Anda di halaman 1dari 29

GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN,

PATOGEN DAN SIKLUS PENYAKIT

Mata kuliah Perlindungan Tanaman (s1)


Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Oleh: Dr. Ni’matuljannah Akhsan


GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN
Gejala (symptom) : Perubahan-perubahan yang
ditunjukkan oleh tumbuhan, sebagai akibat adanya
penyebab penyakit.
Penyakit tertentu menimbulkan serangkaian gejala yang
disebut sindroma (syndroma).
Di samping gejala penyakit ada juga tanda (sign) dari
penyakit.
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain
gejala, misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium,
warna spora, darma (blendok, lendir, dsb.
A. GEJALA
Gejala berdasarkan mobilitasnya dibagi 2:
1. Gejala setempat (local); Terbatas pada daerah tertentu.
Misalnya: bercak, kanker, belur (lesion).
2. Gejala Sistemik (systemic); Terdapat pada seluruh badan
tumbuhan. Misalnya: layu, kerdil, perubahan warna daun.

Gejala dibedakan; Gejala primer dan gejala sekunder.


1. G. Primer terjadi pada bagian yang terserang patogen
2. G. Sekunder terjadi di tempat lain pada tumbuhan,
sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang
menunjukkan gejala primer.
Contoh: Jamur yang menyebabkan busuk akar (G. Primer)
menyebabkan layunya daun (G. Sekunder).
A. Gejala
Ada tiga tipe gejala:
1. Gejala-gejala nekrotik yaitu disebabkan kerusakan sel atau
bagian sel atau matinya sel. Contohnya: (1) nekrosis atau matinya
bagian tumbuhan, (2) hidrosis, (3) klorosis, (4) layu, (5) gosong,
(6) mati pucuk (7) busuk, (8) rebah semai, (9) kanker, (10)
perdarahan (Eksudasi).
2. Gejala-gejala hipoplastik yaitu disebabkan atau terhentinya
pertumbuhan sel (underdevelopment). Contohnya: (1) kerdil atau
atropi, (2) perubahan simetri, (3) klorosis, (4) etiolasi, (5)
pemusaran
3. Gejala-gejala hiperplastik yaitu pertumbuhan sel yang lebih
dari biasa (overdevelopment). Contohnya: (1) sapu setan, (2)
prolepsis, (3) nyali, (4) intumesensia, (5) erinosis, (6)
menggulung atau mengeriting, (7) Fasiasi, (8) pembentukan alat
yang luar biasa, (9) kudis, (10) rontoknya alat-alat, (11) perubahan
warna
B. Tanda (sign)
Tanda adalah kenampakan makrokopis dari patogen
atau organnya, yang berperan penting bahkan lebih
penting dari gejala dalam diagnosis penyakit.

Contoh tanda: (1) miselium, (2) karat, (3) tepung, (4)


jamur hitam, (5) hangus, (6) cacar putih, (7) bercak ter,
(8) tubuh buah, (9) sklerotium, (10) lendir bakteri.
PATOGEN

Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik disebut


penyakit abiotik, fisiologis atau fisiogenis. Penyakitnya
tidak menular (noninfectious)
Penyebab penyakitnya disebut fisiopat.
Penyakit karena penyebab biotik disebut penyakit
menular (infectious).
Penyebab penyakit menular yang paling banyak
dipelajari adalah karena jamur dan bakteri, selain itu
nematoda, virus, sejenis prokaryot ( mikoplasma, riketsia,
dll) ganggang, tumbuhan biji parasit
A. Jamur (Fungi)

Jamur adalah organisme heterotrof, absortif, selnya berinti sejati


(eukaryotic), bagian vevetatifnya berupa benang, bercabang-cabang,
tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin, selulosa atau
keduanya, menghasilkan spora, reproduksi secara seksual dan aseksual.

Jamur (fungi) adalah nama umum.


Kapang (Mould) adalah jamur yang membentuk bulu-bulu halus pada
permukaan substrat seperti Rhizopus.
Cendawan (musrhom) adalah jamur yang membentuk tubuh buah.

Dari ± 100.000 jenis jamur yang diketahui sebagian besar sebagai


saproba (pengurai).
50 jenis penyebab penyakit pada manusia.
50 jenis penyebab penyakit pada hewan.
>8.000 jenis penyebab penyakit tumbuhan.
B. Bakteri
Bakteri dan mycoplasma-like-organisme yang dikelompokan
dalam dunia monera atau prokaryotae, pada umumnya
mikroba bersel tunggal, mempunyai membran sel atau juga
dinding sel, mempunyai ribosom kecil (70S) dan bahan
genetik (DNA) yang tidak terikat oleh membran, tidak
menjadi inti sel dan mitokondria.

Bakteri membiak dengan pembelahan sel. Kelompok bakteri


disebut koloni. Bentuk selnya bermacam-macam, berflagel.
Secara visual koloni bakteri di media biakan seperti lendir.

Psedomonas dan Xanthomonas adalah dua genus bakteri yang


paling banyak diketahui sebagai penyebab penyakit pada
tumbuhan.
C. VIRUS

Virus adalah organisme yang secara kimiawi merupakan


nukleoprotein, yaitu terdiri dari asam nukleat dan protein.
Virus mengandung asam nukleat 5-40% dan protein 60-95%.
Virus penyebab penyakit tumbuhan kebanyakan mengandung
ribonuleic acid (RNA) dan hanya sedikit yang mengandung
Deoxyribonucleic acid (DNA).
RNA merupakan komponen utama virus sebagai penyebab
terjadinya infeksi walaupun tanpa protein.
Virus memperbanyak diri hanya pada sel-sel hidup, asam
nukleat virus di dalam sel inang membelokkan metabolisme sel
inang untuk membentuk bahan pembentuk virus.
Jika tumbuhan sudah terinfeksi salah satu jenis virus maka
tumbuhan tersebut kebal terhadap strain lain, walaupun jenis
virusnya sama (proteksi silang/premunisasi)
D. NEMATODA
Nematoda adalah mikroorganisme sejenis hewan
berbentuk seperti benang atau belut kecil. Umumnya
hidup di dalam lapisan tanah bagian atas.
Badannya silindris. Meruncing pada kedua ujungnya, tidak
beruas-ruas. Panjang rata-rata parasit maupun saprofit 1
mm (1.000 µm). Paling kecil 200 µm dan terpanjang 1 cm.
Kebanyakan nematoda parasit tumbuhan hidupnya
berhubungan dengan akar sebagai endoparasit, ektoparasit
atau endoektoparasit.
Sekitar 17.000 jenis nematoda sebagai parasit tumbuhan
(Fitonematoda). Umumnya fitonematoda adalah parasit
obligat.
Gejala serangan nematoda meliputi daun menguning,
pertumbuhan terhambat, kerdil dan akar tidak normal.
E. GANGANG PARASIT
 Ganggang termasuk dalam dunia protista mirip tumbuhan, juga
dapat menyebabkan penyakit.
 Ganggang parasit terdapat pada divisi:
1. Ganggang hijau (Chlorophyta)
2. Ganggang hijau-biru (Cyanophyta)
3. Ganggang perang (Phaeophyta)
4. Ganggang merah (Rhodophyta)
 Ganggang yang dianggap penting sebagai penyebab penyakit
tumbuhan adalah genus Cephaleuros, famili Trentepohliaceae.
 Jenis ini sering dijumpai pada daun yang tebal (daun teh, kopi,
lada dll). Contohnya : Cephaleuros parasiticus, C. mycoidea.
Identik dengan C. virescens dan C. coffeae
 C. parasiticus, menjadi masalah di perkebunan teh di India dan
perkebunan kopi di Amerika tropika.
 Pada tanaman ganggang terlihat seperti
bercak-bercak merah/karat merah (red rust)
pada daun dan ranting. Ganggang ini
menghasilkan hematokrom (zat warna
merah-oranye) dan karotin.
 C. Parasiticus mempunyai 1 atau 2 lapisan
thalus berbentuk cakram, meluas diantara
kutikula dan epidermis.
 Thalus ganggang masuk ke dalam jaringan,
mengeluarkan racun dan membunuh sel-sel.
 Parasit ini hanya merugikan pada tumbuhan
yang lemah.
F. TUMBUHAN BIJI PARASITIK
Tumbuhan berbiji (spermatophyta) parasit terbagi 2: 1.
parasit benar dan 2. Setengah parasit.

1. Parasit Benar


Cirinya: tidak mempunyai klorofil, mengisap hara dari
inangnya, menyerap haranya dengan haustorium.
Contoh; Cuscuta (fam: Convolvulaceae) dan Cassytha (fam:
Lauraceae) keduanya dikenal dengan nama tali putri sering
memarsit tumbuhan perdu. C.australis, C. Campestris.
Ciri: Batang tipis, kuning kehijauan, kuning atau jingga,
tanpa daun, tudung bunga kurang dari 1cm berwarna putih
atau kuning.
Aeginetia shaccaricola (Fam; Orobanchaceae) memarasit
akar tebu (Saccharum officanarum L)
Cirinya: batang di bawah tanah membengkak, membentuk
gragih seperti akar yang penuh dengan haoustorium. Tidak
berklorofil. Batang mempunyai daun berbentuk sisik,
dengan satu atau beberapa.

Balanopakar pepohonhora (fam: Balanophoraceae),


memarasit akar pepohonan. Cirinya: tidak berklorofil,
berwarna merah, putih, kuning atau kecoklatan.
Mempunyai akar rimpang yang bercabang atau tidak.
Tingginya 8-25 cm. B. globosa, B. elongata.
2. Setengah Parasit
Parasit ini (benalu /pasilan) sangat merugika secara
ekonomi, karena sering memarasit pepohonan tanaman
buah-buahan.
Cirinya: Berdaun atau tidak berdaun, mempunyai klorofil,
hanya mengambil senyawa anorganik pada tumbuhan
inang, bijinya berlendir. Kebnyakan dari fam: Loranthaceae.
Contoh: Denrophthoe pentandra pada jeruk. Striga asiatica
(rumput setan) pada akar tanaman jagung, padi huma,
sorgum dan beberapa gulma.
Santalum album (cendana), kurang mempunyai bulu-bulu
akar dan mengisap makanan dari akar-akar semak, perdu
atau pohon lain. Sehingga dibudidayakan bersama
tanaman cabai, turi, johar. jarong
B. Fisiologi Parasitisme
Siklus penyakit
Siklus penyakit adalah siklus hidup patogen ditambah dengan
penampakan dan perkembangan penyakit.

Tahapan utama dalam siklus penyakit adalah:


1. Inokulasi (Perkecambahan spora (jamur), Pertumbuhan tabung
kecambah (jamur), Pembentukan apresoria (jamur)
2. Penetrasi
3. Infeksi
4. Kolonisasi (invasi).
5. Gejala awal pada tumbuhan inang
6. Reproduksi (sporulasi pada jamur).
7. Pemencaran
8. Bertahannya patogen tanpa adanya inang.
1. Inokulasi
Inokulasi adalah terjadinya kontak antara patogen dan inangnya.

Bagian patogen yang menyebabkan infeksi Inokulum.


Jamur : Hifa, spora, sklerotia (massa miselium yang kompak),
klamidospora, arthrospora.
Bakteri, Mikoplasma, Riketsia, Virus dan Viroid : berupa individu
patogen tersebut.
Nematoda : Nematoda dewasa, larva dan telurnya.
Tumbuhan tinggi parasit : Potongan tumbuhan (tali putri) dan biji.

Kondisi yang mendukung terjadinya inokulasi yaitu:


1. Inokulum dalam jumlah yang cukup
2. Arah angin
3. Jarak antara inokulum dan inang
4. Jumlah dan ukuran inang
5. Sifat permukaan tumbuhan inang (kasar, halus, licin)
Syarat terjadinya Perkecambahan spora , Pertumbuhan
tabung kecambah , Pembentukan apresoria ; Apabila
lingkungan yang mendukung dan waktu yang cukup.

Lingkungan berupa ;
1. Suhu,
2. Kelembapan,
3. Air tipis pada permukaan,
4.Embun,
5. Eksudat (daun/akar),
6.pH tanah (patogen tanah),
7. Adanya mikroba lain
2. Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya patogen ke dalam tubuh tumbuhan
baik melalui Luka, lubang alami maupun langsung
menembus tubuh tumbuhan.
3. Kolonisasi (invasi) patogen di dalam inang
Invasi adalah menyebarnya patogen ke dalam tumbuhan.
Kolonisasi adalah pertumbuhan dan reproduksi patogen dalam
tumbuhan.
Patogen dapat menginfeksi secara sistemik, yaitu patogen
dapat menyebar dari titik awal ke jaringan di sekitarnya
ataun keseluruh bagian tumbuhan. Contoh: MLO, RLB, Virus,
Viroid, sebagian kecil jamur dan bakteri.
Kebanyakan jamur, bakteri, nematoda, beberapa virus dan
tumbuhan tinggi menginfeksi secara lokal yaitu patogen
hanya menginfeksi pada area yang terbatas.
Kolonisasi jamur :
1. Kebanyakan secara interseluler (antar sel) dan intraseluler (dalam sel).
2. Pada permukaan jaringan inang (embun jelaga).
3. Pada sel epidermis (kudis apel).
4. Dalam jaringan vaskular /xilem (layu).

Kolonisasi bakteri:
5. Secara interseluler (antar sel) dan intraseluler (dalam sel).
6. Dalam jaringan vaskular /xilem (layu).

Kolonisasi nematoda: interseluler

Kolonisasi virus, viroid, MLO dan RBL secara intraseluler:


1. Virus dan viroid dapat menyebar pada berbagai jaringan.
2. MLO pada tabung floem dan sel parenkim phloem.
3. RBL dalam tabung xilem dan floem
5. Pemencaran
Pemencar patogen yang paling berperan adalah :
Angin/udara, Air, Vektor, Bagian tumbuhan (biji, bibit, stek) dan
Manusia.
6. Bertahannya Patogen
Patogen dapat bertahan tanpa inang.
1. Jamur bertahan pada sisa tumbuhan dan spora istirahat (sklerotium,
klamidospora), tumbuhan inang antara.
2. Bakteri bertahan pada sisa tumbuhan dan spora istirahat, tumbuhan
inang antara.
3. Virus, Viroid, MLO, RLB bertahan pada organ tumbuhan yang
masih hidup, biji dan vektor.
4.Nematoda bertahan dalam bentuk telur dalam tanah dan sisa
tumbuhan.
5. Tumbuhan tinggi parasit bertahan dalam bentuk biji dalam tanah.
ES A I
S EL

Anda mungkin juga menyukai