PENDAHULUAN
Hama
Golongan binatang (ukuran kecil sampai besar)
Menggangu tanaman yang ada kepentingan dengan manusia
Menyebabkan kerusakan pada tanaman
Berakibat kerugian ekonomis
2
PERTANIAN HAMA
Perubahan vegetasi dari heterokultur menjadi monokultur (tunggal)
Hamparan luas menyatu, tanpa pembatas/sekat
Budidaya tanaman sepanjang tahun
Ragam kondisi jenis (varietas) tanaman dan umur
Iklim
Manusia Tanaman
Hama
3
HAMA DALAM EKOSISTEM PERTANIAN
Sebagai individu, hama merupakan genetik yang berjuang memperta-
hankan hidup
Individu hidup berkelompok membentuk populasi
Sekumpulan beberapa populasi menyusun komunitas
Interaksi yang dinamis dalam komunitas dengan faktor biotik lainnya
membentuk ekosistem
Iklim
Manusia
4
PENGENDALIAN HAMA
Pengendalian hama berprinsip pada Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Orientasi pengendalian mengutamakan pengelolaan agroekosistem
Teknik pengendalian hama terpadu yang ‘compatible’ dari tinjauan
ekonomi, ekologi, sosial budaya)
Analisa keputusan
Monitoring Tindakan
Agroekosistem
5
PENGELOMPOKAN HAMA
Hama penting (hama utama ; key pests)
Penggerek pucuk tebu (sugarcane top borer)
Penggerek batang tebu (sugarcane stem borer)
Kutu perisai (scale insect)
Hama potensial (potential pests)
Uret (white grubs)
Rayap (termites)
Tikus (rodents)
Hama kadang-kadang (occasional pests)
Belalang (locust)
Kutu bulu putih (wooly aphids)
Kutu babi (mealy bugs)
Hama minor (minor pests)
6
1. PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga nivella)
Taksonomi
Ordo : Lepidoptera,
Familia : Pyralidae
Genus : Scirpophaga
Spesies : S. nivella
Telur
Diletakkan berkelompok dibawah
permukaan daun
Bentuk oval, putih, tertutup bulu
– bulu berwarna kuning
Seekor betina mampu bertelur
sebanyak 180 butir
Stadium telur ± 6 hari
7
PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga nivella)
Larva (ulat)
Larva yang baru menetas segera
berpencar mencari pucuk tebu
Larva masuk ke tititk tumbuh
dengan menggerek ibu tulang
daun
Hanya satu larva berhasil hidup
dari satu pucuk tebu (titik tumbuh)
Terdapat 5 instar larva, instar
terakhir membuat lubang pada
pucuk tebu sebelum membentuk
pupa untuk keluar kupu (ngengat)
8
PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga nivella)
Ngengat
Ukuran betina lebih besar
dibanding jantan, ujung
abdomen (perut) berwarna
merah.
Mudah dilihat pada pagi hari
hingga pukul 09.00 hingga
pada daun muda dan bagian
pucuk, siang hari
bersembunyi dibawah daun
Ngengat setelah keluar dari
pupa dapat segera kawin
9
PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga nivella)
Gejala Serangan
Terdapat deretan lubang melintang jalur masuk ulat pada helaian
daun setelah daun pucuk membuka
Terdapat lorong gerek ulat ada ibu tulang daun berwarna coklat
Ulat mencapai titik tumbuh sekitar 21 hari setelah masuk kedalam
pucuk tanaman
Lorong gerek akan melewati titik tumbuh, berakibat pucuk mati
Siwilan (side shooting) tumbuh jika titik tumbuh mati
Jika ulat mati sebelum mencapai titik tumbuh, besar kemungkinan
tanaman akan sembuh dari luka gerekan penggerek pucuk
Serangan dengan akibat kematian pada tebu muda lebih merugikan
dibanding serangan pada tebu tua
Kerugian paling besar pada serangan umur 6 – 7 bulan
10
PENGGEREK PUCUK (Scirpophaga nivella)
Pengendalian
Mekanis : rogesan, kumpul telur, kumpul kupu
Kultur teknis : pengaturan masa tanam, varietas tahan
Kimiawi : aplikasi insektisida tanah carbofuran
(dengan pengaturan khusus)
Biologikal : musuh alami
• Parasit telur : Telenomus dignoides
Tetrastichus schoenobii
• Parasit larva : Elasmus zehntneri
Stenobracon nicevilei
Rhaconotus sp
Lain – lain : light trap
11
MUSUH ALAMI PENGGEREK PUCUK
12
MUSUH ALAMI PENGGEREK PUCUK
13
2. PENGGEREK BATANG TEBU
Ordo : Lepidoptera
Familia : Pyralidae
14
PENGGEREK BATANG TEBU
Gejala serangan
Penggerek abu-abu menggerek bagian ruas
pada jaringan muda (lunak), gerekan memu-
tar dan merusak mata tunas, biasa merusak
pada tanaman muda (sampai umur 5 bulan)
Penggerek bergaris dan berkilat menggerek
ruas muda (pada bagian pucuk) melalui
pelepah daun, arah gerekan ke atas menuju
titik tumbuh
15
MUSUH ALAMI PENGGEREK BATANG TEBU
Pengendalian
Parasit telur : Trichogramma chilonis
Parasit larva : Cotesia flavipes
Sturmiopsis inferens
Trichogramma chilonis
16
Trichogramma chilonis
17
PARASIT LARVA PENGGEREK BATANG
Cotesia flavipes
Sturmiopsis inferens
18
3. KUTU PERISAI (Aulacaspis tegalensis)
Ordo : Homoptera
Familia : Diaspididae
Kutu berwarna kuning jingga, diselimuti
lilin berbentuk perisai berwarna putih
Betina dapat bertelur hingga 163 butir,
ukuran telur (diameter) 0.2 mm.
Nimfa instar 1 aktif
Gejala serangan
Daun menguning,
Dapat mematikan titik tumbuh
dan/atau pertumbuhan terhambat
Daya kecambah menurun
Kualitas tebu turun
19
KUTU PERISAI (Aulacaspis tegalensis)
Pengendalian
Menanam varietas tahan
Penggunaan bibit sehat bebas
dari kutu perisai
Klentek pelepah kering
Rekolonisasi musuh alami
20
4. KUTU BULU PUTIH (Ceratovacuna lanigera)
Taksonomi
Ordo : Homoptera
Familia : Aphididae
Bentuk dewasa bersayap dan tidak
bersayap, hidup dibawah permukaan
daun, nimfa aktif bergerak
Berbiak secara partenogenesis
(tanpa pembuahan)
Serangan diikuti cendawan jelaga
pada permukaan atas daun diba-
wahnya
Tingkat kerusakan dipengaruhi varietas, kadar sukrose, kelembab- an
tanah dan peran musuh alami
Encarsia flavoscutellum sebagai musuh alami penting
Pengendalian kimiawi dengan penyemprotan insektisida
21
5. PACHNESSA NICOBARICA
Taksonomi
Ordo : Coleoptera
Familia : Scarabaeidae
Ukuran telur 1.6 mm x 1.2 mm
Larva merusak perakaran, pupa
dalam rongga pelindung dari tanah
Dewasa aktif sore menjelang pe-
tang hingga malam
Daun menguning, tanaman mudah
dicabut dan roboh
Tebu tumbuh bergelombang
Aplikasi insektisida tanah
Replanting
Hindari pengolahan tanah saat pe-
nerbangan kumbang
22
6. TIKUS (RATS)
Taxonomi
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Rattus argentiventer
Rattus exulans
23
7. BELALANG (GRASSHOPPERS)
Taxonomi
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae
Species : Locusta migratoria
24
HAMA LAIN – LAIN MINOR
Agrotis epsilon
25
PENUTUP
Species golongan serangga lebih banyak berperan sebagai hama
tanaman budidaya, termasuk hama pada tanaman tebu
Diantara hama golongan serangga yang ditemukan di PSMI meru-
pakan hama penting antara lain penggerek pucuk (Scirpophaga
nivella), tiga species penggerek batang Chilo sacchariphagus,
Chilo auricilius, Eucosma schistaceana, Kutu perisai (Aulacaspis
tegalensis), dan Kutu bulu putih (Ceratovacuna lanigera)
Penggerek pucuk dan penggerek batang tebu merupakan hama
penting, sedangkan kutu bulu putih, kutu perisai, dan tikus (Rattus
argentiventer) merupakan hama potensial merugikan.
Pengendalian hama terpadu diaplikasikan pada pengendalian
hayati sebagai cara utama
Sebagai faktor pengurang produksi cukup besar perlu pengelolaan
hama untuk menekan populasi pada ambang toleransinya pada
basis penataan ekosistem
26
PENUTUP
Binatang (serangga) menjadi hama karena mengakibatkan kerugi-
an pada kompleks ekosistem pertanian termasuk ekosistem budi-
daya tanaman perkebunan (tebu)
Secara alami perkembangan hama dikendalikan oleh musuh alami,
baik sebagai predator, parasit(oid) maupun pathogen. Peran musuh
alami ini diharapkan oleh pelaku budidaya untuk mengendalikan
populasi hama. Namun peran tersebut tidak selalu memberi hasil
positip karena perkembangan populasi hama lebih cepat dibanding
populasi musuh alaminya.
Peran musuh alami pada hama tebu banyak dikembangkan dalam
strategi pengendalian hayati melalui pembiakan massal di laborato-
rium maupun usaha-usaha memberikan perlindungan ekosistem
untuk perkembangan musuh alami dan rekolonisasi
Pada strategi pengendalian hama terpadu pada tanaman tebu me-
letakkan pengendalian hayati sebagai landasan strategi
27