Anda di halaman 1dari 33

REPRESENTASI DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (DID)

DALAM SERIAL MARVEL : MOON KNIGHT 2022


(ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE)

PROPOSAL
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Program
Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

ANINDITHA SYIFAUNNISA
NPM. 119100034

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

REPRESENTASI DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (DID)


DALAM SERIAL MARVEL: MOON KNIGHT 2022
(ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE)

PROPOSAL
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

ANINDITHA SYIFAUNNISA
119100034
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal
Seperti tertera di bawah ini

Cirebon, April 2023

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. H. Nuruzzaman, S.Ag., M.Si Dedet Erawati, S.I.Kom., M.I.Kom


NIDN : 0430087302 NIDN : 0423038703
Mengesahkan :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Siti Khumayah, SE., SH., M.Si


NIDN : 0417037602

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menolong

hamba-Nya, menyelesaikan Proposal ini, karena hanya atas berkat, rahmat, dan kasih

karunia-Nya penulis telah berhasil melakukan Proposal dan membuat laporan

Proposal. Laporan ini disusun dengan tujuan sebagai salah satu persyaratan menempuh

jenjang Strata 1 Program Pendidikann Ilmu Komunikasi Universitas Swadaya Gunung

Jati. Proposal ini berjudul “REPRESENTASI DISSOCIATIVE IDENTITY

DISORDER (DID) DALAM SERIAL MARVEL : MOON KNIGHT

2022(ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE)”. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si. selaku Rektor Universitas Swadaya

Gunung Jati.

2. Siti Khumayah, SE., SH., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Swadaya Gunung Jati.

3. Dr. Iskandar Zulkarnaen, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati.

4. Dr. Farida Nurfallah, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Ilmu

Komunikasi.

5. Dedet Erawati, S.I.Kom., M.I.Kom. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi dan Ilmu politik sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping.

iii
6. Dr. H. Nuruzzaman, S.Ag., M.Si.selaku Dosen Pembimbing Utama.

7. Thysa Thysmelia, selaku ibunda tercinta yang selalu memberikan doa,

dukungan dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

8. Tyva Adhi Ramadhanty, selaku pihak yang mendukung dan memberikan

perhatian dengan tulus kepada penulis.

9. Vicky Putra Aprilian, selaku pihak yang memberikan semangat, kasih sayang,

dan mendukung dengan tulus kepada penulis.

10. Last but not least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me, I

wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having no

days off, I wanna thank me for never quitting.

Penulis menyadari hasil Proposal ini mungkin terdapat kelemahan dan

kesalahan akibat dari keterbatasan ilmu dan pemikiran pribadi penulis, untuk itu

diharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan hasil Proposal ini yang

mungkin akan menjadi acuan untuk laporan yang akan datang tentang saran dan kritik

yang disampaikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga

Allah SWT membalas setiap amal baik kita, Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Cirebon, April 2023

Aninditha Syifaunnisa

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PROPOSISI............................................................................................................. 6
2.1 Penelitian Sebelumnya ..................................................................................... 6
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 7
2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 14
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 13
3.1 Objek Penelitian ............................................................................................ 13
3.1.1 Serial Moon Knight ............................................................................... 14
3.1.2 Sinopsis Moon Knight ........................................................................... 14
3.1.3 Pemeran Moon Knight ........................................................................... 15
3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 15
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan ....................................................... 15
3.3 Informan dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 16
3.3.1 Informan ............................................................................................... 16
3.3.2 Teknik Pemilihan Informan ................................................................... 17

v
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 17
3.4 Operasionalisasi Konsep Penelitian ............................................................... 18
3.5 Pengujian Keabsahan Data ............................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21
LAMPIRAN .......................................................................................................... 22

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2.4 Serial Marvel Studios di Disney+

Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 3.4

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1 Poster Serial Moon Knight

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu ’Communis’ berarti ’sama’,

’Communicatio’ yang berarti ’membuat sama’. Dapat dikatakan bahwa komunikasi

merupakan suatu proses upaya membangun pengertian antara satu dengan yang

lainnya, agar terjadi kesamaan pemahaman mengenai suatu hal. Komunikasi massa

dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya

dikirim dari sumber yang berlembaga kepada khalayak yang sifatnya massal

melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan lain-

lain.

Media massa yaitu salah satu alat komunikasi fenomenal bagi masyarakat

dalam memperoleh berbagai jenis informasi, pengetahuan, atau hiburan yang

mereka perlukan. Pada awalnya, media massa cetak atau elektronik merupakan

media yang digunakan sebagai penyampai pesan dari berbagai sumber kepada

khalayak penerima pesan, yaitu pendengar, pembaca, dan pemirsa. Salah satu

diantara media massa tersebut adalah film.

Film merupakan salah satu bentuk komunikasi media massa yang

mempunyai peran penting dalam memproses suatu pesan untuk kemudian

1
2

disampaikan kepada khalayaknya. Selain menjadi bagian dalam komunikasi massa,

film juga merupakan sebuah pernyataan dari ekpresi manusia.

Film juga dapat dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang ampuh

terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang berupa audio visual,

film mampu bercerita banyak dalam waktu yang singkat. Ketika menonton suatu

film, penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat

menceritakan sebuah kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi beberapa

audiens yang menonton film tersebut.

Serial film menurut KBBI adalah film yang ceritanya berseri (beruntun).

Serial film merupakan suatu karya yang dibuat dengan memecah cerita utama

menjadi beberapa bagian atau episode yang disajikan secara berturut-turut.

Biasanya setiap episode memiliki durasi yang pendek dan berakhir dengan

cliffhanger atau adegan yang membuat penonton penasaran dengan kelanjutan

cerita dalam serial tersebut.

Salah satu genre serial yang dapat dinikmati oleh masyarakat yaitu fiksi,

terutama tentang pahlawan super yang biasanya dapat ditonton oleh anak kecil.

Salah satu produksi film maupun serial tentang pahlawan super terbaik adalah

Marvel Cinematic Universe (MCU). MCU berpusat pada serangkaian pahlawan

super yang diproduksi secara mandiri oleh Marvel Studios dan didasarkan pada

karakter-karakter yang muncul dalam buku-buku komik Amerika terbitan Marvel

Comics. Marvel Studios merilis film-filmnya dalam kelompok yang disebut phase
3

atau fase. Dengan tiga fase pertama secara kolektif dikenal sebagai ’The Infinity

Saga’ dan tiga fase berikutnya sebagai ’The Multiverse Saga’.

Film yang pertama kali dirilis oleh MCU adalah Iron Man (2008) yang

memulai fase satu ’The Infinity Saga’ dari seri film tersebut. Fase dua dimulai

dengan Iron Man 3 (2013), fase tiga dimulai dengan Captain America : Civil War

(2016), fase empat dimulai dengan Black Widow (2021), fase lima dimulai dengan

Ant-Man and The Wasp : Quantumania (2023), dan fase enam dimulai dengan

Fantastic Four (2025), lalu ‘The Multiverse Saga’ akan ditutup dengan Avengers :

The Kang Dynasty (2025) dan Avengers : Secret Wars (2026).

Marvel Studios memperluas jaringannya dengan serial Marvel’s Agents of

S.H.I.E.L.D. di ABC pada tahun 2013-2014, diikuti oleh Marvel’s Daredevil di

Netflix pada tahun 2015, Marvel’s Runaways di Hulu pada tahun 2017, Marvel’s

Cloak & Dagger di Freeform pada tahun 2018. Marvel Studios mulai memproduksi

serial televisi mereka sendiri untuk streaming di Disney+. Dimulai dengan

WandaVision pada tahun 2021 sebagai awal fase empat. Marvel menciptakan dan

memperkenalkan banyak karakter-karakter baru, salah satunya yaitu Moon Knight.

Moon Knight merupakan salah satu serial Marvel yang menceritakan

tentang pahlawan yang memiliki Dissociative Identity Disorder (DID) atau disebut

dengan gangguan identitas disosiatif. Moon Knight terdiri dari 1 season dengan

jumlah 6 episode. Awal mulanya, Steven Grant yang diperankan oleh Oscar Isaac

adalah seorang pekerja museum arkeologi di London. Ia harus selalu mengikat kaki

dan tangannya pada saat tidur, karena ia selalu terbangun di tempat yang berbeda
4

jika ia tidak mengikat kaki dan tangannya. Suatu saat, datanglah Arthur Harrow

yang diperankan oleh Ethan Hawke. Ia adalah seorang pemimpin dari sekte

misterius yang ingin membangkitkan dewa Ammit.

Arthur Harrow datang secara tiba-tiba dan menghampiri Steven Grant,

membicarakan sesuatu tentang kekuatannya yang Steven sendiri tidak

mengetahuinya dan merasa sulit karena ia sama sekali tidak mengerti tentang apa

yang sedang terjadi. Lalu saat melawan orang banyak, Steven kehilangan

kesadarannya dan tiba-tiba dapat mengalahkan semuanya. Bisikan-bisikan dari

sosok misterius yang ternyata ia adalah dewa bulan mesir, Khonsu yang diperankan

oleh F. Murray Abraham selalu ada disampingnya untuk memaksakan menukar

dirinya dengan kepribadiannya yang lain. Kebingungan terus menghantui Steven

saat benda scarab disaat bertemu dengan Arthur telah berhasil dia amankan. Dan

akhirnya, Marc Spector merupakan salah satu kepribadian lain dari Steven yang

sebelumnya telah diungkit oleh Khonsu.

Dalam proposal ini, penulis menggunakan analisis semiotika menurut

Charles Sanders Pierce dengan mengetahui makna dari potongan gambar, adegan

pemain dalam serial Moon Knight. Lalu penulis menggunakan pendekatan metode

kualitatif. Penulis tertarik membahas tentang serial Moon Knight yang

menggambarkan tentang seseorang yang memiliki Dissociative Identity Disorder

(DID).
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalahnya adalah : Bagaimana representasi Dissociative Identity

Disorder (DID) dalam Serial Marvel ’Moon Knight’?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah serta fokus penelitian diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui representasi Dissociative Identity

Disorder (DID)dalam Serial Marvel ’Moon Knight’.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan teoritis, untuk menambah wawasan literatur penelitian kualitatif

mengenai analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Serta untuk menambah

wawasan tentang bagaimana gangguan identitas disosiatif pada seseorang

ditampilkan dalam sebuah serial pahlawan super.

b. Kegunaan Praktis, untuk menambahkan sebuah pengetahuan tentang serial

yang didalamnya tidak hanya berisi hiburan, namun juga terdapat sebuah

informasi dan pengetahuan yang baru. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan

informasi mengenai gangguan identitas disosiatif melalui representasi serial

Marvel ’Moon Knight’.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

1.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu mempermudah penulis dalam memutuskan suatu

Langkah-langkah yang sistematis untuk penyelesaian penelitian dari segi teori maupun

konsep. Adapun ringkasan-ringkasan penelitian relevan yang dijadikan sumber

referensi terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Judul Penulis Tahun Persamaan Perbedaan


1. Dissociative Identity Disorder Aliya 2020 Menggunakan Perbedaan dalam penelitian
Potrayed by Malcolm Rivers in metode ini adalah pada pendekatan
the “Identity” Movie by James deskriptif penelitian.
Mangold. kualitatif.
2. Dissociative Identity Disorder Vira 2022 Menggunakan Perbedaan dalam penelitian
Potrayed in “Tell Me Your Safitri metode ini adalah pada teori
Dreams” by Sidney Sheldon : deskriptif penelitian.
Psychological Approach kualitatif.
3. Dissociative Identity Disorder Regita 2019 Menggunakan Perbedaan dalam penelitian
of Maria in “Look Away” Film Nurul metode ini adalah pada pendekatan
Fitriani deskriptif penelitian.
kualitatif.
4. Jack’s Dissociative Identity Annisa 2021 Menggunakan Perbedaan dalam penelitian
Disorder in Sergio G. Meilani metode ini adalah pada teori
Sanchez’s The Secret of Dewi deskriptif penelitian.
Marrowbone Movie kualitatif.
5. Billy Milligan’s Dissociative Graze 2021 Menggunakan Perbedaan dalam penelitian
Identity Disorder in Daniel Azza metode ini adalah pada pendekatan
Keyes’s The Minds of Billy caroline deskriptif penelitian.
Milligan kualitatif.

6
7

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Representasi

Representasi adalah suatu wujud kata, gambar, sekuen, cerita, dan

sebagainya yang mewakili ide, emosi, fakta, dan sebagainya. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), representasi dapat diartikan sebagai perbuatan

yang mewakili, ataupun keadaan yang bersifat mewakili. Representasi juga dapat

diartikan sebagai suatu proses yang melibatkan suatu keadaan dan semua hal

yang berikaitan dengan yang memiliki makna.

Representasi dipahami sebagai sebuah tanda yang berfungsi menampilkan

kembali sesuatu yang diserap, diindrakan, dibayangkan atau dirasakan dalam

bentuk fisik. Representasi ini tidak harus bersifat nyata, namun juga dapat

menunjukan dunia khayalan, fantasi, dan ide-ide abstrak.

2.2.2 Dissociative Identity Disorder (DID)

Dissociative Identity Disorder (DID) adalah kondisi yang membuat

penderitanya mengembangkan satu atau lebih kepribadian alternatif yang

diketahui secara sadar maupun tidak sadar oleh penderitanya. Gangguan

disosiatif sendiri merupakan penyakit mental yang menyebabkan kerusakan

memori, identitas, dan fungsi mental lainnya yang mendukung seseorang untuk

beraktivitas dengan lancar.

Penyebab utama dari Dissociative Identity Disorder adalah pernah

mengalami peristiwa traumatis. Memiliki kepribadian ganda sering dianggap


8

sebagai mekanisme perlindungan diri pada seseorang dari situasi yang

membuatnya stres, tertekan, dan trauma.Dengan begitu, orang yang memiliki

kepribadian alternatif bisa melawan rasa sakit fisik atau emosional yang timbul

akibat pengalaman yang menyakitkan.

Saat kepribadian alternatif mengendalikan penderitanya, akan ada batasan

yang tercipta antara dirinya dengan peristiwa yang membuatnya trauma. Ada 2

istilah dalam penderita gangguan identitas disosiatif, yaitu host (kepribadian asli)

dan alterego (kepribadian lainnya). Alter ego bisa berbeda usia manupun jenis

atau bukan manusia. Saat kepribadian alternatif muncul, penderitanya akan

mengalami amnesia (hilang ingatan). Itulah sebabnya, si penderita umumnya

tidak menyadari adanya kepribadian alternatif maupun ingatan mengenai

kepribadian alternatif saat mengambil alih.

(https://anyflip.com/swlnb/bikx/basic)

2.2.3 Serial Drama

Menurut Fossard (2005 :28), serial drama merupakan salah satu dari empat

tipe drama yang dibangun dari cerita yang dikemas secara dramatis. Drama serial

atau serial drama ini adalah tipe drama yang dalam setiap episodenya memiliki

cerita yang bersambung satu sama lain dan tetap melibatkan karakter yang sama.

Serial drama dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yakni serial drama weekly

yang ditayangkan secara mingguan dan serial drama daily yang ditayangkan

harian atau stripping.


9

Kelebihan tipe drama ini adalah penulis skenario hanya membutuhkan satu

ide cerita untuk episode-episode selanjutnya. Sementara kekurangan tipe drama

ini adalah kecepatan penulis skenario sangat diuji karena berlomba dengan

jadwal produksi. Konsep drama dengan tipe ini mengandalkan kekuatan konflik

sebagai pembangun cerita. Konflik harus berpotensi untuk menghasilkan

episode-episode yang akan ditayangkan.

2.2.4 Marvel Studios

Marvel Studios (awalnya dikenal sebagai Marvel Film dari 1993 sampai

1996) adalah studio film Amerika yang berbasis di The Walt Disney Studios di

Burbank, California dan merupakan anak perusahaan dari Walt Disney Studios,

itu sendiri sebuah divisi yang dimiliki sepenuhnya dari The walt Disney

Company, dengan produser film Kevin Feige menjabat sebagai presiden.

Sebelumnya, studio adalah anak perusahaan dari Marvel Entertaiment sampai

The Walt Disney Company mereorganisasi perusahaan di Agustus 2015.

Didedikasikan untuk memproduksi film berdasarkan karakter Marvel

Comics, studio telah terlibat dalam tiga waralaba film karakter Marvel telah

melampaui satu miliar dolar dalam pendapatan di Amerika Utara : X-Men,

Spider-Man, dan Marvel Cinematic Universe waralaba multi-film. X-Men dan

Spider-Man dan waralaba Marvel lainnya berlisensi 20th Century Fox dan Sony

Pictures. Film Marvel Studios saat ini didistribusikan teatrikal oleh Walt Disney
10

Studios Motion Pictures; Paramount Pictures untuk The Incredible Hulk, dan

Sony Pictures untuk trilogi Spider-Man MCU.

Marvel Studios telah merilis 27 film sejak tahun 2008 dalam Marvel Cinematic

Universe, dari Iron Man (2008) ke Black Panther : Wakanda Forever (2022).

Film-film semua kesinambungan satu sama lain, Bersama dengan One-Shots

diproduksi oleh studio dan acara televisi yang dirilis secara streaming di layanan

Disney+ seperti WandaVision (2021) sampai Guardians Of The galaxy : Holiday

Special (2022).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Marvel_Studios)

Tabel 2.2.4
Serial Televisi Marvel Cinematic Universe pada Disney+

Serial Episode Tanggal Rilis Kepala Sutradara


Penulis
WandaVision 9 15 Januari 2021 Jac Matt Shakman
Schaeffer
The Falcon and The 6 19 Maret 2021 Malcolm Kari Skogland
Winter Soldier Spellman
Loki 6 9 Juni 2021 Michael Kate Herron
Waldron
What If…? 9 11 Agustus 2021 A.C. Bryan Andrews
Bradley
Hawkeye 6 24 November 2021 Jonathan Rhys Thomas dan Bert
Igla & Bertie
Moon Knight 6 30 Maret 2022 Jeremy Mohamed Diab dan
Slater Justin Benson & Aaron
Moorhead
Ms. Marvel 6 8 Juni 2022 Bishka K. Adil & Bilall, Meera
Ali Menon, dan Sharmeen
Obaid-Chinoy
She-Hulk : Attorney At 9 18 Agustus 2022 Jessica Kat Coiro dan Anu
Law Gao Vaila
11

2.2.5 Semiotika

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami

dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan

’tanda’. Dengan semikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan

suatu tanda. Umberto Eco menyebut tanda tersebut sebagai ”kebohongan”

(Gottdiener, 1995, dalam Listiorini, 1999); dalam tanda ada sesuatu yang

tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Secara

etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

”tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi

sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain

(Eco, 1979: 16).

Dick Hartoko (1984, dalam Santosa, 1993: 3) memberi batasan, semiotik

adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat

tanda-tanda atau lambang-lambang, Luxemburg (1984), seperti dikutip Santosa

(1993: 3) menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu yang secara sistematis

mempelajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistem-sistemnya dan proses

pelambangan.

2.2.5.1 Semiotika Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Pierce dinobatkan sebagai bapak semiotika modern

bersama dengan Ferdinand De Saussure. Tetapi, disebabkan disiplin ilmu yang

dipelajari berbeda, Saussure pakar linguistik modern, sedangkan Pierce pakar


12

bidang filsafat dan logika sehingga mengakibatkan terdapat perbedaan

mendasar dalam menerapkan konsep-konsep semiotika, yang terkenal dari

semiotika Charles Sanders Pierce yaitu konsep triadik yang terdiri dari tanda,

objek, dan interpretant. (Puji Santosa dalam Ancangan Semiotika dan

Pengkajian Susastra: 2021)

Menurut teori Semiotika Charles Sanders Pierce, semiotika didasarkan

pada logika, karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan

penalaran menurut Pierce dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda ini yang

menurut Pierce memungkinkan kita untuk berpikir, berhubungan dengan orang

lain dan memberikan makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta.

Dalam teori semiotika ini, fungsi dan kegunaan dari suatu tanda itulah yang

menjadi pusat perhatian. Tanda sebagai suatu alat komunikasi merupakan hal

yang penting dalam berbagai kondisi serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai

aspek komunikasi.

Pierce menaruh perhatian lebih pada tanda linguistik yang menurutnya

sangat penting. Menurutnya setiap tanda secara umum berlaku juga pada tanda

linguistik, tapi belum tentu tanda linguistik berlaku pula untuk tanda lainnya.

Menurut Pierce tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang

menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan

tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Oleh

karenanya, secara umum Pierce justru mengemukakan bahwa teorinya ini

berlaku secara umum.


13

Pierce menghendaki agar teori semiotikanya menjadi rujukan umum atas

kajian berbagai tanda-tanda. Oleh karenanya ia memerlukan kajian lebih

mendalam mengenai hal tersebut. Untuk itu, Pierce membaginya kedalam

beberapa klasifikasi, yaitu :

A. Berdasarkan Ground

1. Qualisign, yaitu kualitas dalam suatu tanda.

2. Sinsign, yaitu eksistensi atas suatu benda atau peristiwa terhadap suatu tanda.

3. Legisign, yaitu norma yang terkandung dalam suatu tanda.

B. Berdasarkan Objeknya

1. Ikon, yaitu tanda yang menyerupai bentuk objek aslinya.

2. Indeks, yaitu tanda yang berkaitan dengan hal yang bersifat kausal, atau

sebab akibat.

3. Simbol, yaitu tanda yang berkaitan dengan penandanya dan juga petandanya.

C. Berdasarkan Interpretant

1. Rheme, yaitu tanda yang memungkinkan ditafsirkan dalam pemaknaan yang

berbeda-beda.

2. Dicent sign atau Dicisign, yaitu tanda yang sesuai dengan fakta dan

kenyataannya.

3. Argument, yaitu tanda yang berisi alasan tentang sesuatu hal.


14

2.3 Kerangka Pemikiran


Representasi Dissociative Identity Disorder
(DID) dalam serial Moon Knight

Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce

Tanda Objek Interpretant

Scene yang menggambarkan Dissociative Identity Disorder


(DID)

Representasi Dissociative Identity Disorder (DID)

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, representasi Dissociative Identity Disorder (DID) dalam

serial Marvel : Moon Knight menggunakan teori analisis semiotika menurut Charles

Sanders Pierce. Semiotika dibagi menjadi tiga hal, yaitu tanda, objek, dan interpretant.

Penelitian ini menggunakan tanda untuk meneliti scene yang menggambarkan

Dissociative Identity Disorder (DID) dan berfokus pada representasi Dissociative

Identity Disorder (DID) dalam serial Marvel : Moon Knight.


BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam proposal ini yaitu salah satu serial karya Marvel

Cinematic Universe (MCU) yang berjudul Moon Knight, yang tayang pada tahun

2022.

Gambar 3.1
Poster serial Moon Knight
Sumber : Google 2023

13
14

3.1.1 Serial Moon Knight

Moon knight adalah miniseri televisi Amerika Serikat dan terdiri dari

enam episode yang dibuat oleh Jeremy Slater untuk layanan streaming Disney+

Hotstar, berdasarkan karakter Marvel Comics dengan nama yang sama. Serial ini

termasuk dalam Marvel Cinematic Universe. Serial ini diproduksi oleh Marvel

Studios, dengan Jeremy Slater yang ditunjuk sebagai penulis utama. Serial ini

diumumkan pada Agustus 2019, dengan Mohamed Diab yang dipekerjakan

untuk menyutradarai beberapa episode, dengan dua sutradara lainnya yaitu Justin

Benson dan Aaron Moorhead. Syuting dimulai pada akhir April 2021 di

Budapest, Hongariadiikuti oleh produksi di Yordania, yang berakhir pada awal

Oktober sebelum pindah ke Atlanta, Georgia dan rilis pada 30 Maret 2022.

3.1.2 Sinopsis Moon Knight

Marc Spector, mantan marinir dan CIA yang menjadi tentara bayaran.

Selama bekerja di Sudan, Spector kalah dalam pertarungan dengan Raoul

Bushman, seorang panglima perang yang kemudian menjadi salah satu musuh

bebuyutan Moon Knight. Dikira mati, Spector ternyata bangkit kembali di kaki

patung dewa bulan mesir, yaitu Khonsu. Entah diselamatkan dewa atau memang

sudah takdir, Spector tetap mengambil jubah Moon Knight dan mulai memerangi

kejahatan. Spector diberikan kekuatan supernatural, dan mulai menginvestasikan

uangnya untuk memerangi kejahatannya. Ia juga mulai mengembangkan banyak

identitas, untuk membantunya tetap waspada. Salah satu identitas rahasianya


15

adalah Steven Grant, seorang karyawan toko suvenir yang diganggu dengan

penglihatan dan ingatan Marc Spector.

3.1.3 Pemeran Moon Knight

1. Oscar Isaac sebagai Marc Spector / Moon Knight, Steven Grant / Mr. Knight

dan Jake Lockley : Seorang mantan mariner AS dengan gangguan identitas

disosiatif yang menjadi saluran untuk dewa bulan Mesir Khonsu.

2. Ethan Hawke sebagai Arthur Harrow : Seorang pemimpin sekte yang melihat

Moon Knight sebagai penghalang baginya untuk “menyembuhkan dunia”, dan

yang mendorong Spector untuk merangkul kegelapan batinnya.

3. May Calamawysebagai Layla El-Faouly :Seseorang yang memiliki masa

laludengan Marc Spector.

4. F. Murray Abraham sebagaidewabulanMesir Khonsu.

5. Gaspard Ulliel sebagai Anton Mogart / Midnight Man.

6. Lucy Thakeraysebagai Donna, rekankerja Steven Grant.

3.2 Metode Penelitian


3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian adalah langkah yang dilakukan dalam rangka untuk

mengumpulkan data dengan tujuan kegunaan tertentu secara ilmiah sebagai

karya ilmiah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian deskriptif kualitatif.


16

Menurut Bogdan & Taylor (dalam Moleong 2017), metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Peneliti

menggunakan sebuah pendekatan yang disebut dengan pendekatan kualitatif

deskriptif, yang memiliki arti bahwasanya penelitian yang dimaksud untuk

menjelaskan fenomena ataupun karakteristik dari individu, keadaan atau

kelompok tertentu dengan akurat.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk

memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan

penelitiannya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain penelitian deskriptif kualitatif.

3.3 Informan dan Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Informan

Informan dalam penelitian ini adalah didapatkan dari internet dan sosial

media yang berguna untuk membantu menyelesaikan dan memperkuat

penelitian.

3.3.1.1 Informan Pendukung


17

3.3.2 Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan diperlukan untuk acuan maupun pedoman

pada penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposif, yaitu

menetapkan dengan sengaja beberapa informan yang mengetahui tentang

masalah yang akan diteliti.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang

penting. Menurut Sugiyono (2017), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data (p. 308).

Penelitian ini melakukan observasi dari scene-scene, dialog, serta

ekspresi pemain yang terdapat dalam serial Marvel : ”Moon Knight” yang

terdapat gambaran tentang gangguan identitas disosiatif. Lalu kemudian

pengumpulan data ini dilakukan setelah mengamati dan menonton, kemudian

didokumentasi dengan cara screenshot scene beserta dialog dan

mendeskripsikannya.
18

3.4 Operasionalisasi Konsep Penelitian

Tabel 3.4
Operasionalisasi Konsep Penelitian

No Konsep Dimensi Parameter

1. Teori Analisis Semiotika 1. Berdasarkan Ground a) Qualisign, yaitu kualitas dalam suatu

Charles Sanders Pierce tanda.

b) Sinsign, yaitu eksistensi atas suatu

benda atau peristiwa terhadap suatu

tanda.

c) Legisign, yaitu norma yang

terkandung dalam suatu tanda.

2. Berdasarkan Objek a) Ikon, yaitu tanda yang menyerupai

bentuk objek aslinya.

b) Indeks, yaitu tanda yang berkaitan

dengan hal yang bersifat kausal, atau

sebab akibat.

c) Simbol, yaitu tanda yang berkaitan

dengan penandanya dan juga

petandanya.

3. Berdasarkan Interpretant
19

a) Rheme, yaitu tanda yang

memungkinkan ditafsirkan dalam

pemaknaan yang berbeda-beda.

b) Dicent sign atau Dicisign, yaitu

tanda yang sesuai dengan fakta dan

kenyataannya.

c) Argument, yaitu tanda yang berisi

alasan tentang sesuatu hal.

3.5 Pengujian Keabsahan Data

Sugiyono (2015: 92) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan

data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk menguji

kredibilitas (credibility) peneliti menggunakan teknik triangulasi. Moleong (2016:

330) menjelaskan bahwa triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut, untuk keperluan pengecekan

data, atau sering disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding data.

Dijelaskan juga oleh Sugiyono (2015: 372) triangulasi merupakan

teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang ada, triangulasi ini memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data penelitian, dengan tujuan untuk keperluan
20

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh.

Terdapat beberapa macam triangulasi menurut Sugiyono (2007: 273) yaitu

triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan waktu.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses sistematis untuk menganalisis data

dengan tujuan mendapatkan informasi. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan analisis semiotika. Analisis semiotik secara teknis mencakup

klarifikasi tanda-tanda yang dipakai komunikasi, menggunakan kriteria sebagai

dasar kualifikasi dan menggunakan analisis tertentu untuk membuat prediksi.

(Djawad 2001)

Penelitian ini menggunakan metode dari teori Charles Sanders Pierce.

Dari tanda-tanda pada serial ”Moon Knight” tersebut, dianalisa dan diamati agar

dapat diketahui gambaran terhadap gangguan identitas disosiatif yang ada dalam

serial ini.Dalam menganalisa teks serial ”Moon Knight”, dalam penelitian ini

menggunakan tiga tahap analisa, yaitu ikon, indeks, dan simbol.

3.7 Jadwal Penelitian

Lokasi pada kegiatan penelitian ini dilakukan dengan penelitian

pustaka, sehingga lokasi khusus penelitian ini tidak dibutuhkan. Karena objek

yang dikaji adalah serial yang berjudul Moon Knight yang tayang di aplikasi

streaming, Disney+ Hotstar.


21

Tahun 2023

Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli


No
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Penelitian
5. Seminar Hasil
Penelitian
6. Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Nurudin. (2011). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Santosa, Puji. (2021). Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung :


Angkasa.

Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung : Remaja Rosdakarya.

B. Jurnal :

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai