Anda di halaman 1dari 6

library.uns.ac.

id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sejarah Pertanian

BAB I
SEJARAH PERTANIAN

A. Sejarah Pertanian di Dunia


Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan atau ternak)
merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban
manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.
Pertanian telah dikenal oleh masyarakat sejak kebudayaan
batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Secara umum
dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak
perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap
perubahan ini.
Para ahli prasejarah umumnya sepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang dari kebudayaan di daerah "bulan sabit
yang subur" (Gambar 1) di Timur Tengah, yang meliputi daerah
lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga
daerah Suriah dan Yordania sekarang.

TUR

IRA
CIPRUS SURIAH
N
LIBANON
IRA
ISRAE

MESIR JORDANI
ARAB

Gambar 1. Kawasan Pertanian Yang Paling Tua

Membangun Pertanian Modern 1


commit to user
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejarah Pertanian digilib.uns.ac.id

Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya


budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuno
seperti emmer), polong-polongan dan alat-alat pengolahnya di
kawasan "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah tersebut.
Berakhirnya zaman es di era Pleistosen sekitar 11.000 tahun
sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan
mengalami musim kering yang lebih panjang yang sangat cocok
bagi mulainya padang, pertanian, dan hutan Kondisi ini mengun-
tungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam
waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya
dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan
dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk
pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak
perlu dilakukan setiap saat. Contoh budaya semacam ini masih
terlihat pada masyarakat yang menerapkan sistem perladangan
berpindah (slash and burn) di Kalimantan dan Papua.
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli pra-
sejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali
berawal di daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia
sekitar 8.000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau dari
pada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56
spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga
menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya
(center of origin). Menurut Vavilov, jenis-jenis tanaman yang per-
tama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley),
buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya, dikembangkan jenis
tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim. Di Tiongkok,
padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum sebagai
padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7.500 SM dan diikuti
dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza
glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika
5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudi-
dayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Etiopia, dan Papua.
Tiga daerah di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-
Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai membudi-
dayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan
Afrika Utara, (pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi
gurun) dan ke timur hingga Asia Timur dan Asia Tenggara.

2 Membangun Pertanian Modern

commit to user
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sejarah Pertanian

Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya


jewawut (millet) dan padi sejak 6.000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah
paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak
1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika
mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal
sama sekali berbeda.
Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat
manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan
peramu) dan merupakan kegiatan peternakan yang pertama kali.
Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah
kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM),
bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau,
mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas
mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah
diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal
semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang.
Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20
ini. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga telah lama
dikenal manusia. Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan
Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya
anggur dan zaitun. Pertanian telah mengubah bentuk-bentuk
kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi
pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan
ketersediaan pangan. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia,
pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan
manusia sebelum revolusi industri.
Sejak itu terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan,
pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian
akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat
yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebu-
dayaan agraris.
Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan
kebudayaan, merupakan zaman yang turut menentukan sistem
pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di
sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada
kuil-kuil, imam, lumbung, dan juru tulis.
Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga
ekonomi berdasar peperangan dan perbudakan. Administrasi

Membangun Pertanian Modern 3


commit to user
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejarah Pertanian digilib.uns.ac.id

untuk surplus yang harus disimpan, mendesak kebutuhan sistem


akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun yang lalu
dengan terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebu-
dayaan. Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun
di bawah banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya,
walaupun sukar didefinisikan secara tepat, memancar ke Siria dan
Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina.
Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman
yang sekarang masih penting untuk persediaan pangan dunia,
yaitu: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur.
Kebudayaan kuno dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria,
Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks
dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-
taman dan kebun-kebun yang beririgasi. Empat ribu tahun yang
lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan beraspal
membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk
memberi pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal
900 tanaman.
Pengetahuan tentang pertanian kuno di manapun tidak lebih
banyak dari pada di Mesir, di mana pasir yang bertiup dari gurun
memelihara data dan catatan dari zaman yang menakjubkan.
Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia sekurang-
kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya
yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah
mediteran.
Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan
cangkul. Cangkul asalnya dari suatu tongkat bercabang yang
lancip dan digunakan dengan gerakan memotong. Bajak kuno
juga hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia (belakangan
oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan masih
banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak
diperbaiki dengan penempelan besi di bagian yang bersinggungan
dengan tanah dan dengan konstruksi yang lebih kuat dan efisien.
Orang-orang Mesir menggunakan berbagai alat potong pada
waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang
paling baik ketika itu.
Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas,
penuh dengan tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam
berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma, anggur,

4 Membangun Pertanian Modern

commit to user
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sejarah Pertanian

ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun,


articoke, bawang putih, perai, bawang bombay, slada, menta,
endewi, cikori, logak, dan berbagai labu. Kebudayaan Mesir
bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia
meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dari Mesir ke
kepulauan Yunani yang sedang muncul. Kebudayaan Mesir jaya,
yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat sekarang,
adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkin-
kan oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali.
Orang Mesir adalah akhli dalam mengembangkan teknik drainase
dan irigasi. Drainase yaitu pembuangan kelebihan air, merupakan
tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal ini meminta pengem-
bangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem pengangkutan
serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada
tanaman secara buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan
pemberian air. Masalah drainase dan irigasi saling menjalin;
pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan
parit untuk menyimpan air dan saluran yang melayani kedua
tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan
air, yang masih dipakai sekarang.
Penemuan yang utama adalah shaduf, yang memungkinkan
menaikkan 2.250 liter air setinggi 18 m tiap hari kerja pria. rang
Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan
dengan seni masak ndustri keramik, pemanggangan, pembuatan
anggur dan penyimpanan pangan. Cara-cara penyimpanan ter-
masuk fermentasi, pembuatan acar, pengeringan, pengasapan dan
pemberian garam. Banyak tanaman dibudidayakan untuk serat,
minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus untuk kertas,
jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka mencipta-
kan jamu-jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan
industri rempah-rempah, wangi-wangian dan kosmetik. Walau-
pun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran
praktek, sikap analitik dan keingintahuannya terhadap alam
benda memberi pengaruh besar pada kemajuan teknolgoi di masa
datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani zaman itu. Dua
buah tulisan terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari
Theopratus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga
abad 17. Dia dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan
tersebut mencakup judul-judul yang beraneka ragam seperti
morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan secara vegetatif,

Membangun Pertanian Modern 5


commit to user
library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sejarah Pertanian digilib.uns.ac.id

6 Membangun Pertanian Modern

commit to user

Anda mungkin juga menyukai