OLEH
KRISPIANUS YERTIS SUPRIONO
1807010161
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Andreas Umbu Roga, S.Pd., M.Kes Agus Setyobudi, S.KM., M.Kes
NIP. 19504071994031004 NIP. 197809262003121002
Mengetahui
1
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Petani Sawah Di Kecamatan Lembor
usulan penelitian ini melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Andreas Umbu Roga, S.Pd.,
M.Kes selaku pembimbing 1 dan Bapak Agus Setyobudi, S.KM., M.Kes selaku
Pembimbing 2 serta Bapak Soni Doke, S.Pt, M.Kes selaku dosen penguji yang telah
memberikan arahan, koreksi, petunjuk dan saran hingga usulan penelitian ini dapat
1. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc selaku Rektor Universitas Nusa Cendana
2
6. Keluarga tercinta khususnya Bapak Agustinus Tasi, Mama Yustina Anarsi,
Penulis juga menyadari bahwa penulisan usulan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR TABEL vi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
TINJAUAN PUSTAKA 11
4
BAB III 37
METODE PENELITIAN 37
KUISIONER PENELITIAN 55
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR SINGKATAN
APD : Alat Pelindung Diri
UU : Undang – Undang
7
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
kaya dengan tanah yang subur serta iklim yang tropis. Indonesia juga mengalami
semakin meningkat. Oleh karena itu sektor pertanian menjadi sektor yang sangat
penting untuk dikembangkan. Akan tetapi lahan pertanian yang semakin menipis
adanya ancaman terhadap produksi pertanian yang salah satunya adalah organisme
kebijakan yaitu intensifikasi pertanian (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2013) dalam
(Amadea , 2019).
Keamanan pangan artinya syarat dan upaya yang dibutuhkan buat mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang bisa
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya warga, sehingga aman buat
1
2
penggunaan pestisida secara berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan petani
Pestisida adalah seluruh zat kimia serta bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan buat memberantas atau mencegah hama-hama serta penyakit yang
lebih bnayak terjadi pada jenis kelamin laki-laki (3.516 kasus) dibandingkan pada
jenis kelamin perempuan (2.689 kasus), serta terjadi pada semua golongan usia, 334
kasus antara lain ditimbulkan oleh keracunan zat pestisida dan 147 kasus disebabkan
oleh keracunan zat pestisida pertanian,oleh karena itu penting menggunakan APD
Data kecelakan kerja Pronpinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tercatat di
BPJS Ketenaga kerjaaan NTT, baik dari sektor kerja formal maupun sektor kerja non
formal adalah sebagai berikut; pada tahun 2017 tercatat sebanyak 145 kasus
kecelakaan kerja, tahun 2018 kasus kecelakaan kerja yang dilaporkan ke BPSJ
3
ketenagakerjaan sebanyak 18 kasus. Pada tahun 2019 terhitung sampai dengan bulan
132 kasus kecelakan kerja (BPJS Ketenaga kerjaan Prop. NTT, 2019).
perlu adanya perlindungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
saat bekerja. Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan untuk melindungi
pekerja dari luka atau penyakit yang diakibtkan oleh adanya kontak dengan bahaya di
tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan
Pemakaian Alat pelindung Diri (APD) merupakan salah satu cara pencegahan
pengguna pestisida diantaranya : sarung tangan karet, apron, pakaian kerja/ overall,
baju berlengan panjang dan celana panjang, sepatu boot karet, debu, pelindung
wajah , penutup kepala, topeng debu dan respirator/ pengisap, (Peraturan Menteri
pengetahuan, sikap, umur, dan masa kerja, faktor pemungkin (enabling factor)
ketersediaan fasilitas, faktor penguat (reinforcement factor), faktor ini meliputi peran
Hasil penelitian (Amadea , 2019) ada hubungan antara pengetahuan dan sikap
dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani pengguna pestisida di Desa
Kacaribu tahun 2019. Pengetahuan petani pengguna pestisida berkaitan erat dengan
penggunaan alat pelindung diri pada petani, karena dengan pengetahuan yang baik
tentang pengguanan APD maka akan mengubah cara pandang petani tentang APD.
sangat signifikan antara usia dengan perilaku penggunaan APD pada tenaga
kesehatan di RSUD Banjarbaru dengan hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai
(p-value=0,006).
signifikan antara lama kerja dengan perilaku penggunaan APD pada tenaga kesehatan
di RSUD Banjarbaru dengan hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai (p-
value=0,003).
antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku penggunaan APD pada petani di
p=0,009 (p<0,05). Petani yang mempunyai ketersediaan APD yang lengkap ditambah
dengan tingkat pengetahuan tentang APD dan sikap yang positif akan mendorong
petani untuk berperilaku menggunakan APD dengan baik pada saat penyemprotan
pestisida.
Kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah penduduk 1.708 Jiwa, dengan jumlah 437
kepala keluarga, 876 jiwa diantaranya Perempuan dan 832 jiwa laki-laki serta
memiliki 3 RW dan terdapat 12 RT. Desa Lendong adalah Desa dengan mayoritas
masyarakat bekerja sebagai Petani dengan luas lahan rata-rata sawah 245 Ha, dengan
jumlah Petani 421 jiwa. Desa Lendong adalah salah satu Desa yang berada di wilayah
Kerja Puskesmas Lengkong Cepang, diantaranya ada Desa Munting, Desa Watu
Desa Lendong menjadi salah satu Desa yang periode panen mencapai 2 kali
panen dalam setahun dibandingkan dengan Desa lain dikarenakan memiliki sumber
mata air untuk mecukupi kebutuhan lahan pertanian sementara di Desa lain hanya 1
kali panen dalam setahun dikarenakan air yang mejadi sumber kehidupan tanaman
sawah hanya bersumber dari air hujan, sehingga memungkinkan masyarakat Desa
Lendong lebih lama kontak dengan pestisida yang menyebabkan risiko paparanya
lebih tinggi dibandingan dengan Desa lain. Selain itu, di Desa Lendong belum pernah
dilakukan penelitian berkaitan dengan Penggunaan Alat pelindung Diri (APD) pada
Petani pengguna Pestisida dan juga jarak Desa Lendong dengan Puskesmas
6
Lengkong Cepang terhitung jauh dibandingan dengan Desa lain yaitu mencapai 20
kilometer.
diantaranya tidak mengetahui tentang alat pelindung diri, Petani tersebut juga tidak
mengetahui tentang alat pelindung diri yang harus digunakan pada saat menyemprot
pestisida, dan juga tidak mengetahui tentang kegunaan alat pelindung diri pada saat
menyemprot pestisida.
menganggap pestisida merupakan bahan kimia yang tidak beracun, sehingga dalam
penggunaan tidak diperlukan alat pelindung diri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
petani masih banyak yang tidak mendukung penggunaan APD pada saat
penyemprotan pestisida.
saling terkait dengan tindakan tidak aman oleh seseorang pekerja, dengan
Masa
kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat.
Pengalaman untuk waspada terhadap kecelakaan kerja bertambah baik sesuai denga
pertambahan masa kerja dan lama bekerja di tempat kerja yang bersangkutan.
pengawasan dalam menggunakan APD saat menggunakan pestisida sampai pada saat
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petani salah satunya dipengaruhi
oleh ketersediaan APD. Hasil observasi yang dilakukan pada 10 Petani 7 Petani
diantaranya tidak memiliki alat pelindung diri pada saat penggunaan pestisida dan 3
diantaranya memiliki APD namun tidak lengkap diantaranya hanya memiliki topi dan
celana panjang, sementara masker, sarung tangan, sepatu boot dan baju lengan
panjang tidak dimiliki oleh Petani . Sebagian besar petani tidak memiliki sarung
tangan, karena mereka merasa tidak nyaman dan tidak ada gunanya. Petani lebih
informasi bahwa banyak petani yang mengaku sering merasakan ataupun mengalami
pusing, gatal di kulit, dan mual setelah melakukan penyemprotan pestisida. Akan
Manggarai Barat”.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Petani Sawah Di Kecamatan Lembor Selatan
1.3. Tujuan
Alat Pelindung Diri Pada Petani Sawah Di Kecamatan Lembor Selatan Kabupaten
1.4. Manfaat
sektor pertanian .
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyarakat
minimalisir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan Kerja atau Occupational Safety and Health adalah meningkatkan dan
memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerjaan
dari resiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan,
kondisi fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan
manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan,
kesehatan dan keselamatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan
11
12
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
dengan nilai p= 0,005 dengan nilai r=0,316, (Joko Malis et.al., 2018) .Semakin
mempunyai pengetahuan yang baik tentang APD, maka petani tersebut akan
13
2. Sikap
Sikap adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang, atau
perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu. Sesuatu itu
bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok, kalau yang timbul
terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap positif.
Sedangkan perasaan tidak senang disebut sikap negative. Apabila tidak timbul
et.al., 2019)
Menurut (Damiati et.al., 2017 ) sikap terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu:
1. Komponen Kognitif
2. Komponen Afektif:
14
seberapa jauh konsumen merasa suka atau tidak suka terhadap objek
3. Komponen Konatif
perilaku penggunaan alat pelindung diri dengan nilai sig hitung kurang dari
nilai sig(0,05) yaitu 0,000. Semakin baik sikap buruh tani maka motivasi
untuk berperilaku menggunakan APD akan semakin baik pula, buruh tani
memiliki sikap yang baik, salah satunya yaitu menggunakan APD pada saat
dan keselamatan kerja, terlihat dari sikap mereka acuh terhadap penggunaan
3. Umur
tindakan tidak aman oleh seseorang pekerja, dengan bertambahnya usia akan
fungsi biolo- gis, psikologis dan sosiologis. Menurut Suyono (1991) umur
yang produktif adalah umur yang berada di atas 10 tahun dan kurang dari 51
ta- hun, sehingga dapat dikatakan responden pada umumnya sudah tidak
produktif lagi dalam bekerja. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi di lapangan
petani. Se- makin lanjut usia petani padi sawah maka ke- mampuan kerja akan
semakin berkurang se- hingga hasil kerja yang dicapai tidak maksimal,
sehingga pendapatan yang dicapai juga tidak maksimal. Rata-rata umur petani
(Mardianto, 2021).
4. Masa Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masa kerja ialah jangka
waktu orang sudah bekerja pada suatu kantor, badan dan sebagainya. Masa
kerja dapat diartikan sebagai sepenggal waktu yang agak lama dimana
seorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas
waktu tertentu. Bagi seorang petani tempat kerja ialah kebun atau ladang.
Petani sering mendapatkan beban kerja lebih dari satu dalam menjalankan
signifikan antara lama kerja dengan perilaku penggunaan APD pada tenaga
Diketahui pada responden yang bekerja > 10 tahun lebih banyak (57,1%) yang berperi
1. Tokoh Masyarakat
a. Penegrtian Tokoh masyarakat
ada yang bersifat formal dan informal. Tokoh masyarakat yang bersifat
formal adalah orang-orang yang diangkat dan dipilih oleh lembaga negara
dibutuhkan, hal ini sebagai wujud dari partisipasi kewargaan para tokoh
oleh sebab itu keberadaannya menjadi salah satu faktor penunjang dalam
2. Pertauran-Peraturan
Tahun 1981 pasal 5 ayat 2 menyatakan “Pekerja harus memakai alat pelindung
diri yang diwajibkan untuk mencegah penyakit akibat kerja” maksud dari
meningkatkan produktifitas.
1. Ketersediaan Fasilitas
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petani salah satunya
meliputi jenis alat pelindung diri yang dimiliki oleh petani meliputi masker,
topi, sarung tangan, sepatu boot dan pakaian pelindung . Sebagian besar
petani tidak memiliki sarung tangan, karena mereka merasa tidak nyaman
21
dan tidak ada gunanya. Petani lebih memilih mengeluarkan uang untuk
(Wismaningsih.et.al.,2015).
lengkap ditambah dengan tingkat pengetahuan tentang APD dan sikap yang
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja (PP Nomor
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh
pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya
22
paparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat
Pekerja yang menggunakan APD saat melakukan pekerjaan memiliki risiko yang
kecil mengalami kecelakaan kerja jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak
menggunakan APD. Menggunakan APD saat bekerja adalah suatu alternatif terakhir
1) Pemilihan APD
Pemilihan alat pelindung diri harus dilakukan secara tepat dan bijaksana
sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Alat pelindung diri yang baik hendaknya
bobotnya ringan, tidak mudah rusak, dapat dipakai secara fleksibel, tidak
mudah, tidak membatasi gerak, rasa tidak nyaman tidak berlebihan (Hapsoro,
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD). Dalam hal ini jenis
Alat Pelindung Diri (APD) yang dipakai pada pekerja perkebunan adalah :
uap, asap dan sebagainya. Jenis alat pelindung pernapasan yaitu masker.
tangan dan jari-jari tangan dari bahan kimia, tergores, terinfeksi zat
patogen dan jasad renik. Jenis alat pelindung tangan yang terbuat dari
benda, tergelincir, terkena bahan kimia yang berbahaya dan jasad renik.
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur. Jenis pakaian
dialami oleh pekerja karena tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut.
24
Oleh sebab itu alat-alat pelindung diri harus mempunyai persyaratan sesuai
yang wajib digunakan saat bekerja, sesuai bahaya dan resiko kerja untuk
yang harus dipakai antara lain: masker, topi, kaca mata, baju lengan
panjang dan celana panjang, celemek, sarung tangan, dan sepatu boot
tersebut.
2.5. Pestisida
2.5.1. Pengertian Pestisida
Sedangkan menurut The United States Environmental Pesticide Control Act dalam
(Rehulina, 2021), pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus
binatang pengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap
hamakecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan
binatang atau semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
b. Memberantas rerumputan;
atau ternak;
Kementrian Pertanian (2008), ditinjau dari jenis jasad yang menjadi sasaran
1. Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti
tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut Mitesida. Fungsinya untuk
2. Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut,
3. Alvisida, berasal dari kata alvis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya
4. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium, atau bahasa Yunani bakron,
5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus, atau bahasa Yunani spongos
9. Nematisida, berasal dari bahasa latin nematoda atau bahasa Yunani nema
10. Ovisida, berasal dari bahasa latin ovum berarti telur, berfungsi untuk
merusak telur.
11. Pedukulisida, berasal dari bahasa latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi
12. Piscisida, berasal dari bahasa Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk
membunuh ikan.
13. Rodentisida, berasal dari bahasa Yunani rodere, berarti pengerat, berfungsi
14. Termisida, berasal dari bahasa Yunani termes, berarti serangga pelubang
berhasil. Maka petani memakai pestisida untuk membunuh hama dan meningkatkan
hasil pertanian sehingga penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor
produksi pertanian akan semakin meningkat sehingga kebutuhan ekonomi akan dapat
teratasi terutama dibidang pangan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan pestisida
29
harus dipilah pestisida yang sesuai dengan alat-alat yang digunakan, cara
dengan cara baik dapat dapat menjegah terjadinya pencemaran pada lingkungan serta
anak.
berkepentingan.
3) Pestisida yang disimpan perlu untuk memiliki buku yang memuat catatan
gudang. Oleh karena itu perkiraan kebutuhan untuk setiap jenis pestisida
kabur, sakit dada, diare, pusing, keringat berlebihan, sakit kepala, sakit
otot dan kram, mual–mual dan muntah, keluar air yang berlebihan mata,
koma, pupil mata semakin mengecil (marked miosis), bibir dan kuku
fit.
pakaian
f. Siapakan air bersih dan sabun dekat tempat kerja (air bersih harus
tempat kerja.
32
pakaian kerja.
mulut.
3. Sesudah Penyemprotan
a. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih setelah pekerjaan selesai.
d. Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi di dekat tempat
pengetahuan, sikap, umur, dan masa kerja, faktor pemungkin (enabling factor)
ketersediaan fasilitas, faktor penguat (reinforcement factor), faktor ini meliputi tokoh
maka semakin baik perilaku petani dalam penggunaan APD. Petani yang mempunyai
pengetahuan yang baik tentang APD, maka petani tersebut akan menggunakan APD
menggunakan APD akan semakin baik pula, buruh tani yang termotivasi untuk
menjaga kesehatan dan keselamatan diri akan memiliki sikap yang baik, salah
satunya yaitu menggunakan APD pada saat bekerja, mematuhi peraturan untuk
menggunakan APD. Sebaliknya buruh tani dengan sikap yang kurang baik cenderung
34
kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, terlihat dari sikap mereka
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa
mempunyai kecenderungan akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman kematangan jiwanya
(Apriluana,et.al.,2016).
dengan masa kerja ditempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja yang baru
itu tenaga kerja baru mementingkan selesainya sejumlah pekerjaan yang diberikan
kepada mereka. Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih
dibandingkan dengan rekan kerja lainnya (Suma’mur, 2013) dalam (Amadea , 2019).
Tokoh masyarakat sebagai titik sentral dalam perwujudan Desa yang baik,
tentu keberadaannya sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan Desa yang baik.
sebuah wilayah desa, oleh sebab itu keberadaannya menjadi salah satu faktor
penting untuk memberi keputusan dalam bermasyarakat. Salah satu peran tokoh
dengan penggunaan alat pelindung diri. Petani yang mempunyai ketersediaan alat
pelindung diri yang lengkap ditambah dengan tingkat pengetahuan tentang alat
pelindung diri dan sikap yang positif akan mendorong petani untuk berperilaku
menggunakan alat pelindung diri dengan baik pada saat penyemprotan pestisida
(Wismaningsih.et.al.,2015).
Faktor Predisposisi
(predisposing factors)
Pengetahuan
Sikap
Umur
Masa kerja
2. Peraturan-Peraturan
Keterangan
36
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif atau survey analitik dengan metode
analitik observasional dengan cara pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian untuk
mencari hubungan antar variable. Pendekatan Cross Sectional adalah suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor resiko dengan cara pendekatan
observasi atau pengumpulan data di ukur atau dikumpulkan dalam waktu bersamaan
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanaan pada Bulan Mei -Agustus Tahun 2022.
38
39
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Petani Sawah di Desa Lendong,
orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian petani sawah yang diperoleh
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan:
N= populasi
n = sampel
Diketahui N= 421 orang dan e =10% atau 0,1, maka perhitungan besar
421
n= 2
1+ 421(0 , 1)
421
n= ❑
1+ 421 ( 0 ,01 )
40
421
n=
5 , 21
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 81 orang petani sawah.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Multistage Random
cluster dari proses penyeleksian individu yang menjadi bagian dari populasi. Cluster
yang pertama adalah pemilihan secara acak jumlah RW yang ada di Desa Lendong
yang akan dijadikan sampel, cluster yang kedua adalah pemilihan secara acak jumlah
RT yang ada di RW hasil pemilihan di cluster pertama yang dilakukan dengan cara
pemilihan pada claster pertama dan claster kedua dengan penentuan sampel pertama
2018).
50% - 75%
(APD) pada Wawancara
dari total skor
pengaplikasian
pestisida 3.
1. Tidak beresiko;
3 Umur Usia responden Kuisioner Ordinal
< 30 tahun
dari awal
kelahiran sampai 2.Bersiko; 30 tahun
pada saat
penelitian
dilakukan. Umur (Fitriana, 2016)
responden diukur dalam
dalam tahun. (Mardianto, 2021)
pestisida
masa kerja, faktor Penguat yaitu tokoh masyarakat dan faktor pemungkin yaitu
ketersediaan fasilitas
APD yaitu pengetahuan dalam hal ini dibagi dalam 3 kategori sebagai
berikut :
2. Sikap pada petani diukur dengan menggunakan skala likert melalui 10 pertanyaan
1) Sangat Setuju : 4
2) Setuju : 3
3) Tidak Setuju : 2
Menurut Azwar dalam bukunya, Skala pengukuran sikap dalam hal ini
1)
Mendukung apabila subjek mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertanyaan ata
2)
Tidak mendukung apabila subjek mampu menjawab dengan benar 50% dari seluruh pertany
Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 40 dan skor terendah adalah
10
3. Masa Kerja pada petani di lihat dari kurun waktu atau lamanya responden
bekerja di hitung dalam satuan tahun. Skala pengukuran Masa kerja dibagi
4. Umur pada petani di lihat dari awal kelahiran sampai penelitian ini dilakukan.
b) Tidak ada jika tidak ada peran serta dari tokoh masyarakat
diukur melalui lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan ketentuan
sebagai berikut :
harinya dengan pembagian 5 petani di pagi hari dan 5 petani di sore hari.
diperoleh dari kuesioner dan hasil wawancara bersama petani sawah di Desa
Lendong.
2. Sumber Data
48
Data menurut sumbernya di bedakan atas dua bagian yaitu data primer dan
data sekunder.
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
penggunaan APD.
2) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu data
3) Observasi
Setelah data di peroleh maka dilakukan pengolahan data dengan urutan sebagai
berikut :
1. Editing
2. Scoring
Memberikan skor pada data-data sekunder dan primer yang telah diberi kode,
3. Coding
4. Entry
Memasukan data ke dalam sebuah file data yakni program software statistik
5. Cleaning
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua tahap yaitu
hubungan antar variabel independen dan dependen. Analisa bivariat dalam penelitian
ini untuk melihat hubungan antara variabel kategori independen dan variabel kategori
dependen menggunakan tabel 2x3 dengan tingkat kepercayaan pada penelitian ini
sebesar 95% dengan nilai signifikan p-value= (0,05). (Misnadin et al., 2016) dalam
(Mardianto, 2021).
penelitian ini berdasarkan pada tingkat signifikan atau p (Riyanto, 2011) dalam
Data diperoleh dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel disertai
dengan penjelasan atau narasi yang merupakan hasil dari analisa data.
1. Pembimbing
2. Peneliti
b. NIM : 1807010161
✔ ✔ ✔ ✔
1 Konsultasi Judul,
persiapan materi
dan penyusunan
proposal
✔
2 Seminar usulan
penelitian
✔ ✔
3 Kaji Etik dan
persia
pan penelitian
✔
4 Peneltian dan
pengumpulan data
hasil observasi
dan tabulasi data
✔
5. Konsultasi
penulisan laporan
hasil penelitian
dan seminar hasil
penelitian
✔
6 Revisi laporan/
skripsi
53
7 Ujian skripsi
✔
Satuan Biaya
(Rp) (Rp)
DAFTAR PUSTAKA
KUISIONER PENELITIAN
Hari/Tanggal :
Nomor Responden :
Karakteristik Responden
Nomor responden :
Nama responden :
Umur : tahun
Masa kerja :
58
a. Alat yang dipakai untuk melindungi pekerja dari bahaya dan penyakit akibat
kerja
b. Alat yang dipakai untuk mempermudah dalam bekerja
c. Alat yang dipakai untuk aksesoris dalam bekerja
2. Menurut saudara, Bagaimana ciri-ciri Alat Pelindung Diri ( APD ) yang baik?
a. Ikut-ikutan sama teman karena teman kerja yang lain memakai APD
b. Untuk melindungi diri pada saat kondisi dan cuaca tidak bagus
c. Untuk melindungi diri dari faktor resiko bahaya pada saat menyemprot
pestisida
4. Menurut saudara, manfaat apa yang diperoleh dari menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) pada saat menyemprot pestisida ?
a. Menghindari diri dari faktor resiko bahaya pada saat melakukan kegiatan
penyemprotan pestisida
b. Terhindar dari cuaca buruk
c. Supaya terlihat lebih keren
5. Alat Pelindung Diri (APD) apakah yang wajib selalu digunakan pada saat
menyemprot pestisida ?
59
60
a. Topi, pakaiaan pelindung badan, masker, sarung tangan, dan sepatu boot
b. Pakaaian pelindung badan dan sepatu boot
c. Pakaiaan pelindung badan, sarung tangan dan boot
a. Masker
b. Topi
c. Pakaiaan pelindung
7. Faktor resiko bahaya apa yang dapat terjadi pada saat proses penyemprotan
pestisida ?
a. Terpeleset, terjatuh,
b. Menghirup pestisida secara tidak sengaja, terkena percikan semprotan
pestisida, batuk
c. Tidak Tahu
8. Bahaya apa yang dapat terjadi jika tidak memakai sarung tangan ?
a. Iritasi kulit
b. Terjatuh
c. Tertusuk patahan kayu
9. Alat Pelindung Diri ( APD ) apakah yang digunakan untuk melindungi kulit dari
paparan/percikan pestisida pada saat proses penyemprotannya ?
a. Helm
b. Pakaiaan Pelindung
c. Kacamata
10. Menurut Saudara, bagaimana pemilihan jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang
tepat dalam melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida ?
61
a. APD yang digunakan harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sesuai
dengan APD yang digunakan untuk pekerjaan penyemprotan pestisida
b. APD yang digunakan harus dalam keadaan baru
c. Tidak tahu
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Tidak Setuju : TS
NO Jawaban
Pertanyaan SS S TS STS
NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
N Penggunaan APD
O Keterangan
Penutup Penutup Sarung Sepatu Boot Pakaian
(Masker)
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak
1.
2.
67