungan interaktif dan serasi
yang optimal' Kapasitas kerja
komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja
seperti status kesehatan kerja dan gzi ketla, serta kemampuan
fisik yang prima
pekerjaannya se&fil optimal'
diperlukan agar seorang pekeria dapat melakukan
modal awal seseorang
Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja yang prima merupakan
awal seseorang untuk bekerja
untuk mencapai produktivitas yang diharapkan. Kondisi
kebugaran jasmani dan
dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerjq grzi kerja,
kesehdan mental.
beban kerja yang terlalu
Beban kerja meliputi beban fisik maupun mental. Akibat
seoftlng pekerja
berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapatmengakibatkan
lingkungan kerja (panas,
menderita gangguan atau p€nyakit akibat kerja. Kondisi
terhadap pekerja' Beban
bising, debu, zat kimia) dapat menrpakan beban tambatran
dapat menimbulkan
tambatran tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
gangguan atau penyakit akibat kerja'

3. Lingkungan kerja dan penyakit kerja yang ditimbulkannya'


pekerjaan dapat disebabkan oleh
Penyakit akibat kerja dan I atauber.trubungan dengan
pemanjaan di lingkungan kerja. Fakta di
lapangan menunjukkan terhadap
bahaya-bahaya kesehatan
kesenjangan antara pengetahuan t€ntang bagaimana
kognisi dan emosi' Misalnya
berperan dan usaha-usaha mtuk mencegatrny4 antara
oleh pekerja rumah sakit
alat pelindung kerja yang tidak digunakan secafir tepat

Pedomon Monaiemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyakarto 2074


langsung atau tidak tersedianya
dengan kemungkinan terpajan melalui kontak
langkatr awal yang penting
pelindrhrg. Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka
dapat ditimbulkan' upaya perlindungan
adalah penge,nalan / ideirtifikasi batraya yang

dan penanggulangan dan evaluasi, kemudian


dilakukan pengendalian.

IV.B.3.Potensi Bahaya Pada Instirlasi Pencucian


1: Bahaya Mikroboilogi
Bahaya milrobiologi aehh penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
reicketsiq parasit dan jamur' Petugas
oleh milooorganisme hidup seperti bakteri, vinrs,
dengan bahan dan menghirup
pencucian yang menangani linen kotor senantiasa kontfrk
bakteriotogis pada instalasi pencucian
udara.yang tercemar kuman patogen. Penelitian
50 kali selama periode waktu
menunjulkan batrwa jumlah total bakteri meningkat
sebelum cucian mulai Proses'
Mikroorganisme tersebut adalah :

*) trlyc ob acte rium tub erculo si s


penyeban tuberkolosis
o ltlycobacterium tuberculosis adalah mikroorganisme
danpalingseringmenyerangparu-paru&9W/o\'Penularannyamelalui
Percikan atau dahak Penderita
o Pencegahan:
petugas rumatr sakit terhadap
- Meningkatkan pengertian dan kepedulian
penyakit TBC dan PenularannYa'
.Mengupayakanverrtilasidanpencatrayaanyangbaikdalamruangan
instalasi Pencucian

- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai SOP


dan sterilitasi terhadap
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi
bahan dan alat Yang digPnakan
tugas pekerjaan sesuai
- Secara teknis setiap p€tugas harus melaksanakan
s03.

24
pedoman Monoiemen Linen RS PKU MuhommadiyohYogyokarta 2074
*) Virus Hepatitis B
o Selain manifestasi sebagai hepatitis B akut dengan segala komplikasinya,

lebih penting dan berbatraya lagi adalah manifestasi dalam bentuk


sebagai

penularan bagi
pengrdap (carrier) kronik, yang dapat merupakan sumber
lingkungan.
o Penularan dapat melalui darah dan cairan tubuh lainnya
o Pencegahan:
sakit terhadap
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumatr
penyakit hepatitis B penularannya'

- Memberikanvaksinasipadapetugas
- Menggunakn APD sesuai SOP
terhadap
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilitasi
bahan dan peralatan yang dipergunakan terutama
bila terkena bahan
infeksi-
tugas pekerja sesuai
- Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan
soP.
'r') Virusl[,] (Human Immunodeficiency Yirus)
o Penyakit yang ditimbulkannya disebut AIDS (Acquired ImmunodeJiciency
Syndrome).VirusHIVme,lryerarrgtargetseldalamjangkawaktulama.Jarak
AIDS bergantung pada
waktu masuknya virus ke tubuh sampai timbulnya
daya tahan tubuh seseorumg dan gayahidupnya
susu ibu'
o HIV dapat hidup di dalam darah, cairan vagin4 cairan sPenn4 air
sekreta dan eksreta tubuh'
ekskreta tubuh yang
o Penularannya melalui darah, jaringan, sekret4
mengandungvirusdankontaklangsungdengankulityangterluka.
o Pencegahan:

-Linenyangterkontaminasiberatditempatkandikantongplasikkertas
kedap air dan
yang berisi desinfektan, berlapis ganda, tatran fusukan,

25
pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ MuhammodiyohYogyokorto 2074
E$*$iag khusus serta diberi label Batran Menular
I AIDS selanjufitya

dibakar-

- Menggunakan APD sesuai SOP

Bahaya Batran Kimia


*y Debu
pada instalasi linen debu dapt b€fasal dai batran linen itu sendiri

o Pengukuran

Dengan rnernakai Yertical Elatriol cotton Dust Sanpler daFt diukur


al*
Debu Linen
banyaknya debu dalam ruangan dan Personal Dust sampler'
(cofiom fust)yutgsesrai NBA adalatl 02 miligmrn/rn3'
o Efek kesehatan
dengan mentrik
Mekanisme penimbunan debu dalarn paru-paru dryat tefiadi
napassehinggaudarayangmengandungdebumasukkedalamparu.paru.
ukuran o,tr - l0
Partikel debu yamg rnasuk ke dalcn p€illapasam rnernpunyai
mikron.
Pada pemanjaan yelg lama dryA t€riadi Pppmoconiosis, dirnana partikel
Pneumoconiosis
debu dijumpai di panr-paru dengan gejala sukar bernapas.
yang disebabkan
yang disehbkru oldr serat linenftapas disebut bissinosis
atau Monday Fever'
oleh serat linen I kapas disebtlt Monday CheS Tighness
karena gejala t€riadi pada hari pertama koja setelatl
libur yaitu Senin' sering

gejala hilang pada hari kedua dan bila pemaparan berlanjut


m*a pjda makin
b€rat
o Pengendalian

- Pencegahan tertradaP sumber


dengur mengisolasi
Diusatrakan agar debu tidak keluar dari zumbernya
sumber debu

- Memakai APD sesuai SOP

- Ventilasi Yangbaik
- Dengan alat local exhauster

Yogyakarto 2074
Pedoman Manoiemen Linen RS PKll Mwhammcdriyah
*) Bahaya bahan kimia
J*'sebagian be5a, dari bahaya di insalasi pencucisan diakibatkan oleh zat kimia
seperti deterjen, desinfektan, zat pemutih, dll. Tingkat
resiko yang diakibatkan
zat kimia yang
tergantung dari besar, luas dan lama pemanjaan. walaupun
pemanjaan terhadap
sangat toksik sudah dilarang dan dibatasi pemakaiannya"

batran kirnia yang menrbahayakan tidak dapat dielailrkan.


oleh karena itu sikap
dan
hati-hati terhadap semua je,nis batran kimia yang dipakai manusia
kimia
potensial masuk ke dalam tubuh. Sebagian dari informasi bahan
yang lazim disebut
tersebut dapat dibaca pada label kemasan dmi produsennya
lvISDSs

o Penanganan zat'T*ltkimia di instalasi pencucian


- Detergen
Guna : detergen laundry bubuk

Ciri-ciri kuhsus : serbuk psitr bewrna biru dengan pH l I,0 -


12,0

gas yang mrmgftin


Sifat : Bila terkena panas akan terkomposisi menjadi
beracun dan iritasi, tidak snudatl t€rb*ar'
BahaYa kesehatan :
{ Iritasi mata iritasi kulit
{ Bilaterhirup :menyebabkan edemaparu
{Bilaterteiam:rnenyebabkankenrsakrrselaputlendir.
Pertolongan Pertama:
{ Mata: cuci secepatryadengan banyak air
yangterkena
/ Kulit : cuci secepatnya dengan banyak air, ganti pakaian

{ TerhinrP: Pindahkan dari surnber


{ atau 2 gelas air atau
Tertelan : bersihkan batran dari mulut, minum 1
$rsu
pertolongan selanjutnya : dengan mencari pertolongan medis tanpa

ditunda

27
pedomon Mdnaiemen Linen RS PKU MuhommodiyahYogyokarto 2074
Tindakan pencegahan :

r' Kontrol teknis gUnakan ventilasi sete,lnpat. Peralatm pernafasan


yang lama'
sendiri mungkin diperlukan jika bekerja untuk waktu
{ Memakai APD
{ Penyimpanan dan pengangtrutan : simpan di tempat asliny4 wadatr
jauhkan dari
tertutup di bawatr kondisi kering ventilasi yang bailq
asam dan hindarkan dari suhu ekstrim'

- Heviklir
Guna : cairan Penghilang noda

Ciri-ciri: cairan jernih dengur pH 10,0 - I1,0


Sifat : bereaksi dengan bahan-batran pereduksi, tidak mudah telbakar,
beracun untuk ikan (dilanrtkan dulu sebelurn dibuang
ke selokan atau

sumber air).

Bahaya kesehatan :

{ kitasi berat pada mata, rasa t€ftakar pada kulit


{ Bitaterhirup menyebabkan iritasi, oedem paru
{ Bila tertelan menyebabkan rasaterbakar
Pertolongan Pertama :
{ Mata: cuci secepatnYadengan air
{ Kulit : cuci kulit secepatuya dengAr air, ganti pakaian yang
terkontaminasi
r' Terhinrp : pindatrkan dari sumber
{ Tertelan : cuci mulu! minum safir atau dua gelas air atau
susu

:
Pertotrongan selanjutnya de,ngan mencai pertolongan
rnedis tmpa

ditunda.
Tindakan Pencegahan :

r' Kontol teknis, gpnakan ventilasi set€rnpat peralatan pernafasan

sendiri mungftin dipertukan untuk pcnggunaan yang


luna
{ Memakai APD

28
Pedomon Monaiemen Linen RS PKU Mutnmmadtyoh Yogyalarta 2O74
Penyimpanan dan pe,rrgandotan : simpan di terrrpat sejuk dan kering

jauhkan dai asarn, hinddi surnber Flas'


- Softener

Guna: cairan pelunak dan petembutkain


Ciri-ciri khusus : cairan biru muda, opak dan mudah mengalir,
pH 4'0 -
5,0
t€ftakar'
sifat : stabil, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudatr
BahaYa kesehatan :
{ Iritasi berat pada mata, iritasi pada kulit
{ Bilaterhirup menyebabkan iritasi
{ Bila tertelan melryebabkan iritasi
Pertolongan Pertama:
{ Mata: cuci secePatnYadengan air
{ Kulit : cuci kulit sec€Ftnya dengan air, gsnti pakaian yang
terkontaminasi
{ TerhinrP : Pindahkan dari strmber
{Tertelan:cucimulu!minumsatuatauduagelasairatauzuzu
Pertolongan selanjutrya : dengan mencmi pertolongan medis tanpa
ditunda.
Tindakan Pencegahan :

pernafasan
/ Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat peralatan
sendirimung[rindiperlukanuntukpenggunaanyanglala
r' Memakai APD
dm perrgandilfian : sirnpan di terrrpat sejuk dan kering
Penyfunpanan
hindari suhu ekstrim'
3. BatrayaFisika
*) Bising

Dalam kesehatan kerja, bising didikan s€bagBi suara yang dapd menurunkan
ambang pendengararD mzlupun
pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan

29
pedoman Manoiemen Linen N PKll MuhommadiyahYogydkarta 2074
factor
secara kualitatif (penyempitan spectnm pendengaran)' berkaitan dengan
intensitas, ffiuensi, durasi danr pola waktu- Di nrmah sakiL bising merupakan

Pajanan bising yang tefjadi


masalah yang salatr satunya berasat dari mesin cuci.

p& intensitas relatif rendatr (S5 dB atau lebih), dalam waktu yang lama
membuat efek kumulatif yang bertingkat dan m€nyebabkan
gangguan

pendengarur berupa /Vorse In&rce Hearing Inss (NIHL)'

o Pengukuran

Untuk nne,ngetahui intensitas bising di lingftungan k"tja digunakan sound


pekerja lebih dapat
level meter, sedangkan untuk menilai tingkat pajanan
digUnakan twise dose meter karena pekerja umumnya
tidak menetap pada
(NAB)
suatu tempat kerjaselama delapan jam ia bekerja. Nilai Ambang Batas
maksimurn adalah delapan
intensitas bising adata*r 85 dB dan waltu bekerja
tahun'
jam per hari. Pengukuran kebisingan dilakukan minimal 2kaliper
o Pengendalian

- Sumber : mengurangi intensitas bising


{ Desain akustik
/ Menggunakan mesin I alatyangkurangbising
- Media: mengurangi uansrnisi bising dengan cara:
{ Menjauhkan sumber dari Pekerja
secara akustik pada
{ Mengabsorbsi dan me,ngurangi pantulan bising
dinding langitJangit dan lantai'
{ Menutup sunrber bising dengan barrier
{ Service rutin

- Pekerja: mengurangi penerimaan bising


{ Menggunakan APD

Benrpasumbertelinga(earplug)ymgdapatrnenurunkanpajanan
(ear mffi yang dapat
sebesar 6 - 30 dB arau penuhrp telinga
rnenurunkall20 - 40 dB'

r' Ruang isolasi untuk istirahat

ln
2O74
pedoman Manoiemen Linen RS PKll MuhammodiyahYogyakarta
{ kerja
Rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingfungan
yang bising dengan yangtidak bising'
{ pengendalian secara adminismative dengan menggunakan jadwal kerja

sesuaiNAB-
*) Cahaya
o Pencatrayaan di instalasi pencucian pedu karena ia berhubungur langSung

dengan:
- Keselamatan Petugas

- PeningkaranPencemaran

- Kesehaan Yang lebih baik


- Suasanayangnyurman

o Petugas yang t€rpajan gangguan pencatrayaan ak6 rnengeluh kelelahan mata

dan kelainan lain beruPa :

- Iritasi(konjungtivitis)
- Ketajaman penglihatan terganggu

- Akomodasi dm konvergensi terganggu


- SakitkePala
o Pencegahan : dengan pencahayaan yang cukup sesuai dengan standar nrmah
sakit (minimal 200 lux). Pengukuran intensitas catraya dilakukan
4 bulan I

kati
*) Listrik
oleh karena
r Kecelakaan t€rsengd listrik dapat t€rjadi pada petugas loundry
yang
dukungan pengetahuan lisEik yang belum memadai- Pada umumnya
terjadi di rumah sakit adalalr kejutan listrik microschok dimana listrik
mengalir ke badan petugas melalui system peralatan yang tidak baik'
o Efekkesehafian

- Luka bakar di tempat tersengat aliran listrik


- Kaku pada otot di tempat yang tersengat listrik

37
2074
Pedomon Monaiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyokarta
. Pengendalian

- Enginering
{ Pengukuran jaringan / instalasi listrik
r' NAB bocorrus 50milirnper, ffiHz(sakit)
r' Pemasangan pengaman/alat pengaman sesuai
ketentuan

/ Pemasangan tailda-tanda batraya dan indicator

- Adminisrasi
{ Penempatan petugas sesuai ketrampilan
{ Waktu kerjaPetugas digilir
- Mernakai sePatu / sandal isolasi
*) Panas
o Panas difasakan bila suhu udara di atas suhu nyanan(26 - 28oC) dengan

laundry panas yurg terjadi adalatt


kelembaban antara 6A \ff/o.Pada instalasi
pmaslernbab
o Penguluran:
Wet Bulb GlobeTemperatur (MBGZ)
minimal 6
- dengan memperyunakan

bulan 1 kali
pengamatan suhu dan kelembaban
- dipasmg tenno trypnometer untuk
ruang lainnYa

o Efekkesehatan
- Heat syncory (pingsan karena panas)
.Heatdisorderftumpulangejalayangbertrubrmgandengankenaikansuhu
tubuhdanmengakibatkankekurarrgancairarrfubuh)seperti:
{Heatstresslheatexhoustion'terasapanasdantidaknyamm,karena
dehidrasi,tekanandaratlturunmenyebabkangejalapusingdanmual'
{Heatcrampsadalahspasrneototyangdisebabkarcairmrdorgan
eleltrolityangrendatr,masukkedalamotot,akibatbanyakcairart
tubuhkelurmelaluikeringa!sedangkanpenggantinyahanyaair
minum biasa tanPa elekrolit'

RS PKIJ Muhammadiyah Ycry1yakafta 2074


Pedomon Monoiemen Linen
r' Heatstroke disebabkan kegagalan bekoja SSP dalam mengatur
pengeluaran keringaq suhu tubuh dapat me,ncapai 40,5f.
o Pengendalian

- Terhadap lingkungan
r' Isolasi peralatan yang menimbulkan panas
{ Menyempunrakan system ventilasi dengan :
o ventilasi yang ditempatkan di atas sumber panas yang
bertujuan menarik udaa panas kelua ruangan (dapat
digunakan kipas angin di langit-langit ruangan)

o KiPas angn untuk Petugas

o PemasanganalatPendingin

- Terhadap Pekerja
{ Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan memenuhi syarat
dekat ternpat kerja dar kalau perlu disedial<at extra salt.
r' Hindarkan petugas yang harus bekerja di lingkungan panas apabila

be,lbadargqnuksekalidanberpenyakitkardiovasktrlm.
{ pengaturan waktu kerja dan istirahat beraitan dengan suhu ruangan.

- Secara administratif yaitu pengaturan waktu kerja dan istiratlat de'ngan


suhu ruangan'
*) Getaran
o Getaran atau vibrasi adalah factor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan
geratcan isolasi.Vibrasi dapat terjadi local atau selunrh tubuh

o Mesin pencucian yang bergetar dapat me,lnajani petugas melalui tansmisi


/
getaran
penjalarar, baik getaran yang menge,lrai selurutr tubuh ataupun
setempat yang meranrbat melalui tangan atau lengan operator.

o Efekkesehatan
jari
- Terhadap system peredaran darall : dapat benrpa kesemutan tangan

waltu bekerja, Parese.

!r3
2O74
Pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ Muhammodiyoh Yogyakarta
| - Terhadap system tulang, sendi dan oto! berupa gangguan osteoarticular
'
i
": @angguan pada sendi jari tangan)

- Terhadap system syaraf : parastesi, menurunnnya sensitivits, gangggan

kemarnpuan membedakan dan selanjufirya atrofi'

- Pemanjaan teftadap getarall seluruh tubuh dengan frekuensi 4 - 5 Hz dart


6 - 12 Hz dikaitkan dengan fenornena resonansi (kenaikan amplitudo

getaran organ), tenrtarna buruk pada susunan syaraf pusat.

o Pengukuran alat yang digUnakan adalah Vibration Meter (alat untuk


:
mengukur frekuensi dan intensitas di areakerja) minimal I tatrun
I kali-

o Pengendalian:
anti
- Terhadap sumber, diusahakan menurunkan getaran dengan bantalan
vibrasi I irclator dan pemeliharaan nnesin yang baik'
jadwal kerja
- Pengendalian administrative dilakukan dengan pengaturan
sesuai TLY (Ireshold Limit Value)
-Terhadappekerja,tidakadapelindungl<ltuzus,hanyadianju*an
menggunakan satung tangan tnrtuk menghangatkan tangan
dan

perlindungan tertradap gangguan vascular'

4. Ergonorni
o dalam kaitannya dengan
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
pekerjaan rnereka. secara singkat dapat dikatakan bahwa
ergonomi adalah
yang salahtau tidak
penyesuaian tugas pekerjaan dengan pekerja. Posisi tubuh

alamiatr, apalagi dalam sikap paksa dapat menimbulkan kesulitan dalam


melaksanakan kerjq mengurangi ketelitian, mudatr lelatr sehingp kerja menjadi
menyebabkan gangguan fisik
kurang efisien. Hal ini dalam jangka paniang dapat
dan psikologi-

o yaitu persendian, jaringan otot'


Gejala : penyakit sehubungan dengan alat gerak
syaraf atau pembuluh darah (low backpain)

o Pengukuran : dinilai dari banyaknya keluhan yang ada hubungannya pada saat

melakukan Pekerjaan.

2O74
Pedoman Manoiemen Linen RS PKll MuhammodiyahYogyakano
Mengangkat barang berat

Tubuh kita mampu me,ngangkat behn seberat badan sediri, kira-kira 50 kg bagi laki-
laki dewasa dan 40 kg bagi wanita dewasa l.ebih dari itu, besar kemungkinan terjadi
batraya. Bila berat beban yamg akan diamgkat itu lebih dari setengah dari berat badan

si pengangkat (ebih dan 25 kg untuk laki-laki atau lebih dari 20 kg unnrk wanita)
makabeban harus dibagi dua.
Cara mengangkat beban yang berafirya kurang dari 25 kg :

- Sebaiknya tidak dijunjung oleh krena rnenjrmjrmg barang memerlukan tenaga


yang lebih besar

- Mengangkat bebm di samPing


r' Bila beban mempunyai pegangan, beban boleh dibawa di sarnping
r' Sebelum mengrorglat, dekatkan kaki dan badan ke barang tersebu! dan angkat
dalam keadaan badan tegak dan hrlang punggung lurus

- Mengangkatbeban di dePan
r' Mendekatke beban / barang
{ Renggangkan kedua kaki, barmg b€rada di antara kedua kaki sedikit di

sebelah dePan
{ Ltrnrskan tulang punggung (boleh melengktrng) dsr badan sedikit
dicondongkan ke dePan
{ Badar diturunlon dengan sedikit mernbengko}*an lutut dan panggul sampai
tanganmencaPai barang
{ Lengan das harus sedekd dau serapat mungkin ke badan dan tangan
memegangbarang
r' Angkat hrang ke atas perlahan-latran, jangar disentakkan atau dircnggutkan'
Sewaktu mengangftat ke atas tulang punggpng harus tetap lurus, tegangftan
dan kencangkut otot Perut.

Cara mengangkat beban yang beratnya lebih dari 25 h'g :

- Beban dapat dibagi dua

35
Pedomon Monaiemen Linen RS PKIJ Muhommodiyoh Yogyokorto 2O74
Bila beban dapat dibagi dua, beban tersebut boleh diangkat oleh satu orang. Bagi
dua beban dan gunakan pemikul, s€paruh beban di depan dan separuh di
belakang.
- Beban tidak dapat dibagi

Bila beban yang hendak diangkat lebih dari sepamh berat badan dan tidak dapat
dibagi, maka hendaklah dingkat berdua atau beranai-ramai. Cara terbaik adalatr
dengan membuat penggantung (cantelan) pada barang dan mengangkatnya
dengan tongkat pemikul. Satu orang di depan dan satu oftIrlg di belalrang, baik
penggantung maupun tongkat pemikul harus kuat.

Posisi duduk
- Tinggi alas duduksebaiknyadaptdisetel antara38 dan 48 cm
- Kursi hanrs stabil dan tidak goyang atau bergerak
- Kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas
Posisi berdiri

- Berdiri tidak lebih dari 6 jam.

5. Batraya Psikososial

Diantam berbagai ancaman bahaya yang timbul akibat pekerjaan di nrmah sakiL
factor psikososial juga memerlukan perhatian antara lain :

o Stress, yaitu ancaman fisik dan psikologis dari factor lingkungan terhadap

kesejalrteraan individu. Stress dapat disebabkan oleh :

- Tuntutan pekerjaan

Beban kerja yang berlebih maupun yang krrang, tekanan waktu, tanggung
jawab yang berlebih maupun yang kurang-

- Dukungan dan kendala


Hubungan yang tidak baik dengan atasan, ternan sekerj4 adanya berita yang
tidak dikehendaki / gossip, adanya kesulitan keuangan, dll
Manifestasi klinik : depresi, ansietas, sakit kepala, kelelahan dan kejenuhan,

gangguan pencernaan dan gangguan fungsi organ lainnya.

:rc
Pedoman Monoiemen Linen RS PKll MuhommodiyohYogyakarta 2074
o Pengendalian:
- Menjagakebugaran jasmani dari pekerja
- Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan rasa menyenangkan dalam b"k"rjq
misalnya adanya makan siang bersama, adanya kegiaAn pinik bersama.

Beban kerja yang berlebih maupun yang kurang, tekanan waktu, tanggung
jawab yang berlebih maupun yang kurang.

Keselamatan dan Kecelakaan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatm yang berkaitm dengan alat kerj4 bahan dan
proses pengolahannya" tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Kecelakaan adalatr kejadian yang tak terduga oleh karena di belakang

peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.

Beberapa bahaya potensial untuk terjadinya kecelakaan kerja di instalasi pencucian.


l) Kebakaran

Kebakaran terjadi apabila terdapat tiga unsur bersama-sama. Unsur-unsur tersebut

adalah zat asam, batran yang mudatr terbakar dan panas. Bahan-bahan yang
mudah terbakarmisalnya bahan yang ada padamesin cuci

Penanggulangan:
o Legislatif
o Mengacu pada UU No. I tatrun 1970 tentang keselamatan kerja

o Sistem penyimpnanan yang baik tefiadap batran-batran yang mudah te6akar.


o Pengawasan : pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
dilakukan secara terus-menerus.
o Jalan untuk menyelamatkan diri
Secara ideal semua bangunan hams memiliki sekurang-kurangnya 2 ialarr
penyelamat diri pada 2 arrfrr yang bertentangan tefiadap setiap kebakaran
yang terjadi, sehingga tak seorangpun t€rpaksa bergerak ke aratr ryi untuk
menyelamatkan diri. Jalan-jalan penyelamat demikian harus dipelihara bersih,

37
Pedomon Monojemen Linen RS PKll MuhammodiyohYogyokarto 2074
tidak terhalang oleh barang-banang cukup lebar, mudah terlihat dan diberi
tanda-tanda arah yang jelas.
o Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran meliputi 2 jenis :

- Terpasangtepat di tempat
- Dapat bergerak atau dibawa

Alat-alat pemadam kebakaran harus diternpatkan pada tempat-ternpat yang


rawan terjadi kebakaran, mudah terlihat dan mudah diambil.

2) Terpeleset / terjatuh
o Terpeleset / terjatuh pada lantai yang sama adalah bentuk kecelakaan kerja
yang dapat terjadi pada instalasi pencucian

o Walaupun jarang t€rjadi kematian, tetapi dapat mengakibatkan cedera yang


berat sepefti fi"kturq dislokasi, salah urat, memar otak.

o Penang€ulangan:
- Jangan menrakai sepdu dengan hak tinggi, sol yang nrsak atau memakai

tali sepatu yang longgar


- Konsfitrksi lantai hanrs rata dan sedapat mungkin dibuat dari bahan yang
tidak licin
- Pemeliharaan lantai :

r' Lantai harus selalu dibersitrkan dari kotoran-kotoran seperti pasir,


debu, minyak yang mernudalrkan t€rpeleset.
{ Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau permukaannya miring
harus seg€ra diPerbaiki

Telah dibatras masalatr-masalah kesehatan kerja di instalasi pencucian, diharapkan ini

dapat menrbantqpetugas rmtuk memahami masalah kesdratan koja dan dapat melakukan
upaya antisipasi terhadap akibat yang ditimbulkannya sehingga tercapai budaya sehat
dalam bekerja.

#
Pedomon Manajemen Linen RS PKll MuhommadiyohYogyokotto 2074
BAB V
PROSEDUR PELAYANAN LINEN

V.A. Perencanaan Linen


V.4.1. Sentralisasi Linen
Sentraliasi merupakan suafu keharusan yang dimulai dari proses perencanaan,
pemantauan dan evaluasi, dimana merupakan suatu siklus berputar. Sifat linen adalah
habis pakai. Supaya terpenuhi persyaratan mutlak yaitu kondisi yang selalu siap baik segi

kualitas maupun kuantitas, maka diperlukan system pengadaan satu pintu yang sudah
terprogram dengan baik. Untuk itu diperlukan kesepakatan-kesepakatan baku dan
merupakan satu kebijakan yang turun dari pihak Top Level Management yangkemudian
diaplikasikan menjadi suatu standard yang harus dijalankan dan dilaksanakan dengan
prosedur tetap (protap) dan petunjuk teknis (uknis) yang selalu dievaluasi.

V.A.2. Standarisasi Linen


Linen adalah istilah untuk menyebutkan seluruh produk tekstil yang berada di
rumah sakit yang meliputi linen di ruang perawatan maupun baju bedah di ruang operasi
(OK), sedangkan baju perawat, jas dokter maupun baju kerja biasanya tidak
dikelompokkan pada kategori linen, tetapi dikategorikan sebagai seragam (uniform).
Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas, pembungkus, lap, dan sebagainy4

sehingga dalam perkembangan manajemennya menjadi tidak sederhana lagi, berhubung

tiap bagian di rumah sakit mempunyai spesifikasi pekerjaan, jumlah kebutuhan yang
besar, frekuensi cuci yang tinggr, keterbatasan persediaan, penggunaan yang majemuk
dan imoge yang ingin dicapai. Untuk itu diperlukan standard linen, antara lain :

l. Standardproduk
Berhubung saftIna kesehatan bersifat universal, maka sebaiknya setiap rumah
sakit mempunyai standard produk yang sama, agm bias diproduksi massal dan
mencapai skala ekonomi. Produk dengan kualitas tinggi akan memberikan
kenyamanan pada waktu pemakaiannya dan mempunyai waktu penggunaan yang

Pedomon Mnajemen Linen 39


RS PKU Muhammadiyah Yogyokorto 2074
lebih lama, sehingga secara ekonomi lebih optimum dibandingkan produk
yang
lebih murah.
2. Standard desain

Pada dasamya baju rumah sakit rebih mementingkan fungsinya daripada


estetikany4 maka desain yang sederhana, ergonomis dan unisex merupakan
pilihan yang ideal, terutama pada baju bedah dan baju pasien, sizing system
dengan pembedaan warna, diaplikasikan pada baju-baju tertentu untuk
mengakomodsikan individu pemakai. untuk kepentingan,,praktis,,, beberapa
rumah sakit menggunakan sprei I laken yangfitted selain yang flat. Yang tidak
kalah pentingnya adalah pertimbangan pada waktu pemeliharaan,penggunaan
kancing dan sambungan-sambungan baju lebih baik dihindari.
3. Standard material

Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatam dan


penampilan yang diharapkan. Beberapa kain yang digunakan di rumah sakit
antara lain cotton l00o/o, CVC 50% - S}o/o,TC 65% - 35o/o, Polyster l00o/o dengan

anyaman plat atau twill / drill, dengan proses akhir yang lebih spesifik, seperti :

water repellent, soil relese, PU coated, dan sebagainya yang sifat dan
penggunaan-penggunaan tertentu. Dengan adanya berbagai pilihan tersebut
memungkinkan bagi kita untuk mendapatkan hasil terbaik untuk setiap produk.
Warna pada kain / baju juga memberikan nuansa tersendiri, sehingga secara
psikologis mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. oleh karena itu,
pemilihan warna sangat penting. Alternatif dari kain warna yang polos adalah
kain dengan corak motif, trend ini memberikan nuansa yang lebih santai dan
modern.

4. Standard ukuran

Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan, tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasional yang timbul. Makin luas dan
berat, makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya.

Pedoman Mnojemen Linen RS PKU Muhommodiyoh yogyokarto 2Ol4 4t


Dengan adanya ukuran tempat tidur yang standard, misalnya 90 x 200 cm, maka
linen bisa distandardkan menjadi :

- Laken 150x275 cm
- Steeklaken 100x 150cm
- Sarung guling 70 x 150 cm
- Sarungbantal 75 x 150 cm
5. Standard jumlah linen

- Linen Kamar
Jumlah stok linen dengan menyesuaikan layanan di perawatan, maka dapat
dimungkinkan standard stok yang berbeda berdasarkan klas.
Untuk jumlah linen yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan perbandingan
stok sebagai berikut :

o Klas vip - 1 6
o Klas I,II, III -I 4
o Klas Anak-anak - I 6
o Kamar Bayi : I 8

o IBS -l 4
- Linen IBS / OK
Persediaan linen IBS disesuaikan dengan system stok setiap operasi yang
meliputi : 2 duk besar, 4 duk sedang, 3 jas operasi menjadi satu set.
Untuk di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang mempunyai 3 ruang OK
dengan rata-rata l0 kali operasi / hari yang ditangani oleh 5 operator dengan
lamacuci I haridanstok I:4makadibutulrkanlinensebanyak I setx l0x I
x 4:40 set

6. StandardPenggunaan

Linen yang baik bisa tahan cuci sampai 200 kali dengan prosedur normal. RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta menentukan standard kalaikan sebuah linen
sebanyak 200 kali cuci, dengan ketentuan linen sebagai berikut :

- stok I : 5:200 : (30 : 5):33 bulan

Pedoman Mnojemen Linen RS PKU Muhammadiyoh Yogyokarta 2074 47


- stok I :4 :200 : (30 : 4) :27 bulan
- Stok l:3:200: (30:3)=29bulan
Untuk itu sebaiknya linen diberi identitassebagai berikut :

Logo Unit
RS

Tgl. Beredar

Informasi yang ditampilkan :

- Logo rumah sakit dan nama rumah sakit (informasi jelas)


- Tanggal beredar misalnya 7 September 201l(informasi jelas)

V.A.3. Mesin Cuci


Persyaratan mesin cuci :

1. Mesin cuci dengan kapasitas besar (di atas 50 kg) yang disarankan memiliki 2
(dua) kompartemen (pintu) yang membedakan antara memasukkan linen kotor
infeksius / non dengan hasil pencucian linen bersih. Antara 2 kompartemen
dibatasi oleh partisi yang kedap air. Maksud dari pemisahan tersebut adalah
menghindari kontaminasi dari linen kotor dengan linen bersih baik dari lanta, alat
mapupun udara.

2. Pipa pembuangan limbah cair hasil pencucian (pemanasan - desinfeksi) langsung


dialirkan ke dalam system pembuangan yang terpendam dalam tanah menuju
IPAL.
3. Peralatan pendukung yang mutlak digunakan untuk membantu proses
pemanasan - desinfeksi :

- Pencatat suhu (termometer) pada mesin cuci


- Termostaat untuk membantu meningkatkan suhu pada mesin cuci.

- Glass /kaca untuk melihat level air.

Pedomon Mnajemen Linen


42
RS PKU Muhommadiyah Yogyokdrto 2074
- Flow meter pada inletair bersih ke mesin cuci untuk mengukur jumlatr air
yang dibutuhkan pada saat pengenceran bahan kimia terutama pada saat
desinfeksi.

V.A.4. Tenaga Laundry


Untuk mencegah infeksi yang terjadi di dalam pelaksanaan kerja terhadap tenaga
pencuci maka perlu ada pencegahan dengan :

- Pemeriksaan kesehatan sebelum k".ju, pemeriksaan berkala

- Pemberian imunisasi poliomyelitis, tetanus, BCG dan hepatitis


- Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit : luka-luka, ruuun, kondisi
kulit eksoliatif tidak boleh melakukan pencucian.

V.B. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan linen dibedakan menurut lokasi dan kemungkinan transmisi
organisme berpindah :

- Di ruangan ruangan
- Perjalanan transportasi linen kotor

- Pencucian di laundry

- Penyimpanan linen bersih


- Distribusi linen bersih
Linen kotor yang dapat dicuci di laundry dikategorikan :

Linen kotor infeksius : linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh
dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan
Shigella (sekresi dan eksresi), t{BV dan HIV (ika terdapat noda darah) dan
infeksi lainnya yang spesifik (SARS) dimasukkan ke dalam kantung dengan
segel yang dapat terlarut di air dan kembali ditutup dengan kantung luar
berwarna kuning bertuliskan terinfeksi

Linen kotor tidak terinfeksi : linen yang tidak terkontaminasi darah, cairan
tubuh dan feses yang berasal dari pasien lainnya secara rutin sungguhpun

Pedoman Mnajemen Linen RS PKU MuhommodiyahYogyakarto 2074


43
mungkin linen yang diklasifikasikan dari seluruh pasien-pasien yang berasal
dari sumber ruang isolasi yang terinfeksi.
Linen atau pakaian pasien yang terinfeksi bahya khusus seperti Lassafever atau
antrax sebaiknya dilakukan autoklaf sebelum dikirimke laundry (pencucian) atau
konsultasikan dengan bagan yang menangani infeksi.
Untuk lebih terperinci penanganan linen dibedakan dengan lokasi sebagai
berikut:
a. Pengelolaan linen di ruangan

Seperti disebutkan di atas yang dimaksud dengan linen yang infeksius dan non

infeksius yang secara spesifik diperlakukan secara khusus dengan kantung


linen yang berbeda (warna kuning)
l) Kantung linen infeksius
Kntung linen infeksius terdiri dari dua kantungyang memiliki laiteria :

r Kantung dalam
- Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga l00oc dan tahan
bocor
- Bentuk segt empat dengan bagtan yang terbuka merupakan

panjang kantung

- Warna kuning

- Ukuran kecil hingga sedang


r Kantung luar (dapat dipakai ulang)
- Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga l00oc dan tahan
bocor
- Bentuk lonjong
- Warna kuning bertuliskan linen infeksius
- Ukuran sedang hingga besar
2) Kantung linen non infeksius (dapat dipakai ulang)
Kantung linen infeksius terdiri dari dua kantung yang memiliki kriteria :

tU
Pedomon Mnajemen Linen RS PKU MuhammadiyohYogyokortd 2074
Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga l00t dan tahan
bocor
Bentuk lonjong
Warna hitam be*uliskan linen kotor tidak terinfeksi

Ukuran sedang hingga besar

Penanganan linen dimulai dari proses verbeden (penggantian linen). Pelaksanaan

verbeden dilakukan oleh perawat dimana seelum dilakukan penggantian linen bersih
harus melepaskan linen kotor dengan demikian perawat tersebut akan kontak dengan
linen kotor baik itu dengan linen kotor infeksius maupun tidak terinfeksi.
Prosedur untuk lingn kotor infeksius :

1. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan sabung paling tidak l0 - 15 detik


sebelum dan sesudah melal$kan pekerjaan.

2. Gunakan APD : sarungtangan,masker dan apron

3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, sprayer, ember dengan tulisan linen infeksius,
kantung dalam linen infeksius, lem warna merah untuktutup dan sebagai segel
4. Lipat bagian yang terinfeksi di bagian dalam lalu masukftan linen kotor infeksius
ke dalam ember tertutuP

5. Noda darah atau feses dibuang ke dalam baskom, basahkan dengan air dalam
sprayer dan masukkan ke dalam kantung transparan dengan pemisahan antara
linen warna dan linen putih (kantung khusus linen kotor infeksius). Sampah
tercampur seperti jamm suntik tempatkan di wadah penampungan jarum suntik
6. Lakukan penutupan kntung dengan bahan lemkuat yang berwarna merah (masih
dapat lepas pada suhu pemanasan - desinfeksi) yang juga berfungsi sebagai segel.

7. Berbeda kantung linen kotor infeksius yang sudah tertutup /segel dimasukkan
kembali ke dalam kantung luar berwarna (sesuai dengan standard)
8. Siapkan troli linen kotor dengan ruang spole hock-
g. Kumpulkan ke troli linen kotor siap dibawa ke laundry dalam keadaan tertutup.

t*,
Pedoman Mnaiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyakarta 2474
Prosedur untuk linen kotor tidak terinfeksr :

1. Biasakan mencuci tangan hygienic dengan sabun paling tidak 10 - 15 deteik

sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

2. Gunakan APD : sarung tangan, masker dan apron


3. Persiapkan alat dan bahan : sikat sprayer, ember dengan tulisan linen tidak kotor
ke dalam ember tertutup dan bawa ke spool hock

4. Beberapa kantung linen kotor yang sudah tertutup siap dimasukkan dan
dikumpulkan ke troli linen kotor untuk dibawa ke laundry.
b. Transportasi
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan organisme, jika
linen kotor tidak tertutup dan bahan troli tidak mudah dibersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :

- Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih, jika tidak, maka
wadah penampung yang terPisah

- Bahan troli terbuat dai, stainless steel $aia antikarat)

- Jika menggunakan wadah dan warna yang berbeda


- Wdah mampu menamPung beban linen

- Wadah mudah dilepas dan setiap saat habis difungsikan selalu dicuci (siapkan

cadangan) demikian pula dengan trolinya selalu dibersihkan


- Muatan / Ioading linen kotor / bersih tidak berlebihan
- Wdah memiliki tutuP
c. Laundry
Tahapan kerja di laundry

l. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan

2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor

3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan

t5
Pedoman Mnoiemen Linen RS PKu Muhommadiyah Yogyokarta 2074
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendisuibusian
10. Penggantian linen rusak
pada saat proses penerimaan - penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana
APD'
kemungkinan organisme masih hidup, maka petugas diwajibkan menggunakan
Alat pelindung diri yang digunakan petugas laundry :
- Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat
- Apron
- Sarungtangan
- Sepatuboot digunakanpada areayangbasah
- Masker digunakan pada proses pemilahan dan sortir
tangan, sebagai upaya
Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci
pertahanan diri.

Penjelasan lebih lanjut tahapan pekerjaan di laundry sebagai


berikut :

Ad.l. Peneriman linen kotor dan penimbangan prosedur pencatatan


Linen kotor diterima yang berasal dari ruangan dicatat berat timbangan
sedangkan jumlah satuan berasal dari informasi ruangan dengan formulir yang
sudah distandardkan. Tidak dilakukan pembingkaran muatan untuk
mencegah

penyebaran organisme.

Ad.2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor


1. Lakukan pemilahan berdasrkan beberapa kriteria :

- Linen infeksius berwama


- Linen infeksius Putih
- Linen tidak terinfeksi berwarna
- Linen tidak terinfeksi
- Linen asal OK (disediakan jaring) karena terdiri dari pakaian dengan
banYak tali
Linen berkerah dan bertali disediakan jaring untuk proses
pencucian
-

47
Pedoman Mnoiemen Linen RS PKU MuhsmmadiyohYogyokorto 2074
2. Upayakan tidak melakukan pensortiran. Pensortiran untuk linen infeksius
adalah
sangat tidak dianjurkan, penggunaan kantung sejak dari ruangan
salah satu upaya menghindari sortir'

3. Penimbangan sesuai dengan kapasitas dan criteria dari point 2

dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan bahan-bahan kimia


dalam

tahaPan Proses Pencucian'


luar
4. Keluarkan linen infeksius dari kantung luar dan masukkan kantung
tanpa membuka segel.

Ads. Pencucian
(bersih), awet (tidak
Pencuaian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda
(bebas dari mikroorganisme
cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat
patogen). Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan
pemanasan -
yang mungkin tumbuh
desinfeksi untuk membunuh seluruh mikroorganisme
tujuan pencucian,
dalam semalam di mesin-mesin cuci. untuk dapat mencapai
harus mengikuti persyaratan teknis pencucian :

1. Waktu
dan
waktu merupakan bagran yang tidak terpisahkan dengan temperatur
sehat' Jika waktu
bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih,
bahan kimia
tidaktercapai sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka kerja
jenis pests seperti
tidak berhasil dan yang terpenting mikroorganisme dan
kutu dan tungau daPat mati'
2. Suhu

Suhu yang direkomendasikan untuk tekstil : Kafun < 90oC; polykafun

!5"C; wool dan silk s30.C. Sedangkan suhu terkait


5'80oC; polyster
dengan pencampuran bahan kimia dan proses :

oProsespracucidengantanpa/bahankimiadengansuhunormal
Proses cuci dengan bahan kimia penghilang noda
dan detergen untuk
o
linenwarnaputih45_50oC,untuklinenwarna60-80"C.
o Proses bilas I dan II dengan suhu normal

48
2074
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKIJ MuhammddiyohYogyakarta
J. tsahan kimia
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari : detergen, heviklir, softener.

Masing-masing mempunyai fungsi sendiri. Penanganan linen infeksius


dipersyaratkan mengggnakan bahan kimia Chlorine formulasi lo/o alau
10.000 ppm av.clz (untuk virus HIV dan HB9. Untuk chlorine

yangdipasarkan untuk laundry biasanya memiliki bahan aktif l0% atau

100.000 ppm avCl2.

4. Mechanical action
Mechanical action adalah putaran mesin pada saat proses pencucian'
Faktor-faktor yang mempengaruhi mechanical action adalah :

o Loading / muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin' Mesin harus


dikosongkan 25%o da1j, kapasitas mesin. Sebagai contoh : kapasitas

mesin 50kg, maka loading / beban yang dimasukkan tidak boleh lebih
dai37,5kg.
o Level air tidak tepat
Level air adalah jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer bahan
kimia yang terdiri dari level : TINGGI : 50o/o dari kapasitas drum;
SEDANG : 32o/o dari kapasitas drum; dan RENDAH : 16,60/o dari

kapasitas drum

o Motor penggerak yang tidak stabil


Motor penggerak tidak stabil dapat disebabkan poros yang tidak
simetris lagi dan automatic reverse yang tidak bekerja. Pemeliharaan
yang kontinu tidak akan membiarkan kondiri ini terjadi, karena selain
hasil cucian tidak maksimal, juga dapat merember kerusakan pada
komponen lainnYa.
o Takaran detergenyangberlebihan
Takaran detergen yang berlebihan mengakibatkan melicinkan linen
dan busa yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.

49
Pedoman Mndiemen Linen RS PKU Muhommadiyoh Yogydkortd 2074
o B*ran kimia
tersebut di
' Buhan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor
atasberfungsidenganbaik.Menggunakanbahankimiaberlebihan
juga apabila
tidak akan membuat hasil menjadi lebih baik, begitu
terjadi kekurangan.
desinfeksi untuk pencucian adalah 65oC selama l0 menit
Persyaratan emanasan -
atau 70oC dengan bahan kimia Chlorine 1%
(10.000 ppm av Cl2)'

pada proses operasional'


Untuk lebih jelasnya tahapan yang merupakan satu kesatuan
waktu, pH dan level air dapat distandardkan sebagai berikut
:
suhu,
}VAKTU rx)$s pH LEYEL
TIIP OPERASIONAL BAIIAN SUHU
l(IMIA tcl (MET{IT} (,I.ll-l AIR
I hacuci Nort, Normal 3-5 o
....D r0-n TineCt
Emulsifier
2 Bumg g u-12 Rerdah
(-rni Degpen 60 -t0 (p) 30 30O
3
4 Brsry
5 Bilas I Air tlqmel 3-J
6 Bums Tinssl
7 Air l{ormal J-)
3@s R€odah
8 Per.,egi Softy I{trmal 5

9 Brmg
l0 TElllGElsAII
5-t

Ad.4. Pemerasan
pencucian
pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap

selesai.pemerasan dilakukan dengan mesin


cuci yang juga memiliki fungsi

pemerasan / extractor, namun jika mesin extractor terpisah, maka diperlukan


mesin extractor'
troli untuk meminahkan hasil cucian dari mesin cuci menuju
desinfektan
Troli diupayakan dipelihara kebersihan dan pencucian dengan
dilakukan dengan mesin
sebelum melakukan pekerjaan. Proses pemerasan
pada putaran tinggi selama sekitar 5 - 8 menit'

Pengeringan
pengeringan dilakukan dengan mesing pengering t drying yang mempunyai
15 menit untuk linen tipis dan25
suhu sampai dengan 70 - 80oc selama 10 -

50
Pedomon Mnoiemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyokorto 2074
- 30 menit untuk linen tebal . Pada proses ini, jika mikroorganisme yang
belum mati atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati'

Ad.6. Penyetrikaan
penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat disetel sampai

dengan suhu sampai I20UUC, n.tmun hanrs diingat bahwa linen


mempunyai

keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel antara 70 - 80UUC

Ad.7. Pelipatan
pada
Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga mudah digunakan
saat penggantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien di atas
tempat tidur. Linen yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada
pelipatan :

a. Laken
b. Steek laken
c. Sarung bantal / sarung guling
d. Selimut.
proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang

masih baik dan sudah rusak agar tidak dipakai lagi'

Prosedur PeliPatan :

a. Laken
- pertemukan antara ujung linen menjadiYzbagtan. Perhatikan label ada

di bagian kanan
- Lipat kembali pegang pertengahan lipatan, temukan dengan kedua

ujung menjadi %bagian


- Pinggir jahitan posisinya di bawah
- Keempat ujung linen dipertemukan menjadi2bagian
- Selanjutnya sampai dengan 1/8 bagian, posisi label harus di atas

b. Steek laken

- Dibutuhkan cukuP satu orang


- Posisi jahitan terbalik (sama dengan laken)
- Pegang ujung linen arah panjang pertemukan'

Pedoman Mnoiemen Linen RS PKll MuhammadiyohYogyokarta 2O14


- LiPat menjadi % bagian
-Lipatkembalimerrjadi%bagtran,perhatikanposisilbeldibagian
kanan

- Lipat kembali menjadi dua arah lebr harus sampai l/8 bagian, lipat
satu kali lagi Posisi label di atas'
c. Sarungbantal
- Dilakukan satu orang
- Posisi jahitan di dalam
.Lipatmenjadi%ba$mmemanjangaratrlabeldiluar_lipatlagi
menjadi %bagian'

d. Sarung guling
- Posisi jahitan di dalam

-Lipatmenjadi%memanjang,labelluarlipatlagimenjani%.
e- Selimut
- Dilakukan satu orang
.Posisijatritandiluar(terbalik)posisilabeldikanan
- Lipat menjadi %bagutarah lebar selimut
' LiPatlagi menjadi Yabagran
- Lipat aratr panjang selimut menjadi Yzbagran
- LiPat lagi menjadi%bagran
- LiPat lagi menjadi 1/8 bagian'

Ad.8. PenYimPanan
Penyimpananmempunyaitujuanselainmelindungilinendarikontaminasi
ulangbaikdaribalrayasepertimikroorganismedanpest,jugauntuk
posisi linen yang terdapat di
mengontol posisi linen tetap stabil. Sebaiknya
ruangpenyimpnananl,5pardanl,5pardinrangan.ruangan.Adabaiknya
lemaripenyimpanandipisahkanmenunrtmasing.masingruangandandiberi
obatantingangatyaitukapurbarus.Sebelumdisimpansebaiknyalinen
dibungkus dengan plastik transparan, sebelum didistribusikan.

52
pedoman Mnaiemen Linen RS PKIJ MuhammadiyahYogyokarta 2074
Ad.g. Pendistribusian
pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan
yaitu linen yang tersimpan
linen yang keluar. Disini diterapkan system FIFO
sebelumnyayaiful,5paryangmerrgendapdiperryimpananharusdikeluarkan,
yang berikutnya, sehingga
sedangkan yang selesai dicuci disiapkan untuk
tidakadapekerjaaryangmenunggusetiapselesaimencuci.Adabaiknya
linen yang
ruangan mengambil pada saat yang bersarnaan
bagran inventaris
dicuciditukatdengarlinerrbersihyangdiapdidistribusikan.Sedanglanlinen
unhrk digUnakan kenrbali' Setiap
sisa yang berada di ruangan harus disiapkan
yang tertera disetiap linen'
linen yang diketuarkan dicatat sesuai identitas
yang disimpan, dengan
nomor berapa yang keluar dan nomor berapa
mana saja
pencatatan tersebut diketahui berapa kali linen dicuci dan linen
yang mengendaP tidak digunakan'

Ad.10. Penggantian linen rusak


Linen rusak daPat dikategorikan :

l. Umur linen Yang sudah standard


2. Human error tetmasukdihilangkan
pencatatm yang baik
Dua kategori tersebut dapat diketatrui dari syston
mengenaiperputaranlinenyangtercatatsctiapharinyabahkandapatdiketatui
namun dapat juga kerusakan
ruangan yang menghilangtan atau mentsak,
httman enor plgtrgas laundry'
terjadi pada waktu proses pencucian akibat
(diseratrkan ke penjahitan) dan ada
Jenis kerusakan aada yang dsgatdiprbaiki
pulayangmemanghanrsmendapatkanp€nggantian.Jeniskerusakanyang
hanrs mendaPatkan Penggantim :
seperti terkena cairn medik
- Noda-noda yang sudatr tidak dapat dihilangf,an
de,ngan area yang luas ataupun terke,rra
noda semir, munglin dapat

dihilangkan dengan cairan spoting namun jika dihitung biaya dan

kerapuhan yangterjadi menjadi tidak efisien'

53
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKIJ Muhommodtyoh Yogyokarto 2074
Kerapuhan beberapa bagtan akibat bahan kimia
korosif seperti HzOz
peroksida maupun
ataupun bahan kimia lainnya yang korosif seperti
Chlorine diatas 5%.
Robek karena tersangkut.
Brght'
Noda karat dapat dihilangkan dengan larutan Ferro
Penggantiansegeradilakukanolehpihaklaundrydenganmengirimkan
Penggantian segera
formulir permintaan kerusakan kepada pihak logistik.
nomor identitas yang rusak
dilakukan pemberian identitas, linen dengan
tanggal peredaran berbeda
diganti sama sesuai dengan yang rusak, hanya
dengan linen sebelumnYa.

d. Dokumen
Dokumen yang dibtrtuhkan pada penatalaksanaan
linen mulai dari ruangan

hinggadidistribusikan terdiri dari :

l. Dokumen pencatatan linen kotor / infeksius dari OK


2. Dokumen pendistribusian linen bersih dari laundry
3.Dokumerrpenimbanganlinenkotordaninfeksiusyangakandicuci
4. Dokumen outsourching(iika akan dikirimkeluar)
5. Dokumen peneriman cuci dari luar
6. Dokumen PenghaPusan linen rusak
7. Dokumen Permintaan linen baru

e. Pengelolaan linen lainnYa


Yangdimaksudlinenlainnyaadalahlinenyangtidakdiprosesmelaluiproses
mesin cuci tetapidilakukan prosedur desinfeksi'
Linen lainnya adalatt
pencucian dengan
yang dimaksud adalah mulai ember
bantal, guling dan kasur. Peralatan dan lingt<ungan
yang terinfeksi, baskom, furniture dan perabotan,
lantai dan dinding.

g
2O74
Pedomdn Mnaiemen Linen RS PKU MuhommodiyohYogyakarta
peralatan dan linglcungan
Metode untuk membersihkan linen dan dekontaminasi
anaskar tidak
hmcur ol& sr&u tinggi ydg i*t gt'Ir"t* steam dengan suhu

@timia & Phenolics


b. Babm Chlorhe
c. GlurraldehYde 27o

Teknik Pembersihan / Dekontaminasi Linen


Peralatan dan Lingkungan

nffi@ yane ddak t€dnfc*si) ffiATrDnN rervrsAHAN


YAI{G SESUAI (Pasien t€rid€ksi
ierr denoxr tuta terbuka

Cucl Arlgan larut& daergrst ffidesinfsktan


(a) dau (t) iaqe3il grluekao desinfektan
irrg Optt"k n Png daPa merusak

@(a)atau
S*.a Agru cairar detergea atau
pembensih trem dan Pembilas - DetergenYmgberisichloriue
- Chtorine yaqg tidak mergikis yang
bertcmft&hbuklbt&

Crri 0olginglran ffiFt€nttriffi$i gunakan bowl


Dribadi dm deshfcksi dengan :
I P*desinft*si
- Babektonia(1)dan
@sln&n ffi---mrm$n dibutrhkan iita
lrem perrbersih ufi*[oda' ssryah ttrtontminasi gurskan nsr abrasive

dsb- Deshf€laao biasmYa de

@derrhP ffircgunakan
& &imia desir*ttan (d) dau (a) dan

l. Feoyedot6u Cgafi'E; sp.r di setitar Psien'


2. Penyedot / Pembersib debu Yag

ffiaengrm ceirmdaergea l,leeoemst emp*an dgn rer.'rea


Desirfetsi titffi sehlu dfrrrtuka spcsial, grma&e befiI kimia
derinf€ttatr (a) uau (b)

55
pedoman Mnaiemen Linen RS PKll Muhommodiyah Yogyakorto 2074
Cara Menghitung Dosis Kebutuhan
DesinfektanChlorineUntukLinenlnfeksiusG{rV&HBv)

- Kapasitas mesin 50 Kg
- %bahan aktif chlorine Wo (Produk X)
- o/oformulasi yangdiinginkan'l% (10.000 ppm) untukHIV dan HBV

Pertanyaan:
il;p; gram bubuk chlorie yang dipakai setip kg cucian ?.
perhitungan I : menghitune ;ir i*idipakai pada proses bleach yaitu LOW
fnCfff :Sff/o dari kaP' drum
MEDIUM ;32o/o dari kaP' drum
LOW :16,60/o dari kaP'drum
VOLUMEDRUM:r-?.t
n:3,14;d:1m;t:0,-65m
Vol. drum :3,14. (0,5)'.0,65
0,51 m3
=
:t 0,51 x l.000liter
5l0liter
=
Air yang digunakan : LOW
yang
II : menghitung grarn chlorine
Perhitungan ligu$m
GR. CHLORINE :1-t"2" foiiul,oi I o/oghn. ektiOx Pengenceran)) x 10'000 mg/L
=a {(1% tlff/o)x 84,6
L)} x 10.000 mg/L
mg
= 84.600
(84.600 / 1000) g
=+
:+ 84,6 g
+ Dibutuhkan 84,6 gdalam 50 kg cucian
:+ Untuk setiaP kg cucian : 84,6 g / 50 kg
+ 1,69 glkg
JAWAB:Dibutuhkanl,6ggChlorineuntuksetiapkgcucian

Standar DosisKebutuhan Batran Cuci


1. Untuklinen kotor berat
Brodklin 12,5 grlkg
Heviklir 12,5 gtkg
Softi 8 cc lkg
2. Untuk linen kotor ringan
Brodklin 7 gke
Heviklir 7 glke
Softi 7 cclkg

56
Yogyakorto 2074
Pedomon Mnaiemen Linen RS PKll Muhammodiyoh
BAB VI
MOMTORING DAII EVALUASI

VI.A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan dan
cakupan progftun pelayanan seawall mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya
memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.
Tujuan monitoring adalah :

l. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau desain dari system

pelayanan (bila perlu).

Z. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan di


lapangan, sesuai dengan temuan-temuan di lapangan.

3. Hasil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian


pelayanan di rumah sakit. Monitoring sebaiknya dilahrkan sesuai keperluan dan
dipergunakan segera untuk perbaikan program-

Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit monitoring hendaknya dilakukan secaru!

teratur i kontinue.
Aspek-aspek yang dimonitor mencakup :

1. Sarana, prasarana dan Peralatan

Z. Standard / pedoman pelayanan linen, SOP, kebijakan-kebijakan direktur rumah

sakit, visi, misi dan motto rumah sakit, dan lainJain.

3. Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu wama yang kusam, pudar, tidak

cerah / putih tua atau keabu-abuan menggambarkan usia pakai. Terdapat

bayangan dari barang yang dibungkusny4menunjukkan linen sudatr menipis.

4. Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan / lapuk-


5. Apabila ada penandaan tahun pengadaan / penggunaan, tinggal menghitung umur
lamanya, sehingga bias dihitung frekuensi pencuciannya. Biasanya setelah
mengalami pencucian 90 kali linen tersebut sudah harus dihapus (tidak layak

57
Pedomon Mondiemen Linen RS PKIJ MuhommodiyohYogyokarta 2074
pakai), itupun tergantung kualitas batran. Ada bahan yang sampai 120 kali
pencucian masih tetap baik dan layak pakai.

Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilalokan melalui uji kuman secara insidentil

bila dijumpai banyak terjadi infeksi di stu unit rawat inap atau lebih. Contoh diambil
untuk dilakukan swab dri kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil kultur,

monitoring prosedur pencucian ditingkatkan

YI.B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tatrap proses akhir seperti pada tahap

pencucian, pengeringan dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengelolaan linen di rumah sakit.
Tujuan dri evaluasi tersebut antara lain :

1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen rumah sakit


2. Sebagai acuan / masukan dalam perencanaan pengdaan linen, batran kimia
pembersih sarana dan prasarana kamar cuci.

3. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin


4. Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber

daya manusia.

Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuesioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau

minimal setiap satu tahun sekali. Sebagai responden diambil dua atau tig jenis petugas
dilihat dari fungsinya, misalnya kepala bangsal / ruang, perawat pelaksana dan petugas
pelaksana non perawatan / pekarya.

Materi yang dievaluasi sesuai dengan tujuan yaitu antara lain :

l. Kuantitas dan kualitas linen


a. Kuantitas linen
Kuantitas / jumlah linen yang beredar di ruangan sangat menentukan kualitas

pelayanan, demikian pula linen yang berputar di ruangan yang diam akan
mengakibatkan linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum

58
Pedoman Monoiemen Linen RS PKU Muhommodiyah Yogyokorto 2074
digunakan. Hal-hal seperti ini dapat mengganggu pada saat penggantian linen

berikutnya maupun jika linen tersebut hendak diturunkan kelasnya. Untuk itu
perlu adanya monitoring ke ruangan-ruangan dengan frekuensi minimal 3 (tiga)
bulan sekali atau setiap kali ada pencatatan di buku adminisfasi yang tidak

mengindahkan prinsiP FIFO.

b. Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari linen adalatr bersih (fisik linen), awet (tidak rapuh)
dan sehat (bebas dmi mikroorganisme patogen).

Frekuensi:
- Untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan memanfaatkan panca indera
secara fisik mulai dari bau (harum dan bebas dri bau yang tidak sedap), rasa

(lembut di kulit) dan skala noda. Dilakukan pada tahap sortir di dalam

pelputaran pencucian. Jika terdapat kekurangan dari tiga aspek tersebut, maka
perlu pencucian ulang sesuai dengan permasalahan masing-masing.
- Awet (tidak rapuh) dapat dilakukan dengan mengendalikan penggunaan
formulasi bahan kimia yang serendah mungkin tanpa mengabaikan hasil.
Substitusi penggunaan bahan kimia yang mempunyai sifat melapukkan seperti
phenol. Frekuensi dapat dilalnrkan setiap perputaran waktu standard linen
ditetapkan misalnya 120 kali pencucian, atau umur linen adalah 2 bulan.

- Sehat (bebas mikroorganisme patogen) dilakukan dengan pemeriksaan linen


bersih melalui adanya mikroorganisme patogen ataupun milroorganisme non
patogen dalamjumlah yang banyak (rekontaminasi)-

2. Bahan Kimia
a. Fisik dan karakteristik batran kimia
Fisik dan karakteristik batran kimia dapat berupa wamq butiran serta bau yang
1*ras dari bahan kimia. Penjelasan spesifikasi bahan kimia pada awal pembelian
menjadi penting serta melihat pembanding bahan kimia dri produk batran kimia
lainnya akan sangat membantu dalam memonitor kualitas bahan kimia yang

59
Pedoman Monoiemen Linen RS PKll Muhammodiyoh Yagyokarto 2074
dikirim pihak rekanan. Untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring setiap
bahan kimia akan digunakan

b. pH (power Hidrogen) dan presentase bahan aktif


Batran kimia yang digunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti yang

dipersyaratkan dalam LDP (embar Data Pengaman) atau MSDSs. Informasi pH


penting dalam mengetahui kualitas batran kimia yang akan digunakan apakah
mengalami perubahan pada saat penyimpanan dan penggunaan. Frekuensi
pemeriksaan dilakukan pada awal penggunaan, pertengahan dan akhir.

3. Baku Mutu Air Bersih


a. Persyaratan Permenkes 416

Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standard air bersih Depkes

@ermenkes 416) yaitu dilakukan monitoring sedikitnya 6 bulan sekali.


b. Persyaratan khusus besi dan garam-garam

Perlu dilakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya dua polutan


pengguna tersebut. Jika standard yang diinginkan tidak terpenuhi, maka harus

dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang akan digunakan.
Sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.

4. Baku mutu limbah cair


Berdasarkan PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Batran Berbahaya
dan Beracun, dengan lampiran dikategorikan sebagai limbah 83 :

Kode limbah :D239


Jenis kegiatan : Laundry dan Dry Cleaning
Kode kegiatan :9301
Sumber pencemaf,an : proses cleaning dan degreasing yang memakai elarut organic

kuat dan pelarut kostik.


Asal / uraian limbatr : pelarut bekas; larutan kostik bekas; sludge proses cleaning dan
degreasing

6A
Pedoman Manajemen Linen RS PKU Muhommadiyoh Yogyakarto 2074
Pencemaran utama : pelarut organic, hidrokarbonterhalogenasi; lemak dan gemuk

Dengan demikian limbah laundry dan dry cleaning harus dikelola sesuai dengan
Standard Baku Mutu sesuai dengan tingkat pencemar yang dimaksud; namun Permen
LH No. 58 tahun 1995 tidak / belum mengakomodir untuk limbatr cair laundry dan
dry cleaningrumah sakit.
Polutan yang mencemari : phospat, senyawa aktif biru metilen dan sulfida.

Frekuensi pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Hasil evaluasi diberikan kepada penanggung jawab dan pengelola pelaynan linen
di rumah sakit dan umpan balik yang diberikan dapat menjadi bahan laporan dan
pertimbangan dalam pembuatan perencanaan sesuai tujuan evaluasi.

57
Pedoman Monojemen Linen RS PKU Muhommodiyoh Yogyokarto 2074
Daftar Rujukan

1. Control of Hospital Infectiona Practical handbook by G.A.J. Ayliffe et all


chapman & Hal Medical, trird Edition,1992
2. Dasar-dasar manajemen laundry, materi pelatihan manajemen linen dan laundry
kajian pelayanan kesehatan UI, Depolq 1997
3. Ivlnfaat dan citra linen di rumah sakit-rumah sakiq naskah semiloka peningkatan
elaynan rumah sakit,Kongres PERSI Jakarta, 1991.

4. Penatalaksanaan linen rumatr sakit dengan pengelolaan sendiri oleh Udarto,


MBA, pada presentasi di RNI tentang manajemen linen,Jakarta 22 September
2001.
5. Pedoman pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakiq Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan, 200 1

6. Pedoman pencahayaan, Depkes 1999.

7. Pedoman pemeliharaan instalasi pengelolaan limbah cair rumah sakit,


Dit.Jen.Yanmedik, I 993

8. Pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia, Dit. PPM-PL dan Dit.Jen.Yanmedik


Depkes RI, tahun 2000.

9. Petunjuk teknik pengendalian di RSCM edisi 2, Jakarta, 1999


10. Standar pelayanan rumatr sakit, Depkes RI, 1999

11. Pedoman manajemen linen di Rumah Sakiq Depkes RI Dirjen Yanmed, 2004.

Anda mungkin juga menyukai