Isolasi patogen ialah memisahkan patogen / jasad renik yang satu dari lainnya sehingga didapatkan suatu biakan murni. Untuk mengadakan isolasi terdapat berbagai macam cara tetapi yang umum dipergunakan untuk mengisolasi patogen tanaman adalah sebagai berikut : a. Cara Penanaman Jaringan (tissue planting method) Cara ini didasarkan kepada kenyataan bahwa patogen selalu terdapat pada jaringan atau bagian tanaman yang terserang. Jaringan atau bagian tanaman pada perbatasan sehat dan sakit dipotong, dan bila perlu mengadakan desinfeksi permukaan dengan alkohol 95%, kemudian potongan-potongan jaringan ini kemudian diletakkan di atas media biakan yang steril. Maksud dari pada memotong jaringan atau bagian tanaman pada perbatasan yang sehat dan sakit ialah untuk menghindarkan kontaminasi yang terlalu banyak dan agar didapat patogen penyebab penyakit yang primer.Sesudah terjadi pertumbuhan dari jasad renik, maka jasad renik ini kemudian dimurnikan dengan cara memindahkannya ke dalam medium yang baru. b. Cara pengenceran (dilution plate dan serial dilution method) Suatu biakan murni sering dapat dibuat suatu populasi yang terdiri dari berbagai macam jasad renik, dengan mempergunakan cara pengenceran di dalam medium yang sesuai untuk pertumbuhan jasad renik yang dimaksud. Hal ini dikerjakan berdasarkan pemikiran bahwa di dalam suatu populasi jasad renik yang utamalah yang terdapat dalam jumlah yang terbanyak. Dengan diencerkannya suspensi dari jasad renik ini, maka jasad renik yang terdapat di dalam pengenceran yang terakhir. Dengan demikian, maka dalam pengenceran yang terakhir diharapkan didapatkan jasad renik murni yang dimaksudkan. Cara ini banyak dikerjakan untuk memurnikan populasi dari spora - spora cendawan atau bakteri. c. Cara penggoresan (streaking method) Pada dasarnya cara ini sama dengan cara pengenceran di atas, hanya dalam hal ini populasi jasad renik tidak diencerkan di dalam suatu suspensi atau cairan, melainkan diencerkan dengan cara penggoresan dalam bentuk gigi gergaji atau zigzag dengan mempergunakan jarum. Diharapkan bahwa pada goresan yang terakhir didapatkan suatu jasad renik dalam keadaan mumi. d. Cara Penanaman Skierotia (sclerotial planting method) Cara ini dipergunakan untuk cendawan yang membentuk sklerotium seperti Rhizoctonia sp, Sclerotium rolfsii dll. Sclerotium tersebut dapat langsung diletakkan di atas media agar sesudah didesinfeksikan. Contoh cara isolasi pada Tanaman tomat terserang Pseudomonas solanacearum dengan metode penggoresan. - Dengan menggunakan jarum ooze, bakteri dalam air steril digoreskan diatas media biakan di dalam cawan petri yang sudah membeku. - Untuk mengurangi kepekatan dari bakteri tersebut maka dilakukan beberapa kali penggoresan dalam bentuk gigi gergaji atau zig zag. - Pisahkan pertumbuhan koloni yang terakhir dari setiap goresan. Koloni ini telah cukup murni. - Koloni yang dipisahkan tersebut ditanam pada media baru dan amati pertumbuhan koloni ini.
2. Isolasi bakteri endofit
a. Isolasi bakteri endofit dari tanaman kebar. Tanaman kebar ditimbang sebanyak 10 gr dan dicuci dengan air mengalir selama 20 menit. Sterilisasi permukaan tanaman dilakukan dengan cara merendam tanaman dalam larutan alkohol 70% selama 2 menit, larutan NaOCl 5% selama 5 menit dan alkohol 70% selama 30 detik kemudian dibilas dengan akuades steril sebanyak 2 kali. Tanaman yang steril di haluskan dengan mortal secara aseptis, kemudian disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam botol flakon yang berisi akuades steril dengan perbandingan 1:10 dan dibuat pengenceran sampai 10-3. Sebanyak 1 ml disebarkan pada media nutrient agar steril yang dan diinkubasi selama 24 jam dalam incubator dengan suhu 37°C. b. Isolasi Bakteri Endofit Dari Akar Tanaman Karet Isolasi bakteri endofit dari akar dan daun dilakukan dengan metode sterilisasi permukaan menurut metode Radu & Kqueen (2002). Sampel yang diambil dari lokasi dimasukkan ke dalam plastik diletakkan di dalam termos yang berisi es batu, kemudian sampel dibawa ke laboratorium mikrobiologi untuk isolasi bakteri endofit. Tahap awal yang dilakukan adalah mencuci akar dengan air mengalir selama 20 menit. Sterilisasi bagian permukaan akar dilakukan dengan cara merendamnya di dalam larutan secara berturut-turut: etanol 75% selama 2 menit, larutan sodium hipoklorit 5,3% selama 5 menit dan etanol 75% selam 30 detik. Selanjutnya akar dibilas dengan akuades steril, setelah kering bagian ujung kiri dan kanan akar dipotong 1 cm, kemudian masing-masing akar dipotong membujur dan diletakkan di permukaan media NA yang telah dicampur dengan antibiotik ketokonazole (0,3 g/100 ml) dengan posisi bekas potongan ke arah media, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 5 hari. Koloni yang muncul disubkultur ke media NA yang baru untuk dimurnikan.
3. Isolasi Bakteri Rizobakteri
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penambat Nitrogen Tanah diambil dari KP Muara, Cikabayan, Cikarawang, Leuwikopo, dan Sawah Baru. Isolasi bakteri dilakukan dengan cara memasukkan 10 g tanah ke dalam erlenmeyer berisi 90 mL larutan fisiologis (NaCl 0.85%) sebagai pengenceran 10-1. Suspensi tersebut dikocok dengan menggunakan shaker pada kecepatan 150 rpm selama 30 menit. Ekstrak tanah tersebut selanjutnya diencerkan hingga 10-4 kemudian 0.1 mL dari pengenceran 10-3 dan 10-4 diteteskan pada masing-masing media untuk isolasi Azotobacter atau Actinomycetes, lalu diinkubasi selama 3 hari. Isolasi Azotobacter menggunakan media NFM (nitrogen free manitol) dan Actinomycetes dengan media SCA (starch casein agar). Koloni Azotobacter ditandai dengan ciri bening seperti tetesan air, permukaan cembung, sedangkan koloni Actinomycetes berwarna putih, diameter 3-20 mm, permukaan awal licin kemudian bertepung. Pengujian reaksi hipersensitifitas dilakukan dengan menumbuhkan isolat bakteri pada media nutrient broth (NB) dan dikocok menggunakan shaker dengan kecepatan 150 rpm selama 24 jam. Isolat dengan kerapatan 109 cfu mL-1 diambil sebanyak 1 mL dengan jarum suntik steril lalu diinjeksikan ke permukaan bawah daun tembakau secara perlahan. Perubahan yang terjadi pada daun tembakau diamati, jika spot yang disuntikkan menunjukkan gejala nekrosis (HR+) maka mengindikasikan mikroba tersebutmerupakan patogen tanaman. Isolat dengan HR+ tidak diuji lebih lanjut. Kemampuan bakteri untuk menambat N diuji pada media Ashby nitrogen free medium.