Anda di halaman 1dari 15

Kegiatan Usaha UMKM Rendang Asniar

Sebuah hasil analsis Development View terhadap kegiatan usaha


pada sektor kuliner

Disusun Oleh:

1. Bayu Wahyudin 11171130000036

2. Ahmad Irfan Fadhil 11171130000021

3. Geovanni Asandy 11171130000007

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Politik
Internasional II dengan dosen pengampu Ibu Friane Aurora, M.Si.

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarata


2019
KATA PENGANTAR

Bersyukur kepada Yang Maha Cerdas Allah SWT. berkat segala pancaran
karunia dan ilmuNya kami bisa menyelesaikan tugas ini. Tak lupa kami haturkan
shalawat serta salam kepada sosok panutan sepanjang jaman, Sang Pembawa
Kebenaran dan Penerangan terhadap alam semesta yakni Baginda Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua termasuk yang mendapat
syafaatnya di akhir zaman.

Mengerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu


kewajiban kami sebagai penuntut ilmu. Tugas yang kami susun ini kami upayakan
kerjakan sebaik mungkin yang kami bisa. Akan tetapi kami tak menapik kalau
masih ada kekuranga disana-sini, baik itu dalam hal penulisan, diksi, kelengkapan
dan keakuratan materi dan kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu,
sebagai insan yang selalu haus akan pengetahuan, kami mengharapkan selalu
masukan dan kritik yang membangun demi kemajuan kita bersama.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan tugas ini. Mudah-mudahan dengan terususunnya tugas
ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua yang membaca. Terlebih
berpengaruh bagi layaknya nilai yang kami dapat pada mata kuliah Ekonomi
Politik Internasional II yang diampu oleh Ibu Friane Aurora, M.Si.

Senin, 21 Oktober 2019

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 3

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

A. Proses bergabungnya UMKM ke dalam komunitas............................. 5

B. Relasi Antar UMKM dalam komunitas ............................................... 6

C. Hambatan dan Tantangan UMKM dan Komunitas ............................. 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

A. Kesimpulan .......................................................................................... 10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siapa yang tak kenal Rendang? Para penggemar kuliner pasti sudah sering
mengonsumsinya. Sudah tak terbantah lagi memang kalau Rendang merupakan
salah satu makanan terenak di dunia. Olahan daging yang dimasak sedemikian
rupa dengan campuran berbagai kekayaan rempah Indonesia menjadikan rasanya
unik dan sangat khas. Bagi orang barat, hal ini seolah menjadi alternatif untuk
menikmati sajian daging yang selama ini seolah hanya itu-itu saja. Di Indonesia
sendiri, penggemar rendang lebih masif lagi. Buktinya di setiap rumah makan
masakan Padang semuanya pasti menwarakan rendang sebagai salah satu menu
andalan mereka. Sebetulnya, jika berbicara tentang masakan, Indonesia tidak akan
pernah kehabisan cerita. Bangsa yang majemuk ini begitu kaya akan jenis dan
rupa makanan khasnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bangga atas
kekayaan jenis makanan yang dimiliki Indonesia. Meskipun kita mungkin belum
pernah mencicipi satu persatu semua jenis makanan khas tersebut, tapi semoga itu
tidak menggugurkan rasa syukur kita.

Masifnya penggemar makanan padang di Indonesia, membuat rumah


makan yang menyajikan makanan khas ibu kota Sumatera Barat ini tersebar di
hampir seluruh Indonesia. Ketika kita melancong ke berbagai daerah di Indonesia,
bisa dengan gampang kita temui di kota-kota besarnya berupa rumah makan
Padang dan dengan menu rendang andalannya. Meskipun karakteristik lidah dan
rasa setiap daerah di Indonesia ini terkadang berbeda, tapi untuk rendang
nampaknya semuanya satu selera. Jadi, jika ditilik lebih jauh makanan khas
Indonesia yang fenomenal di dalam dan luar negeri bukan hanya mie instan saja,
makanan tradisional seperti rendang ini seharusnya tak kalah pamor oleh mie
instan tersebut.

Makanan berbahan dasar daging sapi ini selain rasanya yang enak, juga
memiliki keunggulan-keunggulan lain. Cita rasa yang khas dan penuh rempah

1
semakin memperkaya rasanya. Sebagaimana olahan berbahan dasar daging
lainnya, rendang juga memiliki kandungan gizi berupa protein dan mineral lain.
Hal ini baik sebagai salah satu asupan gizi bagi para penyantapnya. Namun perlu
diketahui pula bahwa olahan daging seperti rendang ini juga kadar lemak dan
kolesterolnya cukup tinggi, oleh karena itu bagi kalangan tertentu mengonsumsi
rendang tidak boleh berlebihan.

Pada penelitian kali ini, kami mengangkat sektor kuliner dan rendang
sebagai objek penelitian spesifiknya. Kuliner kami pilih karena pada sektor ini
jenisnya banyak sekali dan bisa dengan gampang kami temui berbagai informasi
mengenainya. Baik itu informasi mengenai jenisnya maupun pihak-pihak yang
bergelut dibidangnya. Selain itu, kuliner juga merupakan sektor yang menjadi
kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu, proses produksi dan konsumsi
terhadapnya bisa dikatakan akan terus berlanjut, selagi manusia membutuhkan
makanan. Rendang sebagai salah satu jenis makanan kami pilih selain karena
penggemarnya yang masif, juga karena cita rasa yang enak dan merupakan
makanan khas Indonesia yang sudah mendunia.

Dalam penelitian ini pula, kami bekerjasama dalam mendapatkan berbagai


informasi dengan salah seorang ibu yang menggeluti usaha produksi rendang
rumahan (home industry). Industri rumahan ini bernama Rendang Asniar. Selain
melakukan produksi rendang kemasan, beliau melakukan pemasaran langsung ke
konsumen. Adapun upaya pemasaran yang dilakukan adalah dengan
memanfaatkan media sosial (online) maupun menawarkan langsung kepada para
pelanggan. Berdasarkan penuturan Si Ibu, alasan mengapa beliau memilih jualan
rendang sebagai kegiatan usahanya adalah karena adanya peluang yang cukup
besar. Selain karena kepiawaian Si Ibu dalam mengolah rendang, juga karena
pangsa pasar yang luas serta keawetan rendang yang bisa bertahan sekitar 2-3
minggu.

Kami melihat bahwa apa yang dilakukan si ibu merupakan sebuah inovasi
baru. Beliau melihat peluang dan pangsa pasar rendang yang luas, maka kehadiran
beliau dengan rendang kemasannya diharapkan mampu meningkatkan supply dan

2
variasi cara menikmati rendang yang selama ini cenderung hanya itu-itu saja.
Dengan rendang kemasan yang diproduksi oleh si ibu, dan dengan penjualan yang
mulai merambah media elektronik, maka dapat mempermudah para konsumen
yang ingin membeli rendang. Terlebih di jaman sekarang, yang hampir semuanya
serba online, pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia bisnis seakan menjadi
sebuah keniscayaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peroses bergabungnya para member kedalam komunitas


UMKM?

2. Bagaimana relasi yang terjalin antar UMKM dalam komunitas?

3. Apa hambatan dan solusi bagi para pelaku UMKM dan komunitas?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses bergabungnya para pelaku UMKM ke dalam


komunitas sesama UMKM.

2. Untuk mengetahui sejauh mana relasi antar UMKM dalam


mengembangkan usahanya.

3. Untuk mengetahui apa sekiranya yang menjadi hambatan dan solusi


bagi para pelaku UMKM dan komunitas.

D. Metodologi Penelitian

Pada penelitian kali ini, kami menggunakan metodologi kualitatif. Dimana

sumber-sumber data kami peroleh berasal dari pihak-pihak yang terlibat langsung
dalam kegiata usaha UMKM. Dengan melakukan wawancara, kami bertanya
banyak hal terkait kegiatan usaha mereka sebagai bahan utama penulisan
penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Metodologi Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses bergabungnya UMKM ke dalam komunitas

B. Relasi Antar UMKM dalam komunitas

C. Hambatan dan Tantangan UMKM dan Komunitas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses bergabungnya UMKM ke dalam komunitas

Pendirian komunitas UMKM merupakan salah satu upaya yang banyak


dilakukan oleh para pelaku usaha. Mereka menggaet para pelaku UMKM untuk
bergabung sehingga mereka bisa melakukan hal-hal yang bisa memajukan usaha
mereka. Dalam komunitas ini, mereka kerap kumpul rutin untuk melakukan
sharing mengenai kegiatan usahanya. Atas dorongan keinginan kemajuan
bersama dalam usahanya, mereka melakukan berbagai kerjasama.

Dalam kasus Rendang Asniar yang kami teliti, sebelum mendirikan


UMKM dan bergabung dengan komunitas, Si Ibu penjual rendang ini cenderung
lebih suka berjualan rendang kemasan sendirian, hal ini dikarenakan Si Ibu belum
mengenal apa itu UMKM. Pada tahun 2015 akhir teman Si Ibu mengajak untuk
bergabung dengan UMKM karena menurut temannya, dagangan yang dijual
olehnya yaitu rendang kemasan cukup diminati oleh teman-teman dan juga
kenalan-kenalan lainnya.
Teman Si Ibu memberitahu bahwa di komunitas UMKM, kita sebagai
penjual rumahan akan dibantu dalam fasilitas yang cukup memberi dampak positif
yang dimana hal tersebut dapat mengembangkan usaha kita yang mungkin terlihat
sebagai usaha kecil-kecilan menjadi usaha yang lebih berkembang. Sejak itulah Si
Ibu mulai tertarik untuk bergabung dengan komunitas UMKM karena mendengar
penjelasan temannya yang sudah menjadi anggota komunitas UMKM tersebut.
Setelah bergabung dengan komunitas UMKM, Si Ibu mulai merasakan dampak
yang positif terhadap usaha rendang kemasannya yang dimana hasil penjualannya
yang meningkat, pengemasan menjadi lebih mudah karena bantuan komunitas,
dan pastinya minat pembeli yang lebih tinggi.
Keikutsertaan dalam komunitas UMKM bagi Si Ibu juga menambah ilmu
dan wawasan serta pengalaman yang memberikan dampak yang signifikan dalam
bisnis usaha rendang kemasan miliknya. Terlebih lagi Si Ibu juga sering

5
mengikuti berbagai macam seminar tentang UMKM itu sendiri dan pameran yang
membantu menaikkan nilai jual dan pamor rendang kemasannya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa dengan bergabungnya Si Ibu dengan komunitas UMKM
menimbulkan beberapa dampak positif yang cukup memengaruhi bisnis usaha
rendang kemasan Si Ibu mulai dari meningkatnya minat pembeli, hasil penjualan
dan lebih mudahnya pengemasan. Selain itu menambahnya ilmu dan pengalaman
ibu Avan dengan usaha kemasan rendangnya. Dengan segala pengetahuan dan
pengalaman yang didapat Si Ibu dari komunitas UMKM, maka beliau semakin
percaya diri dan mulai lebih mengembangkan home industry-nya dengan label
Rendang Asniar.
Salah satu komunitas UMKM yang kami teliti yang menjadi tempat
bergabungnya Rendang Asniar ini adalah UMKM Cilandak. Komunitas ini
menghimpun para pelaku UMKM untuk bergabung dan saling bekerja sama.
Bergabungnya Rendang Asniar dalam komuntas dilakukan pada tahun 2018.
Awalnya Rendang Asniar ragu untuk bergabung, selain karena tidak berdomisili
di Cilandak, sebagian besar UMKM anggota komunitas ini bergerak pada sektor
busana dan kerajinan tangan, sedikit saja sektor kuliner yang tergabung. Namun
ternyata Komunitas UMKM Cilandak terbuka bagi UMKM yang berdomisili di
luar kawasan Cilandak. Kemudian, UMKM Cilandak juga terbuka bagi semua
sektor usaha. Selama usahanya masih skala UMKM, semua bisa bergabung.
Persyaratan yang dibebankan kepada anggota juga tidak ribet, karena mereka
beranggapan bahwa untuk berusaha maju bersama tidak perlu banyak syarat,
karean hal itu justru bisa menghambat kemajuan mereka.

B. Relasi Antar UMKM dalam Komunitas

Berdasarkan undang-undang no 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil


dan menengah dalam pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa, usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Menurut Kuwartono UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai
kekayaan bersih maksimal 200.000.000 dimana tanah dan bangunan tempat usaha

6
tidak diperhitungkan. Dan atau mereka yang mempunyai omset penjualan tahunan
paling banyak 1.000.000.000 dan milik warga negara Indonesia. Menurut UU no
20 tahun 2008 adapun kriteria UMKM yaitu usaha mikro adalah usaha yang
memiliki kekayaan bersih mencapai 50.000.000 dan tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Mempunyai hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnya
paling banyak 300.000.000. Berdasarkan kriteria tersebut UMKM cilandak adalah
UMKM usaha mikro.

Layaknya sebuah komunitas usaha, UMKM Cilandak merupakan tempat


bergabungnya berbagai pihak yang menggeluti dunia usaha kecil dan menengah.
Kehadiran komunitas ini merupakan akibat dari keresahan para pelaku UMKM
tentang berbagai tantangan yang dihadapi. Sebagai pengusaha skala kecil, pelaku
UMKM kerap diterpa berbagai kesulitan, khususnya mengenai persoalan
permodalan dan perizinan. Kehadiran komunitas ini diharapkan mampu
membantu mencarikan jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi dan
menunjang berbagai kegiatan usaha para anggotanya.

Dengan dibentuknya komunitas semacam ini, koordinasi dengan


pemerintah terkait dengan berbagai urursan yang melibatkan keduanya bisa
dengan mudah dilakukan. Koordinasi ini penting karena membuat hubungan
antara keduanya seolah dijembatani dengan kehadiran komunitas ini. Misalnya,
terkait perizinan usaha, izin edar, dan lisensi kesehatan. Kegiatan tersebut harus
melibatkan pemerintah melalui dinas terkait, sistem birokrasi yang kadang rumit
bisa dibantu oleh komunitas terkait informasi kelancaran kegiatan tersebut.

Keikutsertaan UMKM Rendang Asniar dalam komunitas ini awalnya


hanya sekedar sebagai upaya memperluas jaringan dan menambah wawasan saja.
Namun dalam perkembangannya, banyak hal yang bisa didapatkan oleh Rendang
Asniar terkait dengan kegiatan usahanya, begitupun terhadap anggota lainnya.
Sehingga membuat Rendang Asniar dan mungkin anggota lainnya merasa
terfasilitasi dan terakomodir kepentingan usahanya dan menjadikan mereka
semakin solid untuk saling bekerja sama dan bahu membahu memajukan
usahanya.

7
C. Hambatan dan Solusi UMKM dan Komunitas

Dinamika perkembangan usaha ditengah kuatnya arus liberalisasi ekonomi


dunia yang semakin merambah ke berbagai sektor, bahkan usaha kecil-kecilan
seperti UMKM tak bisa mengelak dari paparan liberalisasi. Meskipun tingkat
pengaruhnya variatif, ada yang besar karena terjadi kontak secara langsung
maupun kecil karena tidak bersentuhan secara langsung dengan arus liberalisasi.
Tapi satu hal, hampir semuanya sudah terpengaruh oleh dinamika liberalisasi.

Salah satu ciri khas perekonomian liberal adalah kondisi pasar yang bebas
dan minimnya campur tangan pihak pemegang regulasi. Paham ini menganggap
bahwa pasar memiliki mekanisme tersendiri untuk mengontrolnya sehingga tidak
diperlukan intervensi dari pemerintah. Keadaan seperti inilah yang kerap
dikeluhkan oleh para pelaku usaha, terlebih bagi mereka para pelaku home
industry, UMKM atau bahkan para pelaku start up. Meskipun Indonesia bukanlah
negara yang menganut paham ekonomi liberal, tapi corak dan praktiknya banyak
mengarah kepada liberal. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui instansi
terkait banyak melakukan berbagai kebijakan dan intervensi terhadap kondisi
pasar. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian bahwa Indonesia tidak melepas
begitu saja keadaan pasarnya dan sebagai upaya mewujudkan keadilan dibidang
perekonomian.

Bagi pelaku UMKM sendiri, keadaan liberalisasi semacam ini cukup


membuat mereka terhambat, mereka kesulitan menembus pasar untuk
mengedarkan produknya. Belum lagi dengan ketatnya persaingan, semakin
membuat sulit langkah usaha yang biasanya dilakukan kaum muda dan ibu rumah
tangga ini. Maka dari itu diperlukan berbagai upaya untuk membuat usaha dan
produknya bisa survive di pasaran, salah satunya dengan bergabung komunitas
UMKM.

Dalam usaha rendang kemasan yang dijalankan oleh Rendang Asniar dan
rekan-rekannya di Komunitas UMKM Cilandak pasti tak luput dari adanya
hambatan dan tantangan. Tentunya hal ini adalah sebuah kewajaran dari seorang

8
pengusaha dalam menjalankan usahanya. Adapun hambatan dan tantangan yang
dihadapi oleh rendang Asniar pada usaha rendang kemasannya ialah perizinan
yang cukup rumit dan harga barcode yang mahal yang berkisar 1 jutaan. Dalam
mengembangkan usaha rendang kemasan Ibunya Avan pasti membutuhkan
perizinan yang digunakan untuk pemasaran rendang kemasan tersebut. Selain
perizinan ada satu hal yang cukup menghambat pemasaran yakni harga barcode
yang mahal, lantas apa sebenarnya fungsi dari barcode tersebut. Barcode itu akan
dipakai di rendang kemasan untuk dipasarkan di minimarket yang ternama, sebut
saja minimarket seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi dan lain – lain.

Hambatan yang dihadapi oleh Rendang Asniar merupakan hambatan yang


umum menjadi persoalan bagi UMKM lainnya. Hadirnya komunitas UMKM
diharapkan mampu membantu mencari jalan keluar atas hambatan yang dihadapi
oleh para pelaku UMKM atau paling tidak menanggulangi risiko yang bisa kapan
saja membuat usaha mereka merugi bahkan gulung tikar. Oleh karena itu, melalui
komunitas UMKM ini pula mereka berupaya merumuskan startegi untuk
bersama-sama mencari penawarnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesmpilan

Kegiatan usaha pada sektor kuliner merupakan salah satu kegiatan usaha
yang paling menjanjikan. Beragamnya jenis olahan kuliner dan pangsa pasar luas
yang luas merupkan dua dari seian banyak keunggulan usaha di sektor ini.
Lagipula, nampaknya selama manusia membutuhkan makanan, industri/kegiatan
usaha dalam sektor kuliner tidak akan hilang. Akan tetapi, layakanya sayur tanpa
garam, kegiatan usaha kuliner juga kurang pasa nampakanya kalau tanpa
permaslaha.

Adanya berbagai masalah yang dihadapi oleh para pelakun UMKM


membuat mereka harus beripikir ulang tentang bagaimana caranya menghadapi
masalah tersebut. Berbagai upaya mereka rumuskan sebagai penawar dari
berbagai permasalahan. Dari sekian banyak masalah, yang paling sering membuat
para pelaku UMKM kesulitan adalah minimnya pengetahuan tentang bagaimana
caranya mengembangkan usaha dan berbelitnya proses birokrasi tatkala mereka
membutuhkan campur tangan pemerintah. Hadirnya komunitas UMKM ini
mereka harapkan mampu menjadi solusi atas permsasalahan yang mereka hadapi.

Berdasarkan analis dari kasus diatas, hadirnya komunitas UMKM ini juga
sebagai wadah dalam mengahdapi tantangan liberalisasi ekonomi yang sekarang
membuat kompetisi pasar makin meningkat. Sehingga dibutuhkan suatu wadah
bagi individu atau kelompok untuk saling kooperatif dalam menjalankan
usahanya.

Intinya, dari analisis hasil penelitian ini kami ingin mengatakan bahwa
kuliner merupakan salah satu sektor usaha yang paling menjanjikan. Kemudian,
dengan adanya komunitas UMKM bisa menjadi solusi atas permasalahan yang
dihadapi oleh para pelaku UMKM.

10
REFERENSI

UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Keci dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai