Anda di halaman 1dari 2

Nama : Restu roby islamiaty

Nim : 17010153
UAS Psikologi & Ilmu komunikasi

Jawaban :
1. Manfaat mempelajari ilmu psikologi dan komunikasi
a) Manfaat pertama yang didapatkan yaitu kita sebagai tenaga kefarmasian dapat
menerapkan gaya komunikasi dalam ilmu psikologi agar pesan atau informasi yang
disampaikan akan menjadi lebih mudah dipahami oleh pasien.
b) Meminimalisir persepsi yang salah
Dapat meminimalisir terjadinya suatu kesalaham dalam penyampaian informasi,
karena tidak semua pasien atau komunikan mampu mencerna segala informasi yang
diberikan.
c) Mudah dalam meyakinkan pasien
Kita dapat lebih mudah membuat pasien percaya tentang informasi yang kita berikan
Contohnya seperti ketika pasien ingin membeli suatu obat lalu obat tersebut stoknya
kosong dan adapun obat dengan zat aktif yang sama namun dengan merk yang berbeda,
disinilah ilmu psikologi dan komunikasi berguna dalam menjelaskan, seperti
memberikan konseling agar pasien mengerti dan dapat lebih memahami.

2. Penerapan pendekatan humanistik dalam bidang farmasi dapat meliputi


a) Mendengarkan untuk memahami tentang hal yang pasien bicarakan
b) Mendengarkan melalui sudut pandang pasien
c) Tidak hanya mendengarkan pasien dengan telinga tetapi juga dengan mata dan hati
d) Memberikan pertanyaan kepada pasien terkait penjelasan obat yang dokter berikan
e) Meminta pasien untuk mengulang intruksi agar tidak ada pesan yang terlewat
f) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya apabila masih ada yang belum
dipahami.

3. KASUS :
Seorang pasien laki-laki datang ke apotek hendak membeli faktu suppositoria, ia memiliki
keluhan wasir dan oleh saudaranya yang berprofesi sebagai bidan menyarankannnya untuk
membeli obat tersebut, pada saat itu pasien langsung berbicara kepada asisten apoteker yang
berada di apotek “mba mau faktu supp” kemudian asisten apoteker tersebut memberikannya 3
buah faktu supp sambil menjelaskan dipakai sehari 3 kali, pasien tersebut membeli pada siang
hari dan pada malam harinya pasien tersebut kembali lagi dan menceritakan keluhannya
mengapa obat tersebut tidak berefek dan dia bilang pada saat mengkonsumsi faktu supp tersebut
terasa seperti sabun, apotekerpun kaget dan memberitahukan bahwa obat tersebut di masukan
melalui anus bukan dikonsumsi secara oral, dan alasan asisten apoteker tidak memberitahukan
cara pemakaiannya melalui anus karena ia fikir pasien tersebut sudah tau karena menyebutkan
merk dagang suppositoria tersebut dan oleh apoteker pasien tersebut diberikan susu agar dapat
menetralisir efek samping dari suppositoria yang dikonsumsi melalui oral.
Pada kasus tersebut kegagalan tenaga kefarmasian disini tidak memberikan informasi,
konseling yang lengkap tentang penggunaan obat sehingga efek terapi obat yang diinginkan
tidak tercapai dan malah membahayakan pasien tersebut. Seharusnya ia memberikan konseling
terlebih dahulu agar dapat menghindari kesalahan cara pakai obat dan efek terapi yang
diinginkanpun tercapai.
4. Sebaiknya kita sebelum memberikan konseling terhadap pasien tersebut, kita dapat
memberikan pasien yang bersangkutan three prime questions terlebih dahulu seperti
a) Bagaimana penjelasan dokter tentang obat tersebut?
b) Bagaimana penjelasan dokter tentang cara pakai obat?
c) Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah meminum obat?

agar kita dapat mendengarkan dan memahami melalui sudut pandang pasien mengapa
obat tersebut diminum setelah makan, selanjutnya kita lakukan show and tell & open
ended question yaitu beritahukan kepada pasien bahwa obat ini akan menempel
dibagian lambung atau usus yang luka dan melindunginya dari asam lambung, enzim
pencernaan, dan garam empedu. maka cara meminum sucralfat dengan hasil yang lebih
baik dapat diminum 2 sendok makan 2- 4 kali sehari dalam keadaan perut kosong atau
1 jam sebelum makan apabila pasien tersebut tetap ingin mengkonsumsi setelah makan,
dapat diberitahukan obat tersebut dapat digunakan 2 jam setelah makan. Kemudian kita
berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada yang masih belum paham.

5. Pelayanan kefarmasian di Indonesia menurut saya masih kurang dari negara ASEAN lainnya,
mulai dari aspek pemberian informasi yang terlalu terburu-buru, tidak lengkap dan kurang
dipahami, apalagi yang menerima penjelasan adalah orang yang sudah lanjut usia, sebaiknya
dilakukan verivikasi ulang agar kita sebagai tenaga kefarmasian tahu bahwa informasi yang
disampaikan dipahami oleh pasien agar dapat mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat,
begitu pula dalam melayani pasien kebanyakan tenaga farmasi kurang memberikan senyum
kepada pasien, senyum menjadikan kita lebih menarik, karena penampilan yang rapi dan
menarik merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai