PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pertanian di Semenanjung Arabia?
2. Bagaimanakan pertanian didaerah-daerah pengembangan yang lain?
1.3. Tujuan
Mengetahui bagaimana perkembangan pertanian di dalam dunia Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hasilnya, kini 30 jenis tanaman, termasuk sayuran dan buah-buahan, tumbuh di
antara batang kurma yang menjulang tinggi. Di sekitarnya, alfalfa hijau tumbuh subur
menyebar keluar menuju petak pelindung pohon tamariska, yaitu sejenis pohon willow
yang daunnya sangat indah dan sering tumbuh dekat air.
Tidak hanya itu, kapas pun dikembangkan juga jagung, kacang tanah, tebu, dan
buah-buahan eksotis, seperti pepaya dan mangga. Pembibitan pohon eucalyptus dan
pohon tamariska juga dikembangkan.
Ketika pencarian minyak mulai dilakukan dan teknologi pengeboran modern
mulai muncul, terjadi perubahan dalam pertanian tradisional yang kemudian mengubah
pola konsumsi di Semenanjung Arabia. Dan hari ini, dengan pendapatan dari minyak
yang lebih tinggi, pemerintah setempat mulai mendedikasikan untuk meningkatkan hasil
pertanian sehingga perubahan pola pertanian pun terjadi. ''Tidak ada tempat di dunia
yang pemerintahnya lebih banyak memberi dukungan kepada petani,'' kata seorang
peternak Irlandia yang bekerja di Riyadh.
Dukungan pemerintah mengubah setiap aspek pertanian di Semenanjung Arabia
khususnya di negara Arab Saudi. Infrastruktur yang mendukung pertanian modern, seperti
jalan, listrik, perumahan, pelayanan sosial mulai dibangun. Pembangunan irigasi,
reklamasi tanah, dan pembagian tanah dimulai. Tidak hanya itu, penyediaan bibit,
anakan, herbisida, pupuk, pelatihan dan pengawasan dalam metode pertanian modern,
serta subsidi pertanian mulai dilakukan. Meskipun upaya-upaya tersebut dilakukan, Arab
Saudi masih mengimpor sebagian besar makanan.
Peternakan pun mulai berkembang di Arab Saudi. Peternakan unggas, misalnya,
memproduksi sekitar 150 juta telur per tahun. Peternakan unggas di Arab Saudi dilakukan
dalam ruangan yang benar-benar terlindung dari terik matahari. Unggas diberi makan
berupa konsentrat. Ternyata, jenis peternakan seperti ini yang sangat cocok dengan
kondisi cuaca di Arab Saudi. Peternakan sapi pun mulai berkembang di Arab Saudi.
Penggembalaan ternak di Arab Saudi ada di sekitar Gurun Nafd Besar karena di sana ada
lahan stepa yang luas dan cocok untuk gembala ternak.
Karena orang-orang Arab tidak tahu banyak tentang pertanian, mereka
mempelajari teknik pertanian pada Roma, Nabatia, dan Persia. Mereka juga
menerjemahkan karya-karya ilmu botani orang-orang Roma, Nabatia, dan Persia ke
dalam bahasa Arab. Banyak leksikografer, ahli geografi, wisatawan, dan dokter Arab yang
menulis tentang tanaman. Salah satunya adalah Abu Sa'id 'Abd al-Malik al-lbn Quraib
Asma'i.
4
2.2. Pertanian di Daerah-Daerah Pengembangan
A. Lembah Mesopotamia
Menurut para ahli pada zaman mesopotamia merupakan awal perkembangan
kebudayaan, merupakan sistem pertanian kuno. Negeri Cina merupakan sentral utama
pertanian di Asia Timur dimana sistem irigasi telah ada sejak tahun 1500 SM dan bajak
sudah dikenal sekitar tahun 200 SM. Meskipun pertanian sudah lama dikenal dan
dikembangkan manusia,ilmu pertanian baru berkembang sekitar tahun 350 tahun yang
lalu. Kebudayaan Mesir jaya,yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat
sekarang,adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang di mungkinkan oleh
adanya sungai nil yang menyuburkan tanah kembali.
Sepanjang sungai nil diciptakan kebun-kebun fornal luas. Ilmu botani berasal dari
pikiran Yunani zaman itu.2 buah tulisan tekenal, History of Plants dan Causes of Plants
dari Theoparatus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Praktek
pertanian Romawi dibukukan secara baik.Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat grafting
and budding,penggunaan jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk hijau,penggunaan
pupuk kandang,pengembalian kesuburan tanah,bahkan penyimpanan dingin untuk buah-
buahan. Kemudian setelah kejayaan dialami,banyak sistem pertanian tak sehat muncul.
Dengan runtuhnya Romawi dan negeri barat,kemajuan tekhnologi beralih ke Timur
Tengah.
B. Parsi
Persia adalah salah satu suku yang tergolong dalam Bangsa Iran, menggunakan
bahasa Persia dan juga mempunyai persamaan dalam kebudayaan dengan bangsa Iran
yang lainnya.
Secara kasarnya, satu per tiga daripada tanah Iran digunakan untuk pertanian
dimana satu per empat daripada jumlah tanah sedang diusahakan dan tanah pertanian
selebihnya tidak diusahakan berikutan tahap kesuburan tanih yagn rendah dan
kekurangan sumber air. Kurang daripada satu per tiga tanah yang diusahakan ini diairi
manakala selebihnya adalah tanaman kering. Kawasan barat dan barat daya Iran
mempunyai tanih yang paling subur.
Pada akhir kurun ke dua puluh, hasil pertanian adalah satu per lima daripada
pengeluaran negara kasar (PNK) Iran. Kerana saiz ladang yang kecil dan tidak berdaya
maju dari segi ekonomi, terdapat banyak migrasi ke kawasan bandar. Selain itu, baja yang
dikeluarkan di Iran tidak bermutu tinggi.
Faktor-faktor menyebabkan hasil pertanian Iran tidak memberuntungkan dan
menghasilkan kemiskinan di kawasan luar bandar. Pada era 1990 an, kerajaan Iran
5
mengambil beberapa inisiatif untuk memajukan pertanian. Ini sedikit sebanyak
meningkatkan hasil pertanian Iran.
Tanaman utama Iran ad asalah gandum, beras dan bali. Namun begitu, bekalan
gandum dan beras gagal memenuhi permintaan tempatan menyebabkan bahan ini diimpot
masuk. Tanaman-tanaman utama lain ialah ubi kentang, legum, sayur-sayuran, buah-
buahan, tebu dan rempah ratus. Terdapat juga penternakan lebah untuk sumber madu dan
juga ladang ladang sutera untuk penghasilan sutera. Sumber ternakan utama pula ialah
kambing, lembu, ayam, telur dan hasil tenusu. Ekspot pertanian utama Iran ialah buah-
buahan, makanan yang diproses dan rempah.
C. Siria
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan bahwa konflik selama
enam tahun yang terjadi di Suriah telah menyebabkan kerusakan lahan pertanian senilai
16 miliar dolar. Menurut sebuah laporan dalam situs resminya, FAO menyampaikan
bahwa pertempuran telah menyebabkan banyak kerusakan. Di antaranya adalah lahan
pertanian dan peternakan, hancurnya rumah kaca, klinik hewan, sistem irigasi, traktor,
dan aset-aset lainnya.
Selanjutnya, laporan itu menjelaskan kondisi produksi pangan yang kian
menurun. Karena banyak para petani terpaksa meninggalkan tanah mereka. FAO
menambahkan bahwa mereka (para petani) sangat membutuhkan bahan-bahan dasar
seperti: pupuk, bibit, dan obat-obatan untuk ternak. Tapi semua itu sulit didapatkan
karena dana yang langka. Penilaian ini muncul berdasarkan survei terhadap lebih dari
3.500 rumah tangga di seluruh Suriah, wawancara dengan lebih dari 380 kelompok
masyarakat, serta analisis data pertanian primer dan sekunder.
Membangun investasi untuk memulihkan sektor pertanian dapat mengurangi
kebutuhan untuk bantuan kemanusiaan, Hal ini juga dapat memberikan dampak yang
cukup signifikan untuk membendung arus migran. Membangun kembali sektor pertanian
akan menghabiskan biaya sekitar 10,7 sampai 12,1 miliar dolar selama tiga tahun
pertama. Tergantung pada perkembangan konflik yang terjadi,
D. Palestina
Menteri Pertanian dan Perikanan Palestina, Ali Abdul Aziz Al Tarshawi,
menyatakan sulitnya perkembangan pertanian Palestina karena permusuhan Israel, tapi
tetap dapat mandiri dalam beberapa sektor pertanian dan peternakan. sebanyak 20
insinyur Palestina dikirim untuk belajar pertanian di Indonesia. Warga Palestina belajar
agar bisa merdeka seperti India, Afrika Selatan, dan Indonesia.
6
Lahan pertanian di Palestina menempati sekitar 21 persen dari keseluruhan
wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. dengan luasan lahan pertanian total sekitar 1,2 juta
dunums. Dunums adalah satuan luas tanah yang dipakai daerah bekas kekuasaan
Ottoman. Sekitar 19 persen di antaranya memperoleh air irigasi dari air bawah tanah dan
81 persen menggantungkan air dari hujan. Hasil pertanian Palestina didominasi buah-
buahan seperti kurma, anggur, zaitun, almond, dan aprikot. Petani juga membudidayakan
sayur mayur dan biji-bijian.
E. Mesir
Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan dan prioritas utama dalam
pembangunan. Total area pertanian pada tahun 2006 mencapai kurang lebih 8.47 juta
feddans (1 feddans=0.42 Ha) dan proyek-proyek pembangunan secara vertikal sudah
ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sehingga diharapkan sama
produktivitasnya dengan 14,6 juta feddans.
Walaupun sudah diterapkan berbagai teknologi pertanian yang relatif modern
(mekanisasi pertanian, cold storage, mesin penangkap energi surya, dsb), Mesir dikenal
pula sebagai salah satu Negara agraris yang tetap mempertahankan praktek-praktek dan
kegiatan pertanian tradisionalnya, misalnya pengairan dengan cara
menampung/mengumpulkan air hujan, aplikasi pupuk organik, rotasi tanaman, dan
intensifikasi pertanian.
Komoditas utama pertanian yang dikembangkan untuk daerah-daerah subur
adalah barley dan gandum untuk pembuatan roti--sebagai bahan makanan pokok
masyarakatnya--jagung, kapas, kentang, dan padi. Bawang merah, bawang putih, terong,
buncis, kol, mentimun, adalah sebagian jenis sayuran yang hanya ditanam pada lahan
yang tidak terlalu luas. Tanaman rami banyak dimanfaatkan untuk minyak dan membuat
bahan tekstil linen. Sedangkan buah-buahan yang dibudidayakan adalah anggur, kurma,
dan sitrus.
F. Afrika Utara
Aktivitas pertanian di sebagian besar wilayah Afrika didominasi oleh pertanian.
Pertanian di Afrika umumnya digiatkan di sekitar daerah aliran sungai seperti Sungai
Nil.
Hasil-hasil pertanian penduduk Afrika Utara adalah kurma, singkong, ubi rambat,
dll. Sementara hasil perkebunannya adalah kopi, kelapa, coklat, kampas. Dan hasil
penjualan jenis tanaman ini dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti untuk membeli membeli sepeda, makanan kaleng, pakaian, minyak lampu, dan
korak api.
7
G. Andalusia
Dalam pertumbuhan Islam di Andalusia, bangsa Arab diperkenalkan dengan
persoalan yang menyangkut pertanian, karena wilayah Spanyol sangat subur bagi
pertumbuhan lapangan pertanian. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pemerintahan agar
orang-orang di Spanyol bergerak dalam lapangan pertanian.
Spanyol sudah mengenal irigasi dan saluran-saluran
air. Dengan pembangunan irigasi yang baik mereka dapat membangun kebun kebun, tebu,
kapas, padi, jeruk, anggur. Kemajuan dalam bidang ini membawa
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bangunan dikembangkan oleh khalifah-
khalifah di Spanyol.
Pemerintahan Islam di Andalusia juga mengembangkan dan membangun
beberapa lembaga berikut sarana dan prasarananya, misalnya membangun tropong
bintang di Cordova, membangun pasar dan jembatan, melakukan upaya pengendalian
banjir dan penyimpanan air hujan, membangun sistem irigasi hidrolik dengan
menggunakan roda air (water wheel), memperkenalkan tanaman padi dan jeruk, dan
mendirikan pabrik-pabrik tekstil, kulit, logam, dan lainnya. Selain itu, ia juga memperluas
bangunan irigasi untuk pertanian dan pembangunan saluran air ke berbagai kota di
Andalusia.
8
BAB III
KESIMPULAN