Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI

JARINGAN PENGUAT

Oleh :
Kelas : F
Kel : 6
PRI RIZNAYA

200110120328

REVI MOCH. A. H

200110120329

WAHYU INDRIA

200110120330

REFI RINALDI

200110120331

SARAH SHABIRAH

200110120332

HENRY ADHI K.

200110120333

DELIA YUNIARTI

200110120334

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2012

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Jenis-jenis jaringan pada
tumbuhan antara lain: jaringan meristem, jaringan epidermal, jaringan dasar dan
jaringan pembuluh.
Tumbuhan yang kita lihat dapat kokoh dan tegak merupakan salah satu
akibat salah satu jaringan dasar pada tumbuhan. Yaitu jaringan penguat, jaringan
ini terdiri dari jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
Contoh tumbuhan yang mudah kita temui adalah rumput gajah. Rumput
ini dapat berdiri kokoh karena ditunjang jaringan penguat. Dalam bidang
peternakan rumput ini digunakan sebagai pakan ternak.

1.2. Maksud dan Tujuan


Untuk mengetahui struktur jaringan penguat dan mengidentifikasi
kandungan zat yang ada di dalam jaringan penguat yang terdapat pada rumput
gajah sebagai salah satu bahan pakan ternak.

1.3. Identifikasi Masalah


Struktur jaringan penguat dan kandungan zat yang ada di dalam jaringan
penguat yang terdapat pada tumbuhan rumput gajah sehingga dimanfaatkan
sebagai salah satu pakan ternak.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Jaringan penguat merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang
bentuk tumbuhan untuk dapat berdiri dengan kokoh. Selain itu, jaringan ini
memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Jaringan penguat terdiri dari kolenkima
dan sklerenkima.
2.1. Kolenkim
Secara ontogeni, kolenkima berkembang dari sel-sel memanjang yang
mirip prokambium. Kolenkima terdiri atas sel-sel hidup yang lebih kurang
memanjang, yang pada umumnya mempunyai dinding yang menebal tidak rata.
Jaringan ini berfungsi sebagai jaringan penunjang dalam organ yang mulai
tumbuh. Kolenkima dapat juga berlignin dan dindingnya menebal, sehingga
berakibat terjadinya pembentukan sklerenkima (A.Fahn, 1992).

Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin akan lebih tebal.


Dinding selnya terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa,
tetapi tidak menandung lignin. Senyawa pektinnnya bersifat hidrofil sehingga
dinding kolenkim banyak mengandung air. Pada banyak tumbuhan, kelompok sel
parenkima yang memanjang sehingga menjadi seperti kolenkima terdapat di
bagian luar berkas floem dan juga di sebelah dalam dari xylem atau bahkan
sebagai pembungkus yang mengelilingi seluruh ikatan pembuluh. Ada tiga tipe
utama kolenkima yang dapat dibedakan.

Kolenkima menyudut (angular), yaitu dengan penebalan dinding sel


terjadi secara membujur di sudut-sudut sel.
Kolenkima lamellar, dalam hal ini penebalan terutama terjadi pada
dinding tangensial selnya.
Kolenkima langular, dengan penebalan di bagian dinding sel yang
menghadap ke ruang interselular.
2.2. Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan penyokong yang terdapat pada
organ tubuh yang telah dan terdiri dari sel-sel mati. Jaringan ini juga melindungi
bagian-bagian lunak yang lebih dalam serta merupakan jaringan penguat dengan
dinding sekunder yang tebal. Umumnya jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin
dan tidak mengandung protoplas. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat serat
sklerenkim (fiber) dan sel sel batu (sklereid)

a. Serabut Sklerenkim ( Sel Serat )


Serabut skelrenkim merupakan sel-sel yang panjang dan sempit yang berujung
runcing. Sel-sel ini biasanya berkumpul menjadi sebuah jalur panjang, sementara
ujung-unjungnya yang runcing bertumpang tindih dan menyatu dengan kuat.
Berdasarkan asal mula pembentukannya serabut sklerenkim berasal dari sel-sel
meristem dan lebih sering ditemukan pada daerah jaringan pembuluh. Serat
serat sklerenkim pada tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat saat
terhentinya pertumbuhan organ organ pada tumbuhan.
Ada dua macam jenis serat sklerenkim (fiber) yaitu:

1. Serat di luar xilem (Ekstraxilari) serat ekstraxilari ada yang berlignin ada
juga yang tidak.
2. Serat Xilem (Xilari) jenis serat ini merupakan komponen utama kayu
karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya
keras dan kaku.
a. Sklereid
Sklereid merupakan sel-sel tumbuhan yang telah mati, berbentuk bulat,
dan berdinding keras yang tahan terhadap tekanan. Berdasarkan asal mula
pembentukannya. Sklereid berkembang dari sel parenkim. Sklereid dapat
dijumpai dalam keadaan tunggal atau berkelompok kecil diantara sel-sel lain.
3.3. Rumput Gajah

III. PEMBAHASAN
Tanaman disusun oleh beberapa jenis jaringan, salah satunya jaringan
penguat. Disebut jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan
kuat. Jaringan penguat terdiri dari jaringan kolenkima dan jaringan sklerenkima.
Jaringan kolenkima adalah jaringan penguat pada organ tubuh muda.
Kolenkima tersusun atas sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif. Dinding
sel kolenkima terdiri atas lapisan-lapisan berselang-seling yang kaya akan
selulosa dan miskin akan persenyawaan pektin. Pada material segar kandungan
air seluruh dinding sel sekitar 67%.
Sedangkan jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan
seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian
korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem. Jaringan sklerenkim pada
bagian keras biji dan buah berupa sklereida
Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami,
dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah
sebagai alat penyokong dan pelindung.
Salah satu jaringan penguat yaitu kolenkim memiliki selulosa yang tebal
karena mengalami penebalan pada dindingnya, terutama pada bagian sudutsudutnya. Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat
berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang
berlignin.

IV. KESIMPULAN

Dari pemaparan isi makalah di atas, kami dapat menyimpulkan


bahwa

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai