(Antihipertensi)
KELOMPOK 4 :
1. Restu roby islamiaty (17010153)
2. Ade irma nuryani (18010146)
3. Ayu fitrianis (18010108)
4. Deden permana (18010110)
5. Dwi irma sari (18010116)
6. Lidya kristin marbun (18010122)
7. Nida azizah (18010129)
8. Reza tri setya wardana (18010134)
SI REGULER KHUSUS A
A. Pengertian
Anti hipertensi merupakan jenis pengobatan baik oral maupun parenteral, yang
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi ( Hipertensi ). Cara mengetahu
tinggi tidaknya tekanan darah seseorang adalah dengan mengetahui terlebih dahulu
tekanan darahnya, yaitu dengan mengambil dua ukuran yang umumnya diukur dengan
menggunakan alat yang disebut dengan tensimeter, kemudian diketahui tekanan
darahnya. Contoh 120/80 mmHg, angka 120 menunjukkan tekanan darah atas
pembuluh arteri dari denyut jantung yang disebut tekanan darah sistolik, kemudian
angka 80 merupakan tekanan darah bawah saat tubuh sedang beristirahat tanpa
melakukan aktivitas apapun yang disebut dengan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari
90 mmHg.
b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
2. Antagonis Reseptor- Beta
Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan
curah jantung.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Antagonis Reseptor
Beta :
a. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan
aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,
kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes
mellitus, bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi
bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam
urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA
meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang
diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini
menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi
perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun
dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine sehingga volume
plasma dan curah jantung menurun.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori ACE inhibitor :
a. Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin
dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada penderita dengan
riwayat angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia,
pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika.
Tidak boleh diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin
atau preparat nitrat lain. Indometasin dan AINS lainnya menurunkan
efek obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
b. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu,
mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi
aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil,
hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia,
pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic.
Indomitasin meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat
bila diberikan bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr
c. Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu,
mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor dan sekresi
aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas.
Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut,
bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika.
Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
6. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada kategori Vasodilator :
a. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi
perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka
merah, kulit kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.