Anda di halaman 1dari 20

KASUS

PNEUM
ONIA
Dosen : Dr. apt. Numlil Khaira Rusdi, M. Si

Disusun Oleh :
Sarah Frestiningsih (2209117012)

2024
Analisis Farmakoterapi dengan Metode SOAP

01 Nama Pasien Tn. Semesta

Jenis Kelamin Laki -laki


Subjektif : Umur 69 tahun

Berat Badan 40 Kg

Tinggi Badan 160 cm

Pekerjaan Tidak bekerja

Status Pernikahan Menikah


RIWAYAT
Keluhan Utama
PENYAKIT
Sesak nafas dirasakan pasien bertambah berat sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit

Riwayat penyakit saat ini


• Sesak dirasakan sejak 1 bulan yang lalu seperti tertekan beban berat pada kedua
dada sehingga pasien sulit untuk bernafas. Sesak dirasakan sepanjang hari
sehingga pasien sulit untuk beraktivitas
• Batuk dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Namun, sejak 2 hari yang lalu batuk
dirasakan semakin berat. Batuk disertai dahak berwarna putih kekuningan, sulit
dikeluarkan, dengan volume dahak sekali batuk lebih banyak dari biasanya ± 2-3
sendok makan. Karena batuk yang disertai keluarnya dahak ini, pasien mengaku
mengalami sulit tidur pada malam hari.
• Demam muncul sejak 2 hari SMRS. Demam tidak terlalu tinggi dan berlangsung
sepanjang hari
• Penurunan nafsu makan dirasakan sejak keluhan sesak dan demam meningkat.
RIWAYAT
Riwayat penyakit terdahulu:
PENYAKIT
Riwayat sesak nafas pada 2 tahun yang lalu, Sesak dirasakan muncul saat
beraktivitas berat disertai batuk, yang kadang batuk disertai dahak dan kadang
tidak. Selama 2 tahun ini, ketika keluhan sesak muncul pasien beberapa kali ke
praktik dokter swasta dan membaik setelah diberikan obat-obatan.

Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada.

Riwayat lingkungan, sosial dan gaya hidup: Pasien dahulu bekerja sebagai
pedagang, namun diusianya sekarang pasien hanya menghabiskan waktunya di
rumah dan tidak bekerja. Pasien mengaku memiliki kebiasan merokok sejak remaja,
kira-kira sejak pasien berusia 16 tahun. Pasien mengaku merokok kurang lebih 1-2
bungkus dalam sehari. Pasien juga mengaku baru berhenti merokok sejak 4 tahun
yang lalu. Di lingkungan rumah pasien juga dikatakan banyak yang merokok.

Riwayat Alergi: Tidak ada


SUBJECTIV
E
Sesak sejak 1 bulan yang lalu seperti tertekan beban
berat pada kedua dada sehingga pasien sulit untuk
bernafas. sulit untuk bernafasSesak dirasakan
sepanjang hari sehingga pasien sulit untuk beraktivitas

Batuk sehak 1 bulan SMRS, dua hari kebelakang


semakin berat, disertai dahak berwarna putih
kekuningan, sulit dikeluarkan, dengan volume dahak
sekali batuk lebih banyak dari biasanya ± 2-3 sendok
makan

Demam muncul sejak 2 hari SMRS. Demam tidak terlalu


tinggi dan berlangsung sepanjang hari dan meningkat

Penurunan nafsu makan sejak keluhan sesak


0
Objektif

Data Penunjang 2
Data Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital Hasil Nilai Rujukan
RR 24 x/menit 20-30 x/menit
HR 88 x/menit 80-90 x/menit
Tekanan darah 120/70 mmg/dL <140/80 mg/dL
Suhu 39oC 37oC
Objektif
0
2
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hasil Hb 12,78 g/dl 12.0-16.0
Laboratorium Leukosit 14.220 /mm3 4.80-10.80
Trombosit 157.500/mm3 150-450
Ht 43,83% 42% – 54%
Albumin 3,4 g/Dl 3.4 – 4.8
GDS 140 mg/dl 100 - 180
Ureum 15 Mmol/L 20 - 40
Kreatinin 0,71 Mmol/L 0,5 – 1,1
Asam urat 3,3 3,4 - 7
Na 119 mmol/L 135-145
K 4,28 mmol/L 3.5-5.5
Cl 80 mmol/L 97-107
pH 7,34 7,35-7,45
PCO2 65,2 mmHg 35 - 45
PO2 43,80 mmHg 80 - 100
HCO3- 34,5 mmol/L 22 -26
TCO2 36,50 mmol/L 23 - 30
Beecf 8,8 mmol/L -2 -2
SO2C 87% 95% - 100%
AST/SGOT 38,4 11 – 33
ALT/SGPT 14,9 11 – 50
Pewarnaan gram Bakteri kokus gram (+) Negatif (-)
Objektif
0
Gambaran Rontgen Toraks (27 Oktober 2021)
2
Kesan :
• Cor : Besar dan bentuk kesan normal
• Pulmo :
- Tampak hiperaerated paru pada kedua paru
- Tampak infiltrat pada paracardial kanan
- Sinus pleura kanan dan kiri tajam
- Diafragma kanan kiri mendatar
- Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Catatan pengobatan
PENGELOMPOKAN
PASIEN PPOK. 1
Pengelompokan pasien PPOK berdasarkan GOLD 2017 berdasarkan atas gejala dan faktor risiko
(riwayat frekuensi eksaserbasi). Gejala diukur berdasarkan skor mMRC (Modified British Medical
Research Council) atau CAT (COPD Assesment test)
TABEL MMRC. 2
TABEL CAT. 2
Pengobatan berdasarkan kelompok
PPOK. 1
Long-acting antimuscarinic antagonists
(LAMAs), such as tiotropium, aclidinium,
glycopyrronium bromide and umeclidinium

Long-acting (LABA) beta2-agonists

ICS – inhaled chorcitosteroid


ASSESME 03
NT
Pasien masuk kedalam kelompok A PPOK, disarankan penggunaan obat
bronkodilator inhalasi untuk mengurangi gejala sesak. 1
04 N
A. Farmakoterapi diruang perawatan

Disarankan penggunaan bronkodilator inhalasi

 Salbutamol inhalasi 1
04 N
B. Latihan dan terapi non farmakologi.1,3

- Latihan otot perifer

- Latihan pernafasan

- Fisioterapi dada

- Pewingkatan nutrisi
04 N
C. Tata laksana di rumah.1
- Penggunaan obat yang tepat
- Penggunaan dan pemeliharaan alat/mesin bantu
pernafasan
- Terapi oksigen
- Rehabilitasi : sesuai aktivitas, latihan ekspektorasi
- Evaluasi dan pemantauan : Tanda eksaserbasi sakut,
ESO, kecukupan dan efek samping penggunaan
oksigen
-
04 N
Edukasi
- Berikan informasi tentang penyakit
pasien secara lengkap
- Mengisi waktu dengan kegiatan
yang menarik, bermanfaat bagi
pasien
- Menjaga asupan nutrisi yang bergizi
baik dan seimbang
- Hygiene dan mobilisasi ringan
• KESIMPU
pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit dan pada pemeriksaan AGD ditemukan


hipoksemia sedang atau berat.
LAN
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan darah lengkap dengan hasil leukositosis, dan pemeriksaan AGD
pada pasien ini didapatkan hipoksemia, hiponatremia, dan adanya asidosis respiratorik.
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka pasien ini didiagnosis Pneumonia
(Community Acquaired Pneumonia) PSI class IV karena telah ditemukan gejala batuk, sesak, demam dan
telah dilakukan pemeriksaan rontgen thorax dengan hasil yang sesuai dengan pneumonia.
• Terapi pasien
1. Cefotaxime 1 g 1xsehari secara IV diberikan untuk pengobatan pneumonia
2. Azitromicin 500 mg 1xsehari secara IV diberikan sebagai antibiotik untuk mengobati pneumonia
3. Methyl Prednisolon 62,5 mg 2xsehari secara IV diberikan untuk peradangan
4. Parasetamol 500mg Tiap 6 jam prn secara oral diberikan untuk mengatasi demam pada pasien
5. N-Acetilcystein 200 mg 3x sehari secara oral diberikan sebagai mukolitik (mengencerkan dahak) dan
sebagai antioksidan.
6. Salbutamol inhaler 100 mcg, 200 mcg (mdi & pdi)
DAFTAR
1. PUSTAKA
Menteri Kesehatan. 2019. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/687/2019
tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Pneumonia Pada Dewasa.
2. GOLD. 2017. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention: A Guide for Healthcare
Professionals. Sydney: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Inc.
3. Menteri Kesehatan. 2023. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/2147/2023 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Pneumonia
Pada Dewasa .

Anda mungkin juga menyukai