Jantung dan tekanan darah, sehingga kebutuhan oksigen miokardial berkurang dan nyeri iskemik dapat dihilangkan. β-bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedangkan terhadap angina varian efeknya tidak teratur. Pada pengoobatan jangka panjang β-bloker dapat menurunkan kematian akibat serangan jantung akut. Efek samping yang ditimbulkan oleh β-bloker antara lain mual, diare, kelesuan dan kelelahan. Efek samping pada sistem kardiovaskular antara lain adalah payah jantung kongestif, bradikardia, hipotensi, pemblokan jantung dan paresthesia. Berdasarkan keselektifan terhadap jantung β-bloker dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Selektif memblok reseptor β1, contoh : asebutolol, atenolol dan metoprolol tatrat b. Bekerja memblok reseptor β1 dan β2, contoh : alprenolol, karteolol, propranolol, nadolol, aksprenolol dan pindolol.
3. Antagonis Kalsium Membran
Antagonis kalsium membrane menghambat secara selektif pemasukan ion kalsium luar ke dalam membrane sel miokardial, melalui saluran membrane. Golongan ini efektif untuk pengobatan angina pektoris karena stress dan angina varian. Beberapa diantaranya juga digunakan untuk pengobatan aritmia jantung tertentu dan hipertensi. Pada angina klasik, golongan ini dapat mengurangi kebutuhan oksigen miokardial, meskipun demikian turunan nitrat dan β-bloker tetap merupakan obat pilihan pertama. Pada angina varian, obat golongan ini dapat meringankan gejala dengan memperbesar pasokan oksigen miokardial dan efeknya lebih baik dibanding β- bloker. Efek samping yang ditimbulkan antara lain takikardia atau bradikardia, sakit kepala, lesu, lelah, mual, pusing, hipotensi, kram kaki, gangguan lambung dan reaksi dermatologis. Mekanisme kerja antagonis kalsium membrane Antagonis kalsium membrane dapat menimbulkan efek oleh interaksinya dengan reseptor spesifik. Kerja utamanya adalah menghambat pemasukan ion kalsium keluar sel, melalui saluran membran kalsium, kedalam sel. Ion kalsium mempunyai peran penting dalam memelihara fungsi jantung dan jaringan otot polos vascular. Kekurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot polos vascular coroner akan menyebabkan vasodilatasi jaringan sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung dan kontraksi miokardial serta melambatnya konduksi atrioventrikular. Mekanisme kerja yang lain adalah menghalangi secara selektif penyebab vasokontriksi, dengan merangsang postsinaptik reseptor β2 dalam buluh vascular atau secara langsung menunjukan efek pada jaringan miokardial. Berdasarkan struktur kimia antagonis kalsium membrane dibagi menjadi empat kelompok, yaitu turunan alkilarilamin, turunan fenildihidropiridin, turunan piperazin dan turunan verapamil. a. Turunan Alkilarilamin Contoh : diltiazem HCl dan benziklan hydrogen fumarat . 1. Diltiazem HCl (Dilticor, Farmabes, Hesbesser), digunakan sebagai antihipertensi, kadang-kadang dikombinasi dengan obat diuretic. Diltiazem diabsorpsi dengan cepat dalam lambung, dengan cepat mengalami metabolism lintas pertama, sehingga ketersediaan hayatinya relative rendah ± 40%. Setelah pemberian secara oral, kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam ± 3-5jam, dengan waktu paro eliminasi ± 5 jam. Dosis : 60 mg 3 dd. 2. Bensiklan hydrogen fumarat (Fludilat), digunakan terutama untuk memperbaiki gejala-gejala derah otak, tungkai kaki dan tangan, yang disebabkan oleh gangguan peredaran arteri. Bensiklan diabsorpsi dengan sempurna dalam lambung. Pada pemberian secara oral, efek obat akan berakhir setelah ± 6-8 jam. Dosis : 100-200 mg 3 dd.