Anda di halaman 1dari 18

Penyakit Pada

Komoditas Kakao
Kelompok 4 :
1). Aditya Rahmat Mulyadi_203020401039
2). Merly Valentiasie_203030401106
3). Hairunnisa_203030401098
Pendahuluan
Kakao adalah jenis tanaman perkebunan yang sangat populer dengan
olahan buahnya. Cokelat adalah olahan yang berasal dari
biji kakao. Kakao diduga berasal dari daratan Amerika dan tepatnya di
Amerika Selatan. Pohon kakao di alam bebas dapat mencapai ketinggian
hingga belasan meter. Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim
tropis. Kakao merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (shade
loving plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120 buah/pohon/tah. un
Penyakit Busuk Buah
(Phytophthora palmivora)
Phytophthora palmivora merupakan jamur
patogen penyebab penyakit busuk buah kakao
(BBK). Patogen ini menyerang berbagai bagian
tanaman kakao, meliputi: daun, pangkal batang,
batang, ranting, pucuk, bantalan bunga, dan buah.
P. palmivora dapat menyerang kakao pada
berbagai tingkatan umur, mulai dari pembibitan
sampai pada tanaman menghasilkan.
Klasifikasi Jamur
(Phytophthora palmivora)
Kingdom : Fungi
Divisi : Stramenephiles
Kelas : Oomycetes
Ordo : Peronosporales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora palmivora
Gejala Serangan
Penyakit Busuk Buah
Busuk buah dapat timbul pada berbagai umur buah, sejak buah
masih kecil sampai menjelang masak. Warna buah berubah, umumnya
mulai dari ujung buah atau dekat tangkai, yang dengan cepat meluas
ke seluruh buah. Buah menjadi busuk dalam waktu 14-22 hari.
Akhirnya buah menjadi hitam. Pada permukaan buah yang sakit dan
menjadi hitam tadi timbul lapisan yang berwarna putih bertepung,
terdiri atas jamur-jamur sekunder yang banyak membentuk spora.
Jamur juga masuk ke dalam buah dan menyebabkan busuknya biji-biji.

v
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Penyakit
Berat ringannya penyakit busuk buah ditentukan oleh banyak
faktor, antara lain kelembapan udara, curah hujan dan cara bercocok
tanam. Kelembaban yang tinggi akan membantu pembentukan spora
dan meningkatkan infeksi. Infeksi hanya dapat terjadi kalau pada
permukaan buah terdapat air. Ini dapat air hujan, tetapi dapat juga air
yang terjadi karena pengembunan uap air pada permukaan buah.
Hujan akan membantu penyebaran spora, disamping meningkatkan
kelembaban kebun. Fluktuasi intensitas penyakit cenderung sama
dengan fluktuasi curah hujan harian. Puncak intensitas penyakit
terjadi 1-3 minggu setelah puncak curah hujan

v
Upaya pengendalian
penyakit Busuk Buah
1). Sanitasi Kebun. Langkah paling penting dalam upaya pengendalian penyakit secara
terpadu adalah menghilangkan sumber inokulum patogen dari kebun.
2). Pemangkasan Pemeliharaan. Perkembangan P. palmivora tergantung pada kelembaban
kebun dan sangat peka terhadap cekaman suhu dan kekeringan.
3). Pemanfaatan Mikroorganisme Antagonis. Pemanfaatan jamur antagonis Trichoderma
viride terbukti efektif menekan perkembangan patogen P. palmivora pada pembibitan
4). Pemanfaatan Fungisida Nabati. Minyak cengkeh dan serai wangi yang diformulasikan
terbukti mampu menurunkan intensitas serangan penyakit busuk buah di lapangan.
Penyakit Jamur Upas
(Upasia salmonicolor)
Jamur upas atau yang sering disebut
sebagai pink disease merupakan penyakit
yang ditemukan hampir di seluruh negara
penghasil kakao. Penyakit ini disebabkan
oleh aktivitas pathogen dari kelompok
jamur basidiomycetes yaitu Upasia
Salmonicolor pada tanaman
Klasifikasi Jamur
(Upasia salmonicolor)
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Stereales
Famili : Corticiaceae
Genus : Upasia
Spesies : Upasia salmonicolor (B et Br.) Tjokr
Gejala Serangan
Penyakit Jamur Upas
Gejala yang di timbulkan akibat serangan peyakit ini yaitu daun-daun
pada ranting yang sakit mendadak menjadi layu, dan mengering namun
tidak gugur. Pada bagian bawah cabang atau ranting yang terinfeksi
ditemukan jamur membentuk miselium tipis menyerupai benang
benang berwarna putih dan mengkilat seperti sutera atau perak.
Ditemukan seperti bintil-bintil yang melekat pada kulit cabang yang
merupakan tubuh buah jamur. Kulit cabang di bawah kerak menjadi
busuk dan gejala dapat meluas serta mengakibatkan kematian. Pada
stadium ini jamur membentuk banyak basidium yang menghasilkan
basidiospora yang dapat terbawa angina.

v
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Penyakit

Lingkungan dengan kelembaban 96%-100% atau


adanya titik air, Suhu 28- 30º C dengan cahaya terang
ataupun gelap dan Cuaca lembab atau mendung dengan
curah hujan yang relatif tidak terlalu tinggi dan merata
sepanjang hari.

v
Upaya pengendalian
penyakit Jamur Upas
Tindakan pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengelola kebun
agar penyebaran dan infeksi patogen tidak terjadi dengan praktek budidaya yang tepat;
Pemotongan cabang/ ranting yang terserang kira-kira 30 cm di bawah bagian yang
terinfeksi, dan dibakar; Membersihkan miselium pada gejala awal yang menempel pada
cabang yang sakit; Menghilangkan dan memusnahkan sumber inokulum yang terdapat di
dalam maupun di luar kebun; Memelihara naungan dengan baik agar kondisi kebun tidak
lembab; Aplikasi fungisida misalnya cabang diolesi tridemorf atau tembaga dengan
konsentrasi 10%.
Penyakit Colletetrichum
(Colletotrichum gloeosporioides)
Penyakit yang disebabkan jamur
Colletotrichum ini tersebar di semua negara
penghasil kakao, dan dikenal sebagai penyakit
antraknosa. Penyakit ini menyebabkan daun
gugur, ranting meranggas dan mati. Akibat
serangan penyakit ini tanaman kakao menjadi
kehilangan daun padahal daun merupakan tempat
untuk proses fotosintesis pada tanaman
Klasifikasi Jamur
(Colletotrichum gloeosporioides)
Kingdom : Fungi
Divisio : Mycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiaceae
Genus : Colletotrichum
Spesies : Colletorichum gleosporioides (Penz.) Ssaac.
Gejala Serangan
Penyakit Colletetrichum
Gejala serangan ditandai dengan terjadinya bintik –
bintik nekrosis berwarna coklat. Setelah daun
berkembang maka bintik nekrosis tersebut berkembang
menjadi bercak berlubang dengan ‘halo’ berwarna kuning
disekeliling jaringan yang sakit, dan terjadinya jaringan
yang mati yang melekuk (antarknos). Pada daun yang
terserang berat, akan mengalami kerontokan atau gugur
sehingga bibit akan menjadi gundul.

v
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Penyakit

Spora tumbuh paling baik pada suhu 25 – 28 ̊ C, sedang


dibawah 5 ̊ C dan diatas 4 ̊ C tidak dapat berkecambah. Pada
kondisi yang lembab, bercak- bercak pada daun akan
menghasilkan kumpulan konidia yang berwarna putih. Faktor
lingkungan yang kurang menguntungkan seperti peneduh yang
kurang, kesuburan tanah yang rendah, atau cabang yang menjadi
lemah karena adanya kanker batang. Jamur juga dapat
mengadakan infeksi melalui bekas tusukan atau gigitan serangga.

v
Upaya pengendalian
penyakit Colletetrichum
Salah satu upaya pengendalian penyakit ini yaitu dengan cara menanam klon yang
tahan terhadap penyakit; Memperbaiki keadaan tanaman, antara lain dengan menambah
pupuk dan mengatur naungan; Untuk mengurangi sumber infeksi, ranting – ranting dan
buah yang sakit dipotong dan dikubur di dalam tanah; Penambahan bahan organik untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman; Penggunaan fungisida; Pemberian
pupuk organik cair.; Memperbaiki saluran pembuangan air dan drainase, memberantas
gulma secara intensuf, dan pemangkasan cabang dan ranting tanaman yang tidak berguna
dan yang ducurigai atau telah terinfeksi penyakit, serta mengatur jarak tanam agar
mengurang kelembapan pada daerah perkebunan. Menggunakan Bioagensia pengendali
hayati yaitu bakteri antagonis dalam menelan populasi jamur C. gloeoeosporioides.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai