Anda di halaman 1dari 8

1

ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

PENGARUH KONSENTRASI HORMON GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L)

(The Effect Of Gibberellins Hormone Concentration On The Growth And Yield Of The Okra
Plant (Abelmoschus esculentus L)

Farida dan Nani Rohaeni


Program Studi Agroteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur
Jl. Soekarno-Hatta No. 1 Sangatta, Kutai Timur
Email : farida@stiperkutim.ac.id ; nanirohaeni@stiperkutim.ac.id

Article Submitted : 12-10-2018


Article Accepted : 13-01-2018

ABSTRACT
The effect of gibberellins hormone concentration on the growth and yield of okra. The aims
of research are (1) to determinate the effects of growth and yield of okra plant with gibberellins
hormon treatment, (2) to determine the best concentration of gibberellns hormone on the growth
and yield of okra plants. This research obtained for three mounth on January to Aprl 2018. The
research was conducted in Diponegoro Street, Village Sangatta Sub-distrct East Kutai. This
research uses is Completely Randomized Design (CRD) of non factorial experiments each of four
treatments and six replcates, are : g0 = without fertilizer, g1 = 150 ppm, g2 = 200 ppm, g3 = 250
ppm. The obtained data was analyzed by F test 1% and 5% and be continued with LSD at 5% if
the treatment had significant effect. The results of the best growth research plant height 7 MST
(75,141 cm) and growth of the leaves number 7 MST, best flowering age at 32,167 day and the
best yield production result is 971,333 gram solid treatment.

Key words : okra, gibberellin hormone, concentration

PENDAHULUAN menggunakan sebagai lauk pauk. Jepang


sebagai negara yang suka dengan okra
Okra merupakan sayuran penting
menggunakan buah okra sebagai cemilan dan
yang menduduki peringkat ketiga setelah
bahan untuk membuat sushi (Dewi, 2009).
bawang dan tomat (Afandi, 2016). Okra telah
Okra mengandung kandungan gizi
dikenal sebagai tanaman multiguna karena
yang cukup tinggi dimana setiap 100 gram
hampir semua bagian tanaman dapat
buah okra mengandung 1 gram lendir, 7 gram
dimanfaatkan (Idawati, 2016). Hasil
karbohidrat, dan 70-90 mg Ca. Dalam skala
penelitan ilmiah tentang kandungan senyawa
persen kandungan gizi buah okra adalah
dan khasiat okra sudah banyak dilakukan
3,9% protein, 2,06% lemak, 6,68% kalium,
diberbagai negara. Departemen Pertanian
0,77 phospor dan 1,4% karbohidrat (Idawati,
Amerika Serikat menyebutkan okra rendah
2012).
kalori, kaya nutrisi dan merupakan sumber
Budidaya tanaman okra akan
serat yang baik (Trubus, 2016).
menghasilkan pertumbuhan yang baik
Okra merupakan sayuran berbentuk
nantinya akan mengarah pada produksi buah,
buah yang dapat diolah menjadi beragam
bila kebutuhan tanaman okra terpenuhi tidak
makanan lezat dan berkhasiat bagi kesehatan.
hanya kebutuhan unsur hara saja namun
Buah okra mengandung banyak lendir
kebutuhan hormon khususnya hormon
sehingga rata-rata rakyat Indonesia
2
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

giberelin, dalam jumlah kecil juga ppm, g2 = giberelin 200 ppm, g3 = giberelin
dibutuhkan tanaman okra untuk 250 ppm.
meningkatkan pertumbuhan dan hasil buah
Prosedur Penelitian
okra (Yeni, 2012). Hormon giberelin
1. Persiapan lahan
merupakan hormon yang mempercepat
Lahan yang akan ditanami terlebih
perkecambahan biji, kuncup tunas,
dahulu dibersihkan dari gulma. Kemudian
perpanjangan batang, pertumbuhan daun,
siapkan topsoil, arang sekam, pasir dan
merangsang pembungaan, dan
pupuk kandang. Kemudian aduk semua
mempengaruhi pertumbuhan deferensiasi
media tanam tersebut sampai tercampur rata
akar (Campbell, 2005).
lalu masukkan ke dalam polibag ukuran 40 x
Berdasarkan penelitian Yeni (2012),
25 cm dan didiamkan seminggu sebelum
menunjukkan bahwa dari perlakuan induksi
tanam.
giberelin 200 ppm memberikan pertumbuhan
2. Penyemaian
dan produksi cabai merah yang paling tinggi
Benih okra direndam selama 4-6 jam.
yaitu 565 gram. Oleh karena itu perlu diteliti
Benih yang digunakan adalah benih yang
konsentrasi giberelin agar dapat
tenggelam saat perendaman (selain untuk
menghasilkan pertumbuhan dan produksi
seleksi benih, perendaman juga berfungsi
tanaman okra yang optimal.
untuk mempercepat perkecambahan). Lalu
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
masukkan benih okra kedalam media tanam
untuk mengetahui pengaruh hormon
yang telah disiapkan. Kemudian tutup dengan
giberelin terhadap pertumbuhan dan hasil
tanah sedikit. Lalu tempatkan ditempat yang
tanaman okra, (2) untuk mengetahui
lembab. Setelah tanaman tinggi 8-10 cm dan
konsentrasi hormon giberelin yang dapat
berdaun 2-3 helai, maka tanaman siap
menghasilkan pertumbuhan dan hasil
dipindahkan ke dalam polibag.
tanaman okra yang terbaik.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara
METODE PENELITIAN memindahkan benih dari media persemaian.
Waktu dan Tempat Kemudian buat lubang tanam dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada kedalaman 10 cm. Selanjutnya tepuk-tepuk
bulan Januari sampai April 2018, dimulai sisi luar polibag tersebut dengan
dari persiapan lahan. Penelitian dilaksanakan menggunakan telapak tangan agar media
di Jalan Diponegoro Desa Sangatta Utara tanam tidak menempel di polibag. Setelah
Kabupaten Kutai Timur. lepas dari polibag pegang tanaman pada
bagian pangkal batang tanaman. Kemudian
Alat dan Bahan
angkat tanaman secara perlahan-lahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
sampai semua media terlepas dari polibag
adalah cangkul, gembor kamera dan alat tulis.
lalu segera dipindahkan ke dalam polibag
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
yang baru. Polibag yang digunakan
penelitian ini adalah benih okra,topsoil,
berukuran 40 x 25 cm dengan jarak tanam
polibag ukuran 40 x 25 cm, arang sekam,
masing-masing polibag 40 x 40 cm.
pasir, pupuk kandang giberelin.
4. Pemeliharaan
Rancangan Penelitian Penyulaman dilakukan pada saat
Penelitian ini menggunakan tanaman berumur 7 HST terhadap tanaman
Rancangan Acak Lengkap (RAL) non yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya
factorial yang terdiri dari terdiri atas 4 tidak normal (abnormal). Penyiraman
perlakuan dengan 6 ulangan. Taraf perlakuan dilakukan 2 kali sehari atau disesuaikan
yaitu g0 = tanpa giberelin, g1 = giberelin 150 dengan kondisi curah hujan di lapangan.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut
3
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

gulma yang tumbuh. Tujuan penyiangan c. Umur berbunga 80%


untuk mencegah terjadinya kompetensi hara, Umur berbunga dihitung sejak
sinar matahari, dan tempat tumbuhnya penanaman hingga mulai muncul bunga
tanaman. Penyiangan dilakukan mulai 7 hari pertama. Pengamatan dan perhitungan umur
setelah tanam, selanjutnya dilakukan secara berbunga dilakukan pada setiap hari dari
berkala setiap seminggu sekali sampai panen. setiap tanaman sampel.
5. Pemberian hormon giberelin d. Berat buah per petak (gram)
Hormon giberelin diberikan saat Berat buah perpetak dilakukan
tanaman berumur 15 HST sebanyak 30% dan dengan menghitung berat buah dari tiap petak
umur 35 HST sebanyak 70% dari konsentrasi yang diakumulasikan dari panen pertama
yang telah ditentukan sesuai perlakuan yaitu sampai dengan panen kelima.
150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Pemberian
Analisis Data
giberelin dilakukan dengan cara
Data yang terkumpul dari hasil
disemprotkan pada seluruh bagian tanaman.
penelitian dengan menggunakan tabel Sidik
6.Panen
Ragam. Bila hasil sidik ragam menunjukkan
Proses pemanenan dilakukan secara
hasil yang berbeda nyata (F hitung > F tabel
bertahap saat tanaman berusia 45 hst sampai
5% ) atau berbeda sangat nyata (F hitung > F
60 hst yang ditandai dengan munculnya buah
tabel 1%), maka untuk membandingkan rata-
yang memiliki ukuran 5-8 cm berwarna hijau
rata perlakuan tersebut dengan menggunakan
muda.
uji lanjut Beda Nyata Terkecil ( BNT ) pada
Parameter Pengamatan taraf 5%.
Parameter pengamatan adalah sebagai
berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada umur 3, 5,
Berdasarkan hasil sidik ragam
dan 7 MST. Pengukuran tinggi tanaman
konsentrasi hormon giberelin menunjukkan
dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari
tidak berbeda nyata terhadap rata-rata tinggi
permukaan tanah sampai titik tumbuh. Tinggi
tanaman okra umur 3 dan 5 MST, tetapi
tanaman diukur dengan menggunakan
menunjukkan sangat berbeda nyata terhadap
meteran.
rata-rata tinggi tanaman okra umur 7 MST.
b. Jumlah Daun (helai)
Hasil penelitian pengaruh konsentrasi
Menghitung jumlah daun pada umur 3,
hormon giberelin terhadap tinggi tanaman
5, dan 7 MST. Jumlah daun dihitung dengan
okra umur 3, 5, dan 7 MST dapat dilihat pada
menghitung jumlah daun yang telah
Tabel 1.
terbentuk secara sempurna.

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi hormon giberelin terhadap tinggi tanaman okra umur 3, 5, dan 7
MST (cm)
Perlakuan 3 MST 5 MST 7 MST
G0 16,181 36,556 60,367 a
G1 17,167 38,889 73,400 b
G2 17,820 39,694 75,141 b
G3 17,153 40,556 77,000 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT 7 MST = 8,314 )
4
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Pengamatan tinggi tanaman okra menghambat atau secara kualitatif mengubah


umur 3 MST menunjukkan tidak terdapat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
pengaruh yang nyata. Hal ini diduga karena Perlakuan konsentrasi hormon
faktor genetik yang berasal dari tanaman giberelin memberikan pengaruh yang sangat
sehingga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman okra pada
terhadap tinggi tanaman umur 3 MST. umur 7 MST. Pada konsentrasi yang
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat diberikan menunjukkan kenaikan data rata-
Gardner dalam Arifin (2011), faktor yang rata tinggi tanaman bila dibandingkan dengan
mempengaruhi pertumbuhan secara luas parameter tinggi tanaman sebelumnya.
dapat dikategorikan sebagai faktor eksternal Kenaikan tersebut diduga karena telah
(lingkungan) dan faktor internal(genetik). berfungsinya hormon giberelin pada tanaman
Salah satu faktor internal yaitu pengaruh okra. Hal tersebut didasarkan oleh pendapat
langsung gen, dimana dalam hal ini tinggi Zein (2007), bahwa gibereln memacu
dari tanaman okra umur 3 MST. pertumbuhan sel. Mayeni (2007), juga
Salisbury (1995), menyatakan bahwa menyatakan bahwa semakin tinggi
setiap hormon mempengaruhi respon pada konsentrasi yang diberikan maka semakin
banyak bagian tumbuhan. Respon tersebut bertambah tinggi bibit kina. Ditambahkan
tergantung pada spesies, bagian tumbuhan, oleh pendapat Dwidjosaputra (1997),
fase perkembangan, konsentrasi hormon, giberelin menyebabkan tinggi tanaman 3
interaksi antar hormon dan faktor sampai 5 kali tinggi optimal. Kusuma (2009),
lingkungan. Gardner dalam Arifin (2011), menyatakan pembelahan sel distimulasi oleh
juga menyatakan bahwa pertumbuhan dan aktifnya amilase menghidrolisis pati menjadi
perkembangan adalah proses yang gula tereduksi sehingga konsentrasi gula
berlangsung secara terus menerus sepanjang meningkat akibat tekanan osmotik juga
daur hidup, bergantung pada ketersediaan meningkat. Peningkatan tekanan osmotik di
meristem, hasil asimilasi hormon dan dalam sel menyebabkan air mudah masuk ke
substansi pertumbuhan lainnya serta dalam sel sehingga dapat melakukan segala
lingkungan yang mendukung. proses fisiologis dalam sel tanaman sehingga
Perlakuan konsentrasi hormon dapat memacu pertumbuhan sel yang
giberelin tidak menunjukkan pengaruh yang menyebabkan pertumbuhan tinggi tanaman
nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST. semakin baik. Dalam penelitan Yeni (2012),
Hal ini diduga konsentrasi 30% yang induksi giberelin 200 ppm memberikan
diberikan pada tahap awal tidak mendukung pertumbuhan tanaman cabai yang paling
pertumbuhan awal tanaman. Hal ini sesuai baik.
dengan pernyataan Gardner dalam Arifin Efek nyata giberelin terhadap tinggi
(2011), bahwa penambahan hormon giberelin tanaman berkaitan dengan fungsi giberelin
harus dengan konsentrasi yang tepat. dalam pemanjangan dan pembesaran sel.
Konsentrasi hormon giberelin yang tepat Giberelin mengontrol secara langsung
akan bekerja optimal dalam pertumbuhan pematangan pada sel tumbuhan dengan
tumbuhan. Selain itu menurut Mar’ah (2011), mengubah orientasi mikrofibril selulosa
menyatakan bahwa rendahnya konsentrasi melalui perubahan orientasi kortikal dan juga
giberelin yang digunakan tidak memberikan mengubah asosiasi antara mikrotubul dengan
pengaruh terhadap variable pengamatan membran plasma (Mayeni, 2007). Kelebihan
tinggi tanaman. Salisbury dan Ross (1995), giberelin dibandingkan dengan hormon lain
menyatakan zat pengatur tumbuh merupakan yaitu giberelin mempunyai kemampuan
senyawa organik, bukan nutrisi dalam khusus memacu pertumbuhan pada banyak
konsentrasi rendah dapat mendorong, spesies terutama tumbuhan kerdil atau
tumbuhan dwi tahunan yang berada dalam
5
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

fase roseta. Giberelin lebih banyak tidak berbeda nyata terhadap rata-rata jumlah
mendorong perpanjangan batang utuh (Zein, daun tanaman okra umur 3 dan 5 MST, tetapi
2016). Ditambahkan oleh Dwijosaputra menunjukkan berbeda nyata terhadap rata-
(1997), bahwa hormon giberelin rata jumlah daun tanaman okra umur 7 MST.
menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi Hasil penelitian pengaruh konsentrasi
tanaman raksasa dalam waktu singkat. hormon giberelin terhadap jumlah daun
tanaman okra umur 3, 5, dan 7 MST dapat
Jumlah Daun (Helai)
dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Berdasarkan hasil sidik ragam
konsentrasi hormon giberelin menunjukkan

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi hormon giberelin terhadap jumlah daun tanaman okra umur 3, 5,
dan 7 MST (cm)
Perlakuan 3 MST 5 MST 7 MST
G0 7,444 16,222 36,556 a
G1 7,424 16,472 38,889 b
G2 7,945 18,028 39,694 c
G3 7,805 17,695 40,556 d
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT 7 MST = 0,842 )

Aplikasi giberelin menunjukkan tidak giberelin langsung ke daun akan merangsang


berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman pertumbuhan daun.
okra umur 3 dan 5 MST. Hal ini diduga Menurut Salisbury dan Ross (1995),
karena aplikasi 30% dari hormon giberelin akar dan daun muda merupakan tempat
pada tahap pertama, tidak mendukung utama produksi giberelin, sehingga giberelin
pertumbuhan awal tanaman okra. Karena dapat merangsang pertumbuhan pada daun,
kurangnya unsur hara makro seperti nitrogen serta dapat memperbesar luas daun. Giberelin
yang dibutuhkan untuk pembentukan daun. dapat memacu pertumbuhan tanaman dengan
Sebagaimana pendapat Sutedjo (2007), mempercepat proses pembelahan dan
bahwa kurangnya unsur hara makro seperti pertumbuhan sel. Aplikasi giberelin pada
nitrogen yang dibutuhkan untuk mendukung tanaman dengan konsentrasi yang lebih
pembentukan daun juga memberikan banyak akan meningkatkan pertumbuhan
pengaruh terhadap rata-rata jumlah daun floem dan xylem. Hal ini yang menyebabkan
pada tanaman. pertumbuhan jumlah daun tanaman.
Aplikasi giberelin memberikan
Umur Berbunga 80% (Hari)
pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun
Berdasarkan hasil sidik ragam
tanaman okra umur 7 MST. Hal ini diduga
konsentrasi hormon giberelin menunjukkan
karena telah berfungsinya hormon giberelin
sangat berbeda nyata terhadap rata-rata umur
yang telah diaplikasikan. Hal ini sesuai
berbunga tanaman okra. Hasil penelitian
dengan pendapat Wattimena (2002), selain
pengaruh konsentrasi hormon giberelin
perpanjangan batang, giberelin juga
terhadap rata-rata umur berbunga tanaman
memperbesar luas daun serta mempengaruhi
okra dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
pertumbuhan jumlah daun. Ditambahkan
oleh Lakitan (2008) bahwa aplikasi hormon
6
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Tabel 3. Pengaruh konsentrasi hormon giberelin terhadap rata-rata umur berbunga tanaman okra
(hari)
Perlakuan Umur Berbunga
G0 35,667 b
G1 32,333 a
G2 32,667 a
G3 32,167 a
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT = 1,827 )

Aplikasi hormon giberelin dengan pembungaan agar berbunga lebih awal (Zein,
konsentrasi 200 ppm dan 250 ppm 2016). Giberelin akan merangsang dan
memberikan waktu berbunga yang tercepat mempertinggi presentase timbulnya bunga
bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. karena giberelin dapat merangsang
Hal ini diduga karena perlakuan G2 (200 pembungaan serta dapat mengurangi
ppm) dan G3 (250 ppm) merupakan gugurnya bunga dan buah sebelum waktunya
konsentrasi yang dibutuhkan bagi tanaman (Heddy dalam Annisa, 2009). Dari sebuah
okra untuk berbunga lebih cepat. hormon tanaman yang diaplikasikan hanya
Sebagaimana pendapat Haryantini (2009), giberelin yang secara efektif mendorong
bahwa salah satu usaha agar terjadinya pembentukan bunga (Arifin, 2011).
pembungaan yaitu dengan memberi zat
Berat Buah Per Petak (Gram)
pengatur tumbuh. Murni (2009), juga
Berdasarkan hasil sidik ragam
menjelaskan bahwa beberapa jenis zat
konsentrasi hormon giberelin menunjukkan
pengatur tumbuh seperti hormon giberelin
sangat berbeda nyata terhadap rata-rata berat
dapat mempengaruhi pembungaan.
buah per petak tanaman okra. Hasil penelitian
Ditambahkan pula oleh Dwidjosaputra
pengaruh konsentrasi hormon giberelin
(1997), bahwa gibereln dapat menyebabkan
terhadap rata-rata berat buah per petak
tanaman menghasilkan bunga sebelum
tanaman okra dapat dilihat pada Tabel 4
waktunya.
Giberelin juga memenuhi kebutuhan
beberapa spesies untuk menginduksi

Tabel 4. Pengaruh konsentrasi hormon giberelin terhadap rata-rata berat buah per petak tanaman
okra (gram)
Perlakuan Berat Buah Per Petak (g)
G0 653,500 a
G1 791,833 b
G2 971,333 d
G3 870,833 c
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT taraf 5% (BNT = 10,739

Perlakuan G2 (200 ppm) giberelin dengan konsentrasi yang sesuai


memperlihatkan hasil yan erbaik terhadap bagi tanaman okra, sehingga memberikan
berat buah per petak yaitu 971,333 gram. Hal produksi yang optimal. Menurut Haryantini
ini diduga karena perlakuan G2 mendapatkan (2009), salah satu usaha untuk mengatasi
aplikasi zat pengatur tumbuh berupa hormon pembentukan buah dan hasil yang tinggi
7
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

yaitu dengan pemberian zat pengatur tumbuh. DAFTAR PUSTAKA


Pendapat tersebut didukung oleh Syafi’i
Abidin, Z. 2002. Dasar – Dasar Pengetahuan
(2006), yang menyatakan bahwa zat pengatur
Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
tumbuh merupakan salah satu alternative
Angkasa. Bandung.
yang berguna untuk memacu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman sehingga
Afandi. 2016. Pengaruh Pemberian Dosis
tanaman bisa lebih cepat pertumbuhannya
Pupuk Urea Pada Berbagai Galur
dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi.
Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan
Arifin (2011), menyatakan bahwa
Kualitas Okra. Program Studi
hormon giberelin akan merangsang
Agroteknologi. Fakultas Pertanian
presentase timbulnya buah. Pada fase
Jember.
produksi yaitu pada pembungaan dan
pembuahan, giberelin akan merangsang serta
Arifin, Z. 2011. Pengaruh Konsentrasi GA3
mengurangi gugurnya buah sebelum
Terhadap Pembungaan dan Kualitas
waktunya (Yeni, 2012). Ditambahkan oleh
Benih Cabai Merah Keriting. Fakutas
Asra (2014), menyatakan bahwa aplikasi
Pertanian Universitas Gadjah Mada.
hormon giberelin akan mampu menginduksi
Yogyakarta.
sel sehingga ukuran buah menjadi lebih
besar. Pemberian giberelin eksogen dapat
Asra, R. 2014. Pengaruh Hormon Giberelin
efektif apabila diberikan sesuai dengan
Terhadap Daya Kecambah dan
kebutuhan tanaman. Aplikasi giberelin
Vigoritas Calopogonium caeruleum.
dengan konsentrasi yang terlalu rendah dan
Fakultas Sains dan teknologi Fakultas
konsentrasi yang lebih tinggi dapat
Jambi. Jambi.
menghambat produksi buah. Hormon
giberelin akan bekerja optimal dengan
Annisa. 2009. Pengaruh Induksi Giberelin
konsentrasi yang tepat. Hormon giberelin
Terhadap Pembentukan Buah
dengan konsentrasi yang sesuai nantinya
Partenokapri Pada Beberapa Varietas
akan mengarah pada hasil produksi (Susanti,
Tanaman Semangka. Skripsi.
2006).
Fakultas Pertanian Universitas
Abidin (2002), menyatakan bila
Sumatera Utara Medan.
ketersediaan unsur hara cukup dan seimbang
maka pembelahan sel akan tumbuh dan
Dewi, M. 2009. Respon Tanaman Okra
berkembang serta berproduksi secara
Terhadap Beberapa Jenis Tanah dan
maksimal. Berdasarkan penelitian Yeni
Pupuk Amazing Bio Growth. Tesis
(2012), menunjukkan pemberian giberelin
Magister Pertanian Universitas Islam
200 ppm meningkatkan produksi buah lebih
Riau. Tidak Diterbitkan.
tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Dwidjosaputra. 1997. Pengantar Fisiologi
KESIMPULAN Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Utama. Jakarta
: Perlakuan G2 (hormon giberelin dengan
konsentrasi 200 ppm) menunjukkan Gardner. 2008. Fisiologi Tumbuhan. PT.
pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada Gramedia Utama. Jakarta
tanaman okra, karena menghasilkan berat
buah per petak yaitu 971,333 gram/petak. Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. PT.
Raja Gravindo Persada. Jakarta
8
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 1-8 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545

Haryatini, B.A. 2009. Aplikasi Mikoriza, Syafi’i. 2006. Pengaruh Konsentrasi dan
Pupuk Fosfat dan Zat Pengatur Tumbuh Waktu Pemberian Giberelin Terhadap
Pada Tanaman Cabai Merah Di Tanah Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Andisol. Agritek vol 17 no 6: 1134- Melon Dengan Sistem Hidroponik
1144 irigasi Tetes. Fakultas Pertanian UNS.
Solo
Idawati. 2012. Peluang Besar Budidaya Okra.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press. Salisburry FB dan CW Ross. 1995. Fislogi
Tumbuhan Jilid 2. Penerjemah :
Kusumo , S. 2009. Zat Pengatur Tumbuh Lukman DR dan Sumaryono. Penerbit
Tanaman. Yasaguna. Jakarta ITB

Lakitan. 2008. Fisiologi Pertumbuhan dan Susanti, D. 2006. Studi Penggunaan Asam
Perkembangan Tanaman. PT Raja Giberelat Untuk Meningkatkan
Gravindo Persada. Jakarta Kualitas Polong Tanaman Okra. Thesis
Universitas Lampung
Mar’ah. 2011. Pengaruh Giberelin dan
Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Sutedjo. 2007. Pupuk dan Pemupukan.
Planlet Nenas Kultivar Smooth cayenne Jakarta. Rineke Cipta
Hasil Kultur Jaringan. IPB. Bogor.
Yeni, T. 2012. Pengaruh Induksi Giberelin
Murni D. 2009. Respon Tanaman Okra Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Terhadap Beberapa Jenis Tanah dan Tanaman Cabai Merah. FKIP
Pupuk Amazing Biogrowth. Universitas Muhammadiyah
Universitas Isla Riau. Pekan Baru
Watimena, B. 2002. Bertanam Tomat. PT
Mayeni, R. 2007. Pengaruh Beberapa Agro Media Pustaka. Jakarta
Konsentrasi Giberelin
TerhadapPertumbuhan Bibit Kina. Zein. 2016. Dasar-Dasar Fisiologi
Universitas Andalas. Padang Tumbuhan. PT Gravindo Persada.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai