Anda di halaman 1dari 184

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan bidang kedokteran di dunia saat ini maju dengan pesatnya. Seiring
dengan kemajuan bidang tersebut di ikuti dengan perkembangan peralatan – peralatan
yang digunakan di lingkungan rumah sakit.
Keberadaan peralatan kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting
untuk mendukung dan menunjang pelayanan kesehatan masyarakat. Perkembangan
peralatan kesehatan harus di imabngi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang terlatih, terdidik dan memiliki disiplin ilmu tentang alat- alat medis,
sehingga peralatan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dengan prosedur yang
benar pula.

Mengingat harga peralatan medis yang sangat mahal, maka diperlukan pembelajaran
cara pemeliharaan alat kesehatan secara intensif agar kondisi alat medis dapat memiliki
lifetime yang lebih panjang. Untuk itu teknisi elektromedik diharapkan mampu
melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat – alat medis.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga yang mampu melaksanakan pemeliharaan dan


perbaikan alat- alat medis, maka jurusan Teknik Elektromedik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta melakukan Pendalaman Matakuliah Keahlian di
POLTEKKES Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik yang lebih lengkap di berbagai
aspeknya. Sehingga diharapkan dari praktikum ini menjadi kan kedepanya lebih baik
dalam mutu pendidikan dan menjalin kerjasama antara instansi- instansi yang terkait.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat dari praktik ini, antara lain :
 Mampu mengetahui nama-nama dan fungsi peralatan medis
 Mampu mengetahui prinsip dan cara kerja peralatan medis
 Mampu mengetahui jenis peralatan medis
 Mampu mengetahui cara pengoperasian peralatan medis
 Mampu mengetahui informasi baru sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk
mendalami masalah-masalah teknis alat-alat medis
 Mahasiswa dapat membuat contoh proposal Tugas Akhir.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 1


BAB II

POLITEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

2.1 Sejarah
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes) Departemen Kesehatan RI
membuka dan melaksanakan Pendidikan Kedinasan Bidang Kesehatan baik dalam
jenjang Pendidikan Menengah (JPM) seperti Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), Sekolah
Bidan, Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK), Sekolah Pengatur Rawat Gigi
(SPRG), dll., maupun Jenjang Pendidikan Tinggi (JPT) seperti Akademi Keperawatan
(Akper), Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) dan emi Teknik Elektromedik (ATEM).

Sekitar tahun 1989 Sekolah-sekolah Departemen Kesehatan yang tergabung pada


Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) dikonversi menjadi Jenjang Pendidikan Tinggi
(JPT) yang disebut Akademi, seperti Sekolah Perawat dan Sekolah Bidan dikonversi
menjadi Akademik Keperawatan dan Akademi Kebidanan, Sekolah Menengah Analis
Kesehatan menjadi Akademi Analis Kesehatan, Sekolah Pengatur Rawat Gigi menjadi
Akademi Kesehatan Gigi.

Sekolah-sekolah Jenjang Pendidikan Menengah (JPM) yang dikonversi menjadi


Jenjang Pendidikan Tinggi (JPT) kemungkinan untuk melembaga dirasakan banyak
kesulitan, maka salah satu antisipasi yang terbaik pada saat itu agar efektif dan efisien
adalah dengan dikembangkan kelembagaannya menjadi Politeknik Kesehatan Surabaya
(Poltekkes) termasuk diantaranya adalah 13 Akademi Kesehatan yang ada di Jawa Timur
melembaga menjadi Politeknik Kesehatan Surabaya sesuai dengan Surat Keputusan
Menkes-Kesos Nomor 1207/MENKES-KESOS/SK/2001 tanggal 12 Nopember 2001.

Konversi tersebut adalah :


1. Akademi Keperawatan menjadi Jurusan Keperawatan.
 Akademi Keperawatan Sutomo menjadi Program Studi Keperawatan Sutomo.
 Akademi Keperawatan Sutopo menjadi Program Studi Keperawatan Sutopo.
 Akademi Keperawatan Sidarjo menjadi Program Studi Keperawatan Sidoarjo.
 Akademi Keperawatan Tuban menjadi Program Studi Keperawatan Tuban.

2. Akademi Kebidanan mejadi Jurusan Kebidanan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 2


 Akademi Kebidanan Sutomo menjadi Program Studi Kebidanan Sutomo.
 Akademi Kebidanan Magetan menjadi Program Studi Kebidanan Magetan.
 Akademi Kebidanan Bangkalan menjadi Program Studi Kebidanan Bangkalan.

3. Akademi Kesehatan Lingkungan menjadi Jurusan Kesehatan Lingkungan.


 Akademi Kesehatan Lingkungan Surabaya menjadi Program Studi Kesehatan
Lingkungan Surabaya.
 Akademi Kesehatan Lingkungan Madiun menjadi Program Studi Kesehatan
Lingkungan Madiun.
4. Akademi teknik Elektromedik menjadi Jurusan Teknik Elektromedik.
5. Akademi Kesehatan Gigi menjadi Jurusan Kesehatan Gigi.
6. Akademi Analis Kesehatan menjadi Jurusan Analis Kesehatan.

Dan pada tahun 2007 Program Studi Keperawatan Anestesi Surabaya ditiadakan,
sehingga Politeknik Kesehatan Surabaya terdiri dari 6 Jurusan dengan 12 Program Studi.

DASAR PENYELENGGARAAN

1. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
4. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 298/MENKES-
KESOS/SK/IV/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1277/Menkes/SK/X/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor OT.01.01.2.4.0375 tahun
2003 tentang Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan.
7. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar.
9. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 1207/MENKES-
KESOS/SK/XI/2001 tanggal 12 Nopember 2001 tentang Pembentukan Politeknik
Kesehatan Malang, Palangkaraya, Surabaya, Banda Aceh dan Ternate.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 3


10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.2.4.3199 tahun
2004 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan JPT Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.2.4.3198 tentang
Pedoman Penata Usahaan Ijasah Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1575 tahun 2005 tentang
Penyempurnaan Organisasi dan Taat Laksana Politeknik Kesehatan Surabaya.

Pada tahun 2010 terjadi pergantian pimpinan di lingkungan Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Surabaya, sehinggan menjadi :

1. Program Studi D3 Keperawatan Kampus Soetomo Surabaya


2. Program Studi D3 Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya
3. Program Studi D3 Keperawatan Kampus Sidoarjo
4. Program Studi D3 Keperawatan Kampus Tuban
5. Program Studi D3 Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya
6. Program Studi D3 Kebidanan Kampus Magetan
7. Program Studi D3 Kebidanan Kampus Bangkalan
8. Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
9. Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan Kampus Madiun
10. Program Studi D3 Teknik Elektromedik Kampus Surabaya
11. Program Studi D3 Kesehatan Gigi Kampus Surabaya
12. Program Studi D3 Analis Kesehatan Kampus Surabaya

2.2 Visi dan Misi


 VISI :
“ Menjadikan Poltekkes Kemenkes Surabaya Sebagai Rujukan pendidikan tinggi
bidang kesehatan yang memiliki moralitas dan integritas dengan keunggulan
kompetitif “.

 MISI :
1. Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung
pengembangan pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul serta
kompetitif.
2. Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih,
akuntabel, transparan dan terukur.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 4


3. Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada
masyarakat dan pengelolaan pendidikan.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Politeknik Kesehatan Depkes Surabaya
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
OT.02.03/I/4/03440.1 tentang Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan
Departemen Kesehatan dan menimbang adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tatakerja Politeknik Kesehatan, maka Tugas dan
Fungsi Politeknik Kesehatan Surabaya.

1. Kedudukan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab pada Kepala
Badan PPSDM Kesehatan. Poltekkes Kemenkes Surabaya dipimpin oleh seorang
Direktur dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari secara teknis fungsional dibina
oleh Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, secara teknis administratif dibina
oleh Sekretaris Badan BPPSDM Kesehatan dan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi) Politeknik Kesehatan.

2. Tugas
a. Menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan Diploma IV Bidang
Kesehatan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkompeten sesuai
dengan bidang ilmu yang berada dilingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
b. Melakukan penelitian dalam dalam bidang ilmu kesehatan dalam rangka
menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan / atau pemecahan masalah di masyarakat.
c. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka membantu
pemecahan masalah di masyarakat yang terkait dengan masalah kesehatan dan
menyumbangkan ilmu yang bermanfaat dalam meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat.

3. Fungsi
1. Pelaksanaan pengembangan pendidikan Diploma III dan IV di bidang kesehatan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 5


2. Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan.
3. Pelaksanaan pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya dengan
lingkungan.
5. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi pendidikan.

2.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisai

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 6


BAB III

PEMBAHASAN MATERI DAN PRAKTIK

3.1 Peralatan Radiologi


3.1.1 X-Ray Condensator Discharge

Gambar 3.1.1 Bentuk Fisik X-Ray Condensator Discharge

 Spesifikasi

Nama Alat : X-Ray Unit System Condensator Discharges


Merk : HITACHI
o Bagian : HIGH TENSION UNIT
Type : SIRIUS 80
Source V : 220
Hertz : 50/60 Hz
Ouput KV : 100
Capacity : 1.0µF
o Bagian : X-RAY COLLIMATOR
Type : ZU-A3TD-2
Frequency : 50/60 Hz (Lamp)
Voltage : 15V (Lamp) , DC 90V (Shutter)
Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 7
Input : 150VA (Lamp) , 73,8VA (Shutter)
o Bagian : X-RAY TUBE UNIT
Type : UG-4LF-031
Focus : 1.5 x 1.5 mm
Max. Voltage : 100kV
o Bagian : Insert Tube
Type : RG-4LF03A

 Teori Dasar
Pesawat Rontgen Condensator Discharge adalah suatu pesawat untuk
membangkitkan sinar rontgen yang hanya dapat digunakan untuk pemeriksan
radiografi. Pada pesawat tersebut tabung yang digunakan adalah tabung triode.
Pesawat ini menggunakan sistem discharge, dengan memanfaatkan muatan
condensator sebagai sumber teganagan sehingga dapat menghasilkan tegangan untuk
membangkitkan frekuensi tinggi. Rangkaian pembangkit sinar rontgen pada
condensator discharge bekerja berdasarkan system yang terdiri dari:

1. Rangkaian voltage multiplier (pengganda tegangan). Rangkaian ini berfungsi


untuk melipatgandakan tegangan AC dari inverter menjadi besaran kilo volt (kV)
sehingga mampu melepaskan electron pada katoda dari ikatan atomnya.
2. Rangkaian pengisian dan pengosongan muatan condensator. Tegangan yang
telah dilipatgandakan akan ditampung muatannya pada rangkaian condensator,
dan muatan akan dibuang apabila terjadi expose sehingga akan mengaktifkan X-
ray tube dan akan menghasilkan sinar- X.

Dalam pemeriksaan radiografi dilakukan dengan teknik pemilihan saklar yang


telah diatur sedemikian rupa. Dalam hal mencegah kelebihan beban, pesawat rontgen
tersebut dilengkapi dengan pengaman beban lebih. Pada pesawat ini menggunakan
system pengaturan oleh mikrokomputer sehingga pengaturan sangat efisien yaitu
antara pilihan 40kV – 100kV.

Pengontrolan kV dapat dilakukan dengan memutar selector kV sehingga


pengguna dapat memilih sesui dengan objek yang akan dipotret. 50 mAS yaitu
merupakan suatu nilai standar pada penyinaran densitas tinggi untuk pesawat rontgen
konvensional, sedangkan waktu pembebanan ditentukan oleh tabung sinar rontgen
itu sendiri.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 8


Tabung triode yang digunakan pada pesawat ini adalah tabung yang
dianalogkan mempunyai 3 elektrode yaitu katoda, anoda dan Grid. Adapun fungsi
dari masing-masing elektroda tersebut adalah :
1. Katoda berfungsi sebagai sumber electron.
2. Anoda berfungsi sebagai penangkap electron.
3. Grid berfungsi sebagai pengatur jalannya electron.

Aliran electron pada tabung akan terjadi apabila :

1. Pada katoda diberikan suatu tegangan tertentu sehingga katoda tersebut dapat
memancarkan electron-electronnya yaitu dengan jalan memberikan pemanasan
terlebih dahulu pada katoda. Tujuan dari pemanasan katoda agar electron mudah
meninggalkan katoda
2. Dengan memberikan tegangan positif pada anoda terhadap katoda akan terjadi
medan listrik dalam tabung sedemikian rupa sehingga terjadi gaya tarik coulomb.
Dengan demikian electron-electron pada katoda akan tertarik menuju anoda.
Aliran electron tersebut akan mengalir dari katoda menuju katoda. Sedangkan
aliran arus pada umumnya diambil notasi dari anoda menuju katoda.

Pemanasan katoda tersebut dapat dilakukan dengan cara :

1. Pemanasan secara langsung, yaitu katoda diberi tegangan bias sehingga katoda
tersebut disamping berfungsi sebagai sumber electron juga berfungsi sebagai
filamen.
2. Pemanasan secara tidak langsung, yaitu antara filamen dengan katoda
terpisah.Pesawat rontgen condensator discharge lebih efisien penggunaanya
dibandingkan dengan pesawat rontgen stationary. Hal ini dikarenakan selai
bentuk fisiknya yang mobile, pesawat ini juga memiliki beberapa keuntungan
yaitu, trafo tegangan tinggi (HTT), trafo filament, rangkaian rectifier, X-ray tube,
dan rangkaian osilasi tegangan tinggi dikemas dalam double tank.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 9


 Blok Diagram

Gambar 3.1.2 Blok Diagram X-Ray Condensator Discharge

Gambar 3.1.3 Rangkaian X-Ray Condensator Discharge

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 10


 Cara Kerja Blok Diagram
Ketika supply masuk dari PLN, Grid harus diberikan tegangan negative agar
electron tidak bergerak. Elektron bergerak dari positif ke negative. Kemudian
filament telah mendapatkan pemanasan pendahuluan. Setelah itu lakukan pengisian
capasitor. Tegangan tinggi akan muncul setelah menekan exposure. Jika rangkaian
tegangan grid tidak mengontrol exposure maka menyebabkan kapasitor tidak akan
penuh dan elektron ketarik terus. Exposure tidak akan bekerja jika belum melewati 4
tahap. Pada rangkaian preparation menuju rangkaian exposure agar exposure dapat
bekerja melewati 4 tahap yaitu rotating anoda berputar, filament pemanasan, time
delay jalan, dan shutter terbuka. Kemudian tekan tombol ready untuk exposure.
Kemudian masuk ke rangkaian interlock yang akan terjadi melepaskan muatan ke
tabung. Pada saat pengosongan capasitor, shutter akan ketutup dan terjadi radiasi.
Saat shutter tertutup radiasi akan berputar-putar pada housing, sehingga akan aman
dari radiasi. Ketika terjadi pengosongan x-ray bekerja dan shutter tertutup maka
radiasi tidak keluar.

 Cara Kerja Rangkaian

Pastikan grounding terpasang. Ketika tombol main switch on, tegangan akan
masuk ke rangkaian LVC untuk mengatur tegangan input agar stabil dan terjadi
pemanasan pada filament. Lalu tentukan nilai kV dengan menekan tombol KS1
sebagai tombol charge. Kemudian HRY2 aktif akan memberikan tegangan pada gate
triac sehingga arus dapat mensuplai trafo HTT. Setelah nilai kV terisi/selesai lalu
preparation sebelum exposure dengan menekan KS21 dan akan mengaktifkan
rotating anoda, filament menyala terang, serta membuka shutter dan time delay
selesai lalu lakukan exposure.
X-Ray Condensator Discharge memiliki dua kapasitor yang dihubungkan
secara seri, dengan common yang terhubung ke ground. Kapasitor tegangan tinggi
harus diisi muatan listrik (Charging) sebelum persiapan untuk exposure. Sebelum
pengisian kapasitor, grid pada tabung triode harus diberi tegangan negative terhadap
katode, saklar pada posisi S1 (1-2). HTT bagian sekunder dan rectifier terhubung ke
kapasitor untuk membentuk pengganda tegangan (doubler). Capasitor C1 dan C2
menghasilkan total tegangan (kV) 2x tegangan pada HTT. Proses pengisian sebagai
berikut :
- Pada setengah siklus pertama ( siklus +), pengisian muatan C1 dilakukan melalui
penyearah D1.
Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 11
- Pada setengah siklus kedua (siklus -), pengisian muatan C2 dilakukan melalui
penyearah D2.
Tegangan pada capasitor dihubungkan langsung ke X-Ray tube. Pada saat
exposure, saklar S1 berpindah posisi dari S1 (1-2) ke S1 (1-3) untuk menghilangkan
tegangan negative pada grid. Pada akhir exposure, saklar S1 kembali ke posisi S1 (1-
2) untuk memberikan tegangan negative ke ground. Untuk mencegah radiasi
eksternal, kolingkapi dilengkapi dengan motor atau solenoid untuk mengontrol
shutter. Shutter ini akan menahan semua radiasi, dan hanya terbuka pada saat
exposure (radioghrapy). Pada saat persiapan (preparation) rotating anoda akan
bekerja dan filamen mendapatkan pemanasan filament.

 Praktikum Pembongkaran Kolimator


1. Bentuk Shutter

2. Bentuk Filter

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 12


3. Saat Alat Dihidupkan, filament menyala redup

4. Saat tombol ready ditekan, filamen menyala terang

 Kesimpulan
1. Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ketika alat dihubungkan dengan
sumber listrik maka filament akan langsung menyala redup/filament sudah
mendapat supplay. Ketika tombol ready ditekan maka supply terhadap filamen
maksimal, pada saat inilah pemanasan filament terjadi.
2. Filter digunakan untuk menyaring sinar x lemah dan sedang, sehingga sinar x yang
dilewatkan hanyalah sinar x yang kuat. Shutter digunakan untuk pintu keluarnya
sinar x, sehingga shutter hanya akan membukan ketika tombol expose ditekan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 13


3.1.2 C-Arm

Gambar 3.1.5 Bentuk fisik C-Arm

 Teori Dasar

C-arm pertama kali dikenalkan pada tahun 1955 oleh Philips dengan teknologi
yang sudah melaju pesat. C-Arm (alat yang berbentuk seperti huruf C) merupakan
salah satu alat radiologi yang biasa digunakan untuk operasi. C-Arm merupakan alat
radiologi yang menghasilkan sinar-X dengan cara fluoroskopi dengan pancaran
radiasi yang kecil. C-Arm dapat digunakan sebagai penunjang medis untuk bedah
ortopedi, bedah laparoskopi, dan bedah syaraf.

C-Arm merupakan alat radiologi yang menghasilkan sinar-X dengan


fluoroskopi dan pancaran radiasi yang kecil, oleh karena itu operator yang
menggunakan alat ini harus menggunakan alat pelindung atau aparon yang dilapisi
dengan Pb (timbal) dengan ketebalan setara 2 mm. C-Arm juga dapat digunakan
untuk pilihan radiogradi apabila menghendaki untuk menghasilkan gambar atau film
sinar-X. Uniknya lagi, teknologi C-Arm ini mampu menampilkan obyek secara tiga
demensi, sehingga dapat dilihat lebih jelas dan utuh dari berbegai sisi dan posisi.
Kecanggihan alat ini, C-Arm dapat meminimalkan kesalahan dalam memprediksi
letak obyek, diagnose, dan tindakan medis lainnya.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 14


Bagian dan fungsi komponen oX-ray tube dan generator :
Tabung sinar-X fluoroskopi sangat mirip desainnya dengan tabung sinar-X
diagnostik konvesional kecuali bahwa tabung sinar-X fluoroskopi dirancang untuk
dapat mengeluarkan sinar-X lebih lama dari pada tube diagnostik konvensional
dengan mA yang jauh lebih kecil. Dimana tipe tabung diagnostik konvensional
memiliki range mA antara 50-1200 mA sedangkan range mA pada tabung sinar-X
fluoroskopi antara 0,5-5,0 mA.
Sebuah Intensification Tube (talang penguat) dirancang untuk menambah
kecerahan gambar secara elektronik Pencerah gambar modern sekarang ini mampu
mencerahkan gambar hingga 500-8000 kali lipat.

 Image Intensifier

Gambar 3.1.6 bagian dari image intensifier

Semua sistem fluoroskopi menggunakan Image Intisifier yang


menghasilkan gambar selama fluoroskopi dengan mengkonversi low intensity
full size image ke high-intensity minified image. Image Intisifieradalah alat yang
berupa detektor dan PMT (di dalamnya terdapat photocatoda, focusing
electroda, dinode, dan output phospor). Untuk melakukan fluoroskopi dalam
kamar dengan keadaan terang dan tanpa perlu adaptasi gelap. Image Intisifier
terdiri dari:
1. Detector

Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan


cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60%
dari radiasi sinar-X.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 15


2. Image Intesifier

Gambar 3.1.7 bagian dari Image Intesifier

 Input screen
Berfungsi untuk menyerap x-ray dan mengkonversikannya ke dalam
bentuk cahaya tampak.
 Photokatoda
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya
tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
 Vacum Envelope
Fungsinya untuk menjaga agar udara tidak masuk ke dalam II. Lengkung-
lengkungnya berfungsi untuk menahan tekanan udara dari luar II.
 Focusing Elektroda
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron
negatif dari photochatode ke output phospor.
 Anode dan Output Phospor.
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena
adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal
listrik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 16


 Bagian-bagian C-Arm

Gambar 3.1.8 bagian C-Arm

Keterangan :

o Display monitors : Menampilkan hasil pengambilan gambar, dan proses editing.


 Image intensifier : Mengubah sinar x menjadi cahaya tampak dan memperkuat
berkas-berkas cahaya sehingga gambar yang dihasilkan lebih tajam
o Detektor : Terbuat dari crystals iodide (CsI) yang mempunyai sifat memendarkan
cahaya apabila terkena radiasi sinar-X. Absorpsi dari detektor sebesar 60% dari
radiasi sinar-X.
o X-Ray Tube : Penghasil sinar x
o C-arm motion : Untuk menggerakkan lengan dari pesawat C-arm
o Colimator : Untuk menentukan luas penyinaran sinar x
o Control table : Untuk pemilihan mode c-arm difungsikan sebagai fluoroscopy atau
radiologi, pemilihan kV dan mA

X-ray tube menembakkan sinar X yang menembus pasien. Sebagian diserap tubuh
dan sebagian diteruskan ke image intensifier. Oleh image intensifier Sinar X dirubah
menjadi cahaya tampak. Yang kemudian cahaya tampak akan dirubah menjadi sinyal
listrik. CCD camera yang dihasilkan akan dirubah ke ADC dan Digital image yg akan
lansung muncul di monitor.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 17


 Proses Citra C-Arm
Pada saat pemeriksaan berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer menembus
tubuh pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube . Input
screen yang berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap sinar-x dan
mengubahnya menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh
PMT (Photo Multiplier Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan
anoda dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT
akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya focusing elektroda
elektron-elektron negatif dari photokatoda difokuskan dan dipercepat menuju dinoda
pertama. Kemudian elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses
tumbukan akan menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang telah
diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju
dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak lagi, demikian
seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut
diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian
nantinya elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik yang kemudian oleh tv
monitor sinyal listrik di ubah menjadi sinyal video/gambar.

 Percobaan Pengoperasian C-Arm


o Fungsi Fitur Editing/menu editing pada monitor C-Arm

Gambar 3.1.9 Tampilan monitor C-Arm

Keterangan
 Layout, untuk menampilkan hasil gambar lebih dari 2 dengan tegangan dan
normal
 Invert, untuk mengedit gambar dalam objek dan warna hitam menjadi putih

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 18


 New, untuk membuat data baru
 WL, untuk pengaturan pencahayaan pada gambar
 Import, untuk mengambil gambar yang akan diedit
 Gamma, untuk mengatur pencahayaan pada gambar
 Worklist, untuk mengambil data pasien lama (yang telah control)
 Exam, untuk control atau periksa kembali pada pasien lama
 Close, untuk menutup data sebelumnya
 Tombol hijau untuk fluoroscopy

 Cara Pengoperasian
1. Pastikan C-Arm terhubung dengan jala-jala PLN.
2. Tekan tombol ON untuk menghidupkan pesawat C-Arm.
3. Atur lengan C-Arm secara vertical dan horizontal sesuai bagian objek yang
akan di expose.
4. Pilih mode fluoroskopi atau radiografi, pada fluoroskopi terdapat 4 mode yaitu
N/F, S/F, M/F dan BST yang memiliki batas nilai kV dan mA yang berbeda.
Pada mode radiografi operator dapat mengatur nilai kV dan mA sesuai
kebutuhan.
5. Setting kV dan mA sesuai dengan yang dibutuhkan.
6. Tekan tombol lock untuk mengunci mode dan setting, agar pengaturan setting
tidak berubah-ubah.
7. Untuk mode radiografi, tekan tombol ready kemudian tekan expose untuk
mengambil gambar.
8. Untuk mode fluoroscopy, injak pada footswitch untuk mengambil gambar.
9. Sebelum melakukan expose, input data pada komputer untuk mengetahui
gambar yang diambil dilakukan oleh siapa dan saat kapan dilakukannya
pemeriksaan.
10. Input datanya meliputi ID, nama, tempat tanggal lahir, serta jenis kelamin.
Setelah input data sudah di isi. Tekan save untuk menyimpan
11. Setelah proses expose selesai maka tekan tombol store untuk
menghubungkan alat dengan komputer yang bertujuan untuk melihat hasil
expose.
12. Hasil yang tertampil di computer masih belum sesuai, objek dengan
kerapatan yang tinggi masih berwarna hitam dan kerapatan yang rendah

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 19


berwarna putih. Maka harus menekkan atau memilih „invert‟ untuk
mengubah warna yang tertampil pada computer.
13. Apabila hasil masih belum terlihat jelas, maka dilakukan proses editing agar
gambar yang diperoleh lebih maksimal dengan mengatur kontras cahayanya.
14. Lakukan editing untuk memperjelas resolusi dengan menu gamma dan
brightness.

Gambar 3.1.10 Perbandingan hasil pemeriksaan pada c-arm akibat


penurunan nilai kV dan fitur editing.
15. Terdapat 2 Komputer pada C-Arm dimana masing-masing berfungsi sebagai
display dan editing.
16. Kemudian simpan file sesuai dengan ID pasien untuk memudahkan pasien
kontrol kembali.

 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa gambar yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh besarnya setting kV. Sesui dengan teori bahwa sinar x bersifat
menghitamkan film. Jika kV kurang maka gambar yang dihasilkan akan kurang jelas
berwarna keputihan, namun jika terlalu besar kV maka gambar yang dihasilkan akan
hitam. Kelebihan dari C-Arm yaitu dilengkapi fitur editing gambar, sehingga ketika
user salah mensetting atau tidak sesuai yang seharusnya dan menghasilkan gambar
yang kurang bagus, maka gambar bisa dilakukan editing, sehingga tidak perlu
melakukan exposing kembali.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 20


3.1.3 Simulasi Pesawat X-Ray

Gambar 3.1.11 Rangkaian Pesawat Rontgen

 Teori Dasar

Pesawat Sinar x adalah pesawat yang menghasilkan gelombang


elektomagnetik frekuensi tinggi (sinar x) untuk digunakan dalam diagnostic atau
terapi. Pesawat sinar x terdiri dari tiga bagian utama yaitu tabung sinar x, sumber
tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua electrode dalam tabung
sinar x, dan rangkaian pemanas filament. Proses terjadinya sinar x ialah didalam
tabung rontgen terdapat katoda dan anoda, dan jika kawat filament dipanaskan lebih
dari 20.000oC sampai menyala dengan menghantarkan listrik dari transformator.
Karena panas yang ditimbulkan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron
dipercepat gerakannya menuju anoda (target). Elektron-elektron mendadak
dihentikan pada anoda sehingga membentuk panas 99% dan sinar X 1%. Sinar x akan
keluar dan diarahkan dari tabung melalui jendela yang disebut diafragma. Panas yang
ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
Di dalam tabung sinar x terdapat filament yang bertindak sebagai katode dan
target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar x dibuat hampa udara
supaya elektron yang berasal dari filament tidak terhalang oleh molekul udara dalam
perjalanannya menuju anode. Filament yang dipanasi oleh arus listrik bertegangan
rendah menjadi sumber electron. Semakin besar arus filament maka semakin tinggi

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 21


suhu filament dan berakibat semakin banyak elektron yang dibebaskan persatuan
waktu.
Pada rangkaian tegangan tinggi terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi
untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu
mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar
elektron-elektron bebas yang ada di sekitar katoda dapat ditarik ke anoda. Sebelum
masuk ke rangkaian tegangan tinggi, tegangan dari PLN masuk ke LVC terlebih
dahulu untuk menyesuaikan tegangan dari PLN yang berubah-ubah sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh X-ray. Kemudian masuk ke autotrafo dimana autotrafo
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah lilitan.
Rangkaian pemanas filament berfungsi untuk menghasilkan atau menyediakan
electron-elektron bebas guna keperluan terjadiya sinar x.

o Pada rangkaian pemanas filament ini terdiri dari beberapa rangkaian diantaranya:
1. Rangkaian stabilisator tegangan
Berfungsi untuk menstabilkan tegangan filament sehingga pengaruh fluktuasi
tegangan PLN tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan yang signifikan pada
filament tabung rontgen,
2. Rangkaian space charge compensator
Berfungsi untuk mengkompensasi arus tabung agar sesuai dengan yang dipilih
meski terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung rontgen.
3. Rangkaian mA Control
Berfungsi untuk mengatur arus filament yang kemudian akan digunakan
sebagai penentu besarnya arus tabung yang akan digunakan. Pada rangkaian
ini terdiri dari variable resistor yang disambung seri dengan space charge
compensator.
5. Rangkaian stand by resistor
Berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filament tabung rontgen
agar terjadi pemanasan awal sebelum pelaksanaan expose sehingga filament
tabung rontgen aman dan lebih awet.
6. Rangkaian filament limter
Berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus pemanasan filament.
7. Transformator filament

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 22


Trafo yang digunakan adalah trafo step down. Biasanya tegangan yang
digunakan adalah tegangan 110 volt menjadi 12 volt atau 18 volt tergantung
pada spesifikasi tabung.

o Syarat-syarat terjadinya sinar x


1. Adanya sumber elektron, untuk elektron berpindah harus ada lintasan tanpa
hambatan
2. Adanya lintas bebas electron (vacuum tube)
3. Adanya pemercepat pergerakan electron
4. Tempat untuk menghentikan electron
5. Focusing Cup

Sinar x akan dihasilkan jika elektron-elektron bergerak dengan kecepatan tinggi, dan
menumbuk atau dihentikan dengan tiba-tiba oleh target. Untuk menghasilkan
produksi sinar x dengan kualitas dan kuantitas yang diinginkan, diperlukan tegangan
tabung (KVp) dan arus tabung serta waktu yang tepat.

o Bagian-bagian pesawat rontgen


1. Control Console (Control Table)
 Tekan main switch (power ON/OFF)
 Amati Line Voltage Meter
 Periksa LVC (Line Voltage Compensator
 Ketika LVC sudah sesuai, kemudian pilih tegangan (kV Selector)
 Amati hasil nilai tegangan yang telah disetting pada kV meter
 Atur arus tabungnya pada mA control
 Nilai arus tabung yang telah diatur, tidak akan muncul angka pada mA
meter sebelum tombol exposure control ditekan
 Atur waktu pada timer control
 Pilih mode yang akan digunakan dengan 2 mode pilihan yaitu Radiografi
Selector atau Fluoroskopi Selector
 Lakukan Exposure Control.
2. HTT Tank, adalah tank yang mengisolasi/memproduksi tegangan tinggi. Pada
HTT Tank terdapat beberapa hal yang berpengaruh pada sistem kerjanya,
yaitu:

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 23


 HTT (High Tension Transformator) disebut juga Trafo Tegangan Tinggi
yang dalam radiologi adalah sebuah transformator pembangkit tegangan
tinggi yang mensupply tegangan tinggi bagi tabung rontgen agar
dihasilkan sinar x.
 Trafo Filamen, Pada trafo filamen ini biasanya besar input adalah 100V
dan nilai ouput dari trafo filamen ini maksimal sebesar 20V. Trafo filamen
merupakan tegangan rendah tetapi harus berada pada medan tegangan
tinggi (HTT Tank).
 Rectifier Tegangan Tinggi
 Tube Selector Switch, untuk pemilihan/memilih tabung radiographer atau
tabung fluoroskopi (jika menggunakan 2 tabung).
 Oli, berfungsi sebagai pendingin dan isolator.
3. X-Ray Tube Unit, merupakan rumahnya tabung yang harus dilapisi oleh
timbale agar tidak terjadi kebocoran radiasi.
 Tube Housing
 Insert Tube (Anode dan Katode)
 Stator, yang menyebabkan terjadi putaran dan menggerakkan rotating
anoda
 Oli sebagai isolator
 Colimator, untuk membatasi luasan penyinaran
 Filter, untuk mereduksi energi radiasi yang lemah

4. Patient Table Unit


 Meja
 Bucky Cassete, merupakan tempat kaset
 Grid, untuk mereduksi radiasi hambur
 Spot Film Device, tempat penyimpanan data
 Sliding/Telting Control, untuk pergerakan meja

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 24


 Rangkaian HTT

Gambar 3.1.12 Rangkaian penyearah pada HTT tanpa dioda

Gambar 3.1.13 Rangkaian Penyearah pada HTT dengan menggunakan 2 dioda

Gambar 3.1.14 Rangkaian Penyearah pada HTT dengan menggunakan 4 dioda

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 25


 Alat dan Bahan

1. Relay AC
2. Timer AC
3. Kabel jumper
4. Papan percobaan
5. Lampu AC
6. Transformator step-down
7. Transformator HTT
8. Auto transformator
9. Obeng

 Langkah Kerja

Percobaan Pertama (hanya dengan menggunakan Relay AC dan Timer AC)


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai seperti gambar berikut

Gambar 3.1.15 Rangkaian Simulasi pesawat X-ray 1

3. Menekan tombol ready lalu menekan tombol ex-pose


4. Mengambil gambar dan mencatat cara kerja rangkaian

Percobaan kedua (dengan di tambah transformator step-down, transformator HTT,


dan auto Transformator)
1. Mempersiapkan semua alat yang digunakan
2. Merangkai seperti gambar berikut

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 26


Gambar 3.1.16 Rangkaian Simulasi pesawat X-ray 2

3. Menekan tombol ready lalu menekan tombol ex-pose


4. Memfoto dan mencatat hasil praktikum

 Hasil Percobaan
Percobaan 1
1. Ketika saklar ready ditekan maka lampu indikator filamen menyala

2. Selang beberapa detik lampu indikator ready menyala

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 27


3. Ketika saklar expose ditekan maka lampu indikator expose menyala

4. Selang beberapa detik semua sistem atau semua indikator lampu mati

Analisis:
Ketika saklar ready ditekan maka Relay1, Relay2 dan Timer1 akan
bekerja. R1 menghidupkan Lampu1 sebagai indicator pemanasan filament, Relay2
menghidupkan kipas sebagai indicator berputarnya rotating anoda, dan Timer1

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 28


dengan delay ON menghidupkan Lampu1 sebagai indicator lama waktu
pemanasan filamen. Ketika Timer1 waktu tercapai maka akan terjadi perpindahan
kontak ke NO dan ditandai dengan menyalanya Lampu2 sebagai tanda siap
exposure. Ketika saklar exposure ditekan maka Relay3 dan Timer2 aktif. Relay3
menghidupkan Lampu3 sebagai indikator lama waktu exposure. Setelah waktu
Timer3 tercapai maka Timer3 akan memutuskan sumber netral rangkaian
sehingga semua akan mati kecuali Timer2 yang akan terus aktif karena tegangan
pada Timer2 akan terus di backup oleh kontak NC Relay1 selama proses telah
selesai. Jika akan melakuka exposure harus dilakukan reset pada saklar ready agar
Timer2 off.

Percobaan 2
1. Ketika saklar ready ditekan maka lampu indikator filamen menyala

2. Selang beberapa detik lampu indikator ready menyala

3. Ketika saklar expose ditekan maka lampu indikator expose menyala

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 29


4. Selang beberapa detik semua sistem atau semua indikator lampu mati

Analisis
Ketika saklar ready di tekan maka coil Relay1 dan Timer1 tersuplai fasa
dan ground maka Relay1 normal open menutup dan memberikan suplai fasa pada
transformator step-down sehingga lampu filamen menyala dan Relay1 juga
memberikan suplai fasa pada lampu idikator filamen sehingga lampu filamen
menyala, Timer1 menggunakan mode delay on selang beberapa detik maka
Timer1 normal open menutup dan memberikan suplai pada lampu indikator ready
sehingga lampu indikator ready menyala, lalu ketika saklar expose ditekan maka
coil Relay2 dan Timer2 tersuplai fasa dan ground maka Relay2 normal open
menutup memberikan suplai fasa pada transformator HTT sehingga lampu x-ray
menyala dan Relay 2 memberikan suplai fasa pada lampu indikator expose
sehingga lampu indikator expose menyala, Timer2 menggunakan mode delay on
selang beberapa detik maka Timer2 normal close membuka sehingga Relay1 dan
Relay2 tidak mendapat suplai ground dan semua lampu tidak terkena ground
sehingga semua lampu mati

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 30


3.2 Peralatan Diagostik
3.2.1 Tensimeter

Gambar 3.2.1 Tensimeter

 Teori Dasar

Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli
bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran
tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran
tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya
menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah
konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi
perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih
digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan
untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa ini.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat
diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa
jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.

 Blok Diagram Alat

Gambar 3.2.2 Blok diagram Tensimeter

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 31


Keterangan :

o Pasien : Objek yang akan diperiksa tekanan darahnya

o Cuff : manset yang berfungsi menahan laju aliran darah

o Bulb & valve : memberi tekanan udara pada cuff dan air raksa

o Measure unit: tempat air raksa dan melihat salit pengukuran tekanan darah

 Standart Operating Procedure


o Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
o Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
o Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke
dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan
(brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
o Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.

o Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus
diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut
pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut
untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah
nilai tekanan sistolik.

 Teknik Pemeliharaan
o Pemeliharaan harian ,
Bersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.
o Pemeliharaan bulanan :
a. Bersihkan setiap bagian tensimeter dengan cara membongkar alat.
b. Membersihkan air raksa dan bagian lainnya.
c. Memeriksa kebocoran selang dan manset.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 32


 Perbaikan Alat
1. Siapkan alat dan bahan

2. Buka tensimeter dan keluarkan manset serta bulb dari tensimeter

3. Lepas selang yang terhubung dari container

4. Lepas selang yang terhubung dari manset ke bulb

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 33


5. Buka drat dengan cara menutupnya dengan kain dan dibuka menggunakan tang
pada tutup tabung kaca untuk melepaskan tabung kaca dari casing skala
tensimeter

6. Lepaskan tabung kaca dari casing skala dengan cara menekan tabung kaca ke
atas

7. Lepaskan baut untuk memisahkan casing skala dan casing bawah agar tabung
container dapat dilepas

8. Buka baut untuk melepaskan tabung container dari casing scala agar air
raksa dapat dikeluarkan dari tabung container

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 34


9. Keluarkan cairan air raksa dari tabung container ke dalam wadah Bersihkan
tabung kaca menggunakan kapas yang dililitkan ke kawat. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabung kaca dan didorong searah

10. Masukkan air raksa ke dalam alat suntik yang sebelumnya sudah diberikan
kapas untuk menyaring kotoran yang ada di air raksa tersebut. Kemudian
keluarkan ke wadah lagi.

11. Pasang kembali tabung container yang sudah bersih ke casing scala

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 35


12. Pasang kembali casing scala ke casing bawah

13. Pada container terdapat lubang kecil yang dipasang karet, kemudian
tabung kaca dipasangkan ke lubang sehingga terhubung pada tabung container.
Karet tersebut berfungsi untuk menyesuaikan posisi tabung kaca agar tepat
pada lubang kecil yang ada di tabung container agar tidak terjadi kebocoran.

14. Masukkan kembali air raksa yang sudah di saring ke dalam tabung container
melalui tabung kaca.

15. Pasang kembali drat penutup tabung kaca dengna cara menutup drat dengan
kain dan kemudian dikencangkan menggunakan tang sampai kencang

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 36


16. Pasang kembali selang manset dan bulb ke katup serta memasang selang
manset ke tabung container

 Kalibrasi internal tensi meter:


1. Melihat tinggi air raksa harus sejajar dengan nilai 0.
2. Pompa hingga 200, amati mulai detik 31-120. max penurunan 2 garis.
3. Pompa hingga 200, lalu lepas selang manset. Turunnya air raksa max 1 detik.

3.2.2 ECG

Gambar 3.2.3 Bentuk fisik ECG

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 37


 Teori Dasar

Elektrokardiograf (ECG) adalah perekam sinyal jantung manusia dengan


keluaran sinyal di monitor atau grafik di kertas grafik. Untuk mendapatkan sinyal
jantung manusia dilakukan dengan cara penempelan sadapan di tubuh manusia.
Pengukuran ECG ini adalah pengukuran sinyal listrik dari kulit tubuh.Sinyal listrik
ini ditimbulkan karena aliran darah yang dipompa oleh jantung.Dari permukaan kulit
di dada atau kulit di kaki dan tangan sudah bisa mewakili sinyal jantung. Beda antara
peletakan sadapan ECG di dada dan di tangan dan kaki adalah hanya pada besar dan
kecilnya (amplitudo) dari sinyal, sedangkan bentuk sinyalnya tetap sama.
EKG atau ECG biasanya dilakukan, jika:
o Pasien mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, dan kelelahan secara
keseluruhan.
o Pasien memiliki detak jantung yang tidak umum.
o Untuk mengawasi perkembangan penyakit jantung yang telah terdiagnosa. Dokter
mungkin meminta EKG atau ECG dilakukan secara rutin jika pasien memiliki
keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
o Pasien hendak melakukan pembedahan. EKG atau ECG biasanya dilakukan untuk
memastikan tidak ada bagian dari prosedur yang membahayakan organ.
o Untuk menentukan apakah pengobatan atau alat (seperti alat pacu jantung) yang
digunakan untuk mengatasi masalah jantung, bekerja dengan benar atau hanya
memperparah masalah yang ada.

Gambar 3.2.4 Tiga titik pemasangan Elektroda

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 38


Gambar 3.2.5 Ukuran kertas ECG

Terdapat 2 Jenis ECG:


1. Monitor / Badsite monitor
2. Recorder

Macam-macam ECG:
o ECG 1 channel
o ECG 3 channel
o ECG 12 Chennel

Mode kecepatan ECG:


1. 25 mm/s
2. 50 mm/s

Kecepatan mempengaruhi
 Kecepatan pengeprinan
 Jarak puncak ke puncak
 Kecepatan grafik

 Rumus Nilai BPM


Dari gelombang ECG dapat dicari nilai BPM dengan rumus sebagai berikut :

Kecepatan 25 mm/s Kecepatan 50 mm/s


KC KB KC KB
60 60 60 60
Bpm = 𝛴𝐾𝑐 𝑥 0,04 Bpm =𝛴𝐾𝑏 𝑥 0,2 Bpm =𝛴𝐾𝑐 𝑥 0,02 Bpm =𝛴𝐾𝑏 𝑥 0,1

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 39


1500 300 3000 600
Bpm = 𝛴𝐾𝑐 Bpm =𝛴𝐾𝑏 Bpm = 𝛴𝐾𝑐 Bpm =𝛴𝐾𝑏

 Blok Diagram Alat

Gambar 3.2.6 Blok diagram ECG

Elektrokardiogram merupakan suatu instrumen yang prinsip kerjanya dapat


dijelaskan melalui suatu blok diagram. Dimana diagram blok elektrokardiogram
tersebut terdiri atas :

1. Rangkaian Proteksi
2. Lead Selector (Multiplexer)
3. Sinyal Kalibrasi
4. Preamplifier
5. Rangkaian isolasi
6. Rangkaian Driven Right Leg
7. Driver Amplifier
8. Sistem Memory
9. Mikrokomputer
10. Recorder Printer

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 40


 Cara Kerja Blok Diagram
Rangkaian proteksi berfungsi untuk mencegah tegangan tinggi yang muncul
pada input EKG pada kondisi tertentu agar tidak merusak alat. Lead
selector berfungsi untuk memilih elektroda yang akan diambil datanya. Sinyal
kalibrasi 1 mV berfungsi pada saat tertentu pada setiap kanal yang
direkam. Preamplifiermerupakan penguat awal sinyal EKG dimana impedansi input
dan CMRR tinggi.Rangkaian Isolasi merupakan rangkaian pencegah arus dari power
line (50 Hz atau 60 Hz). Rangkaian driven right leg ialah rangkaian titik referensi
pada pasien (normal sebagai ground) yang dihubungkan dengan elektroda pada kaki
kanan pasien. Driver amplifier ialah rangkaian dengan penguatan yang mendekati
sinyal perekaman. Inputnya merupakan kopling ac sehingga tegangan offset yang
dikuatkan preamplifier dapat dihilangkan. Status memory berfungsi untuk
menyimpan hasil perekaman sinyal ECG. Mikrokomputer digunakan untuk
mengontrol semua operasi alat. Recorder printer merupakan alat pencetak
(hardcopy) hasil perekaman sinyal ECG termasuk identitas pasien dan informasi
klinis yang dimasukkan oleh operator.

 Standart Operating Prcedure


Persiapan pasien:
1. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Atur posisi pasien terlentang dan datar.
3. Anggota tubuh tidak menyentu benda yang terbuat dari logam dan tidak
mengenakan benda yang terbuat dari logam: jam,cicin,gelang dan lain-lain.

Pelaksanaan:

1. Menjelaskan kepada pasien dengan baik dan mudah di mengerti tentang prosedur
tindakan.
2. Menempatkan mesin ECG ke dekat pasien.
3. Hubungkan mesin ECG Kealiran listrik yang bertegangan 220V .
4. Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin sambil membuka baju.
5. Sebelum meletakan elektroda dada bersihkan area dada dengan alkohol begitu
juga pada pergelangan tangan dan kaki.
6. Oleskan jelly atau kapas alkohol daerah yang akan dipasanag kanule elektroda.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 41


Elektroda sesuai dengan pentunjuk berikut:
1. V 1 / Merah: Sela IGA ke 4 mid clavicula kanan
2. V 2 / Kuning: Sela IGA ke 4 lin Episternal kiri.
3. V 3 / Hijau : Sela IGA ke 5 Lin Episentral 2 jari lateral kiri.
4. V 4 / Coklat : Sela IGA ke 5 Lin MID Clavikula kiri
5. V5 / Hitam : Sela IGA ke 5 lin AXILER ANTERIOT KIRI
6. V 6 / Unggu : Sela IGA ke 5 lin MID AXILER kiri

Untuk Ekstremitas Kaki dan tangan:


 Kode R (Warna marah) Tangan Kanan
 Kode L ( Warna Kuning) Tangan Kiri
 Kode RF ( Warna Hitam) Kaki Kanan
 Kode F ( Warna Hijau) Kaki Kiri

7. Hidupkan mesin mesin / alat perekam EKG, lanjutkan dengan kalibrasi setinggi
10 mm.
8. Lakukan perekaman EKG dari lead, I, II, III, AVR, AVL, AVF, dan V1 sampai
V6.
9. Tulis Nama, Umur,tanggal dan jam Perekaman serta naam petugas yang
melakuakan perekaman
10. Lepaskan elektroda dari pasien dan bersihkan jelly dari tubuh pasien dan kanule
elektrode.
11. Atur dan rapikan kebali posisi pasien.
12. Tempelkan hasil gambaran rekam jantung ke lembran khusus EKG.
13. Dukumentasi tindakan pada lembar tindakan keperawatan.

 Pemeliharaan Alat
1. Bersihkan elektroda dari sisa jelly atau pasta yang masih tersisa / melekat.
2. Bersihkan pesawat dari debu dan kotoran yang ada pada badan pesawat dengan
menggunakan kain yang lembut.
3. Simpan pada tempat yang kering dan sejuk.
4. Periksa keadaan elektroda dan kencangkan bila perlu.
5. Lakukan pengecekan standart kalibrasi pada bentuk pulsa kalibrasi 1 mV dengan
tinggi pulsa 10 mm.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 42


6. Lakukan pemeriksaan stylus dengan mengatur tekanan stylus pada kertas
perekaman dan periksa apakah kondisi stylus masih dapat difungsikan dengan
baik.
7. Alat harus selalu di lakukan pengecekan sedikitnya setiap 6 bulan sekali, artinya
harus di lakukan secara rutin.
8. Jika ingin memperpanjang jenjang waktu pemeliharaan rutin, pastikan kondisi
alat dalam keadaan normal.
9. Dalam pengkalibrasian alat handaknya tidak hanya menggunakan satu alat
kalibrasi, tetapi lebih agar bisa terus memantau kinerja alat.
10. Setiap kali menggunakn alat selalu memperhatikan kondisi betray yang terlihat
pada indicator battray, jika kondisi battray lemah lakukan charger.
11. Jangan gunakan battray jika level battray kurang daari 80%.
12. Untuk casing alat, bisa di bersihkan dengan kain yang di basahkan jika ada noda
yang.
13. Untuk kabel pasien / elektroda bersihkan dengan air dan sabun atau air
hangat bersih kemudian di keringkan sebelum di gunakan.

 Troubleshooting
No Permasalahan Tindakan
1 Lead(s) Off" Error Message  Kelanjutan listrik: Periksa semua
sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Peralatan Periksa: verifikasi jumlah
arahan diatur dengan benar pada monitor.
 Elektroda: Periksa elektroda gel kering.
 Impedansi kulit: Bersihkan, lalu kikis
kulit * sebelum mengganti elektroda.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik.

2 Base Line Wander ECG  Impedansi kulit: Membasmi kulit *


Artifact sebelum mengganti elektroda.
 Gerakan otot: Memindahkan elektroda
dari massa otot besar.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 43


 Peralatan: Sesuaikan pengaturan filter
monitor untuk mengurangi artefak.
 Elektroda: Gunakan elektroda ECG yang
sama di semua situs.
 Kelanjutan listrik: Periksa semua
sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik
3 AC Noise (thick baseline)  Impedansi kulit: Membasmi kulit *
ECG Trace sebelum mengganti elektroda.
 Interferensi: Pindahkan semua kabel
daya dari kabel EKG dan kabel timah.
 Peralatan: Sesuaikan pengaturan monitor
filter untuk mengurangi artefak.
 Elektroda: Periksa elektroda gel kering.
 Kelanjutan listrik: Periksa semua
sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik.
 erakan otot: Mungkin tremor otot tak
sadar yang tidak dapat diobati.
4 Intermittent Signal ECG  Kelanjutan listrik: Periksa semua
Trace sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Impedansi kulit: Membasmi kulit *
sebelum mengganti elektroda.
 Elektroda: Periksa elektroda gel kering.
 Interferensi: Hapus kemungkinan
muatan statis, sentuh logam (bedrail)
sebelum menyentuh pasien.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 44


5 Motion Artifact ECG Trace  Gerakan otot: Memindahkan elektroda
dari massa otot besar.
 Impedansi kulit: Membasmi kulit *
sebelum mengganti elektroda.
 Kelanjutan listrik: Periksa semua
sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Peralatan: Adust monitor filter
pengaturan untuk mengurangi artefak.
 Elektroda: Periksa elektroda gel kering.
 Interferensi: Pindahkan kabel EKG dari
peralatan lain seperti pompa infus.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik.
5 Low Amplitude ECG Trace  Peralatan: Pengaturan monitor Adust
untuk meningkatkan amplitudo EKG.
 Kelanjutan listrik: Periksa semua
sambungan kabel elektroda, kabel timah
dan kabel EKG.
 Impedansi kulit: Membasmi kulit *
sebelum mengganti elektroda.
 Interferensi: Pindahkan kabel EKG dari
peralatan lain seperti pompa infus.
 Elektroda: Periksa elektroda gel kering.
 Kabel: Ganti kabel EKG dan / atau kabel
listrik.

 Praktikum ECG
o Tujuan
1. Memahami cara pengoperasian pada alat ECG
2. Memahami cara kalibrasi internal pada alat ECG
3. Memahami cara menghitung R-R pada grafik ECG

o Tempat, Tanggal, dan Waktu

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 45


▪ Tempat : Laboratorium Diagnostik

▪ Tanggal : 25 Juli 2017

▪ Waktu : 13.30 - 18.30

o Alat dan Bahan


1. Alat EKG
2. Kertas EKG
3. Sarung
4. Kabel lead
5. Gel
6. Elektroda
7. Objek

o Kalibrasi Internal
1. Melakukan pengukuran paper speed/kecepatan kertas : 25 mm/sec dan 50
mm/sec.
▪ Berikan input 60 BPM dari ECG simulator pada Electrocardiogarph, setting
ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, pilih lead II tunggu beberapa saat
sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil pembacaan ECG,
pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada setiap titik pengukuran.
▪ Ulangi langkah a dengan memberikan setting 50 mm/sec pada ECG.

▪ Untuk pembacaan kecepatan kertas, ukur dari puncak ke puncak dengan


menggunakan jangka sorong.

2. Melakukan pengukuran paper speed/kecepatan kertas : 25 mm/sec dan 50


mm/sec.
▪ Berikan input 60 BPM dari ECG simulator pada Electrocardiogarph, setting
ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, pilih lead II tunggu beberapa saat
sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil pembacaan ECG,
pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada setiap titik pengukuran.
▪ Ulangi langkah a dengan memberikan setting 50 mm/sec pada ECG.

▪ Untuk pembacaan kecepatan kertas, ukur dari puncak ke puncak dengan


menggunakan jangka sorong.

3. Lakukan pengukuran Gain Sensitivity : 5, 10, 20.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 46


▪ Seting gain ECG pada 5 mm, tekan rekam pada ECG sambil menekan
tombol ‟ cal 1 mv‟.
▪ Ulangi langkah b.a dengan memberikan seting sensitivitas pada 10 dan 20
mv pada ECG.
▪ Untuk pengukuran sensitivitas ECG simulator dalam keadaan ‟off‟.
▪ Untuk menghitung nilai gain dengan menggunakan jangka sorong dihtung
dari batas bawah sampai batas atas pulsa squere.

o Langkah Percobaan
1. Cara pengoperasian
2. Siapkan pesawat ECG dan aksesoris yang di butuhkan
3. Nyalakan pesawat ECG terlebih dahulu dengan menekan tombol ON

4. Setelah alat menyala pada kiri pojok atas terdapat piihan lead yang akan
diprint
5. Dipojok kiri bagian bawah terdapat beberapa mode diantaranya : Auto,
Analog dan Manual
6. Disebelah mode terdapat sensitifitas
7. Disebelah sensitifitas terdapat speed kertas
8. Disebelah speed kertas terdapat menu pilihan pada filter
9. Dan dipojok kanan bawah terdapat jumlah bpm yang terbaca oleh alat

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 47


10. Pada pojok kanan atas terdapat tombol ON/OFF berguna untuk menghidupkan
peaswat ECG
11. Samping kiri tombol power terdapat tombol yang belum kami ketahui
fungsinya
12. Samping kiri no 10. terdapat tombol menu terdapat beberapa menu termasuk
untuk mengubah sensitifitas dan speed kertas
13. Disamping menu terdapat mode, terdapat pilihan mode auto (dapat berjalan
dari awal pilihan sampai akhir secara mandiri), analog (belum di jelaskan cara
kerjanya) dan manual (hanya berdasarkan lead yang di pilih dilayar pojok kiri
tadi dan hanya di mode inilah kalibasi inernal dapat di lakukan dengan pilihan
lead test)
14. Untuk bawahnyaa itu adalah tombol naik sedangkan samping kanannya adalah
tombol turun
15. Sebelah kanan tombol naik dan turun terdapat tombol filter, berfungsi
meredam noise yang terlalu besar atau menjernihkan sinyal
16. Dibawah power terdapat tombol run. Untuk menjalankannya run di tekan
sebanyak 2x dan untuk menghenikannya ditekan 1x
17. Untuk samping kiri tombol run, kami belum mengetahui
18. Samping kiri adalah no. 16 terdapat tombol kanan dan sampingnya lagi
terdapat tombol kiri, untuk mengubah pilihan lead yang akan dipilih nantinya
19. Setelah semua telah jelas, pasang aksesoris pada alat dan tubuh pasien
20. Setting sensitifitas, kecepatan kertas, mode yang akan digunakan dan mulai
dari mana lead tersebut berjalan
21. Jika anda memilih auto, pesawat akan menghentikan secara otomatis setelah
semua selesai akan tetapi jika anda memilih manual maka anda harus
menghentikan pesawat dengan menekan tombol run 1x Setelah settingan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 48


selesai mulai klik tombol run 2x maka pesawat akan berjalan sebagai mana
mestinya.

o Hasil Praktikum

Diketahui : Kec. Kertas = 25mm/s

Waktu = 60 s

Lebar Pulsa = 49,7

Ditanya : BPM?

1500
Dijawab : Bpm = 𝛴𝐾𝑐

1500
Bpm = 49,7

Bpm = 30,18

3.2.3 DOPPLER

Gambar 3.2.7 Bentuk Fisik Doppler

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 49


 Spesifikasi
MERK EDAN SOOTRAX SPESIFIKASI TEKNIS ELITECH FETAL DOPPLER
SONOTRAX PRO
1. Frekuensi Ultrasound : 2MHz
2. Intensitas Ultrasound : <10 Mw / cm2
3. Sumber Listrik : Ni-MH baterai isi ulang atau AC 220 - 240V,
50 Hz
4. Dimensi : 220 x 220 x 140 mm
5. Layar : 65 x 50 mm LCD
6. Bentangan Pengukuran FHR : 50-240 bpm
7. Resolusi Pengukuran FHR : 1 bpm
8. Akurasi Pengukuran FHR : 3%
9. Konsumsi Daya : <12W
10. Berat Bersih : 2.1 Kg.

 Teori Dasar

Doppler merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan detak jantung


janin selama masih ada didalam kandungan.Yang menggunakan prinsip pantulan
gelombang elektromagnetik, doppler sangat berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan janin dalam kandungan ibu. Doppler biasanya terdapat di ruang kebidanan
untuk membantu perawat dalam untuk mengetahui kondisi jantung janin dalam
kandungan ibu.Doppler menggunakan 2 sensor yaitu :

1. Ultrasound Menggunakan transmitter dan receiver, Keuntungannya lebih peka


dan akurat, tetapi harganya lebih mahal.
2. Mikrosound Tidak menggunakan transmitter dan receiver.Hanya menerima,
tidak memancarkan,sehingga kurang peka.

Fungsi Doppler adalah untuk mendeteksi detak jantung pada janin, yang
biasanya digunakan pada usia kehamilan 11 minggu keatas.

 Blok Diagram

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 50


Gambar 3.2.8 Blok Diagram Doppler

 Cara kerja Blok Diagram


Doppler menggunakan frekuensi sebesar 2,25 MHz yang digunakan untuk
mendeteksi detak jantung janin usia 11 minggu keatas, frekuensi dibangkitkan oleh
oscilator kemudian dipancarkan oleh transmitter ke media pengukuran dan hasil
pengukuran diterima kembali oleh reciever, lalu sinyal masuk ke pre-amp untuk
dikuatkan kemudian disaring melalui filter dan dikuatkan oleh amplifier (penguat
akhir). Kemudian output dari amplifier masuk ke ADC (analog to digital
converter) dirubah menjadi data digital. Kemudian ditampilkan jumlah detakan
jantung janin yang terukur melalui display dan speaker

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 51


 Bagian-bagian Alat

Gambar 3.2.9 Bagian Doppler


Keterangan:
1. Tranduser, ini diletakkan diatas obyek (perut). Dalam tranduser ini terdapat :
oscilator yang mengbangkitkan frekuensi, transmitter memancarkan frekuensi
2. yang dibangkitkan oscilator , reciver menerima frekuensi yang terpantulkan oleh
obyek.
3. Settingan volume,untuk mengatur tinggi rendahnya suara.
4. Speaker, untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.
Display,sebagai penunjukan nilai denyut jantung yang terukur.

 Standart Operating Procedure


1. Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan Doppler. Beri GEl pada tranduser
2. Letakkan tranduser pada objek.
3. Setting volume agar detak jantung janin terdengar melalui speaker.Hitung detak
4. jantung janin selama 1 menit.
5. Detak janin akan ditampilkan pada display.

 Tehnik Pemeliharaan
o bulana.
1. Cek dan bersihkan bagian – bagian alat .
2. Cek baterai, ganti bila perl .
3. Cek dan bersihkan probe dengan kain halus dan gunakan air hangat atau sabun
lunak.
4. Cek pengatur volume / sound level.Cek suara keluar.
5. Cek konektor probe dan bersihkan
Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 52
o 1 tahun.
1. Cek kebocoran arus listrik .
2. Cek hubungan pembumian.

Penyimpanan Doppler
1. Kembalikan posisi volume / sound level regulator ke posisi minimum.
2. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol on/ off ke posisi off.
3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya atau kecuali (yang memakai baterai ).
4. Bersihkan probe.
5. Letakkan probe pada tepatnya .
6. Pasang penutup debu.
7. Simpan alat pada tempatnya.

 Troubleshooting

Problems Possible reasons Solutions


No sound Volume is too low Adjust the volume louder
Power is low Change the battery
Weak sound Volume is too low Adjust the volume louder
Power is low Change the battery Daub
Did not daub the gel the gel
Noise Probe is too near from the Make the distance
main unit Disturbance between the probe and the
from the outside signal main unit a little further
Power is low Keep far away from the
outside signal
Change the battery
Low sensitivity Position of the probe is Adjust the position of the
not correct Did not daub probe
the gel Daub the gel

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 53


3.2.4 CTG

Gambar 3.2.10 Betuk fisik CTG


 Teori Dasar

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG
diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin
dan kontraksi rahim. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat
janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik. Pada saat bersalin kondisi janin
dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin
aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan
pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk
menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG.
Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan
melakukan tindakan persalinan dengan segera.
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi
kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.

PENGERTIAN UMUM CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)


Suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan
merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksi rahim.Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk
pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:
1. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit
infeksi kronis, dll)

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 54


2. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
3. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
4. Polihidramnion (air ketuban berlebih)

 Blok Diagram

Gambar 3.2.11 Blok diagram CTG

 Cara kerja Blok Diagram


Ultrasound probe untuk mendeteksi BPM pada pasien, ultrasound probe
bekerja dengan cara frekuensi dibangkitkan oleh osilator kemudian dipancarkan
oleh transmitter kemedian pegukuran dan hasilnya akan diterima oleh receiver dan
dikuatkan oleh pre amp, dan kemudian disaring oleh filter dan diproses oleh mikro.
Pressure Tranduser berfungsi untuk mendeteksi kontraksi pada ibu hamil/ pasien,
Pressure Tranduser menggunakan sensor load cell, sehingga akan bekera ketika se
dan nsor mendapat tekanan, kemudian nilai tekanan tadi akan diproses oleh mikro.
Tombol respon berfungsi untuk memberikan tanda ketika pasien mengalami
kontraksi hasil dari CTG berupa grafik yang akan dicetak oleh printer.

 Standar Operating Procedure


1. Hubungkan kabel power ke sumber tegangan 220 VAC
2. Nyalakan alat dengan menekan tombol power
3. Pasang probe ultrasound dan pressure tranduser ke pasien
4. Pastikan printer sudah terdapat kertas
5. Pegang tombol respon, tombol ini ditekan ketika pasien mengalami kontraksi

 Tehnik Pemeliharaan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 55


1. Cek dan bersikan seluruh bagian alat.
2. Cek tombol – tombol, joystick/track ball.
3. Cek probe, monitor, bersikan bila perlu.
4. Cek printer
5. Cek sinsitifitas dan brightness dalam bentuk tampilan dengan mengggunakan
probe, adjustment bila perlu.
6. Lakukan uji kinerja alat.

3.2.5 USG

Gambar 3.2.12 Bentuk fisik USG

 Spesifikasi
o Item : Digital Ultrasic Imaging System
o Serial No : 00C611909801E2
o Power Consumption : ≤150 VA
o Power Source : AC 110V ±11V; 50 Hz ± 1 Hz or 60 Hz ± 1 Hz
o Model : C6
o Savety : Class 1 type B

 Teori Dasar
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit
(non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah,
pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 56


mudah. Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi
yang dimamfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang
suara dengan frekuensi 1-10 MHz.

 Blok Diagram

Gambar 3.2.13 Blok Diagram USG

 Cara kerja Blok Diagram


1. Generator pulsa (oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang listrik,
kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang diteruskan ke
medium.
2. Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik
impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai echo.
3. Didalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih jauh
maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih superficial.
Dan untuk memperoleh gambaran yang sama jelasnya disemua lapisan
diperkuat dengan TGC (Time Gain Compensator).
4. Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke amplifier
untuk diperkuat. Dan gelombang ini kemudian diteruskan ke tabung sinar
katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar
monitor.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 57


 Bagian-bagian Alat

Gambar 3.2.14 Bagian-bagian USG

1. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang
kristal pada transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.
2. Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar) sekaligus
sebagai recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai pemancar, transducer
merubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran suara
berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada transducer merubah energi mekanik
menjadi listrik.
3. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada
tabung ini terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi
antara anoda dan katoda.
4. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang
ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
5. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.

 Standar Operating Procedure


1. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk ‘boot
up’.
2. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track ball dan
keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.
3. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik,
pastikan knob tidak kendor.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 58


4. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe Menu’
- Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.
- Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam.
5. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan
gunakan probe yang telah dipilih.
6. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan
3 Dimensi, tekan tombol 3D.
7. Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan menggunakan tombol
‘depth &zoom’.
8. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke kanan atau
kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang dalam) semakin ke
bawah, semakin dalam.
9. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat
menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin menimpan gambar.
10. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan
dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu beri penamaan
dengan keyboard.
11. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol
‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan mark
(titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.
12. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan
pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu,
panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman)
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF
tombol Power.

 Tehnik Pemeliharaan
1. Cek dan bersikan seluruh bagian alat.
2. Cek tombol – tombol, joystick/track ball.
3. Cek probe, monitor, bersikan bila perlu.
4. Cek printer/camera polaroid dan shutter camera polaroid.
5. Cek sinsitifitas dan brightness dalam bentuk tampilan dengan mengggunakan
probe, adjustment bila perlu.
6. Lakukan uji kinerja alat.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 59


 Troubleshooting
Kerusakan Penyebab Solusi
Probe tidak menangkap o Sensor tranduser dan o Ganti yang baru
sinyal receiver rusak o Tambah gel
o Gel Kering o Ganti yang baru
o Kabel dalam probe
putus
Monitor blank Pada blok storage ada Ganti yang baru
yang rusak
USG tidak menyala o Kabel power putus o Ganti yang baru
o Power supply rusak o Ganti yang baru
Print tidak mencetak o Kertas habis o Ganti kertas baru
o Print rusak o Periksa printer, jika
rusak maka gantilah
dengan yang baru.

3.3 Peralatan Life Support


3.3.1 Infusion Pump

Gambar 3.3.1 Infuse Pump TOP 33OO


 Spesifikasi Alat
o Merk : TOP INFUSION PUMP
o MODEL : TOP-300
o Voltage : 100-240v AC, 50/60Hz 0.3A

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 60


 Teori Dasar
Pesawat infus pump merupakan salah satu alat bantu kedokteran yang
dirancang untuk mengontrol dan mengatur pemberin cairan infus kepada pasien
yang dalam perawatan. Unsur terpenting pada pesawat infus pump adalah sistem
pengontrolan kecepatan tetesan cairan infus dengan menggunakan sistem mekanik
pemompaan yang dikendalikan secara elektronik. Unsur lain yang juga dianggap
penting dalam pesawat infus pump adanya pengaman-pengaman, pengaman-
pengaman tersebut diperlukan karena dalam proses pemberian cairan infus dosis
yang diberikan kepada pasien harus tepat dan pada saat pemberian cairan infus udara
tidak boleh masuk ke dalam tubuh dan tidak boleh terjadi pemampatan pada selang.
Pesawat infus berfungsi sebagai alat bantu kedokteran yang dirancang untuk
mengontrol dan mengatur pemberi cairan infus kepada pasien yang dalam perawatan
melalui pembuluh darah.

 Blok Diagram Alat

Gambar 3.3.2 Blok Diagram Infuse Pump

 Cara Kerja Blok Diagram


Ketika alat diberikan supply, alat akan aktif dan meminta untuk melakukan
setting dengan menggunakan tombol setting, setting yang dilakukan berupa setting
kecepatan tetesan dan volume. Setelah alat di “start” maka akan menjalankan motor
dengan kecepatan sesuai settingan. Selang infus dipasang melewati drop sensor,
preassure sensor, dan bubble sensor. Setiap tetesan akan dibaca oleh drop sensor dan
ketika terjadi sumbatan atau bubble akan langsung diinformasikan kepada
mikrokontroler sehingga mikrokontroler akan menghentikan proses. Settingan dan
jumlah cairan masuk dapat tertampil pada LCD.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 61


 Bagian-bagian Infuse Pump

Gambar 3.3.3 Bagian-bagian Infuse Pump TOP 3300

 Standard Operating Procedure

o Sebelum pemakaian pertama mesin disambungkan ke sumber listrik (charge)


selama 15 jam, agar internal baterai terisi penuh. Mesin dalam kondisi OFF.
o Memasang pump ke standard infus.

o Letakkan infus pump ke pole clamp dengan posisi yang tepat, kencangkan skrup
yang terletak ditengah dasar pole clamp. Cek stabilitas dari standar infus yang
digunakan.
o Hubungkan kabel ke mesin dan sumber listrik, indikator baterai akan menyala,
menandakan baterai dalam posisi dicarger.
o Buka pintu lalu tekan tombol “ON” tidak kurang dari 1 detik, semua parameter
akan menyala, pompa “MIDPRESS” akan bergerak sesaat.
o Lakukan priming pada IV set yang akan digunakan. Pastikan tidak ada
gelembung udara.
o Buka pintu, geser clamp yang ada sesuai dengan arah panah, lalu pasang IV set
dari atas hingga bawah dengan posisi lurus, sesuai petunjuk yang ada. Letakkan
roller clamp dibawah pump, lalu tutup pintu.
o Atur level oklusi sesuai yang diinginkan.

o Atur kecepatan tetesan (D-RATE) sesuai order dengan menekan tombol

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 62


“RATE/LIMIT”. Display terbaca D.Rate ml/h.

o Atur batasan cairan delivery limit (max 9.999 ml), dengan menekan tombol
“RATE/LIMIT”. Display terbaca D.Limit ml/h.
o Buka roller clamp dari IV set (hubungkan IV set dengan IV cateter), lalu tekan
tombol “START”. Bila jumlah cairan yang diinginkan sudah tercapai, maka
lampu “COMPLETION” akan menyala. Pada situasi ini, mesin masih berjalan
dengan kecepatan minimum (1 ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter
didalam vena.
o Untuk melihat waktu pemberian infus, tekan simbol sigma (2x), pada display kecil
akan terbaca Left : ... Jam...menit. Untuk mengakhiri tekan tombol “OFF”.

 Teknik Pemeliharaan
No Jenis Komponen/Bagi Kegiatan Operator
Pemeliharaan an Pemeliharaan
1 Harian Bagian luar alat Bersihkan dari debu Perawat/Oper
dan selengkapnya dan kotoran lainnya. ator
2 Bulanan 1. Drop Sensor 1. Cek fotodetektor Teknisi alat
2. Konektor drop dengan kesehatan
sensor melewatkan suatu
3. Finger Kaset benda dan harus
4. Klem menyala.
2. Kencangkan
bagian-bagian yang
kendor
3. Bersihkan dengan
menggunakan air
hangat
4. Cek klem dapat
menekan tubing
dengan rapat

 Troubleshooting
o Masalah : occlusion alarm
Penyebab : Adanya sumbatan pada selang infus

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 63


Perbaikan : lepas selang infus dan bersihkan sumbatannya
o Masalah : infus tidak dapat menetes
Penyebab : adanya kerusakkan pada actuator
Perbaikan : cek motor penggerak actuator jika perlu diganti

3.3.2 Syringe Pump

Gambar 3.3.4 Bentuk fisik Syringe Pump TOP 5300

 Spesifikasi
o Name : Syringe Pump
o Model : TOP-5300
o Manufacture : TOP
o Syringe size : 10ml,20ml, 30ml and 50 ml
o Flowrate of 0.1 to 15,00ml/Hr.
o All standard Alarms and Alerts
o Total volume indicator
o KVO Function
o Fast injection Control
o Flow rate lock when infusing
o Audible and Visual alarms
o AC and DC indication

 Teori Dasar
Syringe pump adalah perangkat medis yang digunakan untuk memberikan
cairan ke dalam tubuh pasien dalam jumlah kecil, dan dapat digunakan untuk

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 64


memberikan nutrisi atau obat - seperti insulin atau hormon lainnya, antibiotik, obat
kemoterapi, dan penghilang rasa sakit dengan cara yang terkendali.
Fungsi dari syringe pump adalah memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien
dengan tingkat akurasi yang tinggi, untuk mencegah periode kadar obat atau cairan
yang dimasukan, dimana tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi atau terlalu
rendah, dan menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang
mengalami kesulitan dalam meminum tablet.

 Blok Diagram Alat

Gambar 3.3.5 Blok Diagram Syringe Pump

 Cara Kerja Blok diagram


Syringe pump biasanya dilengkapi battery sebagai backup ketika terjadi mati
listrik agar proses tetap berjalan meskipun listrik mati. Tombol setting digunakan
untuk mengatur kecepatan aliran dan volume yang diinstruksikan kepada
mikrokontroler. Tombol bolus digunakan untuk melakukan injeksi manual dengan
kecepatan beberapa kali lipat dari kecepatan setting. Setelah tombol di “start”
ditekan maka proses injeksi dimulai dan motor berjalan dengan kecepatan sesuai
dengan setting. Setting dan volume Ciaran masuk ditampilkan melalui LCD. Setelah
volume tercapai maka motor akan berhenti tanda proses selesai. Sistem juga akan
berhenti jika terjadi sumbatan pada saluran injeksi.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 65


 Bagian-bagian alat

Gambar 3.3.6 Bagian-bagian Syringe Pump TOP 5300


 Standart Operating Procedure
o Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN jika tidak menggunakkan baterai.
o Hidupkan alat dengaan menekan tombol power ON/OFF.
o Ketika alat dihidupkan system akan mengkalibrasi sendiri sebelum digunakkan,
setelah itu system masuk ke work mode.
o Setting work mode, setelah starup tekan tombol menu dan enter, atur work mode
seperti Rate (ml/h) mode, Time mode, Weight mode.
o Atur parameter injeksi Atur injection rate Atur injection volume Tekan
tombol start.
o Pada saat injeksi berjalan akan dihentikkan sementara dengan menekan tombol
START / STOP.
o Ketika alarm berbunyi tekan tombol SILENCE.

o Setelah selesai digunakkan teken tombol ON/OFF selama lebih dari 2 detik untuk
mematikkan.

 Teknik Pemeliharaan
No Jenis Pemeliharaan Kegiatan Pemeliharaan Operator
1 Harian Bagian luar alat dan Perawat/Operator
lengkapnya
Bersihkan dari debu dan
kotoran lainnya.
2 Triwulan (3 bulan)  Saklar ON / OFF Teknisi

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 66


 Indikator
 Clamp, slider hook, slider
timer
 Cek switch dapat
menghidupkan / mematikan
lampu
 Cek indikator menyala saat
operasional unit
 Cek kebersihan dan pada
saat sliding tidak ada
hambatan
 Clutch dapat berfungsi baik
3 6 bulan  Battery charge Teknisi
 Dial
 Power cord
 Alarm
 Charge battery sampai full
 Cek dapat diputar dengan
baik dan counter dapat
berfungsi sesuai kebutuhan
 Cek kabel power berfungsi
baik atau tidak
 Cek alarm berbunyi atau
tidak sesuai dengan
prosedur unit

4 Tahunan  PCB ruang dalam Teknisi


 Stepper motor
 Battery
 Input / output system
 Bersihkan dengan kuas
halus dan semprot dengan
kontak cleaner kering bila
perlu

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 67


 Cek putaran tidak kasar,
kencangkan bagian yang
kendor
 Ganti bila telah 2 (dua)
tahun
Kalibrasi BPFK

 Troubleshooting
Permasalahan Penyebab Perbaikkan
Alat tidak bisa Kabel power belum Cek kabel power apakah
dihidupkan dihubungkan sudah terhubung.

Battery rusak Hentikkan pengoperasian dan


ganti battery yang baru.

Battery low Cas battery sampai penuh


selama lebih dari 8 jam
dengan menghubungkan alat
dengan jala-jala dan
hidupkan alat.
Selang menekuk Luruskan kembali selang

Occlusion Alarm Syringe tidak sesuai Ganti syringe


Sensor tekanan rusak Hubungi vendor
Syring tidak terinstal dengan Install ulang syringe
benar

Alarm syiringe Syringe belum terinstal Install syiringe


mati
Syiring tidak terinstal dengan Install ulang syiringe
benar
Alarm nut Posisi nut tidak benar Atur posisi nut diatas
tidak
normal
Alarm kecepatan Battery rusak Gunakkan tegangan AC dan

tidak normal ganti battery

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 68


Alarm battery low Tegangan batteray dibawah Hubungkan dengan AC

9.3 V power dan cas batteray


Alarm selesai Seluruh isi Tekan tombol start/stop,

telah diinjeksikkan kembalikkan alarm

Alarm alat Jangan operasikkan alat Tekan tombol untuk


tidak selama 2 menit mengembalikkan alarm
digunakkan

 Perbedaan Infuse Pump dan Syringe Pump


1. Infuse pump digunakan untuk injeksi cairan dalam jumlah banyak hingga 250 ml,
sedangkan syringe pump hanya max 50 ml.
2. Syringe pump mempunyai tingkat presisi yang sangat tinggi dalam injeksi dari
pada infuse pump.
3. Biasanya syringe pump digunakan untuk injeksi obat atau cairan penting lainnya
seperti insulin dll. Sedangkan infuse pump lebih sering digunakan untuk
pemberian nutrisi.

3.3.3 Infant Warmer

 Teori Dasar

Gambar 3.3.7 Bentuk Fisik Infant Warmer

Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara
bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 69


perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat
singgah sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami
hipotermia. Dengan adanya panas (heater) yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi
yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang
kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah
normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater dan kontrol suhu.
Penghangat pada infant warmer menggunakan elemen kering yang diletakkan diatas
bayi yang suhunya dapat diatur sesuai kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi
suhunya antara 35- 37ºC. Pada kontrol suhu juga terdapat sensor yang diletakkan
pada bed bayi yang berfungsi menyensor suhu tubuh bayi.Sensor ini juga berfungsi
mengontrol kerja heater agar tidak terjadi over heat.

 Blok Diagram Alat

Gambar 2.8 Blok Diagram Infant Warmer

Gambar 3.3.8 Blok Diagram Infant Warmer

 Cara Kerja Blok Diagram

Sistem kontrol suhu pada infant warmer HKN-9010 ada 3 macam, yaitu
prewarm mode, manual kontrol, dan skin mode. Pada saat alat di tekan tombol
START maka secara otomatis alat akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada
mode pre-warm ini output panas heater (heating ratio) telah disetting sebesar 25%
sampai operator melakukan setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan.
Untuk pemilihan mode manual kontrol, operator dapat mengatur suhu sesuai
dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan heating ratio. Sedangkan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 70


apabila operator memilih skin mode, maka secara otomatis alat akan disetting pada
suhu 36 ºC dengan timer yang dapat disetting.
Setting suhu dan setting timer ditampilkan pada display. Untuk menaikkan
atau menurunkan suhu dan pengaturan timer dipakai tombol up dan down.

 Bagian-bagian Alat

Gambar 3.3.9 Bagian-Bagian Infant Warmer

Keterangan :
o I.V.Pole : digunakan untuk menggantung botol infus dengan beban maksimal 2
kg.
o Radiant box : dapat digerakkan secara bebas dalam keadaan horizontal yaitu
00~900.
o Temperature controller : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm suhu
berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk kegagalan pengaturan dan system.
o Infant bed : dapat disetel dalam 00~100.
o Wheel : jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
o Organic glass panel : mencegah pergeseran infant bed.
o Tray : digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan beban
maksimal 2 kg saat alat sedang digunakan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 71


 Standart Operating Procedure
o Hubungkan kabel power ke jala-kala PLN.
o Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
o Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
o Setting suhu 37˚C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah sampai display
suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted Temperatur).
Setelah sama barulah letakkan bayi.
o Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi.

 Teknik Pemeliharaan
1. Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat
2. Periksa kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu.
3. Periksa fungsi indikator alarm dan timer.
4. Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power.
5. Periksa grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.

 Troubleshooting
 Analisa kerusakan :
- Fuse putus
- Kabel heater putus
- Kontak relay rusak
- Elemen heater putus
- Sensor suhu rusak
- Ic komparator dan transistor driver relay rusak
- Vr setting rusak Kontrol tampilan rusak

 Langkah Perbaikan :
- Cek kabel heater ganti kabel heater baru
- Cek kontak relay ganti relay yang baru
- Cek heater ganti heater baru
- Cek fuse ganti fuse baru
- Cek sensor suhu ganti sensor baru
- Cek IC dan transistor ganti baru
- Cek vr setting dan kontrol tampilan ganti yang baru atau perbaiki

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 72


3.3.4 Baby Incubator

Gambar 3.3.10 Bentuk Fisik Baby Incubator

 Teori Dasar
Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga
suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan/stabil. Pada modifikasi
manualotomatis inkubator bayi, terdapat sebuah box kontrol yang dibagi menjadi 2
bagian (bagian atas dan bagian bawah). Box bagian atas digunakan untuk meletakkan
sensor, display sensor, kontroler, rangkaian elektronik. Sedangkan pada box bagian
bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang digunakan untuk
meletakkan heater , tempat wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor
suhu (PT100) dan sensor kelembapan, dimana sensor suhu PT100 dan sensor
kelembapan diletakkan di dalam box tidur bayi (di luar box kontrol). Pada sensor
suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver
sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan
kelembapan dalam ruangan box tidur bayi sesuai yang dikehendaki.
Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi
sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara
panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju box tidur bayi
melalui selang. Sebagai kontrolernya, digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A.
Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan box kontrol dengan
komputer (CPU) secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat
memberikan setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 73


 Blok Diagram Alat

Gambar 3.3.11 Blok Diagram Baby Incubator

 Cara Kerja Blok Diagram


Prinsip kerja pesawat ini adalah dengan mengatur serta menstabilkan suhu
dalam ruangan incubator agar sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh bayi
premature. Pesawat ini menggunakan pemanasan elemen (heater) yang dikotrol oleh
suatu rangkaian kontrol suhui agar suhu tetap stabil. Heater akan bekerja pada saat
sensor suhu kurang dari setting suhu yang telah ditentukan, dan sebaliknya apabila
sensor suhu lebih besar dari setting suhu, secara otomatis heater akan mati.

 Standart Operating Procedure


 Tempatkan alat pada ruang pelayanan/tindakan.

 Lepaskan penutup debu.

 Siapkan aksesoris.

 Hubungkan alat dengan catu daya..

 Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON

 Lakukan pamanasan secukupnya dan masukkan obat ke dalam wadah obat pada
selang.
 Tentukan timer yang akan digunakan.

 Pasang selang dan masker.

 Atur posisi pasien.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 74


 Setelah selesai, matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.

 Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

 Bersihkan alat, pastikan alat ultrasound nebulizer terapi dalam kondisi baik dan
siap di fungsikan pada pelayanan berikutnya.
 Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.

 Teknik Pemeliharaan
1. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan bersihkan secara
keseluruhan setiap minggu atau setiap akan digunakan.
2. Lakukananlah pengecekan terhadap seluruh bagian komponen alat.
3. Cek sitem catu daya.
4. Cek fungsi timer/pewaktu.
5. Kosongkan air reservoir yang dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteria yang
berbahaya dalam air dan meyerang bayi.
6. Ingat selalu cek kondisi incubator sebelum dilakukan pemakaian untuk
mengantisipasi adanya kerusakan terhadap komponen listrtrik yang tidak bekerja

 Troubleshooting

Permasalahan Penyebab Perbaikan

LED mati Masalah Listrik Periksa unit yang terhubung


mengakibatkan alarm ke supply utama, periksa
berbunyi kabel power

Kegagalan sistem LED Masalah sistem Hubungi teknisi supplyer


menyala dengan alarm
audio

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 75


3.4 Peralatan Bedah dan Anastesi
3.4.1 Suction Pump

Gambar 3.4.1 Bentuk fisik Suction Pump

 Spesifikasi
o Merk : GEA Medical
o Tipe : GEA LOW PRESSURE SUCTION APPARATUS
o Power supply : AC 220V 50Hz
o Input : 30VA
o Max.Vacum : (18±1.5) kPa (135mmHg±11mmHg)
o Flow Rate : ≥ 6 L/min
o Fuse : ɸ 5x20/0.2AL

 Teori Dasar
Suction pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh manusia. Suction (Pengisapan Lendir)
merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan untuk mempertahankan jalan napas,
sehingga memungkinkan terjadinya proses 9 pertukaran gas yang kuat dengan cara
mengeluarkan secret dari jalan nafas, pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring atau
trakeal.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 76


1. Komponen yang ada pada suction pump adalah:
o Motor : digunakan untuk menghasilkan putaran yang di hubungkan dengan
kontruksi suction pump.
o Botol penampung cairan : digunakan untuk menampung cairan yang sudah
tidak diperlukan bagi tubuh manusia.
o Selang : digunakan sebagai penghubung botol penampung dengan pasien
o Suction regulator : digunakan untuk mengatur daya hisap dari suction pump.
o Manometer : digunakan untuk mengukur tekanan udara pada suction pump
o Over Flow Protection : digunakan untuk mendeteksi apabila penampungan
pada botol melebihi muatan.
o Foot switch : digunakan untuk membantu operator untuk mengontrol
penggunaan tekanan yang diperlukan pada suction pump.

2. Tujuan suction pump:


o Mempertahankan kepatenan jalan nafas
o Membebaskan jalan nafas dari secret/lendir yang menumpuk
o Mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan diagnosa.

3. Penghisap Suction Pump


Jenis Penghisap suction pada suction pump, antara lain:
a. Jenis Centrifugal Rotary, yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas (pisau)
yang berada dalam rumah penghisap dan dihubungkan dengan motor (bagian
yang berputar pada 11 elektromotor). Pada rumah penghisap bagian luar
terdapat dua katup (lubang hisap dan lubang tiup) serta lubang pembuangan
oli. Oli merupakan pelumas dan pendingin pada bagian kipas.
b. Jenis membran, terdiri dari: Stang kedudukan, karet membran kedudukan
katup, katup hisap dan katup tekan, tutup/rumah penghisap yang mempunyai
katup/lubang hisap dan lubang tekan. Kekuatan daya hisapnya dikontrol
dengan menggunakan regulator, ini biasanya diatur saat suction dipakai untuk
kondisi hisapan yang berbeda-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator
kita atur dengan kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi
cairan yang lebih encer maka sebaliknya. Botol vacum, fungsi dari botol
vacum adalah untuk memberikan kevakuman udara pada saat digunakan. Pada
alat ada yang dapat berfungsi hanya dengan satu buah botol, tetapi akan lebih
baik jika menggunakan dua botol, pada botol akan dilengkapi dengan tutup

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 77


botol dan disan terdapat dua lubang. Selain itu asesoris lain yang digunakan
adalah suction/slang untuk vacum yang besarnya disesuaikan dengan lubang
proft dan panjangnya disesuaikan antara jarak penghisap dan
botol(kesehatan,2011).
c. Indikasi
o Pada pasien dewasa yang tidak mampu batuk : neonatus, tracheatomi,
indotracheal tube neonatus. Pasien tidak mampu batuk efektif : retensi
sekret, neonatus, gagal nafas. Pasien 12 pada saat pelaksanaan operasi
diruang bedah apabila cairan atau darah kotor yang tidak berfungsi saat
melakukan operasi diruang bedah maka butuh divakum dengan suction.
Pada pasien yang memiliki pembekuan darah atau cairan yang tidak
berfungsi. Lama penghisapan lendir atau darah kotor 10- 15detik dengan
vacum pressure (-300) sampai (-600) mmHg atau 39,9966kPa sampai
79,9932kPa untuk dewasa.
o Pasien bayi yang baru lahir untuk penghisapan pada bkas placenta atau
darah, tersumbat sistem pernafasan, pada saat ibu melahirkan apabila sulit
untuk keluar maka membutuhkan vakum. Lama penghisapan 5-10detik
untuk bayi dan anak dengan vakum pressure (-100) sampai (-200) mmHg
atau 13,3322kPa-150,012kPa(Sumarno,2016).

4. Hal yang perlu diperhatikan:


a. Tegangan
b. Daya hisap maksimum
c. Pembacaan meter
d. Botol penampung
e. Over Flow Protection
f. Seal penutup botol
g. Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
h. Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

5. Jenis-jenis tekanan Jenis tekanan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Tekanan Absolut Tekanan yang diukur dengan sebuah instrumen yang
mempunyai titik referensi NOL didaerah vacuum sempurna.
b. Tekanan Gauge (Tekanan relatif/Tekanan terukur) Tekanan yang diukur
menggunakan sebuah instrumen yang mempunyai titik referensi NOL pada

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 78


daerah tekanan Atmosfer. “Tekanan nol gauge sama dengan tekanan
atmosfer”. Hubungan tekanan absolut dan tekanan gauge adalah “Tekanan
Absolute = Tekanan Gauge+Tekanan atmosfer”
c. Tekanan negatif Tekanan dibawah tekanan atmosfer yang diukur
menggunakan sebuah instrumen yang mempunyai titik referensi NOL pada
daerah tekanan atmosfer.
d. Tekanan Differential Tekanan yang mempunyai titik referensi NOL tidak
berada pada daerah absolut ataupun gauge.
e. Tekanan Barometer Tekanan yang terukur oleh sebuah Barometer, dimana
nilai tekanannya adalah niIai tekanan Atmosfer.
f. Tekanan Vacuum Tekanan dibawah tekanan atmosfer yang diukur
menggunakan instrumen yang mempunyai titik referensi NOL pada daerah
vacuum.

 Blok Diagram

Gambar 3.4.2 Blok Diagram Suction Pump


 Cara Kerja Blok Diagram
Ketika poros motor melakukan putaran ke kiri terhadap sepi-sepinya, Sepi-
sepinya bergerak berfungsi sebagai kipas, hal ini menghasilkan daya hisap yang
kemudian dihubungkan pada tabung 1 sebagai fungsi vakum, selanjutnya selang pada
tabung pertama dihubungkan dengan tabung ke dua, yang berfungsi sebagai
penampung cairan. Dalam tabung ke dua diberikan selang sebagai inputan menuju
ke pasien yang digunakan untuk menghisap cairan pada pasien. Prinsip kerja mesin
suction, motor listrik menggerakkan kipas(yang berfungsi sebagai vakum) kemudian
menghasilkan daya hisap, selanjutnya dihubungkan ke botol cairan dan selang
langsung terhubung ke pasien.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 79


 Teknik Pemeliharaan
1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat.
2. Cek fungsi tombol indikator, perbaiki bila perlu.
3. Cek fungsi oli, filter, klep/membrane, perbaiki atau ganti bila perlu.
4. Cek putaran motor, ganti sikat arang bila perlu.
5. Cek seat botol penampung, perbaiki bila perlu.
6. Cek daya hisap.
7. Lakukan pelumasan pada lager/bearing motor.
8. Lakukan pengukuran arus bocor.Lakukan pengukuran, tahanan kabel pembumian
alat.
9. Lakukan kinerja alat.

 Troubleshooting
PROBLEM ACTION
Unit tidak menyala, tetapi lampu daya 1. Cek sumber daya dan koneksi.
eksternal menyala 2. Pastikan stopkontak dinding hidup
dengan mencolokkan lampu.
3. Jika dijalankan dari baterai internal,
pastikan bahwa unit Anda memiliki
baterai yang terpasang.
4. Jika baterai dipasang, periksa apakah
sudah terisi penuh
Pompa berjalan, tetapi tidak ada vacum 1. Periksa bahwa semua tubing adalah
properti yang terhubung.
2. Periksa koneksi tabung untuk
istirahat atau kebocoran.
3. Pastikan bahwa float shut-off tidak
aktif.
4. Periksa kebocoran atau pemeriksaan
dalam rakitan kontainer

Vacum lemah 1. Gunakan tombol penyesuaian vakum


untuk meningkatkan tingkat vakum.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 80


2. Periksa sistem untuk kebocoran.
3. Tekan tombol penyesuaian vakum ke
unit dan kemudian lepaskan.

Baterai tidak akan mengisi daya tetapi 1. Pastikan unit tersebut dilengkapi
cahaya pengisian menyala dengan baterai internal dengan
menghubungi penyedia peralatan
devilbiss Anda.
2. Verifikasi bahwa lampu pengisian
menyala.
3. Periksa sambungan listrik saat
pengisian daya.
4. Pastikan stopkontak dinding hidup
dengan mencolokkan lampu

3.4.2 Autoclave

Gambar 3.4.3 Bentuk fisik Autoclave

 Teori Dasar
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs). Selama kurang lebih 15 menit Penurunan tekanan pada autoklaf
tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan
suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 81


Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 °C. . Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk
waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume
besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mencapai suhu sterilisasi.. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam,
tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
Prinsip kerja autoklaf yaitu uap air dan bertekanan untuk mensterilkan suatu
bahan. Uap air ini dihasilkan dari pemanasan air yang ada di dalam chamber (ruang
tempat sterilisasi) dengan menggunakan elemen basah, karena pemanasan dilakukan
dalam waktu tertentu dan kondisi chamber harus tertutup rapat sehinga tekanan-
tekanan chamber di dalam makin tinggi. Untuk memantau suhu dan tekanan pada
autoklaf dapat dilihat melaui pressure gauge yang terdapat pada tutup autoklaf. Pada
autoklaf juga dilengkapi control valve yang fungsinya untuk pembuangan uap ketika
suhu didalam autoklaf sangat tinggi dan juga berfungsi sebagai pengaman, sehingga
autoklaf ini akan terbuka sendiri ketika tekanan didalam chamber temperaturnya
melebihi batas tekanan chamber.
o Jenis-jenis Autoclave
Autoclave tertdapat tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan bagaimana
udara dihilangkan dari autoklaf selama proses sterilisasi.

1. Gravity Displacement Autoclave

Gambar 3.4.4 Gravity Displacement Autoclave

Di dalam ruang autoklaf terdapat udara yang dipindahkan hanya berdasarkan


gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 82


udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan
memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah.
Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin
turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu
meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu
antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.

2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Gambar 3.4.5 Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang


mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjanautoklaf
ini dimulai dengan pengeluaran udara. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4
menit.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 83


3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave

Gambar 3.4.6 Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf


yangmenggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini tergantung
pada benda yang disterilisasi.

o Bagian-bagian Autoclave:

Gambar 3.4.7 Bagian-bagian Autoklaf

Fungsi-fungsi bagian autoclave:


1. Tombol pengatur waktu (timer)
Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk mengatur
waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 84


kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda dengan autoclave sederhana
yang masih menggunakan bantuan pemanasan air dengan kompor bukan
listrik. Autoclave sederhana tersebut tidak dilengkapi dengan timer.
2. Katup uap
Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave, namun
katup uap merupakan salah satu komponen yang penting dan berfungsi sebagai
tempat keluarnya uap air.
3. Pengukur tekanan
Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave, Anda
dapat melihat pada bagian ini. Pengukur tekanan berfungsi untuk mengetahui
besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses sterilisasi tengah
berlangsung.
4. Katup pengamanan
Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci penutup autoclave.
5. Tombol on/off
Jika Anda menggunakan autoclave yang menggunakan sumber energi listrik,
maka keberadaan tombol ini sangat berandil besar. Karena tombol ini berfungsi
untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoclave.
6. Termometer
Biasanya, pada proses sterilisasi membutuhkan suhu yang berbeda bergantung
pada bahan atau alat yang Anda sterilkan. Termometer merupakan komponen
yang berfungsi untuk mengetahui dan mengamati suhu yang dibutuhkan.
Apakah sudah sesuai dengan suhu yang Anda butuhkan atau belum.
7. Lempeng sumber panas
Bagian ini adalah komponen yang akan membantu perubahan energi listrik
menjadi energi kalor. Lempeng sumber panas atau heater ini terbuat dari
kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan
energi panas.
8. Aquades
Pada proses autoklaf air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung
mineral yaitu air hasil destilasi / penyulingan sama dengan air murni atau H2O,
kerena H2O hampir tidak mengandung mineral.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 85


9. Skrup pengamanan
Skrup pengaman sangat dibutuhkan untuk menjaga besaran dan tekanan uap
yang ada dalam autoclave. Pastikan skrup pengaman ini terpasang dengan baik
dan rapat.
10. Angsa
Pada autoclave yang menggunakan energi listrik, Anda akan menemukan
angsa yang berfungsi sebagai batas penambahan air. Sedangkan
pada autoclave yang menggunakan energi panas dari kompor atau pemanas
konvensional lainnya, Anda akan menemukan almunium container yang
berfungsi untuk meletakan berbagai bahan atau alat yang hendak Anda
sterilisasikan.

 Blok Diagram

Gambar 3.4.8 Blok Diagram Autoclave

 Cara Kerja Blok Diagram

Power sebagai catu daya menyupply pressure control circuit, pressure control
circuit berfungsi untuk mengontrol tekanan pada autoklaf sedangkan sterilizer heater
control berfungsi untuk mengontrol kerja heater atau proses pemanasan sedangkan
pressure sensor berfungsi membaca nilai tekanan yang dihasilkan oleh heater. Safety
circuit sebagai pengaman saat pressure control circuit terjadi overload. Sterilizar
timer berfungsi sebagai timer / waktu disaat proses sterilizer heater bekerja. Setelah
sterilizer timer bekerja, lalu selanjutnya dry timer yang akan bekerja dan
mengaktifkan proses pengeringan. Pada proses dry heater air akan dibuang melalui
tempat pembuangan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 86


 Teknik Pemeliharaan
1. Menyiapkan kain pel
2. Membersihkan badan autoclave bagian luar
3. Membersihkan stainner (sarangan)
4. Membersihkan chamber (bagian dalam)
5. Membersihkan penampang air
6. Membersihkan gelas penduga
7. Menyediakan took set dan avometer
8. Mengecek instalasi suppy air
9. Mengecek stop kran
10. Mengecek gelas penduga
11. Instalasi pembuangan uap air

 Troubleshooting
1. Pesawat tidak dapat bekerja sama sekali
 Periksa apakah ada arus yang masuk ke pesawat atau tidak.
 pariksa apakah mai switch bekerja atau tidak.
 bila pesawat dilengkapi dengan fuse (sekerig) periksa fuse tersebut, apakah
putus atau tidak.
2. Tidak terjadi panas
 Periksa termostatnya.
 bila terdapat pegatur panas periksa pula pengatur panas tersebut.

3.4.3 Simulasi Strilisasi Kering

o Tujuan
1. Memahami prinsip kerja strilisasi kering
2. Mampu membuat simulasi sterilisasi kering

o Tempat, Tanggal, dan Waktu


▪ Tempat : Laboratorium Bedah dan Anesthesi

▪ Tanggal : 25 Juli 2017

▪ Waktu : 13.30 - 18.30

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 87


 Alat dan Bahan
1. Papan Project Board
2. Relay
3. Timer
4. Kabel NYA
5. Lampu Bohlam
6. Push Button
7. Saklar MCB
8. Toolset

 Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkailah rangkaian sesuai gambar dibawah ini :

3. Hubungkan rangkaian pada jala-jala listrik


4. Amati cara kerja rangkaian autoclave

 Hasil dan Analisa

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 88


1. Pada simulasi autoklaf, rangkaian mengunakan 2 timer, 1 relay dan 3 lampu.
Dimana lampu 1 sebagai lampu indikator, lampu 2 sebagai heater, dan lampu 3
sebagai indikator proses sterilisasi.

2. Ketika tombol push button On ditekan lampu 1 menyala sebagai indikator pesawat
menyala serta lampu 2 menyala sebagai indikator proses pemanasan terjadi. Dan
timer 1 akan menyala untuk mensetting lamanya proses pemanasan terjadi. Ketika
waktu timer 1 telah tercapai, maka lampu 2 akan mati menyatakan proses
pemanasan telah berhenti.

3. Setelah waktu timer 1 tercapai, lampu 1 tetap menyala , lampu 3 menyala, dan
timer 3 bekerja. Dimana lampu 3 sebagai indikator sterilisasi bekerja. Nyalanya
lampu indikator suhu menunjukkan bahwa proses sterilisasi sedang bekerja dan
diatur oleh timer 2.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 89


4. Ketika waktu pada timer 2 tercapai, maka akan mematikan seluruh sistem.
Menyatakan proses sterilisasi telah selesai.

3.4.4 ESU

Gambar 3.4.9 Bentuk fisik ESU

 Spesifikasi
 Merk : GEISTER
 Tipe : ESU-X 400 HT
 No seri : SN N344G-06/16
 Power Supply : 250 V ~ 50 Hz
 Fuses : T5’A
 Diskont.Working : 1 hours (10s ON/30s OFF)
 Output Power :
o Monopolar cut : 400 W at 350 ohm
o Monopolar Coag : 280 W at 250 ohm
o Bipolar Cut : 160 W at 300 ohm
o Bipolar Coag : 130 W at 100 ohm
 Working Frequency : 435 KHz

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 90


 Teori Dasar

Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekwensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah
mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaan Elektrosurgery
Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk
memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek
ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz. Penggunaan arus
listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya
akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan memungkinkan sel-sel jaringan
disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi
pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik
frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju
elektroda netral.
Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik
frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda
sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara
500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.

Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar.

1. Mode bipolar

Gambar 3.4.10 Mode Bipolar

Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit
jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 91


dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda
yang lain.
2. Mode monopolar

Gambar 3.4.11 Mode Monopolar

Mode Monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif


dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan
dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda
aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan
tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan
pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode
bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.

Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat


mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena
frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :
1. Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh
aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2. Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus
dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat
rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu
maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
3. Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di
dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion
dalam tubuh.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 92


 Pengoperasian pada alat ESU
Dalam pengoperasian ESU ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan agar alat
dapat berfungsi dengan baik yaitu :
1. Persyaratan
Dalam hal ini keadaan dan perlengkapan yang mendukung operasional ESU
harus dipenuhi. Yaitu :
o Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.
o Stop kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian (grounding)
o Alat ESU harus dalam keadaan baik.
o Aksesoris lengkap dan dalam keadaan baik (tidak rusak).
o Dokter dan paramedic siap.
2. Persiapan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan. Seperti :
o Alat ditempatkan pada posisi siap melakukan tindakan
o Siapkan dan pasang aksesoris sesuai kebutuhan
3. Pemanasan
o Sebelum alat digunakan perlu dilakukan pemanasan. Seperti :
o Alat di hubungkan dengan catu daya.
o Hidupkan alat dengan menekan atau memutar tombol ON
o Tunggu waktu pemanasan secukupnya lalu cek fungsi-fungsi selector
pemilihan cutting, coagulation, dan bipolar.
4. Tindakan pengoperasian
Ada beberapa tindakan pengoperasian. Seperti :
o Atur selctor pada pemilihan (cutting,coagulation dan bipolar)
o Atur intensitas enersi sesuai dengan keperluan
5. Pengemasan
Apabila tindakan pembedahan telah selesai, lakukan pengemasan dengan baik
sebagai berikut :
o Atur selector pemilih energi ke posisi minimum dan semua tombol-tombol
pengatur termasuk main switch ke posisi OFF.
o Lepaskan eletroda-elektroda dan kabel-kabel termasuk kabel catu daya.
o Bersihkan elektroda dengan cairan pembersih.
o Pasang penutup debu dan simpan kembali ketempat semula.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 93


 Blok Diagram

Gambar 3.4.12 Blok Diagram ESU

 Cara Kerja Blok Diagram


Tegangan masuk dari sumber tegangan jala-jala listrik ke pesawat, jika switch
di-ON kan maka arus akan masuk kerangkaian trafo dan mensupply tegangan ke coil
relay sehingga menarik hubungan NO (Normally Open) menjadi NC (Normally
Close) sehingga arus diteruskan ke trafo power mengakibatkan terjadinya induksi
yang berguna untuk masing masing mode jenis pemilihan. Ketika selestor switch
diputar ke posisi cutting arus mengalir melalui blok cutting dan diteruskan oleh
elektroda setelah oscilasi oleh rangkaian L-C. Jika foot switch ditekan, maka arus
mengalir dan elektroda aktif menuju elektroda pasif sehingga dapat memotong
jaringan kulit yang diletakkan diantara kedua elektroda.

 Teknik Pemeliharaan
o Pemeliharaan 3 Bulan
1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat dengan menggunakan kain kering.
2. Cek fungsi netral plate (ganti bila perlu)
3. Cek fungsi elektroda aktif (bila perlu ganti)
4. Cek fungdi tombol pada panel unit
5. Cek fungsi sistem alarm
6. Cek kabel power cord dan grounding
7. Cek fungsi foot switch
8. Cek fungsi sistem alat

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 94


9. Uji kinerja alat
o Pemeliharaan tahunan
1. Lakukan kalibrasi minimal 1 tahun sekali
2. Uji safety

 Troubleshooting
Pemecahan Masalah - Pemecahan Masalah
DAFTAR PERIKSA PENGGUNA
o Periksa Unit Electrosurgical
o Verifikasi semua kabel aksesori
o Periksa kondisi daya rusak, retak atau terpapar sama dengan segera.
o Periksa sekering ESU. Itu harus socket. Periksa juga apakah ada korosi pada
rating yang sama dari sekering seperti yang disebutkan Unit (ESU) untuk
kerusakan fisik. terhubung dengan benar. kabel listrik, tidak boleh usang, dari
kawat apa pun jika diganti harus benar dipasang di dalam korosi sekering dan
kerusakan jika demikian ganti disebutkan dalam manual dan pada ESU.
o Putuskan sambungan kabel daya dan kerusakan atau rintangan. Jika ditemukan
konektor panel
o Periksa kontak perusahaan wadah Bipolar Instrument di panel depan untuk
obstruksi dan kerusakan. Jika ditemukan ganti panel depan atau konektor panel
depan
o Periksa kontak yang pasti dari penerima instrumen Monopolar di panel depan
untuk segala halangan dan kerusakan. Jika ditemukan ganti panel depan atau
konektor panel depan.
o Periksa kembali wadah elektroda pasien untuk pin dan obstruksi yang rusak. Jika
ditemukan ganti panel depan atau konektor panel depan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 95


3.5 Peralatan Terapi
3.5.1 Infra Merah
 Teori Dasar

Gambar 3.5.1 Bentuk Fisik Infrared Terapy

Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya
lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah
merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka
radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum elektromagnet dengan
panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang
gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun
radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi.
Dalam komunikasi infrared, infrared befungsi sebagai sebuah medium
penghantar atau pemancar data, dan penerima data. Sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh konsorsium Infrared Data Association (IrDA), sinar infrared dari
Light Emitting Diode (LED) memiliki panjang gelombang sekitar 875 nm. Hingga
kini memiliki dua versi yaitu Versi 1.0 dan 2.0. Standar dari IrDA adalah kedua versi
dari infrared hanya terletak pada jumlah data yang dapat ditransfer dalam satu paket.
Versi 1.0 dari infrared memiliki kecepatan dari 2,4 hingga 115,2 Kbps. Sementara
versi 2.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 1,152 Mbps. Infrared memiliki dua
kecepatan yang berbeda karena struktur pengiriman data pada interkoneksi ini cukup
unik. Untuk menghindari gangguan saat terjadi perpindahan data, maka pertama kali
protokol infrared akan mengirimkan “sinyal tes” dengan kecepatan sinyal yang
rendah. Dengan tes ini, bila kondisi sudah sesuai, maka kecepatan penuh digunakan
dalam transfer data. Hal ini tentu berpengaruh pada penghematan daya.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 96


 Simulasi Infra Merah
Blok Diagram

Gambar 3.5.2 Blok Diagram Inframerah

Penjelasan Blok Diagram

Ketika rangkaian terhubung dengan tegangan sumber 220 VAC maka timer
akan langsung menyala dan bekerja sesuai dengan waktu yang setting dan pada saat
yang bersamaan rangkaian dimmer akan bekerja dan lampu akan menyala,
rangkaian dimmer berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya pada lampu yang
digunakan, ketika waktu pada timer habis maka lampu akan mati, untuk menyalakan
kembali harus melakukan setting ulang waktu pada timer.

Gambar Rangkaian 1

Gambar 3.5.3 Rangkaian Inframerah dengan Kontrol Timer dan Resistor.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 97


Penjelasan Rangkaian
Timer yang digunakan pada rangkaian diatas adalah timer mekanik, timer ini
dapat bekerja tanpa supply tegangan pada kaki coilnya, tegangan akan langsung
masuk ke kaki common pada timer untuk di alirkan ke beban, beban pada rangkaian
ini diletakkan di kaki NC, sehingga ketika waktu counter pada timer habis maka
supply tegangan ke beban akan terputus. Untuk mengatur intensitas cahaya lampu
pada rangkaian ini adalah dengan menggunakan resistor, semakin besar hambatan
pada resistor maka nyala lampu akan semakin terang, hal tersebut terjadi karena
adanya pembagi tegangan yang outputnya masuk ke kaki basis pada triac.

Gambar Rangkaian 2

Gambar 3.5.4 Rangkaian Inframerah dengan Kontrol Timer dan Kapasitor

Penjelasan Rangkaian
Timer yang digunakan pada rangkaian diatas adalah timer otomatis, timer
ini akan bekerja ketika ada supply tegangan fasa (220 VAC) dan netral (0) pada kaki
coilnya, kaki common pada timer mendapatkan input tegangan 220 VAC untuk di
alirkan ke beban, beban pada rangkaian ini diletakkan di kaki NC, sehingga ketika
waktu counter pada timer habis maka supply tegangan ke beban akan terputus.
Untuk mengatur intensitas cahaya lampu pada rangkaian ini adalah dengan
menggunakan kapasitor, semakin kecil nilai kapasior maka nyala lampu akan
semakin terang.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 98


 Terapi IR Dilengkapi dengan Sensor Jarak
Blok Diagram

Gambar 3.5.5 Blok Diagram IR Terapi Dengan Sensor Jarak

Pejelasan blok diagram


Tegangan 220 VAC yang masuk sebagian akan masuk ke PS untuk diubah
menjadi tegangan DC, dan sebagian yang lain langsung masuk ke rangkaian dimmer,
tegangan DC digunakan untuk mensupply rangkaian minimum system
mikrokontroller dan sensor ultrasound, sensor ultrasound befungsi untuk mendeteksi
jarak penyinaran ke pasien, setelah jarak terdeteksi maka data akan dikirim ke mikro
untuk diproses, mikro akan mengatur intensitas cahaya pada lampu melalui rangkaian
dimmer, intensitas cahaya lampu diatur secara otomatis oleh mikro setelah mikro
mendapatkan informasi jarak dari sensor ultrasound.

Gambar Rangkaian Dimmer

Gambar 3.5.6 Rangkaian Dimmer

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 99


Penjelasan Rangkaian

Rangkaian diatas merupakan rangkaian dimmer, rangkaian dimmer berfungsi untuk


mengatur intensitas cahaya pada lampu, rangkaian diatas bekerja secara otomatis,
resistor variabel akan di putar secara otomatis menggunakan motor, motor akan
bekerja setelah sensor ultrasound mendeteksi jarak penyinaran terhadap pasien.

 Standar Operating Procedure


Persiapan pasien :
1. Posisikan pasien pada posisi komfortable sesuai dengan daerah yang
akan diterapi.
2. Memberikan pengertian kepada pasien tentang infra red dan apa yang
akan dirasakan selama terapi.
3. Bebaskan daerah yang diterapi dari pakaian
4. Beri pengertian kepada pasien bila ada perasaan tidak enak, keringat berlebihan
atau sakit, untuk memberi tahu kepada fisioterapis.

Persiapan alat :

1. Pastikan alat dalam kondisi baik


2. Pastikan mesin dalam keadaan OFF
3. Persiapkan penutup mata bila diperlukan
Pelaksanaan terapi :

1. Dilaksanakan oleh fisioterapis


2. Lampu infra red dipasang dengan posisi tegak lurus dengan daerah yang akan
diterapi.
3. Jarak penyinaran antara lampu infra red dengan daerah yang diterapi berkisar
antara 35-45 cm atau sesuai dengan toleransi pasien serta sesuai dengan tujuan
terapi.
4. Lamanya penyinaran infra red berkisar antara 15-30 menit
5. Apabila selama penyinaran pasien merasa terlalu panas diminta memberi tahu
fisioterapis agar di lakukan penambahan jarak untuk mengurangi panas. Dan
bila pasien mengeluarkan banyak keringat, maka harus dibersihkan dengan
handuk kering
6. Setelah penyinaran, pasien hendaknya istirahat dahulu beberapa menit

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 100


Penghentian terapi :

1. Terapi harus dihentikan bila pasien mengeluh gejala bertambah, pusing, panas
yang berlebihan atau perasaan tidak enak.
2. Setelah waktu terapi selesai putar tombol ke posisi OFF.
3. Beritahu pasien bahwa terapi telah selesai.
4. Beritahu pasien kapan harus kembali/terapi berikutnya.

Indikasi :

1. Untuk persiapan latihan.


2. Mengurangi spasme otot.
3. Mengurangi rasa nyeri dan mengurangi bengkak.
.
Kontra indikasi :

1. Absolute Contra indication


2. Hilangnya sensibilitas thermal kulit
3. Beberapa penyakit kulit
4. Sepsis akut
5. Neoplasma dan pembentukan trombus
 Pemeliharaan
1. Tempatkan alat di tempat yang kering dan sejuk.
2. Pemeriksaan berkala dari lifetime lampu inframerah.
3. Penggantian lampu ketika masa lifetime sudah habis.

 Troubleshothing
Lampu tidak menyala :
1. Cek kabel power, putus atau tidak.
2. Cek sambungan kabel dengan stop kontak.
3. Bila lampu putus ganti dengan yang baru.

Hourmeter tidak jalan :


1. Cek sambungan hourmeter ke lampu, relay, dan keadaan relay sendiri
2. Lampu tidak menyala sesuai settingan(terlalu cepat mati/terlalu lama menyala)
3. Cek kontak relay, kondisi lampu, hourmeter, dan software mikrokontrolernya.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 101


3.5.2 MWD dan SWD

 Teori Dasar
1. Short Wave Diathermy (SWD)

Gambar 3.5.7 Bentuk Fisik SWD

Short Wave Diathermy (SWD) adalah Suatu alat terapi yang menggunakan
pemanasan yang pada jaringan dengan merubah energi elektromagnet menjadi
energi panas. Short Wave Diathermy biasa disebut dengan Diathermy
gelombang pendek dengan frekuensi 27,12 MHz dengan panjang gelombang 11
meter . Berfungsi untuk memanaskan jaringan dan pembuluh darah dengan
gelombang pendek, sehingga peredaran darah menjadi lancar.

Kegunaan alat ini dapat dipercaya dalam penggunaan terapi yang dapat
menyembuhkan inflamasi sendi baik lutut maupun bahu, keseleo pada lutut,
sakit pinggang, reumatik, nyeri punggung bawah dan lain lain. Namun
penggunaan alat harus terus dilihat dan selalu dipantau oleh petugas, kerena
apabila terjadi kelalaian dalam penggunaan alat maka akan terjadi dampak yang
bisa merusak bagian dalam tubuh manusia salah satu contohnya seperti
robeknya otot di dalam tubuh manusia.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 102


2. Micro Wave Diathermy (MWD)

Gambar 3.5.8 Bentuk Fisik MWD

Micro Wave Diathermy merupakan suatu pengobatan menggunakan


stressor fisis berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-
balik frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm.

 Blok Diagram

Gambar 3.5.9 Blok Diagram SWD dan MWD

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 103


 Penjelasan Blok Diagram

Power Suplly berfungsi untuk mendistribusikan tegangan keseluruh rangkaian


pesawat short wave diathermy . Rangkaian Intensitas berfungsi untuk mengatur
dosis teganagan yang masuk ke HTT .Rangkaian Timer befungsi untuk mengatur
lamanya pesawata short wave diathermy bekerja HTT merubaha tegangan yang
kecil menjadi besar sehingga menimbulkan frekuensi yang tinggi Tabung Tyristor
berfungsi untuk meneruskan dan memancarkan daya gelombang pendek dengan
intensitas yang besar. Rangkaian Receiver RF berfungsi untuk menangkap
gelombang pendek yang dipantulkan oleh Tabung Tyristor. Rangkaian auto Tuning
berfungsi untuk mengatur tegangan yang ingin dipakai. Probe berfungsi sebagai
tempat untuk menyalurkan gelombang kepada pasien.

 Standar Operating Procedure


o Sambungkan short wave diathermy dengan sumber arus
o Persiapan pasien
 Posisikan pasien senyaman mungkin
 Bebaskan area yang akan di terapi dari bahan logam
 Berikan penjelasan tentang terapi yang akan dilakukan
o Pasang pad elektrode dengan posisi sejajar diarea yang sakit dengan
bersinggungan langsung dengan pasien
o Putar tombol timer dengan durasi 15 menit
o Putar tombol on untuk menghidupkan SWD dan terus putar sampai frekuensi
1-4
o Putar tombol intensitas untuk dosis sesuai dengan kondisi akut/kronis dan atau
sesuai toleransi pasien
o Setelah selesai (alarm berbunyi) putar tombol off untuk mematikan SWD
o Lepaskan pad elektrode dari pasien

 Pemeliharaan
1. Setelah selesai menggunakan pesawat putarlah parameter pada posisi minimum.
2. Lepaskan kabel sumber daya dari pesawat dan simpanlah pada tempatnya.
3. Aturlah posisi tangkai elektrode.
4. Lepaskan Elektrode yang jarang dipakai.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 104


5. Bersihkan pesawat dari debu dan bekas – bekas telapak tanagan yang
mengandung keringat.
6. Perbaikilah pesawat dari kerusakan – kerusakan ringan.

3.5.3 Phothoterapi
 Teori Dasar

Gambar 3.5.10 Bentuk Fisik Phototerapi

Alat Phototherapy merupakan alat yang digunakan untuk therapy pada bayi
yang menderita penyakit hiperbilirubin atau penyakit kuning, yaitu adanya

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 105


penimbunan bilirirubin di jaringan bawah kulit atau selaput lendir yang ditandai
dengan warna kuning yang terlihat pada kulit atau selaput lendir, bayi yang
menderita penyakit seperti ini disebut juga dengan bayi kuning atau icterus. Pada
pesawat phototeraphy ini pemeliharaan pesawat harus lebih diperhatikan, karena
apabila terjadi arus bocor atau kerusakan pada salah satu komponen pendukung
dikhawatirkan selain membahayakan operator juga akan membahayakan
keselamatan bayi.

Prinsip Kerja Pesawat Phototherapy bekerja dengan memberikan cahaya pada


kulit bayi secara langsung dengan jangka waktu tertentu. Cahaya yang digunakan
adalah cahaya Blue Light yang mempunyai panjang gelombang antara 450 - 460 nm
dengan intensitas atau kekuatan illuminasi 4500 Lux atau sekitar 200 foot candle
dengan jarak penyinaran pada bayi yang tak tembus cahaya. Dalam praktek
dilapangan kita tidak menggunakan khususnya lampu biru Blue Light, sebab apabila
bayi terkena cyanosis (bayi yang nampak kebiru-biruan karena kekurangan oksigen)
tak akan tampak dan tak terdeteksi. Maka sebagai gantinya lampu Fluorescent dalam
keadaan mata ditutup bahan 36 lampu neon biasa yang mempunyai kekuatan
intensitas yang sama atau paling tidak mendekati

 Blok Diagram

Gambar 3.5.11 Blok Diagram Phototerapy

 Penjelasan Blok Diagram

Ketika rangkaian terhubung dengan sumber tegangan 220 VAC, maka


sebagian tegangan akan masuk ke PS untuk diubah menjadi tegangan DC dan
sebagian yang lain masuk ke lampu dan hourmeter. Tegangan DC akan disupply ke
Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 106
rangkaian minimum system mikro dan ke rangkaian yang lain, control panel
berfungsi untuk melakukan penyettingan timer, setelah disetting maka timer akan
berjalan dan pada saat yang bersamaan lampu dan hourmeter akan bekerja, setelah
waktu habis maka lampu akan mati dan buzzer akan berbunyi.

 Simulasi Phototerapy
o Alat dan Bahan
a. Papan Percobaan
b. Relay AC
c. Timer AC
d. Kabel NYA secukupnya
e. Lampu Bohlam
f. Lampu TL
g. Hourmeter

o Langkah Percobaan
a. Siapkan alat dan bahan
b. Rangkai rangkaian sesuai dengan petunjuk dibawah ini :

Gambar 3.5.12 Ragkaian Phototerapy

c. Uji coba rangkaian dengan menyambungkannya dengan jala-jala PLN


d. Lihat hasilnya apakah sudah sesuai dengan cara kerja alat phototerapy

o Sistem Kerja
Ketika MCB di-ON kan sebagai indicator alat sudah di sambungkan dengan
PLN maka tegangan akan masuk ke saklar. Ketika saklar di onkan maka lampu
bolam akan menyala sebagai indicator bahwa alat sudah menyala. Tegangan dari
saklar akan masuk ke PB, Ketika PB-ON ditekan maka akan menyalakan relay 1
dan menguncinya sekaligus menyalakan lampu TL, Hourmeter, dan Timer.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 107


Setelah waktu pada timer habis maka lampu TL dan Hourmeter akan mati. Untuk
memulai lagi maka harus ditekan tombol OFF sebagai tombol Reset.

o Hasil dan Analisis


1. Rangkaian diatas merupakan rangkaian yang telah dipasang sesuai pada
skematik rangkaian

2.

2. Ketika MCB dan saklar ON maka lampu bolam sebagai indicator pesawat
telah aktif akan menyala

3. Ketika push button ditekan relay akan mengunci tekanan tersebut sehingga
ketika pushbutton dilepas tombol tersebut akan ke lock atau terkunci, setelah
relay aktif, tegangan akan masuk ke timer, Hourmeter dan lampu tl
mengakibatkan semua komponen tersebut aktif. Ketika timer bekerja maka
timer akan mengalirkan ke NC terlebih dahulu dan beberapa menit atau
waktu sesuai yang kita setting, timer tersebut akan mengontak NO dan
memutus semua rangkaian kecuali indicator pesawat phototerapy. Dapat
digambarkan seperti gambar dibawah.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 108


4. Ketika Waktu Habis maka proses berhenti/lampu terapi mati, namun
indikator akan tetap menyala.

 Standar Operating Procedure


Persiapan Pasien
o Pastikan klien memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (minum,
aktivitas, tidur, terhindar infeksi, personal hygiene, keseimbangan suhu)
o Amati seluruh tubuh klien (warna kulit, mata, aktivitas, kotoran atau bau)
o Atur posisi sesuai prosedur yang akan dilakukan
Persiapan Alat
o Siapkan pemberian minum ASI/PASI
o Pemeriksaan fisik
o Alat tenun dan pakaian bayi
o Alat memandikan
o Tempat sampah
o Penutup mata dan testis (bahan tak tembus cahaya)
Persiapan Lingkungan
o Amati instalasi yang berhubungan dengan listrik
o Tidak menempatkan bayi dekat pintu atau jendela yang terbuka
o Amati lampu foto terapi, lama pemakaian dan keutuhannya
Pelaksanaan
o Perawat mencuci tangan, alat-alat didekatkan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 109


o Keluarga diberitahu, lampu fototerapi dimatikan.
o Lepaskan pelindung mata, amati kotoran dan warna sclera da bersihkan dengan
kapas mata. Catat bila ada hal-hal yang tidak wajar
o Pastikan bayi apakah badannya kotor, bau urin atau baung air besar
o Bersihkan badan bayi dengan mandi lap didalam incubator kemudian keringkan
dengan handuk
o Mengganti pakaian/alat tenun/popok basah sesudah dimandikan
o Observasi TTV, amati seluruh tubuh bayi terutama warna kuning.
o Lanjutkan pemberian tindakan lainnya, bila harus mendapat antibiotic melalui
infus, berikan terapi sesuai program (5 benar). Check kembali TTV.
Dokumentasikan pemberian terapi
o Berikan pemenuhan kebutuhan cairan melalui minum sesuai jadwal dan
kebutuhan bayi. Bila diperkirakan ada kehilangan cairan karena peningkatan
suhu, berikan cairan extra (10 – 15 ml/kgBB)
o Posisikan kembali bayi untuk melanjutkan pemberian sinar foto terapi.
o Pakaian bayi dilepas dalam box/incubator
o Menutup mata dan testis dengan bahan tidak tembus cahaya.
o Tidurkan bayi terlentang atau tengkurap
o Atur jarak bayi 45 – 50 cm dari lampu
o Atur posisi bayi dalam 3 posisi (mika – miki – tengkurap) setiap 3 – 8 jam
o Ukur suhu, HR, RR setiap 2 jam
o Matikan fototerapi bila memberikan minum, penutup mata dibuka, observasi
mata (kotoran), ijinkan ibu kontak dengan bayi.
o Catat intake dan output
o Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit (timbang BB 2x sehari) dan efek
samping fototerapi
o Alat-alat rapihkan dan dibereskan
o Periksa kadar bilirubin setiap 12-24 jam.

 Pemeliharaan
 ganti lampu / lampu tabung sesuai dengan rekomendasi peralatan.
 memelihara catatan waktu dengan logbook atau perekam waktu pada peralatan.
 pastikan jika kipas inbuilt terpasang, berfungsi dan ventilasi tidak tercakup
 penghapusan berkala dari unit overhead membuat unit lebih berkhasiat
 jika unit terlalu panas bayi, unit choke dan kipas perlu diperbaiki

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 110


 Troubleshoting
Masalah Penyebab Solusi
Lampu bluelight tidak Life time habis Penggantian dengan
menyala Socket tidak kencang lampu yang baru
Perbaikan posisi lampu

Alat tidak dapat Fuse putus Penggantian fuse yang


digunakan Belum terhubung sesuai dengan beban
dengan sumber tegangan Hubungkan dengan
sumber tegangan

Timer tidak berfungsi Konsleting pada Penggantian rangkaian


rangkaian timer
Timer belum medapat Hubungkan socket timer
supply dengan power supply

Kebocoran arus pada Kabel mengelupas Lepaskan dari sumber


body menempel pada body tegangan, beri isolasi
pada bagian kabel yang
mengelupas

3.5.4 Elektrostimulator
 Teori Dasar

Gambar 3.5.12 Bentuk Fisik Elektrostimulator

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 111


Terapi elektrik atau disebut elektroterapi merupakan metode terapi suatu
penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik sebagai
sarana pengobatan. Salah satu alat terapi yang termasuk elektroterapi yaitu
elektrostimulator. Elektrostimulator ini digunakan pada penderita stroke yang
digunakan pada aktivitas kontraksi otot yang fungsional dan melibatkan fungsi
system saraf pusat sehingga memiliki unsur reedukasi.

Elektrostimulator merupakan suatu alat elektronik yang menghasilkan


tegangan listrik dengan intensitas dan frekuensi tertentu. Dalam pemakaianya
elektrostimulator berfungsi sebagai sumber rangsangan listrik yang diharapkan
mampu meningkatkan atau menciptakan keseimbangan biopotensial. ES banyak
jenisnya, salah satunya adalah Functional Electrical Stimulation (FES).

FES adalah ES yag berfungsi untuk memberikan stimulasi pada jaringan tubuh
untuk dapat melakukan fungsi/kerja tertentu. Selama mengidap penyakit stroke,
pasien mengalami ketidakmampuan menggerakkan organ motorik seperti tangan
dan kaki. Hal ini diakibatkan oleh terputusnya jaringan saraf antara jaringan syaraf
neural dan jaringan otot motorik. Jika hal ii berlangsung dalam kurun waktu yang
lama otot-otot organ motorik akan mengalami penurunan daya kontraksi otot,
dilanjutkan dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot dan yang paling parah
adalah terjadinya degenerasi otot.

Hal inilah yang menyebabkan pasien pasca stroke mengalami kesulitan


pemulihan sehingga harus dilatih menggerakkan organ motorik dengan fisioterapi.
Jadi pokok permasalahan ini adalah tidak bekerjanya itiit dalam waktu yang lama
menyebabkan otot kehilangan kemampuan kontraksi sehingga tidak mempunyai
daya untuk melakukan pergerakan. Pada kondisi seperti ini maka pasien diperlukan
melakukan terapi. Salah satu alat yang digunakan yaitu Elektrostimulator

Efektivitas terapi menggunakan elektrostimulator bergantung pada bentuk


gelombang, besarnya intensitas (tegangan dan arus), frekuensi dan waktu
rangsangan. Penentuan bentuk gelombang disesuaikan dengan jenis terapinya.
Variabel intensitas dan frekuensi merupakan variabel penentu efektivitas terapi.
Disini, penentuan intensitas selain berpengaruh terhadap efektivitas terapi juga
harus mempertimbangkan ambang batas energi listrik yang diperkenankan, agar
tidak terjadi efek ionisasi dan fibrilasi jantung.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 112


 Blok Diagram

Gambar 3.5.13 Blok Diagram Elektrostimulator

 Penjelasan Blok Diagram

Tegangan dari PLN yang berupa arus AC masuk ke trafo step down untuk
diturunkan tegangannya menjadi lebih rendah kemudian masuk ke power supply
dimana power supply berfungsi menyearahkan tegangan menjadi DC untuk
mensupply ke komponen yang lain. Power supply memberi tegangan ke electrode
dan pulse generator. Pulse generator berfungsi untuk membangkitkan pulsa yang
kemudian masuk mikrokontroller.

Di mikrokontroller data diproses yang kemudian di tampilkan pada seven


segment berupa besarnya tegangan yang digunakan. Dari mikrokontroller mengatur
relay saklar kemudian ke electrode dan electrode dipasangkan pada pasien.

Pulse Generator adalah salah satu sirkuit elektronik atau sebuah


peralatan tes elektronik yang digunakan untuk menghasilkan pulsa persegi panjang.

Pembangkit detak atau Pulse Generator pada prinsipnya hanyalah sebuah


pembangkit detak (oscilator), dengan tambahan pengatur lebar pulsa dan pengatur

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 113


frekuensi. Untuk membangun sebuah pembangkit detak (oscilator) tidak sulit. Satu
IC gerbang ditambah kapasitor dan resistor jadilah oscilator.

Ide dari pulse generator adalah satu pembangkit detak frekuensi tinggi, pembagi
frekuensi dan Pengatur lebar detak. Frekuensi detak 100Khz dibagi 10 untuk
mendapatkan keluaran alternatif dan dapat dibagi menurut keperluan. Keluaran
yang terpakai di masukan pada blok pelambat (delay) dan keluaran nya akan
menjadi masukan bagi rangkaian pengatur lebar detak (Pulse Width Generator),
untuk mengatur-atur bentuk gelombang agar didapat frekuensi dan bentuk
gelombang yang diperlukan .

 Standar Operating Procedure


1. Hubungkan elektroda ke alat stimulator
2. Pasang elektroda ke tubuh pasien
3. Hubungkan alat ke sumber tegangan
4. Nyalakan alat dengan menekan tombol power
5. Pilih level terapi yang di inginkan
6. lepaskan elektroda dari tubuh pasien
7. Matikan alat dengan menekan tombol power
8. Lepaskan elektroda dari alat
9. Putuskan alat dari sumber tegangan

 Pemeliharaan
1. Matikan catu daya, lepaskan elektroda dari pad
2. Cuci pad perlahan dengan menggunakan air mengalir
3. Cukup keringkan pad dan biarkan permukaan perekatnya kering
4. Tempelkan pad dengan lembut ke elektroda untuk penyimpanan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 114


 Troubleshoting

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 115


3.6 Peralatan Laboratorium
3.6.1 Analytical Balance
 Spesifikasi
o Nama alat : Analytical Balance
o Merk : Mettler Toledo
o Model : MS105DU
o Volts : 12 Volt DC
o Serial No. : B143374779

 Teori Dasar

Gambar 3.6.1 Bentuk Fisik Analytical Balance

Untuk mengukur massa suatu benda dengan akurasi sampai ±0,0001 gram,
alat ini merupakan salah satu alat laboratorim yang sangat dibutuhkan sebagai
dibutuhkan di laboratorium. type ini sangat cocok digunakan untuk kebutuhan alat
laboratorium.
Balance analitik adalah instrumen yang mengukur massa tubuh atau zat
dengan menggunakan gaya gravitasi yang bekerja pada tubuh itu. Kata itu berasal
dari bahasa Latin bis yang berarti dua dan lanx, piring. Balance analitik memiliki
nama lain seperti skala dan berat. Harus diperhitungkan bahwa berat adalah gaya
latihan gravitasi. Pada massa tubuh, gaya ini menjadi produk massa oleh percepatan
gravitasi lokal [F = m x g]. Istilah lokal digunakan untuk menekankan bahwa
percepatan ini bergantung pada faktor-faktor seperti lintang geografis, ketinggian
dan kerapatan bumi dimana pengukuran dilakukan. Kekuatan ini diukur di Newtons.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 116


 Blok Diagram

Gambar 3.6.2 Blok Diagram Analytical Balance

 Cara Kerja Blok diagram:


Alat mendapatkan tegangan 220V dari PLN yang kemudian akan diturunkan
tegangannya dan dirubah menjadi tegangan DC untuk mensupply processor dan
komponen lain. Tombol setting digunakan untuk mensetting satuan pengukuran,
zeroing, dll. Ketika beban diletakkan pada sensor maka load cell akan menghasilkan
tegangan analog yang kemudian masuk ADC untuk dirubah menjadi sinyal digital
agar dapat diolah oleh processor, hasil akan ditampilkan pada display LCD.

 Diagram Mekanik

Gambar 3.6.3 Blok Mekanik Analytical Balance

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 117


 Penempatan
Syarat penempatan Analytical Balance:
1. Ditempatkan pada meja yang datar, rata, dan kokoh. (pengecekan tempat datar
dapat diketahui dengan melihat posisi air bubble pada posisi tengah)
2. Penempatan dengan suhu yang sedang, karna suhu dapat mempengaruhi
penimbangan sample
3. Tidak diperbolehkan meletakkan alat ditempat yang dekat dengan AC dan kipas
angin.

 Cara Leveling Feet

Gambar 3.6.4 Cara Levelig feet Analytical Balance

Dalam menginstal Analytical Balance posisi air bubble harus tepat ditengah, syarat
ini dapat dicapai dengan cara mengatur levelling feet.
1. Jika gelembung udara pada posisi jam 12 maka putar baut kedua kaki searah
jarum jam.
2. Jika gelembung udara pada posisi jam 3 maka putar baut kaki kiri searah jarum
jam dan kaki kanan berlawanan arah jarum jam.
3. Jika gelembung udara pada posisi jam 6 maka putar baut kedua kaki berlawanan
jarum jam.
4. Jika gelembung udara pada posisi jam 9 maka putar baut kaki kiri berlawanan
jarum jam dan kaki kanan searah jarum jam.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 118


Kalibrasi pada Analytical Balance terbagi menjadi 3:
1. Kalibrasi Secara off
2. Kalibrasi secara internal
3. Kalibrasi secara Eksternal

 Standart Operating Procedure


1. Verifikasi bahwa saldo diratakan. Leveling dicapai menggunakan mekanisme
penyesuaian berbentuk cincin yang terletak di dasar keseimbangan atau dengan
menyesuaikan gelembung atau tombol pada skala yang terletak di bagian depan
basis keseimbangan.
2. Uji mekanisme nol. Tempatkan kontrol pada nol dan bebaskan saldo. Jika
pembacaan tidak tinggal di nol, atur mekanisme nol (sekrup beralur yang terletak
di posisi horizontal dekat titik tumpu). Untuk melakukan ini, Anda perlu
memblokir keseimbangan dan sedikit menyesuaikan mekanismenya. Proses ini
dilanjutkan sampai nol menyesuaikan dengan benar pada skala pembacaan.
3. Verifikasi dan sesuaikan kepekaan. Ini selalu disesuaikan setiap kali penyesuaian
internal dilakukan. Ini dilakukan dengan standar yang dikenal sesuai dengan
langkah-langkah berikut:
a. Kunci keseimbangan.
b. Tempatkan berat standar (setara dengan rentang skala optik) pada pelat.
c. Posisikan pengaturan mikro ke satu (1). d) Lepaskan keseimbangan.
d. Sesuaikan ke posisi nol.
e. Atur pengaturan mikro ke nol (0). Keseimbangan harus menunjukkan 100.
Jika skala menampilkan kurang atau lebih dari 100, kontrol sensitivitas harus
disesuaikan. Ini membutuhkan penguncian keseimbangan, membuka penutup
atas dan memutar sekrup sensitivitas: Jika skala mencatat lebih dari 100; putar
sekrup dalam posisi searah jarum jam. Jika skala register kurang dari 100,
perlu untuk melepas sekrup berlawanan arah jarum jam. Ulangi prosesnya
sampai keseimbangan disesuaikan (menyesuaikan nol dan sensitivitas).
4. Verifikasi rem piring. Itu dipasang pada sumbu berulir yang menyentuh pelat
untuk mencegahnya berosilasi ketika keseimbangan terkunci. Dalam kasus
ketidakseimbangan, sumbu harus diputar sedikit sampai jarak antara istirahat dan
pelat nol ketika keseimbangan terkunci.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 119


 Teknik Pemeliharaan
Keseimbangan dicirikan sebagai instrumen presisi tinggi. Untuk alasan ini, operator
hanya bertanggung jawab untuk perawatan minimal terbatas pada hal-hal berikut:
Kegiatan sehari-hari :
1. Bersihkan pelat penimbangan agar terbebas dari debu. Pembersihan dilakukan
dengan menggunakan sepotong kain bersih yang mungkin dibasahi dengan air
suling. Jika ada noda, deterjen ringan dapat diterapkan. Juga kuas dengan bulu
lembut dapat digunakan untuk menghilangkan partikel atau debu yang disimpan
di atas pelat berat.
2. Bersihkan ruang penimbangan, secara eksternal dan internal. Verifikasi bahwa
gelas tersebut bebas dari debu.
3. Pastikan bahwa mekanisme penyesuaian di pintu depan ruang penimbangan
bekerja dengan baik.
4. Selalu gunakan wadah yang bersih dan sudah ditimbang sebelum ditimbang
(wadah gelas atau kertas timbang jika memungkinkan). Perhatikan bahwa plastik
dapat menjadi bermuatan elektromagnetik dan tidak disarankan untuk
menimbang bahan kimia bubuk atau butiran.
5. Setiap tumpahan harus segera dibersihkan untuk menghindari korosi atau
kontaminasi. Gunakan etanol 70% untuk mendisinfeksi panci dari keseimbangan.

 Troubleshooting
TABEL
TROUBLESHOOTING
Electronic balance
MASALAH KEMUNGKINAN TINDAKAN
Alat tidak mau Kabel interkoneksi terputus Periksa koneksi. Sesuaikan
menyala atau tidak disesuaikan dengan konektor kabel jika hal ini
alat. terjadi.
Stopkontak listrik tidak Cek daya pada PLN
memiliki daya
Pembacaan berat Alat tidak disesuaikan sampai Atur alat yang nilainya nol.
tidak benar. nol sebelum pembacaan. Ulangi pemeriksaan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 120


Alat tidak dikalibrasi Kalibrasi sesuai dengan
prosedur yang
direkomendasikan pabrikan
Meja alat tidak rata Letakkan alat di tempat yang
rata
Alat tidak Unit tidak dipilih dengan Pilih pengukuran yang
menunjukkan unit benar dibutuhkan unit
pengukuran yang Unit yang dibutuhkan tidak Aktifkan unit
diinginkan di layar. tersedia atau tidak diaktifkan.
buka menu agar dapat
Menu terkunci
dipakai
Alat tidak mampu Menu pilihan selesai tidak mau Pastikan bahwa perubahan
menjaga pilihan memproses dan pilihan dilakukan sesuai
atau perubahan. dengan petunjuk dari
pabriknya. Ulangi pilihan
atau perubahan.

Pembacaan alat Ada getaran di permukaan Tempatkan alat di tempat


tidak stabil meja / counter. yang stabil
Pintu penutup depan alat Tutup pintu alat
terbuka
Interface RS232 KAbel interkoneksi tidak Periksa koneksi kabel
tidak berfungsi. sesuai interkoneksi.
Layar menampilkan Mikroprosesor terkunci Situasi berlanjut, mencari
pembacaan yang bantuan teknis dari
tidak lengkap atau perwakilan layanan.
terkunci.
Layar menampilkan Terdapat kesalahan pada alat Verifikasi kode kesalahan
kode kesalahan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 121


 Hasil Percobaan
Setting Alat:
1. Percobaan 1
Basic → Data : 17 Juli 2018
Time : 10.00 WIB
Unit 1 : lb
Unit 2 : GN
Keybeep : HIGH
Environment : Stable
CAL : Eks
Data / time from :
Recall : ON

2. Percobaan 2
Basic → Data : 17 Juli 2018
Time : 10.00 WIB
Unit 1 : Tola
Unit 2 : Baht
Keybeep : LOW
Environment : Stable
CAL : Int
Data / time from :
Recall : Off

Data hasil percobaan :


1. Percobaan 1
Percobaan Massa beban Terukur Perhitungan
1 5 gr 1,0968𝐸 −2 lb 0,011 lb
76,77 GN 77,15 GN
2 50 gr 1,1023𝐸 −2 lb 0,11 lb
771,628 GN 771,5 GN

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 122


2. Percobaan 2
Percobaan Massa beban Terukur Perhitungan
1. 30 gr 2,561 tola 2,571 tola
348 baht 349,8 baht

Perhitungan:
Percobaan 1
 5 gr = …... lb
= 5 x 0,0022 lb
= 0,011 lb
 5 gr = …... GN
= 5 x 15,43 GN
= 77,15 GN
 50 gr = …... lb
= 50 x 0,0022 lb
= 0,11 lb
 50 gr = …... GN
= 50 x 15,43 lb
= 771,5 GN

Percobaan 2
 30 gr = …... tola
= 30 x 0,0857 tola
= 2,571 tola
 30 gr = …... baht
= 30 x 11,66 baht
= 349,8 baht

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 123


3.6.2 Centrifuge

Gambar 3.6.5 Bentuk Fisik Centrifuge

 Teori Dasar
o Pengertian Centrifuge
Centrifuge adalah sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan serum
dan komponen darah. Alat centrifuge digerakkan oleh motor listrik. Pada bagian
centrifuge terdapat sikat arang yang digunakan sebagai tiang stator.
o Fungsi Centrifuge
Fungsi Atau Prinsip Kerja Alat Centrifuge adalah pada pemisahan
molekular dari sel atau organel subselular. Pemisahan tersebut berdasarkan
konsep bahwa partikel yang tersuspensi di sebuah wadah akan mengendap ke
dasar wadah karena adanya gaya gravitasi. Sehingga laju pengendapan suatu
partikel yang tersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan atau
menurunkan pengaruh gravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju
pengendapan tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang
berisi suspensi partikel kemesin Centrifuge tepatnya pada bagian rotor yang
kemudian akan berputar dengan kecepatan tertentu. Hal tersebut tergantung pada
ukuran dan bobot jenis dari suspensi. Dengan demikian Prinsip Kerja alat
tersebut adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal sehingga bahan tesebut
dapat terpisah. Ini dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat
dan bertumpu pada titik pusat. Dan pada akhirnya alat ini akan berhenti
beroperasi ketika katup/pintu Centrifuge terbuka saat bekerja.
o Gaya Centrifugal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang membuat benda bergerak
melingkar. Benda dapat bergerak melingkar karena benda yang diputar tersebut
memiliki percepatan menuju pusat lingkaran. Percepatan itu disebut dengan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 124


percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya yang menuju
ke pusat lingkaran atau disebut gaya sentripental.

Gambar 3.6.6 Gaya Centrifugal

Gaya sentripetal dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan inersial,


yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan kecepatan konstan
terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat benda berputar. Misalnya,
bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan secara horizontal, gaya sentripetal
akan membuat bola terus ditarik ke arah pusat sehingga bergerak secara
melingkar. Gaya sentripetal ialah gaya dari tegangan tali yang diikatkan terhadap
bola.

Jenis Karakteristik Rotor penampang melintang


Rotor sudut Ini adalah rotor tujuan
tetap. umum. Mereka menjaga
tabung pada sudut tetap [α]
yang oleh desain,
ditentukan antara 20 dan
45 derajat. Mereka
digunakan untuk partikel
sub-seluler sedimen. Sudut
itu memendekkan lintasan
partikel dan waktu
sentrifugasi dibandingkan
dengan berayun ember.
Berayun rotor Ini digunakan untuk
ember. melakukan studi isopycnic
(pemisahan berdasarkan
kerapatan) dan studi
tingkat-zona (pemisahan
oleh koefisiensi
sedimentasi), di mana

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 125


resolusi maksimum zona
diperlukan untuk sampel.
Rotor tabung Jenis rotor ini membuat
vertikal. tabung sejajar dengan
sumbu rotasi. Jadi, pita-
pita terpisah dibentuk
melintasi diameter tabung,
bukan panjangnya. Rotor
ini digunakan untuk
melakukan studi isopycnic
dan dalam beberapa kasus,
pemisahan batas zonal di
mana waktu sentrifugasi
singkat penting. Rotor ini
menggunakan tabung yang
dirancang khusus.
Hampir rotor Jenis rotor ini dirancang
tabung untuk sentrifugasi gradien
vertikal. ketika beberapa komponen
sampel tidak berpartisipasi
dalam gradien. Sudut kecil
rotor ini mengurangi
waktu sentrifugasi
dibandingkan dengan rotor
sudut tetap.

 Blok diagram

Gambar 3.6.7 Blok diagram centrifuge

 Cara Kerja Blok Diagram

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 126


Dari tegangan PLN diturunkan tegangannya dan dirubah menjadi tegangan DC.
Tegangan DC digunakan untuk mensupply mikrokontroller dan komponen yang lain.
Tombol setting digunakan untuk mensetting kecepatan dan timer lama alat akan
bekerja yang diinstruksikan kepada mikrokontroler, dan display digunakan untuk
menampilkan settingan kecepatan dan timer. Setalah ditekan start maka driver motor
akan bekerja sebagai jembatan motor AC. motor AC akan berputar sesuai kecepatan
dan timer yang dipilih. Ketika alat selesai digunakan maka motor akan berhenti
berputar dan mikrokontroler akan memberikan logika sehingga buzzer berbunyi
sebagai tanda proses telah selesai.

 Bagian – bagian centrifuge


1. Motor : Pada centrifuge motor digunakan adalah motor AC
2. Speed control : digunakan untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan
kebutuhan kecepatan yang diinginkan
3. Timer : digunakan untuk mengatur waktu lamanya alat bekerja. Rangkaian timer
dibagi menjadi 2 yaitu timer mekanik dan timer digital
4. Break System : Pengereman motor diperlukan agar putaran motor dapat dengan
segera berhenti
5. Pengunci tutup : digunakan untuk mengamankan agar saat proses berlangsung
sampel tidak tumpah dan sebagai pengaman jika user membuka tutup maka
motor akan berhenti berputar
6. Tempat Tabung : digunakan untuk meletakkan sampel darah yang ingin
dipisahkan komponen darahnya.

 Instalasi
Keperluan centrifuge untuk operasi normal adalah sebagai berikut:
1. Sambungan listrik dengan kapasitas yang sesuai untuk peralatan yang
menyediakan fase tunggal stabil atau jenis tegangan tiga fasa (tergantung pada
model dan spesifikasi diberikan oleh produsen). Secara umum, sentrifugal
digunakan 110V atau 220 V / 60 Hz.
2. Bersih, bebas debu lingkungan dengan lantai perusahaan yang rata.
3. Jika centrifuge yang didinginkan, perlu ruang kosong pada sisi kondensor untuk
transfer panas yang memadai.
4. Terdapat sebuah kabinet dimana aksesoris centrifuge seperti rotor alternatif yang
dapat disimpan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 127


 Standart Operating Procedure
1. Tempatkan alat di tempat yang datar, kokoh dan tidak bergetar.
2. Gunakan sarung tangan dan pelindung diri/ masker.
3. Hubungkan alat ke sumber listrik.
4. Nyalakan Centrifuge dengan menekan tombol On/OFF
5. Masukan Sample yang akan cek dengan posisi seimbang.
6. Atur kecepatan dengan memutar knob/tombol digital settings.
7. Atur waktu yang dibutuhkan sampai Sample siap.
8. Tutup Centrifuge Dan tekan tombol start untuk memulai.
9. Setelah selesai di gunakan buka tutup setelah unit berhenti berputar.
10. Bersihkan, matikan alat setelah di gunakan dan mencabut sumber listrik.

 Teknik Pemeliharaan
o Peringatan: jangan pernah melakukan intervensi teknis dalam centrifuge apabila
belum didekontaminasi sebelumnya.
o Rutinitas pemeliharaan yang paling penting dilakukan pada centrifuge adalah
sebagai berikut:
o Frekuensi: Bulanan
1. Periksalah komponen eksternal centrifuge dari bebas debu dan noda-noda.
Hindari dari hal-hal yang mempengaruhi tumpuhan pada centrifuge.
Bersihkan kompartemen rotor menggunakan detergent yang lembut.
2. Uji dengan menghubungkan dan menyesuaikan mekanisme rotor dalam
kondisi baik. Menjagahal yang dilumasi sebagai rekomendasi produsen.
3. Periksa penguncian dan mekanisme pengamanan dari penutup centrifuge. Ini
adalah hal yang mendasar dalam menjamin keselamatan operator sebagai
mekanisme dalam menjaga penutup centrifuge tertutup saat rotor berjalan.
4. Periksa status pelumasan dari elemen seperti untuk O-rings sebagai
rekomendasi produsen. Selalu menggunakan pelumas sesuai dengan instruksi
pabrik (frekuensi dan jenis pelumas). Baru-baru ini, produsen centrifuge,
adanya bantalan poros yang disegel tanpa memerlukan pelumasan.
5. Periksa status dari bungkusan dan sambungan kedap air.
o Frekuensi: Tahunan
1. Periksa kabel listrik yang bagus dan terhubung dengan baik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 128


2. Uji kebutuhan kontrol operasi untuk pemilihan parameter yang berbeda dari
centrifuge; kecepatan, waktu, suhu, penyeleksi alarm dan instrumen analog
dan digital.
3. Periksa dengan penyesuaian terhadap standar elektrik. Gunakan analyzer
keselamatan listrik: uji ketahanan bumi, tes arus yang lolos.
4. Jika centrifuge dibekukan, menguji suhu dengan menggunakan termometer
elekronik. Suhu tidak boleh lebih dari ± 3 °C dari suhu ruangan.
5. Memeriksa ketelitisn yang luar biasa dari kontrol waktu. Menggunakan
timer.waktu yang diukur tidak lebih dari ± 10 % dari waktu program.
6. Verifikasi kecepatan rotasi yang sebenarnya terhadap salah satu pilihan
menggunakan beban normal. Pengujian dilakukan dengan tachometer atau
tachometer foto. Jika menetas tidak transparan, prosedur yang ditunjukkan
oleh produsen harus diikuti.
7. Konfirmasi fungsi dari sistem rem.
8. Verifikasi fungsi sistem pendingin di pendingin sentrifuse. Berikut beberapa
kegiatan yang penting:
a. Periksa suhu yang dipilih. Suhu tidak boleh berbeda lebih dari 3 ° C dari
suhu yang diukur pada termometer digital.
b. Verifikasi keadaan filter udara masuk. Jika filter terhambat, bersihkan atau
ganti dengan yang setara.
c. Melakukan pembersihan dengan menyebarkan sayap condeser untuk
menghilangkan kelima diendapkan. Ini mempertahankan tingkat
pemindahan panas menurut spesifikasi desain. Jika fungsi tidak normal
terdeteksi, cari bantuan dari teknisi servis khusus.
9. Catatan: Hindari menumpahkan cairan pada tombol kontrol. Tombol harus
dioperasikan dengan ujung jari: Operator harus menghindari menggunakan
kuku, karena hal ini dapat mengakibatkan perforasi membran pelindung
mereka.
o Setiap enam bulan:
Periksa keadaan dari sikat motor, jika centrifuge memiliki motor dengan sikat.
Gantikan dengan yang baru (dengan spesifikasi yang sama dengan yang asli) jika
diperlukan. Melakukan rutinitas ini setiap enam bulan. Diperlukan peralatan dan
instrumen untuk melaksanakan inspeksi pemeliharaan biasanya digunakan untuk
centrifuge.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 129


 Troubleshooting
TABEL PENYELESAIAN MASALAH
Rotor
MASALAH PENYEBAB KEMUNGKINAN SOLUSI
Getaran parah Rotor tidak seimbang Menyeimbangkan
beban rotor. Isi semua
tabung yang berlawanan
dengan tingkat cairan
kepadatan yang sama
Mendistribusikan berat
tabung simetris
berlawanan
Beban sudut tetap atau
rotor tabung vertikal
simetris
Kecepatan yang dipilih adalah Pilih rotasi luar rentang
kecepatan kritis jarak rotor kecepatan kritis
Rotor tidak dipasang dengan Periksa perakitan rotor.
benar Tes disesuaikan dengan
baik
Kekurangan pelumasan pada rotor Melumasi sumbu
berputar sesuai dengan
rekomendasi produsen.
Untuk misalnya
masing-masing 250
prosedur sentrifugasi.
Pelindung rotor, Vakum diproduksi selama Buka jalur ventilasi di
tabung atau sentrifugasi bagian atas rotor atau
kubus sulit bucket untuk
untuk menghilangkan vakum.
dilepaskan Cincin yang terkontaminasi Lakukan pembersihan
setelah dengan kotoran, pelumas kering rutin cincin dan
sentrifugasi atau partikel logam. pelumas. Gunakan
produk yang

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 130


direkomendasikan oleh
pabrik

Tabung

MASALAH PENYEBAB KEMUNGKINAN SOLUSI

Kebocoran Penutup tabung pelindung buruk Sesuaikan penutup


tabung Tabung yang terlalu penuh Meniskus harus lebih
rendah untuk mencegah
kebocoran
Tingkat maksimum yang Periksa volume dan
direkomendasikan telah melebihi kecepatan rekomendasi
dalam tabung terbuka untuk alat yang
sentrifugasi
Sebuah segel kekurangan diduga Tekan perlahan, setelah
dalam tabung laju segel penyegelan panas
(hanya jika isi tidak
terpengaruh). Jika
puncak yang terlihat,
segel lagi
Tabung yang Tabung bisa rusak atau menjadi Jika sampel beku,
retak atau rusak rapuh jika mereka digunakan di hangatkan 2° C sebelum
bawah suhu yang telah di centrifuge.
direkomendasikan. Mengevaluasi
bagaimana pengaruh
tabung di suhu rendah
sebelum di centrifuge
Tabung menjadi rapuh seiring Buang tabung
usia dan penggunaan kedaluwarsa, gunakan
yang baru.

Sistem Variasi

MASALAH PENYEBAB KEMUNGKINAN SOLUSI

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 131


Saklar utama
Tidak ada daya pada instrumen Periksa catu daya
adalah pada
posisi menyala
tapi centrifuge
tidak berfungsi
Penutup Centrifuge dimatikan Hidupkan centrifuge.
centrifuge tidak Tekan pegangan dan
dapat dibuka penutup terbuka
Indikator Beban yang harus disentrifugasi Menyeimbangkan
keseimbangan tidak seimbang beban centrifuge
diaktifkan Centrifuge tidak pada levelnya Sesuaikan level
centrifuge
Terdapat getaran Mekanisme penyesuaian rotor Sesuaikan sistem
pada kecepatan yang lemah pengunci dengan benar
rendah Beban tidak seimbang Periksa keseimbangan
dari beban centrifuge
Kecepatan yang dipilih dekat Memilih kecepatan
dengan titik resonansi rotor rotasi yang lebih tinggi
atau menggunakan
berbagai jenis rotor
Terdapat Sabuk transmisi berada dalam Matikan centrifuge
fluktuasi kondisi buruk (*) tersebut. Periksa kondisi
kecepatan rotasi dan status dari sabuk.
Sabuk harus sesuai
Kecepatan rotasi Brush yang rusak Matikan centrifuge
tidak mencapai tersebut. Periksa kondisi
kecepatan yang brush. Jika ini adalah
dipilih masalahnya,
menempatkan brush
baru dengan spesifikasi
yang sama seperti
aslinya.
Tidak dapat penyesuaian terhadap Sesuaikan kalibrasi
kalibrasi kontrol kecepatan kontrol kecepatan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 132


Ruang dingin Salah pilih suhu Periksa pemilihan suhu
tapi rotor
hangat.
Keadaan layar Kondisi brush yang buruk Matikan centrifuge
dimana sinyal tersebut. Periksa kondisi
status dari brush brush. Gantikan brush
dengan brush lain
dengan spesifikasi yang
sama.

3.6.3 Stirrer

 Teori Dasar

Gambar 3.6.8 Bentuk Fisik Stirrer

o Pengertian
Stirrer ialah suatu alat laboraturium yang berfungsi untuk mencapurkan
larutan yang bersifat heterogen menjadi larutan yang bersifat homogen.
o Prinsip Kerja Stirrer
Supply akan memberikan tegangan sebesar +18 v. Saat power on ditekan
maka display akan inisialisasi. Lalu mengatur kecepatan yang telah di setting
serta mengatur waktu. Ketika tombol start di tekan maka pesawat ini akan
mulai bekerja. Motor dan pemanas akan bekerja sampai batas yang telah di atur
dan batas waktu yang di tentukan. Saat waktu habis motor akan berhenti
menandakan proses pencampuran selesai.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 133


 Blok Diagram Alat

Gambar 3.6.9 Blok Diagram Stirrer

 Cara Kerja Blok Diagram


Saat tombol power ditekan, semua rangkaian mendapat tegangan, sehingga sensor
dalam keadaan ready dan siap untuk beroperasi. Kemudian dilakukan pemilihan
setting suhu, waktu, dan kecepatan dengan menekan tombol up/down dan enter.
Setelah selesai tekan enter, maka indikator heater menyala dan menandakan bahwa
heater telah berkerja. Pada saat heater bekerja, panas yang masuk akan dideteksi
melalui sensor suhu LM35. Hasil dari pengolahan tersebut diproses melalui
mikrokontroler, kemudian ditampilkan melalui LCD. Setelah suhu tercapai, makan
motor dan timer bekerja. Motor akan mati dan proses selesai.

 Instalasi
o Plat pemanas pengaduk perlu dihubungkan ke stopkontak listrik dalam kondisi
baik dengan kutub tanah. Outlet harus kompatibel dengan peralatan dan sesuai
dengan standar listrik nasional dan internasional. Secara umum, pelat pemanas
pengadukan beroperasi dengan tegangan 120 V / 60 Hz, atau 230 V / 50-60 Hz.
o Untuk operasi normal, diperlukan permukaan yang diratakan dengan tepat
dengan ketahanan yang cukup untuk mendukung berat pelat pemanas
pengadukan bersama dengan wadah dan cairan yang mungkin terkandung di
dalamnya.

 Standart Operating Procedure


1. Selalu sambungkan pelat pemanas pengadukan ke stopkontak listrik dalam
kondisi baik yang memiliki kutub tanah.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 134


2. Putuskan sambungan peralatan sebelum melakukan rutinitas perawatan apa pun.
3. Hindari menggunakan peralatan di hadapan bahan yang mudah terbakar atau
mudah terbakar. Hindari menggunakan peralatan di lingkungan dengan uap
korosif.
4. Hati-hati memeriksa apakah zat memiliki titik nyala rendah (titik nyala). Itu bisa
memulai kebakaran atau ledakan jika uap menyentuh permukaan pemanas pada
suhu ini.
5. Jika bekerja dengan cairan yang mudah terbakar, gunakan elemen pelindung
pribadi: sarung tangan dan kacamata pelindung.
6. Mempertimbangkan bahwa permukaan peralatan dapat tetap panas untuk jangka
waktu lama setelah dimatikan atau terputus.
7. Hindari penempatan pada permukaan pemanasan: a) Pelapisan logam b) Bahan
dengan sifat insulasi c) Gelas titik leleh rendah.
8. Pertahankan ruang bebas di sekitar peralatan untuk memfasilitasi koneksi dan
menempatkan bahan atau zat yang dibutuhkan dengan peralatan. Beberapa
produsen merekomendasikan ruang bebas sekitar 15 cm.
9. Hindari menempatkan material yang mudah terbakar di dekat peralatan.
10. Hindari penggunaan kontainer yang beratnya melebihi kapasitas yang
ditunjukkan oleh produsen.

 Teknik Pemeliharaan
 Frekuensi pembersihan: Bulanan
1. Bersihkan peralatan dalam posisi vertikal untuk menghindari agen pembersih
mencapai komponen internal.
2. Gunakan detergen ringan. Aplikasikan ke permukaan luar menggunakan
sepotong kain dengan tekstur yang sama dengan saputangan.
3. Pastikan bahwa peralatan benar-benar kering sebelum menghubungkannya
kembali.
 Frekuensi: Kapan saja diperlukan Rekomendasi umum yang berlaku untuk
substitusi permukaan keramik disajikan berikutnya.
1. Pastikan bahwa pelat pemanas sudah diputus dan dingin. Ini mencegah risiko
sengatan listrik atau luka bakar.
2. Tangani peralatan dengan sangat hati-hati karena permukaan keramik yang
rusak memiliki tepi tajam yang berbahaya.
3. Tempatkan unit dengan permukaan pemanasan menghadap ke bawah.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 135


4. Lepaskan sekrup yang menahan penutup bawah dan lepaskan.
5. Cari dan lepaskan kabel yang memberi makan resistor listrik (dalam model
dengan elemen semacam itu).
6. Lepaskan koneksi kabel yang menghubungkan kontrol peralatan dan
resistor.
7. Lepaskan sekrup yang mengikat penutup atas ke alas. Verifikasi bahwa
mereka tidak mempengaruhi koneksi ke resistor pemanas.
8. Tempatkan permukaan keramik baru di lokasi yang tepat.
9. Amati bagaimana perangkat keamanan penutup keramik yang rusak
diposisikan. Lepaskan perangkat keamanan dan letakkan elemen pemanas
dan isolasi di dalam permukaan baru, pertahankan kesejajaran dan distribusi
yang sama dari dokumen asli. Pasang kembali perangkat keamanan baru.
10. Hubungkan kembali komponen dalam urutan terbalik ke yang dijelaskan di
atas.
 Frekuensi: Kapan saja diperlukan Jika pelat pemanas pengadukan terhubung dan
saklar utama dalam posisi on tetapi tidak pemanasan, ada kemungkinan bahwa
sekering harus diubah. Berikut ini adalah proses untuk mengubah sekring:
1. Tempatkan sakelar utama dalam posisi mati dan lepaskan kabel umpan listrik.
2. Lepaskan bagian atas kompartemen sekring dengan fl di obeng.
3. Ganti sekering dengan yang baru dengan spesifikasi yang sama seperti
aslinya.
4. Pasang kembali penutup kompartemen sekering.

 Troubleshooting
MASALAH KEMUNGKINAN SOLUSI
PENYEBAB
Tidak ada daya listrik. Ada kegagalan dalam Ganti sekering
sekering perlindungan perlindungan.
Ada kegagalan dalam Periksa keadaan
sambungan listrik yang sambungan listrik.
memberi makan peralatan
Peralatan diputuskan dari Sambungkan peralatan
outlet listrik. ke outlet listrik.
Kabel umpan listrik rusak. Ganti kabel pakan listrik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 136


Piring tidak Fungsi pemanasan belum Aktifkan fungsi
menunjukkan tanda- dipilih. pemanasan pada panel
tanda pemanasan kontrol.
Penghangat pemanasan Ganti resistor pemanas.
tidak berfungsi. Instal komponen
pengganti dengan
karakteristik yang sama
seperti aslinya.
Tidak ada rotasi. Fungsi rotasi belum Aktifkan kontrol rotasi
dipilih. pada panel kontrol.

3.6.4 PH Meter

 Spesifikasi
Merk : Winlab
Range : -1,00pH…15,00pH
Resolusi : 0,01pH
Akurasi : 0,01pH (T= +25˚)
0,04pH (T=0˚C. . . +50˚C)
Kalibrasi : 2- dan 1- point
Offest range : -30mV . . . . +30mV
Slope range : 85% . . . . 102%
NBS set : 1,68, 4,01, 6,86, 9,18, 12,45.
winLab set : 2,00, 4,00, 7,00, 10,00, 12,45.
Manual set : 2, 4, 7, 9, 12 (dengan pengaturan bebas)
Pembangunan karakteristik suhu
Kisaran suhu : 0˚C-50˚C
Resolusi : 0,1mV
Kisaran mv : -399,9mV . . . +3999,9mV
Akurasi : 0,4mV (T=+25˚C)
0,4mV + 0,2% V.m (T=0˚C . . . +50˚C)
Kisaran mV :-2000mV . . . 2000mV
Resolusi : 1mV

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 137


Akurasi : 2mV (T=+25˚C)
2mV + 0,2% V.m (T=0˚C . . . +50˚C)
Kisaran suhu
NTC (pH/ T30 elektrode ) : -5,0˚C . . .+105˚C
Resolusi : 0,1˚C
Akurasi : 0,2˚C
Kisaran suhu PTC : -50˚C . . . +150˚C
Resolusi : 0,1˚C
Akurasi : 0,2˚C + 0,2% V.m
Otomatis daya mati : program 1 . . .59 menit
Suhu otomatis sensor tipe dalam kisaran : 0,0˚C . . .+50˚C
Kisaran suhu kerja : 0,0˚C . . .+50˚C
Kisaran suhu penyimpanan : -20˚C . . .+60˚C
Daya : 4x AA Alkaline tipe baterai
Dimensi : 170 x 79 x 39 nm
Berat (dengan baterai) : 350 gr
Display : LCD, custom mode 58 x 32 nm
interface : serial degan optobarier dengan special kabel
Parameter trasmisi : 2400, 8 P, tanpa kontrol flow
Protocol : ASCII

 Teori Dasar

Gambar 3.6.10 Bentuk Fisik pH meter

PH merupakan potensi hidrogen atau bisa dikatakan sebagai tingkat


keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin banyak kandungan hidrogen suatu
senyawa, maka akan semakin asam senyawa tersebut. Sementara pH meter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau juga kebasaan yang
terkandung dalam suatu zat. pH meter ini merupakan sebuah alat elektronik yang
digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau kebasaan) dari suatu cairan. PH meter

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 138


yang biasa terdiri dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang terhubung ke
meteran elektronik yang mengukur dan menampilkan pH membaca. Skala pH yang
diukur oleh alat ukur pH meter dimulai dari 0 hingga 14.
PH meter digunakan untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen [H+] dalam
larutan. Peralatan ini, disediakan itu hati-hati digunakan dan dikalibrasi, mengukur
keasaman larutan berair. pH meter kadang-kadang disebut Ph analisis, pH monitor
atau potensiometer. PH meter umumnya digunakan dalam berbagai larutan . Hal ini
digunakan di berbagai bidang seperti pertanian, pengolahan air dan kation purifi, jika
di bidang industri seperti petrokimia, pembuatan kertas, makanan, obat-obatan,
penelitian dan pengembangan, logam mekanik, dll laboratorium kesehatan, aplikasi
terkait dengan kontrol media budaya dan ke pengukuran alkalinitas dan
Buffers. Dalam laboratorium khusus peralatan, diagnostik microelectrodes
digunakan untuk mengukur pH cairan komponen darah. PH plasma memungkinkan
pasien kesehatan untuk dievaluasi. Biasanya mengukur antara 7,35 dan 7,45. Nilai
ini berhubungan dengan metabolisme pasien.

Dimana, banyak reaksi terjadi di mana asam dan basa biasanya tetap
seimbang. Asam terus membebaskan ion hidrogen [H+] dan organisme menetralkan
atau menyeimbangkan keasaman dengan ion bikarbonat membebaskan [HCO3-].
Asam-basa rasio dalam organisme dipertahankan oleh ginjal, (organ di mana setiap
ekses hadir dieliminasi). Plasma pH merupakan salah satu karakteristik yang
bervariasi dengan faktor-faktor seperti sebagai usia atau keadaan kesehatan pasien.
Tabel 1 menunjukkan khas pH nilai dari beberapa UID fl tubuh elektroda pH idealnya
berperilaku sebagai sel elektrokimia dan bereaksi terhadap konsentrasi ion [H +]. Ini
menghasilkan electromotive force (EMF) yang, menurut hukum Nernst dihitung
menggunakan persamaan berikut:

𝑅𝑇
E=Eo+ ln aH+
𝑛𝐹
dimana

pH = ln aH+
R= Konstanta Molaritas
F= Konstanta Faraday
T= Perubahan Suhu
n= Konstanta

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 139


 Elektroda pH meter

Gambar 3.6.11 Blok diagram elektroda pH meter

Prinsip Kerja:
pH meter mengukur konsentrasi ion hidrogen [H +] dengan menggunakan
elektroda sensitif ion. Dalam kondisi ideal, elektroda ini harus merespons hanya
dengan satu jenis ion saja. Pada kenyataannya, selalu ada interaksi atau gangguan
dengan jenis ion lain yang ada dalam larutan. Elektroda pH umumnya adalah
elektroda gabungan, di mana elektroda referensi dan elektroda kaca internal
diintegrasikan ke dalam probe gabungan. Bagian bawah probe diakhiri dengan bola
lampu bundar dari kaca tipis tempat ujung elektroda internal ditemukan. Tubuh si
probe mengandung kalium klorida jenuh (KCl) dan larutan 0,1 M hidrogen klorida
(HCl). Ujung katoda elektroda referensi ada di dalam tubuh probe. Di bagian luar
dan ujung ban dalam adalah ujung yang anodized. Elektroda referensi biasanya
terbuat dari jenis bahan yang sama seperti elektroda internal. Kedua tabung, interior
dan eksteriornya, mengandung solusi referensi. Hanya tabung luar yang memiliki
kontak dengan larutan terukur melalui tutup berpori yang bertindak sebagai jembatan
garam.
Perangkat ini bekerja seperti sel galvanis. Elektroda referensi adalah tabung
internal probe pH meter, yang tidak dapat kehilangan ion melalui interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu sebagai referensi, tetap statis (tidak berubah)
selama proses pengukuran. Tabung luar probe berisi media yang dibiarkan
bercampur dengan lingkungan luar. Akibatnya, tabung ini harus diisi secara berkala
dengan larutan kalium klorida (KCI) untuk mengembalikan kapasitas elektroda yang
jika tidak akan terhambat oleh hilangnya ion dan penguapan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 140


Bola kaca di bagian bawah elektroda pH berfungsi sebagai elemen pengukuran
dan ditutup dengan lapisan gel terhidrasi pada eksterior dan interiornya. Kation
natrium logam [Na +] disebarkan dalam gel terhidrasi di luar gelas dan dalam larutan,
sedangkan ion hidrogen [H +] terdifusi dalam gel. Gel ini membuat pH elektroda
selektif ion: Ion hidrogen [H +] tidak dapat melewati membran kaca dari elektroda
pH. Ion natrium [Na +] melewati dan menyebabkan perubahan energi bebas, yang
diukur pH meter.

Gambar 3.6.12 Blok Diagram Alat

Prinsip Kerja:
PH meter meggunakan tegangan DC, biasanya menggunakan battery. proses
kerja PH meter diawali dari pembacaan nilai derajat keasaman oleh electrode,
kemudian masuk blok buffer untuk mempertahan sinyal kecil agar tidak hilang
sebelum dikuatkan. Kemudian masuk blok summing amp, disini sinyal akan
dikuatkan dan dijumlah dengan nilai elektroda reference. Setelah itu sinyal dari
sinyal analog dirubah ke sinyal digital (ADC) dan kemudian diolah mikrokontroler.
hasil dari pembacaan PH meter ditampilkan melalui display LCD.

 Instalasi
Meteran pH bekerja menggunakan arus listrik dengan karakteristik sebagai berikut:
Daya: Tegangan fase tunggal: Frekuensi 110 V atau 220-230 V; 50-60Hz tergantung
wilayah Dunia.
Ada juga pH meter portabel bertenaga baterai.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 141


 Stadart Operating Procedure

o Tekan untuk menyalakan ph meter. Anator MEAS muncul di bagian tengah


LCD. Indikator ATC muncul di sudut kanan bawah ke indikator kompensasi
suhu otomatis.
o Bilas elektroda dengan air deionisasi atau suling sebelum digunakan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada tubuh probe.
o Pertahankan suhu sampel sampai 250C ± 20C, kecuali ditentukan lain dalam
monograf individu dan celupkan elektroda beserta sensor suhu ke dalam sampel.
o Saat mencelupkan elektroda ke sampel, sensor atau bola lampu dari elektroda
harus benar-benar terbenam ke dalam sampel, letakkan probe dengan lembut di
sampel untuk membuat sampel homogen.
o Biarkan waktu untuk membaca menjadi stabil.

o Jika indikator READY telah diaktifkan, READTER READER akan menyala


saat membaca adalah tabel.
o Tekan HOLD untuk membekukan pembacaan yang diukur dan Tekan ENTER
untuk mengkonfirmasi pembacaan yang diukur.
o Recorde nilai pH dan Temperatur yang diamati pada lembar data uji atau lembar
informasi teknis.

o Cuci elektroda dalam air terionisasi setelah menggunakan dan menyimpan


elektroda dalam larutan penyimpan atau penyangga pH.

 Hasil Percobaan
Jenis Larutan PH Terbaca Vout Error
Buffer PH 4 3,01 6,6 mV 102,4 %
Buffer PH 7 6,12 56,3 mV 105,9 %

 Teknik Pemeliharaan
Frekuensi: Setiap enam bulan sekali

o Periksa bagian luar peralatan dan evaluasi kondisi fisiknya secara umum.

Verifikasi kebersihan sampul dan penyesuaiannya.

o Uji kabel koneksi dan sistem koneksinya.

o Periksa apakah kondisinya sudah bagus dan bersih.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 142


o Periksa peralatan kontrol. Verifikasi bahwa ini dalam kondisi baik dan
diaktifkan tanpa kesulitan.
o Pastikan meter dalam keadaan baik. Untuk melakukan ini, instrumen harus
diputuskan dari jalur umpan listrik. Sesuaikan indikator jarum ke nol (0) dengan
menggunakan sekrup pengatur yang umumnya ditemukan di bawah pivot jarum
indikator. Jika peralatan memiliki layar indikator, pastikan fungsinya normal.
o Pastikan indikator on (bulb atau diode) beroperasi normal.

o Periksa keadaan elektroda yang membawa lengan. Periksa perlekatan elektroda


dan mekanisme perakitan untuk mencegah agar elektroda lepas. Periksa apakah
pengaturan ketinggian beroperasi dengan benar.
o Periksa baterai (jika ada); Ubah mereka jika perlu Uji fungsinya dengan
mengukur pH larutan yang diketahui.
o Periksa sambungan ground dan periksa untuk melepaskan arus.

Pemeliharaan electrode
o Lepaskan elektroda detektor dari larutan penyangga penyimpanan.

o Bilas elektroda detektor dengan air suling.

o Lepaskan penutup atas elektroda detektor.

o Isi konduit yang mengelilingi elektroda internal dengan larutan kalium klorida
jenuh (KCI). Gunakan semprit atau aplikator yang disertakan dengan larutan
KCI. Pastikan ujung semprit tidak menyentuh bagian dalam elektroda.
o Tutup elektroda dengan penutupnya. Bilas elektroda dalam air suling.

o Jauhkan elektroda dalam larutan penyangga sementara tidak digunakan.

 Troubleshooting
Troubleshooting Table

Masalah Penyebab Solusi


Kemungkinan
PH meter Ada gelembung Rendam elektroda
menunjukkan udara di untuk menghilangkan
Pembacaan yang tidak elektroda. gelembung.
stabil. Elektroda kotor. Bersihkan elektroda
dan kalibrasi kembali.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 143


Elektroda tidak Pastikan sampel
dibenamkan. menutupi ujung
elektroda dengan
sempurna.
Elektroda rusak. Pasang kembali
elektroda.
Respons Elektroda kotor atau Bersihkan elektroda
elektroda berminyak. dan kalibrasi kembali.
lambat.
Layar menampilkan modus operasi yang Verifikasi mode
pesan kesalahan. salah dipilih. operasi yang dipilih.
Pilih operasi yang
valid.
Layar menunjukkan Ada kesalahan Mengalibrasi ulang pH
pesan kalibrasi atau kalibrasi. meter.
kesalahan. Kalibrasi nilai buffer Verifikasi nilai
salah. buffer yang
digunakan.
Elektroda kotor. Bersihkan dan
mengkalibrasi
elektroda.
pH menyala, namun Baterai rusak parah. Verifikasi polaritas
tidak ada sinyal di baterai.
layar. * Baterai sudah aus. Ganti baterai.

Indikator baterai Baterai sudah aus. Ganti baterai.


berkedip.
*

3.6.5 Water Bath

 Spesifikasi
o Nama alat : Waterbath
o Merk : Labtech

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 144


o Model : LWB-122D
o Volts : 220 V 50 Hz
o Watts : 1.4 KW / 6.5 A
o Serial No. : B101102006

 Teori Dasar

Gambar 3.6.13 Bentuk Fisik Water Bath

o Fungsi
Untuk menciptakan suhu yang konstan dan untuk menyimpan sampel.
Merupakan wadah yang berisi air yang bisa mempertahankan suhu air pada
kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
o Konsep Dasar
Water bath adalah instrumen yang digunakan di laboratorium untuk
melakukan tes serologis, aglutinasi, inaktivasi, bio-medis, dan farmasi dan
bahkan untuk prosedur inkubasi. Secara umum water bath menggunakan air, tapi
beberapa water bath menggunakan minyak. Kisaran suhu water bath biasanya
digunakan berkisar antara suhu kamar dan 60°C. Suhu 100 ° C dapat dipilih,
dengan menggunakan penutup dengan karakteristik khusus. Water bath dibuat
dengan ruang berkapasitas mulai dari 2 sampai 30 liter.

 Blok Diagram Alat

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 145


Setting Suhu Display

Setting Timer Buzzer

Mikrokontroler
Sensor Suhu Driver Heater

Setting Suhu Safety Heater


Safety Control
Start/Stop

Gambar 3.6.14 Blok Diagram Water Bath

 Cara Kerja Blok Diagram


Memanfaatkan umpan balik dari sensor suhu untuk menjaga kestabilan suhu.
Setelah pesawat dihidupkan, heater akan memanaskan air sampai suhu air naik dan
sesuai dengan suhu yang telah di setting, setelah suhu mencapai suhu setting yang
pertama maka timer akan mulai bekerja dan heater akan berhenti memanaskan air,
dan akan memanaskan kembali bila suhu dibawah suhu setting, begitu seterusnya
sehingga suhu akan stabil disuhu setting. Apabila timer sudah habis maka heater akan
mati dan buzzer akan berbunyi tanda proses telah selesai. Apabila terdapat error pada
sensor utama maka ketika terjadi over heat maka safety sensor akan memutus sistem
sehingga dengan otomatis proses akan berhenti.

 Instalasi

o Pasang water bath di dekat stop kontak. Stop kontak harus memiliki ground pole
masing-masing untuk menjamin perlindungan dan keamanan operator dan
peralatan. Water bath umumnya beroperasi pada 120 V / 60 Hz atau 230 V / 60
Hz. Pemasangan dan penggunaannya difasilitasi oleh wastafel untuk memasok
dan pengeringan air.
o Pastikan lokasi yang dipilih rata dan tahan terhadap menahan berat water bath
jika mengandung cairan.
o Pastikan lokasi memiliki jumlah ruang yang sesuai untuk meletakkan sampel
dan aksesoris yang diperlukan untuk operasi normal water bath.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 146


o Hindari menempatkan water bath dimana ada arus udara yang kuat yang dapat
mengganggu operasi normalnya. Misalnya : di depan unit pendingin ruangan
atau jendela.

• Safety
o Hindari penggunaan water bath di lingkungan dimana ada bahan yang mudah
terbakar. Peralatannya memiliki komponen (resistor menghasilkan suhu yang
sangat tinggi) yang bias menyalakan api atau ledakan tak disengaja.
o Selalu terhubung ke stop kontak listrik dengan ground untuk melindungi
pengguna dan peralatan dari pelepasan listrik. Sambungan listrik harus sesuai
dengan norma yang dipersyaratkan dari Negara dan laboratorium.Gunakan
water bath secara eksklusif dengan cairan yang tidak korosif atau tidak mudah
terbakar.
o Gunakan pelindung pribadi saat bekerja dengan water bath. Water bath memiliki
resistor yang dapat menyebabkan luka bakar jika disentuh secara tidak disengaja,
bahkan cukup besar waktu setelah mematikan peralatan.

o Saat bekerja dengan zat yang menghasilkan uap, letakkan water bath di bawah
tudung kimia atau di area yang berventilasi baik.
o Ingat bahwa cairan yang diinkubasi dalam tangki water bath bias menghasilkan
luka bakar jika tangan tidak sengaja ditempatkan didalamnya
o Perhatikan bahwa water bath dirancang untuk digunakan dengan cairan di dalam
tangki. Jika bagian dalamnya kering, suhu tangki bias menjadi sangat tinggi.
Gunakan baki diffusing untuk menempatkan wadah di dalam tangki water bath
yang terisi. Ini telah dirancang untuk mendistribusikan suhu dengan cara yang
seragam.
o Hindari penggunaan water bath jika salah satu kendalinya tidak berfungsi,
misalnya control suhu atau limit kontrol.

 Standart Operating Prcedure


o Sebelum menggunakan water bath, pastikan sudah bersih dan aksesori yang
dibutuhkan terpasang. Langkah-langkah yang biasanya diikuti adalah:
o Isi water bath dengan cairan untuk menjaga suhu tetap konstan (air atau minyak).
Pastikan bahwa setelah wadah dipanaskan ditempatkan, tingkat cairannya antara
4 dan 5 cm dari atas tangki.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 147


o Pasang instrument kontrol yang dibutuhkan, seperti thermometer dan sirkulator.
Gunakan tambahan yang disediakan untuk tujuan ini. Verifikasi posisi bohlam
thermometer atau probe termal untuk memastikan pembacaannya benar.
o Jika air digunakan sebagai cairan pemanasan, pastikan sudah bersih. Beberapa
produsen merekomendasikan menambahkan produk yang mencegah
pembentukan jamur atau vm ganggang.
o Letakkan sakelar utama Nº 1 pada posisi ON (nomor yang mengidentifikasi
kontrol di sini sesuai dengan yang ditunjukkan pada diagram). Beberapa
produsen telah menggabungkan control dengan mikroprosesor yang memulai
rutinitas verifikasi otomatis setelah saklar ON diaktifkan.
o Pilih suhu operasi dengan menggunakan tombol Menu Nº 2 dan tombol untuk
menyesuaikan parameter.
o Pilih suhu cut-off (dalam bak air dengan control ini). Ini adalah control
keselamatan yang memotong pasokan listrik jika melebihi suhu yang dipilih. Ini
dipilih juga dengan menggunakan tombol menu dan dikendalikan oleh tombol
pengaturan parameter.

Hindari penggunaan water bath dengan zat yang ditunjukkan di bawah ini:
o Pemutih.
o Cairan dengan kandungan klorin tinggi.
o Solusi garam lemah seperti senyawa natrium klorida, kalsium klorida atau
kromium.
o Konsentrasi asam yang kuat. o Konsentrasi garam yang kuat.
o Konsentrasi lemah asam hidroklorik, hidrobromat, hidroiodik, sulfat atau
kromat.
o Air deionisasi, Karena menyebabkan korosi dan perforasi pada baja tahan
karat.

 Teknik Pemeliharaan
o Pembersihan
Frekuensi: Bulanan
- Matikan dan lepaskan peralatan. Tunggu sampai mendingin untuk menghindari
risiko luka bakar dan kecelakaan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 148


- Lepaskan cairan yang digunakan untuk pemanasan. Jika air, bias dituangkan
melalui sedotan. Jika itu minyak; Kumpulkan kedalam wadah dengan kapasitas
memadai.
- Lepaskan kotak difusi termal yang terletak di bagian bawah tangki.

- Bongkar sirkulator dan bersihkan untuk menghilangkan skala dan potensi


ganggang yang ada.
- Bersihkan bagian dalam tangki dengan deterjen ringan. Jika ada indikasi
korosi, gunakan zat pembersih untuk membersihkan stainless steel. Gosok
ringan dengan spons sintetis atau setara. Hindari menggunakan wol baja untuk
menghilangkan noda karat karena partikel ini meninggalkan baja yang bias
mempercepat korosi.
- Hindari membungkuk atau memukul tabung kapiler pengatur suhu yang
umumnya berada di bagian bawah tangki.
- Bersihkan bagian luar dan dalam dari bak air dengan air bersih.

o Pelumasan
Frekuensi: Harian
Untuk pemandian air dengan unit agitasi atau system sirkulator :
Lumasi sumbu motor listrik sirkulator. Taruh setetes minyak mineral pada sumbu
sehingga kondisi pelumas yang baik terjaga antara bantalan motor dan porosnya.
o Pemeriksaan berkala
Frekuensi: Triwulanan
Periksa thermometer atau control suhu setiap tiga bulan dengan menggunakan
standar yang diketahui. Jika tidak ada standar referensi, gunakan campuran es /
air dan / atau air mendidih. Perhatikan bahwa thermometer atau control suhu air
mandi juga harus diperiksa saat peralatan dipasang pertama kali setelah
pembelian.

 Troubleshooting

Problem Cause Solution


Tidak ada yang Alat tidak terhubung Hubungkan ke alat
terdeteksi Saklar rusak Ganti saklar
Fuse rusak Ganti fuse
Kontrol suhu belum diatur Atur control suhu

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 149


Alat tidak Resistansinya mengalami Ganti resistansi
mengalami kerusakan
pemanasan Control limit belum diatur Atur control limit
Suhu melebihi Kontrol suhu mengalami Ubah kontrol suhu jika
yang kerusakan diperlukan

diatur Cek selector pemilihan suhu

Sampel mengalami Tangki kosong atau hanya Isi tangki sampai tingkat
yang disarankan
pemansan yang terisi sedikit
lambat
Suhu meningkat Resistansi mengalami Ganti resistansi
dengan sangat kerusakan
lambat
Kontrol suhu mengalami Ganti kontrol suhu
kerusakan

3.6.6 Spektrofotometer

 Spesifikasi

o Nama alat : Spektrofotometer

o Merk : Appendorf AG

o Model : ECOM 6122

o Volts : 230 V / 60 Hz

o Watts : 32 W / 250 mA

o Serial No. : 6122 01595

 Teori Dasar

Gambar 3.6.15 Bentuk Fisik Spektrofotometer


Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 150
o Fungsi
Mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentup ada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanyaa kan dilewatkan.
o Konsep Dasar
Spektrofotometer berasal dari kata Latin spektrum, yang berarti gambar, dan
kata Yunani phos atau foto, yang berarti cahaya. Spektrofotometer merupakan
salah satu alat diagnostik dan penelitian utama yang dikembangkan.
Spektrofotometer menggunakan sifat cahaya dan interaksinya dengan zat lainnya.
Umumnya, cahaya dari lampu dengan karakteristik khusus dipandu melalui
perangkat, yang memilih dan memisahkan panjang gelombang yang ditentukan
dan membuatnya melewati sampel. Intensitas cahaya meninggalkan sampel
ditangkap dan dibandingkan dengan yang lewat.
o Hukum Beer Lambert
Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara
absorban dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang
tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Biasanya hukum Lambert-
Beer ditulis dengan:
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel (b)
yang disinari, dengan bertambahnya sel, maka serapan akan bertambah.
A = k. b
Menurut Beer, yang berlaku untuk radiasi monokromatis dalam larutan yang
sangat encer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi.
A = k. c
Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan
bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Kedua persamaan ini digabungkan
dalam Hukum Lambert Beer, maka diperoleh bahwa serapan berbanding lurus
dengan konsentrasi dan ketebalan sel yang dapat ditulis dengan persamaan:
A = k.c.b
Umumnya digunakan dua satuan c (konsentrasi zat yang menyerap) yang
berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai tetapan (k) dalam hukum
Lambert-Beer tergantung pada sistem konsentrasi mana yang digunakan. Bila c
dalam gram per liter, tetapan disebut dengan absorptivitas (a) dan bila dalam mol

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 151


per liter, tetapan tersebut adalah absorptivitas molar (ε). Jadi dalam sistem
dikombinasikan, hukum Lambert-Beer dapat dinyatakan dalam rumus berikut:
A= a.b.c (g/liter) atau A= ε. b. c (mol/liter)
Dimana: A = serapan
a = absorptivitas
b = ketebalan sel
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri
dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas (a)
merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan
intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada
suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi (Day and
Underwood, 1999; Rohman, 2007). Menurut Roth dan Blaschke (1981),
absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan absorptivitas.
Harga ini, memberikan serapan larutan 1 % (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm,
sehingga dapat diperoleh persamaan:
A=𝐴1 1.b.c
Dimana: 𝐴1 1 = absorptivitas spesifik
b = ketebalan sel
c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100ml larutan)

 Blok Diagram Alat

Gambar 3.6.16 Blok Diagram Spektrofotometer

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 152


Gambar 3.6.17 Blok diagram Appendorf

 Cara Kerja Blok Diagram


Sumber cahaya bersumber dari lampu halogen, dari sumber lampu yang mempunyai
panjang gelombang cahaya polikromatik melewati monokromator agar cahaya
menjadi beberapa panjang gelombang saja, setelah itu cahaya melewati filter untuk
melewatkan hanya 1 panjang gelombang monokromatik. Cahaya tersebut
ditembakkan pada kuvet sampel, dari situlah cahaya absorban dan transmitan dibaca
oleh detector, detector juga berfungsi merubah cahaya menjadi sinyal listrik namun
masih kecil, maka dari itu perlu dikuatkan menggunakan rangkaian Amp. Setelah itu
sinyal yang berbentuk analog dirubah menjadi sinyal digital agar dapat diolah oleh
mikrokontroler dan ditampilkan nilainya melalui display

Cara kerja spektrofotometer berdasarkan blok diagram dari appendorf :

o Blok 1

Sebagai mikrokontroler untuk mensetting segala kebutuhan yang diperlukan oleh


user atau operator.

o Blok 2

Merupakan amplifier yang fungsinya untuk menguatkan sinyal yang telah


diterima oleh detector. Karena sinyal yang ditangkap oleh detector sangat kecil
sehingga perlu dikuatkan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 153


o Blok 3

Merupakan power supply yang nantinya akan me supply semua blok lainnya.
Terpadat luefter-motor fan-motor yang berfungsi sebagai motor pendingin
apabila sampel mengalami kenaikan suhu yang mengakibatkan kerusakan sampel
itu sendiri.
o Blok 4

Merupakan temperature control untuk mempertahankan suhu pada saat sampel


saat pemeriksaan. Terdapat peltier yang merupakan elemen untuk menghasilkan
suhu panas dan dingin yang akan mengatur suhu atau menghasilkan suhu di
sampel. Terdapat sensor untuk mendeteksi nilai suhu yang ada pada sampel.
o Blok 5

Merupakan filter control yang berfungsi untuk memilih jenis panjang gelombang
yang hendak digunakan. Pemilihan panjang gelombang atau filternya
menggunakan motor.
o Blok 6

Merupakan blok yang akan menyalakan Lampu

o Blok 7

Merupakan mixer control yang fungsinya untuk mencampur sampel dengan


reagen dengan menggunakan motor.

 Instalasi
o Pasang water bath di dekat stop kontak. Stop kontak harus memiliki ground pole
masing-masing untuk menjamin perlindungan dan keamanan operator dan
peralatan. Water bath umumnya beroperasi pada 230 V / 60 Hz.
o Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.

o Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena


cahaya dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
o Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja
yang permanen.

o Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.

o Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.

o Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 154


 Standart Operating Procedure
o Hubungkan alat dengan catu daya + UPS kemudian nyalakan alat
o Tunggu 10 menit (alat akan menghitung mundur) tunggu sampai layar MAIN
MENU
o Cuci alat dengan aquadest dengan cara

o Celup ujung selang mikro pada aquades lalu tekan WASH

o Ulangi 2-3 kali prosese pencucian tersebut

o Pilih program no.1 (sample test) lalu tekan ENTER untuk program berikutnya.

o Pilih parameter dengan memasukkan nomor program parameter yang diinginkan


(misalnya: Glukosa) lalu ENTER.
o Tunggu sampai dilayar muncul perintah (aspirate water)

o Celupkan ujung selang mikro ke dalam aquades lalu tekan tombol START
(tombol warna abu-abu).
o Tunggu perintah berikutnya. Pilih BLANK (A). Bila ingin mengisap blanko
tunggu 4 detik.
o Pilih STANDARD (B) untuk membaca standar lalu tekan START.

o Tekan SAVE bila data mau disimpan atau bila tidak, abaikan saja.

o Tekan C untuk membaca sampel lalu tekan START untuk mengisap sampel.
Tunggu hasil tercetak di Printer.

o Lanjut untuk membaca sampel berikutnya.

o Apabila sudah selesai, matikan alat.

 Teknik Pemeliharaan

Pemeliharaan Preventif Perawatan preventif dari spektrofotometer harus sesuai


dengan rutinitas dan frekuensi yang direkomendasikan oleh produsen. Serangkaian
rutinitas dasar yang dapat dilakukan di laboratorium disajikan berikutnya:
5. Bersihkan spektrofotometer secara eksternal, termasuk kontrol, layar atau meter
pengukuran. Ini dapat dilakukan menggunakan sepotong kain halus (mirip
dengan tekstur yang digunakan dalam saputangan) yang dibasahi dengan air
suling.
6. Periksa dan bersihkan kabel pakan listrik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 155


7. Pastikan bahwa lampu bersih dan dalam keadaan baik. Jika tidak berfungsi,
pasang yang baru dengan spesifikasi yang sama seperti aslinya. Dalam
spektrofotometer modern, status lamp terdeteksi secara otomatis oleh perangkat
lunak yang mengontrol keadaan dan fungsi peralatan sehingga mudah untuk
menentukan kapan perlu untuk mengubah lampu. Ubah lampu dan lakukan
penyesuaian berikutnya sesuai rekomendasi pabrikan.
8. Periksa sekering perlindungan. Sebelum membuka kompartemen tempat sekring
disimpan, periksa apakah spektrofotometer dimatikan dan periksa apakah
kontaknya bersih dan dalam kondisi baik. Jika perlu, ganti dengan yang baru
dengan karakteristik yang sama seperti yang direkomendasikan oleh pabrikan.
9. Masukkan instrumen dalam konfigurasi operasional.
10. Aktifkan sakelar "on" dan biarkan untuk melakukan pemanasan selama lima (5)
menit. Verifikasi bahwa: a) Lampu atau indikator percobaan bekerja. b) Indikator
membaca tetap pada nol (0). c) Sumber cahaya bekerja.
11. Lakukan tes arus keluar dalam posisi “on” dan “off”. a) Verifikasi kutub tanah
dan polaritas yang benar. b) Verifikasi polaritas yang benar tanpa kutub tanah. c)
Verifikasi polaritas terbalik tanpa kutub tanah.
12. Kalibrasikan panel depan spektrofotometer sesuai dengan instruksi pabrikan.
13. Ukur kepekaan peralatan.
14. Lakukan tes sesuai hukum Beer.
15. Kembalikan spektrofotometer ke konfigurasi awal jika kalibrasi telah berhasil
diselesaikan.
 Troubleshooting

TABEL
Spectrophotometer TROUBLESHOOTING
MASALAH KEMUNGKINAN SOLUSI
Spectrophotometer Saklar dalam keadaan off Ubah saklar dalam
tidak ada daya keadaan on
Tidak ada energy listrik di Cek listrik, uji beberapa
stopkontak mekanisme keamanan
yang tidak salah
Kabel tidak terhubung atau
tersambung Hubugnkan kabel

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 156


Tombol Inisialisasi alat saat start-up tidak
pengaturan tidak selesai
Matikan alat dan
merespon atau
nyalakan lagi
tidak berfungsi
Perintah yang salah saat
serial port RS 232 Ada inisialisasi peralatan yang Matikan dan nyalakan
tidak merespon. tidak lengkap saat start-up alat lagi
Kabel koneksi jelek Verifikasi kabel koneksi
Layar LCD Settingan kontras belum diatur Atur setting kontras
mengalami Hubungi teknisi alat
kesulitan dalam Sistem pencahayaan layar
pembacaan terbakar
Printer mengalami Ada kertas yang tersangkut di Keluarkan kertas berlebih
gangguan printer dengan pinset runcing
halus
Matikan alat,
kelaurkan kertas, dan
install ulang.
Kertas printer Kertas printer tidak terpasang Matikan alat, masukkan
tidak secara secara benar lagi kertas
otomatis masuk ke Kertas bagian bawah Matikan peralatan.
dalam terlipat Masukkan kembali
printer gulungan kertas. Potong
tepi depan dan luruskan
kembali
Kontrol pengatur kertas tidak Panggil Teksini
Cuvette tidak merespom Gunakan ukuran yang
masuk ke Ukuran cuvvete salah sesuai dengan pabrikan.
kompartemen Mekanisme penyesuaian Perbaiki posisi
pemegang sampel. cuvette salah ditempatkan. mekanisme penyesuaian.
Pembacaan Ada gangguan pada tujuan sinar Pastikan cuvvete tidak
menunjukkan pendektesi tergores
fluktuasi. Verifikasi bahwa tidak
ada partikel yang

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 157


mengambang di dalam
cuvette.
Gosok dinding optik
cuvette dengan sehelai
kain bersih.
Verifikasi
bahwa rentang
kerja yang dipilih sesuai
untuk sampel yang
sedang dianalisis.
Pembacaan Tidak ada sampel Beri Sampel
menunjukkan nilai Verifikasi orientasi kaca
negatif. Tidak ada Pemilihan cuvvete yang tidak cuvette.
pembacaan sesuai.
absorbansi. Sesuaikan panjang
Pemilihan panjang gelombang
gelombang dengan
yang keliru
kisaran yang sesuai
Ada kekeliruan saat dikalibrasi dengan
dengan sampel dan bukan dengan analisis.Kalibrasikan
blank cuvvete dengan larutan kosong
atau dengan air suling.

3.7 Peralatan Kalibrasi


 Dasar Teori Kalibrasi
“ Serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu,
antara nilai suatu besaran yang ditunjukkan oleh peralatan ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang direpesentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan,
dengan nilai terkait yang direalisasisan oleh standar”
( Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology – VIM 1993 )
Hasil kalibrasi dapat berupa :
- penetapan nilai besaran ukur, atau
- penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukkan alat ukur
Hasil kalibrasi biasanya direkam dalam dokumen yang sering disebut
‘Sertifikat Kalibrasi‘.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 158


 Konsep dasar kalibrasi
menentukan hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur atau sistem
pengukuran atau bahan ukur atau bahan acuan (dalam kondisi tertentu) dengan nilai
yang direalisasikan oleh standar.
Nilai yang direalisasikan oleh standar = ( taksiran ) nilai benar Kalibrasi
 Menentukan perbedaan ( deviasi ) antara pembacaan alat ukur atau bahan ukur (
yang digunakan sebagai standar ) dengan ( taksiran ) nilai benar.
“penyimpangan (deviation)” dapat dinyatakan sebagai “koreksi (correction)” atau
“kesalahan (error)”, dengan model matematis :
E=R–T
atau
C=T–R
E = kesalahan
C = koreksi
R = pembacaan alat ukur atau nilai nominal bahan ukur
T = ( taksiran ) nilai benar

Jadi secara umum kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran


konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
dan/atau internasional untuk satuan ukuran.

 Pedoman Ketidakpastian
Pedoman ketidakpastian bagi lab. Penguji dan lab. Kalibrasi memenuhi persyaratan
SNI-19-17025-2005 (paragraph 5,4,7) tentang “Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Penguji dan Kalibrasi”

 Definisi Ketidakpastian
o Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty of Measurement) adalah suatu parameter
berupa dispersi nilai-nilai yang mungkin diambil sebagai nilai besaran ukur
(Measurand).
o Ketidakpastian Tipe A adalah ketidakpastian yang dievaluasi berdasarkan metode
statistik.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 159


o Ketidakpastian Tipe B adalah ketidakpastian yang dievaluasi berdasarkan metode
selain statistik.
o Ketidakpastian Gabungan (Combined Uncertainty) merupakan gabungan
ketidakpastian baik tipe A maupun B.
o Ketidakpastian Bentangan (Expanded Uncertainty) merupakan hasil kali
ketidakpastian gabungan dengan faktor cakupan.
o Faktor Cakupan (Coverage Factor) merupakan faktor pengali yang besarnya
dihitung dari derajat kebebasan efektif hasil perhitungan dan tingkat confidential
yang ditetapkan.
o Tingkat Konfidential adalah nilai probabilitas yang diasumsikan bagi kondisi
seluruh proses pengukuran.

 Sumber Ketidakpastian
o Sumber-sumber yang mempengaruhi ketidak-pastian antara lain adalah standard
dan referensi, alat bantu kerja, alat ukur, petugas/ pelaksana dan kondisi
lingkungan disekitarnya.
o Ketidak-pastian Total, timbul dari bbrp faktor yg merupakan kontribusi dari
penyebaran nilai-nilai yg bersifat reasonable dari suatu pengukuran yg kita
lakukan.

 Bukan Sumber Ketidakpastian


o Kesalahan program komputer
o Kesalahan transfer data
o Kesalahan menentukan alat ukur
o Profesionalisme pelaksana
• Evaluasi Ketidakpastian Baku
 Tipe A
Ketidakpastian baku tipe A dievaluasi berdasarkan analisis statistik, terhadap
sekelompok data sebagai hasil pengukuran (n>1).
Ketidakpastian baku adalah ketidakpastian dari hasil pengukuran yang dinyatakan
sebagai satu simpangan baku.
Evaluasi Ketidakpastian Baku tipe A
o Nilai rata-rata dari n sampel

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 160


o Simpangan baku sampel

o Simpangan baku dari Nilai rata-rata sampel

o Ketidakpastian baku

 Tipe B
o Ketidakpastian baku tipe B diperoleh berdasarkan “scientific judgement”
mengacu pada informasi yang bersumber dari :
o Data pengukuran/kalibrasi sebelumnya
o Pengalaman dan pengetahuan tentang karakter alat
o Spesifikasi dari pabrik pembuat
o Ketidakpastian yang berasal dari buku/literature

Ketidakpastian tipe B antara lain terdiri dari :


o Ketidakpastian USertifikat

Bila dinyatakan tingkat konfidensial 90% è k = 1,64


Bila dinyatakan tingkat konfidensial 95% è k = 1,96
Bila dinyatakan tingkat konfidensial 99% è k = 2,58

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 161


o U Drift Standart

o Ketidakpastian Baku Gabungan (UC)


Ketidakpastian baku gabungan Uc(y) adalah akar varian dari

o Ketidakpastian Bentangan (Expanded Uncertainty), Ue


Ketidakpastian bentangan (Ue) merupakan hasil kali ketidakpastian gabungan
(Uc) dengan factor cakupan (k) :

o Ketidakpastian daya ulang pembacaan (repeatability )


Repeatibility dinyatakan sebagai besarnya simpangan yang terjadi setelah alat
ukur dipakai berulang-ulang sejumlah sama dengan rata-rata yang dilakukan
sewaktu test.

o Daya Baca operator

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 162


o Histerisis
Gejala hysterisis muncul berupa perbedaan hasil-hasil pengukuran yang
dilakukan secara naik turun. Hysterisis dinyatakan sebagai perbedaan terbesar
hasil pengukuran yang naik dan yang turun.

o Zero Error

o Standar

o Gabungan & Bentangan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 163


3.7.1 ECG

Gambar 3.7.1 MPS450 patient simulator

 Spesifikasi
Nama Alat : FLUKE
Merk : MPS450
No. Seri : 145307
Spesifikasi Alat :
Amplitudo: 0.05 hingga 0.5 mV (0.05 mV langkah) dan 0.5 hingga 5.5 mV (0.5 mV
langkah)
Gelombang Pulsa: 30, 60 BPM, dengan lebar pulsa 60 ms
Gelombang Kotak: 2.0, 0.125 Hz
Gelombang Segitiga: 2.0, 2.5 Hz
Gelombang Sinus: 0,5, 5, 10, 40, 50, 60, 100 Hz
Rave Gelombang Deteksi: Haver-Triangle
Rasio Gelombang: 30, 60, 80, 120, 200, dan 250 BPM
R-Wave Lebar: 20 hingga 200 md (10 md langkah) dan Langkah tambahan: 8, 10,
dan 12 ms
Rate Akurasi: ± 1%
Akurasi Amplitudo: ± 2%, Lead II (Pengecualian: ± 5% untuk gelombang R </ = 20
ms)
Power-ON Default: 1.0 mV, gelombang persegi 2.0 Hz, R-wave rate 60 BPM dan
Lebar gelombang R 10 ms

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 164


 Teori Dasar Alat
Phantom merupakan alat pengkalibrasian ECG yang difungsikan sebagai rangkaian
pasien, sehingga bila seorang teknisi akan memperbaiki ECG tidak perlu
menggunakan pasien. Hal ini lebih aman bagi pasien maupun operator bila terjadi
gangguan pada ECG tersebut. Tombol-tombol pada phantom disesuaikan dengan
yang ada pada pasien yaitu V1, V2, V3, V4, V5, V6, AVR, AVL, AVF, RL, LL,
LA dan pemilihan BPM.

 Stadart Operating Produre


a. Metode Kerja
Prosedur umum Kalibrasi ECG :
o Siapkan Lembar Kerja.
o Siapkan peralatan kalibrasi yang akan digunakan.
o Lakukan pendataan administrasi meliputi no order, merk, model/tipe, no. Seri
tanggal dan ruangan / lokasi kalibrasi.
o Dengan menggunakan thermohygrometer, lakukan pengukuran kondisi
lingkungan meliputi : suhu dan kelembaban lingkungan. Data diambil pada
ruang kalibrasi, pada awal dan akhir pengukuran alat.
o Pengukuran Kondisi fisik dan Keselamatan Listrik
o Pengamatan Fisik dan Fungsi alat
a. Periksa kondisi fisik dan fungsi dari UUT meliputi : selungkup alat,
b. kontrol, indikator, kabedan aksesoris, kabel pasien (elektroda).
c. Catat kondisi tersebut (baik atau tidak baik) pada lembar kerja.
o Pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical Safety
Analyzer (ESA) meliputi pengukuran :
a. Kebocoran arus pada selungkup
 Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
b. Kebocoran arus pada elektrode
 Polaritas normal dengan pembumian dengan dan tanpa
pembumian
 Polaritas terbalik tanpa pembumian dengan dan tanpa
pembumian
c. Kebocoran kabel pembumian
 Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa pembumian

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 165


 Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
d. ilai resistansi kawat pembumian
e. Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
f. Nilai tahanan isolasi selungkup

o Pengamatan visual 12 lead


Check 12 lead dengan memberikan input 60 BPM dari ECG
simulator,seting ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, rekam seluruh lead
ECG : Lead I, II, III, Avl, Avf, AvR, V1 s.d. V6.
o Pengukuran/ kalibrasi
a. Lakukan pengukuran paper speed/ kecepatan kertas : 25 mm/sec dan
50mm/sec.
1. Berikan input 60 BPM dari ECG simulator pada Electrocardiogarph,
seting ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, pilih lead II tunggu
beberapa saat sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil
pembacaan ECG, pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada
setiap titik pengukuran.
2. Ulangi langkah a dengan memberikan seting 50 mm/sec pada ECG.
3. Untuk pembacaan kecepatan kertas, ukur dari puncak ke puncak
dengan menggunakan jangka sorong.
b. Lakukan pengukuran BPM : 30, 60, 120, 240.
1. Berikan input 30 BPM dari ECG simulator pada electrocardiograph,
seting ECG kecepatan kertas 25 mm/sec, lead II, tunggu beberapa
saat sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil pembacaan
ECG.
2. Ulangi langkah a dengan memberikan input BPM selanjutnya sampai
240 BPM Pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada setiap
pengukuran.
3. Untuk pembacaan ke dalam nilai BPM, kecepatan kertas dibagi nilai
yang terbaca pada jangka sorong antara puncak ke puncak dikali kan
dengan 60 BPM.
c. Lakukan pengukuran Gain Sensitivity : 5, 10, 20.
1. Seting gain ECG pada 5 mm, tekan rekam pada ECG sambil menekan
tombol ’ cal 1 mv’.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 166


2. Ulangi langkah 4.a dengan memberikan seting sensitivitas pada 10
dan 20 mv pada ECG.
3. Untuk pengukuran sensitivitas ECG simulator dalam keadaan ’off’.
Untuk menghitung nilai gain dengan menggunakan jangka sorong
dihitung dari batas bawah sampai batas atas pulsa squere.

 Hubungan Koneksi Pemakaian Alat KalibrasI

Gambar 3.7.2 letak pemasangan kabel lead ECG pada pasien

Gambar 3.7.3 letak pemasangan kabel lead ECG pada phantom

 Hasil Pengukuran
1. Pengukuran Level Tegangan
No Setting ECG Nilai Standar Hasil Pengukuran Penyimp
Tinggi Pulsa I II III IV V angan
(mm) Diijinkan
a Kec 25 mm/s, 5 5.0 5 5 5 5 5 ±5%
mm/mv

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 167


b Kec 50 mm/s, 10 10.0 10 10 10 10 10 ±5%
mm/mv

2. Pengukuran Time Interval


No Setting ECG Setting Nilai Hasil Pengukuran Penyimp
Pada Diharap angan
ECG kan Diijinka
Simulat (mm) n
or I II III IV V

a Kec 25 60 25.0 25 25 25 25 25 ±5%


mm/s, 10
mm/mv
B Kec 50 60 50.0 50 50 50 50 50 ±5%
mm/s, 10
mm/mv

 Perhitungan Level Tegangan


 Setting ECG pada Kec 25 mm/s, 5 mm/mv
o 5 ± 5% 5 x 5/100 = 0.25
o 5+ 0.25 = 5.25
Toleransi ( 4.75 – 5.25 )
5 – 0.25 = 4.75
 Hasil
5 + 0.14 = 5.14
5 – 0.14 = 4.86 Hasil ( 4.86 – 5.14 )

 Setting ECG pada Kec 25 mm/s, 10 mm/mv


 10 ± 5% 10 x 5/100 = 0.5
 10 + 0.5 = 10.5 Toleransi ( 9.5 – 10.5 )
10 – 0.5 = 9.5
 Hasil
10 + 0.68 = 10.68
Hasil ( 9.32 – 10.68)
10 – 0.68 = 9.32

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 168


 Perhitungan Time Interval
o Setting ECG pada Kec 25 mm/s, 10 mm/mv
o 25 ± 5% 25 x 5/100 = 1.25
o 25 + 1.25 = 26.25
Toleransi ( 23.75 – 26.25 )
25 – 1.25 = 23.75
 Hasil
25 + 0.68 = 25.68
Hasil ( 24.32 – 25.68 )
25 – 0.68 = 24.32

 Setting ECG pada Kec 50 mm/s, 10 mm/mv


o 50 ± 5% 50 x 5/100 = 2.5
o 50 + 2.5 = 52.5
Toleransi ( 47.5 – 52.5 )
50 – 2.5 = 47.5
 Hasil
50 + 0.68 = 50.68
Hasil ( 49.32 –50.68)
50 – 0.68 = 49.32

 Analisa
Dari hasil data pengukuran yang tertera di tabel dan data perhitungan,
didapat hasil yang menunjukkan bahwa hasil kalibrasi pada perhitungan level
tegangan setting ECG kecepatan 25 mm/s, 10 mm/mv berada pada luar batas nilai
toleransi yang diperbolehkan, sehingga alat ECG yang telah dikalibrasi ini
dinyatakan tidak layak pakai.

3.7.2 Spygmomanometer

Gambar 3.7.4 Gambar Digital preassure meter

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 169


 Spesifikasi
Presure meter Merk Fluke DPM2 Plus UNIVERSAL Pressure Meter Tester
Jangkauan operasi:
1. -698 mmHg hingga 802 mmHg
2. -949 cmH2o to 1090cmH2o
3. -374inH2o hingga 429inH20
4. -13,50 PSI hingga 15,50 PSI
5. -13,5 PSI hingga 100 PSI
Ketepatan: 1% dari skala penuh
Satuan Ukuran: MmHg, cmH2 O, PSI, inH2
Informasi Umum
Persyaratan Suhu 0 º C hingga 30 º C (32 º F hingga 86 º F)
Tampilan / Kontrol 0,5 dalam LCD dengan LO BATT dan indikasi polaritas negatif
Keluaran Data
1. V / psi (semua rentang kecuali 100 psi)
2. 0,01 V / psi untuk rentang 100 psi
Power Baterai Alkaline 9 V
Berat 0,4 kg (1 lb)
Dimensi (WxDxH) 9,14 cm x 14,6 cm x 4,83 cm (3,6 in x 5,75 in x 1,9 in)

 Teori Dasar
Pressure meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau
liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur tekanan ini berupa psi (pound
per square inch), psf (pound per square foot), mmHg (millimeter of mercury), inHg
(inch of mercury), bar, atm (atmosphere), N/m^2 (pascal).
Tekanan dibagi menjadi beberapa, antara lain :
1. Absolute Pressure yaitu tekanan yang dihitung berdasarkan tekanan
referensi 1 atm. Besaran tekanan absolute lebih dikenal dengan PSIA. (PSIA
= PSIG + Patm).
2. Gauge pressure yaitu tekanan positif terhadap tekanan referensi 1 atm, yang
berarti tekanan ini lebih besar dari 1 atm. Besaran tekanan gauge lebih
dikenal dengan PSIG. Dalam kondisi ini maka PSIG > 1 atm.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 170


3. Vaccum pressure yaitu tekanan negatif terhadap tekanan atmosfir atau bisa
juga dikatakan tekanan vaccum ini berada dibawah tekanan atmosfir
sehingga bernilai negatif. PSIA < 1 atm.

 Metode kerja
o Dalam melakukan kalibrasi yang harus dipersiapkan berupa :
1. Manometer/Pressure Digital Standar (dengan nilai ketidakpastian
2. pengukuran kurang dari+0,8 mmHg)
3. Konektor T-piece (Tri way adaphter) dan selang penghubung.
4. Bola Tensi dengan valve control.
5. Thermohygrometer untuk mengukur kelembapan ruangan
6. Barometer Digital untuk mengukur tekanan udara ruangan.
o Selain peralatan, kondisi lingkungan yang tepat sangat diperlukan. Kondisi yang
diperlukan untuk kalibrasi sphygmomanometer adalah :
Suhu : 15 oC sampai dengan 25 oC atau insito
Kelembaban Relatif : 20% sampai dengan 85%
o Setelah dipersiapkan semua, maka terdapat tahap tahap dalam kalibrasi
sphygmomanometer. Tahap-tahapnya adalah :
1. Kondisikan sphygmomanometer/tensimeter yang akan dikalibrasi
2. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik.
3. Catat kondisi ruang (suhu, kelembaban relative dan tekanan udara).
4. Lakukan pendataan terhadap sphygmomanometer/tensimeter yang akan
dikalibrasi.
5. Pastikan bahwa sphygmomanometer/tensimeter terinstall dengan benar.
6. Lakukan pengecekan apakah masih terdapat kebocoran dan gelembung
udara (khusus untuk sphygmomanometer/tensimeter jenis air raksa).
7. Kalibrasi
Pasang Phantom pada sambungan selang Tensimeter Nyalakan Phanthom,
tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing. Pasang manset pada objek apa
saja sebagai pengganti lengan pasien. Angka pada display harus
menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau kurangi air
raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0. Pompa Tensimeter, liat posisi
air raksa pada tensimeter dan samakan dengan angka yang ditunjukkan
phanthom. Air raksa dan phantom harus menunjukkan angka yang sama

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 171


(toleransi=1) Bila berbeda, tambah atau kurangi air raksa. Setelah selesai
tutup kembali tabung air raksa.

 Pengukuran Parameter Cuff Pressure Indication (Indikasi Tekanan Cuff) :


1. Tentukan titik pengamatan berdasarkan tabel. Untuk setiap titik ukur harus
dilakukan pengambilan data untuk pengukuran naik dan turun.
2. Jika sphygmomanometer/tensimeter menggunakan manset untuk bayi/anak-
anak maka titik pengamatan yang diambil adalah : 0, 20, 50, 100, 120 dan 150
mmHg.
3. Jika sphygmomanometer/tensimeter menggunakan manset untuk orang dewasa
maka titik pengamatan yang diambil adalah : 0, 50, 100, 150, 200 dan 250
mmHg.

Tabel-1. Data Kalibrasi Cuff Pressure Indication


Pembacaan Alat Nilai
Pembacaan
Parameter I II III IV V VI Rata-Rata
Standar
NI TI N II T II N III T III Alat
0
Cuff 50
Pressure 100
Indication 150
(mmHg) 200
250

4. Siapkan/perhatikan lembar kerja untuk mencatat hasil pengukuran.


5. Langkah-langkah dibawah ini merupakan pengambilan data untuk
sphygmomanometer/tensimeter yang menggunakan manset orang dewasa.
6. Amati pembacaan standar pada titik 0 mmHg dan catat nilai yang ditunjukkan
oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I.
7. Berikan tekanan naik sehingga pada standar terbaca 50 mmHg dan catat nilai
yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I
8. Berikan tekanan naik sehingga pada standar terbaca 100 mmHg dan catat nilai
yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I
9. Berikan tekanan naik sehingga pada standar terbaca 150 mmHg dan catat nilai
yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 172


10. Berikan tekanan naik sehingga pada standar terbaca 200 mmHg dan catat nilai
yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I
11. Berikan tekanan naik sehingga pada standar terbaca 250 mmHg dan catat nilai
yang ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom naik I.
Tunggu beberapa saat atau kira-kira 5 detik dan kemudian catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
12. Turunkan tekanan sehingga pada standar terbaca 200 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
13. Turunkan tekanan sehingga pada standar terbaca 150 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
14. Turunkan tekanan sehingga pada standar terbaca 100 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
15. Turunkan tekanan sehingga pada standar terbaca 50 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
16. Turunkan tekanan sehingga pada standar terbaca 0 mmHg dan catat nilai yang
ditunjukkan oleh sphygmomanometer/tensimeter pada kolom turun I.
17. Lakukan kembali langkah nomor 15 sampai dengan 25 untuk mendapatkan data
pengukuran selanjutnya (kolom naik II, Turun II, Naik III dan Turun III).
18. Setelah selesai pengambilan data, periksa ulang data-data yang telah dicatat tadi
sampai kita yakin data tersebut benar adanya.

 Data Pengukuran
Pembacaan Pembacaan Pada Standar
Kesalahan
Turun
Naik I Turun I Naik II Naik III Turun III Maksimal
Pada II
yang
Alat Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
Diijinkan
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
0 0 0
50 50 50
100 100 100
± 3 mmHg
150
200
250

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 173


 Perhitungan pembacaan standar
a. Perhitungan 1
 Naik 1 (0 mmHg)  Turun 1 (0 mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
0 + (-0,02) : - 0,02 0+ (-0,03) = -0,03
 Naik 1 (50mmHg)  Turun 1 (50mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
50 + 1,19 = 51,19 50 + 0,94 = 50,94
 Naik 1 (100mmHg)  Turun 1 (100mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
100 + 0,40 = 100,40 100 + 0,95 = 100,95

b. Perhitungan 2.
 Naik 2 (0 mmHg)  Turun 2 (0 mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
0 + (-0,02) : - 0,02 1 + (-0,03) = -0,03
 Naik 2 (50mmHg)  Turun 2 (50mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
50+ 1,19 = 51,19 51 + 0,94 = 50,94
 Naik 2 (100mmHg)  Turun 2 (100mmHg)
Koreksi = terbaca + interpolasi Koreksi = terbaca + interpolasi
100 + 0,40 = 100,40 100 + 0,95 = 100,95

 Perhitungan nilai Toleransi


1. Nilai 0mmHg
± 3% → 0 x 3/100 = 0
0+0=0
0–0=0

2. Nilai 50mmHg
± 3% → 50 x 3/100 = 1,5
50 + 1,5 = 51,5
50 – 1,5 = 48,5
Range toleransi 48,5 – 51,5.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 174


3. Nilai 100mmHg
± 3% → 100 x 3/100 = 3
100 + 3 = 103
100 – 3 = 97
Range toleransi 97-103.

 Analisa
Dalam pengkalibrasian Spygmanometer / Tensimeter harus di pesiapkan
prasarana yang digunakan dalam pengkalibrasian. Lakukan langkah langkah
kalibrasi sesuai urutanya. Sebelum kalibrasi alat harus dalam posisi NOL agar hasil
yang diperoleh sesuai dan akurat. Pastikan pada tiap sambungan selang tidak
terdapat kebocoran karena akan mempengaruhi hasil pembacaan. Dalam
menentukan layak atau tidaknya Tensimeter bisa di tentukan dari hasil perhitungan
pembacaan standar dan nilai toleransi.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 175


DAFTAR PUSTAKA

• http://adeputrasuma.blogspot.co.id/2013/07/short-wave-diatermi-swd_6288.html
• http://nugrohowidi354.blogspot.co.id/2015/03/traction-unit-fungsi-alat-traksi.html
• http://rombonganmakalah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-infra-merah.html
• https://www.scribd.com/doc/295012814/makalah-Elektro-Stimulator-docx
• https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/09/01/elektrostimulator-dan-terapi-
inframerah/
• http://andhygaara.blogspot.co.id/2013/05/pembahasan-alat-infusion-pump.html
• http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-infusion-pump.html
• http://basukidwiputranto.blogspot.co.id/2014/01/syringe-pump.html
• http://andhygaara.blogspot.co.id/2013/05/pembahasan-alat-infusion-pump.html
• http://andyrezkysulfajri.blogspot.co.id/2015/05/
• https://www.scribd.com/doc/148481465/LAPORAN-HASIL-PRAKTIKUM-
PaktekInfant-Radian-Warmer
• http://pusatinfoelektronik.com/search/teori-dasar-baby-incubator
• http://raulaiiqbal.blogspot.co.id/2016/10/penggunaan-inkubator-bagi-bayi.html
• http://web-kemal.blogspot.co.id/2012/04/apa-itu-nebulizer.html
• http://dwinurulhidayah2.blogspot.co.id/2014/01/nebulizer.html
• http://edgar-defibrillator.blogspot.co.id/
• http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2013/04/ventilator.html
• https://medicareku.blogspot.co.id/2016/09/makalah-tentang-ventilator-teknik.html
• http://makalahcentre.blogspot.co.id/2010/11/makalah-tensimeter.html
• https://dokumen.tips/documents/dasar-teori-ekg.html
• http://belajar-ecg-ekg.blogspot.co.id/p/teori-ecgekg.html
• http://fathul-ilmi.blogspot.co.id/2013/09/teori-dasar-x-ray-diffraction-xrd.html
• http://widimaterial.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktikum-material-teknik-x-ray.html
• http://rsa.ugm.ac.id/2014/05/penunjang-medis-c-arm-radiografi-dan-fluoroscopy-3d/
• https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/09/01/belajar-radiologi/
• Who Laboratory
• http://mohamadsofie.blogspot.co.id/2015/04/
• http://mohamadsofie.blogspot.co.id/
• http://akdjak.blogspot.co.id/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
• http://elektronika-dasar.web.id/?s=teori-pengertian-dan-prinsip-kerja-tachometer
• http://febrilia200.blogspot.co.id/2014/11/makalah-peralatan-lab-dasar-centrifuge.html
Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 176
• http://analissolo.blogspot.co.id/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html
• https://www.academia.edu/10077202/AUTOCLAVE
• https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/11/autoclaf/
• http://nurhabibah01.blogspot.co.id/2014/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 177


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama satu bulan mengikuti Pendalaman Matakuliah Keahlian di POLTEKKES
KEMENKES Surabaya , kami banyak mendapatkan pengalaman dalam praktek secara
langsung pada alat kesehatan, maka dengan ini kami mengambil kesimpulan :
1. Kegiatan praktikum pembelajaran ini sangat penting untuk menambah pengalaman
mahasiswa.
2. Mahasiswa dapat belajar dari sistem perkuliahan dan dosen-dosen disiniyang penuh
motivasi.
3. Mahasiswa menjadi lebih mengerti tentang apa itu profesi elektromedik.

4. Mahasiswa dapat membuat proposal Tugas Akhir dari bimbingan dosen disini.

5. Kegiatan Pendalaman Matakuliah Keahlian ini menjadi ajang dalam menerapkan ilmu
untuk magang selanjutnya di Rumah Sakit.

4.2 Saran
Adapun saran-saran yang ditunujkan kepada pihak intansi poltekkes jurusan
teknik elektromedik, pendidikan dan adik-adik kelas agar kritik dan saran ini dapat
berguna demi membangun dan meningkatkan kemampuan serta kinerja kita. Saran-
saran tersebut antara lain :
1. Untuk adik tingkat :
1.1. Persiapkan diri dengan kemampuan dalam menghadapi Pendalaman
Matakuliah Keahlian selanjutnya agar kemampuan kita dalam teori sangat
menunjang dan seraplah sebanyak mungkin ilmu yang didapat disini , dan
banyaklah bertanya pada dosen atau mahasiswa disini karena sistem
perkuliahan berbeda dapat menambah referensi pembelajaran.
1.2. Binalah hubungan yang baik dengan masyarakat disini , terutama wilayah
perkuliahan agar menjadi hal positif kedepannya.
2. Untuk pihak POLTEKKES KEMENKES Surabaya
2.1. Fasilitas air (PAM) yang kekurangan untuk asrama laki- laki bisa menjadikan
perhatian untuk kegiatan PKL selanjutnya di poltekkes.
2.2. Sering kali terjadi kekurangan air dikarenakan kamar mandi mengalami
kemacetan aliran air.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 178


2.3. Untuk sistem pembelajaran maupun kenyamanan sudah cukup baik disini
sehingga tak ada kritik yang berarti.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang kami sampaikan dalam laporan praktikum
laboratorium ini sebagai pelengkap penutup dari laporan Pendalaman Matakuliah
Keahlian semoga saran ini menjadi perhatian dan berguna bagi pihak yang
berkepentingan. Terima kasih.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 179


Lampiran
1. Peralatan bedah dan anastesi

Mahasiswa melakukan pengoperasian dan pemasangan suction pump

Mahasiswa merangkai rangkaian simulasi sterilisator kering

Foto bersama dosen mata kuliah Bedah dan Anastesi

2. Peralatan Laboratorium Klinik

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 180


Mahasiswa melakukan pengukuran nilai pH dengan menggunakan pH Meter

Foto Bersama dosen mata kuliah Peralatan Laboratorium Klinik

3. Peralatan Terapi

Mahasiswa menggunakan alat terapi Infra Merah

Mahasiswa menggunakan alat Phototerapi

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 181


Mahasiswa menngunakan alat Elektrostimulator

Foto bersama dosen mata kuliah peralatan terapi

4. Peralatan Radiologi

Mahasiswa mengamati penjelasan pengoperasian alat C-Arm

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 182


Mahasiswa melakukan pemasangan grounding pada alat
X-Ray Condensator Discharge

Mahasiswa merangkai rangkaian simulasi penyinaran X-Ray

5. Peralatan Diagnostik

Mahasiswa melakukan percobaan alat Cardiotocography

Mahasiswa melakukan percobaan alat Electrocardiography

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 183


6. Peralatan Life Support

Foto bersama dosen mata kuliah Life Support

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik 184

Anda mungkin juga menyukai