Anda di halaman 1dari 2

Al-dd merupakan unsur yang sering dijumpai dalam tanah dan sangat

menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan unsur ini berpengaruh langsung


terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara berinteraksi meracuni perakaran,
khususnya tanah masam yang erat hubungannya dengan persentase ion H+ dan
Al3+ yang dipertukarkan karena Aluminium merupakan sumber keasaman yang
sangat penting. Dengan persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat
kemasaman suatu jenis tanah. Semakin masam suatu tanah, berarti pHnya
menurun sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin menurun karena
kemampuan unsur Al untuk mengikat unsure P membentuk Al-P yang tidak
tersedia dan tidak dapat diserap oleh akar tanaman.
Bila kejenuhan aluminium > 60%, tanah tersebut sering dikatakan tidak
layak untuk tanah pertanian sebelum direklamasi atau ameliorasi terlebih dahulu.
Oleh karena kejenuhan aluminium dipengaruhi oleh KTK dan juga dipengaruhi
oleh tekstur, maka semakin kasar tekstur tingkat kebahayaan aluminium semakin
tinggi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Hakim, dkk (1986) menyatakan bahwa
keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer,
serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila pertumbuhan
akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik tersebut akan
terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan tidak efisiennya
akar menyerap unsur hara.
Pengaruh keracunan Al terutama membatasai kedalaman maupun
percabangan akar, sehingga akan menghambat daya serap tanman terhadap hara
lain. Pada beberapa tanaman, keracunan Al memperlihatkan gejala daun yang
mirip defisiensi P, kekerdilan menyeluruh, dedaunan mengecil berwarna hijau
gelap dan lambat matang, batang, daun dan urat berwarna ungu, ujung daun
menguning dan mati.
Secara fisiologis dan biokimiawi, keracunan Al menyebabkan
terganggunya pembelahan sel pada pucuk akar dan akar lateralnya,pengerasan
dinding sel akibat terbentuknya jalinan peptin abnormal,berkurangnya replikasi
DNA akibat meningkatnya kekerasan helix ganda DNA,terjadinya penyematan
(fiksasi) P dalam tanah menjadi tidak tersedia atau pada permukaan akar,
menurunnya respirasi akar,terganggunya enzim-enzim regulator fosforilasi
gula,terjadinya penumpukan polisakarida dinding sel,terganggunya penyerapan,
pengangkutan dan penggunaan beberapa unsur esensial seperti Ca, Mg, K, P dan
Fe. ( Hanafiah, 2005).

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,


Yogyakarta.
Hakim, N; M. Y. Nyakpa; A. M. Lubis; S. G. Nugroho; M. A. Diha; G.B Hong;
dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.
Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai