Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM (SEKAM BAKAR DAN

PUPUK KANDANG KOTORAN SAPI) TERHADAP PERTUMBUHAN


SEMAI JATI PUTIH (Gmelina arborea Roxb)

Yohana Fransiska Nahak1) Ir. Antonius S. S. Ndiwa, MP2) dan Mamie E.


Pellondo’u, S.Hut., M.Sc3)
1)
Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Undana
2)
DosenJurusanAgroteknologi, Fakultas Pertanian Undana
2)
Dosen Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Undana
Email :asrinahak.1997@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the inffect of the composition of the planting
media(toasty husks and cowmanure) against seedling growth Gmelina arborea
Roxb. The research method used in this study is a complete random design (RAL)
with seven treatmentsand five replications.This research was conducted in January
to April 2019,located in Alas Village, subdistrict of East Kobalima, Malaka
Regency. The results of this study indicate thatcomposition of organic growing
media (toasty husks and cowmanure)significant and very significant on plant
seeds, on height growth variables, on stem diameter, number ofleaves and seed
quality index of Gmelina arborea Roxb.Combinationtreatment with a dose 35%
cowmanure + 50%toasty husks + 15% soil (M6) is a combination of seed planting
mediaGmelina arborea Roxb the bestthat can increase growth of seeds Gmelina
arborea Roxb,with growth average 65.20 cm, diameter average 4.964 mm,
number of leaves average 18, 20 and the highest seed quality index value
reached1.407.

Keywords:Gmelina arborea Roxb toasty Husks And Cow Manure, Alas Village,
East Kobalima Distric, Malaka Regency.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media
tanam (sekam bakar dan pupuk kandang kotoran sapi) terhadap pertumbuhan
semai Jatiputih (Gmelina arborea Roxb). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan tujuh perlakuan perlakuan dan lima ulangan. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Januari - April 2019, yang berlokasi di desa Alas, kecamatan Kobalima
Timur, Kabupaten Malaka.Hasil penelitian ini menunjukan bahwaPerlakuan
komposisi media tanam organik (sekam bakar dan pupuk kandang kotoran sapi)
berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap tanaman bibit Jati putihpada variabel
pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang tanaman, jumlah daun tanaman dan
indeks mutu bibit Jati Putih.Kombinasi perlakuan dengan dosis 35% pupuk
kandang kotoran sapi + 50% sekam bakar + 15 % tanah kosong (M6) merupakan
kombinasi media tanaman bibit Jati putih terbaik yang mampu meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman bibit Jati putih, dengan capaian
tinggi tanaman 65,20 cm, diameter batang sebesar 4,964 mm, jumlah daun
sebanyak 18, 20 helai dan nilai indeks mutu bibit yang tertinggi mencapai 1,407.
Kata Kunci : Jati Putih, Sekam bakar dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi, Desa
Alas, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka.

PENDAHULUAN dapat memenuhi kebutuhan unsur


Tanaman yang potensial hara juga dapat memperbaiki sifat
dikembangkan untuk kegiatan fisik dan biologi tanah yang akan
rehabilitas lahan kritis dan daerah mempermudah perkembangan
terdegradasi salah satunya adalah tanaman oleh karena itu,
Jatiputih(Gmelina arboreaRoxb). Pemanfaatan bahan organik seperti
Jati putih merupakan jenis tanaman sekam bakar dan pupuk kandang
yang cepat tumbuh, relatif bebas dari kotoran sapi sangat potensial untuk
gangguan hama, teknik silvikultur digunakan sebagai media tanam Jati
yang mudah, tanaman ini juga dan putih karena kedua bahan organik
bernilai ekonomis tinggi. Jati putih tersebut memiliki peranan yang
dapat menghasilkan kayu berkualitas sangat baik terhadap perbaikan sifat
yang dapat digunakan sebagai bahan fisik, kimia dan biologis tanah
konstruksi, industri perkayuan seperti sehingga tanaman Jati putih dapat
pembuatan papan partikel, inti kayu tumbuh dan berkembang dengan baik
lapis, peti kemas, korak api, pula.
kerajinan serta industri pulp dan Berdasarkan latar belakang di
kertas kraft. atas, maka peneliti telah melakukan
Pengembangan Jati penelitian dengan judul “Pengaruh
putih(Gmelina arboreaRoxb)di Komposisi Media Tanam (Sekam
Kabupaten Malaka terdapat didesa Bakar dan Pupuk Kandang
Alas, Kecamatan Kobalima Timur, Kotoran Sapi) terhadap
Kabupaten Malaka yaitu Kebun Alas Pertumbuhan Semai Jati Putih
Jaya PT. Timor Mitra Niaga NTT. (Gmelina arboreaRoxb)”.
Pohon Jati putih dipanen pada umur
10 tahun dengan lingkaran batang METODE PENELITIAN
100 cm ke atas. Penelitian ini dilakukan di
Aspek terpenting dalam Desa Alas, Kecamatan Kobalima
meningkatkan produksi tanaman Timur, Kabupaten Malaka.
adalah menentukan kombinasi media Penelitian ini berlangsung selama 4
tanam yang tepat karena media bulan yaitu dari bulan Januari 2019 –
tanam merupakan tempat dimana April 2019.
tanaman itu akan tumbuh dan Bahan yang digunakan dalam
berkembang. Kesalahan dalam penelitian ini adalah media tanam
perlakuan kombinasi media tanam (sekam bakar pupuk kandang kotoran
akan berakibat buruk pada sapi), pasir, tanah, benih Jati
keberhasilan tumbuh dan tingkat putih(Gmelina arboreaRoxb),
produksi tanaman. larutan atonik, dan air. Peralatan
Penggunaan pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini
seperti pupuk kandang kotoran sapi adalah polybag, alat tulis menulis,
sangat baik untuk digunakan dalam kamera, penggaris, papan tabur,
membudidayakan tanaman kertas label, jangka sorong dan
kehutanan maupun pertanian karena meteran.
pupuk kotoran kandang sapi selain
Penelitian ini merupakan Benih Jati putih (Gmelina
percobaan eksperimental yang arboreaRoxb) diambil dari pohon
didesain menggunakan Rancangan induk yang unggul dan selanjutnya
Acak Lengkap (RAL) menurut diseleksi benih yang sehat untuk
Sastrosupadi (1995)dengan 7 dijadikan benih siap tanam.
perlakuan, dan setiap perlakuan 2. Perlakuan Benih
diulang sebanyak 5 kali sehingga Perlakuan benih Jati putih
secara total diperoleh 35 unit (Gmelina arboreaRoxb)sebelum
percobaan.Perlakuan yang penanaman akan direndam dengan
diujicobakan berupa jenis komposisi larutan Atonik selama satu malam,
media tanam (M) perendaman dengan larutan Atonik
Sebelum menggunakanpupuk tersebut dilakukan agar dapat
kandang sebagai media tanam mematahkan dormansi benih dan
terlebih dahulu akan diproses menyeragamkan proses
(difermentasi menjadi pupuk perkecambahan benih.
kandang yang benar-benar matang). 3.Penaburan Benih
Cara fermentasinya pupuk kandang Penaburan benih dilakukan di
dibersihkan dan diayak agar menjadi bak tabur dengan media berupa
halus setelah itu, mencampur air media pasir yang telah disterilkan
dengan larutan dekomposer lalu dengan dijemur dibawah sinar
dipercik pada pupuk kandang dan matahari selama 1 hari s/d 2 hari.
dicampur sampai merata. Sebelum Benih Jati putih ditabur dengan
menggunakan sekam terlebih dahulu kedalaman 2 cm dan jarak antara
sekam dibakar agar menjadi sekam benih 3 cm.
bakar. Pertama melubangi pipa 4. Penyapihan Benih
logam yang akan digunakan untuk Penyapihan benih dilakukan
membakar sekam setelah itu, setelah tanaman berumur 1 bulan
menyimpan pipa logam di atas tanah yaitu memindahkan benih dari bak
dengan arah horizontal, kemudian tabur ke polibag yang telah terisi
meletakan sekam mengelilingi pipa media pupuk kandang, sekam bakar,
logam dan membuat api di dalam tanah dengan 7 perlakuan yang telah
pipa logam. dijabarkan di rancangan penelitian
Pembakaran sekam padi dalam tersebut.
waktu 4 – 5 jam tergantung 5. Pemeliharaan
banyaknya sekam, setelah semua Proses pemeliharaan berupa
sekam sudah terbakar lalu disiram penyiraman dengan air bersih yang
dengan air sampai sekamnya dingin dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan
dansetelahkedua media tanam sudah sore dan penyiangan gulma yang
disiapkan akan diisi pada polybag dilakukan secara manual yaitu
dengan masing-masing perlakuan dengan mencabut tanaman
yaitu sekam bakar dengan tanah, pengganggu yang terdapat pada
pupuk kandang dengan tanah dan bedeng semai.
kombinasi sekam bakar dengan Dari data yang diperoleh
pupuk kandang sesuai dosis yang dianalisis dengan menggunakan
sudah dijabarkan pada rancangan Sidik Ragam. Bila terjadi pengaruh
penelitian tersebut. yang nyata atau sangat nyata akibat
1. Persiapan Benih keragaman perlakuan dari variabel
yang diamati maka dilanjutkan parameter untuk mengetahui
dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) 5 %. kemampuan hidup bibit di lapangan.
Pengamatan Khusus
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman (cm)
Penyemaian Jati putih Hasil pendataan rerata tinggi
(Gmelina arboreaRoxb)dilakukan tanaman bibit tanaman Jati
selama 1 bulan dan setelah kecambah putih(Gmelina arboreaRoxb) dan
bibit Jati putih dan berumur analisis sidik ragamnya (Lampiran
dipindahkan dari media sapih ke 2a, 2b, 3a, 3b, 4a dan 4b)
dalam polybag yang berukuran 10 x menunjukkan bahwa perlakuan-
15 yang sudah terisi media tanam perlakuan komposisi media tanam
seperti yang sudah dijabarkan pada organik berpengaruh sangat nyata
rancangan penelitian dan setiap terhadap tinggi tanaman Jati putih
polybag terdiri dari 1 tanaman. pada umur pengamatan 4, 8, dan 12
Pemindahan bibit Jati putih(Gmelina MSPB.
arboreaRoxb) ke polybag dilakukan Berdasarkan datarerata tinggi
pada pagi tanggal 1 Februari 2019. tanaman Jati putihdan uji BNJ 0,05
Pemeliharaan Jati putih dilakukan pada berbagai kombinasiperlakuan
dengan membersihkan gulma dan jenis komposisi media tanam
penyiraman 2 kali sehari. organikdapat dilihat bahwa tinggi
Pada akhir pengamatan, bibit tanaman Jati Putih(Gmelina
Jati Putih(Gmelina arboreaRoxb) arboreaRoxb) tertinggi terdapat pada
dibersihkan untuk dikeringkan di perlakuan (M6) kombinasi perlakuan
dalam oven dengan suhu 750C 35% pupuk kandang kotoran sapi +
selama 2 hari. Proses pengeringan 50% sekam bakar + 15 % tanahyaitu
bibit Jati putih sebelum dimasukan (49, 20 cm, 57,20 cm dan 65,20 cm)
ke dalam oven, bagian pucuk dan pada umur pengamatan 4, 8 dan 12
akar bibit Jati putih(Gmelina MSPB sedangkan tinggi tanaman
arboreaRoxb)dipisahkan dengan bibit Jati putih(Gmelina
dimasukan ke dalam amplop arboreaRoxb) paling pendek terlihat
berukuran kecil kemudian dimasukan pada perlakuan kontrol/tanpa
lagi ke dalam amplop berukuran pemberian media tanam organik
besar dengan bagian tanaman yaitu (15,20 cm, 19,32 cm, dan 23,
lainnya, artinya 1 amplop dimasukan 24 cm) dan berbeda secara nyata
1 bibit Jati putih(Gmelina dengan keenam perlakuan jenis
arboreaRoxb) dengan bagian pucuk media tanam lainnya.
dan akar yang telah dipisahkan. Bibit Perlakuan M0 (100% tanah)
Jati putih yang telah dikeringkan secara keseluruhan memperlihatkan
kemudian ditimbang bobot kering tampilan tinggi tanaman yang paling
pucuk, bobot kering akar dan bobot pendek (15,20 cm, 19,32 cm, dan 23,
kering bagian tanaman 24 cm) dari keseluruhan perlakuan
lainnya.Manfaat penimbangan bobot jenis media tanam organik lainnya
kering bibit Jati putih (Gmelina dan berbeda secara nyata dengan
arboreaRoxb)agar kita dapat keenam perlakuan jenis media tanam
mengetahui berapa nilai Indeks Mutu lainnya.
Bibit pada sebuah tanaman karena Pada umur pengamatan 12
nilai Indeks Mutu Bibit merupakan MSPB menunjukan bahwa perlakuan
M5 (Kombinasi 50 % pupuk
kandang kotoran sapi + 35 % sekam yang diamati yaitu tinggi bibit
bakar + 15 %) yaitu 61,80 cm tertinggi 130 cm, diameter batang
berbeda tidak nyata atau relatif sama sebesar 12,18 mm, jumlah daun
dengan perlakuan M6 kombinasi terbanyak 30,33 daun, berat segar
perlakuan 35% pupuk kandang bibit terberat 306,49 g, dan berat
kotoran sapi + 50% sekam bakar + kering bibit terberat 79,86 g.
15 % tanah yaitu 65,20 cm. Diameter Batang (mm)
Pada data pengamatan tinggi Hasil pendataan rerata diameter
tanaman bibit Jati putih juga dapat batang bibit tanaman Jati putih dan
dilihat bahwa pada beberapa analisis sidik ragamnya (Lampiran
perlakuan media tanam organik yang 5a, 5b, 6a, 6b, 7a, dan 7b)
menggunakan campuran sekam menunjukkan bahwa perlakuan-
bakar (M3 dan M4) memiliki tinggi perlakuan komposisi media tanam
tanaman bibit Jati Putih lebih tinggi organik berpengaruh sangat nyata
dibandingkan dengan perlakuan terhadap peningkatan diameter
media tanam organik yang hanya batang bibitJati putih pada umur
menggunakan campuran pupuk pengamatan 4, 8, dan 12 MSPB.
kandang kotoran sapi (M1 dan Berdasarkan datarerata tinggi
M2).Berdasarkan hasil yang tanaman Jati putihdan uji BNJ 0,05
ditunjukkan tersebut dapat pada berbagai kombinasiperlakuan
dinyatakan bahwa pemberian pupuk jenis komposisi media tanam
kandang kotoran sapi sebagai media organikmenunjukan bahwa capaian
tanam masih membutuhkan waktu rerata diameter batang tanaman Jati
untuk mengalami proses putih tertinggi terdapat pada
mineralisasi. perlakuan M6 pada umur
(Hardjowigeno, 2010) pengamatan 4, 8, dan 12 MSPB,
mengungkapkan bahwa unsur hara berturut-turut adalah 3,784 mm,
makro terutama N yang bersumber 4,624 mm, 4,964 mm. Pada data
baik dari dalam tanah atau pun yang pengamatan diameter batang juga
berasal dari proses mineralisasi dapat dilihat bahwa pada beberapa
bahan organik terutama pupuk perlakuan media tanam organik yang
kandang kotoran sapi sangat menggunakan campuran sekam
diperlukan oleh tanaman untuk bakar (M3 dan M4) memiliki tinggi
pembentukan klorofil dan dengan tanaman bibit Jati Putih lebih tinggi
cukup tersedianya klorofil maka dibandingkan dengan perlakuan
proses fotosintesis meningkat secara media tanam organik yang hanya
maksimum sehingga akumulasi menggunakan campuran pupuk
fotosintat yang ditranslokasikan ke kandang kotoran sapi (M1 dan M2).
bagian-bagian sink berupa Perlakuan M0 (100% tanah)
peningkatan pertumbuhan batang secara keseluruhan memperlihatkan
kearah pemanjangan dan pelebaran tampilan dimeter batang tanaman
sel menjadi meningkat (Gardner et yang paling kecil (1,164 mm, 1,224
al., 1991). mm, dan 1,304 mm) dari keseluruhan
Hasil penelitian Anugrah dkk., perlakuan jenis media tanam organik
(2013) menunjukkan bahwa lainnya dan berbeda secara nyata
pemberian pupuk organik kotoran dengan keenam perlakuan jenis
sapi berpengaruh meningkatkan media tanam lainnya pada umur
semua parameter tanaman Jati putih pengamatan 4, 8 dan 12 MSPB,
kecuali pada umur pengamatan 12 nyata termasuk pada perbesaran
MSPB perlakuan media tanam diameter batang.
organik M5 (50 % pupuk kandang Penambahan arang sekam pada
kotoran sapi + 35 % sekam bakar + media tumbuh akan menguntungkan
15 % tanah kosong) menghasilkan karena dapat memperbaiki sifat tanah
diameter batang bibit Jati putih yang di antaranya adalah mengefektifkan
berbeda tidak nyata atau relatif sama pemupukan seperti memperbaiki
dengan M6, yaitu 4,936 mm. sifat fisik tanah (porositas, aerasi),
Berdasarkan data pengamatan arang sekam juga berfungsi sebagai
dapat dilihat bahwa diameter bibit pengikat hara (ketika kelebihan hara)
Jati putih terbesar terdapat pada yang dapat digunakan tanaman
kombinasi perlakuan jenis media ketika kekurangan hara, hara dilepas
M6 (35 % pupuk kandang kotoran secara perlahan sesuai kebutuhan
sapi + 50 % sekam bakar + 15 % tanaman/slow release (Komarayati
tanah kosong yaitu (3,784 g, 4,264 g, dkk., 2003).
4,964 g,) pada umur pengamatan 4, 8 Jumlah Daun (helai)
dan 12 MSPB, yang berbeda secara Hasil pendataan rerata jumlah
nyata dengan perlakuan jenis media daun tanaman bibit Jati putih dan
lainnya (M0, M1, M2, M3, M4), analisis sidik ragamnya (Lampiran
namun berbeda secara tidak nyata 8a, 8b, 9a, 9b, 10a, dan 10b)
dengan perlakuan M5 (Kombinasi 50 menunjukkan bahwa perlakuan-
% pupuk kandang kotoran sapi + 35 perlakuan komposisi media tanam
% sekam bakar + 15 %) pada umur organik berpengaruh sangat nyata
pengamatan 12 MSPB. terhadap jumlah daun tanaman Jati
Kombinasi media tanam yang putih pada umur pengamatan 4, 8,
lebih banyak mengandung sekam dan 12 MSPB.
bakar dan pukan kotoran sapi Berdasarkan datarerata jumlah
memungkinkan bahan organik yang daun tanaman Jati putihdan uji BNJ
dijadikan media tanam saling 0,05 pada berbagai
melengkapi dalam menciptakan kombinasiperlakuan jenis komposisi
kondisi kesuburan kimia, fisik dan media tanam organikmenunjukan
biologi, terutama dalam meyediakan bahwa pada beberapa perlakuan
unsur hara bagi tanaman sehingga komposisi media tanam organik
dapat menunjang pembesaran dengan dosis bahan organik berupa
diameter batang bibit Jati Putih. arang sekam atau pukan kotoran sapi
Unsur hara makro N, P, dan K serta yang semakin tinggi (M2 dan M4)
beberapa unsur hara mikro secara memiliki jumlah daun yang lebih
berimbang yang terkandung dalam banyak dibandingkan pada beberapa
pupuk kandang kotoran sapi yang perlakuan komposisi media tanam
diaplikasikan ke dalam tanah dapat organik dengan dosis bahan organik
terserap oleh bibit tanaman Jati Putih yang lebih rendah (M1 dan M3)
secara optimum, sehingga aktivitas memiliki jumlah daun yang sedikit
pertumbuhan vegetatif tanaman pula.
seperti perpanjangan akar, batang Pada data jumlah daun dapat
dan daun dapat terjadi secara dilihat bahwa jumlah daun bibit Jati
maksimum yang meningkatkan putih terbanyak dicapai pada
pertumbuhan tinggi tanaman secara perlakuan kombinasi jenis media M6
(35 % pupuk kandang kotoran sapi +
50 sekam bakar + 15 % tanah terbentuk secara bermakna. Dengan
kosong) pada umur pengamatan 4, 8, bertambahnya tinggi tanaman dan
dan 12 MSPB, yakni berturut-turut adanya perbesaran diameter batang
12,20, 16,20, dan 18,20 helai. Pada akan mendorong dan memacu
perlakuan M0 (tanpa media tanam terbentuknya tunas-tunas
organik) menghasilkan jumlah daun percabangan baru yang pada
yang paling sedikit pada tiga waktu akhirnya akan merangsang
pengamatan, yakni 7,20, 11,20, dan pembentukan tunas-tunas daun baru
13,20 helai. yang lebih banyak (Gardner, 1991).
Berdasarkan data rerata jumlah Kartasapotra (2000),
daun bibit Jati putih secara menyatakan bahwa pupuk kandang
keseluruhan terdapat kecenderungan kotoran sapi mengandung unsur hara
baik pada umur pengamatan 4, 8 dan N yang tinggi yang akan imanfaatkan
12 MSPB, jumlah daun akan terus oleh tanaman untuk meningkatkan
meningkat secara linear setara kuantitas dan kualitas pertumbuhan
dengan meningkatnya variasi dan tanaman khususnya meningkatkan
aplikasi dosis perlakuan media tanam jumlah daun dan pertumbuhan
organik. Hal ini dapat dijelaskan bagian-bagian vegetatif lainnya
bahwa penambahan bahan organik secara bermakna.
atau bahan pembenah tanah akan Selanjutnya Gustia (2013)
meningkatkan kesuburan tanah menambahkan bahwa penambahan
secara bermakna dalam menjamin arang sekam ke dalam media tanam
ketersediaan unsur hara bagi dapat meningkatkan tinggi tanaman,
pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun, panjang daun, lebar
tanaman. daun, bobot basah dan bobot
Pada perlakuan M0 (tanpa konsumsi tertinggi pada tanaman
media tanam organik) menghasilkan Sawi (Brassica juncea). Berdasarkan
jumlah daun yang paling sedikit pada pernyataan tersebut dengan demikian
tiga waktu pengamatan, yakni 7,20, kombinasi pupuk kandang kotoran
11,20, dan 13,20 helai. Fenomena di sapi dan arang sekam padi
atas menjelaskan bahwa variasi dan merupakan kombinasi terbaik dalam
tingkat pemberian pupuk organik memacu dan meningkatkan
dengan dosis yang berbeda pertumbuhan dan perkembangan
menyebabkan pembentukan jumlah tanaman, termasuk pada
daun yang berbeda pula dan pada pertumbuhan jaringan vegetatif pada
kecukupan dosis (dosis optimum) tanaman Jati putih.
akan meningkatkan laju Indeks Mutu Bibit
pertumbuhan dan pembentukan daun Hasil perhitungan nilai indeks
secara maksimum. mutu bibit Jati putih dan analisis
Musnawar (2003) sidik ragamnya (Lampiran 11a dan
menjelaskanbahwa pemberian pupuk 11b) menunjukkan bahwa
atau organik dapat memperbaiki sifat perlakuankomposisi media tanam
fisik, kimia dan biologi tanah organik berpengaruh sangat nyata
sehingga dapat meningkatkan terhadap nilai indeks mutu bibit Jati
aktivitas pertumbuhan tanaman putih pada umur pengamatan 12
berupa meningkatnya tinggi MSPB.
tanaman, diamater batang, dan Nilai indeks mutu bibit
jumlah daun bibit Jati Putih yang merupakan suatu parameter untuk
mengetahui kemampuan hidup bibit karena sudah memenuhi kriteria
di lapangan.Menurut Dickson et al. indeks mutu bibit yaitu > 0,09
(1960) dalam Tampubolon dan Ali kecuali perlakuan kontrol/tanpa
(2000) menyatakan bahwa perlakuan media tanam organik
apabilanilai indeks mutu bibit lebih karena belum memenuhi kriteria
besar dari 0,09 maka bibit dinyatakan rataan indeks mutu bibit yaitu 0,060
layak untuk ditanam di lapangan. pada umur pengamatan 12 MSPB.
Indeks Mutu Bibit dihitung ketika Bobot kering tanaman
tanaman Jati Putih telah berumur 12 mencerminkan jaringan yang
MSPB. terbentuk setelah air dikeluarkan dan
Nilai tertinggi indeks mutu merupakan komposisi bahan organik
bibit dicapai pada perlakuan yang terbentuk melalui aktivitas
kombinasi media organik M6 fotosintesis dan aktivitas
(Kombinasi 35 % pukan kotoran sapi metabolisme lanjut dalam tubuh
+ 50 % sekam bakar + 15 % tanah) tanam. Musfal (2010)menyatakan
yang berbeda nyata dengan enam bahwa bobot kering tanaman
perlakuan lainnya, dengan capaian mencerminkan pertumbuhan
nilai sebesar 1,407. Hal ini tanaman dengan banyaknya unsur
mengindikasikan bahwa pada hara yang terserap persatuan bobot
perlakuan tersebut dengan kombinasi biomassa yang dihasilkan artinya
bahan organik pada level dosis yang semakin berat bobot kering tanaman
demikian telah mampu yang dihasilkan maka pertumbuhan
meningkatkan pertumbuhan dan tanaman semakin baik pula dan
perkembangan bibit tanaman secara unsur hara yang terserap oleh
keseluruhan terutama sampai pada tanaman semakin banyak.
peningkatan bobot kering biomassa Selanjutnya Sukaryorini dan
tanaman yang tercermin dari Arifin (2007) menambahkan bahwa
peningkatan pertumbuhan tinggi arang sekam, pupuk organik atau
tanaman, diameter batang, dan kombinasi keduanya mampu
jumlah daun bibit Jati putih secara memberikan respon yang lebih baik
bermakna yang pada akhirnya akan terhadap bobot basah maupun berat
menentukan bibit-bibit Jati putih kering tanaman.
yang ditanam pada kombinasi media
organik tersebut telah sangat siap PENUTUP
untuk ditanam di lapang sebagai Kesimpulan
tanaman muda yang siap tumbuh dan Berdasarkan hasil penelitian
berkembang menjadi tanaman dan uraian pembahasan yang telah
dewasa di lapangan pertanaman. dikemukakan, maka dapat
Berdasarkan data perhitungan disimpulkan beberapa hal penting
indeks mutu bibit menunjukan bahwa sebagai berikut :
secara keseluruhan perlakuan- 1. Perlakuan komposisi media
perlakuan komposisi media tanam tanam organik (sekam bakar dan
organik sekam bakar dan pukan pupuk kandang kotoran sapi)
kotoran sapi pada beberapa berpengaruh nyata dan sangat
kombinasi perlakuan yang nyata terhadap tanaman bibit Jati
diujicobakan pada bibit Jati putih pada variabel pertumbuhan
(M1, M2, M3, M4, M5, dan M6) tinggi tanaman, diameter batang
telah siap untuk ditanam di lapangan
tanaman, jumlah daun tanaman keberhasilan tanaman di
dan indeks mutu bibit Jati Putih. lapangan pertanaman akan
2. Kombinasi perlakuan dengan meningkat melalui peningkatan
dosis 35% pupuk kandang mutu bibit yang dihasilkan.
kotoran sapi + 50% sekam bakar
+ 15 % tanah kosong (M6) DAFTAR PUSTAKA
merupakan kombinasi media Dicksonet al. (1960) dalam
tanaman bibit Jati putih terbaik Tampubolon dan Ali (2000).
yang mampu meningkatkan Indeks mutu bibit. Jurnal
pertumbuhan dan perkembangan Littri. 17(1)
bibit tanaman bibit Jati putih, Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman
dengan capaian tinggi tanaman Budidaya. Diterjemahkan oleh
65,20 cm, diameter batang Herawati Susiilo. UI Press,
sebesar 4,964 mm, jumlah daun Jakarta.
sebanyak 18, 20 helai dan nilai Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah.
indeks mutu bibit yang tertinggi Jurnal Akademi Persindo.Vol.
mencapai 1,407. 16 (2).
Saran Kartasapotra. 2000. Pupuk Kandang
1. Berdasarkan hasil penelitian Kotoran Sapi. Jurnal Bina
maka disarankan agar Aksara. Vol 2 (4)
menggunakan media tanam Komarayatidkk.2003.Pengembangan
organik sekam bakar dan pukan Penggunaan Arang untuk
kotoran sapi dengan proporsi Rehabilitasi Lahan dalam
dosis 35% pupuk kandang Buletin Penelitian dan
kotoran sapi + 50% sekam bakar Pengembangan Kehutanan. E–
+ 15 % tanah kosong untuk Journal Forda. Vol 29
mendapatkan hasil pertumbuhan Musfal. 2010. Potensi Cendawan
bibit Jati putih yang optimal. Mikoriza Arbuskula Untuk
2. Disarankan agar dilakukan MeningkatkanHasil Tanaman
penelitian lanjutan mengenai Jagung. Jurnal Litbang Pertanian
komposisi media tanam sekam Sumatera Utara. Vol. 29.
bakar dan pupuk kandang Sastrosupadi (1995), Model
kotoran sapi taraf dosis yang matematika dan analisis data
lebih tinggi untuk mendapatkan dari Rancangan Acak
kebutuhan dosis optimum pada Lengkap.Yogyakarta: Penerbit
pertanaman bibit Jati putih dan Kanisius.
juga perlu dilakukan penelitian Winarni, E. 2008. Pertumbuhan
yang sama terhadap tanaman meranti merah (Shorea ovalis)
lain, terutama tanaman pada media sapih
kehutanan untuk mendapatkan campuran jerami-topsoil.
hasil yang optimal dari bagian- Jurnal Hutan Tropis Borneo 24
bagian vegetatif tanaman, agar

Anda mungkin juga menyukai