Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK 3

STRATEGI KOMUNIKASI PENGEMBANGAN


ORGANISASI DAN KELOMPOK

Dosen:
Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S.
Dr. Dwi Retno Hapsari, SP, M.Si

Disusun oleh :

Taufiq Triadi 1352180061


Dede Suryadi I352180151
Kartika Mayasari I352180181

PROGRAM PASCASARJANA
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
STRATEGI KOMUNIKASI PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN
KELOMPOK

PENDAHULUAN
Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan kita, baik dalam
membentuk hubungan sosial maupun hubungan interpersonal. Proses komunikasi
yang terjadi dalam berbagai bidang dan konteks komunikasi sebagaimana telah
disebutkan di atas tidaklah berjalan dengan sederhana melainkan melalui proses
serta tahap-tahap komunikasi yang rumit dan kompleks. Hal ini sesuai
dengan prinsip-prinsip komunikasi yang telah dirumuskan oleh para ahli dengan
berbagai latar belakang disiplin ilmu. Disebut demikian karena dalam proses
komunikasi melibatkan berbagai macam pilihan komponen-komponen
komunikasi yang meliputi aspek-aspek pesan dan aspek perilaku, pilihan tentang
saluran komunikasi yang akan digunakan, karakteristik komunikator, hubungan
antara komunikator dan khalayak, karakteristik khalayak, serta situasi dimana
komunikasi terjadi.
Jika salah satu komponen tidak ada, maka akan berdampak pada
keseluruhan proses komunikasi. Begitu kompleksnya proses komunikasi dan
banyaknya komponen atau elemen komunikasi yang terlibat, menuntut
komunikator perlu merumuskan suatu strategi komunikasi atau perencanaan
komunikasi serta manajemen komunikasi yang baik agar komunikasi yang
efektif dapat terwujud.

PENGERTIAN STRATEGI KOMUNIKASI


Telah disebutkan di atas bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif
diperlukan suatu strategi komunikasi yang baik. Strategi merujuk pada pendekatan
komunikasi menyeluruh yang akan diambil dalam rangka menghadapi tantangan
yang akan dihadapi selama berlangsungnya proses komunikasi.  Berbagai
pendekatan dapat dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi, misalnya
pendekatan kesehatan masyarakat, pendekatan pasar bebas, model pendidikan,
atau pendekatan konsorsium.  Salah satu dari pendekatan-pendekatan itu dapat
dianggap sebagai dasar dari sebuah strategi dan berfungsi sebagai sebuah
kerangka kerja untuk perencanaan komunikasi selanjutnya. Sebuah strategi
hendaknya menyuguhkan keseluruhan arah bagi inisiatif, kesesuaian dengan
berbagai sumber daya yang tersedia, meminimalisir resistensi, menjangkau
kelompok sasaran, dan mencapai tujuan inisiatif komunikasi.
Menurut Effendy (1984), strategi adalah perencanaan atau planning dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik
operasional. Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak
sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan
yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh
manfaat berdasarkan sudut pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang
lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.
Untuk mengimplementasikan strategi komunikasi dibutuhkan taktik atau
metode yang tepat. Taktik dan strategi memiliki keterkaitan yang kuat. Jika
sebuah strategi yang telah kita susun dengan hati-hati adalah strategi yang tepat
untuk digunakan, maka taktik dapat dirubah sebelum strategi. Namun, jika kita
merasa ada hal yang salah pada tataran taktik maka kita harus mengubah strategi.
Rogers dalam Cangara (2013) memberi batasan pengertian strategi
komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Menurut
seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton dalam Cangara (2013)
juga membuat definisi dengan menyatakan
Bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semuaelemen komunika
si mulai dari komunikator, pesan, saluran(media), penerima sampai pada pengaruh 
(efek) yang dirancang untuk mencapaitujuan komunikasi yang optimal.
Strategi komunkasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan
untuk target-target komunikasi  yang dirancang sebagai target perubahan. Bahwa
di dalam strategi komunikasi pemasaran, target utamanya adalah pertama,
bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan suatu produk, jasa atau
nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya adalah
agar orang loyal untuk membeli produk, jasa atau nilai itu (Bungin, 2015).
Di dalam menjalankan strategi komunikasi maka seluruh proses
komunikasi harus dipahami sebagai proses mentranformasikan pesan di antara
kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan didalam proses ini dan
memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya, oleh
karena itu strategi komunikasi  harus mempertimbangkan  semua pihak yang
terlbat di dalam proses komunikasi (Bungin, 2015: 62). 

TUJUAN STRATEGI KOMUNIKASI


Strategi menggambarkan sebuah arah yang didukung oleh berbagai
sumber daya yang ada. Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas
Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu
(Effendy, 1984 : 35-36) :
1. To secure understanding – memastikan pesan diterima oleh komunikan.
2. To establish acceptance – membina penerimaan pesan.
3. To motivate action – kegiatan yang dimotivasikan.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam komunikasi terdapat beberapa
komponen yang mendukung berjalannya proses komunikasi. Berbagai literatur
menyatakan bahwa terdapat sebuah paradigma atau formula yang sering
digunakan untuk mengetahui komponen-komponen komunikasi. Paradigma atau
formula itu adalah paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Harold D.
Lasswell. Melalui paradigma atau formula yang telah dirumuskannya, Harold D.
Lasswell mencoba untuk memberikan penjelasan kepada kita bahwa untuk
mengetahui apa saja yang menjadi komponen-komponen komunikasi maka harus
menjawab beberapa pertanyaan seperti Who Says What In What Channel To
Whom With What Effect.
Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat kita ketahui
komponen-komponen komunikasi yaitu komunikator, pesan, media atau saluran
komunikasi, khalayak, dan efek. Penjelasan secara lebih detil tentang paradigma
atau formula Lasswell ini pun telah digambarkan ke dalam sebuah model
komunikasi yaitu model komunikasi Lasswell.
Formula Lasswell ini tidak luput dari kritik yang salah satunya datang dari
Gerhard Maletzke. Maletzke menyatakan bahwa paradigma atau formula yang
dikemukakan oleh Lasswell tidak mempertimbangkan hal yang sangat penting,
yakni tujuan yang akan dicapai oleh komunikator. Tidak sedikit ahli yang
menyatakan bahwa tujuan komunikasi hendaknya dinyatakan secara eksplisit
karena tujuan komunikasi berkaitan erat dengan khalayak sasaran dalam strategi
komunikasi.

KOMUNIKASI ORGANISASI
Banyak definisi komunikasi organisasi menurut para ahli, salah satunya
Wayne Pace dan Don F Faules, menurut mereka, komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Wayne, Pace
dan Faules Don F, 2002 ). Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi
organisasi terjadi kapan pun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu
jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.
Fokus komunikasi organisasi adalah anggota-anggota dalam organisasi.
Proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan
mengubah organisasi. Komunikasi lebih dari sekedar alat, ia adalah cara berpikir.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk
saling pengertian (mutual understanding). Pendek kata agar terjadi penyetaraan
dalam kerangka referesi (frame of references) maupun bidang pengalaman (field
of experiences). Meskipun nyaris mustahil menyamakan ranah kognitif individu-
individu dalam organisasi, tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan
subtansi isinya terdesain, minimal terjadi proses penyebarluasan (difusi) dimensi-
dimensi organisasi pada setiap orang.

FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Menurut Robbins dan Judge (2017) dalam bukunya yang berjudul
Organizational Behavior dijelaskan bahwa komunikasi menjalankan lima fungsi
utama di dalam kelompok atau organisasi, yakni manajemen, umpan balik,
persuasi, pengungkapan emosi dan informasi.
1. Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota dengan
beberapa cara. Setiap anggota mempunyai hierarki wewenang dan
garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. Misalnya
bila karyawan diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan
setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasannya
langsung, sesuai dengan uraian tugasnya atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, maka hal tersebut dapat dikatakan komunikasi
menjalankan fungsi manajemen (Robbins & Judge, 2017).
2. Komunikasi berfungsi umpan balik apabila ketika terdapat anggota
yang melecehkan anggota lain yang mempunyai prestasi kerja
(misalnya), maka perlu adanya komunikasi yang menciptakan umpan
balik yaitu dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus
dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dikerjakan
untuk memperbaiki kinerja yang di bawah standar. Penyusunan
sasaran yang spesifik, umpan balik terhadap kemajuan ke arah sasaran
dan dorongan ke perilaku yang diinginkan merangsang motivasi dan
menuntut komunikasi (Robbins & Judge, 2017).
3. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme
fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan. Oleh karena itu komunikasi memfasilitasi pelepasan
ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial (Robbins
& Judge, 2017).
4. Komunikasi dapat berfungsi persuasi baik atau buruk, hal ini
tergantung pada seorang pemimpin. Persuasi dapat bermanfaat bagi
suatu organisasi apabila pemimpinnya meyakinkan kelompok kerja
untuk percaya pada komitmen organisasi terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan (misalnya).
5. Komunikasi berfungsi sebagai pertukaran informasi. Hal ini
berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan
keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan
individu dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui
penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif (Robbins & Judge, 2017).

Barry Cushway dan Dereck Lodge (1993) menggambarkan bahwa fungsi


komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk Organization Climate, yaitu
iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah
keseluruhan perasaan dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi.
Menurut Redding dan Sanborn: “Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam
bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola, komunikasi downward/komunikasi dari atasan kebawahan, komunikasi
upward/komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau
komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya, mendengarkan,
menulis, dan komunikasi evaluasi program” (Masmuh, 2008).

ALIRAN KOMUNIKASI ORGANISASI


1. Downward communication adalah Komunikasi yang mengalir dari satu
tingkat dalam kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Pola
itu digunakan oleh pimpinan kelompok dan manajer untuk menetapkan
sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan
dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja (Robbins &
Judge, 2017).
2. Upward communication adalah Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat
yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini
digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan, menginformasikan
mereka mengenai kemajuan ke sasaran dan menyampaikan masalah-
masalah yang dihadapi. Upward communication juga akan menyampaikan
ide-ide dalam mencapai tujuan (Robbins & Judge, 2017).
3. Lateral communication adalah ketika komunikasi terjadi di antara anggota
kelompok kerja yang sama, di antara anggota kelompok kerja pada tingkat
yang sama, di antara manajer pada tingkat yang sama, atau di antara setiap
personel yang setara secara horizontal (Robbins & Judge, 2017).

JARINGAN FORMAL KELOMPOK KECIL


Menurut Robbins dan Judge (2017) bahwa jaringan organisasi formal
dibagi menjadi tiga kelompok kecil, yaitu :
1. Tipe Rantai, roda, dan semua saluran.
Tipe rantai secara kaku mengikuti rantai komando resmi; jaringan ini
mendekati saluran komunikasi yang mungkin Anda temukan dalam tiga
tingkat yang kaku organisasi.
2. Tipe roda
Tipe ini bergantung pada tokoh sentral untuk bertindak sebagai saluran
untuk semua komunikasi kelompok; jaringan komunikasi ini
menggambarkan tim dengan pemimpin yang kuat.
3. Tipe semua saluran
Tipe ini memungkinkan anggota grup untuk berkomunikasi secara aktif satu
sama lain; paling sering dicirikan oleh selfmanaged tim, di mana anggota
grup bebas berkontribusi dan tidak ada orang mengambil peran
kepemimpinan. Banyak organisasi sekarang untuk menerapkan semua
saluran, yang berarti bahwa siapa pun dapat berkomunikasi dengan siapa
pun (tapi hanya terkadang).

Efektivitas setiap jaringan ditentukan oleh variabel dependen. Struktur roda


memfasilitasi munculnya seorang pemimpin, jaringan semua saluran adalah
yang terbaik jika menginginkannya kepuasan anggota yang tinggi, dan
rantai terbaik jika akurasi adalah yang paling penting. Kesimpulan bahwa
tidak ada satu pun jaringan yang terbaik untuk semua kesempatan.
JARINGAN KOMUNIKASI INFORMAL
Berdasarkan penjelasan Robbins& Judge (2017) jaringan komunikasi
informal dalam suatu kelompok atau organisasi disebut selentingan. Biasanya
desas-desus dan gosip ditularkan melalui grapevine/selentingan. Informasi
selentingan atau kata-dari-mulut dari rekan-rekan tentang sebuah perusahaan
memiliki efek penting pada apakah pelamar kerja bergabung dengan organisasi.
Grapevine/ selentingan adalah bagian penting dari setiap komunikasi
kelompok atau organisasi jaringan. Ini melayani kebutuhan karyawan:
pembicaraan kecil menciptakan rasa kedekatan dan persahabatan di antara mereka
yang berbagi informasi, meskipun penelitian menunjukkan ia sering
melakukannya dengan mengorbankan mereka yang berada di luar kelompok.
Bukti menunjukkan bahwa manajer dapat mempelajari gosip yang sebagian besar
didorong oleh jaringan sosial karyawan. Dan yang harus dilakukan oleh manajer
adalah meminimalkan konsekuensi negative rumor dengan membatasi jangkauan
dan dampaknya.

KOMPONEN KOMUNIKASI DAN STRATEGI KOMUNIKASI


Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai komponen
dalam komunikasi karena komponen-komponen itulah yang mendukung jalannya
proses komunikasi yang sangat rumit. Selain komponen-komponen komunikasi,
hal lain yang juga harus menjadi bahan pertimbangan adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi  serta hambatan-hambatan komunikasi 
Berikut diulas tentang 4 (empat) komponen utama komunikasi yang menjadi
pusat kajian dalam strategi komunikasi.
a. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi.
Untuk menjadi komunikator yang baik dan apat dipercaya oleh komunikate
atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik serta
kredibilitas.
 Daya tarik
Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak sasaran yang cenderung
merasa memiliki kesamaan dengan komunikator akan mengikuti apa yang
diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau khalayak
sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik tertentu sehingga
khalayak sasaran bersedia untuk merubah pikiran, sikap, pendapat, dan
perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik
juga dapat dilihat dari penampilan komunikator.
 Kredibilitas
Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga menjadi alasan kuat
khalayak sasaran atau komunikate bersedia merubah pikiran, sikap,
pendapat, dan perilakunya sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Kredibilitas komunikator adalah faktor yang membuat
khalayak sasaran percaya kepada apa yang disampaikan oleh komunikator
dan mengikuti kemauan komunikator.  Komunikator yang benar-benar
menguasai permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik
cenderung dipercaya oleh khalayak sasaran.
b. Pesan Komunikasi
Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau
komunikate dalam strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu.
Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan
digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan
pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak
sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat
mengenai khalayak sasaran. Menurut Soeganda Priyatna (2004), terdapat
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat mengena
kepada khalayak sasaran yaitu :
 Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah
dipahami oleh khalayak sasaran
 Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah
penafsiran
 Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan
hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak
sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh
khalayak sasaran
 Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan
dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari
khalayak sasaran
 Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran
disampaikan dengan seimbang, tidak melulu mengungkapkan sisi positif
namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya
dengan baik
 Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan
keinginan khalayak sasaran
c. Media Komunikasi
Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para
ahli, pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media sosial
menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media adalah
bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
komunikasi. Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang
memiliki beberapa karakteristik media massa masing-masing.
Kehadiran  internet sebagai media komunikasi telah melahirkan
berbagai media komunikasi modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita
perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat
menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta. Pemilihan media
komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang
digunakan.
d. Khalayak Sasaran
Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal
penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran
disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu :
 Kerangka pengetahuan atau frame of reference
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi
kepada komunikate atau khalayak sasaran hendaknya disesuaikan dengan
kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat dengan mudah diterima serta
dipahami oleh khalayak sasaran.
 Situasi dan kondisi
Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak
sasaran menerima pesan-pesan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan
kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan komunikasi
yang dsampaikan kepada khalayak sasaran hendaknya mempertimbangkan
situasi dan kondisi khalayak sasaran agar pesan dapat tersampaikan dengan
efektif.
 Cakupan pengalaman atau field of experience
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi
kepada komunikate atau khalayak sasaran juga hendaknya disesuaikan dengan
cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan dapat dengan mudah
diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.

PROSES PERENCANAAN STRATEGI KOMUNIKASI


Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tahapan dalam proses strategi
komunikasi yaitu analisa situasi, mengembangkan tujuan serta strategi
komunikasi, mengimplementasikan strategi komunikasi, dan mengukur hasil
usaha yang telah dilakukan. Perlu dipahami bahwa strategi komunikasi yang
diterapkan dalam berbagai konteks komunikasi mungkin tidak sama namun secara
garis besar memiliki alur yang sama.
1. Analisis situasi yaitu menggunakan penelitian untuk melakukan analisis
situasi yang secara akurat dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan serta
peluang yang dimiliki.
2. Mengembangkan rencana tindakan strategis yang ditujukan kepada
berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini
mencakup tujuan umum, tujuan yang dapat diukur, identifikasi khalayak
sasaran dengan jelas, target strategi, serta taktik yang efektif.
3. Menjalankan perencanaan dengan alat-alat komunikasi dan tugas yang
memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan.
4. Mengukur kesuksesan strategi komunikasi dengan menggunakan alat-alat
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied 2013. Pengantar Imu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Graffindo


Persada 

Bungin, Burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata (Tourism Communication)


Pemasaran dan Brand Destinasi. Jakarta: Prenamedia Group

Effendy, O U. 1984, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Robbins S P & Judge T A . 2017. Organizational Behavio, 17 th edition. Pearson


Education.

Masmuh, Abdullah (2008) Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan


Praktek, Malang : UMM press

Pace, Wayne, R., & Faules, Don, F., 2001. Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung : Rosdakarya.

Barry Cushway and Derek Lodge. 1993. Organisational Behaviour and Design,
Perilaku dan Desain Organisasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai