SKRIPSI
DisusunOleh :
DEWI RAHAYU
NIM: H71216023
Kata kunci : pupuk kandang kotor sapi, media tanam, cabai rawit.
vi
vii
viii
ix
xi
PENDAHULUAN
dua, yaitu organik dan anorganik. Pupuk anorganik dibuat oleh manusia
dalam industri yang mempunyai kandungan tertentu seperti unsur-unsur
hara. Pupuk organik berbahan dasar dari tumbuhan, hewan maupun
manusia yang berbetuk padat atau cair (Sutedjo dan Roidah, 2002).
Adapun kelebihan pupuk organik adalah mempunyai kandungan
unsur hara lengkap baik unsur makro dan mikro dan memiliki daya simpan
air yang cukup tinggi. Kelemahan pupuk organik adalah kandungan unsur
hara yang rendah dan lambat tersedia bagi tanaman (Hadisuwito, 2012).
Menurut Pranata (2010), kelebihan pupuk anorganik adalah kandungan
unsur hara yang cepat terurai, sehingga lebih cepat terserap bagi tanaman.
Kelemahan pupuk anorganik kandungan unsur hara menyebabkan
mikroorganisme dalam tanah sulit mengurai.
Pupuk organik sebagai perioritas utama dalam budidaya tanaman.
Pupuk organik terjadi karena proses dekomposisi atau peristiwa
penguraian dari senyawa kompleks menjadi sederhana oleh mikroba. Pada
pemberian pupuk organik dalam jangka panjang mampu meningkatkan
kandungan humus di dalam tanah. Struktur tanah yang diberi pupuk
organik menjadi lebih gembur dan subur serta lebih banyak menyimpan air
untuk mangatasi kekeringan (Sutanto, 2006). Menurut Setyorini (2004),
pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kualitas tanah, tersedianya
air yang optimal sehingga dapat memperlancar serapan unsur hara bagi
tanaman dan merangsang pertumbuhan akar.
Jenis pupuk organik dikenal oleh masyrakat antara lain, pupuk
kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau. Masing-masing pupuk
mempunyai kelemahan dan kelebihan tersendiri. Kelebihan pupuk
kandang adalah mempunyai kadungan unsur hara lengkap baik unsur
makro dan mikro. Kelemahan pupuk kandang adalah tidak dapat
digunakan seacara langsung karena melalui proses fermentasi terlebih
dahulu. Kelebihan pupuk hijau adalah mengandung unsur hara, khusunya
nitrogen yang cukup tinggi sehingga cepat terurai dalam tanah. Kelemahan
pupuk hijau tidak dapat digunakan secara langsung karena melalui proses
pengomposan. Kelebihan pupuk kompos adalah mengandung unsur hara
lengkap baik unsur makro dan mikro. Kelemahan pupuk kompos adalah
memiliki kandungan unsur hara yang sedikit (Sutanto, 2006).
Pupuk kandang merupakan pupuk alami yang berasal dari kotoran
binatang seperti halnya kotoran sapi. Pupuk kandang kotoran sapi
termasuk ke dalam pupuk kompos. Beberapa kelebihan pupuk kandang
kotoran sapi adalah untuk memperbaiki struktur tanah dan berperan juga
sebagai pengurai bahan organic oleh mikro organism tanah. Kandungan
unsur hara dalam kotoran sapi sangat besar manfaanya yaitu sebagai
menutrisi tanaman sehingga pertumbuhannya lebih baik. Diantara jenis
pupuk kandang, pupuk kandang kotoran sapilah yang mempunyai kadar
serat yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran
parameter C/N rasio yang cukup tinggi > 40. Pupuk kandang kotoran sapi
bermanfaat bagi tanaman yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro
pada tanaman dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Selain itu, pupuk
kandang kotoran sapi mudah didapatkan para petani (Sutedjo, 1995).
Pupuk kandang kotoran sapi bermanfaat untuk peningkatan
produksi tanaman dan mengurangi pencemaran lingkungan. Menurut
penelitian yang dilakukan Golcz et al (2012), pemberian pupuk kandang
kotoran sapi akan memberikan bobot buah yang maksimal. Penggunaan
pupuk kandang yang berlebihan terhadap tanaman tidak akan berdampak
buruk pada tanaman tersebut.
Pupuk kandang kotoran sapi termasuk salah satu bahan organik
yang dapat digunakan sebagai pupuk dan campuran media tanam. Pupuk
kandang kotoran sapi mengandung sejumlah unsur hara yang dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah. Selain
menyumbang unsur hara serta meningkatkan efisiensi pemupukan dan
serapan hara untuk produksi tanaman. Ketersediaan unsur hara sangat
penting dalam proses metabolisme tanaman. Pengaruh penambahan pupuk
kandang kotoran sapi dalam media tanam akan meningkatkan porositas
tanah yang berkaitan dengan aerasi tanah dan kadar air dalam media
tanam. Unsur hara yang ada dalam media tanam akan larut dalam air
kemudian terserap oleh akar tanaman (Suwahyono, 2011).
lapuk atau rapuh. Media tanam tanah yang berstruktur remah sangat baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena didalamnya
mengandung bahan organik yang merupakan sumber ketersediaan hara
bagi tanaman. Media tanam pasir dapat meningkatkan sistem aerase serta
drainase media tanam. Media tanam serbuk kayu memiliki tekstur tidak
begitu padat sehingga memudahkan akar untuk berkembang.
Berdasarkan hasil penelitian Siswadi dan Yuwono (2015)
menanam cabai dengan media tanam yang berbeda akan memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang berbeda. Disimpulkan bahwa media
tanam tanah adalah media tanam yang terbaik memberikan pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pada jumlah daun,
panjang buah, jumlah buah dan jumlah cabang yang berbeda nyata.
Adanya peningkatan kebutuhan cabai rawit maka diperlukan suatu
metode pemupukan yang tepat terhadap tanaman tersebut, guna
peningkatan produksi cabai rawit yang salah satunya adalah penggunaan
pupuk kandang kotoran sapi. Berdasarkan latar belakang diatas, oleh
karenanya penulis tertarik untuk melakukan percobaan tentang pengaruh
pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada media tanam dalam polybag
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi terhadap
pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
menggunakan media tanam (tanah, pasir dan serbuk kayu) ?
b. Berapakah komposisi optimal kombinasi pupuk kandang kotoran sapi
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
menggunakan media tanam (tanah, pasir dan serbuk kayu) ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi
terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
menggunakan media tanam (tanah, pasir dan serbuk kayu).
b. Bagi masyarakat
Memberikan informasi dan menambah wawasan kepada bidang
pertanian tentang pengaruh pemberian pupuk kandang kotoran sapi
terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
menggunakan media tanam (tanah, pasir dan serbuk kayu).
1.5 Batasan
a. Jenis pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang kotoran
sapi yang sudah terdekomposisi dengan sempurna selama dua hari
sehingga berwarna hitam gelap dan teksturnya gembur.
b. Serbuk kayu berasal dari kayu jati yang sudah dihancurkan
menggunakan mesin penghancur kayu yang kemudian menjadi serbuk
kecil-kecil.
c. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah liat dari lahan persawahan.
d. Cabai rawit yang digunakan adalah jenis cabai rawit merah (Capsicum
frutescens L.)
e. Parameter yang akan diteliti sebagai berikut :
1) Tinggi tanaman
2) Jumlah daun
3) Jumlah bunga
4) Jumlah buah
KAJIAN PUSTAKA
b. Batang (Caulis)
Menurut Rukmana (2004), tanaman cabai rawit mempunyai batang
yang tumbuh tegak sebagai tempat keluarnya cabang tunas, daun,
bunga dan buah. Tanaman cabai rawit yang memasuki stadium muda
kulit batang berwarna hijau sedangkan stadium tua (dewasa) berubah
menjadi hijau kecoklat-coklatan. Batang cabai rawit memliki struktur
yang keras dan berkayu. Percabangan terbentuk setelah batang
tanaman mencapai ketinggian antara 30-45 cm.
c. Cabang (Ramus)
Tipe percabangan tanaman cabai rawit tegak atau tersebar dengan
karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari spesiesnya. Cabang
terdiri atas cabang biasa, ranting (ramulus), dan cabang wiwilan atau
tunas liar. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai
ketinggian berkisar antara 30-45 cm (Rukmana, 2002).
d. Daun (Folium)
Daun tanaman cabai rawit berbentuk bulat dengan ujung runcing
sertatidak bergerigi. Daun cabai rawit berwarna hijau muda sampai
hijau gelap. Daun cabai mempunyai tulang menyirip dan tangkai
tunggal yang melekat pada batang (cabang). Jumlah daun cabai rawit
cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun. Panjang daun antara
1,5-10 cm dan lebarnya antara 0,5-5 cm (Tindall, 1983).
e. Bunga (Flos)
Tanaman cabai rawit berbunga tunggal yang terletak diketiak
daun dengan tangkai yang tegak. Mahkota bunga berbentuk bintang
yang berjumlah 4-7 helai. Bunga cabai rawit berwarna putih keunguan
atau putih kehijauan. Penyerbukan bunga cabai rawit termasuk
penyerbukan sendiri (selfpollinated crop) ataupun secara silang.
Penyerbukan silang dapat dilapangan yang dilakukan oleh serangga
dan angin.
f. Buah (Fructus)
Buah cabai rawit berbentuk setelah terjadi penyerbukan. Bentuk
buah tanaman cabai rawit sangat bervariasi mulai dari pendek dan
Buah
Daun
Cabang
Batang
Akar
Gambar 2.2 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)
Sumber (Dokumentasi pribadi, 2019)
c. pH tanah
Tempat tumbuh bagi tanaman yang kaya akanpupuk organik.
Derajat keasaman tanah kisaran 6,0 – 7,0 yang lebih bagusnetral pH
tanahnya 6,5. Tanah diIndonesia mayoritas tergolong asam untuk
menetralkan pH tanah ditambahkan dengan kapur pertanian. Adapun
tanah yang terlalu basa (alkalis) untuk menurunkan pH dengan
penambahan belerang (S) (Prajinanta, 1999). Menurut penelitian
Gardner (1991), pH tanah sebagai faktor utama yang mempengaruhi
ketersedian nutrien pada tanaman. Nutrien tanaman kebanyakan
mempunyai nilai pH antara 6,0 – 7,0.
d. Intensitas cahaya
Cahaya sangatlah penting dalam pertumbuhan bibit sampai
bereproduksi. Intensitas cahaya yang tinggi dengan waktu yang lama
dapat mempercepat pembungaan dan pematangan buah. Tanaman
cabai rawit akan tumbuh dengan baik dengan kisaran cahaya dengan
panjang gelombang 400-700 nm (Purwono, 2003).
2.2 Pupuk
Pupuk adalah bahan yang diberikan dalam tanah baik organik maupun
anorganik untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan lingkungan
yang baik. Meskipun jumlah pupuk sangat beragam dengan bermacam
produk dan nama kemasan dari berbagai Negara yang memproduksinya.
Pupuk dibagi berdasarkan cara pemakaainnya, seperti pupuk akar adalah
berbagi jenis pupuk yang diberikan melalui akar, misal TSP, KCl, ZA,
kompos dan pupuk kandang. Sedangkan pupuk daun berbagai macam pupuk
yang diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan (Linggar dan
Marsono, 2007).
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat
pengatur tumbuh yang dapat mepercepat proses pertumbuhan tanaman.
Frekuensi pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil
produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang tepat akan
mempercepat laju pembentukan daun. Peran bahan organik dalam tanah
terhadap ketersediaan unsur hara yang tidak terlepas dari proses mineralisasi
yang disebut tahap akhir proses perombakan bahan organik. Dalam tahap
proses mineralisasi akan terlepas mineral-mineral unsur hara tanaman
seperti N, P, K, Ca, Mg, S sebagai unsur hara mikro dan Zn, Cu, Mn sebagai
unsur hara mikro. Pupuk organik mempunyai peran penting bagi tanaman,
yaitu meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik
mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air tanah. Karena itu pupuk
organik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil tanaman, apalagi pada
musim panas dapat menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah.
Disebabkan karena organisme di dalam tanah dapat memanfaatkan bahan
organik sebagai bahan makanan. Berbagai organisme di dalam tanah
mempunyai fungsi penting bagi tanaman serta beraneka ragam sifatnya
(Rinsema, 1993).
a. Fungsi fisik
Pupuk organik dengan bagian-bagian serat-seratnya
memainkan peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah.
Komponen penyusunnya yang halus dan kandungan karbon yang
tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan miselia fungi dan
meningkatkan agregat tanah.
b. Fungsi kimia
Pupuk organik yang digunakan sebagai pupuk juga
bertanggung jawab terhadap kapasitas tukar kation tanah dan
memberikan hara pada tanaman.
c. Fungsi biologi
Karbon dalam pupuk organik meruapak sumber energi
utama bagi aktivitas mikroorganisme.
Pupuk organik adalah pupuk yang ramah lingkungan karena
memanfaatkan limbah yang berasal hewan maupun tanaman, khususnya
pada tanah yang kurang subur. Menurut Yulipriyanto (2010) pupuk organik
memiliki banyak jenis, namun secara umum dapat dibedakan menjadi 3
sebagai berikut :
a. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran
beserta dengan urinnya baik dari hewan mamalia ( sapi, kerbau dan
kambing) maupun unggas (ayam dan burung puyuh). Pupuk
kandang dapat memperbaiki struktur tanah dan merangsang bakteri
atau fungi tanah. Adapun kandungan unsur hara yang terdapat pada
pupuk kandang yang terdiri dari unsur makro (N, P dan K) dan
unsur mikro (kalsium, magnesium, tembaga dan borium) dapat
menyediakan unsur-unsur atau zat-zat makanan bagi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Yulipriyanto, 2010). Pupuk kandang
dibedakan menjadi pupuk kandang padat dan cair sebagai berikut :
1) Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang
berupa padatan sebelum dikomposkan maupun sudah
dikomposkan sebagai sumber hara terutama unsur hara N
bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi
dan fisik tanah.
2) Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair adalah salah satu pupuk
berbetuk cair yang berasal dari kotoran hewan yang masih
2.5.2 Pengeringan
Tahap ini dilakukan setelah kotoran mengalami dekomposisi.
Proses pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari atau
menggunakan alat pengeringan bila kondisi cuaca mendung. Pupuk
kandang yang baik apabila kadar airnya sudah berkurang dari 70%
menjadi 30%.
2.5.3 Pengayaan
Pengayaaan pupuk ini diperlukan untuk membuang materi-materi
pupuk kandang yang kasar sampai diperoleh prtikel-partikel halus yang
menggunakan mesin pengayak kompos.
2.5.4 Pemberantasan tanaman pengganggu
Memberantas benih-benih tanaman yang terbawa dalam pupuk
kandang.
tanaman, menahan air yang tersedia, menyimpan unsur hara bagi tanaman
serta mempertahankan kelembaban disekitar akar tanama (Cahyati, 2006).
Dalam al-qur’an pada QS.Al-A’raf ayat 58 bahwa media tanam
banyak manfaatnya bagi manusia khususnya untuk bercocok tanam.Satu
diantaranya yaitu tanah yang bermanfaat sebagai media tanam.
ِ َ ث والَّ ِذيَۚ ربَِِه ِبِِ ْذ َِن نأبأاتَُهُ أَيْر َف أك َٰأذلِ أ
َُ كَۚ نأكِدا إََِّّل أَيُْر َِ ْاْل أَي
ُ ج الطَّي
َب ُُ أ ج أَّل أخبُ أَ أ َُ ص ِر
ت نُ أ
أوالْبألأ َُديأ ْش ُكُرو أَن لِأق ْوَم
METODE PENELITIAN
30
b. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian adalah pertumbuhan tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.) (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
bunga dan jumlah buah).
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol pada penelitian adalah jumlah air, suhu, intensitas
cahaya dan penyiraman dan pemeliharaan.
3.5 Prosedur Penelitian
a. Pembuatan Green House
Green house dipersiapkan untuk dijadikan sebagai tempat
peletakan polybag-polybag yang berisi tanaman cabai rawit (Capsicum
frutenscens L.). Persiapan green house tersebut meliputi pembersihan
lahan serta pemasangan bambu dan paranet 90% untuk menutupi
seluruh bagian sisi dinding dan atap. Paranet 90% berfungsi sebagai
pelindung tanaman cabai rawit dari hama penyakit. Dibuat dengan lebar
100-120 cm, tinggi 75 cm dan panjangnya 10-12 meter.
b. Persiapan pupuk
Pupuk yang disiapkan adalah pupuk kandang kotoran sapi yang
diambil dari peternakan sapi dari rumah warga sekitar. Pupuk kandang
kotoran sapi dikeringkan terlebih dahulu selama kurang lebih dua hari
dibawah sinar matahari.
c. Persiapan media tanam dan polybag
Persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan media tanam serta
polybag yang akan digunakan. Polybag yang digunkan adalah polybag
ukuran (35 x 35). Media tanam yang dipersiapkan terdiri dari tiga jenis
yaitu tanah, pasir dan serbuk kayu.
Menurut Rao (1994), Sebelum dimasukkan tanah dan pasir dalam
polybag diolah terlebih dahulu. Pengayakan pasir dan tanah yang
bertujuan agar pasir dan tanah bebas dari kotoran dan batu kerikil, lalu
ditambahkan dengan kapur pertanian agar dapat menaikkan pH pada
tanah. Serbuk kayu harus dilapukkan terlebih dulu untuk mencuci bahan
beracun.
4.1 Hasil
Dalam penelitian ini terdapat 15 polybag tanaman cabai rawit yang
diberi perlakuan pupuk kandang kotoran sapi sebagai media tanam dengan
kombinasi serbuk kayu, tanah dan pasir. Kemudian dilakukan proses
pengambilan data setiap satu minggu sekali dan dilakukan analisis uji
Kruskal Wallis. Parameter pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah buah. Berikut hasil data
berdasarkan parameter dari masing-masing perlakuan.
4.1.1 Tinggi tanaman cabai rawit
Pengukuran tinggi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
dilakukan setiap satu minggu sekali yang dimulai tanggal 5 januari 2020 -
15 maret 2020. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan saat tanaman
berumur 25 hari. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang
tanaman sampai titik tumbuh cabang utama tanaman menggunakan alat
ukur meteran. Batang tanaman cabai rawit terus bertambah setiap
dilakukan pengukuran dengan pupuk kandang kotoran sapi sebagai media
tanam dengan kombinasi tanah, pasir atau serbuk kayu, hal ini
menunjukkan bahwa tanaman mengalami pembelahan dan pembesaran
pada sel. Tinggi tanaman cabai rawit pada tabel 4.1
37
Tabel 4.1 Hasil tinggi tanaman (cm) cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
Keterangan : A1: 100% tanah; A2: 80% tanah + 20% PKKS; A3: 60% tanah +
40%PKKS; A4: 40% tanah + 60% PKKS; A5: 20% tanah + 80% PKKS;
B1: 100% pasir; B2: 60% pasir + 40% PKKS; B3: 40% pasir + 60%
PKKS; B4: 20% pasir + 80% PKKS; B5: 80% pasir + 20% PKKS; C1:
100% serbuk kayu; C2: 80% serbuk kayu + 20% PKKS; C3: 60% serbuk
kayu + 40% PKKS; C4: 20% serbuk kayu + 80% PKKS; C5: 80%
serbuk kayu + 20% PKKS.
Pada tabel 4.1 adalah hasil dari tinggi tanaman cabai rawit
yang berbeda-beda tiap perlakuannya. Pertambahan tinggi tanaman
tersebut menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit selalu
mengalami pertumbuhan setiap dilakukan pengamatan. Data
dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dengan derajat
signifikansi (α) 0,05 menggunakan SPSS versi 16. Berdasarkan
hasil analisis yang diperoleh dengan nilai signifikan 0,972 > p
(0,05) yang artinya tidak ada pengaruh terhadap tinggi tanaman
(cm).
Test Statisticsa,b
Tinggi tanaman
Chi-Square 5.749
Df 14
Test Statisticsa,b
Jumlah daun
Chi-Square 7.692
Df 14
Test Statisticsa,b
Jumlah bunga
Chi-Square 29.882
Df 14
Test Statisticsa,b
Jumlah buah
Chi-Square 23.001
Df 14
ِ ِِ ِ ِ َِ السم ِ ِ
(١٠) يمو أَن
ُ اء مْنَهُ لأ ُك َْمَۖ أماءَ أومْنَهُ أشأرابَ أش أجرَ ف َيه تُس ُه أَو لَّذي أأنْ أزأَّل م أَن َّ أ
َت َٰأذلِ أ
َك ِف َُ ِع بَِِه لأ ُك َْم يُْنب
َالزْرأ
َّ الزيْتُو أَن
َّ يل أو ِ اب والن
ََّخ أ ِ َِ إِ ََّنَۖ الث أَّمأر
ات ُك َِل أوم َْن أو ْاْل ْأعنأ أَ أ
(١١)َلِأق ْومَ أَْليأَة يأتأ أف َّكُرو أن
Artinya :
“Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
seagiannya menjadi minuman dan sebagian menyuburkan tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu mengembalakan
ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanaman-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-
buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang memikirkan.”
ف ِِمَّا نُ ْس ِقي ُك َْم َۚ لأعِْ أْبَة ِ ُف لأ ُك َم وإِ ََّن أَتْ ُكلُو أَن وِمنْ ها أكثِريةَ منأافِ َع فِيها ولأ ُك َم بط
َ ِ وِنأا ُْ أ أ أ أ ُ أ أ
ِ
ْاْلأنْ أعا َم ِ َ ْ أ
Artinya:
Artinya :
5.1 Kesimpulan
a. Tidak ada pengaruh pada pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada
media tanam terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah buah dan
ada pengaruh terhadap jumlah bunga.
b. Parameter tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan A3 memiliki
nilai 50 cm dan terendah pada perlakuan B5 dengan nilai 38 cm. Parameter
jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan A 5 memiliki nilai 175
helai dan terendah pada perlakuan C4 dengan nilai 125 helai.
c. Parameter jumlah bunga tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 memiliki
nilai 26 bunga dan terendah pada perlakuan C4 dengan nilai 5 bunga.
Parameter jumlah buah tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 memiliki
nilai 21 buah dan terendah pada perlakuan A1 dengan nilai 2 buah.
d. Komposisi paling optimal pada perlakuan A4 (40 % tanah : 60 % pupuk
kandang kotoran sapi).
5.2 Saran
a. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan sampai fase pertumbuhan generatif
dan masa panen sehingga data yang dibutuhkan untuk menentukan adanya
pengaruh perlakuan semakin beragam.
b. Pemanfaatan pupuk kandang kotoran sapi tidak hanya pada pupuk padat
tetapi dapat memanfaatkan pupuk cair yaitu urin sapi.
57
58