KARTIKA MAYASARI
NRP: I 352180181
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
DISEMINASI INOVASI BUDIDAYA BAWANG MERAH TSS
(TRUE SHALLOT SEED) DALAM POLYBAG MENGGUNAKAN
MEDIA CETAK (FOLDER)
PENDAHULUAN
Bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis Kementerian
Pertanian yang terus diupayakan untuk ditingkatkan produksinya dalam rangka
memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan bahkan permintaan ekspor ke
sejumlah negara. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS),
perkembangan konsumsi bawang merah pada periode tahun 1981-2015 cenderung
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 8,31% kg/kap/tahun. Konsumsi bawang
merah tahun 1981 sebesar 1,65 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2015 konsumsinya
menjadi 2,71 kg/kapita/tahun. Konsumsi bawang merah tertinggi dicapai pada tahun
2007 yaitu sebesar 3,01 kg/kapita/tahun.
Meningkatnya permintaan bawang merah yang tidak diimbangi dengan supply
atau ketersediaan barang akan menyebabkan terjadinya lonjakan harga. Harga
bawang setiap tahunnya menunjukkan trend yang berfluktuasi, sewaktu-waktu dapat
terjadi lonjakan harga yang tinggi. Hal ini akan berdampak pada aksesbilitas
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya bawang merah.
Tingginya harga bawang merah akan mengakibatkan besarnya kontribusi bawang
merah terhadap inflasi. Tercatat, berdasarkan data BPS bahwa pada bulan Januari
tahun 2016, nilai inflasi sebesar 0.15%, bawang merah menyumbang 0,9% atau
termasuk penyumbang inflasi terbesar bersama komoditas daging ayam dan tarif
listrik.
Oleh sebab itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan bawang merah diperlukan
upaya peningkatan produksi yang bukan hanya dilakukan di sentra bawang merah
saja, namun juga perlu dilakukan upaya budidaya dalam skala rumah tangga. Hal ini
dimaksudkan supaya setiap rumah tangga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dengan memanfaatkan pekarangan untuk berbudidaya bawang merah, maka
harapannya setiap rumah tangga tidak akan panik apabila terjadi kelangkaan produk
atau bahkan lonjakan harga.
Budidaya bawang merah telah banyak dilakukan dengan memanfaatkan
pekarangan, terutama di wilayah perkotaan. Dan kini, sedang dikembangkan
budidaya bawang merah menggunakan biji atau sering disebut dengan TSS (True
Shallot Seed), merupakan salah satu inovasi teknologi pertanian dalam budidaya
bawang merah. Adapun kelebihan dari bawang merah TSS antara lain
meningkatkan hasil umbi bawang merah sampai dua kali lipat dibandingkan
penggunaan benih umbi (produksi yang dihasilkan kurang lebih mencapai 26 ton/ha).
Selain itu, tanaman relative bebas dari penyakit dan virus, kebutuhan benih TSS
bawang merah lebih sedikit yaitu 3-5 kg/ha dibandingkan dengan benih umbi (1.5 –
2 ton/ha), pengangkutan yang leboh mudah dan daya simpan lebih lama
dibandingkan umbi.
Berangkat dari kondisi tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
banyak melakukan pengkajian tentang budidaya bawang merah dalam pot/polybag
yang telah disesuaikan dengan karakteristik wilayah di perkotaan. Dan berdasarkan
Permentan No.19 Tahun 2017, bahwa BPTP mempunyai tugas, selain melakukan
pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian, harus pula melakukan
diseminasi hasil pengkajian teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Oleh sebab
itu, perlu dirancang media komunikasi untuk mendiseminasikan berbagai hasil
pengkajian yang telah dilakukan dalam rangka mempercepat proses adopsi inovasi
oleh stakeholder.
Diseminasi inovasi untuk menjangkau masyarakat luas dapat dilakukan melalui
media massa seperti televisi, koran, majalah dan media cetak lainnya seperti folder,
brosur, leaflet dan lain sebagainya. Menurut Marlina et all (2009), disamping media
elektronik ada juga media cetak yang memiliki beberapa keunggulan seperti:
bentuknya praktis, komunikan bisa mengatur sendiri suasana, metode dan kecepatan
pesannya, komunikan dapat mengulang-ulang pesan yang belum dipahami, dan pesan
dapat disimpan sehingga bisa dibaca kembali bila dibutuhkan. Salah satu media cetak
(printed material) yang murah dan mudah dibuat adalah media folder yang
merupakan media komunikasi grafis produk atau jasa yang bentuknya memiliki
beberapa lipatan. Folder termasuk ke dalam desain grafis yaitu merancang/menyusun
bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media
(cetak) yang dimengerti publik.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan,
meliputi:
a) Bagaimana diseminasi inovasi teknologi budidaya bawang merah TSS dengan
menggunakan media cetak dalam bentuk folder ?
b) Bagaimana efektivitas media cetak (folder) dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai inovasi teknologi budidaya bawang merah TSS ?
Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain: a) Mendiseminasikan inovasi
teknologi budidaya bawang merah TSS dalam bentuk media cetak (folder), b)
menganalisis efektifitas media cetak (folder) dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai inovasi teknologi budidaya bawang merah
TSS.
TINJAUAN TEORI
Jenis-jenis Audiens
Audience/Khalayak yang muncul seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan
media.
Massa
Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam
komunikasi.
Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal,
berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan
tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah, tidak dapat
bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya sendiri melainkan
terdapat “dalang” di belakangnya yang berfungsi memanipulasi mereka. Ini
berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam
komunikasi lebih merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut
audience.
Publik
Kata publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang banyak.
Berbeda dengan pengertian massa secara umum, publik tidak berkumpul
dalam suatu tempat tertentu melainkan tersebar. Publik mempunyai tujuan
yang lebih
6 terarah, pandangan terhadap masalah, dan menentukan sikap serta
menentukan pilihan. Dalam komunikasi, pengertian publik tidak jauh berbeda
dengan massa. Dalam komunikasi, publik dapat diartikan sebagai orang-orang
yang datang menonton atau mengunjungi.
Kerumunan (Crowd)
Kerumunan dapat diartikan individu-individu yang bergabung atau
menghimpunkan diri untuk mengerubungi sesuatu. Kerumunan lebih mudah
dihasut dan digerakkan daripada massa dan publik. Objek yang menjadi
perhatian kerumunan adalah kejadian yang sedang terjadi saat itu. Dalam
menyikapi kejadian tersebut, kerumunan seringkali menggunakan cara-cara
yang emosional dan diluar rasional. Sulit dilakukan kontrol terhadap
kerumunan karena kadar kesadaran mereka tinggi namun hanya bersifat
sementara karena biasanya kerumunan tidak berstruktur, jadi sulit untuk
mendapatkan bentuk kerumunan yang sama seperti bentuk sebelumnya.
Kelompok (Group)
Group atau kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat
yang mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan
yang saling berinteraksi. Karena memiliki persamaan, kelompok-kelompok
mempunyai tingkat hasut yang tinggi. Hal ini juga dikarenakan kelompok
hanya berada di ruang lingkup yang kecil. Kelompok mempunyai tujuan yang
lebih transparan disbanding dengan massa, publik, dan kerumunan, maka dari
itu kelompok lebih mudah dikontrol karena mereka memiliki kesadaran
yang tinggi dan masing-masing anggota menyadari keanggotaannya.
Karakteristik Audiens
Sifat audiens berpengaruh terhadap strategi untuk mencapai tujuan presentasi,
karena itu analisis audiens merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan
dalam persiapan presentasi. Yang perlu diperhatikan dalam analisis audiens, yaitu:
1) Jumlah dan komposisi audiens
Memperkirakan jumlah audiens yang akan mengikuti presentasi.
Mengetahui latar belakang profesi dan agama.
Menganalisis bauran pria dan wanita, tingkat usia, kelompok sosial dan etnis,
serta tingkat ekonomi dan pekerjaan.
2) Kemungkinan reaksi audiens
Menganalisis alasan audiens mengikuti presentasi.
Memastikan sikap audiens secara umum pada topik presentasi:
Memastikan minat audiens (sangat tertarik, tertarik, atau tidak tertarik) pada
topik presentasi.
Meninjau reaksi audiens terhadap informasi yang sama dengan yang telah
mereka dengar pada waktu yang lalu.
Mengetahui bagian materi presentasi yang mungkin dapat menyebabkan
kesulitan bagi audiens.
3) Memprediksi respon audiens
Mencatat manfaat yang diperoleh audiens dari pesan yang mereka dapatkan.
Merumuskan ide yang paling mungkin mendapat reaksi positif dari audien.
Mengantisipasi kemungkinan timbulnya pertanyaan yang mencerminkan
rasa keberatan audiens.
Menganalisis hal-hal yang terburuk yang mungkin terjadi dan cara
meresponnya.
4) Tingkat pemahaman audiens
Mengetahui apakah audiens telah mengetahui sesuatu tentang pokok bahasan
dalam presentasi.
Mengetahui kesetaraan tingkat pengetahuan audiens.
Mempertimbangkan pengetahuan audiens tentang kosa kata yang digunakan
dalam presentasi.
Memperkirakan tingkat kemampuan audiens untuk memahami pesan dan
presentasi.
Mempertimbangkan bauran konsep umum dan rincian khusus yang akan
diterangkan.
5) Hubungan audiens dengan pembicara
Menganalisis cara audiens bereaksi terhadap pembicara.
Mengetahui sikap audiens untuk dapat menjadi akrab, berpikir terbuka atau
kurang ramah terhadap maksud pembicara.
6) Mengetahui cara audiens memberi respon
Mengetahui yang diinginkan audiens.
Mempertimbangkan kemungkinan sikap audiens terhadap
organisasi/lembaga yang diwakili oleh pembicara.
Dalam Renstra 2015-2019 dijelaskan bahwa salah satu fokus komoditas yang
dikembangkan yaitu, produk pertanian penting pengendali inflasi, meliputi cabai,
bawang merah, bawang putih. Salah satu strategi utama adalah “Peningkatan
ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi dalam negeri, yang
meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, daging, gula, cabai dan bawang merah”.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik benang merahnya sebagai berikut:
1. Media cetak (folder) dapat menjadi alternatif media diseminasi inovasi budidaya
bawang merah TSS.
2. Berdasarkan penelitian terdahulu, media cetak (folder) efektif meningkatkan
pengetahuan sasaran, yang dapat diukur dengan menggunakan pre/post test.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas F, Pasallo S. 2013. eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, Vol 1 No (4), Peran
Media Massa Cetak (Koran) Dalam Meningkatkan Pariwisata Danau Dua Rasa
(Labuan Cermin).
Adawiyah SE. 2003. Pengaruh Media Komunikasi HIV/AIDS Berbentuk Booklet
Dan Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Perguruan Tinggi
Swasta Di DKI Jakarta. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB
Bangun N. 1994. Pengaruh bentuk imbauan dan simpulan pesan folder tentang
bahaya limbah rumahtangga pada peningkatan pengetahuan dan perubahan
sikap menurut jender [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.
Berlo D K. 1960. The process of communication: An introduction to theory and
practice. New York (US): Holt, Rinehart and Winston, Inc
Harahap H. 1994. Pengaruh Bentuk dan Frekuensi Penyajian Pesan Gizi Seimbang
Melalui Folder [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB
Indraningsih KS. 2017. Strategi Diseminasi Inovasi Pertanian Dalam Mendukung
Pembangunan Pertanian Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 2,
Desember 2017: 107-123
Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di NegaraNegara Dunia
Ketiga: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
(Kementan). 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.
Koeswara, E., 1995, “Motivasi: Teori dan Penelitiannya”. Angkasa. Bandung.228-229
Littlejohn, W. Stephen. 2002. Theories of Human Communication, California:
Wadsworth Publishing Company.
Marlina L, Saleh A, dan R.W.E. Lumintang. 2009. Perbandingan Efektivitas Media
Cetak (Folder dan Poster-Kalender) dan Penyajian Tanaman Zodia
terhadapPeningkatan Pengetahuan Masyarakat. Jurnal Komunikasi
Pembangunan. ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2
McQuail, D. 1987. Teori Komunikasi Massa edisi 2. Jakarta. Erlangga.
Nuh M. 2004. Kajian Penggunaan Merek Dan Leaflet Sebagai Media Promosi
Terhadap Persepsi Konsumen Citra Produk Buah Keranji [tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana IPB.
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 35/Permentan/OT.140/7/2009
Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian
Dan Angka Kreditnya
Purwanto, D. 2006. Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rahmawati, Saleh A, Hubeis M, Purnaningsih N. 2017. Factors Related To Use Of
Communication Media Spectrum Communication Network Dissemination In
Multi Channel. Int J Sci Basic
Rivers, William L & Peterson, Theodore & Jensen Jay W, 2003, Media M a s s a dan
Masyarakat M o d e r e n. Prenada Media, Jakarta
Rogers, E. 2003. Difussion of Innovations. Fifth Edition. Free Press. New York,
London, Toronto, Sidney
Siagian S P., 2012, “Teori Motivasi dan Aplikasinya”, Cetakan ke-4, PT. Rineka
Cipta, Jakarta., 150-151
Simatupang P. 2003. Analisis Kebijakan Pertanian Volume 1, No. 1, Maret 2003
Sunyoto, D, 2010, “Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian”, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta., 97, 100-101, 108, 2013, “Perilaku
Organisasional: Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data”, Cetakan Pertama,
CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta., 2-7, 10, 17, 148
Sucahya M. 2013. Teknologi Komunikasi dan Media. Jurnal Komunikasi, Volume 2,
Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 6 - 21
Van den Ban AW, Hawkins HS. 1996. Agricultural Extension. Second Edition. New
York: John Wiley & Son, Inc
Wahyuningrum RD, Hariadi SS, Sulasmi & Gunawan 2014. Efektivitas Media
KOmunikasi Dalam Diseminasi INovasi Ayam KUB Untuk Mendukung
Kedaulatan pangan. Semnar Nasional “Kedaulan Pangan dan Pertanian” di
UGM Yogyakarta pada tanggal 6 Desember 2014
Yanti L. 2002. Pengaruh Bahasa dan Jenis Ilustrasi pada Buklet terhadap
Peningkatan Pemahaman Petani tentang Pendayagunaan Melinjo [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana IPB.
Yuliaty C, Arthatiani F Y& Nasution Z. 2011. Diseminasi Dan Adopsi Inovasi
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (Studi Kasus: Kegiatan Iptekmas
BBRP2BKP di Yogyakarta) Buletin Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 6 No. 1,
2011