BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat dibangki
kuliah untuk diterapkan dalam lapangan pekerjaan.
2. Agar mahasiswa mengeyahui dunia kerja yang akan dikerjakan
selanjutnya.
b. Tujuan khusus
1. Dapat melaksanakan tindakan pemeliharaan, perbaikan dan
pemasangan secara mandiri dan professional, sesuaian dengan
pengetahuan yang dimiliki prosedur dan prasarana yang ada.
2. Dapat bekerja secara mandiri di dalam ruang lingkup tanggung
jawab dalam mengikuti prosedur yang berlaku di Rumah Sakit
maupun perusahaan sekaligus dalam bentuk yang nyata seperti
pengabdian terhadap masyarakat.
3. Memperoleh informasi baru sebagai bahan atau untuk mendalami
masalah teknk-teknik lebih lanjut.
4. Mampu membuat laporanPraktrk kerja Lapangan sesuai
pelaksanaan kegiatan sehari- hari.
5. Mampu membuat evaluasi tentang pelayanan pemeliharaan
perbaikan peralatan di tempat Praktek Kerja Lapangan.
6. Mampu meneliti system, prosedur,dan managemen diseluruh
Rumah Sakit Umum Kota Bekasi.
1.3 BATASAN MASALAH
BAB I PENDAHULUAN
Berisi sejarah Rumah Sakit, profil Rumah Sakit, status Rumah Sakit,
organisasi Rumah Sakit, instalasi yang mendukung pelayanan di
Rumah Sakit.
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
BEKASI
Pada Tahun 1956 kepemimpinan diganti oleh seorang juru rawat dari
RS Pembantu Banjaran, bernama Bapak S Wijaya.Pada saat
kepemimpinanya berubah menjadi RSUD Kab.Bekasi dengan kapasitas 10
tempat tidur dan penambahan bangunan untuk perawat dan bidan.
2.3.2 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai sebagai penjabaran dan implementasi dari misi
2.3.3 KEBIJAKAN
2.3.4 PROGRAM
2.4.1 VISI
Unggul berarti kinerja yang lebih baik dari rumah sakit lain atau dari
waktu sebelumnya serta mempunyai pelayanan unggulan yang tidak dimiliki
oleh RS lain dan mempunyai daya saing yang tangguh.
11. Turut menjaga dan memelihara asset, sarana dan prasarana rumah sakit
2.4.2 MISI
Dalam pencapai visi tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi
telah merumuskan 3 (Tiga) misi, yaitu :
2.4.3 MOTTO
2.4.4 FALSAFAH
INSTALASI
GIZI
Poliklinik THT
Poliklinik Bedah
Umum Poliklinik Kulit & Kelamin
Poliklinik Metadon
Radiologi Audiometri
Farmasi Elektrokardiografi
Cath Lab
Instalasi Diklat
Instalasi CSSD
Instalasi K3LRS
Instalasi Laundry
2.7 INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT ( IPSRS )
2.7.1 UMUM
Instlasi pemeliharaan sarana Rumah Sakit adalah suatu unit
fungsional untuk melaksanakan kegiatan, agar fasilitas yang menunjang
pelayanan kesehatan di Rumah sakit yaitu sarana prasarana dan
peralatan / perawatan selalu laik pakai.
Adapun kegiatan – kegiatan dan kedudukan IPSRS yang berada dbawah
serta bertanggung jawab kepada Wadir Umum dan keuangan Didalam
Rumah Sakit.
Ruang lingkup IPSRS di Rumah Sakit khususnya di RSUD Kota Bekasi
menyangkut tenaga kerja, csrs stsupun dalam metode kerja, proses kerja
dan lingkungan kerja.
2.7.2 VISI DAN MISI
a. Visi
Menjadikan IPSRS sebgai nafas dan jima dalam Rumah Sakit demi
tercapainya suatu pelayanan Prima.
b. Misi
Menjalani kerja sama internal maupun eksternal dengan
memahami suatu system kerja di Rumah Sakit.
Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ).
Meningkatkan suatu pelayanan di IPSRS.
Mengupayakan kesejahtraan dengan mendapatkan jasa
pelayanan.
Menciptakan suasana kerja yang kondisuf di tunjang dengan
penyegaran fisik dan pikiran.
Penyediaan :
Penyediaan air bersih yang memenuhi stamdar
Penyediaan gas medis (dalam hal teknisi)
Penyediaan tenaga listrik
Penyediaan komunikasi
Penyediaan jasa teknis
Pengelolaan :
Pengelolaan peralatan, instrument dan bahan lain.
Pelatihan :
Operator peralaran listrik dan elektronik.
b. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uju coba sarana, prasarana dan
peralatan baik yang baru maupun yang selesai di perbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan :
1. Pemeliharaan pencegahan atau preventif, ialah pemeliharaan
yang dilakukan pada selang waktu tertentu, dimaksud untuk
mengurangi kemungkinan kerusakan atau bagian - bagiannya
tidak memenuhi kondisi yang tidak diterima.
Contoh :
Pemeliharaan harian.
Pemeliharaan mingguan.
Pemeliharaan bulanan.
Pemeliharaan tahunan.
Perbaikan ringan.
Perbaikan besar.
1. Pelakdanaan pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan oleh IPSRS, sepanjang memiliki
fasilitas kerja, tenaga yang mampu, dan peralatan kerja
tersedia dengan cukup serta sesuai dengan norma
keselamatan kerja yang berlaku.
Pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak ke III yaitu
dengan cara :
Perbaikan insidentil terhadap peralatan tanpa terikat
waktu.
Kontrak seevice : yaitu peralatan yang dipelihara atau
diperbaiki dalam jangka waktu yang telah ditentukan,
misal jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun, jenis
kegiatan disesuaikan dengan ketentuan perbaiki.
Melakukan pekerjaan teknis dalam tindakan medis
yaitu :
Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
Melakukan pelayanan teknis dalam tim medis.
Mengambil tindakan dalam keadaan darurat
terhadap peralatan medis dan penunjangnya.
Melakukan telaah teknis terhadap sarana, prasarana dan
peralatan yaitu :
Dalam rangka pengadaan.
Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
d. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan,
pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan sarana, prasarana,
maupun peralatan yang dilaksanakan oleh pihak ke III.
KA.INSTALASI PEMELIHARAAN
RUMAH SAKIT
ADMINISTRASI
RIA RISDIANTI
BAB III
Dalam bab ini saya akan menjelaskan tentang permasalahan yang sering
muncul beserta tindakan untuk memperbaiki dsn gsmbsrsn umun tentang alat
tersebut. Disinilah peran tenaga elektromedik untuk melakukan pemeliharaan
dan perbaikan dari sebuah peralatan di bidang kesehatan.
BAB IV
PEMBAHASAN ALAT
Dalam bab ini saya akan menjelaskan tentang pembahasan alat yang penulis
menanti untuk mempresentasikan laporan Rumah Sakit di RSUD Kota Bekasi dan
akan menjelaskan spesifikasi, gambaran unum, secara perawatan, SOP
penggunaan alat dan trouble shooting yang penulis minati.
Volume Delivered
Limit/ Rate
Display
Charge
indicator
Battery
indicator
keterangan
Occlusion
Door
indicator
indicator
Select
Switch
Value selector
switch
∑ml Clear
switch
Start & Stop
Infus set switch
keterangan
a. Occlusion indicator:
Berfungsi sebagai tanda bahwa ada gangguan atau sumbatan di selang
infus biasanya karena tertekan/tertekuk.
b. Air Indicator:
Berfungsi sebagai tanda bahwa ada udara yang masuk ke selang .
c. Empty indicator:
Berfungsi sebagai tanda bahwa cairan infus sudah habis dan tidak ada
cairan yang melewati drip sensor maka indicator ini akan hidup
d. Door indicator:
Air Sensor
Finger pump
Door sensor
Sensor
occlusion
Tubing clamp
Realase lever
keterangan
b. Air sensor :
Berfungsi sebagai sensor udara, jika ada udara sedikit saja yang masuk
maka alarm air akan berbunyi dan menyala.
c. Finger Pump:
Berfungsi sebagai penghasil gerakan peristaltic yang mengalirkan
cairan infus.
d. Occlusion sensor:
Berfungsi sebagai sensor penyumbatan jika terjadi sumbatan maka
alarm occlusion akan berbunyi serta menyala merah.
e. Tubing clamp:
Berfungsi sebagai penjepit selang infus agar tiding ada udara yang
masuk.
f. Door sensor:
Berfungsi sebagai sensor pintu, jika pintu belum tertekan maka alarm
door akan menyala dan berbunyi
g. Realase lever:
Berfungsi sebagai pelepas penjepit selang infus yang dijepit di tubing
clamp.
Ac power
supply
connector
with fuse
drip sensor
Drip sensor
Pole Clamp connector
Alarm
Tempat battery
conector
Keterangan
a. Drip sensor:
Berfungsi sebagai sensor yang menandakan aliran masuk ke infus set
jika tidak ada cairan yang turun maka alarm empty akan berbunyi dan
menyala.
b. Pole clamp:
Berfungsi untuk pengunci di tiang infus
c. Tempat battery:
Berfungsi sebagai tempat battery
d. Ac power supply connector with fuse:
Berfungsi sebagai konektor pada kabel power ac dan diatasnya ada
tempat fuse
e. Drip sensor connector:
Berfungsi sebagai konektor untuk drip sensor
f. Alarm connector:
Berfungsi sebagai konektor yang bisa dihubungkan ke counter dengan
alat pemantau yang akan menampilkan alarm apa yang menyala.
Set
selection
switch
Keterangan
Keterangan
Dc/Dc board
Power supply
board
Keterangan
a. DC/DC board:
Berfungsi sebagai pengubah besaran arus yang dibutuhkan oleh
board control karena komponen seperti IC yang memiliki tegangan
input DC yang berbeda-beda. Maka dengan board ini tegangan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ic itu masing.
b. Power supply board:
Berfungsi sebagai pengubah tegangan masuk yang merupakan
tegangan AC menjadi tegangan DC .
Board
Control
keterangan
Sensor
Occlusion Finger
Peristaltik
Unit
Air Sensor
Kabel
penghubung Kabel
penghubung
Board
display Motor
keterangan
a. Sensor Occlusion:
Berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi penyumbatan pada selang
infus
b. Kabel penghubung:
Berfungsi sebagai penghubung antara sensor maupun board lain ke
sirkuit display
c. Board display:
Berfungsi sebagai tampilan yang menampilkan proses infusion pump
yang sedang berjalan.
d. Finger Peristaltik unit:
Berfungsi Sebagai Penghasilkan gerak peristaltic yang akan
menggerakan selang infus
e. Air sensor berada di bawah motor:
Berfungsi untuk mendeteksi udara, jika ada yang masuk maka akan
alarm akan berbunyi dan menyala
f. Motor:
Berfungsi sebagai penggerak finger peristaltic.
3. Bila display terbaca JJJJ (posisi 1), berarti harus digunakan set infus
khusus pump TS*PA atau TS*PM, bila display terbaca tttt (posisi 2),
berarti harus digunakan set infus biasa TS*A atau TK*A
4. Lakukan priming pada set infus, pastikan tidak ada udara dalam
selang infus
5. Posisikan roller klem di bawah pump. Buka pintu pump, geser klem
yang terletak di bawah lalu pasang set infus dan pastikan posisi set
infus dalam posisi lurus, tutup kembali pintu pump.
6. Pasang drip sensor pada ruang penetesan (chamber) set infus, di
antara permukaan cairan dan drip nozzle.
7. Tekan topmbol INFUSION SET “15”19”20”60”, sesuai dengan set
infus yang digunakan. Alur kecepatan aliran (Delivery Rate) sesuai
yang dikehendaki lalu tekan tombol.
Catatan :
Untuk set infus “15”19”20 tetes/ml. Max kecepatan adalah 300
ml/jam atau 75 tetes/mt.
Untuk set infus ‘60’ tetes/ml Max. kecepatan adalah 100 ml/jam atau
100 tetes/mnt.
Isi nilai D.Limit (delivery Limit) dengan menekan tombol
SELECT lalu tekan tombol
lakukan pergantian board dengan yang baru maupun yang second milik
infusion pump dengan tipe yang sama.
1.1.1 Spesifikasi
Merk : Dragger/ Isolette C450
Type : WS06523
Daya : maks. 500 Watt
Tegangan : 100-240 VAC
Frekuensi : 50/ 60 Hz
Buatan : Jerman
diinginkan.
1. FUNGSI ALAT
Baby Incubator merupakan alat yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan terhadap bayi yang baru lahir prematur atau mempunyai
berat badan lahir rendah dengan cara memberikan suhu dan kelembaban
yang stabil, dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi kandungan ibu,
mencegah terjadinya infeksi pernapasan pada bayi dan untuk mengisolasi
bayi yang baru lahir atau bayi prematur yang memiliki berat badan kurang
dari 2,5 kg.
2. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja Baby Incubator adalah dengan mengatur serta
menstabilkan suhu dalam ruangan inkubator agar sesuai dengan suhu
yang dibutuhkan oleh bayi. Alat ini menggunakan pemanas elemen atau
heater yang dikontrol oleh suatu rangkaian kontrol suhu agar suhu tetap
stabil. Heater akan bekerja pada saat sensor suhu kurang dari pengatur
suhu yang telah ditentukan dan sebaliknya apabila sensor suhu lebih besar
dari pengatur suhu, maka secara otomatis heater akan mati.
3. BLOK DIAGRAM
4. CARA KERJA
Pada saat pesawat dihidupkan dengan menekan tombol ON maka
blok rangkaian power supply bekerja dan akan memberikan supply
tegangan ke rangkaian kontrol, alarm, display, sensor suhu, dan blower.
Dari keluaran kontrol ini terdapat relay untuk mengatur dan memberikan
supply tegangan menuju ke heater. Besarnya pemanas yang dihasilkan
oleh heater dikontrol oleh relay dan rangkaian sensor suhu melalui
rangkaian kontrol. Udara panas yang dihasilkan dari heater selanjutnya
diratakan ke seluruh ruangan oleh blower sehingga ruangan mendapatkan
panas yang rata. Jika pengaturan suhu chamber kurang dari 30 0C maupun
lebih besar dari 370C, maka sensor suhu akan bekerja memberikan signal
ke rangkaian kontrol dan akan membuat relay tidak bekerja, sehingga
sumber daya ke heater terputus dan buzzer berbunyi.
5. SOP PENGOPERASIAN
Prasyarat
1. SDM terlatih dan siap
2. Alat laik pakai
3. Aksesoris alat lengkap dan baik
4. Bahan operasional tersedia
Persiapan
1. Lepaskan penutup debu
2. Siapkan dan pasang aksesoris ( Access cup/ Iris cup, skin probe
temperature dan oxygen sensor ).
3. Periksa : pengatur posisi matras, volume air, gas oksigen, flow
meter.
Pemanasan
1. Hubungkan kabel power alat dengan catu daya listrik PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan/ memutar tombol ON/ OFF ke posisi
ON
3. Lakukan pemanasan heater
4. Atur dan periksa kontrol suhu, humidity/ blower untuk mengetahui
kesiapan
5. Hubungkan oxygen input pada alat dengan konektor gas oksigen
6. Periksa sistem alarm
Pengoperasian
1. Atur kontrol suhu sesuai kebutuhan dengan cara :
Tekan tombol keypad lock untuk mengubah pengaturan
Tekan tombol air mode kemudian tekan tombol pengaturan
suhu dengan menekan tombol panah atas untuk menaikan
suhu sesuai keperluan (bisa diatur lebih dari 37°C, tetapi
alarm indikator suhu tinggi akan berbunyi) dan tombol panah
bawah untuk menurunkan.
2. Hubungkan skin sensor ke socket.
3. Perhatikan indikator suhu dan kelembaban dalam chamber. Pastikan
alat berfungsi dengan baik.
4. Tekan kembali tombol keypad lock untuk mengunci tombol.
5. Letakkan bayi ke dalam chamber yang suhu dan kelembabannya
telah stabil lalu pantau fungsi alat
6. Pastikan acces cup/ iris cup dan selungkup tertutup dengan baik
Pengemasan
1. Setelah selesai penggunaan alat, keluarkan bayi dari chamber.
2. Atur suhu ke posisi minimum.
3. Matikan alat dengan menekan/ memutar tombol ON/ OFF ke posisi
OFF.
4. Lepaskan aksesoris yang digunakan.
6. SOP PEMELIHARAAN
Persiapan
Siapkan Lembar Kerja
Siapkan bahan pemeliharaan :
Kain lap
Cairan pembersih/ desinfektan
Toolset
Pelaksanaan
1. Lakukan pendataan alat, meliputi :
Nama alat : Baby Incubator
Merk : Drager
Type : Isollete C450
Nomor seri : WS06523
2. Lakukan pemeriksaan seluruh bagian alat meliputi tombol, indikator
dan display.
3. Cek kondisi gas supply yang tersedia serta aksesoris lainnya.
4. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat.
5. Cek semua kabel dan konektor dari semua hubungan listrik.
6. Lakukan pemantauan/ pengukuran kondisi lingkungan, meliputi :
Jala-jala PLN
Kondisi kelembaban dan suhu ruangan
7. Hidupkan alat, lakukan pengecekan terhadap :
Pengaturan suhu
Pengukuran skin sensor
Alarm
Kelembaban
Tampilan suhu
8. Tentukan kesimpulan pemantauan fungsi terdiri dari :
Alat laik pakai
Pencatatan :
1. Isi kartu pemeliharaan alat
2. Isi formulir laporan kerja
3. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit pelayanan pengguna alat
dan serahkan kembali alat baby incubator yang telah diperbaiki.
4. Pengguna alat menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan
kembali kepada pengguna alat
Pelaporan :
Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
7. SOP PERBAIKAN
Persyaratan
1. SDM terlatih dan siap
2. Peralatan kerja dan alat ukur lengkap
3. Dokumen teknis, protap perbaikan, lembar kerja perbaikan, dan protap
pengoperasian tersedia.
Persiapan
1. Siapkan surat perintah kerja (SPK)
2. Siapkan formulir lembar kerja Perbaikan
3. Siapkan :
Service manual, diagram ( Schematic/ wiring )
SOP perbaikan dan SOP pengoperasian alat
Riwayat perbaikan alat
4. Siapkan alat kerja dan alat ukur
5. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu
6. Pemberitahuan kepada unit pelayanan penggunaan alat
Pelaksanaan
1. Lakukan analisa kerusakan
a. Tanyakan kepada pengguna alat, mengenai gejala kerusakan.
b. Lakukan trouble shooting, untuk mengetahui penyebab
kerusakan, bagian alat/ komponen/ suku cadang yang
mengalami kerusakan.
c. Lakukan pendataan bagian alat/ komponen/ suku cadang/ yang
rusak, lengkap dengan data teknis dan nomor catalog.
2. Siapkan suku cadang yang diperlukan
3. Lakukan langkah perbaikan (dengan atau tanpa suku cadang)
4. Lakukan penyetelan/ adjustment, kalibrasi internal
5. Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja
Pencatatan
1. Lakukan pengisian formulir lembar kerja perbaikan dan kartu formulir
lembar kerja
2. Simpulkan hasil perbaikan :
Alat baik
Alat tidak baik
3. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit pelayanan pengguna alat
dan serahkan kembali alat Baby Incubator yang telah diperbaiki
4. Pengguna alat menandatangani lembar kerja perbaikan sebagai bukti
perbaikan alat telah dilaksanakan
Pengemasan
1. Cek alat kerja dan alat ukur sesuai lembar kerja
2. Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta ke tempat semula
3. Kembalikan alat kerja, alat ukur dan dokumen teknis penyerta ke
tempat semula.
4. Bersihkan alat Baby Incubator dan lokasi perbaikan.
Laporan
1. Laporkan hasil perbaikan kepada pemberi tugas.
8. PEMELIHARAAN ALAT
Thermometer,
humidifier, bagian Bersihkan dengan
Teknisi/
Mingguan dalam box menggunakan kain
Perawat
halus
Humidity reservoir
Tes fungsi
Termostat komponen
termostat
Triwulan Teknisi
Tes fungsi
Fan/ Blower
komponen fan/
blower
Pastikan
Konektor kabel power sambungan kabel
dalam keadaan baik
Bersihkan slot-slot
PCB dan
Rangkaian dalam
kencangkan kabel-
Tahunan Teknisi
kabel pada relay
Pastikan chamber
Reservoir
tidak bocor
BPFK/
Rangkaian input/ output Kalibrasi Lembaga
Kalibrasi
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karinia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan
( PKL) selama kurun waktu dua bulan terhitung dari tanggal 2 april – 2 juni, di
Rumah Sakit Umun Daerah Kota Bekasi. Selama PKL penulis banyak
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman secara teoritis dan praktek seperti
peralatan elektromedik maupun alat kedokteran dan prosedur kerja dirmuah sakit.
Keberadaan Bagian Teknik Dan Pemeliharaan Sarana sebagai Unit yang
menjadi bagian yang sangat berpengaruh dan menentukan, karena dengan
pekerjaan yang dilakukan secara maksimal dari semua kepala unit dan stafnya
yang bertanggung jawab akan kinerja Bagian Teknik Dan Pemeliharaan Sarana
yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh di rumah
sakit. Adanya Bagian Teknik Dan Pemeliharaan Sarana juga melakukakan
pelayanan teknis yang dilaksanakan 24 jam secara terus menerus yang akan
berdampak ke biaya perbaikan yang dikeluarkan pihak rumah sakit dapat ditekan
karena adanya maintenance rutin.
Selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) penyusun
mendapatkan banyak pengalaman yang sangat bermanfaat, diantaranya penyusun
dapat kesempatan merealisasikan ilmu yang didapat selama kuliah. Penyusun
juga mendapat pengetahuan tentang sosialisasi dan manajemen yang sangat
dibutuhkan untuk menciptakan interaksi yang baik juga agar timbul kepercayaan
dari pimpinan rumah sakit dengan pihak Bagian Teknik dan Pemeliharan Sarana.
5.2 SARAN
Pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan beberapa saran, yang
diharapkan saran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi rumah
sakit pada umumnya dan Bagian Teknis dan Pemeliharan sarana pada khususnya.
Adapun saran-saran tersebut adalah :
1) Hendaknya pemeliharaan dan perawatan pesawat/alat tidak hanya menjadi
tanggung jawab Bagian teknik dan pemeliharaan sarana saja, melainkan juga
menjadi tanggung jawab semua pihak atau dalam hal ini operator/user.
2) Diperlukannya suatu training khusus bagi operator/user dalam menggunakan
suatu alat sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan yang disebabkan
oleh kesalahan pengoperasian.
3) Tiap-tiap alat hendaknya dilengkapi dengan buku-buku petunjuk seperti
operation manual, service manual dan wiring diagram yang akan sangat
membantu didalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat.
4) Adanya koordinasi dan komunikasi antara rumah sakit dan bagian teknik dan
pemeliharaan sarana saat mengadakan pembelian barang yang diperlukan
untuk meningkatkan pelayanan agar setelah terjadi kerusakan atau apapun
dapat diatasi.
5) Perlu dipertahankannya hubungan antar unit.
6) Perlunya adanya konsistensi dalam melaksanakan budaya kerja yang telah
disetujui bersama.
7) Harus selalu dipertahankan kerjasama serta kebersamaanya karena apapun
pekerjaannya jika bersama-sama akan lebih mudah akan tetapi harus sesuai