Anda di halaman 1dari 29

GLIKOSIDA SIANOGEN dan

GLUKOSINOLAT

Kelompok 2:
 Anisa Yustikka Putri  Harcika Gayatri Sabtaulina
 Aulia Rahmi  Nurya Indah Lestari
 Febby Febriana Lesta  Ryan Hedi Saputra
Out Line

 Definisi
 Definisi Glikosida Glukosinolat
Sianogen  Sifat Fisika dan
 Sifat Fisika dan
Kimia Glikosida
Kimia
Sianogen Glukosinolat
 Contoh Tanaman  Contoh Tanaman
Glikosida Sianogen Glukosinolat
Definisi Glikosida Sianogen
 Glikosida sianogen adalah senyawa
hidrokarbon yang terikat dengan gugus CN
dan gula.
 Beberapa tanaman tingkat tinggi dapat
melakukan sianogenesis, yakni membentuk
glikosida sianogen sebagai hasil sampingan
reaksi biokimia dalam tanaman.
Struktur Umum Glikosida Sianogen
Glikosida Sianogen Pada Tanaman
 Glikosida sianogen terdistribusi pada lebih
dari 100 famili tanaman berbunga. Senyawa
ini juga ditemukan pada beberapa spesies
paku-pakuan, fungi, dan bacteria.  
 Senyawa glikosida sianogenik yang paling
terkenal diantaranya adalah amigdalin dan
Linamarin
Sifat Kimia Glikosida
 1.  Mudah larut dalam air atau pelarut polar
(metanol, etanol), sedang aglikon larut
dalam pelarut non polar/organik (eter,
kloroform).
 2. Mudah terhidrolisa menjadi glikon dan
aglikon karena adanya asam (mineral) &
enzym (saat tumbuhan mati, luka atau
pertunasan)
Jenis Senyawa Glikosida Sianogenik
Dan Tanamannya
Tanaman yang Mengandung Glikosida
Sianogen
1. Singkong
 Gejala keracunan glikosida sianogen diantaranya
penyempitan kerongkongan, mual, muntah, sakit kepala,
bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.
 Penanganan:
 singkong tipe pahit : dicuci, kulitnya dikupas, dipotong-
potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama
beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu
dibakar atau direbus,
Lanjutan...

 Singkong tipe manis : hanya memerlukan


pengupasan dan pemasakan untuk
mengurangi kadar sianida ke tingkat non
toksik.
2. Pucuk bambu (rebung)

 Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam


golongan glikosida sianogen, sehingga gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong.
Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi
pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk bambu yang akan
dimasak terlebih dahulu kemudian dibuang daun
terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih
dengan penambahan sedikit garam.
3. Biji buah-buahan

Contoh biji yang mengandung glikosida sianogenik adalah

apel, pir, plum, ceri, dan peach. Secara normal,

kehadirannya tidak membahayakan. Namun, ketika biji

segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat tersebut

dapat berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat

racun.

Dosis letal sianida berkisar antara 0,5-3,0 mg/kg bb


Kasus Keracunan Glikosida Sianogen

1. Keracunan tanaman angrung (Trema


orientalis) pada salah satu peternakan di
Kalimantan Timur menyebabkan 26 ekor
kambing otawa mati. Hal ini disebabkan
peternak tidak mengetahui bahwa tanaman
angrung mengandung glikosida sianogen
cukup tinggi dan terdesak kekurangan hijauan
(musim kering), sehingga peternak
memanfaatkan hijauan yang tumbuh di
sekitarnya sebagai pakan.
2. Di Venezuela, terjadi kematian ternak babi
akibat keracunan glikosida sianogen setelah
mengonsumsi ubi kayu pahit asal sisa makanan
anak-anak (umur 8−11 tahun) yang menderita
keracunan, dengan gejala lemah dan sesak nafas
dan warna darahnya merah terang (Espinoza et
al. 1992).
Definisi Glukosinolat
 Glukosinolat adalah kelas senyawa organik
yang mengandung sulfur dan nitrogen serta
diturunkan dari glukosa dan asam amino.
 Glukosinolat merupakan metabolit sekunder
hampir seluruh tanaman dalam ordo
Brassicales (Bones and Rossiter, 1996)
 Glukosinolat merupakan molekul yang
dibentuk dari protein dan karbohidrat. Zat
tersebut bersifat hidrofilik.
 Glukosinolat dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yakni :
 a.Glukosinolat alifatik (contoh: sinigrin),
terbentuk dari asam amino alifatik (biasanya
metionin),
 b.Glukosinolat aromatik (contoh: sinalbin),
terbentuk dari asam amino aromatik (fenilalanin
atau tirosin) dan
 c.Glukosinolat indol, yang terbentuk dari asam
amino indol (triptofan).
Tumbuhan dengan glukosinolat

 Glukosinolat terjadi di berbagai tanaman


yang dapat dimakan seperti kubis ( kubis
putih, kubis Cina, brokoli ) selada air, dan
lobak dimana produk pemecahan sering
berkontribusi bagian penting dari rasa
yang khas. Glukosinolat juga ditemukan
dalam biji tanaman sesawi hitam.
Kubis
 Divisi : Magnoliopyta
 Kelas : Maghnoliopsida
 Jenis : Brassica oleracea L

 Kubis bersifat antikanker, antioksidan,


antiplatelet, aterosklerosis, DM,
antihyperlipid. Glukosinolat pada kubis
mempunyai aktifitas antibakteri
Brokoli
 Jenis : Brassica oleracea var italica)
 Dengan kandungan glucoraphanin yang sangat
tinggi, bermanfaat untuk mencegah dan mengobati
penyakit jantung
 Menjaga kesehatan tulang dan gigi
 Mampu mengendalikan kadar gula dalam darah
Selada
 Kelas : Magnoliopsida
 Jenis : Nasturtium microphyllum

 Selada merupakan tanaman yang kaya akan


sulfur, nitrogen, dan yodium. Maka dapat
digunakan sebagai pencuci darah dan merupakan
Tonic terhadap penyembuhan gangguan liver dan
ginjal.
Lobak
 Famili : Brassicaceae
 Species : Raphanus sativus L.

 Lobak dapat digunakan sebagai obat


gangguan ginjal dan demam, selain itu dapat
mengurangi lendir dalam kerongkongan serta
mengobati radang sehingga baik untuk obat
batuk.
Sesawi hitam, black mustard, atau Brassica nigra (L.)
 Biji yang telah dilepas cangkangnya digunakan
sebagai penekan batuk dan mengatasi infeksi saluran
pernapasan bagian atas (ISPA) sebelum
digunakannya obat-obatan modern.
Beberapa jenis tanaman di Indonesia yang mengandung senyawa metabolit sekunder

1. Tanaman Alpukat
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Jenis : Persea americana Mill

 Buah mengandung saponin, flavonoid, tanin, niacin memiliki aktivitas


antioksidan yang dapat melindungi pembuluh darah arteri dari kerusakan
akibat timbunan kolesterol LDL juga mempengaruhi aktivitas enzim
lipoprotein lipase sehingga terjadi penurunan kolesterol total, kolesterol
LDL, dan trigliserida.

 Sedangkan daun mengandung polifenol, alkaloid, flavonoid, dan saponin


(Sudarsono dkk, 2002) yaitu dapat mempresipitasikan protein selaput
lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga
menghambat penyerapan glukosa sehingga laju peningkatan glukosa
darah tidak terlalu tinggi.
2. Tanaman Sereh Wangi

 Divisi     :  Spermatophyta
 Kelas           :  Angiospermae
 Jenis       :  Cymbopogon nardus

 Mempunyai metabolit sekunder antara lain saponin, tanin,


kuinon, dan steroid. Fungsinya sebagai bentuk penyimpanan
karbohidrat, dan merupakan waste product dari metabolisme
tumbuh-tumbuhan.

 Memiliki senyawa antrakuinon dan kuinon mempunyai


kemampuan sebagai anti biotik dan penghilang rasa sakit serta
merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit (Kristiana,
2008).
3. Tanaman Mahkota Dewa

 Divisi                     : Magnoliophyta
 Kelas                     : Magnoliopsida
 Jenis                      : Achalypha indica L.

 Daunnya, digunakan dengan cara merebusnya untuk


mengobati disentri, alergi, dan tumor.

 Kulit dan daging buah juga sering digunakan untuk


pengobatan flu, rematik dan kanker rahim. Dalam daun
dan kulit buahnya terkandung alkaloid, terpenoid,
saponin dan flavonoid.
4. Tanaman Anting-anting

 Divisi                     : Magnoliophyta
 Kelas                     : Magnoliopsida
 Jenis                      : Achalypha indica L.

  Masyarakat  sering  menggunakan  tanaman  anting-
anting  sebagai tanaman untuk menyembuhkan penyakit
disentri basiler dan disentri amuba, diare, mal nutrisi,
mimisan, muntah darah, buang air besar berdarah, malaria
(Arisandi, 2008)
 Kartika (2004) menyebutkan bahwa tanaman anting-anting
mengandung saponin, tanin, flavonoid, acalyphine, dan
minyak atsiri.
 Wijaya kusuma (2006) menyebutkan bahwa tanaman anting-
anting mengandung alkaloid, acalyphine, dan asam galat.
5. Tanaman Wudani

 Kelas : Equisetopsida
 Family : Combretaceae
 Species : Quisqualis indica Linn
 Beberapa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, glikosida,
glikolipid, polisakarida, peptidoglikan, karbohidrat, asam amino,
dan saponin didapatkan dari tanaman wudani menunjukkan
aktivitas hipoglikemik (Prabhakar dan Doble, 2008).
 Secara tradisional tanaman ceguk (wudani/quisqualis indica Iinn)
mempunyai khasiat menyembuhkan penyakit cacing kremi,
cacing gelang, cacing tambang, sakit kepala, sakit telinga,
gangguan jamur pada kulit, perut kembung, mencret dan penyakit
ginjal.

Anda mungkin juga menyukai