Anda di halaman 1dari 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

INDEKS DEBRIS SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN


PROMOSI KESEHATAN TENTANG MENYIKAT GIGI
PADA MURID SD NEGERI POIGAR

1
Hermawan,
2
Adrian Umboh,
3
Christy Mintjelungan

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi
Email: eman_anbu11@yahoo.co.id

Abstract: Health promotion are necessary in case to improve people’s behavior in order to
avoid health problems, Success of an educator in conveying health promotion topics are
determined by many things. one of which is the use of effective media and method, The
purpose of this study is to find out child debris index in SD Negeri Poigar before and after the
health promotion of toothbrushing, The research method used is pre-experimental with one
group pre and posttest approaches that conducted to the 4th. 5th and 6th grade student of SD
Negeri Poigar, South Minahasa, The number of samples are taken as much 34 students using
total sampling technique, This researh used Wilcoxon statistical analysis test, The result
showed that before the health promotion of toothbrushing the early debris index was bad
category and after the health promotion of toothbrushing the final debris index is medium
category, Wilcoxon analysis test showed value of significance p=0,00, This statistical analysis
concluded that there was a significant difference between debris index before and after the
health promotion of toothbrushing in SD Negeri Poigar students.
Keywords: debris index, health promotion.

Abstrak:Promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar


terbebas dari masalah-masalah kesehatan. Keberhasilan seorang penyuluh dalam
menyampaikan materi promosi kesehatan ditentukan oleh banyak hal, salah satu diantaranya
ialah adanya media dan metode promosi kesehatan yang efektif. Tujuan dari penelitian ini
ialah untuk mengetahui indeks debris anak SD Negeri Poigar sebelum dan sesudah dilakukan
promosi kesehatan tentang menyikat gigi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode pra
eksperimental dengan pendekatan one group pre and posttest design yang dilakukan pada
siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri Poigar, Minahasa Selatan. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 34 siswa dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Penelitian ini
menggunakan uji analisis statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum
dilakukan promosi kesehatan tentang menyikat gigi indeks debris awal ialah kategori buruk
dan setelah dilakukan promosi kesehatan tentang menyikat gigi indeks debris akhir ialah
kategori sedang. Hasil uji analisis statistik Wilcoxon ini menunjukan p=0,00. Hasil analisis ini
menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna antara indeks debris sebelum dan sesudah
dilakukan promosi kesehatan tentang menyikat gigi pada murid SD Negeri Poigar.
Kata kunci: indeks debris, promosi kesehatan.

521
Hermawan, Umboh, Mintjelungan: Indeks debris sebelum...

Sehat dan sakitnya seseorang sangat diantaranya gambar/media grafis berupa


ditentukan oleh perilaku hidup manusia leaflet dan gambar alat optik dalam bentuk
sendiri. Masalah perubahan perilaku sangat slide. Metode yang dapat dipergunakan
terkait dengan promosi kesehatan maka dalam melaksanakan promosi kesehatan
peran promosi kesehatan sangat diperlukan dibagi menjadi 8 metode diantaranya ialah
dalam meningkatkan perilaku masyarakat metode ceramah dan metode demonstrasi.4
agar terbebas dari masalah-masalah Penilaian kebersihan gigi dan mulut
kesehatan. Promosi kesehatan mempunyai menggunakan indeks OHI-S (Oral Hygiene
peran yang sangat penting dalam proses Indeks Simplified) yang merupakan jumlah
pemberdayaan masyarakat, yaitu melalu indeks debris (DI) dan indeks kalkulus
proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan (CI). Oral Hygiene Indeks Simplified(OHI-
bersama masyarakat, agar mereka dapat S) digunakan untuk menilai hasil dari cara
menolong dirinya sendiri serta menyikat gigi, menilai kegiatan kesehatan
mengembangkan kegiatan yang bersumber gigi dari masyarakat, serta menilai efek
daya masyarakat, sesuai dengan kondisi segera dan jangka panjang dari program
sosial budaya setempat dan didukung pendidikan kesehatan gigi. Pada penelitian
kebijakan publik yang berwawasan ini penilaian yang dilakukan ialah indeks
kesehatan.1 Menjaga kesehatan gigi debris dengan tidak menilai indeks kalkulus
merupakan hal yang yang sangat karena promosi kesehatan yang diberikan
diperlukan sejak dini, namun masih banyak ialah tentang menyikat gigi dan untuk
masyarakat yang mengabaikan kesehatan kalkulus tidak dapat dihilangkan hanya
gigi dan mulutnya. Berdasarkan data Riset dengan kegiatan menyikat gigi.5,6
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Berdasarkan data dan uraian di atas peneliti
prevalensi nasional masalah gigi dan mulut ingin meneliti status debris sebelum dan
dijumpai sebesar 25,9 %, dan terdapat 14 sesudah dilakukan promosi kesehatan pada
provinsi mempunyai prevalensi masalah murid SD Negeri Poigar. Alasan memilih
gigi dan mulut di atas angka nasional, di SD Negeri Poigar oleh karena
termasuk diantaranya ialah provinsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan
Sulawesi Utara dengan angka prevalensi penulis saat KKN di kecamatan
31,6%. Untuk perilaku menyikat gigi Sinonsayang, terdapat banyak siswa yang
dengan benar setelah makan pagi dan memiliki kebersihan gigi dan mulut yang
sebelum tidur malam, untuk Indonesia kurang baik serta belum pernah dilakukan
ditemukan 2,3% dengan prevalensi paling promosi kesehatan tentang menyikat gigi di
rendah untuk kelompok umur 10-14 tahun sekolah ini. Selain itu, UKGS belum
(1,7%).2 Pada anak usia 9-14 tahun dikembangkan di daerah tersebut.
perubahan perilaku tidak hanya dapat
dilakukan melalui proses pembiasaan, BAHAN DAN METODE PENELITIAN
melainkan harus disertai pula oleh proses Penelitian ini merupakan penelitian
perubahan dalam pemahamannya, karena Eksperimental yang menggunakan
anak-anak pada usia tersebut sudah rancangan penelitian Pra Eksperimental
memiliki pola pikir, pola rasa dan One Group Pre and Posttest design dengan
paradigmanya sendiri. Pada usia ini anak pemeriksaan Indeks Debris awal (pretest)
sering mempermasalahkan kebiasaan- dan sesudah dilakukan promosi kesehatan
kebiasaan tertentu, mengapa mereka harus tentang menyikat gigi dengan memeriksa
melakukannya.3 Keberhasilan seorang Indeks Debris akhir (posttest). Penelitian
penyuluh dalam menyampaikan materi ini dilaksanakan di SD Negeri Poigar pada
promosi kesehatan ditentukan banyak hal, bulan Maret-Oktober 2015. Populasi pada
salah satu diantaranya ialah adanya media penelitian ini ialah siswa kelas 4, 5 dan 6
dan metode promosi kesehatan yang SD Negeri Poigar yang berjumlah 40
efektif.Jenis media yaitu berupa alat-alat orang. Besar sampel yang digunakan ialah
peraga dapat dibagi dalam 6 kelompok total sampling. Alat yang digunakan: sikat
522
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

gigi yang sama pada semua responden Tabel 1. Distribusi karakteristik responden
(sesuai anjuran), kaca mulut, sonde, pinset, berdasarkan jenis kelamin
nierbecken, masker, handskun, alat tulis-
menulis, alat peraga berupa phantom gigi, Jenis Kelamin n %
proyektor, laptop, leaflet. Bahan yang Laki-laki 7 20,6
Perempuan 27 79,4
digunakan: pasta gigi, alkohol 70%, air,
Total 34 100
kapas, tissue.P engambilan data dilakukan
dengan mendatangi SD Negeri Poigar di
kecamatan Sinonsayang yang telah Pada distribusi responden berdasarkan
ditentukan untuk melakukan pengamatan usia, subjek penelitian yang berusia 10
awal dan meminta persetujuan pihak tahun sebanyak 16 siswa dengan persentase
sekolah untuk melakukan penelitian pada 47,1%, diikuti usia 9 tahun sebanyak 10
siswa-siswa SD sebagai subjek penelitian. siswa dengan persentase 29,4%, usia 11
Informed consent ditandatangani oleh tahun sebanyak 6 siswa dengan persentase
orang tua siswa untuk mendapat 17,6% dan usia 12 tahun sebanyak 2 siswa
persetujuan orang tua agar dapat dilakukan dengan persentase 5,9%.
pemeriksaan gigi pada anak. Pemeriksaan
indeks debris awal pada anak dengan posisi Tabel 2. Distribusi karakteristik responden
duduk dan menggunakan kaca mulut dan berdasarkan usia
sonde. Pemeriksaan dilakukan pada ruang
Usia n %
dengan penerangan yang cukup. Setelah (tahun)
dilakukan pemeriksaan indeks debris awal, 9 10 29,4
peneliti memberikan promosi kesehatan 10 16 47,1
tentang menyikat gigi kepada siswa. 11 6 17,6
Seluruh kegiatan ini dibantu oleh tim yang 12 2 5,9
berjumlah 5 orang yang telah dipersiapkan. Total 34 100
Indeks debris akhir disertai wawancara
terpimpin pada siswa yang sama dilakukan Dari hasil pemeriksaan indeks debris
pada hari ke-3. sebelum dilakukan promosi kesehatan
tentang menyikat gigi pada siswa,
HASIL PENELITIAN didapatkan hasil bahwa tidak ada siswa
Penelitian ini dilakukan pada bulan yang memiliki indeks debris untuk kategori
Maret sampai Oktober di SD Negeri Poigar baik, sedangkan hanya 8 siswa yang
di desa Poigar 1, kecamatan Sinonsayang, memiliki indeks debris pada kategori
kabupaten Minahasa Selatan, provinsi sedang (23,5%) dan 26 siswa yang
Sulawesi Utara. Siswa yang bersekolah di memiliki indeks debris untuk kategori
sekolah dasar ini sebanyak 73 anak. buruk (76,5%).
Sekolah dikepalai oleh seorang kepala
sekolah dan memiliki 7 guru, serta Tabel 3. Hasil pemeriksaan indeks debris
memiliki 9 ruangan termasuk ruang guru sebelum promosi kesehatan
dan kelas. Subjek yang hendak diteliti
untuk penelitian ini berjumlah 40 siswa, Kategori n %
namun yang memenuhi kriteria inklusi Baik 0 0
sebanyak 34 siswa. Sedang 8 23,5
Responden terbanyak ialah siswa Buruk 26 76,5
perempuan yang berjumlah 27 siswa Total 34 100
dengan persentase 79,4%, sedangkan
responden siswa laki-laki berjumlah 7 Berdasarkan data hasil pemeriksaan
siswa dengan persentase 20,6%. indeks debris sesudah dilakukan promosi
kesehatan tentang menyikat gigi, maka

523
Hermawan, Umboh, Mintjelungan: Indeks debris sebelum...

didapatkan hasil yaitu sebanyak 7 siswa Pada indeks debris sebelum dilakukan
dengan indeks debris untuk kategori baik promosi kesehatan tentang menyikat gigi
dengan persentase 20,6%, sebanyak 27 didapatkan nilai rerata sebesar 2,01,
siswa dengan indeks debris untuk kategori sedangkan untuk indeks debris sesudah
sedang dan tidak ada siswa dengan indeks dilakukan promosi kesehatan tentang
debris untuk kategori buruk. menyikat gigi diperoleh nilai rerata sebesar
0,71.Dilihat dari nilai p=0,00 dengan
Tabel 4. Hasil pemeriksaan indeks debris demikian probabilitas lebih kecil dari 0,05
sesudah promosi kesehatan (p<0,05), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian hasil ini
Kategori n % menunjukkan bahwa ada perbedaan
Baik 7 20,6 bermakna antara indeks debris sebelum
Sedang 27 79,4
dilakukan promosi kesehatan tentang
Buruk 0 0
Total 34 100
menyikat gigi dan indeks debris sesudah
dilakukan promosi kesehatan tentang
menyikat gigi.
Hasil analisis antara indeks debris
sebelum dilakukan promosi kesehatan dan Tabel 6. Perbandingan rerata indeks debris
sesudah dilakukan promosi kesehatan sebelum promosi kesehatan dan nilai rerata
menunjukan bahwa sebelum dilakukan indeks debris sesudah promosi kesehatan.
promosi kesehatan belum didapati siswa
yang memiliki indeks debris dengan n Rerata ± P
kategori baik, namun sesudah dilakukan s.d value
promosi kesehatan terdapat 7 siswa yang Indeks debris 34 2,01±0,32
memiliki indeks debris dengan kategori sebelum promosi
baik. siswa dengan indeks debris kategori kesehatan
sedang sebelum dilakukan promosi Indeks debris 34 0,71±0,15 0,00
kesehatan terdapat 8 siswa dan sesudah sesudah promosi
kesehatan
dilakukan promosi kesehatan bertambah
menjadi 27 siswa. Siswa dengan indeks
Hasil dari pengukuran kuesioner
debris kategori buruk sebelum dilakukan
menunjukkan nilai dari seluruh responden
promosi kesehatan merupakan yang
berada dalam kategori baik, yaitu >15
terbanyak dengan total 26 siswa, namun
point, sehingga dapat dikatakan seluruh
sesudah dilakukan promosi kesehatan
responden mengikuti dengan baik semua
sudah tidak ditemukan lagi siswa dengan
instruksi yang diberikan dalam promosi
indeks debris kategori buruk.
kesehatan.

Tabel 5. Hasil indeks debris sebelum dan Tabel 7. Penilaian promosi kesehatan
menggunakan kuesioner
sesudah
Interval Kategori n %
Indeks Sebelum Sesudah >15 Baik 34 100
promosi promosi <15 Kurang 0 0
kesehatan kesehatan
Debris n % n % BAHASAN
Pada penelitian ini peneliti ingin
Baik 0 0 7 20,6 mengetahui indeks debris sebelum dan
Sedang 8 23,5 27 79,4
sesudah dilakukan promosi kesehatan
Buruk 26 76,5 0 0
Total 34 100 34 100 tentang menyikat gigi pada siswa kelas 4, 5
dan 6 SD Negeri Poigar. Peneliti
memberikan promosi kesehatan tentang
524
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

tujuan menyikat gigi, pemilihan sikat gigi menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.3
yang baik dan benar, teknik menyikat gigi Hasil penelitian ini sejalan dengan
menggunakan teknik roll, menyikat gigi penelitian yang pernah dilakukan Sari di
minimal 2 menit dan dilakukan 2x sehari MI At-Taufiq Lakarsantri Surabaya yaitu
sesudah makan pagi dan sebelum tidur nilai rerata indeks OHI-S awal sebesar 1,76
serta penggunaan pasta gigi yang menjadi 1,29 dengan tidak menunjukan
mengandung fluor. Penelitian ini pengaruh yang signifikan terhadap nilai
merupakan penelitian pra eksperimental indeks kalkulus.7 Penelitian yang hampir
tanpa adanya kelompok kontrol, sehingga sama juga pernah dilakukan Putri di SD
pengambilan data dilakukan dua kali yaitu Desa Padang Loang Kecamatan
sebelum dilakukan promosi kesehatan Patampanua dengan nilai rerata indeks plak
tentang menyikat gigi dan sesudah awal sebesar 3,55 menjadi 1,28 setelah
dilakukan promosi kesehatan tentang diberikan promosi kesehatan.8 Proses
menyikat gigi. Pada penelitian ini belajar yang diberikan melalui kegiatan
didapatkan subjek penelitian sebanyak 34 promosi kesehatan tentang menyikat gigi
siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki menggunakan metode dan media yang
(20,6%) dan 27 siswa perempuan (79,4%). tepat, sehingga siswa dapat mengerti dan
Data ini dapat dilihat pada tabel 1. mempraktekannya dalam kesehariannya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
nilai rerata indeks debris sebelum Notoatmodjo yaitu ceramah merupakan
dilakukan promosi kesehatan tentang metode yang baik digunakan pada
menyikat gigi sebesar 2,01 dengan kategori kelompok besar (lebih dari 15 orang)
buruk dan setelah diberikan promosi dengan tingkat pendidikan tinggi maupun
kesehatan tentang menyikat gigi nilai rerata rendah.9 Penelitian yang dilakukan Ilyas di
berkurang menjadi 0,71 dengan ketegori SD Desa Padang Loang Kecamatan
sedang. Dari hasil uji statistik Wilcoxon Patampanua juga menunjukan metode
signed rank test menyatakan terdapat demonstrasi merupakan metode yang
perbedaan yang bermakna antara nilai efektif digunakan dalam promosi kesehatan
indeks debris awal dan nilai indeks debris pada siswa Sekolah Dasar.8 Selain itu
akhir. Setelah dilakukan promosi kesehatan penelitian yang dilakukan Nurhidayat di
tentang menyikat gigi sebanyak 34 siswa SD Negeri Sukorejo juga menunjukan
indeks debrisnya menjadi lebih rendah, media powerpoint lebih efektif daripada
sehingga didapatkan nilai P=0,00 dengan flipchart dalam meningkatkan pengetahuan
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). kesehatan gigi dan mulut anak.10
Berdasarkan hasil ini maka H0 ditolak dan penggunaan leaflet yang dibagikan saat
H1 diterima karena terdapat perbedaan yang selesai ceramah juga memperkuat pesan
bermakna antara indeks debris sebelum dan yang disampaikan sehingga menambah
sesudah dilakukan promosi kesehatan kepedulian siswa dalam menjaga kesehatan
tentang menyikat gigi pada siswa kelas 4, 5 gigi dan mulut.11,12
dan 6 SD Negeri Poigar. Penurunan indeks
terjadi karena seluruh siswa mengikuti SIMPULAN
instruksi atau anjuran yang diberikan dalam Berdasarkan penelitian di Sekolah
promosi kesehatan yang dapat dilihat pada Dasar Negeri Poigar, maka dapat
tabel 7. Penurunan ini disebabkan karena disimpulkan bahwa:
peneliti memberikan promosi kesehatan 1. Indeks debris sebelum dilakukan
tentang menyikat gigi sehingga dapat promosi kesehatan tentang menyikat
merubah atau menambah pemahaman gigi ialah 2,01 dengan kategori yaitu
siswa tentang pentingnya menjaga buruk.
kesehatan gigi dan mulut melalui proses 2. Indeks debris sesudah dilakukan
menyikat gigi yang baik dan benar serta promosi kesehatan tentang menyikat
dapat merubah perilaku siswa dalam
525
Hermawan, Umboh, Mintjelungan: Indeks debris sebelum...

gigi ialah 0,71 dengan kategori yaitu index.php?p=wi&m=dt&id=64.


sedang. 5. Notohartojo IT, Halim FXS. Gambaran
3. Terdapat perbedaan yang bermakna kebersihan mulut dan gingivitis pada
antara rerata indeks debris sebelum murid Sekolah Dasar di puskesmas
dilakukan promosi kesehatan dan Sepatan Kabupaten Tangerang. Media
Litbang Kesehatan 2010;20(4):180-1.
sesudah dilakukan promosi kesehatan
6. Oktavilia WD, Probosari N, Sulistiyani.
tentang menyikat gigi pada murid SD Perbedaan OHI-S DMF-T dan def-t
Negeri Poigar yang diuji menggunakan Pada siswasekolah dasar berdasarkan
uji statistik dengan nilai P = 0,00 letak geografis di Kabupaten
Situbondo. e-Jurnal Pustaka
SARAN Kesehatan 2014;2(1): 35.
1. Perlu adanya upaya berkelanjutan dari 7. Sari SAN, Efendi F, Dian P. Pengaruh
tenaga kesehatan kedokteran gigi pendidikan kesehatan metode
untuk terus memberikan informasi simulasi menggosok gigi Teknik
tentang perlunya menjaga kesehatan Modifikasi Bass dengan keterampilan
gigi dan mulut melalui kegiatan dan kebersihan gigi mulut pada anak
MI At-Taufiq Kelas V. Indonesian
menyikat gigi kepada siswa sekolah
Journal of Community Health
dasar. Nursing. 2012;1(1):1.
2. Perlu adanya upaya berkelanjutan 8. Putri IN, Ilyas M. Efek penyuluhan metode
antara pihak sekolah dan tenaga demonstrasi menyikat gigi terhadap
kesehatan gigi terutama dalam penurunan indeks plak gigi pada
pengadaan UKGS agar siswa-siswa murid kelas VI Sekolah Dasar di
sekolah dasar bisa menjaga kesehatan Desa Padang Loang Kecamatan
gigi dan mulut dengan baik dan benar. Patampanua kabupaten Pinrang.
[diakses 4 mei 2015]. Diunduh dari:
DAFTAR PUSTAKA http://repository.unhas.ac.id/handle/1
1. Supari SF. Pedoman pelaksanaan promosi 23456789/2448.
kesehatan di puskesmas. Jakarta: 9. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan teori
Menteri Kesehatan Republik dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta,
Indonesia, 2007; p. 3. 2005; p. 286.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan 10. Nurhidayat O, Tunggul EP, Wahyono B.
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar Perbandingan media power point
(RISKESDAS) 2013. Jakarta: dengan flip chart dalam
Kementerian Kesehatan RI, 2013; p. meningkatkan pengetahuan kesehatan
110-9. gigi dan mulut. Unnes Journal of
3. Setyawan IS, Supardono AMZ, Public Health. 2012;1(1):33.
Nuryantohadi. Pendidikan budi 11. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan
pekerti. Jakarta: PT Gramedia kesehatan komunitas teori dan praktik
Widiasarana Indonesia, 2008; p. 2. dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit
4. Purnama SJ. Media dan metode Salemba Medika;, 2009; p.111-3.
penyuluhan yang efektif bagi 12. Efendi F, Nursalam. Pendidikan dalam
penyuluh kesehatan. [diakses keperawatan. Jakarta: Penerbit
11april2015] Diunduh dari: Salemba Medika, 2008; p. 220-1.
http: //badandiklat.jatengprov.go.id/

526

Anda mungkin juga menyukai